Formasi
Formasi
UNIVERSITAS TRISAKTI
UNIVERSITAS
TRISAKTI
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi
10
16
17
17
18
19
BAB III
PENDAHULUAN
Lapangan GangNam PSC terletak pada batas timur cekungan Sumatra Selatan yang terdiri
dari rangkaian Horst & Graben dengan trend NNE-SSW yang terbentuk pada zaman
Paleogene. Untuk petroleum system, source rock berasal dari Formasi Lahat dan Talang Akar
yang merupakan oil prone. Minyak yang terbentuk akan bermigrasi dari utara ke barat laut secara
lateral dan secara vertikal lewat patahan. Di daerah Gangnam, Merang dan Ketaling Highs
membentuk blok utama dengan Merang dan Ketaling membentuk intervensi. Ini adalah sumber
sedimen ke dalam cekungan sampai mereka akhirnya terendam dan karbonat dan dikembangkan.
Reservoir BETA membentang sepanjang 4 km dengan arah Barat Laut dan Tenggara dan lebar 1,5
km. Top reservoir Beta ditembus pada 364.31m SS. Reservoir terdiri dari 5 zona yang disebut Z380,
R10, Z450, Z550 dan Z650. Di antara dari 5 zona hanya Z380, Z450 dan Z650 yang telah diuji
melalui MDT dan uji produksi.
Reservoir utama adalah Formasi Air Benakat, dimana formasi ini terdiri dari beberapa
lapisan yaitu Z-380, R-10, Z-450, Z-550 dan Z-650. Analisa geologi menunjukkan
kemungkinan adanya seal dalam shale intra ABF. Trap pada reservoir budi merupakan
struktur antiklin dengan sumbu North West - South East (NW-SE). Data FMI dan core
dapat menjadi dasar dalam memperkirakan lingkungan pengendapan yang terdiri dari
2
Sumur eksplorasi pertama di lapangan ini, Beta-1 telah di logging tahun 2007, ke-3 sumur
eksplorasi lainnya Beta-2, Beta-3 dan Beta-4 telah di logging tahun 2009. Program logging dengan
menggunakan wireline dalam semua sumur ini sedikit berbeda. Dalam semua log konvensional sumur
Gamma Ray, Landasan Inn (PEX), Gamma Ray Spektroskopi Alam (NGS atau HNGS), dan Dipole
Shear Imager (DSI) ditebang.
Beta-1
Beta-2
Beta-3
Beta-4
Drill Year
2007
2009
2009
2009
Well Type
Vertical
Vertical
Vertical
Vertical
Hole Type
Open Hole
Open Hole
Open Hole
Open Hole
Bit Size
17.5 and
12.25 in
12.25 and
8.5 in
12.25 and
8.5 in
Hole
Deviation
0.0
0.0
0.0
0.0
Mud Type
WBM (KCL
Polymer)
WBM (KlaShield)
WBM (KCL
Polymer)
WBM (ClayTrol)
Mud
Salinity
20.8 ppk
NaCl @
17.5in
1.115 ppk
NaCl
4 ppk NaCl
60 ppk NaCl
@ 12.25in
Max Hole
Temp* (C)
@ Btm
Hole
79.5
125.0 ppk
NaCl @ 8.5in
80.0
78.8
78.7
Data log disesuaikan dengan log referensi (HTNP, Resolusi Tinggi Thermal Neutron porositas
digunakan sebagai log referensi) jika kedalaman lapangan pencocokan oleh engineer itu memadai.
Resistivity, neutron porosity, densitas dan sinar gamma log dikoreksi sesuai kondisi lubang bor seperti
yang tercantum dalam Tabel.
