Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang
Korupsi sudah sering kita dengar saat ini, baik di media masa maupun media elektronik.
Korupsi berada di sekitar kita, bahkan mungkin kita tidak menyadarinya. Korupsi bisa
terjadi mulai dari hal yang sangat kecil dan sepele sampai dengan hal yang besar.
Korupsi juga bisa terjadi di rumah, di sekolah, di masyarakat, maupun di insatansi
tertinggi serta dalam pemerintahan. Mereka yang melakukan korupsi terkadang
mengangap remeh hal yang dilakukan itu. Hal ini sangat menghawatirkan, sebab
bagaimana pun, apabila suatu organisasi dibangun dari korupsi akan dapat merusaknya.
Maraknya praktek korupsi di Indonesia tampaknya sudah sangat parah. Korupsi terlanjur
kuat, tak terkendali, dan menjadi sistem tersendiri yang mengakar di Indonesia. Orang
yang awalnya baik, dapat dengan mudah berubah menjadi korup. Hal ini menyebabkan
kepercayaan publik terhadap instansi pemerintah menurun drastis. Celah hukum dan
pengawasan yang lemah sering dianggap sebagai penyebab utama terjadinya korupsi.
Namun demikian sebenarnya sikap individu dan masyarakat yang menganggap remeh
praktek korupsi merupakan pendorong yang sangat kuat untuk melakukan tindakan
korupsi. Sering kali oknum pejabat mau menerima pemberian dari orang lain berupa
makanan atau oleh-oleh. Memang hal itu sangatlah sepele, namun apabila dibiarkan dan
diremehkan secara terus menerus, nantinya pemberian tersebut berubah menjadi parcel,
uang saku, atau lebih besar lagi dan jadilah tindakan penyuapan. Kebiasaan-kebiasaan
seperti inilah yang menyebabkan tindakan korupsi tumbuh subur di Indonesia.
Nampaknya pengajaran atau pengetahuan mengenai penanggulangan korupsi ini kurang
ditekankan dalam pendidikan di Indonesia. Atau bisa jadi metode yang digunakan kurang
tepat. Hal ini membuat kita sering menganggap remeh bahkan malas untuk mempelajari
penanggulangan korupsi, karena kurangnya motivasi pada diri sendiri,
sehingga sering sekali berasumsi untuk apa mempelajari padahal itu sangat penting

untuk diketahui agar tahu hak dan kewajiban kita untuk Negara ini. Oleh karena itu
penulis merasa perlu membuat makalah berjudul Pemberantasan Korupsi Di Indonesia
ini.
B.Rumusan Masalah
1.Apa penyebab seseorang melakukan korupsi?
2.Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari tindakan korupsi?
3.Bagaimana langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk memberantas korupsi?
A.Tujuan
1.Untuk mengetahui penyebab seseorang melakukan tindakan korupsi.
2.Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari tindakan korupsi.
3.Untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk memberantas korupsi.
Adapun ciri-ciri korupsi, antara lain:
1.Melibatkan lebih dari satu orang. Setiap perbuatan korupsi tidak mungkin dilakukan
sendiri, pasti melibatkan lebih dari satu orang.Bahkan, pada perkembangannya acapkali
dilakukan secara bersama-sama untuk menyulitkan pengusutan.
2. serba kerahasiaan. Meski dilakkanbersama-sam, korupsi dilakukan dalam koridor
kerahasiaan yang ketat. Masing-masing pihak yang terlibat akan berusaha semaksimal
mungkin menutupi apa yang telah dilakukan.
3. Melibatkan elemen perizinan dan keuntungan timbal balik. Yang dimaksud elemen
perizinan adalah bidang strategis yang dikuasai oleh Negara menyangkut pengembangan
usaha tertentu. Misalnya izin mendirikan bangunan, izin perusahaan dan lai-lain.
4. Selalu berusaha menyembunyikan perbuatan/maksud tertentu dibalik kebenaran.

