Keluarga Binaan Tanah Pasir Ica
Keluarga Binaan Tanah Pasir Ica
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi adalah penyakit multifaktorial yang timbul terutama karena
interaksi antara faktor-faktor risiko tertentu. Sampai saat ini hipertensi masih tetap
menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain meningkatnya prevalensi
hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan
maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta
adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas
dan mortalitas.1
Hipertensi merupakan faktor resiko ketiga terbesar yang menyebabkan
kematian dini, hipertensi berakibat terjadinya gagal jantung kongetif serta
penyakit cerebrovaskular. Gejala-gejalanya antara lain pusing, sakit kepala, keluar
darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Penyakit ini
dipengaruhi oleh cara dan kebiasaan hidup seseorang, sering disebut sebagai the
killer disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi.
Penderita datang berobat setelah timbul kelainan organ akibat hipertensi.
Hipertensi juga dikenal sebagai heterogeneouse grup of disease karena dapat
menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur, sosial dan ekonomi, selain
itu hipertensi dapat terjadi karena faktor herediter, asupan garam yang berlebihan,
kurangnya aktivitas dan stres psikososial. Kecenderungan berubahnya gaya hidup
akibat urbanisasi, modernisasi dan globalisasi memunculkan sejumlah faktor
resiko yang dapat meningkatkan angka kesakitan hipertensi.4,6,10,12
Meningkatnya prevalensi penyakit hipertensi setiap tahun menjadi
masalah utama di negara maju dan negara berkembang. Menurut data dari The
National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES) menunjukkan
bahwa dari tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar
29-31 %, yang berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi
peningkatan 15 juta dari data NHNES III.4
Peningkatan prevalensi hipertensi semakin mengkhawatirkan, sekitar 20%
dari semua orang dewasa menderita hipertensi dan menurut statistik angka ini
terus meningkat. Sekitar 40% dari semua kematian di bawah usia 65 tahun adalah
akibat hipertensi.1,2,12
Menurut WHO (2011) batas normal tekanan darah adalah kurang dari atau
120 mmHg tekanan sistolik dan kurang dari atau 80 mmHg tekanan
diastolik.Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang
diderita oleh hampir semua golongan masyarakat di seluruh dunia. Jumlah
penderita hipertensi sendiri terus bertambah setiap tahunnya. Sampai saat ini
hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju maupun
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Riset
Kesehatan Daasar
Data tahun 2010 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 28,6% orang dewasa
berusia 18 tahun ke atas menderita hipertensi.1,2,3,8,9,12
Di Indonesia sendiri berdasarkan Profil Data Kesehatan Indonesia 2011,
hipertensi termasuk ke dalam 10 besar penyakit rawat inap dan rawat jalan di
rumah sakit pada tahun 2010 dengan jumlah kasus sebanyak 19.874 pasien rawat
inap dan 80.615 pasien rawat jalan. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menurut
provinsi, provinsi Kalimantan Selatan (39,6%), Jawa Timur (37,4%), Bangka
Belitung (37,2%), Jawa Tengah (37,0%), Sulawesi Tengah (36,6%), DI
Yogyakarta (35,8%), Riau (34,0%), Sulawesi Barat (33,9%), Kalimantan Tengah
(33,6%), dan Nusa Tenggara Barat (32,4%), merupakan provinsi yang mempunyai
prevalensi hipertensi lebih tinggi dari angka nasional (31,7%).6
1.2 Tujuan
Kegiatan keluarga binaan bertujuan untuk :
a. Mencari faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya penyakit hipertensi
pada anggota keluarga.
b. Menilai secara keseluruhan kondisi tempat tinggal dan lingkungan untuk
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan dalam
keluarga.
c. Melakukan diagnosis dan penatalaksanaan secara paripurna baik
farmakologi dan nonfarmakologi atas masalah kesehatan yang terjadi
dalam keluarga.
