Oleh :
PUTRA PARTOMUAN
NIM : 1007113786
HALAMAN PENGESAHAN
PUTRA PARTOMUAN
NIM. 1007113786
Program Studi Sarjana Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau,
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing Kerja Praktek
Yohanes, ST., MT
NIP. 196901181997020001
Mengetahui,
Nazaruddin,ST., MT.
NIP. 19720421 199903 1 002
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga laporan Kerja Praktek ini
diselesaikan dengan baik.
Pada penulisan laporan kerja praktek ini akan dijelaskan PERAWATAN
TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 3 DI PT. PLN (PERSERO) SEKTOR
PEMBANGKITAN PEKANBARU UNIT PLTD/G TELUK LEMBU. Baik
dari tinjauan umumnya maupun dari tinjauan khususnya, yang sesuai dengan
pengamatan selama melaksanakan keja praktek.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1) Bapak Nazzaruddin, ST., MT selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Riau dan dosen pembimbing akademis.
2) Bapak Dodi Sofyan Arief, ST., MT selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin S1 Universitas Riau.
3) Bapak Dr. Eng. Azridjal Aziz, ST., MT selaku selaku Koordinator Kerja
Praktek Jurusan Teknik Mesin Universitas Riau.
4) Bapak Yohanes, ST.,M.T selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan laporan kerja
praktek ini.
5) Kedua orang tua yang sangat saya hormati dan saya cintai yang selalu
memberikan dorongan moril maupun bantuan materil sehingga laporan
kerja praktek ini dapat diselesaikan.
6) Bapak Zulkarnaini selaku Manager PLTD/G Teluk Lembu.
7) Bapak Delferi selaku suvervisor di PLTD/G Teluk Lembu.
8) Bapak Yohandi selaku pembimbing lapangan di PLTD/G Teluk Lembu.
9) Karyawan dan karyawati PLTD/G Teluk Lembu tidak bisa saya sebutkan
satu persatu, yang telah memberikan pelayanan terbaik kepada penulis
selama kerja praktek.
10) Teman teman mahasiswa yang telah memberikan bantuan dalam
penyelesaian laporan kerja praktek ini.
i
Pekanbaru,
Maret 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR NOTASI .............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang................................................................................. 1
1.2
Tujuan .............................................................................................. 1
1.3
1.4
iii
3.2
Dan
Pemeriksaan
Pada
Compartment
Aksesori ............................................................................... 57
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Turbin Gas ......................................................................................... 4
Gambar 2.2 Prinsip Kerja Turbin Gas ................................................................... 5
Gambar 2.3 Prinsip Kerja PLTG ........................................................................... 9
Gambar 2.4 Diagram T vs s ................................................................................... 9
Gambar 2.5 Jenis-Jenis Maintenence .................................................................. 18
Gambar 2.6 Tipe Shutdown Maintenence ........................................................... 20
Gambar 2.7 Compressor Rotor Assembly............................................................ 24
Gambar 2.8 Compressor Stator ........................................................................... 25
Gambar 2.9 Combustion Section ......................................................................... 27
Gambar 2.10 Exhaust Frame ............................................................................... 29
Gambar 2.11 Exhaust Diffuser ............................................................................ 30
Gambar 3.1 Tahapan Kegiatan ............................................................................ 34
Gambar 4.1 Siklus Gas Terbuka .......................................................................... 38
Gambar 4.2 Korosi pada Stage Nozzle ................................................................ 46
Gambar 4.3 Kerusakan pada Turbine Shroud ..................................................... 47
Gambar 4.4 Crossfire Tube yang pecah .............................................................. 48
Gambar 4.5 Pembersihan Sudu Kompresor Stator .............................................. 51
Gambar 4.6 Pembersihan Sudu Turbin ............................................................... 52
Gambar 4.7 Pembersihan Casing Turbin ............................................................. 52
Gambar 4.8 Pembersihan Casing Ruang Bakar .................................................. 53
Gambar 4.9 Pembersihan Casing Kompresor ..................................................... 53
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai k Pada Panas Spesifik Gas Ideal. ................................................ 13
Tabel 2.2 Molar Massa Gas. ................................................................................. 14
Tabel 2.3 Nilai Konstanta Panas Spesifik Ideal ................................................... 14
Tabel 3.1 Log Sheet PLTG Unit 3 ........................................................................ 36
vii
DAFTAR NOTASI
Simbol
Keterangan
Satuan
T1
Temperatur Lingkungan
T2
T4
T3
P1
kPa
P2gage
kPa
P2
kPa
Qfuel
m3/jam
fuel
kg/m3
LHV
kJ/kg
fuel
kg/s
udara
kg/s
qin
qout
wTs
kJ/kg
wT
Kerja turbin
kJ/kg
Efisiensi Turbin
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sejalan dengan berlangsungnya waktu, sumber daya manusia yang terus
1.2
Tujuan
1) Mempelajari perawatan dari turbin gas PLTG unit 3 pada PLTG Teluk
Lembu.
2) Mengetahui masalah yang sering terjadi pada turbin gas pada PLTG
Teluk Lembu.
3) Mengetahui Efisiensi dari turbin gas PLTG unit 3 pada PLTG Teluk
Lembu.
