Pesawat Atwood
Pesawat Atwood
PESAWAT ATWOOD
Disusun oleh:
Mesa Fahjrul. I (0651-12-435)
Nurul Hanifah (0651-12-434)
Shara Deianira (0651-12-449)
Tanggal Praktikum:
26 November 2012
Asisten Dosen:
1. Dra. Trirakhma S, Msi
2. Rissa Ratimanjari S.Si
3. Noorlela
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BAB I
PENDAHULUAN
f
m
f =ma
Keterangan :
a = percepatan benda (m/s2)
m = massa benda (kg)
F = Gaya (N)
Kesimpulan dari persamaan diatas yaitu arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang
bekerja pada benda tersebut. Besarnya percepatan sebanding dengan gayanya. Jadi bila
gayanya konstan, maka percepatan yang timbul juga akan konstan Bila pada benda bekerja
gaya, maka benda akan mengalami percepatan, sebaliknya bila kenyataan dari pengamatan
benda mengalami percepatan maka tentu akan ada gaya yang menyebabkannya.
Persamaan gerak untuk percepatan yang tetap
Jika sebuah benda dapat bergerak melingkar melalui porosnya, maka pada gerak melingkar
ini akan berlaku persamaan gerak yang ekivalen dengan persamaan gerak linear. Dalam hal
ini ada besaran fisis momen inersia (momen kelembaman) I yang ekivalen dengan besaran
fisis massa (m) pada gerak linear. Momen inersia (I) suatu benda pada poros tertentu
harganya sebanding dengan massa benda terhadap porosnya.
I~m
I ~ r2
Dimana harga tersebut adalah harga yang tetap
Gerak translasi
Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis lurus. Dapat pula jenis
gerak ini disebut sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu yang sama terjadi
perpindahan yang besarnya sama. Gerak lurus dapat dikelompokkan menjadi gerak lurus
beraturan dan gerak lurus berubah beraturan yang dibedakan dengan ada dan tidaknya
percepatan.
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu obyek, dimana dalam gerak ini
kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak lurus
beraturan adalah kelajuan kali waktu.
s=v t
Keterangan:
s = jarak tempuh ( m )
v = kecepatan ( m/ s )
t
= waktu ( s )
f =m a
).
Vt = v0 + at
Vt2 = v02 + 2 a s
S = v0 t +
1
2
a t2
Keterangan:
linier. Momen inersia merupakan representasi dari tingkat kelembaman benda yang bergerak
rotasi. Semakin besar momen inersia suatu benda, semakin malas dia berputar dari keadaan
diam, dan semakin malas pula ia untuk mengubah kecepatan sudutnya ketika sedang berputar.
Sebagai contoh, dalam ukuran yang sama sebuah silinder yang terbuat dari sebuah besi
memiliki momen inersia yang lebih besar daripada silinder kayu. Hal ini bisa diperkirakan
karena terasa lebih berat lagi bagi kita untuk memutar silinder besi dibandingkan dengan
memutar silinder kayu.
Momen inersia pada gerak rotasi bisa dianalogikan dengan massa pada gerak translasi.
Sedangkan gaya pada gerak translasi dapat dianalogikan dengan momen gaya pada gerak
translasi. Jika gaya menyebabkan timbulnya percepatan pada gerak translasi maka momen
gaya itulah yang menyebabkan timbulnya percepatan sudut pada gerak rotasi. Saat kita
memutar sebuah roda atau membuka daun pintu, saat itu kita sedang memberikan momen
gaya pada benda-benda tersebut.
Dengan memanfaatkan pengertian momen gaya, kita dapat mengadaptasi Hukum II Newton
untuk diterapkan pada gerak rotasi. Bentuk persamaan Hukum II Newton adalah:
F=ma
Dengan menganalogikan gaya dengan momen gaya, massa dengan momen inersia, dan
percepatan dengan percepatan sudut, akan kita temukan hasil adaptasi dari Hukum II Newton
dalam gerak rotasi sebagai berikut:
=I
Keterangan:
= momen gaya (Nm)
I
BAB II
ALAT DAN BAHAN
Tiang bersekala
Dua beban dengan tali
Beban tambahan (dua buah)
Katrol
Penjepit
Penyangkut beban
2. Jangka sorong
3. Stop watch
BAB III
METODE PERCOBAAN
Gerak lurus beraturan
1.
2.
3.
4.
