Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
tenaga
kerja
tambahan selama
mahasiswa
Metode literatur
Metode ini dilakukan dengan cara studi pustaka, melihat referensi dari
buku di dalam ataupun di luar perpustakaan kantor, maupun dari internet
untuk keperluan dasar teori, spesifikasi dan analisa pembahasan.
Metode Lapangan
Metode ini dilakukan dengan cara melihat dan mengamati secara langsung
di lapangan dengan bimbingan pembimbing lapangan maupun dengan
Supervisor ataupun dengan Operator.
Metode Wawancara
Dalam metode ini penulis memperoleh data melalui wawancara, diskusi,
dan tanya jawab dengan pembimbing lapangan, maupun dengan
supervisor ataupun dengan Operator yang mengetahui banyak tentang
masalah yang dibicarakan.
1.7 Sistematika Laporan
Laporan praktek kerja lapangan ini dibagi menjadi empat bab yang saling
berhubungan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek
ini adalah sebagai berikut:
A. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas latar belakang, ruang lingkup, tujuan, manfaat,
waktu dan tempat pelaksanaan, metode pengumpulan data, dan sistematika
laporan.
B. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini memaparkan sejarah singkat, visi, misi dan motto PT Indonesia
Power serta struktur organisasi PT Indonesia Power UBP Mrica Sub Unit
PLTA Kedung Ombo.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Latar Belakang Perusahaan
Pada awal tahun 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya
deregulasi pada sektor ketenagalistrikkan. Langkah ke arah deregulasi tersebut
diawali
dengan
berdirinya
Paiton
Swasta
I,
yang
dipertegas
dengan
Atas dasar pertimbangan pada musim penghujan air di waduk Kedung Ombo
melimpah,maka di rencanakan pembangunan PLTA yang di dorong oleh
kebutuhan energy listrik yang semakin meningkat.PLTA Kedung Ombo di
masukkan dalam jajaran Transmisi Interkoneksi Jawa Bali.Air waduk Kedung
Ombo selain di pakai untuk PLTA Kedung Ombo,air buangnya juga di gunakan
untuk irigasi dan Pembangkit Listrik Mini Hydro ( PLTM ) Sidorejo dan PLTM
Klambu.Proyek PLTA Kedung Ombo di kerjakan Oleh Departemen Pekerjaan
Umum Dirjen Pengairan bekerja sama dengan kontraktor PT. BRANTAS
ABIPRAYA HASAMA GUMI ( joint IOperating ).Proyek induk pengembangan
wilayah
sungai
Ombo,bangunan
Jratun
Seluna
meliputi
pekerjaan
Pelimpah,Terowongan,Intake.Pipa
Pembangkit.Pekerjaan
Elektro
Mekanik
bendungan
Tekan,dan
dilaksanakan
oleh
Kedung
Gedung
Departemen
dinas,penyediaan
instalasi
air,pembuatan
jamban,pembuatan
stakeholder.
10
2.2.3 Misi
Misi PT. Indonesia Power adalah melakukan usaha dalam bidang pembangkitan
tenaga listrik dan mengembangkan usaha-usaha lain yang berkaitan berdasarkan
kaidah industri dan niaga yang sehat, guna menjamin keberadaan dan
pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.
2.2.4 Motto
Bersama Kita maju ( together for a better tomorrow ).
2.2.5 Tujuan
a. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus
dalam penggunaan sumber daya perusahaan.
b. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan
dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana
penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan
lingkungan.
c. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan
dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.
d. Mengoperasikan pembangkitan tenaga listrik secara kompetitif serta
mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan,
efisiensi, maupun kelestarian lingkungan.
e. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling
menghargai antar karyawan dan mitra kerja, serta mendorong terus
kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.
2.3 Tujuh Nilai Perusahaan : IP-HaPPPI
1. Integritas
11
WARNA
Merah
Diaplikasikan pada kata INDONESIA menunjukkan identitas yang kuat
dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik,
guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.
