Carica Papaya
Carica Papaya
4. Akar : Serabut
5. Batang : Bulat
6. Daun : Tunggal
3.2 Cara Pembuatan Pestisida Alami dari Daun Pepaya (Carica papaya)
( ilustrasi cara pembuatan pestisida alami dari daun pepaya)
Adapun langkah- langkah pembuatan pestisida alami dari daun pepaya, yaitu:
1. Mengumpulkan kurang lebih 1 kg daun pepaya (sekitar 1 tas plastik besar/ 1 ember besar).
2. Menumbuk daun pepaya hingga halus.
3. Hasil tumbukan/rajangan direndam di dalam dalam 10 liter air kemudian ditambahkan 2 sendok makan minyak
tanah dan 30 gr detergen. Hasil campuran, didiamkan semalam.
4. Menyaring larutan hasil perendaman dengan kain halus. Dan menyemprotkan larutan hasil saringan ke
tanaman.
3.3 Manfaat Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya) sebagai Pestisida Alami
Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam seperti tumbuhan. Adapun
beberapa keunggulan dari pestisida alami, antara lain:
Jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan
(ramah lingkungan).
Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.
Dapat membunuh hama/ penyakit seperti ekstrak dari daun pepaya, tembakau, biji mahoni, dsb.
Dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman: tanaman orok-orok, kotoran ayam
Bahan yang digunakan pun tidak sulit untuk dijumpai bahkan tersedia bibit secara gratis (ekonomis).
Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan
pestisida sintesis. Untuk mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan, dapat dilakukan
eksperimen dan sesuai dengan pengalaman pengguna. Jika satu saat dosis yang digunakan tidak
mempunyai pengaruh, dapat ditingkatkan hingga terlihat hasilnya. Karena penggunaan pestisida alami
relatif aman dalam dosis tinggi sekali pun, maka sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat
jarang ditemukan tanaman mati. Yang ada hanya kesalahan teknis, seperti tanaman yang menyukai
media kering, karena terlalu sering disiram dan lembab, malah akan memacu munculnya jamur.
Kuncinya adalah aplikasi dengan dosis yang diamati dengan perlakuan sesuai dengan karakteristik dan
kondisi ideal tumbuh untuk tanamannya.
Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat. Pestisida
alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama terpadu, dan hanya digunakan bila diperlukan (tidak
digunakan jika tidak terdapat hama yang merusak tanaman). Pestisida alami dari ekstrak daun pepaya memiliki
beberapa manfaat, antara lain: dapat digunakan untuk mencegah hama seperti aphid, rayap, hama kecil, dan
ulat bulu serta berbagai jenis serangga.
4. PENUTUP
4. 1 Simpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari hasil dan pembahasan tersebut, antara lain:
1. Daun pepaya (Carica papaya) mengandung berbagai macam zat, antara lain : vitamin A 18250 SI ,
vitamin B1 0,15 mg, vitamin C 140 mg, kalori 79 kal, protein 8,0 gram, lemak 2 gram, hidrat Arang 11,9
gram, kalsium 353 mg, fosfor 63 mg, besi 0,8 mg, air 75,4 gram , papayotin, kautsyuk, karpain,
karposit, Daun pepaya mengandung bahan aktif Papain, sehingga efektif untuk mengendalikan ulat
dan hama penghisap
2. Adapun langkah- langkah pembuatan pestisida alami dari daun pepaya, yaitu: mengumpulkan
kurang lebih 1 kg daun pepaya (sekitar 1 tas plastik besar/ 1 ember besar), menumbuk daun pepaya
hingga halus, hasil tumbukan/rajangan direndam di dalam dalam 10 liter air kemudian ditambahkan 2
sendok makan minyak tanah dan 30 gr detergen. Hasil campuran, didiamkan semalam, menyaring
larutan hasil perendaman dengan kain halus. Dan menyemprotkan larutan hasil saringan ke tanaman.
3. Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan
cepat. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama terpadu, dan hanya
digunakan bila diperlukan (tidak digunakan jika tidak terdapat hama yang merusak tanaman).
Pestisida alami dari ekstrak daun pepaya memiliki beberapa manfaat, antara lain: dapat digunakan
untuk mencegah hama seperti aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu serta berbagai jenis serangga.
4.2 Saran- Saran
Adapun saran- saran yang dapat penulis berikan, antara lain:
1. Sebaiknya para petani dan pencinta tanaman menggunakan pestisida alami sebagai pengganti
dari pestisida sintesis yang digunakan agar keseimbangan lingkungan tetap terjaga.
