Anda di halaman 1dari 5

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: http://www.researchgate.net/publication/258728299

Magnetic Properties of Manggamat, Aceh


Selatan Iron Ore
CONFERENCE PAPER MAY 2013
DOI: 10.13140/2.1.1233.5049

DOWNLOADS

VIEWS

1,543

134

1 AUTHOR:
Zulkarnain Jalil
Faculty of Mathematics and Natural Scienc
11 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE

Available from: Zulkarnain Jalil


Retrieved on: 08 July 2015

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Kajian Awal Karakteristik Mineral Magnetik Bijih Besi


Manggamat, Aceh Selatan
Adi Rahwanto# dan Zulkarnain Jalil
Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111
e-mail: adi_oeal@yahoo.com
Abstrak. Telah dilakukan identifikasi mineral magnetik pada bijih besi di Desa Manggamat,
Kecamatan Kluet Tengah, Kabupaten Aceh Selatan. Kajian awal ini dilakukan sebagai salah
satu upaya untuk memberikan nilai tambah pada mineral lokal. Kajian dilakukan
menggunakan teknik difraksi dan fluoresensi sinar-X (XRD dan XRF) dimana diperoleh
informasi awal bahwa fasa utama yang dominan dalam bijih besi Manggamat adalah
hematite atau Fe2O3. Hasil uji XRF diketahui bahwa fasa Fe2O3 memiliki kandungan sebesar
85,31%, diikuti oleh senyawa SiO2 (11,01%) dan konsentrasi yang paling rendah adalah
SnO2 sebesar 0,02%. Kemudian, dari karakterisasi sifat kemagnetan diperoleh besaran
magnetiknya yaitu magnetisasi saturasi (Ms) sebesar 0,1 Tesla, lalu magnetisasi sisa atau
remanen (Br) = 0,017 Tesla, dan medan magnet balik atau koersivitas (Hc) = 12,39 kA/m.
Kata Kunci: Bijih besi, Manggamat, Aceh Selatan, sifat magnetik, identifikasi mineral.

PENDAHULUAN
Bijih besi merupakan salah satu mineral
yang tersedia cukup banyak di alam.
Khususnya di Aceh, pemanfaatannya masih
belum optimal disebabkan minimnya
penelitian di bidang tersebut belum
dilakukan secara intensif, sehingga bijih
besi di Aceh saat ini diekploitasi tanpa
melalui upaya investigasi detail yang
berimplikasi pada kurangnya peningkatan
nilai tambah mineral itu sendiri. Padahal
bijih besi yang mengandung mineral
magnetik merupakan bahan baku yang
cukup komersil untuk dimanfaatkan bagi
pelbagai industri, terutama bahan magnet1.
Potensi bijih besi bernilai ekonomis itu
tersebar di beberapa tempat seperti di Aceh
Besar,
Pidie,
Aceh
Barat
Daya,
Subulussalam, Gayo Lues, Aceh Timur,
dan Aceh Selatan dengan total deposit
mencapai 92,3 juta ton. Sebagian ada yang
masih berupa batuan dan sebagian lagi
berupa endapan plaser dalam sungai atau di
muara2,3.
Oleh karena itu dalam penelitian ini akan
dilakukan identifikasi mineral yang
terkandung pada bijih besi yang berasal dari

lokasi penambangan bijih besi di Desa


Manggamat Kecamatan Kluet Tengah
Kabupaten Aceh Selatan untuk mengetahui
kandungan mineral-mineral yang dapat
memberikan
nilai
tambah
pada
perekonomian daerah.
METODE PENELITIAN
Pengambilan sampel dilakukan di
kawasan penambangan bijih besi PT.
Pinang Sejati Desa Manggamat, Kecamatan
Kluet Tengah, Kabupaten Aceh Selatan.
Selanjutnya batu bijih besi dipecah menjadi
bongkahan-bongkahan kecil secara manual
menggunakan palu. Lalu, bongkahan
tersebut dicuci untuk menghilangkan
pengotor
yang
melekat.
Kemudian
dihaluskan dengan alu dan mortar dan
selanjutnya
dilakukan
pengayakan
(sieving).
Studi komposisi fasa dilakukan dengan
Difraktrometer SinarX (XRD Shimadzu,
radiasi Cu-K) di Laboratorium Fisika
Material,
Jurusan
Fisika,
FMIPA
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Kandungan unsur dilakukan menggunakan
X-ray Fluorescence (XRF Brucker S2
Semirata 2013 FMIPA Unila |203

Adi Rahwanto# dan Zulkarnain Jalil : Kajian Awal Karakteristik Mineral Magnetik Bijih
Besi Manggamat, Aceh Selatan

Ranger) pada Lab. Terpadu, UNS, Solo.


