Anda di halaman 1dari 27

RESPONSI

ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

DERMATITIS VENENATA

Sekarlia Wiarsi Fristiari


2010.04.0.0162

Dokter Pembimbing:
dr. Autunno Sumitro, Sp.KK

IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. RI
Umur
: 44 thn
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Suku / Bangsa
: Jawa / Indonesia
Pekerjaan
: PNS
Alamat
: Sawocangkring RT 10 RW 02
Tanggal Pemeriksaan : 24 Maret 2015

ANAMINESA ( Autoanmnesa )
Keluhan Utama :
Panas pada daerah leher sebelah kanan

Keluhan Tambahan :
Terasa nyeri, gatal pada bagian leher sebelah kanan
dan perih saat disentuh
Riwayat Penyakit sekarang :
Pasien datang ke poli kulit dan kelamin RSAL
Surabaya dengan keluhan leher kanan terasa panas,
gatal, nyeri dan perih apabila disentuh sejak 1 hari (23
maret 2015) yang lalu.
1 hari (22 Maret 2015) sebelum munculnya gejala
pasien mengaku timbul kemerahan di leher sebelah
kanan setelah tidur di bangku taman.

Pasien mengaku tidak berani menggaruk lesi karena


takut lesi semakin menyebar.
Pasien mengaku tidak menggunakan parfum dan koyo
di leher.
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami sakit
kulit seperti ini.
Pasien tidak memberikan salep atau obat lain pada
lesi dan pasien belum berobat ke dokter.
Pasien mengaku tidak demam selama timbulnya
penyakit ini.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat Alergi makanan dan obat disangkal
Riwayat DM disangkal
Riwayat Hipertensi disangkal
Penderita tidak pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga
Alergi makanan dan obat disangkal
DM disangkal
Ibu pasien menderita hipertensi

Riwayat Psikososial
Pekerjaan sehari-hari pasien menjadi pegawai negeri
Pasien mandi teratur 2-3x sehari memakai sabun mandi dan
menggunakan air sumur
Pasien mengganti pakaian yang digunakan sehari-hari 2x dan
memakai handuk sendiri tidak bergantian dengan anggota
keluarga lain.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
: Baik
Keasadaran
: Compos Mentis
Status Gizi
: Kesan baik
Status Generalis
Kepala/Leher
: Lihat status dermatologi
Thorax
: Dalam batas normal
Abdomen
: Dalam batas normal
Extremitas
: Dalam batas normal

Status Dermatologi
Lokasi
: Regio Colli Dextra
Efloresensi :
Regio Colli Dextra
Tampak makula erimatosus batas tidak jelas, edema +, dan
papula +

RESUME

Pasien datang ke poli kulit dan kelamin RSAL Surabaya


dengan keluhan leher kanan terasa panas, gatal, nyeri
dan perih apabila disentuh sejak 1 hari (23 maret 2015)
yang lalu. 1 hari (22 Maret 2015) sebelum munculnya
gejala pasien mengaku timbul kemerahan di leher
sebelah kanan setelah tidur di bangku taman.

Status generalis : dalam batas normal

Status dermatologis :
Lokasi : Regio Colli Dextra
Efloresensi : Tampak makula erimatosus, edema (+), dan
papula (+) dengan gambaran yang khas bersejajar
seperti garis lurus (linier)

DIAGNOSA KERJA
Dermatitis Venenata

DIAGNOSA BANDING
Dermatitis Kontak Alergi
PENATALAKSANAAN

Planning Diagnosa :
Uji Tempel
Planning Terapi :
Non Medikamentosa

Menghindari kontak dengan serangga

Medikamentosa
Kortikosteroid topikal : Hydrocortisone salep 2,5% 2x1
Antibiotik topikal : Fusidic acid salep 2% 2x1
Antihistamin : CTM 4mg 1x1
Analgesik : Mefenamat acid 500 mg 3x1

Planing Monitoring :
Efek

samping obat

Tanda-tanda
Pemberian

infeksi sekunder

obat habis penderita diharapkan control

Planing Edukasi :
Menjelaskan

kepada penderita bahwa penyebab


penyakitnya karena cairan gigitan serangga.