5.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Berdasarkan data percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan tanggal 26 November
2012, maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut.
Keadaan ruangan
Sebelum percobaan
Sesudah percobaan
P(cm)Hg
75,6
75,1
T(C)
25
26
C(%)
75
71
s(cm)
20
25
20
25
20
25
t(s)
1,30
1,31
3,30
0,79
0,74
0,68
v(cm/s)
15,38
19,08
6,06
31,64
27,02
36,76
s(cm)
20
25
20
25
20
25
t(s)
2,1
2,2
2,9
1,7
1,2
1,3
a(cm/s2)
9,07
10,33
4,75
17,30
27,77
29,58
v(cm/s)
19,047
22,726
13,775
29,41
33,324
38,454
I
-550,235
-1.639,957
24.550,17
-199,25
-895,83
-1.431,19
Perhitungan
GLB (Gerak Lurus Beraturan)
Massa keping 2gram:
V1 =
s 20
=
t 1,30
= 15,38 cm/s
V2 =
s 25
=
t 1,31
= 19,08 cm/s
V1 =
s 20
=
t 3,30
= 6,06 cm/s
V2 =
s 25
=
t 0,79
= 31,64 cm/s
V2 =
s 25
=
t 0,68
= 36,76 cm/s
V1 =
s 20
=
t 0,74
= 27,02 cm/s
2M = 227,4 cm
R = 6,43 cm
g = 980 cm/s2
2 s 220 40
=
=
t2
2,12 4,41
= 9,07
{mga 2 M + m}R
227,4+2 } 6,43
{2980
9,07
= { 216,09229,4 } 41,34
13,3141,34
cm/s
a2=
2 s 225 50
=
=
t2
2,22 4,84
= 10,33 cm/s2
{mga 2 M + m}R
227,4+2 } 6,43
{2980
10,33
= { 189,73229,4 } 41,34
39,6741,34
550,235
1.639,957
2 s 220 40
=
=
t2
2,92 8,41
= 4,75
a2=
2 s 225 50
=
=
t2
1,7 2 2,89
= 17,30
I1 =
{mga 2 M + m}R
227,4+ 4 } 6,43
{4980
4,75
= { 825,26231,4 } 41,34
I2 =
{mga 2 M + m}R
227,4+ 4 } 6,43
{4980
17,30
= { 226,58231,4 } 41,34
593,8641,34
4,8241,34
24.550,17
1 99,25
2 s 220 40
=
=
t2
1,22 1,44
v 1=a .t=27,771,2=33,324
I1 =
{mga 2 M + m}R
= { 211,73233,4 } 41,34
895,83
2 s 225 50
=
=
t2
1,32 1,69
= 29,58 cm/s2
cm/s
227,4 +6 } 6,43
{6980
27,77
21,6741,34
a2=
= 27,77 cm/s2
I2 =
{mga 2 M + m}R
227,4 +6 } 6,43
{6980
29,58
= { 198,78233 , 4 } 41,34
34,6241,34
1.431,19
BAB V
PEMBAHASAN
Dari perhitungan data pada Bab IV, dapat kita lihat bahwa untuk GLB (Gerak Lurus
Beraturan) tidak menghitung percepatan( a ) karena percepatan pada gerak lurus beraturan
bernilai nol dan kecepatan(v) dalam GLB bernilai konstan. Sedangkan pada GLBB (Gerak
Lurus Berubah Beraturan) nilai percepatan akan dicari karena nilai a 0 dan kecepatan
pada GLBB nilainya berubah-ubah. Setelah mendapatkan nilai a maka kita bisa masukan
ke dalam rumus Momen Inersia(
:
I=
{mga 2 M + m}R
20
V2 =
s 25
=
t 1,31
= 19,08 cm/s
20
V2 =
s 25
=
t 0,79
= 31,64 cm/s
V2 =
s 25
=
t 0,68
= 36,76 cm/s
20
{mga 2 M + m}R
227,4+2 } 6,43
{2980
9,07
= { 216,09229,4 } 41,34
13,3141,34
I2 =
{mga 2 M + m}R
227,4+2 } 6,43
{2980
10,33
= { 189,73229,4 } 41,34
39,6741,34
550,235
1.639,957
{mga 2 M + m}R
I2 =
{mga 2 M + m}R
227,4+ 4 } 6,43
{4980
4,75
= { 825,26231,4 } 41,34
227,4+ 4 } 6,43
{4980
17,30
= { 226,58231,4 } 41,34
593,8641,34
4,8241,34
24.550,17
1 99,25
{mga 2 M + m}R
227,4 +6 } 6,43
{6980
27,77
= { 211,73233,4 } 41,34
21,6741,34
895,83
I2 =
{mga 2 M + m}R
227,4 +6 } 6,43
{6980
29,58
= { 198,78233,4 } 41,34
34,6241,34
1.431,19
BAB VI
KESIMPULAN
Melalui pesawat atwood kita dapat mengetahui nilai kecepatan, percepatan dan momen
inersia dari suatu benda. Nilai kecepatan diperoleh dari percobaan mengenai gerak lurus
beraturan sedangkan niali percepatan diperoleh dari nilai gerak lurus berubah beraturan. Nilai
mg
a=
I
momen Inersia diperoleh dari persamaan
( 2 M + m )+ 2 sehingga
R
I=
{mag 2 M +m }R
Selain itu dari percobaan pesawat Atwood ini, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pesawat Atwood merupakan alat yang dapat dijadikan sebagai aplikasi atau sebagai
alat yang dapat membantu dalam membuktikan Hukum-hukum Newton ataupun
gejala-gejala lainnya.