Adapun karakteristik magnetik dianalisis di
Lab. Material, Jurusan Fisika, UI Depok
menggunakan PERMAGRAPH (MagnetPhysik, 2T). Untuk uji kemagnetan, sampel
serbuk bijih besi terlebih dahulu dipadatkan
menjadi bentuk pelet menggunakan mesin
press hidraulik. Sifat kemagnetan yang
diobservasi adalah saturasi magnet (Ms),
remanen (Br) dan koersifitas (Hc).
HASIL DAN DISKUSI
Hasil Identifikasi Fasa dengan XRD
Pengujian XRD ini menggunakan
diffractometer sinar-X (XRD Shimadzu
D6000, radiasi Cu-K (= 1.54060 ) pada
sudut 2 dari 20- 80. Uji XRD bertujuan
untuk mengidentifikasi komposisi fasa
mineral pada bijih besi Manggamat. Pola
difraksi yang terbetuk seperti ditunjukkan
pada Gambar 1.
Dari hasil pengujian XRD yang
dilakukan, terdapat beberapa puncak yang
dominan seperti ditunjukkan pada Gambar
1. Selanjutnya dilakukan perbandingan
dengan database yang dikeluarkan Joint
Committee
for
Powder
Diffraction
Standard (JCPDS) No. PDF #840311.
Berdasarkan hasil analisa kualitatif dengan
pencocokan hasil eksperimen dan database
teridentifikasi bahwa fasa utama yang hadir
adalah Fe2O3 (hematite) dan SiO2 sebagai
fasa minor.

Gambar 1. Pola difraksi sinar-X pada bijih besi


Manggamat

Jika merujuk literatur, fasa hematite ini


merupakan fasa yang dominan di dalam
batuan bijih besi. Seperti dilaporkan oleh
Han dkk4 pada bijih besi kawasan Xuanhua,
China memiliki kandungan Fe2O3 sebesar
60-65%.
Karakterisasi
dengan
X-Ray
Fluorescence (XRF)
Karakterisasi dengan metode X-ray
fluoresensi
(XRF)
dilakukan untuk
mengetahui kadar atau kandungan mineral
pada batuan bijih besi. Dari Tabel 1, dapat
dilihat hasil karakterisasi XRF sampel bijih
besi Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten
Aceh
Selatan,
yang
menunjukkan
kandungan beberapa unsur yang terkandung
didalamnya.
Dari hasil identifikasi dengan XRF,
diketahui senyawa yang konsentrasinya
paling tinggi adalah Fe2O3 (85,31%),
kemudian diikuti senyawa SiO2 (11,01%)
dan konsentrasi yang paling rendah adalah
SnO2 sebesar 0,02%.
Tabel 1. Komposisi kimia dalam mineral bijih
besi Manggamat

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Nama Unsur
Fe2O3
SiO2
Al2O3
SO3
P2O5
K2O
TiO2
CaO
Cl
Bi2O3
Nd2O3
Pr6O11
CuO
MnO
CeO2
SrO
PbO
ZnO
SnO2

Persentase (%)
85,31 %
11,01 %
0,71 %
0,54 %
0,34 %
0,33 %
0,32 %
0,30 %
0,19 %
0,17 %
0,16 %
0,15 %
0,14 %
0,08 %
0,08 %
0,07 %
0,03 %
0,03 %
0,02 %

