DERMATITIS VENENATA
Dokter Pembimbing:
dr. Autunno Sumitro, Sp.KK
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. RI
Umur
: 44 thn
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Suku / Bangsa
: Jawa / Indonesia
Pekerjaan
: PNS
Alamat
: Sawocangkring RT 10 RW 02
Tanggal Pemeriksaan : 24 Maret 2015
ANAMINESA ( Autoanmnesa )
Keluhan Utama :
Panas pada daerah leher sebelah kanan
Keluhan Tambahan :
Terasa nyeri, gatal pada bagian leher sebelah kanan
dan perih saat disentuh
Riwayat Penyakit sekarang :
Pasien datang ke poli kulit dan kelamin RSAL
Surabaya dengan keluhan leher kanan terasa panas,
gatal, nyeri dan perih apabila disentuh sejak 1 hari (23
maret 2015) yang lalu.
1 hari (22 Maret 2015) sebelum munculnya gejala
pasien mengaku timbul kemerahan di leher sebelah
kanan setelah tidur di bangku taman.
Riwayat Psikososial
Pekerjaan sehari-hari pasien menjadi pegawai negeri
Pasien mandi teratur 2-3x sehari memakai sabun mandi dan
menggunakan air sumur
Pasien mengganti pakaian yang digunakan sehari-hari 2x dan
memakai handuk sendiri tidak bergantian dengan anggota
keluarga lain.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
: Baik
Keasadaran
: Compos Mentis
Status Gizi
: Kesan baik
Status Generalis
Kepala/Leher
: Lihat status dermatologi
Thorax
: Dalam batas normal
Abdomen
: Dalam batas normal
Extremitas
: Dalam batas normal
Status Dermatologi
Lokasi
: Regio Colli Dextra
Efloresensi :
Regio Colli Dextra
Tampak makula erimatosus batas tidak jelas, edema +, dan
papula +
RESUME
Status dermatologis :
Lokasi : Regio Colli Dextra
Efloresensi : Tampak makula erimatosus, edema (+), dan
papula (+) dengan gambaran yang khas bersejajar
seperti garis lurus (linier)
DIAGNOSA KERJA
Dermatitis Venenata
DIAGNOSA BANDING
Dermatitis Kontak Alergi
PENATALAKSANAAN
Planning Diagnosa :
Uji Tempel
Planning Terapi :
Non Medikamentosa
Medikamentosa
Kortikosteroid topikal : Hydrocortisone salep 2,5% 2x1
Antibiotik topikal : Fusidic acid salep 2% 2x1
Antihistamin : CTM 4mg 1x1
Analgesik : Mefenamat acid 500 mg 3x1
Planing Monitoring :
Efek
samping obat
Tanda-tanda
Pemberian
infeksi sekunder
Planing Edukasi :
Menjelaskan
Teratur
Tidur
PROGNOSA
Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
EPIDEMIOLOGI
DKI adalah penyakit kulit akibat kerja yang paling
sering ditemukan, diperkirakan sekitar 70%-80% dari
semua penyakit kulit akibat kerja. DKI dapat diderita
oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras
dan jenis kelamin.
ETIOLOGI
Penyebab munculnya dermatitis jenis ini adalah
bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut,
deterjen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk
kayu. Bahan aktif dari serangga juga dapat menjadi
penyebab.
KLASIFIKASI
DERMATITIS VENENATA
DEFINISI
EPEDEMIOLOGI
Dapat mengenai semua umur dengan frekuensi yang
sama pada pria dan wanita. Faktor yang
mempengaruhi timbulnya penyakit adalah lingkungan
yang
banyak
serangga,
seperti
perkebunan,
persawahan, dan sebagainya.
ETIOLOGI
Penyebab gigitan serangga adalah toksin atau alergen
yang ada cairan gigitan serangga tersebut, antara lain
kutu, kutu busuk, laba-laba, nyamuk, kumbang, dan
sebagainya. Bahan toksin tersebut tersusun dari
protein dan substansi lain yang mungkin memicu
rekasi alergi kepada penderita. Spesies serangga yang
paling sering menyebabkan dermatitis venenata adalah
dari genus Paederus.
PATOGENESIS
Gigitan serangga dapat menimbulkan edema pada
kulit disusul jaringan nekrotik setempat. Penderita
mengeluh gatal dan nyeri pada gigitan 2. Hal ini
dikarenakan serangga memasukkan air liurnya yang
mengandung toksin saat dia menggigit.
GEJALA KLINIS
o
DIAGNOSIS
DIAGNOSA BANDING
Pada dermatitis kontak, biasanya jelas ada bahanbahan kontakkan, lesi sesuai dengan tempat
terjadinya kontak. Kelaianan yang terjadi dapat
berupa dermatitis akut, sub akut dan kronik. Lesi
yang akut, berupa lesi yang polimorf yaitu tampak
makula yang eritamatous, batas tidak jelas dan di
atas makula yang eritematous terdapat papula,
vesikula, bula yang bila pecah dapat menjadi lesi yang
eksudatif.
PENATALAKSANAAN
Pemberian terapi dapat disesuaikan dengan berat ringannya
keadaan penderita
Terapi topikal :
- Jika reaksi lokal ringan, dikompres dengan larutan asam
borat 3% atau kortikosteroid topikal seperti krim
hidrokortison 1-2%.
- Jika reaksi berat dengan gejala sistemik, lakukan torniket
proksimal dari tempat gigitan, dan diberi obat sistemik.
- Antibiotik dapat diberikan bila ada infeksi sekunder.
TERIMAKASIH