Bab 1
Bab 1
Pada saat pertama kali diperkenalkan pada masyarakat yang kala itu dengan harga
tiket perkenalan, animo msyarakat cukup besar untuk naik bus ini. Namun setelah
diberlakukannya harga tiket sekarang ini, bus patas trans jogya ini jumlah
penumpangnya relatif berkurang. Untuk mengembalikan kondisi itu dengan cara
mengembalikan harga tiket pada kondisi awal tidaklah mungkin. Hal ini karena
harga tiket berkaitan dengan berkaitan dengan revenue perusahaan dan revenue
perusahaan yang diperoleh harus dapat menutup biaya operasi kendaraan. Sesuai
prinsip capital recovery, ada nilai minimum dimana revenue harus diperoleh.
Nilai minimum revenue yang harus diperoleh ini berkaitan dengan BOK yang
tergantung pada jumlah armada operasinya.
Tidak terkecuali bus Trans Jogya, dalam setiap operasi armada yang dilakukan
operator, operator akan selalu dihadapkan pada persoalan yang berkaitan dengan
biaya operasi kendaraan dan revenue yang diperoleh. Biaya operasi kendaraan
terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap, sedangkan revenuenya adalah
pembayaran tiket oleh penumpang. Jika revenue lebih tinggi dari biaya operasi
kendaraan, maka operator akan untung. Sebaliknya jika revenue lebih sedikit dari
biaya oiperasi kendaraan operator akan rugi. Agar pihak operator dapat
memperoleh keuntungan, operator harus cermat dalam menetapkan kebijakan
operasinya. Kebijakan operasi yang tepat akan menjaga keberlanjutan operasional
armada yang dilakukan. Salah satu kebijakan operasional armada yang penting
adalah jumlah armada operasi.
Selain berpengaruh langsung pada operator itu sendiri, kebijakan operasi (jumlah
Armada Operasi) juga akan berdampak pada penumpang (user). Pengaruh
kebijakan (jumlah armada operasi) pada operator adalah dengan makin banyaknya
jumlah armada yang dioperasikan, maka biaya operasi kendaraan akan naik.
Dampak pada user adalah dengan semakin sedikit armada dioperasikan maka
headway menjadi semakin lama. Headway yang makin lama akan membuat waktu
tunggu menjadi lebih lama. Karena setiap satuan waktu mempunyai nilai, waktu
yang dibutuhkan oleh penumpang untuk menempuh perjalanan ini juga
merupakan biaya yang dapat dikonversikan ke dalam satuan moneter. Waktu yang
lebih lama artinya adalah biaya yang harus dikeluarkan user menjadi lebih besar.
Pada setiap pemanfaatan sarana bus yang disediakan, user akan terkena biaya
pengguna jasa. Biaya pengguna jasa ini terdiri dari biaya akibat pembebanan
biaya operasi kendaraan dari operator dan biaya waktu perjalanan. Pembebanan
biaya operasi kendaraan dari operator ini adalah total biaya operasi kendaraan
dibagi dengan jumlah penumpang yang terangkut. Pembebanan biaya operasi
2
kendaraan dari operator ini sering disebut juga dengan istilah biaya pemulihan
minimal, sedangkan biaya waktu perjalanan terdiri dari dari biaya tunggu di
shelter dan biaya waktu dalam bus.
Dari pengaruh kebijakan jumlah armada operasi pada operator dan dampaknya
pada user yang bertolak belakang tersebut, maka jumlah armada operasi yang
optimal perlu ditentukan. Jumlah armada operasi ini optimal jika dengan
dioperasikannya sejumlah armada tertentu tersebut akan diperoleh biaya pengguna
jasa yang minimal.