C.Dampak dari Korupsi


1.Dampak Korupsi Terhadap Masyarakat

a.Meningkatnya Kemiskinan Banyak proyek pemerintah ataupun bantuan asing untuk


rakyat miskin tidak efektif, karena disunat oleh oknum pejabat pemerintah yang tidak
bertanggung jawab. Dalam banyak kasus korupsi, masyarakat miskin sering menjadi
korban karena ketidak berdayaan mereka.
b.Meningkatkan Angka Kriminalitas Korupsi menyuburkan berbagai jenis kejahatan yang
lain dalam masyarakat. Semakin tinggi tingkat korupsi, semakin besar pula kejahatan.
Menurut Transparency International, terdapat pertalian erat antara jumlah korupsi dan
jumlah kejahatan. Rasionalnya, ketika angka korupsi meningkat, maka angka kejahatan
yang terjadi juga meningkat. Sebaliknya, ketika agka korusi berhasil dikurangi, maka
kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum (law enforcement juga meningkat.
Dengan mengurangi korupsi dapat juga (secara tidak langsung) mengurangi kejahatan
yang lain.
c.Demoralisasi Secara tidak langsung korupsi akan meruntuhkan otoritas pemerintah,
mematikan etika sosial-politik, dan menyebabkan tidak efektifnya peraturan dan
perundang-undangan. Korupsi yang merajalela yang berlarut-larut membuat masyarakat
pesimis akan keberhasilan upaya pemberantasan korupsi, padahal optimisme masyarakat
merupakan modal utama sukses perang melawan korupsi. Pesimisme ini membuat
masyarakat melakukan pembiaran terhadap aktifitas korupsi, walaupun mereka jelas-jelas
menjadi korban
d.Menurunkan Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah Bila kasus korupsi
berlangsung terus menerus, masyarakat akan cenderung meragukan segala hal yang
berhubungan dengan pemerintah. Sebagai contoh, pemilu tidak akan berjalan lancar
sebagaimana mestinya karena masyarakat enggan ikut berpartisipasi. Menurut
masyarakat, mengikuti pemilu sama saja turut serta memilih koruptor baru. Dan apabila
kasus korupsi dibiarkan terus menerus, dampak korupsi yang paling besar adalah
perlawanan masyarakat karena ketidak puasan terhadap pemerintah.

2.Dampak Korupsi Terhadap Pelakunya


a.Memberikan Rasa Tidak Tenang Melakukan tindak korupsi tentunya akan
mempengaruhi kehidupan batin dari pelakunya. Meskipun belum tentu tindakannya
diketahui pihak berjawib, pelaku pasti terbayang-bayangi rasa was-was, tidak tenang
selama bekerja, dan takut yang berkepanjangan karena khawatir perbuatannya diketahui
umum.
b.Degradasi Moral Secara tidak sadar tindakan korupsi yang dibiarkan terus-menerus
akan mempengaruhi kepribadian dari pelakunya. Mulai dari terbiasa untuk berbohong,
bertindak kecurangan, hingga menipu orang lain.
c.Hukuman Pidana Bagi para pihak atau pejabat yang terbukti bersalah melakukan tindak
pidana korupsi, maka pasti ia akan diproses oleh pihak yang berwajib. Hukuman pidana
terhadap pelaku korupsi dapat berupa denda dan/atau hukuman penjara.
d.Tekanan Sosial Seumur Hidup Bagi bekas pelaku korupsi yang telah selesai menjalani
masa hukumannya, bukan berarti ia dapat hidup seperti masyarakat lain pada umumnya.
Telah diketahui bertindak korupsi oleh khalayak ramai akan menyebabkan pelaku
menanggung rasa malu seumur hidup dan terus tertekan. Setiap kegiatan yang pelaku
lakukan akan distigma negatif oleh orang lain. Hal-hal apapun yang pelaku kerjakan
akan disangkut pautkan dengan korupsi. Hal ini akan terus melekat terhadap individu
pelaku sampai dengan ia mati nanti.
e.Dijauhi Oleh Orang-Orang Dekatnya Seringkali apabila seseorang telah terkait kasus
korupsi, maka ia akan ditingglkan oleh orang-orang yang dulu pernah dekat dengannya,
bisa saja itu teman, kerabat, istri bahkan suami. Hal itu wajar terjadi karena tidak ada
orang yang ingin namanya ikut tercemar akibat dari perbuatan orang lain.
Mengatasi Korupsi Di Indonesia
1.Mengatasi Korupsi Jangka Pendek Pada dasarnya untuk mengatasi terjadinya tindakan
dalam jangka pendek adalah dengan menekankan jiwa anti korupsi di masing-masing
individu itu sendiri. Tanamkan dalam diri untuk tidak melakukan korupsi dalam bentuk
apapun. Bahkan mulai dari yang terkecil sekalipun seperti datang kerja tepat waktu dan