d. Menciptakan kebiasaan untuk berprilaku hidup bersih dan sehat bagi
semua anggota keluarga.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan keluarga binaan ini adalah :
a. Memperoleh gambaran mengenai faktor risiko yang mempengaruhi
masalah kesehatan khususnya penyakit hipertensi pada keluarga.
b. Memperoleh deskripsi mengenai tempat tinggal dan lingkungan guna
perbaikan untuk meningkatkan taraf kesehatan keluarga.
c. Memperoleh diagnosis tepat dan penatalaksanaan dapat dilakukan secara
menyeluruh melibatkan seluruh anggota keluarga.
d. Menambah pengetahuan anggota keluarga untuk menerapkan prilaku
hidup bersih dan sehat untuk meningkatkan kesehatan diri.
BAB 2
LAPORAN KEGIATAN
2. 1 Masalah Kesehatan Utama
2.1.1 Identitas pasien
Nama
: Ny.M
Umur
: 69 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku
: Aceh
Pendidikan
: Tidak Tamat SD
Pekerjaan
: IRT
Alamat
Anamnesis
A. Keluhan utama
: Sakit kepala
B. Keluhan tambahan
kaki bengkak (-), sesak nafas (-), nyeri dada (-). Dari
Family Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien (Ny.M)
: Abang Ny.M
2.1.3
Pemeriksaan Fisik
A. Status present
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Takanan Darah
: 170/90 mmHg
Temperatur
: 36,7 oC
Frekuensi nadi
: 90 x/menit, reguler
Frekuensi napas
: 22 x/menit
Berat Badan
: 60 kg
Tinggi Badan
: 167 cm
: 21,51 (Normal)
B. Status general
1. Kulit
Warna
: Sawo Matang
Turgor
: Cepat kembali
Sianosis
: (-)
Ikterus
: (-)
Edema
: (-)
2. Kepala
Bentuk : Kesan normocephali
Rambut : Rambut sukar dicabut dan beruban
7
Wajah
3. Mulut
Bibir
Lidah
Tonsil
Faring
4. Leher
5. Thorax (Paru)
Depan
Kanan
Inspeksi
Simetris (+)
Simetris (+)
Palpasi
Perkusi
Sonor (+)
Sonor (+)
Vesikuler (+)
Vesikuler (+)
Rh (-), Wh (-)
Rh (-), Wh (-)
Auskultasi :
Kiri
Belakang
Kanan
Inspeksi
Kiri
Simetris (+)
Simetris (+)
Palpasi
Perkusi
Sonor (+)
Sonor (+)
Vesikuler (+)
Vesikuler (+)
Rh (-), Wh (-)
Rh (-), Wh (-)
Auskultasi :
6. Jantung
Perkusi= Batas atas jantung atas di ICS II, kanan di LPSD, kiri di
LMCS
7. Abdomen
Inspeksi
Palpasi
: Soepel
Hepar
: tidak teraba
Lien
: tidak teraba
Auskultasi
8. Genitalia
9. Anus
11. Extremitas
Ekstremitas
Sianotik
Edema
Ikterik
Gerakan
Tonus otot
Sensibilitas
Atrofi otot
Eritema
Superior
Dextra
Sinistra
Aktif
Aktif
Normotonus
Normotonus
N
N
-
Palmaris
Clubbing finger
C. Status neurologis
GCS : E4 V5 M6 = 15
B.
Interna
Keturunan
Usia
Stress
Pola makan
Sosial-ekonomi
Eksterna
10
Inferior
Dextra
Sinistra
Aktif
Aktif
Normotonus
Normotonus
N
N
-
Pengetahuan
2.1.6 Diagnosis
1. Hipertensi Stage II
2. Dyspepsia
2.1.7 Penatalaksanaan
A. Non farmakoterapi
Atur pola makan rendah asupan garam dan tinggi serat.
Olahraga ringan secara teratur.
Berpikir positif dan hindari stres.
Tetap minum obat secara teratur.
Kontrol teratur ke Puskesmas untuk memastikan tekanan darah dalam
batas terkontrol.
