CYSTOTOMY
Disusun oleh :
TUJUAN
METODE OPERASI
A. PRE OPERASI
a. Preparasi alat
Pertama-tama peralatan operasi dicuci dengan menggunakan sikat yang
telah diberi sabun dari bagian ujung ke ujung yang lain. Kemudian dibilas
dengan air kran yang mengalir 5 – 10 kali. Kemudian peralatan dibilas kembali
dengan menggunakan desinfektan. Lalu dilap dengan lap steril hingga kering.
Peralatan tersebut dimasukkan ke dalam tempat alat bedah dari logam dengan
urutan dari bawah ke atas yaitu needle holder, tang arteri, gunting, pinset
serologi, pinset anatomis, gagang scalpel, towel clamp. Setelah itu bak tersebut
dibungkus dengan kain dan diberi label jenis alat bedah minor serta tanggal
sterilisasi kemudian dimasukan ke dalam oven atau sterilisator dengan suhu
100 0 C selama 60 menit
b. Preparasi Ruangan
Ruangan dan meja operasi dibersihkan terlebih dahulu, lalu dilakukan
desinfeksi dengan desinfektan serta fumigasi menggunakan campuran formalin
10% dan KMNO4 5% dengan perbandingan 1:2 selama 15 menit atau dapat
dilakukan dengan sinar ultra violet.
- Keadaan umum
* Gizi : Baik
* Temperamental : Jinak
b. Orientasi
Penyayatan dilakukan di bagian medianus, yaitu tepat pada garis linea
alba, 1 cm di anterior os pubis.
c. Teknik Operasi
Setelah dilakukan pembiusan, pada area operasi dilakukan pencukuran
bulu, lalu dibersihkan dengan alkohol 70% dan diberi iodium tincture 3 %
dengan menggunakan kapas dan dilakukan pembersihan seperti obat nyamuk
yaitu dari bagian tengah sayatan kearah luar/ tepi sayatan.
Penyayatan pertama dilakukan pada lapisan kulit terluar. Pada saat
penyayatan, sayatan dibuat lurus dan tidak terputus-putus (seminimal
mungkin). Sayatan juga dilakukan secara kontinyu dengan scalpel. Pisahkan
fascia dan lapisan lemak. Setelah ditemukan linea alba, maka linea alba harus
difixir terlebih dahulu dengan menggunakan towel clamp agar sayatan tepat di
atasnya, sehingga tidak menimbulkan adanya pendarahan. Setelah linea alba
disayat, maka akan ditemukan peritoneum dan omentum. Setelah itu omentum
disingkirkan dan vesica urinaria dicari dengan hati-hati. Jika terjadi perdarahan
dihentikan dengan tampon.
Vesica urinaria diisolasi dari rongga abdomen menggunakan kassa
steril, selanjutnya dilakukan pengambilan urin (inspirasi) dari vesica urinaria
dengan menggunakan syringe atau yang disebut dengan cystocentesis. Setelah
selesai melakukan cystocentesis vesica urinaria dikembalikan kedalam rongga
abdomen dan disemprotkan penicillin 50.000 IU. Kemudian dilakukan
penjahitan pada lapisan peritoneum dan linea alba dengan menggunakan jarum
berpenampang bulat dan benang cat gut 3/0 dengan tipe jahitan sederhana.
Lapiasn lemak dalam hal ini juga dijahit tersendiri karena lapisan lemaknya
sangat tebal menggunakan jarum berpenampang bulat dan benang cat gut 3/0
dengan tipe jahitan sederhana. Selanjutnya lapisan kutis-sub kutis dijahit
dengan menggunakan jarum berpenampang segitiga dan benang silk
(sebelumnya disemprotkan penicillin 50.000 IU) dengan tipe jahitan sederhana
untuk memudahkan pembukaan jahitan post operasi (setelah 7 hari).
POST OPERASI
HASIL PENGAMATAN
Frekuensi
Waktu Suhu Nafas Jantung
15 36.7 20 100
30 36.3 16 108
45 35.4 20 104
60 35.2 20 108
75 34.8 24 80
90 34.5 24 124
105 33.3 20 108
37
Tabel 2. Pengamatan selama post operasi
36
Frekuensi
Waktu Suhu Nafas
Jantung
Pagi 39 44 128
8 Oktober 2009
Sore 39.8 52 132
Pagi 39.8 56 132
9 oktober 2009
Sore 38.8 32 124
Pagi 38.1 28 120
10 Oktober 2009
Sore 37.1 24 116
Pagi 38.6 32 124
11 Oktober 2009
sore 37.9 24 116
12 oktober 2009 Pagi 38.2 28 120
Sore 37.7 28 120
Xylazine 2%
Diket : BB = 3 kg
Dosis : 2 mg/ kg BB
Xylazine yang diperlukan :
BB x Dosis = 3 kg x 2 mg/ kg BB = 6 mg
Aspirasi : 6 mg / 20 mg x 1 ml = 0,3 ml
Oxytetracyclin
Dosis : 14 mg/kg BB
Oxytetracycline yang dibutuhkan:
BB x Dosis = 3 kg x 14 mg/kg BB = 42 mg
Aspirasi : 42 mg/200mg x 1ml = 0.21 ml
Amoxillin
Dosis : 20 mg/kg BB
Amoxillin yang dibutuhkan :
BB x Dosis = 3 kg x 20 mg/kg BB = 60 mg
Pemberian : 60 mg = 2.4 ml
25mg/ml
Diberikan selama 4 hari (2 kali sehari) = 2.4 ml x 8
= 19.2 ml
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa untuk
melakukan cystocentesis atau pengambilan cairan (urin) dari dalam vesica
urinaria perlu dilakukan laparotomi medianus posterior terlebih dahulu dengan
titik orientasi 1 cm di anterior os pubis. Untuk mengisolasi vesica urinaria
maka lapisan yang perlu disayat berurutan dari luar ke dalam adalah kulit,
fascia, lapisan lemak, linea alba, peritoneum dan omentum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1997. Diktat Kuliah dan Praktikum IBUV. Bagian Klinik Fakultas
Kedokteran Hewan IPB. Bogor.