2.1
Rowokangkung,
Tekung,
Lumajang,
Sumbersuko,
Sukodono,
Senduro,
karena
mendapat
endapan
sedimen
dari
sungai-sungai
yang
2.1.2.2.
Sumber air di Kabupaten Lumajang sejumlah 480 buah mata air yang
masih hidup pada tahun 1996, dengan spesifikasi 364 buah dengan debit
besar dan 116 buah dengan debit kecil. Dari sumber mata air berdebit besar,
pada tahun 2003 terjadi penurunan kualitas mata air yang ada dimana
sejumlah 83 buah mata air debitnya terus berkurang, sedangkan dari 116
buah mata air berdebit kecil pada tahun 1996 hingga akhir tahun 2003,
hanya 67 buah yang masih bertahan dan sejumlah 49 buah mata air
akhirnya mati. Berdasarkan kondisi tersebut, maka jumlah mata air yang ada
hanya tersisa 150 buah dengan debit yang besar.
2.1.3. IKLIM
dengan arus angin yang berasal dari arah Australia dan tidak mengandung
uap air. Sedangkan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Oktober
April dimana pada bulan-bulan tersebut arus angin berasal dari arah Asia
dan Samudra Pasifik, yang banyak mengandung uap air.
2.1.4. Topografi
Kabupaten
Lumajang.
Gambaran
Topografi
Kabupaten
Lumajang
2.1.5.
Geologi
2.2.
Demografi
Pertumbuhan penduduk ditentukan oleh 3 komponen demografi, yaitu:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
Nama
Kecamatan
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Luas
Kepadata
n
(jiwa/mm
2)
281
819
429
455
895
2666
1278
1071
1030
Tempursari
Pronojiwo
Candipuro
Pasirian
Tempeh
Lumajang
Sumbersuko
Tekung
Kunir
28,405
31,630
62,021
83,405
78,549
80,423
33,804
32,458
51,512
(Km2)
101.36
38.74
144.93
183.91
88.05
30.26
26.54
30.4
50.18
Yosowilangun
56,364
81.3
696
Rowokangkung
34,037
77.95
438
Jatiroto
45,097
77.06
587
Randuagung
60,653
103.41
588
Sukodono
49,783
30.79
1622
Padang
34,503
52.79
656
Pasrujambe
Senduro
34,802
42,749
97.3
228.68
359
188
7
1
8
1
9
2
0
2
1
Gucialit
23,361
72.83
322
Kedungjajang
43,362
92.33
471
Klakah
50,953
83.67
611
Ranuyoso
45,298
98.42
462
Tabel 2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Lumajang Th. 2010
Sumber : BPS, 2011
Laju pertumbuhan penduduk periode 1990-2000 diperkirakan sebesar
0,42 persen pertahun, ini berarti penduduk Lumajang akan bertambah
dengan Sex Ratio 94,31 dan Dependency Ratio 46,08 serta
komposisi
pertumbuhan
penduduk
dapat
menjadi
indikasi
bahwa
namun
pada
perkembangan
selanjutnya
dengan
semakin
dengan kepadatan masing-masing sebesar 2.666, 1.622 dan 1.278 jiwa per
kilometer persegi.
Rendahnya kepadatan penduduk di Kecamatan Senduro, Tempursari
dan Gucialit adalah disamping pertumbuhan ekonominya relatif rendah dan
wilayahnya cukup luas, juga dikarenakan kondisi alam yang berada di kaki
Gunung Semeru yang berhutan, terjal, berjurang dan memiliki kemiringan
yang
cukup
tinggi.
pengembangan
Potensi
budidaya
alam
yang
perkebunan,
dimiliki
hanya
kehutanan
dan
bisa
untuk
hortikultura.
kepadatan
di
Kecamatan
Lumajang,
Sukodono
dan
2.3.
(LKPJ)
Jelasan mengenai kondisi keuangan dan perekonomian daerah yang meliputi: pendapatan dan
belanja modal sanitasi daerah, kapasitas keuangan daerah, kemampuan fiskal/ruang fiskal, data
peta perekonomian, dan data realisasi belanja modal sanitasi untuk tiap SKPD.
Penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, lihat PT-04: Profil Keuangan dan
Perekonomian Daerah dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini.
Lengkapi dengan tabel-tabel berikut:
- Tabel 2.4 Ringkasan realisasi APBD 5 tahun terakhir
- Tabel 2.5 Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun
terakhir
- Tabel 2.6 Data mengenai ruang fiskal Kabupaten/Kota 5 tahun terakhir
- Tabel 2.7 Data perekonomian umum daerah 5 tahun terakhir
Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 2.3 selesai disusun
2.4.
