Anda di halaman 1dari 13

I.

1.1.

MATERI DAN METODA

Materi

1.1.1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu baki parafin, pensil dan buku
gambar.
1.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah ikan Lele ( Clarias
batracus ), ikan Mas ( Cyprinus carpio ), ikan Nilem ( Osteochilus hasselti ), ikan Patin
( Pangasius sp. ), ikan Tawes ( Puntius sp. ), ikan Bandeng ( Chanos chanos ), ikan
Kakap ( Lutjanus niger ), ikan Kembung ( Rastrelliger sp. ), ikan Kurisi ( Nemipterus
sp. ), dan ikan Tongkol ( Euthynnus sp. )
1.2. Metoda

30

PSGIDkoirasmnpiebdigrkkaamnt bdearairebiggundantmmgkbaeandnngtuehekaranidhsg pbuh, m ul t, sir p ekor, posi m ul t dan posi sir p erut erhad p sir p
sjydaearbnugmll,atshpinerkaniruscirk hus
II.

II.1.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Tabel Morfologi

No.

Nama

Gambar

Bentuk

Bentuk Fusiform
Posisi

Tubuh

Mulut

Mulut

Bentuk

Ciri

Posisi Sirip Perut

Sirip Ekor

Khusus

terhadap Dada

Rounded

Sungut

Abdominal

Depressed
Ikan Lele

Compressed

1.
Ti
Clarias
batracus

dak bisa
disembul
kan

Inferior

31

Ikan Mas

2.
Bisa
Cyprinus

disembul

carpio
Ikan Nilem

kan

3.

Compressed

Terminal

Truncate

Thoracic

T
idak bisa

Osteochilus

disembul

hasselti

kan

Te

Emar

Sub

rminal

ginate

abdominal

Inferior

Emarginate

Sungut

Abdominal

Terminal

Emarginate

Subabdominal

Ikan Patin
Compressed
4.
Tidak
Pangasius
sp.

bisa
disembul
Compressed

Ikan Tawes

kan

Compressed

5.
Puntius
sp.

Bisa
disembul
kan

Ikan
Bandeng

6.

Tidak
bisa
disembul

Chanos
chanos

kan

T
erminal

Fo

Abdo

rked

minal

Truncate

Thoracic

Ikan Kakap
Fusiform
7.
Compressed
Bisa

Lutjanus
niger

disembul
kan

8.

Terminal

Ikan
Kembung

Tidak
bisa

Thoracic

Terminal

disembul
Rastrelliger

kan

Forked

32
Fusiform

sp.
Ikan Kurisi

9.

Tidak
bisa
Nemipterus
sp.

disembul
kan

Terminal

Emarginate

Thoracic

Lunate

Keel

Thoracic

Ikan
Tongkol
Fusiform
10.

Tidak
bisa
Euthynnus
sp.

Fusiform

disembul
kan

Terminal

II.2.
Pembahasan
II.2.1. Pengertian morfologi ikan
Morfologi adalah studi tentang bentuk makhluk hidup, atau bagian-bagiannya.
Penelitian ini dapat dibagi menjadi: anatomi (pandangan makroskopik) dan histologi
(tampilan mikroskopis). Morfologi merupakan alat fundamental untuk identifikasi dan
klasifikasi spesies. Gambaran morfologi didasarkan pada pengamatan struktur yang ada
dalam tubuh manusia, yang mengarahkan studi organisasi struktural organisme, yang
memungkinkan perbandingan antara berbagai jenis organisasi struktural, yaitu anatomi
perbandingan (Matnuh, 2012).
Bentuk tubuh ikan beradaptasi dengan cara, tingkah laku, dan kebiasaan hidup
di dalam suatu habitat hidup ikan. Dengan kata lain, habitat atau lingkungan dimana
ikan itu hidup akan berpengaruh terhadap bentuk tubuh; sedangkan cara bergerak
maupun tingkah lakunya akan berbeda dari satu habitat ke habitat lainnya. Ikan akan
menyesuaikan diri terhadap faktor-faktor fisika, kimia, biologi dari habitat ikan yang
bersangkutan, misalnya kedalaman air, suhu air, arus air, pH, salinitas, dan makhlukmakhluk lainnya seperti plankton, jasad-jasad renik, benthos, dan sebagainya (Saanin
H,1968).
Pengertian dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri
yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan
sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Morfologi adalah ilmu
yang mempelajari struktur dan bentuk organisme hidup. Bentuk tubuh, letak mulut dan
ukurannya, bentuk ekor, dan warna tubuh dapat memberi indikasi kehidupan binatang
tersebut (Dadang, 2012).
33

