Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi adalah penyakit multifaktorial yang timbul terutama karena
interaksi antara faktor-faktor risiko tertentu. Sampai saat ini hipertensi masih tetap
menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain meningkatnya prevalensi
hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan
maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta
adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas
dan mortalitas.1
Hipertensi merupakan faktor resiko ketiga terbesar yang menyebabkan
kematian dini, hipertensi berakibat terjadinya gagal jantung kongetif serta
penyakit cerebrovaskular. Gejala-gejalanya antara lain pusing, sakit kepala, keluar
darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Penyakit ini
dipengaruhi oleh cara dan kebiasaan hidup seseorang, sering disebut sebagai the
killer disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi.
Penderita datang berobat setelah timbul kelainan organ akibat hipertensi.
Hipertensi juga dikenal sebagai heterogeneouse grup of disease karena dapat
menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur, sosial dan ekonomi, selain
itu hipertensi dapat terjadi karena faktor herediter, asupan garam yang berlebihan,
kurangnya aktivitas dan stres psikososial. Kecenderungan berubahnya gaya hidup
akibat urbanisasi, modernisasi dan globalisasi memunculkan sejumlah faktor
resiko yang dapat meningkatkan angka kesakitan hipertensi.4,6,10,12
Meningkatnya prevalensi penyakit hipertensi setiap tahun menjadi

masalah utama di negara maju dan negara berkembang. Menurut data dari The
National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES) menunjukkan
bahwa dari tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar
29-31 %, yang berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi
peningkatan 15 juta dari data NHNES III.4
Peningkatan prevalensi hipertensi semakin mengkhawatirkan, sekitar 20%
dari semua orang dewasa menderita hipertensi dan menurut statistik angka ini
terus meningkat. Sekitar 40% dari semua kematian di bawah usia 65 tahun adalah
akibat hipertensi.1,2,12
Menurut WHO (2011) batas normal tekanan darah adalah kurang dari atau
120 mmHg tekanan sistolik dan kurang dari atau 80 mmHg tekanan
diastolik.Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang
diderita oleh hampir semua golongan masyarakat di seluruh dunia. Jumlah
penderita hipertensi sendiri terus bertambah setiap tahunnya. Sampai saat ini
hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju maupun
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Riset

Kesehatan Daasar

(RISKESDAS) tahun 2007 mendapatkan prevalensi hipertensi pada penduduk


umur 18 tahun ke atas di Indonesia cukup tinggi yakni mencapai 31,7% dengan
penduduk yang mengetahui dirinya menderita hipertensi hanya 7,2% dan yang
minum obat antihipertensi hanya 0,4%.

Sedangkan Menurut Joint National

Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment on High Blood


Pressure VII (JNC-VII), hampir 1 milyar orang menderita hipertensi di dunia.

Data tahun 2010 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 28,6% orang dewasa
berusia 18 tahun ke atas menderita hipertensi.1,2,3,8,9,12
Di Indonesia sendiri berdasarkan Profil Data Kesehatan Indonesia 2011,
hipertensi termasuk ke dalam 10 besar penyakit rawat inap dan rawat jalan di
rumah sakit pada tahun 2010 dengan jumlah kasus sebanyak 19.874 pasien rawat
inap dan 80.615 pasien rawat jalan. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menurut
provinsi, provinsi Kalimantan Selatan (39,6%), Jawa Timur (37,4%), Bangka
Belitung (37,2%), Jawa Tengah (37,0%), Sulawesi Tengah (36,6%), DI
Yogyakarta (35,8%), Riau (34,0%), Sulawesi Barat (33,9%), Kalimantan Tengah
(33,6%), dan Nusa Tenggara Barat (32,4%), merupakan provinsi yang mempunyai
prevalensi hipertensi lebih tinggi dari angka nasional (31,7%).6
1.2 Tujuan
Kegiatan keluarga binaan bertujuan untuk :
a. Mencari faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya penyakit hipertensi
pada anggota keluarga.
b. Menilai secara keseluruhan kondisi tempat tinggal dan lingkungan untuk
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan dalam
keluarga.
c. Melakukan diagnosis dan penatalaksanaan secara paripurna baik
farmakologi dan nonfarmakologi atas masalah kesehatan yang terjadi
dalam keluarga.
d. Menciptakan kebiasaan untuk berprilaku hidup bersih dan sehat bagi
semua anggota keluarga.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan keluarga binaan ini adalah :
a. Memperoleh gambaran mengenai faktor risiko yang mempengaruhi
masalah kesehatan khususnya penyakit hipertensi pada keluarga.
b. Memperoleh deskripsi mengenai tempat tinggal dan lingkungan guna
perbaikan untuk meningkatkan taraf kesehatan keluarga.
c. Memperoleh diagnosis tepat dan penatalaksanaan dapat dilakukan secara
menyeluruh melibatkan seluruh anggota keluarga.
d. Menambah pengetahuan anggota keluarga untuk menerapkan prilaku
hidup bersih dan sehat untuk meningkatkan kesehatan diri.

