Abstrak
Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) merupakan salah satu faktor resiko
yanng mempunyai kontribusi terhadap
kematian bayi khususnya pada masa
perinatal. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui faktor ibu yang berhubungan
dengan kejadian berat bayi lahir rendah di
Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu
tahun 2010. Penelitian ini menggunakan
desain cross sectional. Populasi penelitian
adalah semua ibu yang melahirkan bayi di
Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu dan
tercatat dalam rekam medik dengan jumlah
928 orang, sampel penelitian berjumlah 308.
Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan lembar check list. Data
selanjutnya dianalisis secara univariat
menggunakan
persentase,
bivariat
menggunakan Chi Square dan multivariat
menggunakan regresi logistik ganda. Hasil
uji regresi logistik menunjukkan bahwa
anemia merupakan variabel yang paling
dominan dalam kejadian BBLR di RSUD
Pringsewu tahun 2010.
Disarankan bagi
RSUD Pringsewu untuk memberikan
penanganan dan perawatan yang lebih
intensif terhadap bayi BBLR sesuai dengan
protap yang ada dan memprioritaskan
program kerja periode ke depan dalam
peningkatan
pelayanan
kesehatan,
Frek
102
206
308
%
33,1
66,9
100,0
Paritas
Beresiko
Tidak
Beresiko
Total
Frekuensi
126
Persentase
40,9
182
59,1
308
100,0
Frekuens
i
Persentase
122
39,6
186
60,4
308
100,0
Frek
149
159
308
%
48,4
51,6
100,0
Kunjungan
ANC
Beresiko
Tidak Beresiko
Total
Frek
268
40
308
%
87,0
13,0
100,0
Frek
139
%
45,1
169
54,9
308
100,0
Kejadian BBLR
BBLR
Tdk BBLR
n
%
n
%
75
52,1 69
47,9
27
16,5 137 83,5
102 33,1 206 66,9
Total
N
%
144 100
164 100
308 100
P
value
0,001
OR
5,515
(3,258 - 9,337)
Kejadian BBLR
BBLR
Tdk BBLR
n
%
n
%
64 50,8 62 49,1
38 20,9 144 79,1
102 33,1 206 66,9
Total
N
%
126 100
182 100
308 100
P
value
0,000
OR
3,912
(2,373- 6,448)
Hipertensi
Tidak Hipertensi
Total
Kejadian BBLR
BBLR
Tdk BBLR
n
%
n
%
64
52,5 58
47,5
Total
n
%
122 100
38
20,4
148
79,6
186
102
33,1
206
66,9
308
P
value
0,001
OR
4,298
(2,598 - 7,109)
100
100
ab. Anemia
ac.
86
al. Tidak
au.
Anemia
Total
am.
16
av.
102
ad.
57,7
an.
10,1
ae.
63
ao.
143
aw. ax.
33,1
val
206
af.
42,3
ap.
89,9
ay.
66,9
ag.
149
aq.
159
az.
308
ah.
100
ai.
0,0
ar.
aj. 12,200
ak. (6,626 22,463)
100
ba.
100
bd.
Diketahui dari 149 ibu yang
di RSUD Pringsewu Tahun 2010.
menderita anemia, terdapat 86 (57,7%)
Analisis keeratan hubungan kedua
ibu yang bayinya mengalami kejadian
variabel ditunjukkan oleh nilai OR=
BBLR. Sedangkan dari 159 ibu yang
12,200 (6,626 - 22,463), artinya adalah
tidak menderita anemia hanya ada 16
ibu yang menderita anemia memiliki
(10,1%) ibu yang bayinya mengalami
kemungkinan untuk melahirkan bayi
kejadian BBLR. Hasil pengujian
BBLR sebesar 12,200 kali dibandingkan
statistik diperoleh p value=0,000 <
dengan ibu yang tidak menderita
=0,05, berarti ada hubungan signifikan
anemia.
antara anemia dengan Kejadian BBLR
be.Tabel 13. Hubungan Antara Jarak lahir dengan Kejadian BBLR
39_Jurnal Ilmiah Kesehatan_Vol 1, No 1 januari 2012
bf.
bh.
bg. Jarak lahir bq.
Kejadian BBLR
BB br.
Tdk
LR
BBLR
bi.
bk.
bj.
Tot
bn.
bo. OR
bl.
al
b
m.
val
ce. Beresiko
bw.
bx.
by.
cf.
cg.
84
co. Tidak
cx.
Beresiko
Total
cp.
18
cy.
102
50,9
cq.
12,6
cz.
33,1
ch.
81
cr.
125
da.
206
bz.
ca.
ci.
cs.
87,4
db.
66,9
cd.
cj.
49,1
cc.
cb.
ck.
165
ct.
cl.
100
0,0
cu.
143
dc.
cm. 7,202
cn. (3,029 12,872)
100
dd.
308
dg.