II.2.2. Deskripsi Morfologi Ikan


II.2.2.1.
Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Ikan bandeng dikenal sebagai ikan petualang yang suka merantau. Ikan
bandeng ini mempunyai bentuk tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong agak
runcing, ekor bercabang dan sisiknya halus. Warnanya putih gemerlapan seperti perak
pada tubuh bagian bawah dan agak gelap pada punggungnya (Mudjiman, 1998).
Ciri umum ikan bandeng adalah tubuh memanjang agak gepeng, mata tertutup
lapisan lemak (adipase eyelid), pangkal sirip punggung dan dubur tertutup sisik, tipe
sisik cycloid lunak, warna hitam kehijauan dan keperakan bagian sisi, terdapat sisik
tambahan yang besar pada sirip dada dan sirip perut. Bandeng jantan memiliki ciri-ciri
warna sisik tubuh cerah dan mengkilap keperakan serta memiliki dua lubang kecil di
bagian anus yang tampak jelas pada jantan dewasa (Hadie, 2000).
Ikan bandeng hidup di Samudra Hindia dan menyeberanginya sampai Samudra
Pasifik, mereka cenderung bergerombol di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan koral.
Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut untuk 2 - 3 minggu, lalu berpindah ke
rawa-rawa bakau, daerah payau, dan kadangkala danau-danau. Bandeng baru kembali
ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak (Adzriair, 2012).
Berdasarkan dari praktikum yang telah kami lakukan telah kami lakukan
mengenai morfologi ikan Bandeng. Ikan Bandeng memiliki bentuk tubuh fusiform,
dengan mulut yang tidak bisa disembulkan, dan posisi mulut yang terminal. Bentuk
sirip ekor dari ikan Bandeng adalah forked dan posisi sirip perut terhadap sirip dadanya
bertipe abdominal.
II.2.2.2.

Ikan Kakap ( Lutjanus niger )


Kakap putih sebenarnya adalah ikan liar yang hidup di laut. Namun setelah di

lakukan penelitian kakap putih memiliki habitat yang sangat luas. Kakap putih dapat
hidup di daerah laut yang berlumpur, berpasir, serta di ekosistem mangrove. Nelayan
sering mendapatkan kakap putih ketika melaut. Ikan kakap yang hidup di laut lebih
besar ukurannya di bandingkan yang di pelihara di air payau atau di air tawar. Hal itu
mungkin di sebabkan karena makanannya banyak di habitat aslinya. Kakap putih juga
dapat hidup di air payau. Kakap putih akan menuju daerah habitat aslinya jika akan
memijah yaitu pada salinitas 30-32 ppt. Telur yang menetas akan beruaya menuju pantai
dan larvanya akan hidup di daerah yang bersalinitas 29-30 ppt. Semakin bertambah