BAB 2
LAPORAN KEGIATAN
2. 1 Masalah Kesehatan Utama
2.1.1 Identitas pasien

Nama

: Ny.M

Umur

: 69 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Suku

: Aceh

Pendidikan

: Tidak Tamat SD

Pekerjaan

: IRT

Alamat

: Desa Blang, Tanah pasir

Tanggal Pemeriksaan: 09 Februari 2015


2.1.2

Anamnesis
A. Keluhan utama

: Sakit kepala

B. Keluhan tambahan

: Jantung berdebar dan nyeri ulu hati

C. Riwayat penyakit sekarang


Pasien datang ke Puskesmas Samudera dengan keluhan sakit kepala
sejak 1 minggu yang lalu. Sakit kepala dirasakan menjalar sampai ke
tengkuk sehingga pasien sulit melakukan aktivitas sehari hari. Setelah
berobat ke puskesmas, dokter mendiagnosa dengan penyakit hipertensi.
Riwayat hipertensi sejak 1 tahun. Pasien mengaku sering makan ikan
asin. Pasien menyangkal adanya perubahan pada penglihatannya, BAK
sering (-),

kaki bengkak (-), sesak nafas (-), nyeri dada (-). Dari

anamnesa pasien juga mengaku abang kandungnya juga menderita


penyakit yang sama.
D. Riwayat penggunaan obat

Pasien mengkonsumsi obat yang didapat dari puskesmas.


E. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat Hipertensi sejak 1 tahun yang lalu.
F. Riwayat penyakit keluarga
Abang kandung Ny.M menderita hipertensi.

Family Genogram :

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien (Ny.M)
: Abang Ny.M

G. Riwayat kebiasaan sosial

Pasien mengkonsumsi makanan tinggi asupan garam seperti telur


asin dan ikan asin

Pasien tidak mengkonsumsi obat dan periksa tekanan darah secara


teratur

2.1.3

Pemeriksaan Fisik
A. Status present
Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: Compos Mentis

Takanan Darah

: 170/90 mmHg

Temperatur

: 36,7 oC

Frekuensi nadi

: 90 x/menit, reguler

Frekuensi napas

: 22 x/menit

Berat Badan

: 60 kg

Tinggi Badan

: 167 cm

Index Massa Tubuh

: 21,51 (Normal)

B. Status general
1. Kulit

Warna

: Sawo Matang

Turgor

: Cepat kembali

Sianosis

: (-)

Ikterus

: (-)

Edema

: (-)

2. Kepala
Bentuk : Kesan normocephali
Rambut : Rambut sukar dicabut dan beruban
7

Wajah

: Simetris, edema (-), deformitas ( - )


Mata
: Cekung (-), pupil isokor, konjunctiva palp. inf
pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), Sekret (-/-), refleks cahaya
(+/+)
Telinga : Sekret (-/-), darah (-/-)
Hidung : Deformitas (-), sekret (-/-), darah (-/-)

3. Mulut

Bibir
Lidah
Tonsil
Faring

4. Leher

: Pucat (-), sianosis (-)