B. Farmakoterapi
Amlodipine 1x5mg
Ranitidin 2x150mg
2.1.8 Prognosis
Quo Ad vitam
: Dubia ad bonam
11
Quo Ad functionam
: Dubia ad bonam
2.1.9 Follow up
Jumat, 20 Maret 2015
Subjektif
Sakit kepala
Objektif
Vital sign :
TD:170/90 mmHg
HR : 84 x/menit
RR
Assesment
Planning
: 22 x/menit
-
Suhu : 36,7C
Saran
Mengurangi konsumsi
garam dapur
Banyak
mengkonsumsi
buah dan sayuran
Tidak stress
Rutin minum obat
Isirahat yang cukup
Objektif
Vital sign :
TD:160/90 mmHg
HR : 80 x/menit
RR
Assesment
Planning
: 20 x/menit
-
Suhu : 36,5C
12
Saran:
Mengurangi
konsumsi
garam dapur
Banyak
mengkonsumsi
buah dan sayuran
Tidak stress
Rutin minum obat
Isirahat yang cukup
Objektif
Sakit
kepala Vital sign :
berkurang
TD:160/90 mmHg
HR : 82 x/menit
RR
Assesment
Planning
: 20 x/menit
-
Suhu : 36,3C
13
Saran:
Mengurangi
konsumsi
garam dapur
Banyak
mengkonsumsi
buah dan sayuran
Tidak stress
Rutin minum obat
Insirahat yang cukup
Objektif
Sakit
kepala Vital sign :
berkurang
TD:160/90 mmHg
HR : 84 x/menit
RR
Assesment
Planning
: 24 x/menit
-
Suhu : 36,7C
Saran:
Mengurangi
konsumsi
garam dapur
Banyak
mengkonsumsi
buah dan sayuran
Tidak stress
Rutin minum obat
Insirahat yang cukup
Objektif
ada Vital sign :
TD:160/90 mmHg
HR : 82 x/menit
RR
Assesment
Planning
: 24 x/menit
-
Suhu : 36,4C
14
Saran:
Tetap
membatasi
konsumsi garam dapur
Mengkonsumsi
cukup
serat
Tidak stress
Melakukan pemeriksaan
tekanan darah rutin
Pasien
sudah
teratur
minum obat
Melakukan aktifitas fisik
yang ringan
Istirahat yang cukup
Subjektif
Tidak
keluhan
Objektif
Assesment
TD:160/90 mmHg
HR : 82 x/menit
RR
Planning
: 22 x/menit
-
Suhu : 36,6C
Saran:
Tetap
membatasi
konsumsi garam dapur,
mengkonsumsi
cukup
serat
Tidak stress
Melakukan pemeriksaan
tekanan darah rutin
Pasien
sudah
teratur
minum obat
Pasien sudah melakukan
aktivitas fisik ringan
Pasien cukup beristirahat
Kriteria
Luas Bangunan
Permasalahan
Luas rumah 9 x 7 m2
2,3
Ruangan dalam
Keluarga
rumah
Ny.M
yang
Ventilasi
15
5.
Pencahayaan
6, 7
MCK
a.
b.
8
9
Sumber Air
Saluran pembuangan
limbah
10
11.
12
13
Tempat pembuangan
sedalam 1,2 m.
Sampah dibuang di belakang rumah, sampah ini ditumpuk
sampah
Lingkungan sekitar
rumah
Septic Tank
memasak.
Tempat pembuangan feses terbuat dari lubang yang digali
berdekatan dengan jamban sedalam 1,2 m.
14
Polusi Udara
16
bahwa rumah keluarga Ny.M tersebut tidak memenuhi kriteria rumah sehat.
Tabel 2.2 Permasalahan dan edukasi kepada keluarga Ny.M
No
Kriteria
Perilaku
Permasalahan
K1 :
-
Intervensi
Memberikan edukasi kepada
hipertensi
konsumsi
yang
bisa
memperberat hipertensi
yaitu
suka
yang
berbahan
santan
-
dan
makanan
dasar
banyak
garam.