34

ukuran larvanya maka ikan kakap putih tersebut akan beruaya ke air payau
(Mayunar,2002).
Ciri-ciri morfologi kakap adalah sebagai berikut: bentuk tubuh agak pipih,
punggung lebih tinggi, kepala lebih lancip, punggung sampai moncong lebih terjal,
tulang rahang atas terbenam ketika mulut terbuka, deretan sisik di atas linnea
lateralis yang bagian depan sejajar dengan linnea lateralis, sedangkan bagian yang
dibawah sirip punggung keras, bagian belakang sirip punggung miring kearah
punggung, deretan sisik dibawah linnea lateralis sejajar dengan poros badan, sirip ekor
modifikasihomocercal, berwarna merah darah pada bagian dorsal, pinna dorsalis terdiri
dari 10 jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lemah, pinna analis terdiri dari 3 jari-jari keras
dan 8-19 jari-jari lemah, pinna pectoralis tediri dari 14-15 jari-jari lemah. Baris sisik
yang terdapat pada tubuh kakap merah Lutjanus argentimaculatus dapat digunakan
untuk membedakan dengan kakap merah yang lainnya (Purba, 1994).
Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah kami lakukan didapatkan hasil
mengenai morfologi ikan Kakap. Ikan Kakap memiliki bentuk tubuh compressed,
dengan bentuk mulut yang dapat disembulkan, dan posisi mulut berupa terminal. Ikan
Kakap ekornya berbentuk truncate dan posisi sirip dada terhadap sirip perutnya adalah
thoracic.
II.2.2.3.

Ikan Kembung (Rastrelliger sp.)


Ikan kembung memiliki bentuk tubuh compressed posisi mulut terminal,

bentuk sirip ikan forked, ikan kembung memiliki ciri khusus finlet, posisi sirip perut
terhadap sirip dada thoracic. Ikan ini memiliki bentuk tubuh seperti torpedo dengan
panjang tubuh serta hidup di sekitar dasar perairan dan permukaan perairan laut,
tergolong ikan pelagis yang ada di perairan bersalinitas tinggi, suka hidup secara
bergerombol baik diperairan pantai maupun dilepas pantai. Kebiasaan makanannya
adalah memakan plankton besar atau kasar, copepoda dan crustacea. Ciri lain dari
morfologi ikan kembung ini adalah memiliki sirip ekor bercagak dua dan lekukkan dari
cagak tersebut dimulai dekat pangkalnya.Pangkal sirip ekor bentuknya bulat kecil.Jarijari lunak dari sirip ekor bercabang pada pangkalnya. Di belakang sirip punggung dan
dubur,terdapat sirip-sirp tambahan yang kecil (Dwi, 2009).
Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah kami lakukan mengenai morfologi
ikan Kembung. Ikan Kembung memiliki bentuk tubuh fusiform dengan mulut yang

35

tidak bisa disembulkan. Ikan Kembung memiliki posisi mulut terminal dan bentuk
ekornya forked, serta posisi sirip dada terhadap sirip perut berupa thoracic.
II.2.2.4.

Ikan Kurisi (Nemipterus sp.)


Ikan kurisi memiliki bentuk tubuh compressed posisi mulut terminal, bentuk

sirip ikan emarginate, posisi sirip perut terhadap sirip dada thoracic. Ikan kurisi
berbadan langsing agak gepeng. Kepala tanpa duri dan bagian depannya tidak bersisik.
Sirip punggung berjari-jari keras 10 dan 9 lemah. Jari-jari keras pertama dan kedua
tumbuh memenjang seperti serabut, demikian juga jari-jari teratas lembaran sirip
ekornya.Sirip dubur berjari-jari keras 3 dan 7 jari-jari lemah (Rasyid, 2012).

Warna kepala dan gigir punggung kemerahan. Satu totol kuning terdapat pada
awal garis rusuk.Cambuk pada sirip punggung maupun ekornya berwarna kuning. Sirip
punggung abu-abu keunguan dengan warna kuning ditengah-tengahnya demikian juga
sirip dubur.Sirip ekor sedikit kegelapan. Sirip perut dan dada putih sedikit kecoklatan.
Ukuran ikan kurisi dapat mencapai panjang 25 cm, umumnya 12-18 cm (Rasyid, 2012).
Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil
mengenai morfologi ikan Kurisi. Ikan Kurisi memiliki bentuk tubuh berupa fusiform,
dengan mulut yang tidak bisa disembulkan dan posisi mulutnya terminal. Bentuk ekor
dari ikan Kurisi adalah emarginate dan posisi sirip dada terhadap sirip perut adalah
thoracic.
II.2.2.5.