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Analisa Sifat Kemagnetan


Karakterisasi sifat magnetik bijih besi di
Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh
Selatan, dilakukan dengan menggunakan
alat Permagraph dengan medan magnet luar
sebesar 2 Tesla. Data yang diperoleh berupa
kurva loop histerisis (Gambar 2). Dari
kurva tersebut diperoleh beberapa besaran
magnetik penting, meliputi saturasi magnet
(Ms), magnetisasi sisa atau remanen (Br),
dan medan magnet balik atau koersivitas
(Hc).
Hasil ini menunjukkan bahwa bijih besi
Manggamat, yang memiliki fasa mayoritas
Fe2O3, memiliki fasa magnetik dengan nilai
tertentu. Hal ini dibuktikan dari hasil
pengukuran sifat kemagnetan dimana
diperoleh magnetisasi saturasi (Ms) sebesar
0,1 Tesla, lalu magnetisasi sisa atau
remanen (Br) = 0,017 Tesla, dan koersivitas
(Hc) sebesar 12,39 kA/m.
Merujuk penelitian yang dilakukan oleh
Rahwanto dkk.5 pada bijih besi Lhoong,
Aceh Besar, diketahui memiliki sifat
kemagnetan yang mirip. Pada bijih besi
Lhoong, nilai besar magnetiknya masingmasing saturasi magnet (Ms) adalah 0,1
Tesla, lalu remanennya sebesar 0,026 tesla,
dan memiliki koersivitas sedikit lebih tinggi
yakni sebesar 15,7 kA/m.
Guna memperoleh hasil yang lebih baik
lagi, maka perlu dilakukan kajian lanjutan
terutama teknik preparasi serbuk bijh besi.
Yang paling sederhana seperti yang
diusulkan oleh Li dkk.6 dengan melakukan
separasi magnetik dan diikuti proses
roasting (pemanggangan) pada temperatur
tertentu.

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapatkan
dari penelitian ini yaitu :
1. Hasil
Identifikasi
fasa
dengan
menggunakan XRD, bijih besi yang
terdapat di Kecamatan Kluet Tengah
Kabupaten Aceh Selatan ini didominasi
oleh senyawa Fe2O3 sebagai fasa utama
dan SiO2 sebagai fasa minor.
2. Identifikasi
mineral
dengan
menggunakan XRF diketahui bahwa
Fe2O3 (hematite) merupakan senyawa
dominan dengan kandungan sebesar
85,31 %, diikuti senyawa SiO2 sebesar
11,01% dan yang paling rendah adalah
SnO2 sebesar 0,02%.
3. Hasil pengukuran sifat kemagnetan
diperoleh besaran magnetiknya, yaitu
megnetisasi saturasi (MS) sebesar 0,1
Tesla, lalu magnetisasi sisa atau remanen
(Br) = 0,017 Tesla, dan medan magnet
balik atau koersivitas (Hc) sebesar 12,39
kA/m.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bakruddin, S.Si yang telah
membantu proses preparasi sampel dan Dr
Erfan Handoko, M.Si (FMIPA UNJ,
Jakarta) untuk diskusi dan pengujian sifat
kemagnetan.
DAFTAR PUSTAKA
1

Agus Yulianto, Satria Bijaksana, Waloejo


Loeksmanto dan Daniel Kurnia. 2003.
Produksi Hematit (Fe2O3) Dari Pasir
Besi, Pemanfaatan Potensi Alam
Sebagai Bahan Industri Berbasis Sifat
Kemagnetan, Jurnal Sains Materi
Indonesia. Vol 5. No 1, hal: 51-54.

Dinas Pertambangan dan Energi. 2010.


Potensi Bahan Galian Unggulan.
Distamben Provinsi Aceh.

Gambar 2. Kurva loop histerisis serbuk bijih


besi Manggamat

Semirata 2013 FMIPA Unila |205

Adi Rahwanto# dan Zulkarnain Jalil : Kajian Awal Karakteristik Mineral Magnetik Bijih
Besi Manggamat, Aceh Selatan

Badan Pusat Statistik, 2012. Aceh Dalam


Angka,
Laporan
Tahunan
BPS
Kabupaten Aceh Selatan.

Xiuli Han, Changcun Li, Lina Liu. 2011.


Study on Processing Mineralogy of
Xuanhua Iron Ore, Applied Mechanics
and Materials, Vol. 50-51, pp 751-755.

Adi Rahwanto, Zulkarnain Jalil, Mustanir,


dan M. Nizar Machmud, Pengembangan
dan Peningkatan Nilai Tambah (Added
Value) Bijih Besi Kawasan Pesisir Aceh
Menjadi Oksida Besi Kinerja Tinggi
Berstruktur
Nanokristal
untuk

Penguatan Industri Logam Berbasis


Sumber Daya Alam Lokal. Makalah
Seminar Nasional. Himpunan Fisika
Indonesia (HFI) di Palangkaraya 19-20
Oktober 2012.
6

Chao Li, Henghu Sun, Jing Bai, Longtu


Li. 2010. Innovative Methodology for
Comprehensive Utilization of Iron ore
Tailings Pert.1.The Recovery of Iron
From iron ore Tailing Using Magnetic
Separation of the magnetizing Roasting,
Journal of Hazardous Materials, Vol.
174, pp. 71-77.

Anda mungkin juga menyukai