1.3
1.4
pekanbaru unit PLTD/G Teluk Lembu. Kerja Praktek ini dilaksanakan selama 30
hari yang dimulai dari tanggal 19 Januari 2015 sampai 21 Februari 2015
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Turbin Gas
Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai
fluida kerja. Di dalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi
mekanik berupa putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan
daya. Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin
yang diam disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang
menggerakkan beban (generator listrik, pompa, kompresor atau yang lainnya).
Turbin gas merupakan salah satu komponen dari suatu sistem turbin gas. Sistem
turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu kompresor,
ruang bakar dan turbin gas.
Menurut Rahmanta, 2011, sistem turbin gas ternyata sudah dikenal pada
jaman Hero of Alexanderia. Desain pertama turbin gas dibuat oleh John Barber
seorang Inggris pada tahun 1791. Sistem tersebut bekerja dengan gas hasil
pembakaran batu bara, kayu atau minyak, kompresornya digerakkan oleh turbin
dengan perantaraan rantai roda gigi. Pada tahun 1872, Dr. F. Stolze merancang
sistem turbin gas yang menggunakan kompresor aksial bertingkat ganda yang
digerakkan langsung oleh turbin reaksi tingkat ganda. Tahun 1908, sesuai dengan
konsepsi H. Holzworth, dibuat suatu sistem turbin gas yang mencoba
menggunakan proses pembakaran pada volume konstan. Tetapi usaha tersebut
dihentikan karena terbentur pada masalah konstruksi ruang bakar dan tekanan gas
pembakaran yang berubah sesuai beban. Tahun 1904, Societe des Turbomoteurs
di Paris membuat suatu sistem turbin gas yang konstruksinya berdasarkan disain
Armengaud dan Lemate yang menggunakan bahan bakar cair. Temperatur gas
pembakaran yang masuk sekitar 450OC dengan tekanan 45 atm dan kompresornya
langsung digerakkan oleh turbin.
Selanjutnya, perkembangan sistem turbin gas berjalan lambat hingga pada
tahun 1935 sistem turbin gas mengalami perkembangan yang pesat dimana
diperoleh efisiensi sebesar lebih kurang 15 %. Pesawat pancar gas yang pertama
diselesaikan oleh British Thomson Houston Co pada tahun 1937 . Saat ini
sistem turbin gas telah banyak diterapkan untuk berbagai keperluan seperti mesin
penggerak generator listrik, mesin industri, pesawat terbang dan lainnya. Sistem
turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya investasi yang relatif rendah
jika dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan motor diesel untuk pusat tenaga
listrik.
10
11
T2S = T1( )
(1)
...................................................................................(2.1)
Keterangan :
T1 = Temperatur udara masuk sistem
(K)
(kPa)
(kPa)
k = Konstanta
(LHV)
(cp)
............................................................................(2.2)
Keterangan :
T2
(K)
fuel
(kg/s)
(kJ/kg)
(kg/s)
cp
(kJ/kg)
(1)
T4s = T3(3)
.....................................................................................(2.3)
Keterangan :
p4 = Tekanan udara buang
(kPa)
( kPa)
12
(K)
wTs
wT
x100%.......................................................................................(2.8)
13
Setelah nilai Cp didapat, maka nilai Cp di bagi dengan nilai massa molar
dari udara tersebut sebesar 28,97 kg/kmol ( Tabel 2.2 ).
Tabel 2.2 Molar Massa Gas.
14
peralatan
pabrik
dengan
memperbaharui
umur
masa
pakai
dan
diperhatikannya
pemeliharaan
(maintenance)
diantaranya
(maintenance)
namun
bagi
kegiatan
operasi
perusahaan,
maintenance sudah menjadi dwi fungsi, yaitu pelaksanaan dan kesadaran untuk
melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas-fasilitas produksi.
2.7.1. Tujuan Pemeliharaan
Suatu kalimat yang perlu diketahui oleh orang pemeliharaan dan bagian
lainnya bagi suatu pabrik adalah pemeliharaan ( maintenance ) murah sedangkan
perbaikan ( repair ) mahal. (Setiawan F.D, 2008).
Menurut Daryus Asyari, 2008 dalam bukunya manajemen pemeliharaan
mesin , tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai berikut:
1) Untuk memperpanjang kegunaan aset,
2) Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin,
3) Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu,
4) Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Sedangkan Menurut Sofyan Assauri, 2004, tujuan pemeliharaan dibagi
menjadi :
1) Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi.
2) Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu.
3) Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar
batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut.
4) Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien.
15
5) Menghindari
kegiatan
pemeliharaan
yang
dapat
membahayakan
16
17
1) Preventive Maintenance
Preventive
maintenance
adalah
suatu
kegiatan
perawatan
yang
direncanakan baik itu secara rutin maupun periodik, karena apabila perawatan
dilakukan tepat pada waktunya akan mengurangi downtime dari peralatan.
Preventive maintenance dibagi menjadi:
a) Running Maintenance, adalah suatu kegiatan perawatan yang dilakukan
hanya bertujuan untuk memperbaiki equipment yang rusak saja dalam satu
unit. Unit produksi tetap melakukan kegiatan.
b) Turning Around Maintenance, adalah perawatan terhadap peralatan yang
sengaja dihentikan pengoperasiannya.
18
2) Repair Maintenance
Repair Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan terhadap
peralatan yang tidak kritis, atau disebut juga peralatan-peralatan yang tidak
mengganggu jalannya operasi.