: Deviasi (-), beslag (-)
: Hiperemis (-), pembesaran (-)
: Hiperemis (-)
:

Pembesaran KGB (-)

5. Thorax (Paru)

Depan
Kanan
Inspeksi

Simetris (+)

Simetris (+)

Retraksi iga (-)

Retraksi iga (-)

Palpasi

Stem Fremitus (N)

Perkusi

Sonor (+)

Sonor (+)

Vesikuler (+)

Vesikuler (+)

Rh (-), Wh (-)

Rh (-), Wh (-)

Auskultasi :

Kiri

Stem Fremitus (N)

Belakang
Kanan
Inspeksi

Kiri

Simetris (+)

Simetris (+)

Retraksi iga (-)

Retraksi iga (-)

Palpasi

Stem Fremitus (N)

Perkusi

Sonor (+)

Sonor (+)

Vesikuler (+)

Vesikuler (+)

Rh (-), Wh (-)

Rh (-), Wh (-)

Auskultasi :

Stem Fremitus (N)

6. Jantung

Inspeksi = Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi = Ictus cordis teraba di ICS VI

Perkusi= Batas atas jantung atas di ICS II, kanan di LPSD, kiri di
LMCS

Auskultasi = BJ I > BJ II, Gallop (-)

7. Abdomen

Inspeksi

: Simetris, distensi (-)

Palpasi

: Soepel

Hepar

: tidak teraba

Lien

: tidak teraba

Ginjal : Ballotement (-)


Perkusi

: timpani, Shifting dullness (-)

Auskultasi

: Peristaltik usus normal

8. Genitalia

: Tidak dilakukan pemeriksaan

9. Anus

: Tidak dilakukan pemeriksaan

10. Kelenjar Limfe

: Pembesaran KGB (-)

11. Extremitas

Ekstremitas
Sianotik
Edema
Ikterik
Gerakan
Tonus otot
Sensibilitas
Atrofi otot
Eritema

Superior
Dextra
Sinistra
Aktif
Aktif
Normotonus
Normotonus
N
N
-

Palmaris
Clubbing finger

C. Status neurologis

GCS : E4 V5 M6 = 15

Pupil : Bulat, Isokor 3 mm / 3 mm

Reflek Cahaya Langsung : +/+

Reflek Cahaya Tidak Langsung : +/+

2.1.4 Faktor Penyebab


A.

B.

Interna

Keturunan

Usia

Stress

Pola makan

Sosial-ekonomi

Eksterna

10

Inferior
Dextra
Sinistra
Aktif
Aktif
Normotonus
Normotonus
N
N
-

Pengetahuan

2.1.5 Anjuran Pemeriksaan

Darah rutin (Untuk mengetahui kadar kolesterol darah)

Urin rutin (Untuk mengetahui adanya komplikasi pada ginjal)

Foto Thoraks (Untuk melihat adanya pembesaran jantung)

EKG (Untuk mengetahui adanya komplikasi pada jantung)

2.1.6 Diagnosis
1. Hipertensi Stage II
2. Dyspepsia
2.1.7 Penatalaksanaan
A. Non farmakoterapi
Atur pola makan rendah asupan garam dan tinggi serat.
Olahraga ringan secara teratur.
Berpikir positif dan hindari stres.
Tetap minum obat secara teratur.
Kontrol teratur ke Puskesmas untuk memastikan tekanan darah dalam
batas terkontrol.
B. Farmakoterapi

Amlodipine 1x5mg

Ranitidin 2x150mg

Asam mefenamat 3x500mg (K/P)

2.1.8 Prognosis

Quo Ad vitam

: Dubia ad bonam

11

Quo Ad functionam

Quo Ad sanactionam : Dubia ad bonam

: Dubia ad bonam

2.1.9 Follow up
Jumat, 20 Maret 2015
Subjektif
Sakit kepala

Objektif
Vital sign :
TD:170/90 mmHg
HR : 84 x/menit
RR

Assesment

Planning

Hipertensi - Amlodipine 5 mg 1x1


stage 2
- B-comp 3x1
- Asam mefenamat 3x1
- Ranitidin 2x1

: 22 x/menit
-

Suhu : 36,7C

Saran
Mengurangi konsumsi
garam dapur
Banyak
mengkonsumsi
buah dan sayuran
Tidak stress
Rutin minum obat
Isirahat yang cukup

