Anda di halaman 1dari 9

RANGKAIAN RESONANSI

Resonansi adalah suatu gejala yang terjadi pada suatu


rangkaian arus bolak-balik yang mengandung elemen
induktor, L, dan kapasitor, C.
Resonansi dalam rangkaian seri (resonansi seri)
Resonansi dalam rangkaian paralel (resonansi
paralel = antiresonansi)
Resonansi seri terjadi bila reaktansi induktif sama
dengan reaktansi kapasitif, XL = XC
Resonansi paralel terjadi bila suseptansi induktif pada
suatu cabang sama dengan suseptansi kapasitif pada
1
cabang lainnya, BL = BC

RESONANSI SERI
R

VS dg frek
L
berubah

Bila frekuensi sumber tegangan diubah-ubah, maka


akan terjadi resonansi ketika reaktansi induktif sama
dengan reaktansi kapasitif,

X L X C maka r frek . sudut resonansi


1
r L
r
r C

dan f r

XL
XL

X (resultan)

X
fr
XC

XC
VL

VC

frekuensi resonansi

Z = R + jX
Z = R + j (rL 1/rC)
Z = R + j 0 atau
Z=R
nilai impedansi sama dengan nilai resistansi
sehingga vS = vR

900

900

1
2 LC

1
LC

V = VR
2

VL

VS

XL XC
atau
R

1
r C
1 L

R
R C

r L

VL
1 L

Q faktor kualitas
VS
R C
Q

XL
L X
1
r C
R
R
R
r CR

VS dg frek.
L
berubah

VS dg frek
berubah

X
VL
X
L C
VS
R
R

Karena XL = XC , maka
VL = Ir XL dan VC = Ir XC,
sehingga
VL = VC
VS = VR = IrR

Daya yang disimpan di induktor = daya


yang disimpan di kapasitor = L Im2
Dan energi yang hilang setiap putaran =
Im2 R dengan waktu periodik = 1/fr
2
1
2 f r L 2 L
2 LI m
Q

2 f r L 1 2
R
R
2 RI m

energi maks yang disimpan perputaran

energi
yang
hilang
perputaran

Q 2

2
2f r r maka

energi maks yang disimpan


energi yang hilang rata rata

dan karena

Q r

Karakteristik respons frekuensi : Variasi impedansi dan arus


dalam rangkaian R-L-C
|Z|, I

I
(a)
I (b)

R > R

R
I

(c) R > R
fr

Bila terjadi resonansi, dimana frekuensi


resonansi = fr maka reaktansi = 0, :
Z = R (impedansi mencapai harga
minimum)
I mencapai maksimum
Bila tidak terjadi resonansi, maka
Reaktansi 0, Z >R
Bila f < fr (sebelah kiri harga fr)
reaktansi bersifat kapasitif dan arus
mendahului tegangan
Bila f > fr (sebelah kanan fr) reaktansi
f
bersifat induktif dan arus ketinggalan
terhadap tegangan

Grafik (a) = kurva I dengan R yang kecil, bila R diperbesar menjadi kurva (b),
bila dperbesar lagi menjadi kurva (c).
4

Contoh soal :
R

V= 220 Volt

Sebuah koil mempunyai resistansi R = 2,2 Ohm dan


induktansi L = 15 mH dihubungkan secara seri
dengan kapasitor C dan diberi tegangan 220 V
melintang pada ujung koil dan kapasitor. Berapa : a)
harga C agar harga arus mencapai maksimum pada
frekuensi 50 Hz, b) arus yang mengalir pada
rangkaian, c) tegangan pada kapasitor

Penyelesaian :
a) harga arus mencapai maksimum bila terjadi resonansi, yaitu bila X L = XC
atau rL = 1/rC

1
r2 L

1
1

675,5 F
2
2
3
2f r L ( 2 ) . 50 .15.10

b) Pada keadaan resonansi harga Z =R sehingga I = V/Z = V/R = 220/2,2 = 100 A

1
1
c) VC I X C I
I
r C
2f r C
100 x

1
471,2 Volt
6
2x 3,14x675,5x10

RESONANSI PARALEL

VS
L

Bila frekuensi sumber arus diubah-ubah, maka


akan terjadi resonansi ketika suseptansi
induktif sama dengan suseptansi kapasitif,
V =VR = VL = VC dan
I = IR + IL + IC = Iar

Suseptansi, I

B L B C maka ar frek . antiresonansi


1

BC

B (resultan)
I

ar L

ar C ar

dan far

far

-|BL|

1
LC

1
2 LC

Arus yang mengalir pada induktor dan kapasitor


adalah sama, yaitu :

IC
900
I=0
IL

900

I ar

V
C

V ar C V
ar L
L

Misal : v = Vm sin t, maka


iC = Vm C sin (t+900) = Vm C cos t,

dan

iL = (Vm/L) sin (t - 900) = - (Vm/L) cos t


Energi sesaat yang disimpan :
di induktor WL = L iL2 = L (Vm/L)2 cos2 t
di kapasitor WC = C v2 = C (Vm)2 sin2 t
Pada keadaan resonansi ,
arus I ar

1
ar L

ar C

C
L

2
dan ar

1
LC

V
C
Var C V
ar L
L

1
1
2
dan WL
L i L CVm2 cos 2 t
2
2
1
1
Wt WL WC CVm2 (sin 2 t cos 2 t ) CVm2
2
2

jadi WL WC
7

Contoh soal :
Suatu koil mempunyai resistansi, R = 10 Ohm dan induktansi L = 0,4
H dihubungkan seri dengan suatu kapasitor C. Pemberian tegangan
pada rangkaian ini menghasilkan arus maksimum pada frekuensi 100
Hz. Suatu induktor tanpa kerugian energi (induktor murni)
dihubungkan secara paralel dengan rangkaian di atas.
a) Berapa nilai L, agar seluruh rangkaian tidak menjadi reaktif
pada frekuensi 50 Hz,
b) hitung arus yang disuplai pada setiap cabang. Pemberian
tegangan 200V.
I

II

10

V=200V
0,4H
C

Penyelesaian : Pada cabang I : pada 100 Hz


XC = XL = r L = 2 100 (0,4) = 251, 327
Pada 50 Hz, reaktansinya menjadi :
XC = 2 XC = 2 x (251, 327) = 502,65
Dan reaktansi induktif menjadi setengahnya
8
XL = x (251, 327) = 125,66

V=200
Volt

10 j 377

Terlihat bahwa XC > XL sehingga pada cabang I bersifat reaktansi


kapasitif X = 125,66 - 502,65 = -376,9 = -377 , dan rangkaian
dapat diganti menjadi :
Untuk antiresonansi pada frekuensi 50
I
II
Hz, maka suseptansi BL pada cabang II
= suseptansi BC pada cabang I
L

BC

XC
XC

Z C2
R 2 X C2

BL

XL
XL
1
1

Z L2
0 X L2
X L ar L"

Klik

1
377
377
2

ar L" 377,3 377


2
ar L" 10 377
142.229
jadi L"

377
1,2 H
2(50)

Arus yang mengalir = V x G = V x R/{0+(arL)2} = 200 x


10/3772 = 14 mA

Klik

Anda mungkin juga menyukai