Beta-1
Beta-2
Beta-3
Beta-4
Wireline
Available
(SLB)
Available
(SLB)
Available
(SLB)
Available
(SLB)
Neutron
PEX (TLDHGNS)
PEX (TLDHGNS)
PEX (TLDHGNS)
PEX (TLDHGNS)
NGS
NGS
NGS
HNGS
Density
Natural GR
Spectrosco
py
Resistivity
HALS
RT Scanner
HALS and
HRLA
RT Scanner
Accoustics
DSI*
DSI
DSI
DSI
Dip Image
FMS
FMI
FMI
FMI
NMR
N/A
N/A
MR Scanner
MR Scanner
Pressure
Fluid
MDT
MDT
MDT
MDT
Sampling
* sonic log tidak mencakup interval login keseluruhan dalam sumur Beta-1
Mud Salinity
Invasion
Borehole Correction
Hole Size
Borehole Salinity
Hole Size
Mud Weight
Tools Standoff
Formation Salinity
Open Hole
Persamaan saturasi air Indonesia digunakan untuk memecahkan saturasi fluida yang berbeda.
Pembentukan salinitas air dikategorikan untuk analisis petrofisika. Berdasarkan SP (Spontan Potensi)
membaca di sumur Beta-2, ditemukan bahwa salinitas air formasi sangat segar di bagian atas logging
sekitar 4.000 ppm NaCl, ke bagian tengah sedikit lebih garam sekitar 7.000 ppm NaCl dan pada
interval bawah didasarkan pada sampel air (22.000 ppm NaCl).
Faktor saturasi air Indonesia diberi nilai konstan. Berdasarkan informasi SCAL dari sumur
Beta-4 itu dihitung untuk digunakan, "a" = 1, "n" = 2,12 dan "m" nilai yang akan dikategorikan, pada
bagian atas menjadi "m" = 2.0, bagian tengah "m" = 1,83 dan bagian bawah "m" = 2.14.
Porositas efektif dihitung dari respon kepadatan setelah tanah dan koreksi hidrokarbon
diterapkan. Sinar gamma digunakan untuk memperkirakan Vclay dan neutron untuk memperkirakan
densitas hidrokarbon. Porositas efektif dihitung dengan menggunakan rumus:
Porositas total dihitung dengan menggunakan rumus yang sama dengan pengecualian bahwa
densitas dry clay diganti densitas wet clay (RHOBclay). Densitas dry clay 2.70g/cc telah digunakan.
Shallow dan kurva resistivitas diubah ke Rt dan kurva micro resistivity ke Rxo. Logika selanjutnya
adalah untuk menciptakan sebuah core constrained model interpretasi log di Beta-4, dan kemudian
terapkan model ini ke sumur yang tersisa di mana inti tidak ada yang sama dengan asumsi reservoir
di seluruh sumur memiliki matriks yang serupa dan sifat tanah liat untuk interval buang biji.
Permeabilitas dihitung dari NMR log. Permeabilitas dari metode NMR merupakan fungsi dari
porositas dan ukuran pori, yang merupakan perbaikan besar atas metode estimasi permeabilitas
tradisional yang didasarkan hanya pada transformasi antara porositas dan permeabilitas. Perlu dicatat
bahwa kedua porositas dan permeabilitas producible diperkirakan meningkat dengan diameter pori.
Pori rasio diameter ukuran pori hampir konstan untuk sebagian besar batu pasir. Namun, perlu untuk
memiliki permeabilitas inti untuk koefisien kalibrasi untuk membangun sebuah model permeabilitas
lokal yang kuat, untuk mengurangi ketidakpastian pada diameter tenggorokan pori untuk rasio ukuran
pori.
NMR dan air garam pengukuran permeabilitas pada sampel inti telah menghasilkan beberapa
korelasi empiris. Model permeabilitas berikut ini disertakan dalam perangkat lunak pengolah MR
Scanner Geoframe:
permeabilitas NMR Timur-Coates dihitung dalam semua sumur Beta, dan dibandingkan
dengan data permeabilitas inti yang tersedia di sumur Beta-4. Data core permeabilitas dan
permeabilitas MR Scanner High Resolution pass menunjukkan kecocok dengan parameter utama
1.3 Porositas dan Permeabilitas Log VS Core
Terdapat kesesuaian yang bagus antara data log dengan core pada NOBP.