Senin, 23 Maret 2015


Subjektif
Sakit kepala

Objektif
Vital sign :
TD:160/90 mmHg
HR : 80 x/menit
RR

Assesment

Planning

Hipertensi - Amlodipine 5 mg 1x1


stage 2
- B-comp 3x1
- Asam mefenamat 3x1
- Ranitidin 2x1

: 20 x/menit
-

Suhu : 36,5C

12

Saran:
Mengurangi
konsumsi
garam dapur
Banyak
mengkonsumsi
buah dan sayuran
Tidak stress
Rutin minum obat
Isirahat yang cukup

Selasa, 24 Maret 2015


Subjektif

Objektif

Sakit
kepala Vital sign :
berkurang
TD:160/90 mmHg
HR : 82 x/menit
RR

Assesment

Planning

Hipertensi - Amlodipine 5 mg 1x1


stage 2
- B-comp 3x1
- Asam mefenamat 3x1
- Ranitidin 2x1

: 20 x/menit
-

Suhu : 36,3C

13

Saran:
Mengurangi
konsumsi
garam dapur
Banyak
mengkonsumsi
buah dan sayuran
Tidak stress
Rutin minum obat
Insirahat yang cukup

Rabu, 25 Maret 2015


Subjektif

Objektif

Sakit
kepala Vital sign :
berkurang
TD:160/90 mmHg
HR : 84 x/menit
RR

Assesment

Planning

Hipertensi - Amlodipine 5 mg 1x1


stage 2
- B-comp 3x1
- Asam mefenamat 3x1
- Ranitidin 2x1

: 24 x/menit
-

Suhu : 36,7C

Saran:
Mengurangi
konsumsi
garam dapur
Banyak
mengkonsumsi
buah dan sayuran
Tidak stress
Rutin minum obat
Insirahat yang cukup

Kamis, 26 Maret 2015


Subjektif
Tidak
keluhan

Objektif
ada Vital sign :
TD:160/90 mmHg
HR : 82 x/menit
RR

Assesment

Planning

Hipertensi - Amlodipine 5 mg 1x1


Stage 1
- B-comp 3x1
- Asam mefenamat 3x1
- Ranitidin 2x1

: 24 x/menit
-

Suhu : 36,4C

Jumat, 27 Maret 2015

14

Saran:
Tetap
membatasi
konsumsi garam dapur
Mengkonsumsi
cukup
serat
Tidak stress
Melakukan pemeriksaan
tekanan darah rutin
Pasien
sudah
teratur
minum obat
Melakukan aktifitas fisik
yang ringan
Istirahat yang cukup

Subjektif
Tidak
keluhan

Objektif

Assesment

ada Vital sign :

Hipertensi - Amlodipine 5 mg 1x1


Stage II
- B-comp 3x1
- Asam mefenamat 3x1
- Ranitidin 2x1

TD:160/90 mmHg
HR : 82 x/menit
RR

Planning

: 22 x/menit
-

Suhu : 36,6C

Saran:
Tetap
membatasi
konsumsi garam dapur,
mengkonsumsi
cukup
serat
Tidak stress
Melakukan pemeriksaan
tekanan darah rutin
Pasien
sudah
teratur
minum obat
Pasien sudah melakukan
aktivitas fisik ringan
Pasien cukup beristirahat

2.2 Penilaian Rumah Keluarga Binaan


Tabel 2.1 Penilaian rumah keluarga Ny.M
No
1

Kriteria
Luas Bangunan

Permasalahan
Luas rumah 9 x 7 m2

2,3

Ruangan dalam

Keluarga

rumah

dibangun di atas tanah seluas 15 x 12 m2. Rumah terdiri dari

Ny.M

tinggal di sebuah rumah papan

yang

enam ruang yaitu sebuah ruang tamu yang berukuran 4 x 3


m2, dua buah kamar tidur berukuran 3 x 3 m2, satu dapur 3 x
7 m2. Atap rumah terdiri dari seng dan daun rumbia. Dinding
rumah terbuat dari papan dan batu bata. Sumur terpisah dari
4

Ventilasi

rumah dengan jarak 4m.