Pasien tidak beraktivitas
17
fisik
Pasien
terpapar
rokok
asap
suaminya
(Perokok Pasif)
K2 :
-
Pasien
sudah
mulai
menggunakan garam.
Pasien masih belum
beraktivitas fisik
Pasien sudah mulai
menghindari
paparan
asap rokok.
K3:
-
garam
dan sayur-sayuran.
Pasien sudah mulai
beraktivitas
fisik
(menumbuk tepung)
Pasien
menghindari
paparan asap rokok.
K4:
-
Pasien
sudah
mengkonsumsi
ikan
asing
lagi,
menggantinya
-
tidak
telur
Pasien
dengan
sudah mulai
18
beraktivitas fisik
Pasien
menghindari
paparan rokok.
K5 :
-
garam
dan sayur-sayuran.
Pasien sudah mulai
beraktivitas fisik
Pasien
menghindari
paparan asap rokok.
K6 :
-
garam
dan sayur-sayuran.
Pasien sudah mulai
beraktivitas fisik
Pasien
menghindari
paparan asap rokok
19
2.
Pola Makan
K1 :
-
Memberikan
Menu
makanan
rumah Ny.M
memenuhi
-
di
belum
gizi
edukasi
keluarga
Ny.M
(+),
sambal
buahan (-)
konsumsi air putih 750
ml
K2:
-
mulai berubah
Mengkonsumsi sayuran
(+)
Sudah Ada lauk pauk:
seperti ikan (+), sayur
(+)
Mengkonsumsi Buah
buahan (+)
konsumsi air putih 750
ml
K3:
-
bervariasi
Mengkonsumsi sayuran
(+)
Mengkonsumsi
(+),
20
ikan
Mengkonsumsi
Buah-
buahan (+)
konsumsi air putih 750
ml
K4:
-
bervariasi
Mengkonsumsi sayuran
(+)
Mengkonsumsi
ikan
Buah-
buahan (+)
konsumsi air putih 750
ml
K5:
-
bervariasi
Mengkonsumsi sayuran
(+)
Mengkonsumsi ikan(+),
telur (+)
Mengkonsumsi
buahan (+)
konsumsi air putih 1000
Buah-
ml
K6 :
-
bervariasi
Mengkonsumsi sayuran
(+)
Mengkonsumsi ikan(+),
telur (+)
Mengkonsumsi
21
Buah-
buahan (+)
konsumsi air putih 1500
ml
2.3 Fishbone
Akses
Pola Makan
Stress
HIPERTENSI
22
Ekonomi
Kurangnya
Pengetahuan
Kurangnya
Informasi
HIPERTENSI
Intervensi
semakin
hipertensi Ny.M
2.
Keturunan.
Kelurga
23
2.
garam yodium
Menjelaskan kepada Ny.M
pentingnya melakukan
aktifitas fisik dalam
kehidupan sehari-hari
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Hipertensi dikenal sebagai penyakit kardiovaskular dimana penderita
memiliki tekanan darah diatas normal. Hipertensi merupakan salah satu faktor
risiko utama penyebab gangguan jantung. Selain mengakibatkan gagal jantung,
24
25
Family
Medicine,
menjadi
wahana
untuk
mengaplikasikan
26
Puskesmas
Dalam penerapan Family Medicine terhadap puskesmas ini dapat disarankan
adalah :
A. Kepada pihak Puskesmas, agar dapat lebih meningkatkan pelaksanaan
program terkait kesehatan lingkungan pada umumnya dan lansia pada
khususnya.
B. Diharapkan untuk informasi dan penyuluhan yang telah dilakukan di
keluarga binaan dapat dilanjutkan .
C. Kerjasama lintas sektoral sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan
terutama masalah promotif dan preventif.
D. Diharapkan setelah adanya keluarga binaan ini, minat keluarga dan warga
setempat untuk mencari pelayanan kesehatan didaerah tersebut meningkat.
E. Diharapkan kepada Kepala Desa setempat untuk berperan aktif dalam usaha
promotif dan preventif kesehatan.
LAMPIRAN
27
28
29
30