Estimasi
volume
clay
minimum
dan
maksimum
GR
menggunakan
digunakan
gamma
untuk
ray
dengan
menyesuaikan
GR
porositas
yang diturunkan dari log dengan porositas core di Beta 4. Di sumur lain,
GR min dan GR max dinormalisasi untuk memastikan estimasi kualitas porositas yang
bagus terhadap zona tanpa core. Usaha dilakukan untuk menghubungkan mobilitas
MDT dengan permeabilitas dari core utnuk diaplikasikan pada formasi yang belum dicore.
10
Plot interpretasi log untuk tiap sumur beserta data core (untuk Beta 4), top formasi
dan kontak fluida ditampilkan di bawah:
11
12
13
14
15
16
17
Vsh=
(GRGRclean)
(GRshGRclean)
.3.1
Dari hasil interpretasi ini nilai Volume Clay rata-rata setelah di cutoff yang di
dapatkan berbeda beda untuk setiap lapisan
Sejumlah
formation
factor
plug
dan
dari
analisis
core
Beta
resistivity index.
digunakan
Saturasi
untuk
air
penentuan
diturunkan
dari
ZONE
TOP
BETA BETA
1
2
368
391
BETA
3
386
BETA
4
374
BOTTOM
BETA BETA
1
2
378
401
Z380
BETA
4
364
R10
387
391
415
410
390
394
417
412
Z450
Z550
Z650
428
523
631
432
526
635
453
550
664
446
541
669
458
537
656
461
542
659
486
566
690
481
563
689
18
BETA
3
397
THICKNESS
ZONE
BETA
4
BETA
1
BETA
2
BETA
3
Z380
10
3
30
14
25
10
3
29
16
24
10
2
33
16
26
11
2
35
22
20
R10
Z450
Z550
Z650
Nilai
net
to
gross
(NTG)
ratio
yang
digunakan
untuk
Zone
Cut of
Average NTG, %
Vsh, %
PhiE, %
Sw, %
Z380
55
17
76
56
R10
55
17
76
44
Z450
55
14
76
55
19
static
Z550
55
14
76
52
Z650
55
18
76
35
Porositas dan saturasi air rata- rata yang digunakan static modeling dan perhitungan
volumetrik ditunjukkan pada tabel di bawah :
Zone
Z380
R10
Z450
Z550
Z650
Average
PhiE
17%
15%
17%
16%
15%
20
Average
Sw
60%
60%
69%
70%
70%
ZONE
Z380
R10
Z450
Z550
Z650
AVERAGE PhiE
17%
15%
17%
16%
15%
21
effective=
( b( V sh x ( bclay ma ) ) ma )
( f ma)
berbutir dominan kasar, membulat dan seragam, maka permeabilitas akan lebih besar
dari kedua dimensinya. Permeabilitas untuk reservoir secsara umum lebih rendah,
khusunya pada dimensi vertikalnya, jika butirannya berupa pasir dan bentuknya tidak
teratur. Sebagian besar reservoir minyak seperti ini..
Permeabilitas formasi bisa diketahui melalui pembacaan kurva permeabilitas
yang terdapat pada track 2 data log ELAN. Disana terdapat kurva permeabilitas yang
menunjukkan nilai permeabilitas masing-masing fluida (permeabilitas efektif) dan
permeabilitas absolut.
Adapun rumus Timur Coates yang saya gunakan untuk mendapatkan harga
permeabilitas:
Timur-Coates Permeabilitas transform: KTIM=10^4*(FFV/BFV)^2*(TCMR)^4
Dimana:
KTIM =
FFV
Free-Fluid Volume
BFV
Bound-Fluid Volume
TCMR =
BFV
FFV
Z-380
0.102
0.23
R-10
0.09
0.25
Z-450
0.1173
0.14
23
Z-550
0.112
0.14
Z-650
0.105
0.15
ZONE
AVERAGE PhiE
(%)
AVERAGE
SW (%)
Z-380
R-10
0.17
0.15
0.6
0.6
Z-450
Z-550
Z-650
0.17
0.16
0.15
0.69
0.7
0.7
24
Permeabilit
y (K)
1.64263229
5
0.6561
5.86321255
1
4.194304
2.480625