2. Jangan menggunakan pestisida alami jika tidak ada tanaman yang diserang oleh hama.
Daun pepaya
87,37
16,77
8,55
16,28
12,40
Ca(%)
P(%)
BETN(%)
Gross energi (Kkal/kg)
4,57
0,38
33,37
4102
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Asam amino
7,62 - 7,75
0,85 - 0,98
5,66 - 6,05
5,75 - 6,10
5,12 - 5,67
5,03 - 5,91
2,67 - 3,16
3,67 - 3,89
4,40 - 4,68
15,48
1,43
4,01
4,05
6,75
4,89
1,66
2,84
3,98
6,26
Arginin
Histidin
Isoleusin
Leusin
Lisin
Serin
Fenilalanin
Treonin
Triptofan
Valin
7,51 - 8,43
pada saat ayam berumur 21 minggu (5% produksi), dilaporkan bahwa daun pepaya dalam
ransum sebanyak 2-3% menurunkan kolesterol serum dan kolesterol telur, serta
meningkatkan indeks warna kuning telur ayam. Kedua hasil penelitian tersebut sesuai dengan
penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh LOKAPIRNASARI et al.,2001 ; SUTARPA,
2008., yang melaporkan bahwa pemanfaatan daun pepaya 1-2% di dalam ransum ayam buras
mampu meningkatkan indeks warna kuning telur, dengan tidak mempengaruhi konsumsi
ransum dan produksi telur. Dari beberapa hasil penelitian diatas, penggunaan daun pepaya
dalam ransum sampai batas 10 persen berpengaruh terhadap kualitas telur. Meskipun
penelitian menggunakan jenis unggas yang berbeda namun diketahui terjadi peningkatan
indek warna kuning telur, hal ini disebabkan oleh kandungan beta karoten yang terdapat pada
daun pepaya.
Daftar pustaka
Pepaya
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tidak termasuk)
(tidak termasuk)
Ordo:
Famili:
Plantae
Eudicots
Rosids
Brassicales
Caricaceae
Genus:
Spesies:
Carica
C. papaya
Nama binomial
Carica papaya
L.
Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan
dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh
daerah tropis untuk diambil buahnya. C. papaya adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica.
Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda, "papaja", yang pada gilirannya
juga mengambil dari nama bahasa Arawak, "papaya". Dalam bahasa Jawa pepaya disebut "kats"
dan dalam bahasa Sunda "gedang".
Daftar isi
1 Kegunaan
2 Pemerian
3 Kultivar pepaya
4 Manfaat pepaya
5 Referensi dan pranala luar
Kegunaan [sunting]
Buah pepaya dimakan dagingnya, baik ketika muda maupun masak. Daging buah muda dimasak
sebagai sayuran. Daging buah masak dimakan segar atau sebagai campuran koktail buah. Pepaya
dimanfaatkan pula daunnya sebagai sayuran dan pelunak daging. Daun pepaya muda dimakan
sebagai lalap (setelah dilayukan dengan air panas) atau dijadikan pembungkus buntil. Oleh
orang Manado, bunga pepaya yang diurap menjadi sayuran yang biasa dimakan. Getah pepaya
(dapat ditemukan di batang, daun, dan buah) mengandung enzim papain, semacam protease, yang
dapat melunakkandaging dan mengubah konformasi protein lainnya. Papain telah diproduksi secara
massal dan menjadi komoditas dagang. Daun pepaya juga berkhasiat obat dan perasannya
digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menambah nafsu makan.
Pemerian [sunting]
Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh hingga setinggi 5-10 m
dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya
menyirip lima dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Bentuknya dapat
bercangap ataupun tidak. Pepaya kultivar biasanya bercangap dalam.
Pepaya adalah monodioecious' (berumah tunggal sekaligus berumah dua) dengan tiga kelamin:
tumbuhan jantan, betina, dan banci (hermafrodit). Tumbuhan jantan dikenal sebagai "pepaya
gantung", yang walaupun jantan kadang-kadang dapat menghasilkan buah pula secara
"partenogenesis". Buah ini mandul (tidak menghasilkan biji subur), dan dijadikan bahan obat
tradisional. Bunga pepaya memiliki mahkota bunga berwarna kuning pucat dengan tangkai atau
duduk pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan jantan tumbuh pada tangkai panjang. Bunga
biasanya ditemukan pada daerah sekitar pucuk.
Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing. Warna buah ketika muda
hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga kuning. Bentuk buah membulat bila berasal dari
tanaman betina dan memanjang (oval) bila dihasilkan tanaman banci. Tanaman banci lebih disukai
dalam budidaya karena dapat menghasilkan buah lebih banyak dan buahnya lebih besar. Daging
buah berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning hingga merah, tergantung varietasnya.
Bagian tengah buah berongga. Biji-biji berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam
lapisan berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan. Dalam budidaya, biji-biji untuk ditanam
kembali diambil dari bagian tengah buah.
Kelamin jantan pepaya ditentukan oleh suatu kromosom Y-primitif, yang 10% dari keseluruhan
panjangnya tidak mengalami rekombinasi. [1] Suatupenanda genetik RAPD juga telah ditemukan
untuk membedakan pepaya berkelamin betina dari pepaya jantan atau banci. [2]
Carica Papaya
Tanaman pepaya (Carica papaya) berasal dari Amerika Tengah dan disebar luaskan oleh para pelaut Spanyol dan
Portugis sejak abad ke-16. Pepaya umumnya merupakan pohon berbatang tunggal yang tidak pernah berhenti
berbuah. Selama masa produktifnya (5 tahun), satu pohon dapat menghasilkan hingga 500 buah. Buah pepaya
terkecil beratnya sekitar 400 gr sedangkan yang terbesar mencapai bobot 4 kg. Satu buah berukuran sedang (2 kg)
rata-rata mempunyai 800 biji, selama hidupnya 1 pohon dapat menghasilkan 400.000 biji untuk melanjutkan
keturunannya.
Manfaat Pepaya
Bila dibandingkan buah-buahan lain, buah pepaya sangat kaya akan vitamin A
Getah pepaya mengandung zat papaine yang dapat melunakan serat - serat daging dan sebagai
bahan farmasi/obat-obatan.
Pelepah daun yang kering berongga dan bila diisi dengan minyak dapat digunakan sebagai obor
Carica papaya adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia
diambil dari bahasa Belanda, "papaja", yang pada gilirannya juga mengambil dari nama bahasa Arawak,
"papaya". Dalam bahasa Jawa pepaya disebut "kats" dan dalam bahasa Sunda "gedang".
Buah pepaya dimakan dagingnya, baik ketika muda maupun masak. Daging buah muda dimasak
sebagai sayuran (dioseng-oseng). Daging buah masak dimakan segar atau sebagai campuran koktail
buah. Pepaya dimanfaatkan pula daunnya sebagai sayuran dan pelunak daging. Daun pepaya muda
dimakan sebagai lalap (setelah dilayukan dengan air panas) atau dijadikan pembungkus buntil. Oleh
orang Manado, bunga pepaya yang diurap menjadi sayuran yang biasa dimakan. Getah pepaya (dapat
ditemukan di batang, daun, dan buah) mengandung enzim papain, semacam protease, yang dapat
melunakkan daging dan mengubah konformasi protein lainnya. Papain telah diproduksi secara massal
dan menjadi komoditas dagang. Daun pepaya juga berkhasiat obat dan perasannya digunakan dalam
pengobatan tradisional untuk menambah nafsu makan.
Ciri-ciri
Pohon
pepaya
Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh hingga setinggi 5-10 m
dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip
lima dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Bentuknya dapat bercangap
ataupun tidak. Pepaya kultivar biasanya bercangap dalam. Pepaya adalah monodioecious' (berumah
tunggal sekaligus berumah dua) dengan tiga kelamin: tumbuhan jantan, betina, dan banci
(hermafrodit). Tumbuhan jantan dikenal sebagai "pepaya gantung", yang walaupun jantan kadangkadang dapat menghasilkan buah pula secara "partenogenesis". Buah ini mandul (tidak menghasilkan
biji subur), dan dijadikan bahan obat tradisional. Bunga pepaya memiliki mahkota bunga berwarna
kuning pucat dengan tangkai atau duduk pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan jantan tumbuh
pada tangkai panjang. Bunga biasanya ditemukan pada daerah sekitar pucuk.
Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing. Warna buah ketika muda
hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga kuning. Bentuk buah membulat bila berasal dari
tanaman betina dan memanjang (oval) bila dihasilkan tanaman banci. Tanaman banci lebih disukai
dalam budidaya karena dapat menghasilkan buah lebih banyak dan buahnya lebih besar. Daging buah
berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning hingga merah, tergantung varietasnya. Bagian
tengah buah berongga. Biji-biji berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam lapisan
berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan. Dalam budidaya, biji-biji untuk ditanam kembali
diambil dari bagian tengah buah.
Kelamin jantan pepaya ditentukan oleh suatu kromosom Y-primitif, yang 10% dari keseluruhan
panjangnya tidak mengalami rekombinasi. [1] Suatu penanda genetik RAPD juga telah ditemukan untuk
membedakan pepaya berkelamin betina dari pepaya jantan atau banci.
Jenis-jenis pepaya
Pepaya bangkok
Pepaya bangkok diintroduksi dari Thailand. Permukaan buahnya tidak rata dan kulit luarnya relatif tipis,
sehingga sulit dikupas. Kelebihannya, dagingnya manis dan berair. Buahnya berukuran besar.
Pepaya Solo F1
Ini adalah pepaya kultivar hibrida unggul dari Hawaii. Buahnya kecil-kecil dan disukai oleh konsumen
barat. Selain itu terdapat pula pepaya hias yang warna daun atau tangkai daunnya ungu. Pepaya ini
ditanam lebih untuk penampilannya dalam memperindah taman. Di Dataran Tinggi Dieng dikenal produk
mirip pepaya yang dikemas dan disebut "carica". Jenis ini menyukai daerah dingin untuk produksi buah
secara optimal.