3) Predictive Maintenance
Predictive Maintenance merupakan kegiatan monitor, menguji, dan
mengukur peralatan-peralatan yang beroperasi dengan menentukan perubahan
yang terjadi pada bagian utama, apakah peralatan tersebut berjalan dengan normal
atau tidak.
4) Corrective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan
untuk mengatasi kegagalan atau kerusakan yang ditemukan selama masa
waktu preventive maintenance. Pada umumnya, corrective maintenance bukanlah
aktivitas perawatan yang terjadwal, karena dilakukan setelah sebuah komponen
mengalami kerusakan dan bertujuan untuk mengembalikan kehandalan sebuah
komponen atau sistem ke kondisi semula. Pemeliharaan Corrective Maintenance
hanya dilakukan setelah peralatan atau mesin rusak. Bila strategi pemeliharaan ini
digunakan sebagai strategi utama akan menimbulkan dampak tingginya kegiatan
pemeliharaan yang tidak direncanakan dan inventori part pengganti
6) Modification Maintenance.
Pekerjaan yang berhubungan dengan disain suatu peralatan atau unit.
Modifikasi bertujuan menambah kehandalan peralatan atau menambah tingkat
produksi dan kualitas pekerjaan.
19
a) Combustion Inspection.
Combustion Inspecsion merupakan shutdown jangka pendek yang
dibutuhkan untuk
dan over plan secara visual, leading edge baik secara visual atau boroscape
pada nozzle turbin tingkat pertama dan bucket tingkat pertama terhadap
degradasi, pendapatan clerence. Pemeriksaan fuel nozzle terhadap pluging
pada bagian tutup dan mencatat hasil pemeriksaan. Untuk melakukan inspeksi
secara visual pada bagian rotating dan stationary pada compressor casing dan
casing turbin tanpa mengangkat atau membongkarnya adalah memakai
perangkat kerja dari borescope.
komponen tanpa mata bantu, cukup dengan mata telanjang seperti perubahan
warna, perubahan bentuk, keretakan dan lain-lain. Inspeksi non visual
dilakukan dengan menggunakan alat bantu, seperti melihat keretakan bagian
dalam suatu logam dengan mengunakan radiografi, ultrasonografi dan
sebagainya.
21
c) Major Inspection
Pemeriksaan ini meliputi unsur dari Combustion Inspection dan Hot Gas
Path Inspection. Kegiatan yang dilakukan antara lain pemeriksaan keretakan
sudu rotor dan stator. Clearence pada nozzle dan clearence pada compressor.
Pengikat dan penyekat nozzle serta diafragma diperiksa dari kemungkinan
adanya gesekan, pengerutan atau kerusakan yang disebabkan oleh panas.
Kompresor dari guide inlet fane diperiksa dari kemungkinan adanya kotoran,
pengikisan, karat dan kebocoran. Bantalan dari sheel (sekat) diperiksa
clearence-nya dan tingkat kehausan yang terjadi. Semua pemeriksaan ini
dilakukan berdasarkan spesifikasi yang ditetapkan oleh pabrik.
c) Pre-Filter
Pre-Filter merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet
house.
d) Main Filter
Main Filter merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam
inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam
kompresor aksial.
e) Inlet Bellmouth
Inlet Bellmouth berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat
memasuki ruang kompresor.
f) Inlet Guide Vane
Inlet Guide Vane merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah
udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan.
2) Compressor Section
Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor,
berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section hingga
bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas
panas berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output turbin yang
besar. Satu stage kompresor aksial tersusun atas dua bagian sudu yakni rotor dan
stator. Sudu rotor berbentuk aerofoil (semacam sayap pesawat) berfungsi untuk
mengakselerasi udara sehingga kecepatannya meningkat. Sedangkan sudu stator
berbentuk difuser, yang berfungsi untuk mengkonversi kecepatan udara tersebut
menjadi tekanan. Berikut akan dijabarkan mengenai kompresor rotor dan
kompresor stator:
23
b) Compressor Stator
Compresor Stator terdiri dari:
(1) Inlet Casing
Inlet Casing merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara
masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
(2) Forward Compressor Casing
Forward Compressor Casing adalah bagian casing yang didalamnya
terdapat empat stage compresor blade.
(3) Aft Casing
Aft Casing adalah bagian casing yang didalamnya terdapat compressor
blade tingkat 5-10.
(4) Discharge Casing
Discharge Casing merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai
tempat keluarnya udara yang telah dikompresi. Pada bagian ini terdapat
compressor blade tingkat 11 sampai 17.
24
3) Combustion Section
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan
fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil
pembakaran ini berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan
mengarahkan udara panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi
sebagai nozzle. Fungsi dari keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi
panas ke siklus turbin.
Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang
jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas.
Komponen-komponen itu adalah :
a) Combustion Chamber
Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran
antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
Combustion chamber yang ada disusun kosentris mengelilingi aksial flow
compressor dan disambungkan dengan keluaran kompresor udara dari
25
b) Combustion Liners,
Combustion Liners, terdapat di dalam combustion chamber yang berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
Combustion liners di desain dengan satu seri lubang dan louvers yang
ditempatkan di dalam chambers. Digunakan untuk mencampurkan bahan
udara dari kompresor dan bahan bakar dari nozzel yang membakar
campuran ini.
c) Fuel Nozzle
Fuel Nozzle berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam
combustion liner.
Fuel nozzle terdapat pada ujung combustion chamber dan masuk ke
combustion liners. Fungsi dari fuel nozzle ini adalah untuk mengabutkan
bahan bakar dan mengarahkannya ke reaction zone pada ruang bakar.