pusat
pertumbuhan
wilayah
provinsi
yang
mendukung
agribis/hortikultura
serta
e) Mengendalikan
pertumbuhan
kota
secara
ekspansif
yang
tidak
pertanian
permukiman
dengan
perkotaan,
susunan
fungsi
kawasan
sebagai
tempat
pemusatan
dan
distribusi
pelayanan
jasa
dan
pemerintahan,
distribusi
pendidikan,
hasil
pertanian,
kesehatan
perdagangan
serta
dan
transportasi
jasa,
dan
kawasan
perkotaan
yang
berdekatan
langsung
dengan
Lumajang,
yaitu
kecamatan
Candipuro,
Pasirian,
Tempeh,
pertimbangan
penentuan
SSWP
dalam
kebijakan
RTRW
N
o
Pusat
Kegiatan
Perkotaan
Klakah
Fungsi eksisting
Pertanian
Perikanan air tawar
Kehutanan
PKLp
Perkotaan
Yosowilang
un
Pertambangan
Pertanian
Perikanan
Pariwisata
PKLp
Perkotaan
Senduro
Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Pariwisata
Kehutanan
Industri
Arahan
fungsi
yang
akan
dikembangkan
Pengembangan pertanian
Pengembangan perikanan budidaya
Pengembangan kegiatan kehutanan
Pengembangan
industrikecil
dan
menengah
Pengembangan
kawasan
pertambangan
Pengembangan pertanian
Pengembangan kawasan perikanan
budidaya dan tangkap
Pengembangan wisata bahari
Pengembangan pertanian (tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan)
Pengembangan kegiatan agropolitan
(kegiatan produksi, pengolahan serta
pemasaran produk-produk pertanian)
Pengembangan kawasan peternakan
Pengembangan kawasan pariwisata
Pengembangan kegiatan kehutanan
Pengembangan industri agribisnis
Kawasan strategis sosial budaya
Kawasan strategis ekonomi agropolitan
(pertanian
tanaman
pangan,
perkebunan, kehutanan, peternakan,
dan perikanan)
setaraf SMP. Pemerintah Kabupaten Lumajang telah berusaha untuk terus menambah kualitas dan kuantitas sarana
pendidikan. Jumlah fasilitas pendidikan di Kabupatyen Lumajang sampai tingkat SMP dan sederajat sudah merata di
semua kecamatan. Hanya saja untuk tingkat SMA dan MA masih ada kecamatan-kecamatan yang belum memiliki
sekolah (dapat dilihat dalam tabel berikut)
Tabel 2.8: Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Lumajang
Jumlah Sarana Pendidikan
N
Kecamatan
Umum
Agama
o
SD
SMP
SMA
MI
MTs
MA
3
1 Tempursari
24
22
0
2
0
6
2 Pronojiwo
23
91
10
2
0
5
3 Candipuro
39
75
12
3
0
15
4 Pasirian
40
61
21
9
1
13
5 Tempeh
39
49
18
8
1
12
6 Lumajang
29
97
73
8
5
8
7 Sumbersuko
10
26
0
3
1
7
8 Tekung
19
28
0
6
4
8
9 Kunir
27
39
12
3
0
1
10
0 Yosowilangun
35
57
18
3
1
1
5
1 Rowokangkung
24
25
0
1
1
1
9
2 Jatiroto
27
42
18
5
2
1
12
3 Randuagung
31
35
0
8
1
1
10
4 Sukodono
24
42
0
5
1
1
4
5 Padang
27
17
0
0
0
1
11
6 Pasrujambe
22
20
0
2
0
1
6
7 Senduro
29
42
14
2
0
1
1
8 Gucialit
24
29
0
1
0
1
4
9 Kedungjajang
26
17
0
2
2
2
9
0 Klakah
30
32
18
4
2
2
11
1 Ranuyoso
30
22
0
5
1
Sumber Data : BPS dan Dinas Pendidikan 2011
Kemiskinan menjadi masalah hampir di setiap daerah. Kemiskinan merupakan dampak langsung dari
proses pembangunan. Masalah pengentasan kemiskinan harus menjadi sasaran pembangunan yang terus
dilakukan, mengingat semakin pesatnya pembangunan, jumlah kemiskinan akan bertambah pula. Jumlah penduduk
miskin paling banyak di Kecamatan Lumajang, Tempeh dan Tekung, sedangkan yang terkecil di Kecamatan
Tempursari dan Sumbersuko.
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
45,097
77.06
587
14,289
Randuagung
60,653
103.41
588
17,522
Sukodono
49,783
30.79
1622
13,023
Padang
34,503
52.79
656
10,875
Pasrujambe
34,802
97.3
359
5,593
Senduro
42,749
228.68
188
13,864
Gucialit
Kedungjajan
g
23,361
72.83
322
8,021
43,362
92.33
471
10,786
Klakah
50,953
83.67
611
11,272
Ranuyoso
45,298
98.42
462
16,950
(unit)
beberapa lembaga Perangkat Daerah untuk mendukung program dimaksud yang terdiri dari dari lembaga
Perangkat Daerah tersebut di dalamnya terdapat lembaga-lembaga yang terkait dengan program investasi
antara lain:
1)
2)
3)
Dinas Perhubungan
Lembaga ini dibentuk dalam rangka menata arus transportasi sehingga dalam akses-akses terhadap
kawasan-kawasan investasi dan upaya membuka akses tersebut terhadap potensi daerah dapat
tertata dengan baik.
4)
5)
6)
Dinas Pendidikan
Lembaga ini tidak terkait secara langsung dengan investasi. Tetapi ketika suatu pemikiran investasi itu
terbentuk dalam suatu wilayah tertentu, maka jaminan bagi layaknya suatu pendidikan menjadi suatu
pertimbangan yang krusial, mengingat sebuah investasi mengisyaratkan perkembangan suatu
komunitas penduduk baru yang termasuk di dalamnya para investor. Dengan adanya tingkat
pendidikan yang tinggi di daerah dapat mendorong peningkatan sumber daya manusia ke arah yang
lebih baik.
7)
8)