Dalam keseluruhan sistem operasi pelayanan ”Bus Patas Trans Jogya rute 2A”
secara umum dapat dibagi menjadi dua yaitu:
- Siklus armada yaitu penempatan armada (keluar dari pool menuju shelter
pemberangkatan), operasi pelayanan (perjalanan dari shelter ke shelter dan
proses loading/unloading) dan penarikan armada (dari shelter kembali ke
pool). Jika distribusi waktu henti di setiap shelter dan waktu tempuh antar
shelter yang bersifat acak dapat ditentukan, maka posisi armada pada waktu
tertentu dapat disimulasikan dengan simulasi komputer Hasil simulasi
komputer yang bisa diperoleh adalah posisi shelter, status loading/unloading/
waiting pada waktu tertentu dan produksi kilometer. Status loading/
unloading/waiting ini akan menentukan kapan dan dimana penumnpang
naik/turun bus. Produksi kilometer ini akan merupakan komponen yang
digunakan dalam perhitungan dengan biaya tidak tetap. Dengan diketahuinya
produksi kilometer, maka biaya tidak tetap operasi kendaraan dapat
ditentukan. Sedangkan biaya tetap hanya tergantung pada jumlah armada
alokasinya. Hasil akhir dari simulasi sklus armada ini adalah biaya operasi
kendaraan (BOK) yang merupakan jumlah dari biaya tetap dan biaya tidak
tetap.
3
komputer. Hasil dari simulasi yang dapat diperoleh adalah posisi waktu
kedatangan tiap penumpang di tiap shelter. Selanjutnya bersama-sama
dengan simulasi siklus armada (status loading/unloading), waktu ketika
loading/ unloading dapat diketahui posisi. Hasil akhir dari simulasi ini adalah
waktu tunggu dan waktu dalam bus secara total untuk semua penumpang.
Dengan mengkonversikan nilai waktu tersebut kedalam satuan moneter maka
biaya waktu tunggu dan biaya waktu dalam perjalanan dapat dihitung
Dengan adanya ketiga biaya tersebut di atas, maka seorang penumpang akan yang
melakukan perjalanan akan terbebani biaya-biaya tersebut. Beban biaya yang
harus ditanggung penumpang adalah :
- Ketiga, biaya waktu dalam kendaraan Biaya waktu dalam kendaraan per
penumpang adalah biaya waktu dalam kendaraan total dibagi jumlah
penumpang yang dilayani (terangkut).
Jumlah ketiga beban tersebut di atas disebut sebagai biaya pengguna jasa.
Bertitik tolak dari hal tersebut, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah
berapakah jumlah armada operasi yang optimal agar diperoleh biaya pengguna
jasa yang minimal?
4
1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Menentukan jumlah armada operasi yang optimal pada jalur 2A “Bus Patas
Trans Jogya dengan menggunakan kriteria optimasi biaya minimal pengguna
jasa.
2. Membuat model simulasi komputer sistem operasi bus patas ”Trans Jogya”
jalur 2A yang dapat merepresentasikan biaya-biaya yang timbul akibat
dioperasikannya sejumlah armada operasi pada jalur tersebut.
1. Sebagai bahan yang dapat dipertimbangkan oleh ini PT. Jogya Tugu Transport
dan pihak lain dalam menganalisis kebutuhan armada operasi.
2. Tersusunnya model simulasi sistem operasi bus perkotaan, khususnya bus
patas ”Trans Jogya” yang merepresentasi permasalahan dalam sistem operasi
transportasi perkotaan, yiaitu : biaya operasi kendaraan, biaya waktu
menunggu, biaya waktu dalam bus serta penentuan jumlah armada operasi
yang optimum.
5
8. Jumlah armada operasi dalam operasi sama untuk tiap periode.
9. Reserve facor diasumsikan 10%
10. Pengaruh fisik jalan : Geometrik jalan, tipe permukaan, kondisi lingkungan
tidak diperhitungkan dalam penentuan biaya operasi kendaraan.
11. Cara mengemudi, ikllim, umur kendaraan tidak diperhitungkan dalam
penentuan biaya operasi kendaraan.
12. Harga-harga, umur pakai komponen dan suku bunga diangap konstan.
13. Adanya kerusakan, kecelakaan, atau hal lain yang membuat armada tidak
dapat meneruskan operasinya tidak disimulasikan.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, .rumusan masalah,tujuan
penelitian dan manfaat penelitian, pembatasan ruang lingkup penelitian,
sistematika penulisan dan kerangka pikir penelitian
6
perhitungan BOK, nilai waktu tunggu dan waktu dalam kendaraan, dan
biaya pengguna jasa.
7
1.7. Kerangka pikir penelitian
Penelitian ini mengikuti kerangka pikir yang diberikan pada gambar 1-1.
mulai
Studi Literatur
Survey
pendahuluan
Penyusunan Model
Siumulasi
model simulasi
Perbaikan Model
Validasi Keluaran Model Siumulasi
Penarikan Kesimpulan
selesai