Biru
Diaplikasikan
pada
kata
POWER.
Pada
dasarnya
warna
biru
13
Kapasitas
Suralaya
Priok
Saguling
Kamojang
Mrica
Semarang
Perak-Grati
Bali
Total PT. Indonesia Power
3.400
1.563
798
360
306
1.469
864
339
9.095
2003
2004
2005
SM I 2006
Suralaya
Priok
Saguling
Kamojang
Mrica
Semarang
Perak-Grati
Bali
Jumlah
23.462
7.248
2.098
2.804
869
5.146
1.534
1.214
44.374
22.711
6.797
2.366
2.988
892
5.524
1.745
1.394
44.417
24.520
6.961
2.903
2.870
960
5.782
2.959
1.367
48.322
11.714
3.841
1.179
1.316
600
2.552
964
716
22.882
14
(tool
pendukung),serta
sipil
dan
lingkungan
15
16
BAB III
PEMELIHARAAN TURBIN PADA PLTA KEDUNG OMBO
3.1 Sumber Tenaga
Sebagai sumber tenaga dalam menghasilkan energi listrik. PLTA Kedung Ombo
memanfaatkan air dari waduk kedung ombo. Waduk ini merupakan Dam urugan
batu,yaitu menggunakan bahan-bahan utama berupa batu,tanah liat,dan pasir.
Dam ini tidak perlu menggunakan pondasi yang kuat untuk dapat menghasilkan
tenaga listrik yang siap di salurkan atau di berikan ke transmisi pusat guna
mengatasi beban puncak
CL
10.00
3A
UPSTREAM
COFFERDAM
4.00
1
20.00
EL 55.00
EL 49.80
2.5
3.00
EL 65.00
3
EL 59.00
2.5
2B
0.50
3.50
EL 85.00
2.5
2.50
2B
0.8 0.8
5.00
EL 75.00
2.5
0.2 0.3
1
6.00
EL 65.00
1
EL 50.00
DOWNSTREAM SLOPE
CONTINUOUS
5.00 BLANKET SODDING ON 75 mm TOPSOL
EL 55.00
2.5
14.00
CL ACCESS ROAD
2.5
1
2A
2C
2A
2C
ZONE 2B 0.50 m TRICK
FOR A DISTANCE NOT
LESS THAN HALF
HORIZONTAL CONTACT
WIDTH OF UPSTREAM COFFERDAM
ZONE 1 OR AS OTHERWISE DIRECTED
5.00
2.5
2A
1
1
2C
ASSUMED FOUNDATION
DETAIL A
SEEPAGE DRAIN
ORIGINAL GROUND
FOUNDATION
DRAINAGE HOLES 150 mm
MINIMUM DIAMETER
10
50
100 m
SCALE B
10
17
P = .g.Q.H.t.g
Dimana:
P = Daya Terpasang (KW)
= Efisiensi turbin generator = 0,9
g = Gaya gravitasi bumi = 9,81 m/s2
Q = Debit Air (Tinggi Terjun Air 0)
= Massa Jenis Air = 1000 kg/m3
H = Rate Head = 41.7 m
Untuk memperbesar daya yang terpasang, Suatu PLTA harus di usahakan agar
mendapatkan debit air dan tinggi terjun yang sebesar-besarnya.akan tetapi
semuanya harus berdasarkan perhitungan teknis dan ekonomis yang baik.misal,
debit sungai yang sudah tertentu besarnya ,maka untuk membuat suatu PLTA
harus di perhitungkan tipe PLTA yang sebaik-baiknya agar nantinya dapat
menguntungkan. Tinggi terjun air dapat di perbesar dengan meninggikan
bendungan,tetapi hal tersebut berakibat akan bertambah mahalnya biaya dalam
pembuatan bendungan,maka harus di usahakan agar tinggi terjun yang sebesarbesarnya dan masih menguntungkan dari segi teknis dan ekonomis ( optimalisasi
suatu PLTA ). Biaya operasi suatu PLTA sangat murah jika di bandingkan dengan
jenis pembangkit lainnya, misalnya seperti tenaga diesel,tenaga gas dan tenaga
uap yang bahan bakarnya berasal dari minyak,batu bara,dan lainnya.
