OLEH :
1. IRVANI KHAIRUNNISA
2. NORAHMAH
3. REZTA NOVA
KELAS : IVA
I. LATAR BELAKANG
a. Geografi
Kelurahan Petuk Katimpun bawah merupakan kawasan kecamatan Jekan Raya kota
Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Kelurahan Petuk Katimpun yaitu terletak
10 Km dari pusat Kota Palangka Raya.Suku yang mendiami kelurahan Petuk Katimpun
yaitu suku Dayak, suku Banjar, suku Jawa,suku Bali,suku Batak, dan suku Flores.
Pekerjaan Mata pencarian penduduk yaitu bertani,nelayan,pedagang dan PNS.BatasBatas Kelurahan Petuk Katimpun yaitu hingga km 16 dan batas desa adalah Desa Marang
dan Kelurahan Bukit Tunggal.
b. Jumlah Penduduk
RT
Laki-Laki
Perempuan
RT 01
RT 02
RT 03
RT 04
RT 05
RT 06
RT 07
Jumlah
112
138
136
146
167
193
121
1013
101
126
137
149
144
246
201
1104
Kelompok
Kelompok
Jumlah
Jumlah
Ibu
51
60
77
93
98
105
95
579
Balita
32
43
41
37
47
62
51
315
Jiwa/RT
213
264
273
295
311
439
322
2117 Jiwa
KK/RT
54
65
76
92
93
98
94
572 KK
RT
Jumlah
Kelompok
Ibu
Jumlah
Kelompok
Balita
penderita
penderita
ISPA
2
3
1
2
2
1
3
14
ISPA
5
5
5
2
5
9
8
39
01
02
03
04
05
06
07
Jumla
h
b. Diare
RT
Jumlah
Kelompok
Ibu
Jumlah
Kelompok
Balita
penderita
penderita
Diare
01
02
03
04
05
06
07
Jumla
3
2
1
2
1
9
Diare
5
6
2
2
2
4
2
23
c. DBD
RT
Jumlah
Kelompok
Ibu
Jumlah
Kelompok
Balita
penderita
penderita
DBD
01
02
03
04
05
06
07
Jumla
2
2
2
6
DBD
1
2
3
6
II. Konsep
1. Konsep Epidemiologi deskriptif
Kelurahan Petuk Katimpun merupakan salah satu kelurahan yang masuk kawasan
Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.
Kelurahan ini terdiri atas.7 RT.
Yang penduduknya berjumlah 2117 jiwa terdiri atas 1013 jiwa laki-laki,1104 jiwa
perempuan,579 jiwa kelompok ibu,313 jiwa kelompok balita dan 572 KK. Mata
pencarian penduduk di Kelurahan Petuk Katimpun yaitu pertanian,
nelayan,peternakan dan PNS.
Berdasarkan data dari Puskesmas Jekan Raya dan pustu, maka di Kelurahan Petuk
Katimpun terdapat 3 penyakit yang terbesar yang terjadi di daerah tersebut yaitu :
RT
01
02
03
04
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Penderit
Penderita
a ISPA
9
10
7
6
Diare
10
9
2
2
Penderita
DBD
2
1
1
05
06
07
Jumla
8
11
13
64
3
8
3
37
1
5
6
16
Jumlah
LakiLaki
Jumlah
Perempuan
Penderita
ISPA
Penderita
ISPA
01
02
03
04
05
06
07
Jumla
5
4
2
3
3
6
8
31
4
6
5
3
5
5
5
33
Jumlah
Jumlah
Perempuan
LakiLaki
Penderita
Diare
Penderita
Diare
01
02
03
04
05
06
07
Jumla
4
5
1
1
1
3
2
17
6
4
1
1
2
5
1
20
Jumlah
LakiLaki
01
02
03
04
05
06
07
Jumla
Penderita
DBD
1
1
1
3
3
9
Jumlah
Perempuan
Penderita
DBD
1
1
2
3
7
3) DBD
Penyebab DBD adalah virus dengue dan menyebar ke manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti. DBD tidak bisa menular langsung dari
seseorang ke orang lain tanpa perantara nyamuk tersebut. Nyamuk Aedes
aegypti biasanya berkembang biak di daerah yang memiliki iklim lembap
dan hangat. Ciri-ciri spesifik dari gejala DBD, yaitu demam tinggi hingga
mencapai 41 derajat celsius, sakit kepala, nyeri sendi, otot, dan tulang,
hingga rasa sakit di belakang mata. Penyebab DBD di Kelurahan Petuk
Katimpun adalah karena kawasan pemukiman yang padat dan dan masih
banyak warga yang membuang sampah sembarangan.
3. Konsep Epidemiologi Eksperimental
Dari kasus diatas telah dijabarkan secara epidemiologi deskriptif dan
epidemiologi analitik, selanjutnya kasus tersebut perlu dilakukan perbandingan
kelompok yang menderita penyakit dengan kelompok orang yang tidak menderita
penyakit (kontrol), untuk mengetahui secara pasti faktor yang mempengaruhi
penyakit ISPA tersebut. Setelah dibandingkan antara kelompok yang menderita
penyakit dengan kelompok kontrol yang tidak menderita penyakit. Maka
didapatkan hasil penyebab ISPA yang terjadi adalah kebiasaan penduduk
membakar lahan pada musim kemarau berdampak pada kesehatan masyarakat
yaitu ISPA. Maka petugas kesehatan bekerja sama dengan TSAK (Tim Serbu Api
Kelurahan) untuk menagulangi masalah kebakaran lahan yang akan berdampak
pada buruknya kesehatan masyarakat.
Menurut data puskesmas tahun 2012-2015 dengan adanya TSAK (Tim Serbu Api
Kelurahan) sangat membantu untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan, lahan
dan sekaligus membantu dalam menurunkan angka kejadian ISPA di wilayah
Kelurahan Petuk Katimpun.
4. Kesimpulan
Dari keterangan diatas kasus ISPA terbesar berada di RT.07 hal tersebut
terjadi karena di kawasan RT. 07 mata pencaharian penduduknya yaitu