Teratur
Tidur

menyemprot rumah dengan insektisida.

menggunakan kasa nyamuk

Jika dihinggapi serangga usir dengan cara ditiup saja


jangan dipukul karena racunnya dapat menyebar.
Jika terpapar lagi segera bilas dengan air bersih dan
hindari menggosok bagian tubuh lain.
Penderita disarankan untuk minum obat secara
teratur.

PROGNOSA

Dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

DERMATITIS KONTAK IRITAN


Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan
dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor
eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema,
edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan
keluhan gatal.

Dermatitis Kontak Iritan adalah peradangan kulit


yang disebabkan terpaparnya kulit dengan baan dari
luar yang bersifat iritan yang menimbulkan kelaianan
klinis efloresensi polimorfik berupa eritema, vesikula,
edema, papul, vesikel dan keluhan gatal perih serta
panas. Tanda polimorfik tidak selalu timbul
bersamaan, bahkan hanya beberapa saja.

EPIDEMIOLOGI
DKI adalah penyakit kulit akibat kerja yang paling
sering ditemukan, diperkirakan sekitar 70%-80% dari
semua penyakit kulit akibat kerja. DKI dapat diderita
oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras
dan jenis kelamin.
ETIOLOGI
Penyebab munculnya dermatitis jenis ini adalah
bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut,
deterjen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk
kayu. Bahan aktif dari serangga juga dapat menjadi
penyebab.

KLASIFIKASI

Kelainan kulit yang terjadi sangat beragam,


bergantung pada sifat iritan. Iritan kuat memberi
gejala akut, sedangkan iritan lemah memberi gejala
kronis. Dermatitis kontak iritan dibagi menjadi :
DKI akut (DKI kuat, misal larutan a.sulfat, natrium, kalium hidroksida)
DKI akut lambat gambaran klinis muncul 8-24 jam
atau lebih setelah kontak. Bahan iritan yang dapat
menyebabkan misalnya podofilin, antralin, etilen
oksida, serangga (dermatitis venenata)
DKI Kumulatif (d.kronis, paparan berulang ; gesekan,trauma)
Reaksi Iritan (terpajan pekerjaan basah, misal penata rambut,
pekerja logam)

DKI traumatik (kelainan kulit berkembang lambat setelah trauma


panas atau laserasi)

DKI noneritematosa (perubahan fx sawar stratum korneum)


DKI subyektif (kelaianan kulit tidak terlihat, namun penderita
merasa seperti terbakar, perih)

DERMATITIS VENENATA

DEFINISI

Dermatitis Venenata adalah kelainan akibat gigitan


atau tusukan serangga yang disebabkan reaksi
terhadap toksin atau alergen yang dikeluarkan
arthropoda penyerang. Terdapat dua macam lesi yang
dapat diakibatkan oleh gigitan serangga yaitu 1.
Nodul eritematous akibat serangga memasukkan
(menyuntikkan) bahan-bahan berbahaya ke dalam
kulit yang menyebabkan keradangan, 2. Dermatitis
kontak iritan akibat cairan yang dikeluarkan serangga
waktu berbenturan/bersentuhan dengan kulit.

EPEDEMIOLOGI
Dapat mengenai semua umur dengan frekuensi yang
sama pada pria dan wanita. Faktor yang
mempengaruhi timbulnya penyakit adalah lingkungan
yang
banyak
serangga,
seperti
perkebunan,
persawahan, dan sebagainya.
ETIOLOGI
Penyebab gigitan serangga adalah toksin atau alergen
yang ada cairan gigitan serangga tersebut, antara lain
kutu, kutu busuk, laba-laba, nyamuk, kumbang, dan
sebagainya. Bahan toksin tersebut tersusun dari
protein dan substansi lain yang mungkin memicu
rekasi alergi kepada penderita. Spesies serangga yang
paling sering menyebabkan dermatitis venenata adalah
dari genus Paederus.