Ikan Lele (Clarias batracus)


Ikan lele termasuk ikan jenis catfish atau kata lain ikan yang memiliki kumis.

Ciri dari ikan lele yaitu bentuk tubuh memanjang dan agak bulat, pada sirip dada
terdapat duri yang keras dan runcing/tajam (patil), warna tubuh belang dengan kepala
pipih dan terdapat kumis serta licin karena tidak memiliki sisik. Ikan Lele selain itu
memiliki alat pernafasan tambahan berupa dari modifikasi dari busur insangnya
yaitu arborescent (Jefry, 2009).
Fungsi sungut bawah adalah sebagai alat peraba ketika berenang dan sebagai
sensor ketika mencari makan. Sirip lele sangkuriang terdiri atas lima bagian yaitu sirip
dada, sirip perut, sirip dubur, sirip ekor, dan sirip punggung. Sirip dada lele sangkuriang
dilengkapi dengan patil (sirip yang keras) yang berfungsi untuk alat pertahanan
diri(Jefry, 2009).
36

Habitat ikan lele adalah sungai dengan arus air yang tenang seperti danau,
rawa, telaga dan waduk. Ikan lele memiliki sifat nokturnal, yaitu aktif dan bergerak
mencari makanan pada malam hari sedangkan pada siang hari hanya berdiam diri dan
berlindung di tempat gelap (Afiesh, 2013).
Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah kami lakukan mengenai morfologi
dari ikan Lele. Ikan Lele memiliki bentuk tubuh compressed, despressed, serta fusiform
dan bentuk mulut yang tidak bisa disembulkan. Posisi mulut dari ikan Lele adalah
inferior, dengan bentuk sirip ekor berupa rounded, dan ikan Lele memiliki ciri khusus
yaitu mempunyai sungut. Sirip dada terhadap sirip perut dari ikan Lele adalah
abdominal.
II.2.2.6.

Ikan Mas (Cyprinus carpio)


Bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (comprossed).

Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan
(protaktil). Bagian pada anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Bagian di ujung
dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga
baris gigi geraham. Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali
pada beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas berukuran
besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran) (Cahyono, 2008).
Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjarikeras
dan di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung
berseberangan dengan permukaan sisip perut (ventral). Sirip duburnya (anal)
mempunyai ciri seperti sirip punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya
bergerigi. garis rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di
pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang
pangkal ekor. (Cahyono, 2008).
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan mengenai morfologi dari
ikan Mas. Ikan Mas memiliki bentuk tubuh compressed dengan bentuk mulut yang
dapat disembulkan, posisi mulut dari ikan mas adalah terminal. Bentuk ekor dari ikan
Mas adalah truncate dan posisi sirip dada terhadap sirip perut adalah thoracic. Hal ini
sesuai dengan refensi yang telah kami temukan.
II.2.2.7.

Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)

37

Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik (asli) Indonesia


yang hidup di sungai sungai dan rawa rawa. Ciri ciri ikan nilem hampir serupa
dengan ikan mas. Ciri cirinya yaitu pada sudut sudut mulutnya terdapat dua pasang
sungut sungut peraba. Sirip punggung disokong oleh tiga jari jari keras dan 12 18
jari jari lunak. Sirip ekor berjagak dua, bentuknya simetris. Sirip dubur disokong oleh
3 jari jari keras dan 5 jari jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari jari keras dan
13 15 jari jari lunak. Jumlah sisik sisik gurat sisi ada 33 36 keping, bentuk tubuh
ikan nilem agak memenjang dan piph, ujung mulut runcing dengan moncong (rostral)
terlipat, serta bintim hitam besar pada ekornya merupakan ciri utama ikan nilem. Ikan
ini termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang penempel yang
disebut epifition dan perifition (Djuhanda, 1985).
Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil berupa
morfologi dari ikan Nilem. Ikan Nilem memiliki bentuk tubuh seperti ikan mas yang
memiliki famili yang sama yaitu compressed. Bentuk mulut dari ikan ini tidak dapat
disembulkan dengan posisi mulut yang terminal. Bentuk sirip ekor dari ikan ini adalah
truncate dan posisi sirip dada terhadap sirip perutnya thoracic. Hal ini sesuai dengan
referensi yang telah didapatkan.
II.2.2.8.