Adapun langkah kerja PLTA Kedung Ombo,yaitu sebagai berikut :
1. Aliran sungai dengan jumlah debit air yang besar di tamping di dalam
waduk.
2. Air tesebut kemudian di alirkan melalui saringan power intake,yang di
tunjang dengan adanya bangunan bendungan.
3. Kemudian masuk ke dalam pipa pesat (Penstock).
4. Yang selanjutnya untuk mengubah energi potensial menjadi energi
kinetik,maka pada ujung pipa pesat di pasng katup utama (Main Inlet
Valve).
18
juga
mempunyai
karakteristik
19
3.2.2
20
22
3.3 Rincian Pekerjaan Turbin Air Jenis Kaplan Pada Annual Inspection Th.
2013
3.3.1
Tahap Persiapan
1. Langkah pengamanan. Pekerjaan pada sisi turbin hanya dapat
dilaksanakan jika MIV dan Stop Lock Draft Tube dalam keadaan tertutup
sempurna. Kebocoran sedikit saja pada kedua pintu ini akan sangat
berbahaya bagi keselamatan teknisi. Oleh karena itu langkah pertama
untuk pengamanan adalah locked MIV, pasang stoplog pada draft tube.
2. Persiapan peralatan kerja (blower,lampu, kunci).
3. Pembuangan air pada spiral case dan ruanh runnr melalui drain pipe.
4. Pembukaan man hole dan draft tube.
5. Pemasangan lantai kerja. Lantai kerja ini dipasang pada ruang di bawah
runner cose yang berfungsi untuk pijakan pada teknisi saat melaksanakan
inspeksi/kerja.
6. Pemasangan blower dan lampu
23
3.3.2
Pekerjaan Inti
25
a. Spiral Case
Rumah siput pada turbin berfungsi untuk mendistribusikan air ke sekeliling sudu
pengarah (guide vane) dengan tekanan dan kecepatan sama. Rumah siput terbuat
dari baja yang dilas ke cincin penahan dan ditopang pada kaki penyangga, pada
spiral casing terdapat pipa tonggok (stup pipe) untuk pemipaan by pass main inlet
valve serta terdapat man hole untuk tempat masuknya orang pada saat melakukan
perawatan pembersihan spiral casing. Rumah siput dilengkapi juga dengan
instrumen pengukur dan aliran air lengkap dengan katup pelepas udara dan katub
penguras rumah siput. Pada bagian atas dan bawah dinding flens terdapat bantalan
penggerak (guide bearing) dan perapat (gland). Untuk melindungi rumah siput
dan cincin dilapisi dengan cat.
Fungsi dari spiral casing adalah mendistribusikan air ke sekeliling guide vane
dengan tekanan dan kecepatan yang sama. Kegiatan pemeliharaan pada spiral
casing yaitu dilakukan visual check, cleaning coating stay vane dengan marine
paint serta pengecekan dan perbaikan air release valve. Selain itu juga dilakukan
pengujian pressure switch dan pembersihan pada bagian pipa pipa spiral casing.
Kondisi setelah inspeksi peralatan dalam keadaan baik.
26
Tabel 3.1.
Spesifikasi dari rumah siput
Ukuran keseluruhan
Berat
Bahan
b. By pass valve
By pass valve merupakan perlengkapan yang terdapat pada sebuah sistem turbin
air. Fungsi by pass valve adalah untuk menyamakan tekanan tekanan air dari pipa
pesat sebelum melewati katup masuk utama dan sebelum masuk ke dalam spiral
casing. Pada kegiatan inspeksi dilakukan pembongkaran untuk dilakukan
pembersihan katup filter nya serta dilakukan pengecekan kebocoran. Setelah
inspeksi kondisi dalam keadaan baik.