26
akan terus terjadi selama suplai bahan bakar dan udara terus berlangsung.
Spark plugs terpasang pada sebuah pegas setelah proses pembakaran terjadi,
tekanan yang dihasilkan meningkat dan akan memaksa plugs naik menuju
casing dan mengeluarkan gas panas.
e) Transition Pieces
Transition Pieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas
panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.
Transition piece terdapat antara combustion liners dan first stage nozzle.
Alat ini digunakan untuk mengarahkan udara panas yang dihasilkan pada
combustion section ke first stage nozzle.
g) Flame Detector
Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses
pembakaran terjadi.
4) Turbine Section
Turbine section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik
menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak kompresor aksial dan
perlengkapan lainnya.
Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan untuk memutar
kompresornya
sendiri,
dan
sisanya
digunakan
untuk
kerja
yang
5) Exhaust Section
Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas.Exhaust section terdiri dari
beberapa bagian yaitu :
a) Exhaust Frame Assembly.
b) Exhaust Diffuser Assembly.
Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame
assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang
ke atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa
tersebut diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini
digunakan juga untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip.
28
Pada exhaust area terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur
kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip.
Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame
assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang
ke atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa
tersebut diukurdengan exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini
digunakan juga untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip.
Pada exhaust area terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur
kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip
29
.
Gambar 2.11 Exhaust Diffuser
Sumber : (Rahmanta, 2011)
turbin rotor
3) Fuel System
Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan tekanan
sekitar 15 kg/cm2.
Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan
kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas
maka sistem ini dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk
memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.
31
c) Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua
pompa diatas tidak mampu menyediakan lubeoil.
5) Cooling System
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara
dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing.
Komponen komponen utama dari cooling system adalah:
a) Off base Water Cooling Unit
b) Lube Oil Cooler
c) Main Cooling Water Pump
d) Temperatur Regulation Valve
e) Auxilary Water Pump
f) Low Cooling Water Pressure Swich
32
7) Peak Load untuk, setelah itu turbin gas distart hingga mencapai putaran 5100
rpm. Kemudian turbin gas ini diberi beban secara bertahap hingga mencapai
nilai mendekati
33
BAB III
METODOLOGI
3.1
proses. Mulai dari proses studi literatur, pengumpulan data meliputi pengamatan
dan mempelajari secara langsung proses shutdown maintenence jenis Hot Gas
Path Inspection yang sedang dilakukan oleh pihak PLTG Teluk Lembu,
konsultasi dengan dosen pembimbing dan pembimbing lapangan mengenai
perawatan turbin gas pada PLTG Teluk Lembu pekanbaru, pengambilan data dan
pembuatan laporan selama
Study
Literatur
Pengumpulan Data:
-
Melakukan Pengamatan
Log Sheet
A
Gambar 3.1 Tahapan Kegiatan
34
Selesai
ysjnajsss
ayas
Gambar 3.1 Tahapan Kegiatan (sambungan)
3.2
unit 3. Ketika itu PLTG unit 3 tersebut sedang mengalami perawatan, dan jenis
perawatan yang dilakukan adalah perawatan jenis Hot Gas Path Inspection
(HGPI). Dalam hal ini penulis melakukan pencarian informasi dari teori teori
maupun secara langsung mengenai perawatan turbin gas agar kinerja dari mesin
selalu optimal saat sedang beroperasi. Dalam mencari informasi penulis mendapat
beberapa sumber yang berbeda, diantaranya dari proses diskusi dengan teknisi,
survey lapangan dan studi literatur.
35
36
dilakukan
analisa
dan
dilakukan
pembahasan
maka
langkah
37
BAB IV
TUGAS KHUSUS
PERAWATAN TURBIN GAS PLTG UNIT 3
DI PT. PLN (Persero) SEKTOR PEMBANGKITAN PEKANBARU
UNIT PLTD/G TELUK LEMBU
menggunakan ruang bakar sedangkan sistem turbin gas sederhana dengan siklus
tertutup menggunakan alat-alat penukar kalor.