Ikan Patin (Pangasius sp.)


Ikan patin (Pangasius sp.) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan

panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan
patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri
khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang
berfungsi sebagai peraba. (Subagja, 2009).
Morfologi ikan patin (Pangasius sp) mempunyai badan memanjang dan pipih,
posisi mulut sub terminal dengan 4 buah sungut. Sirip punggung berduri dan bersirip
tambahan serta terdapat sirip lengkung mulai dari kepala sampai pangkal sirip ekor.
Bentuk sirip tersebut agak bercagak dengan bagian tepi berwarna putih dan garis hitam
di tengah. Ikan ini mempunyai panjang maksimum 150 cm (Subagja, 2009).
Ikan patin sangat toleransi terhadap derajat keasaman (pH) air. Artinya, ikan ini
dapat bertahan hidup pada kisaran pH air yang lebar, dari perairan yang agak asam (pH
5) sampai perairan yang basa (pH 9). Kandungan oksigen terlarut yang dibutuhkan bagi
kehidupan ikan patin adalah berkisar antara 3-6 ppm, sementara karbondioksida yang

38

bias ditolerir berkisar antara 9-20 ppm, dengan alkalinitas antara 80-250. Suhu air
media pemeliharaan yang optimal berada dalam kisaran 28-30C (Subagja, 2009).
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan mengenai morfologi dari
ikan Patin. Ikan Patin memiliki bentuk tubuh compressed dan depressed, dengan bentuk
mulut yang tidak dapat disembulkan. Posisi mulut dari ikan patin adalah inferior dengan
bentuk sirip ekor berbentuk emarginate. Ikan Patin juga memiliki ciri khusus, yaitu
memiliki sungut, dengan posisi sirip dada terhadap sirip perutnya abdominal. Hal ini
sesuai dengan referensi bahwa morfologi dari ikan patin sesuai dengan apa yang telah
kita praktikumkan.

II.2.2.9.

Ikan Tawes (Puntius sp.)


Ikan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal

ini juga yang menyebabkan tawes memiliki nama ilmiah Puntius javanicus. Namun,
berubah menjadi Puntius gonionotus, dan terakhir berubah menjadi Barbonymus
gonionotus. Ikan tawes memiliki nama lokal tawes (Indonesia), taweh atau tawas,
lampam Jawa (Melayu). Di Danau Sidendreng ikan tawes disebut bale kandea (Amri
dan Khairuman, 2008).
Ikan tawes termasuk ke dalam famili Cyprinidae seperti ikan mas dan ikan
nilem. Bentuk badan agak panjang dan pipih dengan punggung meninggi,kepala kecil,
moncong meruncing, mulut kecil terletak pada ujung hidung, sungut sangat kecil atau
rudimenter. Di bawah garis rusuk terdapat sisik 5 buah dan 3-3 buah di antara garis
rusuk dan permulaan sirip perut. Garis rusuknya sempurna berjumlah antara 29-31
buah. Badan berwarna keperakan agak gelap di bagian punggung. Pada moncong
terdapat tonjolan-tonjolan yang sangat kecil. Sirip punggung dan sirip ekor berwarna
abu-abu atau kekuningan, dan sirip ekor bercagak dalam dengan lobus membulat, sirip
dada berwarna kuning dan sirip dubur berwarna oranye terang. Sirip dubur mempunyai
6 jari-jari bercabang (Kottelat et al., 1993).
Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah kami lakukan mengenai morfologi
ikan Tawes, bahwa ikan Tawes memiliki bentuk tubuh compressed. Ikan Tawes
memiliki bentuk mulut yang dapat disembulkan dengan posisi mulut terminal. Bentuk

39

sirip ekor dari ikan Tawes adalah emarginate dan posisi sirip perut terhadap sirip dada
subabdominal.
II.2.2.10.