Terdapat ventilasi.

15

5.

Pencahayaan

Terdapat jendela pada rumah.


b. Hanya terdapat 4 buah lampu di dalam rumah dan satu
buah di teras rumah sehinga penerangan kurang baik.

6, 7

MCK

a.

Kamar mandi beralaskan semen, terletak di


luar rumah dan berdinding daun kelapa

b.
8
9

Tersedia jamban pribadi terletak di luar rumah,

Sumber Air

berbentuk plengsengan dan berdinding papan.


Air sumur digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti

Saluran pembuangan

mencuci, dan mandi.


Limbah rumah tangga cair di buang ke belakang rumah

limbah

melalui saluran tanah yang digali sepanjang 4 meter dari


kamar mandi di belakang rumah. limbah pembuangan feses
terbuat dari lubang yang digali berdekatan dengan jamban

10

11.

12
13

Tempat pembuangan

sedalam 1,2 m.
Sampah dibuang di belakang rumah, sampah ini ditumpuk

sampah

hingga penuh, lalu kemudian dibakar oleh anggota keluarga

Lingkungan sekitar

Di samping kanan terdapat sebuah rumah keluarga Ny.M, kiri

rumah

terdapat tumpukan barang, jamban. Sedangkan di depan

Bahan bakar masak

rumah terdapat rumah tetangga.


Keluarga Ny.M menggunakan bahan bakar gas untuk proses

Septic Tank

memasak.
Tempat pembuangan feses terbuat dari lubang yang digali
berdekatan dengan jamban sedalam 1,2 m.

14

Polusi Udara

Polusi udara di rumah keluarga Ny.M berasal dari


pembakaran sampah rumah.

16

Dalam hal rumah sehat, persentase pelayanan kesehatan dan keturunan


diabaikan, sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai
berikut:
1. Bobot komponen rumah
: 31
2. Bobot sarana sanitasi
: 25
3. Bobot perilaku
: 44
Hasil penilaian: nilai x bobot
Kriteria :
1. Rumah sehat
: 1068 1200
2. Rumah tidak sehat
: < 1068
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang
merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot, dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Memenuhi syarat
: 80 100% dari total skor
2. Tidak memenuhi syarat
: < 80 % dari total skor
Berdasarkan perhitungan dengan checklist penilaian rumah tersebut
didapatkan skor 956

sehingga berdasarkan skor tersebut dapat di simpulkan

bahwa rumah keluarga Ny.M tersebut tidak memenuhi kriteria rumah sehat.
Tabel 2.2 Permasalahan dan edukasi kepada keluarga Ny.M
No

Kriteria

Perilaku

Permasalahan
K1 :
-

Intervensi
Memberikan edukasi kepada

Ny.M tidak mengetahui pasien tentang factor resiko


halhal
yang hipertensi dan hal-hal yang
mempengaruhi
timbulnya

dapat memperberat hipertensi.

hipertensi

sehingga pasien tidak


menjaga
makanan

konsumsi
yang

bisa

memperberat hipertensi
yaitu

suka

yang

berbahan

santan
-

dan

makanan
dasar
banyak

garam.
Pasien tidak beraktivitas
17

fisik
Pasien

terpapar

rokok

asap

suaminya

(Perokok Pasif)
K2 :
-

Pasien

sudah

mulai

memasak hanya sedikit


-

menggunakan garam.
Pasien masih belum

beraktivitas fisik
Pasien sudah mulai
menghindari

paparan

asap rokok.

K3:
-

Pasien memasak sedikit


menggunakan

garam

dan makan buah-buahan


-

dan sayur-sayuran.
Pasien sudah mulai
beraktivitas

fisik

(menumbuk tepung)
Pasien
menghindari
paparan asap rokok.