Untuk mencari performasi turbin teoritis dibutuhkan data data yang telah
didapat sebelumnya dari log sheet sebagai berikut :
1) Beban
=21 MW = 21000 kW
= 8980F = 754 K
=9440F = 779 K
= 1,025m3/jam
= 870 kg/m3
= 1,776 kg/s
= 113 kg/s
13) p4=p1
= 101,33 kPa
14) p3=p2
= 841,33 kPa
(1)
T2S = T1(1)
T2S =
(1,41)
1,4
841,33 kpa
308K(101,33 )
T2S =563,88K
Temperatur Ruang Bakar (T3)
T3= T2 +
(LHV)
(cp)
kg
.46829,7 kJ/kg
s
113 .1,005 /
1,776
T3= 754 K + (
T3 = 1486,35 K
Temperatur Gas Buang Ideal (T4s)
39
T4s = T3(3)
(1)
101,33 kpa
T4s= 1486,35 K(
841,33 kpa
(1,41)
1,4
T4s= 811.86 K
Untuk persamaan 2.4 sampai persamaan 2.8 kita harus terlebih dahulu
mencari nilai cp nya dengan menggunakan persamaan 2.9
Mencari nilai cp
= + + 2 + 3
Maka :
Cp (T1) = (a + bT1 + cT12 +dT13) / 28,97
Cp (T1) = [28,11 + 0,1967 102 308 + 0,4802 105 308 2 +
( 1,966109 3083 )]/28,97
= 1,005 kJ/kg.K
Cp (T2) = (a + bT2 + cT22 +dT23) / 28,97
Cp (T2) = [28,11 + 0,1967 102 754 + 0,4802 105 754 2 +
( 1,966109 7543 )]/28,97
= 1,087 kJ/kg.K
Cp (T3) = (a + bT1 + cT12 +dT33) / 28,97
Cp (T3) =[28,11 + 0,1967102 1486,35 + 0,4802 105 1486,35
40
41
wTs
wT
x100%
913,58 kJ/kg
929,78 kJ/kg
x 100%
T = 98,25 %
4.4. Performa Turbin Gas Aktual
Untuk mencari performasi turbin aktual dibutuhkan data data yang telah
didapat sebelumnya dari log sheet sebagai berikut :
1) Beban
= 21 MW = 21000 kW
= 3260C= 599K
= 4900C= 763K
= 1,025m3/jam
= 870 kg/m3
= 1,776 kg/s
= 113 kg/s
13) p4=p1
= 101,33 kpa
14) p3=p2
= 841,33 kpa
Dengan menggunakan data data diatas dan menggunakan persamaan 2.1 sampai
2.3 maka kita dapat mencari :
Temperatur udara tekan ideal (T2S)
2
(1)
T2S = T1(1)
T2S= 308
841,33 kpa
K(101,33 )
(1,41)
1,4
T2S=563,88K
42
(LHV)
(cp)
kg
.46829,7 kJ/kg
s
113 .1,005 /
1,776
T3=599K +(
T3 = 1331,35 K
Temperatur Gas Buang Ideal (T4s)
4
T4s = T3(3)
(1)
101,33 kpa
T4s=1331,35 K(
841,33 kpa
(1,41)
1,4
T4s= 727.20 K
Untuk persamaan 2.4 sampai persamaan 2.8 kita harus terlebih dahulu mencari
nilai cp nya dengan menggunakan persamaan 2.9
Mencari nilai cp
= + + 2 + 3
Maka :
Cp (T1) = (a + bT1 + cT12 +dT13) / 28,97
Cp (T1) = [28,11 + 0,1967 102 308 + 0,4802 105 308 2 +
( 1,966109 3083 )]/28,97
= 1,005 kJ/kg.K
Cp (T2) = (a + bT2 + cT22 +dT23) / 28,97
Cp (T2) = [28,11 + 0,1967 102 599 + 0,4802 105 599 2 +
( 1,966109 5993 )]/28,97
= 1,056 kJ/kg.K
Cp (T3) = (a + bT1 + cT12 +dT33) / 28,97
Cp (T3) =[28,11 + 0,1967102 331,35 + 0,4802 105 1331,35
43
= 1,194 kJ/kg.K
Cp (T4) = (a + bT4 + cT42 +dT43) / 28,97
Cp (T4) = [28,11 + 0,1967 102 763 + 0,4802 105 763 2 +
( 1,966109 7633 )]/28,97
= 1,088 kJ/kg.K
Cp (T4S) = (a + bT4 + cT42 +dT43) / 28,97
Cp (T4S) = [28,11 + 0,1967 102 763 + 0,4802 105 763 2 +
( 1,966109 7633 )]/28,97
= 1,081 kJ/kg.K
Setelah nilai cp untuk T1, T2, T3, dan T4 telah didapatkan maka kita dapat
menggunakan persamaan 2.4 sampai 2.8 untuk mencari :
Panas masuk sistem aktual (qin)
qin = cp(T3-T2)
qin = (cp * T3)-( cp * T2)
qin = (1,194 kJ/kg.K *1331,35 K) - (1,056 kJ/kg.K*599K)
qin = 957,66 K
Panas Keluar Sistem Aktual (qout)
qout = cp (T4-T1)
qout = (cp * T4)-( cp * T1)
qout = (1,088 kJ/kg.K*763K )- ( 1,005 kJ/kg.K *308K)
qout = 520,97 K
Kerja turbin ideal (wTs)
wTs = cp(T3-T4s)
wTs = ( cp * T3)-( cp * T4s)
wTs = (1,194 kJ/kg.K *1331,35 K)-( 1,081 kJ/kg.K * 720,20 K)
wTs = 803,8 kJ/kg
44
wT
wTs
x100%
759,6 kJ/kg
803,8 kJ/kg
x 100%
T = 94,50 %
4.5. Pemeliharaan Turbin Gas (Hot Gas Path Inspection)
Hot Gas Path Inspection bisa dikategorikan sebagai pemeriksaan sistem
pembakaran, hanya saja pemeriksaan ini dilakukan lebih terperinci. Pemeriksaan
dilakukan mulai dari nozzle, combustion chamber, combustion liners, flow
sleeves, transition piece, turbine casing, air compressor, exhaust casing, barrel,
diaphragm assemblies hingga bucket turbin. Untuk memperpendek waktu
perawatan, maka sebelum dilakukan pemeriksaan ini suku cadang perlu
dipersiapkan dahulu sehingga inspeksi ini dalam prakteknya hanya berbentuk
buka, ganti, dan tutup kembali.
Bila pada pemeriksaan didapatkan ada komponen yang memerlukan
perbaikan, maka bagian tersebut diganti terlebih dahulu dengan yang baru untuk
kemudian diperbaiki dan disimpan sebagai cadangan. Pemeriksaan ini umumnya
dilakukan pada 32.000 jam operasi.
4.6. Masalah Pada Turbin Gas
Pada turbin gas ada beberapa masalah yang mungkin terjadi, komponen
yang biasanya terdapat masalah adalah transition piece, first stage nozzle dan
second stage nozzzle, first stage bucket dan second stage bucket, dan turbine
rotor. Berikut akan dijelaskan masalah yang terjadi pada turbin gas dan dapat
diamati selama proses pemeliharaan Hot Gas Path Inspection (HGPI).
45
1) Transition Piece , fungsi dari transition piece adalah untuk mengarahkan aliran
udara panas dari combustion liner menuju ke turbin nozzle ada 3 faktor yang
menyebabkan kerusakan pada transition piece yaitu: Wear, Oxydation, Stress.
a) Wear, wear disebabkan oleh vibrasi yang dihasilkan dari stimulti
mechanical,dan juga dapat disebabkan oleh gesekan bagian karena
ekspansi termal saat starting dan perubahan beban.
b) Oxydation, oxidation terjadi karena overheating, biasanya setelah beberapa
deformasi awal karena gradient thermal.
c) Cracking, dapat disebabkan oleh getaran atau tekanan termal.
2) First stage nozzle dan second stage nozzle, fungsi dari stage nozzle adalah
untuk mengkonversi energi panas dan tekanan menjadi energi kinetik dan
meneruskan energi tersebut ke bucket. Masalah yang sering terjadi pada stage
nozzle ini adalah :
a) Oxidation,corrotion dan erotion,
b) Thermal fatique
c) Distortion dan creep
3) Turbine Shroud, fungsi pertama dari turbine shroud ini adalah untuk membuat
permukaan silindris unuk meminimalisir kebocoran akibat cleraeance.
46
Fungsi kedua dari turbin shroud adalah untuk menyediakan resistan termal
yang tinggi diantara gas panas (1200OF-648OC) dan comparative cold
shell(600OF-318OC). Dikarenakan panas yang tinggi dan kondisi kerja shroud
yang bergesekan maka kerusakan yang umum terjadi pada shroud adalah
permukanan shroud yang terkikis dan terbakar karena itu shroud tidak
mengalami perbaikan melainkan langsung diganti dengan yang baru, tetapi
karena spesifikasi shroud yang baru tidak sesuai dengan yang lama maka pihak
PLN tidak menggantinya dengan yang baru melainkan tetap menggunakan
shroud yang lama. Contoh kerusakan yang terjadi pada turbin shroud dapat
dilihat pada Gambar 4.3 dimana terlihat bahwa pada turbin shroud ada bagian
yang meleleh karena tidak mampu menahan panas yang dihasilkan oleh ruang
bakar.
Lokasi Rusak
Bakar Pada
Turbine Shroud
4) Combustion Liner dan Crossfire tube, combustion liner dan crossfire tube
berada di ruang bakar sehingga masalah yang sering terjadi adalah oxidasi dan
juga pecah pada crossfire tube. Hal ini disebabkan karena kondisi kerja dari
combustion liner dan crossfire tube itu sendiri, karena combustion liner dan
crossfire tube bekerja pada temperatur yang sangat tinggi yaitu mencapai
temperatur 13000C.
47
Lokasi Pecah
Pada Crossfire
Tube
dengan
membuka
ruang
pembakaran
seperti
pada
Combustion Inspection
3) Pasang screw jack pendukung di bawah casing luar
4) Buka
membuka shell
6) Buka 2 baut penahan second stage nozzle axial
yang terletak di 45
48
dengan
garis
udara
pendingin
ke
bawah
setengah
shell. Akhirnya pin centering first stage dan second stage harus dilepas
20) Lepaskan 5 casing combustion luar bagian bawah nomor 3, 4, 5, 6, 7
49
21) Mulai dari horizontal joints dan bekerja menuju bottom center line,
melepaskan potongan transition piece yang tersisa.
22) Lepaskan cincin seal dari first stage nozzle pendukung cincin dalam
dan dua klem axial nozzle
23) Ratakan first stage nozzle dengan mengaitkan satu sisi ke hook dengan
kabel lurus dan luar dengan hoist rantai di hook. Lepaskan
thermocouples dari bagian bawah sisi kiri shell. Lepaskan bagian
bawah second stage nozzle.
4.8. Proses Pemeriksaan Dan Pembersihan Turbin Gas
4.8.1. Proses Pemeriksaan
1) Periksa dan catat kondisi pada turbin bucket pada semua stages
2) Periksa dan catat kondisi first stage nozzle
3) Periksa dan catat kondisi second stage nozzle. dan membandingkan
clereances asli untuk mencegah clereances
4) Periksa dan catat kondisi diagram packing
5) Periksa dan catat kondisi transition piece
6) Periksa dan catat kondisi crossfire tube
7) Periksa dan catat kondisi combustion liner
8) Periksa dan catat kondisi flame detector
9) Periksa dan catat kondisi busi
10) Periksa dan catat kondisi load coupling dan accessory coupling
11) Bersihkan Filter Gas
12) Kunjungan inlet duct, inlet plenum, inlet casing dengan VIGV blades.
Bersihkan jika diperlukan
13) Kunjungan knalpot pleno; perbaikan dengan pengelasan semua celah
yang terlihat.
4.8.2. Proses Pembersihan
Tujuan dilakukannya pembersihan ini adalah untuk menghilangkan karat
dan kerak yang menempel pada komponen-komponen turbin gas. Dalam
perawatan ini digunakan beberapa alat yaitu :
1) Amplas
50
2) Solar
3) Gerinda
4) Sikat kawat
5) Kain Lap
6) Anti Karat
Berikut ini adalah komponen-komponen yang dibersihkan selama proses
maintenence pada PLTG unit 3 berlangsung:
1) Sudu Kompresor Rotor dan Stator
Sudu Kompresor Rotor dan Stator dibersihkan dengan menggunakan
amplas dan solar pengunaan amplas dan solar untuk menghilangkan karat
yang menempel pada Sudu Kompresor Rotor dan Stator.
51
3) Casing Turbin
Casing Turbin dibersihkan menggunakan gerinda dan sikat kawat untuk
menghilangkat
karat
yang
ada,
kemudian
dibersihkan
kembali
53
untuk
memungkinkan
pin
untuk
masuk
secara
bebas. Memasang dua atau lebih axial holding pin dan kencangkan.
Periksa untuk memastikan masuknya axial holding pin belum
menggantikan tempat nozzle. Pasang setengah bagian bawah inter stage
packing dan spring.
2) Pasang kembali first stage wheel space termokopel ke posisi sisi kiri
bawah di shell. Hal ini paling baik dilakukan sebelum lebih jauh
merakit dilakukan di area saluran second stage untuk mencegah
kesulitan, karena ini adalah perakitan agak sulit jika mencoba setengah
bagian atas nozzle di tempatnya.
3) Roll di bagian bawah first stage nozzle dengan cara yang sama dengan
yang di mana itu dibuka. Sementara nozzel tetap didukung pada lifting
rig, masukkan kunci pendukung horizontal joint dan baut yang
ketat. Pasang segel "L" ke bagian bawah. Pastikan joint segel yang
terpasang setidaknya 19 / 15mm (3/4 "- 1" ) dari joint segmen nozzle
dan ikuti dengan cincin seal
4) Pasang first stage nozzle locating eksentrik pin untuk bagian bawah.
5) Pasang dua strip kemasan ke dalam segel alur luar first stage
nozzle. Perhatian harus diketahui bahwa dudukan strip tidak sejalan,
sehingga dapat meminimalkan kemungkinan kebocoran.
6) Pasang
54
nozzle dan "F" klem pada discharge casing sebelum dikunci dengan
menggunakan baut. Setelah transition piece no 4 dan no 6 terpasang,
pasang segel samping dan mengunci kombinasi baut. Lanjutkan dengan
memasang dua buah transition piece tersisa di bagian bawah yaitu no 3
dan no 7
7) Pasang casing combustion luar ke setengah bawah turbin. Gunakan
gasket baru pada casing dan memperbaikinya di alur dengan
menggunakan grease
8) Ambil satu set lengkap accesibble clereance dan merekam data pada
turbin gas.
9) Pasang transition piece bagian atas lima buah masing-masing dan
mendorong mereka maju ke casing ruang bakar. Hal ini untuk
memungkinkan first stage nozzle yang akan dipasang.
10) Memasang "L" segel ke bagian setengah atas nozzle. Berikan sebuah
tanda untuk mencegah dua horizontal joint L dari kesalahan
pemasangan.
11) Pasang bagian atas first stage nozzle. Pastikan bahwa empat strip segel
masih terpasang untuk segel alur di dinding samping dalam dan luar
nozzle.
12) Pasang dua strip packing ke bagian atas dinding samping luar alur dan
ujung belakang ke packing dalam alur bawah.
13) Pasang klem ke first stage nozzle horizontal joint dan memeriksa
clearence dari lug ke clamp "U" .
14) Pasanglima buah transition piece bagian atas (nomor 1, 2, 8, 9, dan 10)
ke first stage nozzle.
15) Pasang bagian atas diafragma dalam untuk second stage nozzle.
55
16) Pasang bagian atas second stage nozzle dan pasangkan termokopel
mengarah melalui dua tabung terbuka di partisi pada setiap sisi garis
tengah vertikal. Pasang klem nozzle dan memeriksa dan merekam
clearence pada lembar izin yang tepat.
17) Ikat termokopel mengarah sekitar slot kunci di bagian setengah atas
nozzle dan mengarahkan termokopel tersebut sehingga dapat masuk
melalui lubang di shell turbin.
18) Melapisi permukaan mating dari shell turbin dan discharge casing
dengan film cahaya anti-seize. Periksa apakah semua aman dalam
wilayah shell sebelum memasang shell. Merakit shell dan termokopel
mengarah melalui lubang sebagai shell diturunkan.
19) Baut shell sesuai dengan urutan perbautan disediakan di bagian pratices
maintenace.
20) Pasang kembali first stage nozzle dan second stage nozzle eksentrik
pin. Jangan memaksa pin ke dalam slot mereka. Bongkar nozzle dalam
arah yang diperlukan melalui lubang sampai pin dapat dengan mudah
masuk. Pasang kembali tahap kedua kedua aksial mempertahankan
busi.
21) Lepas semua jack dukungan dari bawah unit.
22) Pasang kembali liners ruang bakar. Tutup seperti yang dijelaskan di
bagian pemeriksaan pembakaran.