Ikan Tongkol (Euthynnus sp.)


Ikan tongkol (Euthynnus sp.) merupakan golongan dari ikan tuna kecil.

Badannya memanjang, tidak bersisik kecuali pada garis rusuk. Sirip punggung pertama
berjari-jari keras 15, sedang yang kedua berjari-jari lemah 13, diikuti 8- 10 jari-jari sirip
tambahan (fin ilet). Ukuran asli ikan tongkol cukup besar, bisa mencapai 1 meter
dengan berat 13,6 kg. Rata-rata, ikan ini berukuran sepanjang 50-60 cm. Ikan Tongkol
memiliki kulit yang licin berwarna abu-abu, dagingnya tebal, dan warna dagingnya
merah tua (Carpenter. 2001).
Ikan tongkol memiliki 10 12 jari-jari sirip punggung, 10 13 jari-jari halus
sirip punggung, 10 14 jari-jari halus sirip dubur, dengan warna punggung kebirubiruan, ungu tua bahkan berwarna hitam pada bagian kepala. Sebuah pola 15 garis-garis
halus, miring hampir horisontal, garis bergelombang gelap di daerah scaleless diatas
gurat sisi (linea lateralis). Bagian bawah agak putih (cerah). Dada dan sirip perut ungu,
sisi bagian dalam mereka hitam. Badan kuat, memanjang dan bulat. Gigi kecil dan
berbentuk kerucut, dalam rangkaian tunggal. Sirip dada pendek, tapi mencapai garis
vertikal melewati batas anterior dari daerah scaleless atas corselet. Sebuah flap tunggal
besar (proses interpelvic) antara sirip perut. Tubuh telanjang kecuali untuk corselet,
yang dikembangkan dengan baik dan sempit di bagian posterior (tidak lebih dari 5 skala
yang luas di bawah asal-sirip punggung kedua). Sebuah keel pusat yang kuat pada
setiap sisi dasar sirip ekor-kecil antara 2 keel ( Nurrahman, 2011 ).
Ikan tongkol merupakan penghuni hampir seluruh perairan asia. Ikan Tawes di
Indonesia banyak membentuk gerombolan-gerombolan besar atau migratory yang
tersebar disekitar perairan samudera atlantik, hindia dan pasifik, terutama di perairan
indonesia timur dan samudra Indonesia. Ikan Tongkol adalah jenis ikan pelagis yang
merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia yang hidup pada kedalaman
hingga 50 m di daerah tropis dengan kisaran suhu 27 28C. Ikan Tongkol adalah jenis
ikan pelagis yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia yang hidup
pada kedalaman hingga 50 m di daerah tropis dengan kisaran suhu 27
28C. (Nurrahman, 2011).

40

III.1.

III.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan Morfologi Ikan, dapat disimpulkan bahwa

morfologi adalah studi tentang bentuk makhluk hidup, atau bagian-bagiannya.


Penelitian ini dapat dibagi menjadi: anatomi (pandangan makroskopik) dan histologi
(tampilan mikroskopis).
III.2.
Saran
Praktikum kali ini, praktikan sebaiknya lebih disiplin dan teratur pada jalannya
acara praktikum. Praktikan seharusnya menjaga kondisi saat praktikum sehingga tidak
menimbulkan kekeliruan yang menyebabkan kesalahan dalam praktikum.

41

42

Anda mungkin juga menyukai