K4:
-

Pasien

sudah

mengkonsumsi

ikan

asing

lagi,

menggantinya
-

tidak

telur
Pasien

dengan

sudah mulai

18

beraktivitas fisik
Pasien
menghindari
paparan rokok.

K5 :
-

Pasien memasak sedikit


menggunakan

garam

dan makan buah-buahan


-

dan sayur-sayuran.
Pasien sudah mulai

beraktivitas fisik
Pasien
menghindari
paparan asap rokok.

K6 :
-

Pasien memasak sedikit


menggunakan

garam

dan makan buah-buahan


-

dan sayur-sayuran.
Pasien sudah mulai

beraktivitas fisik
Pasien
menghindari
paparan asap rokok

19

2.

Pola Makan

K1 :
-

Memberikan
Menu

makanan

rumah Ny.M
memenuhi
-

di

belum
gizi

edukasi

tentang gizi seimbang setiap


kunjungan sehingga menu
makanan

keluarga

Ny.M

setiap harinya meningkat


seimbang
Mengkonsumsi sayuran dan dapat mencukupi gizi
keluarga.
(+),
Mengkonsumsi
ikan
asin

(+),

sambal

pelengkap lauk pauk


Mengkonsumsi Buah

buahan (-)
konsumsi air putih 750
ml

K2:
-

Menu makanan sudah

mulai berubah
Mengkonsumsi sayuran

(+)
Sudah Ada lauk pauk:
seperti ikan (+), sayur

(+)
Mengkonsumsi Buah

buahan (+)
konsumsi air putih 750
ml

K3:
-

Menu makanan mulai

bervariasi
Mengkonsumsi sayuran

(+)
Mengkonsumsi
(+),
20

ikan

Mengkonsumsi

Buah-

buahan (+)
konsumsi air putih 750
ml

K4:
-

Menu makanan mulai

bervariasi
Mengkonsumsi sayuran

(+)
Mengkonsumsi

ikan

(+), telur (+)


Mengkonsumsi

Buah-

buahan (+)
konsumsi air putih 750
ml

K5:
-

Menu makanan mulai

bervariasi
Mengkonsumsi sayuran

(+)
Mengkonsumsi ikan(+),

telur (+)
Mengkonsumsi

buahan (+)
konsumsi air putih 1000

Buah-

ml
K6 :
-

Menu makanan mulai

bervariasi
Mengkonsumsi sayuran

(+)
Mengkonsumsi ikan(+),

telur (+)
Mengkonsumsi

21

Buah-

buahan (+)
konsumsi air putih 1500
ml

2.3 Fishbone
Akses

Pola Makan

Stress

HIPERTENSI

22

Ekonomi

Kurangnya
Pengetahuan

Kurangnya
Informasi

HIPERTENSI

2.4 Masalah Kesehatan Tambahan


Tabel 2.3 Faktor resiko tidak dapat di modifikasi
No
1.

Faktor Risiko Internal

Intervensi

Usia. Dengan bertambahnya Menjelaskan pada Ny.M faktor resiko


usia

semakin

memperberat yang menjadi penyebab hipertensi

hipertensi Ny.M
2.

Keturunan.

Kelurga

Ny.M Menjelaskan kepada Ny. M faktor resiko

(abang kandung) mengalami yang menjadi penyebab hipertensi


hipertensi

Tabel 2.4 Faktor eksternal dalam keluarga


No
Faktor Risiko Eksternal
Intervensi
1. Perilaku Ny.M yang sering mengkomsumsi Menjelaskan kepada Ny.M
ikan asin dan garam Non Yodium (garam agar mengurangi
kampung)

mengkomsumsi ikan asin dan


memasak menggunakan

23

2.

Ny. M tidak melakukan aktifitas fisik

garam yodium
Menjelaskan kepada Ny.M
pentingnya melakukan
aktifitas fisik dalam
kehidupan sehari-hari

BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Hipertensi dikenal sebagai penyakit kardiovaskular dimana penderita
memiliki tekanan darah diatas normal. Hipertensi merupakan salah satu faktor
risiko utama penyebab gangguan jantung. Selain mengakibatkan gagal jantung,

24

hipertensi dapat juga berakibat terjadinya gagal ginjal maupun penyakit


serebrovaskular.
Sasaran pengobatan hipertensi untuk menurunkan morbiditas dan
mortalitas kardiovaskuler dan ginjal. Dengan menurunkan tekanan darah kurang
dari 140/90 mmHg diharapkan komplikasi akibat hipertensi berkurang. Terapi non
farmakologi antara lain mengurangi asupan garam, olah raga, menghentikan rokok
dan mengurangi berat badan, dapat dimulai sebelum atau bersama-sama dengan
obat farmakologi.
Faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan Ny. M diantaranya, Faktor
Keturunan, Pola makan, ekonomi keluarga, pendidikan dan lingkungan. Selain itu,
perilaku Ny. M yang jarang beraktifitas fisik juga salah satu factor resiko
terjadinya hipertensi.
Dokter Muda telah memberikan edukasi dan informasi mengenai
hipertensi, faktor resiko, pengobatan serta pencegahannya. Terdapat perubahan
perilaku pada Ny.M yaitu sudah mulai melakukan aktifitas fisik, menu makanan
sudah bervariasi, ikan asin mulai digantikan dengan telur dan ikan, asupan garam
dikurangi. Namun, tekanan darah Ny. M belum dapat dikontrol.
3.2 Saran
3.2.1 Keluarga binaan
Dalam penerapan Family Medicine terhadap keluarga binaan ini dapat
disarankan adalah :

25

A. Pasien dianjurkan menjaga pola makan sehat banyak mengkonsumsi


makanan seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan produk susu rendah
lemak terutama lemak jenuh.
B. Pasien dianjurkan mengurangi asupan garam hingga tidak lebih dari 100
mmol (6 gram garam/ 1 sendok teh).
C. Pasien dianjurkan menjalani aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki
selama 45 menit per hari)
D. Membuka jendela di rumah sehingga cahaya matahari bisa masuk agar
rumah tetap sehat.
E. Hindari faktor stress pada pasien
F. Keluarga pasien sebaiknya tidak memberikan menu makanan yang
mengandung banyak garam dapur, jeroan, pedas dan asam-asaman pada
pasien serta menemani pasien berobat ke Puskesmas sesuai waktunya.
3.2.2 Fakultas kedokteran
Dalam penerapan Family Medicine terhadap fakultas kedokteran ini dapat
disarankan adalah :
A. Stase

Family

Medicine,

menjadi

wahana

untuk

mengaplikasikan

keterampilan dasar klinis.


B. Dapat menambah wawasan tentang ilmu kemasyarakatan terutama dalam
pendekatan masalah kesehatan dalam keluarga.

26

C. Dapat lebih memahami sosio kultural masyarakat dalam menyikapi masalah


kesehatan.
1.2.3

Puskesmas
Dalam penerapan Family Medicine terhadap puskesmas ini dapat disarankan

adalah :
A. Kepada pihak Puskesmas, agar dapat lebih meningkatkan pelaksanaan
program terkait kesehatan lingkungan pada umumnya dan lansia pada
khususnya.
B. Diharapkan untuk informasi dan penyuluhan yang telah dilakukan di
keluarga binaan dapat dilanjutkan .
C. Kerjasama lintas sektoral sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan
terutama masalah promotif dan preventif.
D. Diharapkan setelah adanya keluarga binaan ini, minat keluarga dan warga
setempat untuk mencari pelayanan kesehatan didaerah tersebut meningkat.
E. Diharapkan kepada Kepala Desa setempat untuk berperan aktif dalam usaha
promotif dan preventif kesehatan.

LAMPIRAN

27

Gambar 1 : Edukasi Pada Pasien

Gambar 2 : Pemeriksaan Fisik Pada Pasien

28

Gambar 3 : Pemeriksaan KGD dan Kolesterol Pada Pasien

Gambar 4 : Tampak Depan Rumah Pasien

29

Gambar 5 : Tampak Samping Rumah Pasien

Gambar 6 : Tampak Kamar Mandi Rumah Pasien

30

Anda mungkin juga menyukai