23) Pasang kembali bahan bakar gas, pipa minyak, pipa atomisasi udara,
dan pipa air ekstraksi.
4.9.1. Point Tertentu Untuk Lihat Selama Pemasangan
1) Sepuluh liners pembakaran harus dari jenis yang sama: cover, lengan,
kerucut, dll ....
2) Liners pembakaran dengan busi dan detektor api harus mempunyai
lubang yang sesuai.
56
Hub bersih
Pada interval memeriksa tingkat oli mesin diesel dan gunakan oli dan lube
filter yang direkomendasikan sesuai dengan spesifikasi untuk siaga atau
penggunaan jarang. Fungsi mesin diesel ini cukup riskan: ada kedepan,
perawatan khusus dari sistem minyak pelumas yang diperlukan. Tidak ada
kebocoran minyak diperbolehkan, dan penggunaan minyak pelumas yang
tepat adalah wajib. Seharusnya tidak ada air dalam minyak pelumas
mesin. Filter harus tetap bersih.
57
b)
c)
d)
Selama setiap perbaikan yang direncanakan dari turbin gas, yang terbaik
adalah untuk memeriksa pengaturan governor, injeksi minyak diesel dan
operasi mesin utama. Hal ini termasuk menentukan apakah Governor dan
pengaturan tekanan bahan bakar berada di batas
maksimal untuk
4) Sistem pembakaran
Untuk bahan bakar gas
a) Periksa filter Sargo, pada inlet turbin gas. Jika terlalu kotor, bersihkan
b) Dengan atomisasi mekanik, mengganti kartrid filter pada LP dan HP filter.
Untuk bahan bakar minyak dengan atomisasi kompresor udara. Sama seperti
untuk distilat ringan, namun, sebelum berhenti unit, jangan lupa untuk
memeriksa kompresor udara atomisasi untuk getaran.
4.11. Analisis Data
Proses maintenece yang dilakukan pada PLTG Teluk Lembu adalah
shutdown maintenence dimana jenis dari shutdown maintenence ada 3 jenis yaitu :
Combustion inspection (CI) , Hot Gas Path Inspection (HGPI), dan mayor
inspection (MI). Proses maintenece yang dilakukan selama penulis melakukan
kerja praktek adalah proses maintenece Hot Gas Path Inspection (HGPI) yang
dilakukan setiap dua tahun sekali. Dalam proses maintenece Hot Gas Path
Inspection (HGPI) bagian yang diperiksa adalah dari bagian auxilary gear sampai
load gear. Selama proses maintenece terdapat beberapa komponen yang rusak dan
diganti dengan yang baru yaitu : Transition Piece, First Stage nozzle dan Second
Stage nozzle, Turbin Shroud, Combustion Liner dan Crossfire Tube
Berdasarkan analisa terhadap data yang telah dilakukan didapat bahwa
efisiensi dari turbin aktual sebesar 94,50%, nilai efisiensi ini lebih kecil
dibandingkan dengan
efisiensin
turbin
secara teoritis
sebesar
98,25%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan pembahasan dapat diambil kesimpulan,
1) Perawatan yang dilakukan di PLTG Teluk Lembu adalah shutdown
maintenence dimana jenis dari shutdownmaintenence yang dilakukan
adalah Hot Gas Path Inspection (HGPI)
2) Permasalahan yang sering terjadi pada PLTG Teluk Lembu adalah pada
komponen :
Transition Piece (Terjadi Oksidasi dan Korosi)
First Stage nozzle dan Second Stage nozzle (Terjadi Oksidasi dan
Korosi )
Turbin Shroud (Terbakar karena bekerja pada temperatur yang
tinggi)
Combustion Liner dan Crossfire Tube (Terjadi Pecah pada
Crossfire tube)
3) Efisiensi turbin gas pada PLTG unit 3 PLTG Teluk Lembu berkurang
sebesar 3,75% dimana hal ini dapat disebabkan oleh karena penggunaan
komponen yang tidak sesuai standar oleh pihak PLTG Teluk Lembu.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapan penulis berikan antara lain adalah :
1) Proses perawatan sebaiknya dilakukan sesuai dengan prosedur (SOP)
yang telah ditentukan.
2) Untuk mencapai umur real dari setiap komponen, komponen -komponen
yang digunakan sebaiknya memenuhi standar yang sesuai dengan yang
telah ditentukan.
3) Untuk meningkatkan efisiensi dari turbin gas, sebaiknya dilakukan
pemeriksaan terhadap komponen yang telah dibeli untuk memastikan
tidak ada kekurangan dan cacat pada komponen baru tersebut sehingga
komponen baru tersebut .
60
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus, 2002, Manajemen Produksi , Badan Penerbit Faklutas Ekonomi
UGM, Yogyakarta
Assauri, Sofjan, 2004 , Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi 2004,
Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta.
Arismunadar ,Wiranto, 2010, Turbin gas dan motor propulsi, ITB , Bandung
Boyce, Meherwan P., 2001 ,Gas Turbine engineering handbook, Gulf Profesional
Publishing,Texas
Corder, A.S,
Jakarta
Hoeft , Robert F, dan Janawitz, Jamisan, dan Keck, Richard, 2001, Heavy Duty
Gas Turbine Operating and Maintenance Consideration, GE Power System,
Atlanta.
61
Leda, Jeremias, 2010, Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Ujung Pandang,
Karya Tulis Ilmiah, Makasar.
62
LAMPIRAN