PATOGENESIS
Gigitan serangga dapat menimbulkan edema pada
kulit disusul jaringan nekrotik setempat. Penderita
mengeluh gatal dan nyeri pada gigitan 2. Hal ini
dikarenakan serangga memasukkan air liurnya yang
mengandung toksin saat dia menggigit.

GEJALA KLINIS
o

Kebanyakan gigitan serangga menyebabkan kemerahan,


bengkak, nyeri, dan gatal-gatal di sekitar area yang terkena
gigitan atau sengatan serangga tersebut. Terdapat makula
eritematus, papula, vesikula, pustula, erosi dan krusta
dengan gambaran yang khas berjajar seperti garis lurus
(linier) searah gerakan tangan pada saat menggaruk

Kissing lession dapat muncul jika area yang sakit terkena


area kulit lain yang sehat, misalnya pada daerah flexor
ataupun paha yang berdempetan

Selain itu gejala sistemik dapat timbul berupa rasa tidak


enak, mual sampai muntah, sesak napas, pusing sampai
terjadi syok anafilaksis dapat menyertai gigitan dengan toksin
yang berat. Reaksi ini tergolong tidak biasa, namun dapat
mengancam kehidupan dan membutuhkan pertolongan
darurat

DIAGNOSIS

Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesa dan gejala klinik


yang timbul. Pada pemeriksaan kulit lokasi lesi bisa
didapatkan di mana saja di seluruh tubuh. Efloresensi dan
sifat-sifatnya berupa eritema dan iskemia, kemudian bila
keadaannya berat bisa terjadi nekrosis luas Kadang-kadang
berupa pustula miliar sampai lentikular menyeluruh atau
sebagaian tubuh, berwarna merah dan terdapat central
punctum ditengahnya.
Gambaran histopatologi didapatkan edema antara sel-sel
epedermis, spongiosis serta serbukan sel polimorfonuklear.
Pada dermis ditemukan pelebaran ujung pembuluh darah
dan serbukan sel radang akut.

DIAGNOSA BANDING

Bisa dilihat dari gambaran gejala kliniknya, diagnosis


banding gigitan serangga antara lain prurigo,
urtikaria dan dermatitis kontak.
Pada urtikaria klinis tampak eritem dan edema
setempat, berbatas tegas kadang bagian tengahnya
tampak lebih pucat, bentuk papular seperti pada
urtikaria yang timbul akibat gigitan serangga
besarnya lentikula, numular sampai plakat.

Pada dermatitis kontak, biasanya jelas ada bahanbahan kontakkan, lesi sesuai dengan tempat
terjadinya kontak. Kelaianan yang terjadi dapat
berupa dermatitis akut, sub akut dan kronik. Lesi
yang akut, berupa lesi yang polimorf yaitu tampak
makula yang eritamatous, batas tidak jelas dan di
atas makula yang eritematous terdapat papula,
vesikula, bula yang bila pecah dapat menjadi lesi yang
eksudatif.

PENATALAKSANAAN
Pemberian terapi dapat disesuaikan dengan berat ringannya
keadaan penderita

Terapi topikal :
- Jika reaksi lokal ringan, dikompres dengan larutan asam
borat 3% atau kortikosteroid topikal seperti krim
hidrokortison 1-2%.
- Jika reaksi berat dengan gejala sistemik, lakukan torniket
proksimal dari tempat gigitan, dan diberi obat sistemik.
- Antibiotik dapat diberikan bila ada infeksi sekunder.

Terapi sistemik : injeksi antihistamin seperti klorfeniramin


10mg atau defenhidramin 50 mg. Adrenalin 1% 0,3-0,5 ml
subkutan. Kortikosteroid sistemik diberikan pada penderita
yang tidak tertolong dengan antihistamin atau adrenalin.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai