Anda di halaman 1dari 9

KONSEP BERDASARKAN EPIDEMIOLOGI

DI KELURAHAN PETUK KATIMPUN, KECAMATN JEKAN RAYA


KOTA PALANGKA RAYA, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

OLEH :
1. IRVANI KHAIRUNNISA
2. NORAHMAH
3. REZTA NOVA
KELAS : IVA

AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RAYA


PALANGKA RAYA
TAHUN 2015

I. LATAR BELAKANG
a. Geografi

Kelurahan Petuk Katimpun bawah merupakan kawasan kecamatan Jekan Raya kota
Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Kelurahan Petuk Katimpun yaitu terletak
10 Km dari pusat Kota Palangka Raya.Suku yang mendiami kelurahan Petuk Katimpun
yaitu suku Dayak, suku Banjar, suku Jawa,suku Bali,suku Batak, dan suku Flores.
Pekerjaan Mata pencarian penduduk yaitu bertani,nelayan,pedagang dan PNS.BatasBatas Kelurahan Petuk Katimpun yaitu hingga km 16 dan batas desa adalah Desa Marang
dan Kelurahan Bukit Tunggal.
b. Jumlah Penduduk
RT

Laki-Laki

Perempuan

RT 01
RT 02
RT 03
RT 04
RT 05
RT 06
RT 07
Jumlah

112
138
136
146
167
193
121
1013

101
126
137
149
144
246
201
1104

Kelompok

Kelompok

Jumlah

Jumlah

Ibu
51
60
77
93
98
105
95
579

Balita
32
43
41
37
47
62
51
315

Jiwa/RT
213
264
273
295
311
439
322
2117 Jiwa

KK/RT
54
65
76
92
93
98
94
572 KK

c. Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin


Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Petuk Katimpun RT.01/RW.01
yaitu :
Laki-Laki: 1013 Orang
Perempuan : 1104 Orang
d. Jumlah Kelompok Ibu
= 579 orang
e. Jumlah Kelompok Balita
= 313 orang
f. Jumlah berdasarkan Penyakit 3 Terbesar
1. ISPA
2. Diare
3. DBD
g. Jumlah berdasarkan Penyebab Penyakit Terbesar Ibu dan Anak
a. ISPA

RT

Jumlah
Kelompok
Ibu

Jumlah
Kelompok
Balita

penderita

penderita

ISPA
2
3
1
2
2
1
3
14

ISPA
5
5
5
2
5
9
8
39

01
02
03
04
05
06
07
Jumla
h
b. Diare

RT

Jumlah
Kelompok
Ibu

Jumlah
Kelompok
Balita

penderita

penderita

Diare
01
02
03
04
05
06
07
Jumla

3
2
1
2
1
9

Diare
5
6
2
2
2
4
2
23

c. DBD
RT

Jumlah
Kelompok
Ibu

Jumlah
Kelompok
Balita

penderita

penderita

DBD
01
02
03
04
05
06
07
Jumla

2
2
2
6

DBD
1
2
3
6

II. Konsep
1. Konsep Epidemiologi deskriptif
Kelurahan Petuk Katimpun merupakan salah satu kelurahan yang masuk kawasan
Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.
Kelurahan ini terdiri atas.7 RT.
Yang penduduknya berjumlah 2117 jiwa terdiri atas 1013 jiwa laki-laki,1104 jiwa
perempuan,579 jiwa kelompok ibu,313 jiwa kelompok balita dan 572 KK. Mata
pencarian penduduk di Kelurahan Petuk Katimpun yaitu pertanian,
nelayan,peternakan dan PNS.
Berdasarkan data dari Puskesmas Jekan Raya dan pustu, maka di Kelurahan Petuk
Katimpun terdapat 3 penyakit yang terbesar yang terjadi di daerah tersebut yaitu :

Jumlah Penderita 3 Penyakit Terbesar

RT

01
02
03
04

Jumlah

Jumlah

Jumlah

Penderit

Penderita

a ISPA
9
10
7
6

Diare
10
9
2
2

Penderita
DBD
2
1
1

05
06
07
Jumla

8
11
13
64

3
8
3
37

1
5
6
16

1. Jumlah Penderita Penyakit ISPA berdasarkan Rasio


RT

Jumlah
LakiLaki

Jumlah
Perempuan
Penderita
ISPA

Penderita
ISPA
01
02
03
04
05
06
07
Jumla

5
4
2
3
3
6
8
31

4
6
5
3
5
5
5
33

2. Jumlah Penderita Penyakit Diare berdasarkan Rasio


RT

Jumlah

Jumlah
Perempuan

LakiLaki

Penderita
Diare

Penderita
Diare
01
02
03
04
05
06
07
Jumla

4
5
1
1
1
3
2
17

6
4
1
1
2
5
1
20

3. Jumlah Penderita Penyakit DBD berdasarkan Rasio


RT

Jumlah
LakiLaki

01
02
03
04
05
06
07
Jumla

Penderita
DBD
1
1
1
3
3
9

Jumlah
Perempuan
Penderita
DBD
1
1
2
3
7

2. Konsep Epidemiologi Analitik


1) ISPA
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, yakni
infeksi yang menyerang saluran pernafasan mulai dari bagian sinus,
tenggorokan, saluran udara atau paru-paru yang umumnya terjadi selama

14 hari. Penyakit ini biasanya terjadi pada musim pancaroba yang


mengakibatkan meningkatnya sirkulasi virus di udara.
a. Gejala ISPA
Penyakit ISPA bisa ditandai melalui beberapa gejala seperti batuk, sesak
nafas, pilek, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, suara serak dan
lemas.
c. Penyebab ISPA
Penyebab ISPA bisa terjadi karena serangan mikroorganisme virus, bakteri
dan jamur.
1. Debu dan ASAP
Saat musim kemarau Kelurahan Petuk Katimpun menjadi salah satu
tempat kebakaran lahan yang terjadi, yang disengaja maupun tidak
disengaja sehingga asap dari pembakaran lahan tersebut menyebabkab
terjadinya ISPA yang masuk ke lapisan mukosa hingga terdorong menuju
faring karena tidak dapat disaring oleh rambut yang ada pada hidung.
2. Perokok aktif dan pasif
Hal ini tentu juga berlaku untuk perokok penyebab lainnya yang bisa
menyebabkan ISPA semakin meningkat adalah kebiasaan merokok terjadi
karena asap yang timbul dari rokok membuat orang yang menghirup asap
tersebut dalam saluran pernafasan menjadi rusak sedikit demi sedikit.
2) Diare
Diare ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan atau buang air
besar (BAB) dengan frekuensi yang lebih sering dibandingkan dengan
biasanya. Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau
minuman yang terkontaminasi.Penyebab diare yang terjadi di Kelurahan
Petuk Katimpun berdasaran laporan pustu di RT 01 dan RT 02 terdapat
warga yang masih mengkonsumsi air tanpa direbus untuk kebutuhan
terutama untuk minum. Sehingga menimbulkan infeksi usus. Infeksi usus
sendiri terjadi karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang kotor
dan terkontaminasi. Mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksi
usus adalah bakteri, parasit, dan virus seperti norovirus dan rotavirus.

3) DBD
Penyebab DBD adalah virus dengue dan menyebar ke manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti. DBD tidak bisa menular langsung dari
seseorang ke orang lain tanpa perantara nyamuk tersebut. Nyamuk Aedes
aegypti biasanya berkembang biak di daerah yang memiliki iklim lembap
dan hangat. Ciri-ciri spesifik dari gejala DBD, yaitu demam tinggi hingga
mencapai 41 derajat celsius, sakit kepala, nyeri sendi, otot, dan tulang,
hingga rasa sakit di belakang mata. Penyebab DBD di Kelurahan Petuk
Katimpun adalah karena kawasan pemukiman yang padat dan dan masih
banyak warga yang membuang sampah sembarangan.
3. Konsep Epidemiologi Eksperimental
Dari kasus diatas telah dijabarkan secara epidemiologi deskriptif dan
epidemiologi analitik, selanjutnya kasus tersebut perlu dilakukan perbandingan
kelompok yang menderita penyakit dengan kelompok orang yang tidak menderita
penyakit (kontrol), untuk mengetahui secara pasti faktor yang mempengaruhi
penyakit ISPA tersebut. Setelah dibandingkan antara kelompok yang menderita
penyakit dengan kelompok kontrol yang tidak menderita penyakit. Maka
didapatkan hasil penyebab ISPA yang terjadi adalah kebiasaan penduduk
membakar lahan pada musim kemarau berdampak pada kesehatan masyarakat
yaitu ISPA. Maka petugas kesehatan bekerja sama dengan TSAK (Tim Serbu Api
Kelurahan) untuk menagulangi masalah kebakaran lahan yang akan berdampak
pada buruknya kesehatan masyarakat.
Menurut data puskesmas tahun 2012-2015 dengan adanya TSAK (Tim Serbu Api
Kelurahan) sangat membantu untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan, lahan
dan sekaligus membantu dalam menurunkan angka kejadian ISPA di wilayah
Kelurahan Petuk Katimpun.
4. Kesimpulan
Dari keterangan diatas kasus ISPA terbesar berada di RT.07 hal tersebut
terjadi karena di kawasan RT. 07 mata pencaharian penduduknya yaitu

bertani, umumnya para petani membakar lahan untuk membuat lahan

pertanian yang baru sehingga terjadinya asap yang menimbulkan ISPA.


Dari keterangan diatas kasus diare terbesar berada di RT.01 hal tersebut
umumnya terjadi karena tercemarnya air sungai sehingga sebagian warga

yang mengkonsumsi air sungai tanpa dimasak banyak menderita diare.


Dari keterangan diatas kasus DBD terbesar berada di RT.02 hal tersebut
terjadi karena masih kurangnya pengetahuan warga tentang pola
kebersihan sebab masih banyak warga yang membuang sampah dikawasan
tempat tinggal dan disungai sehingga hal tersebut menjadi sarang nyamuk
yang akibatnya menjadi nyamuk DBD.

Anda mungkin juga menyukai