pulang kerja tidak lebih awal dari ketentuan yang seharusnya sebab itu merupakan salah
satu bentuk korupsi waktu. Kemudian sebisa mungkin tidak menerima pemberian dari
orang lain selain pemberi kerja dalam bentuk apapun entah itu sekedar bingkisan maupun
parcel. Meskipun hal itu sangat sepele namun avabila terus dibiarkan, tidak menutup
kemungkinan individu tersebut menjadi terbiasa menerima pemberian dari orang lain
bahkan dalam bentuk yg lebih material seperti uang . Hal ini akan mendorong seseorang
untuk terdorong menerima suap.
2.Mengatasi Korupsi Jangka Panjang Persoalan korupsi beraneka ragam cara melihatnya,
oleh karena itu cara pengkajiannya pun bermacam-macam pula. Untuk mengatasi
korupsi jangka panjang dapat dilakukan:
a.Penegakan hukum yang konsisten dan tidak pandang bulu
b.Peningkatan iman dan taqwa kepada masyarakat pada umumnya dan aparatur pada
khususnya.
c.Kontrol sosial dari masyarakat, yang menyadari bahwa perbuatan korupsi merugikan
semua orang, dan korupsi uang negara adalah perbuatan jahat yang direncanakan dan
menyengsarakan rakyat.
d.Pengawasan internal dan eksternal yang baik.
e.Menciptakan aparatur pemerintah yang jujur dan berintegritas.
f.Mengusahakan perbaikan penghasilan (gaji) bagi pejabat dan pegawai negeri sesuai
dengan kemajuan ekonomi dan kemajuan swasta.
g.Menumbuhkan kebanggaan-kebanggaan dan atribut kehormatan diri setiap jabatan dan
pekerjaan.
h.Menumbuhkan pemahaman dan kebudayaan politik yang terbuka untuk kontrol,
koreksi dan peringatan, sebab wewenang dan kekuasaan itu cenderung disalahgunakan.

BAB III PENUTUP A.


KESIMPULAN

Korupsi adalah suatu tindak pidana yang memperkaya diri yang secara langsung
merugikan negara atau perekonomian negara. Beberap unsur yang terdapat dalam
perbuatan korupsi meliputi menerima hadiah atau janji (penyuapan), pemerasan dalam
jabatan, ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara),
menerima gratifikasi, serta menyalahgunakan kewenangan. Adapun penyebabnya antara
lain, moral individu yang kurang kuat, sifat tamak, gaya hidup konsumtif, kurang
diterapkannya ajaran agama dengan baik, lemahnya sistim pengendalian internal,
lemahnya kekuatan hukum, kurang tegasnya aparat penegak hukum. Kemudian korupsi
ini memberikan dampak antara lain, menurunnya laju perekonomian, menambah parah
kemiskinan, menurunkan kepercayaan masyarakat, dan demoralisasi. Sedangkan dampak
yang dialami individu pelaku antara lain, memberikan rasa tidak tenang, degradasi moral,
hukuman pidana, tekanan sosial seumur hidup, dijauhi oleh orang-orang dekatnya. Untuk
mengatasi maraknya tindakan korupsi dapat ditempuh dengan cara antara lain, perbaikan
moral dari diri sendiri, penegakan hukum yang tidak pandang bulu, pengawasan internal
dan eksternal yang baik, kontrol sosial dari masyarakat, mengusahakan perbaikan gaji
aparatur negara, peningkatan iman dan taqwa, serta menumbuhkan kebanggaan dan
atribut kehormatan diri setiap jabatan dan pekerjaan. Sebagai penutup, saya berjanji
bahwa kelak saya tidak akan melakukan tindak korupsi sebagai bentuk tanggung jawab
saya sebagai pejabat pemerintah yang berkewajiban untuk bertindak amanah dan
memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.
B.SARAN
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini.Dan pencegahan
korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil.
Hendik Budi Yuwono (3J/12)
DAFTAR PUSTAKA
Hartanti, Evi, S.H., 2005. Tindak Pidana Korupsi. Sinar Grafika : Jakarta
Marpaung, Leden, S.H., 1992. Tindak Pidana Korupsi : Masalah dan Pemecahannya
Bagian kedua Sinar Grafika : Jakarta

Kompas. Surat Kabar Harian. Jakarta. Bulan Oktober sampai Februari 2012.
Susanto, Agus. http://my.opera.com/a6us/blog/show.dml/4944371. diakses tanggal 01
Februari 2012
http://intl.feedfury.com/content/30095993-makalah-korupsi-di-indonesia.html.

diakses

tanggal 01 Februari 2012


Hutabarat, Agus. http://agusthutabarat.wordpress.com/2009/11/06/tindak-pidana-korupsidi-indonesia-tinjauan-uu-no-31-tahun-1999-jo-uu-no-20-tahun-2001-tentang- pemberanta
san-tindak-pidana-korupsi/. Diakses tanggal 03 Februari 2012-02-03
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3800/1/fisip-erika1.pdf. diakses tanggal
12 Februari 2012 http://najmudincianjur.blogspot.com/2011/09/definisi-korupsi-dansebab-korupsi.html. diakses tanggal 12 Februari 2012
http://www.slideshare.net/akungbgl/materi-5-dampak-korupsi-2010. diakses tanggal 12
Februari 2012
http://www.anneahira.com/dampak-korupsi.htm. diakses tanggal 12 Februari 2012
http://hukum.kompasiana.com/2011/12/12/mengapa-indonesia-korupsi. diakses tanggal
12 Februari 2012
http://www.scribd.com/doc/57680938/Dampak-Korupsi-Terhadap-HAK-danKEWAJIBAN- bagi-Rakyat-Sipil. diakses tanggal 12 Februari 2012

Anda mungkin juga menyukai