2. Setiap benda mempunyai perbedaan dalam menempuh jalur dari pesawat
Atwood ini yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu.
3. Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan benda dalam menempuh pesawat Atwood
itu disebakan oleh faktor internal dan faktor eksternal yang sangat biasa terjadi dalam
melakukan percobaan yang butuh ketelitian.
TUGAS AKHIR
1) Tentukan besar kecepatan gerak beraturan tersebut secara hitungan dan grafik?
2) Apakah gerak tersebut benar-benar beraturan mengingat ketelitian alat?
3) Tentukan besaran kecepatan gerak berubah beraturan tersebut secara hitungan dan
grafik?
4) Dari hasil ini apakah Hukun Newton benar-benar berlaku?
5) Bandingkanlah harga kecepatan yang didapat dengan menggunakan beban tambahan
yang berbeda
6) Tentukan momen inersia katrol bila diambil percepatan gravitasi setempat = 9,83
m/det.
JAWABAN
1. GLB (Gerak Lurus Beraturan)
Massa keping 2gram:
V1 =
s 20
=
t 1,30
= 15,38 cm/s
V2 =
s 25
=
t 1,31
= 19,08 cm/s
V1 =
s 20
=
t 3,30
= 6,06 cm/s
V2 =
s 25
=
t 0,79
= 31,64 cm/s
V2 =
s 25
=
t 0,68
= 36,76 cm/s
20
2. Kurang teliti, karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor katrol yang
tidak stabil dan pengukuran-pengukuran yang kurang tepat.
3. GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan)
Massa keping 2gram:
v 1=a .t=9,072,1=19,07 4 cm/s
cm/s
5.
GLB
2gr
GLBB
4gr
6gr
2gr
4gr
6gr
V1= 15,38
V1= 6,06
V1= 27,02
V1= 19,047
V1= 13,775
V1= 33,324
V2 = 19,08
V2 = 31,64
V2 = 36,76
V2 = 22,726
V2 = 29,41
V2 = 38,454
6.
Massa keping 2gram:
mg
I1 =
2 M + m R 2
a
227,4+2 } 6,43
{29,83
9,07
I2 =
2
= { 2,167229,4 } 41,34
227,49741,34
9. 393,812
9.404,725
= { 1,903229,4 } 41,34
227,23341,34
{mga 2 M + m}R
227,4+2 } 6,43
{29,83
10,33
227,4+ 4 } 6,43
{49,83
4,75
= { 8,277231,4 } 41,34
223,12341,34
I2 =
2
{mga 2 M + m}R
227,4+ 4 } 6,43
{49,83
17,30
2
= { 2,272231,4 } 41,34
229,12841,34
9.223,90
9.472,15
I2 =
227,4 +6 }6,43
{69,83
27,77
= { 2,123233,4 } 41,34
231,27741,34
{mga 2 M + m}R
227,4 +6 }6,43
{69,83
29,58
2
= { 1,993233,4 } 41,34
231,40741,34
9.560,99
9.566,36
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
http://lengkapbgt.blogspot.com/2011/11/pesawat-atwood.html
http://www.scribd.com/doc/38325752/Pesawat-atwood
Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor