Anda di halaman 1dari 4

Nama : Febri Hanifa.

F
NIM : 1110103000062
Pembimbing : dr.Malvin Emeraldi, Sp.OG

1. Patofisiologi Persalinan Preterm


A. Aktivasi aksis hypothalamicpituitaryadrenal (HPA) janin atau ibu
Stres dapat mengancam homeostasis pasien mengakibatkan akitivasi prematur
hypothalamicpituitaryadrenal (HPA) janin atau ibu. Aktivasi aksis HPA disebabkan oleh
neuroendokrin. Proses ini dimediasi oleh corticotrophin-releasing hormone (CRH) plasenta.
Dalam sebuah hasil penelitian in vivo ditemukan hubungan yang signifikan antara stress
psikososial ibu dengan kadar CRH, ACTH, dan kortisol plasma ibu. Perempuan yang preterm
memiliki kadar CRH yang meningkat signifikan dengan mempercepat peningkatan kadar
CRH selama kehamilan.
Pada persalinan preterm aksis HPA ibu dapat mendorong ekspresi CRH plasenta.
CRH plasenta menstimulasi janin untuk mensekresi kortisol dan dehydroepiandrosterone
synthase (DHEA-S) melalui aktivasi aksis HPA janin dan menstimulasi plasenta untuk
mensisntesis estriol dan prostaglandin, sehingga mempercepat persalinan preterm.
B. Infeksi dan inflamasi
Infeksi menjadi penyebab tersering dan paling penting dalam persalinan preterm. Hal
ini berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh, diawali oleh aktivasi fosfolipase A2 yang
dihasilkan oleh banyak mikroorganisme. Fosfolipase A2 akan memecah asam arakidonat dari
selaput amnion janin, sehingga asam arakidonat bebas meningkat untuk sintesis
prostaglandin. Selain itu, endotoksin (lipopolisakarida) bakteri dalam cairan amnion akan
merangsang sel desidua untuk menghasilkan sitokin dan prostaglandin yang dapat
menginisiasi proses persalinan. Berbagai sitokin, termasuk interleukin-1 (IL-1), interleukin-6
(IL-6), dan tumour necrosis factor (TNF) adalah produk sekretorik yang dikaitkan dengan
persalinan preterm. Sementara itu, platelet activating factor (PAF) yang ditemukan dalam
cairan amnion terlibat secara sinergik pada aktivasi jalinan sitokin tadi. PAF diduga
dihasilkan oleh paru dan ginjal janin. Oleh karenanya, janin tampaknya memainkan suatu
peran yang sinergik untuk inisiasi kelahiran preterm yang disebabkan oleh infeksi bakterial.

Secara teleologis, hal ini kemungkinan menguntungkan bagi janin yang ingin melepaskan
dirinya dari lingkungan yang terinfeksi.
Endotoksin mikroba dan proinflammantori sitokin akan merangsang produksi
prostaglandin,

mediator

inflammatory

lainnya,

serta

matrix-degrading

enzymes.

Prostaglandin akan merangsang kontraksi uterus, dan berperan dalam mengatur metabolisme
matriks ekstraselular yang terkait dengan pematangan serviks saat dimulainya persalinan,
sedangkan degradasi dari matriks ekstraselular pada membran amnion akan menyebabkan
ketuban pecah dini yang kemudian menyebabkan persalinan preterm.
Sumber infeksi yang berhubungan dengan kelahiran prematur meliputi infeksi
intrauterin, infeksi saluran kelamin, infeksi sistemik ibu, dan periodontitis ibu. Rongga
amnion biasanya steril dari bakteri, dan adanya bakteri yang jumlahnya cukup signifikan
pada membran amnion diduga melalui mekanisme sebagai berikut:
1. Secara ascending dari vagina dan serviks
2. Penyebaran secara hematogen melalui plasenta
3. Penggunaan alat saat melakukan prosedur invasif
4. Penyebaran secara retrograde melalui tuba fallopi.

C. Perdarahan desidua (Decidual hemorrhage/thrombosis)


Perdarahan desidua dapat menyebabkan persalinan preterm. Lesi vaskular dari
plasenta biasanya dihubungkan dengan persalinan preterm dan ketuban pecah dini. Lesi ini
timbul akibat kegagalan dari transformasi dari arteri spiralis, atherosis, dan trombosis arteri
ibu atau janin. Iskemi uteroplasenta merupakan akibat dari lesi vaskular sehingga terjadinya
persalinan preterm.
Trombin merupakan protease multifungsi yang memunculkan aktivitas kontraksi dari
vaskular, intestinal, dan otot halus miometrium. Trombin menstimulasi peningkatan kontraksi
otot polos longitudinal miometrium.
Matrix metaloproteinase (MMPs) memecah matriks ekstraseluler dari membran janin
dan choriodesidua, serta terlibat terhadap KPD. Trombin meningkatkan ekspresi protein
MMP-1, MMP-3, dan MMP-9 pada sel-sel desidua dan membran janin yang dikumpulkan
dari kehamilan term tanpa komplikasi. Trombin juga menimbulkan peningkatan IL-8 desidua,
sebuah sitokin yang bertanggung jawab terhadap recruitment neutrofil. Abrupsi plasenta
terbuka, ditandai infiltrasi neutrofil pada desidua, sumber yang kaya protease dan MMPs.

D. Distensi uterus yang berlebihan (uterine overdistension)


Distensi uterus yang berlebihan memainkan peranan kunci dalam memulai persalinan
preterm yang berhubungan dengan kehamilan multipel, polihidramnion, dan makrosomia.
Peregangan rahim akan menginduksi ekspresi protein gap junction, seperti connexin-43 (CX43) dan CX-26, serta menginduksi protein lainnya yang berhubungan dengan kontraksi,
seperti reseptor oksitosin. Regangan miometrium juga meningkatkan prostaglandin H
synthase 2 (PGHS-2) dan prostaglandin E (PGE). Regangan otot pada segmen menunjukan
peningkatan produksi IL-8 dan kolagen, yang pada gilirannya akan memfasilitasi pematangan
serviks.

2. Algoritma Tatalaksana Persalinan Preterm

Anda mungkin juga menyukai