Diketahui dari 165 ibu yang
jarak kelahiran bayinya beresiko,
terdapat 84 (50,9%) ibu yang bayinya
mengalami kejadian BBLR. Sedangkan
dari 143 ibu yang jarak kelahiran
bayinya tidak beresiko hanya ada 18
(12,6%) ibu yang bayinya mengalami
kejadian BBLR. Hasil pengujian
statistik diperoleh p value=0,000 <
=0,05, berarti ada hubungan signifikan
100
di.
dj. Tabel 14. Hubungan Antara Kunjungan ANC dengan Kejadian BBLR
dm.
do.
dk. Kunjunga dl.
Kejadian BBLR
dn.
Total
dp.
P
n ANC
ds.
BB dt.
Tdk
dq.
valu
LR
BBLR
e
dx.
n
ee. Beresiko
ef.
eu.
Beresiko
Total
eg.
94
em. Tidak
dy.
en.
8
ev.
102
35,1
eo.
20,0
dz.
eh.
172
ep.
32
ew. ex.
33,1
ea.
206
ei.
eb.
ej.
64,9
eq.
66,9
ec.
2 ek.
68
er.
80,0
ey.
4 es.
el. 0,08
7
1
00
3 fa.
08
1
00
ez.
ed.
1
00
fc.
fd.
Tidak ada hubungan antara
kunjungan ANC dengan Kejadian
BBLR, sebab dari 268 ibu yang
kunjungan ANC-nya beresiko justru ibu
yang status bayinya tidak BBLR lebih
6
di
RSUD
fe.
ff. Tabel 15. Hubungan Antara Umur Kehamilan dengan Kejadian BBLR
fg.
fi.
Kejadian BBLR fj.
fl.
fo.
fh. Umur fr.
Tot
fp. OR
BB fs.
Tdk fk.
Kehamil
al
LR
BBLR
fm
an
.
P
fn.
va
fx.
fy.
gh.
69
gp. Tidak
gq.
49,6
gr.
fz.
n
gi.
70
gs.
ga.
%
gj.
50,4
gt.
gc.
gb.
gk.
gl.
139
gu.
100
gv.
gd
.
ge.
g
m.
gn. 4,062
go. (2,451-
0,
6,732)
Beresiko
33 19,5 136 80,5 169 100
gy. Total
gz. ha. hb. hc.
hd. he.
102 33,1 206 66,9 308 100
hh.
hi.
Diketahui dari 139 ibu yang
umur kehamilannya beresiko, terdapat
69 (49,6%) ibu yang bayinya mengalami
kejadian BBLR. Sedangkan dari 169 ibu
yang umur kehamilannya tidak beresiko
hanya ada 33 (33,1%) ibu yang bayinya
mengalami kejadian BBLR.
hj.
Hasil pengujian statistik
diperoleh p value=0,003 < =0,05,
berarti ada hubungan signifikan antara
umur lahir dengan BBLR di RSUD
Pringsewu Tahun 2010. Analisis
keeratan hubungan kedua variabel
ditunjukkan oleh nilai OR= 4,062
(2,451- 6,732), artinya adalah ibu yang
umur kehamilannya beresiko memiliki
kemungkinan untuk melahirkan bayi
BBLR sebesar 4,062 kali dibandingkan
dengan ibu yang umur kehamilannya
tidak beresiko.
hk.
hl. Pembahasan
hm. Depkes
RI
(2000),
mengelompokkan adanya dua keadaan
BBLR yaitu: (1) Bayi lahir kecil karena
kurang bulan (premature) yaitu bayi lahir
pada umur kehamilan antara 28 sampai 36
minggu. Bayi lahir kurang bulan mempunyai
organ dan alat-alat tubuh yang belum
berfungsi dengan normal unuk bertahan
hidup diluar rahim. Makin muda umur
kehamilan, fungsi organ tubuh bayi makin
kurang sempurna, prognosisnya semakin
buruk.
hn.
Bayi lahir kecil untuk masa
kehamilan (KMK) yaitu bayi lahir kecil
akibat retardasi pertumbuhan janin dalam
rahim.Organ dan alat tubuh bayi KMK sudah
matang (mature) dan berfungsi lebih baik
dibandingkan dengan bayi lahir kurang
bulan walaupun berat badannya sama
Kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum
Daerah Pringsewu dalam penelitian ini
berhubungan dengan faktor ibu, yang terdiri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
ih.
7. Lesmiayani, 2002. Perawatan Bayi
Resiko Tinggi. EGC Jakarta
8. Manuaba. IBG 1998. Ilmu Kebidanan
Penyakit Kandungan dan KB. EGC
Jakarta
9. Mochtar, Rustam 1998 Sinopsis Obstetri.
EGC Jakarta
10
10.
Prawirohardjo, Sarwono 2002 Ilmu
Kebidanan Yayasan Binapustaka Jakarta
11.
Pusdiknakes. 1993 Asuhan
Kesehatan Anak dalam Konteks
Keluarga. Depkes RI.Jakarta
12. Pusdiknakes. 1996. Buku V
Kedaruratan Neonatal. Depkes RI.
Jakarta
ii.
ij.
ik.
10