27
Sudu pengarah terbuat dari baja tuang stainless martenstic steel yang pejal, terdiri
dari dua buah truinon dan sebuah sirip sudu berbentuk lonjong dengan ekornya
tirus. Sudu penggerak terletak diantara tutup atas dan bawah turbin, dan disusun
secara melingkar yang melingkar. Sudu pengarah berfungsi mengendalikan
jumlah air yang mengalir kedalam turbin, sesuai dengan besar bukaan sudu. Besar
maksimal dari bukaan sudu pengarah adalah 30 derajat. Jumlah sudu pengarah
pada PLTA kedung ombo adalah 24 buah. Pada inspeksi kali ini dilakukan
pembersihan guide vane, pengukuran clearance guide vane dan perbaikan bocoran
seal guide vane sisi bawah. Setelah inspeksi kondisi baik.
Tabel 3.2.
Spesifikasi dari sudu pengarah
Tebal
Lebar
110,5 mm
504 mm
Total berat
Berat tiap sudu
Bahan
Jumlah
5760 kg
240 kg
Stainless mertenstic steel
24 buah
Sudu Pengarah
28
d. Runner
Runner berfungsi untuk mengubah energi pontesial dan kinetik air menjadi energi
mekanik berupa putaran poros turbin. Sudu jalan terbuat dari stainless yang
ditempa secara vertikal dan merupakan dari turbin yang berputar (rotor). Seiring
jam operasi terjadi kavitasi pada runner sehingga dilakukan perbaikan dengan
dilakukan coating kembali karena kavitasi yang terjadi tidak terlalu parah. Kinetik
valve merupakan alat untuk mengurangi kevakuman draft tube sehingga kavitasi
menjadi lebih kecil. Pada runner dilakukan pengambilan data clearence runner
dengan wearing ring dilakukan untuk memastikan kondisi keausan dan untuk
centering poros. Setelah inspeksi kondisi baik.
29
Stainlees steel
6 buah
780 kg
AFNOR standar specification
180 mm
1150 mm
900 mm
30
Pengujian wiring Oil level switch & RTD oil /pad bearing turbin
Tabel 3.6.
Spesifikasi dari bantalan pengarah (guide bearing)
Clearance maksimum
Clearance minimum
Lebar
Shaft rotation speed normal
Shaft rotation speed operasi
Linear shaft speed normal
Linear shaft speed operasi
Kapasitas oli
0,27 mm
0,22 mm
360 mm
250 mm
717 mm
785 m/s
22,52 m/s
200 liter
31
Poros turbin dari baja tempa, memiliki sebuah flens kopling pada tiap ujungnya
dan solar terpadu untuk membentuk bantalan pengarah dan fungsi dari poros
turbin adalah energi mekanik dari runner ke generator. Pada kegiatan inspeksi
poros turbin dilakukan pengecekan secara visual untuk mengetahui keausan.
Tabel 3.7.
Spesifikasi dari turbin shaft
Tebal
Diameter flange
Diameter baut
Jumlah baut
Diameter lubang
130 mm
950 mm
75 mm
12
800 mm
g. Servomotor
Berfungsi untuk mengoperasikan guide vane digunakan dua buah servomotor.
Dimana kedua servomotor mengatur pembukaan guide vane operation ring. Pada
inspeksi servomotor dilakukan uji coba switch pengaturan bukaan guide vane,
pngecekan visual serta pemersihan.
Servomotor
Tabel 3.8.
Spesifikasi dari servomotor
Piston diameter
Diameter batang
Maximum mechanical stroke
250 mm
100 mm
285 mm
32
Tekanan kerja
Servomotor diameter
Jumlah couter servomotor
Stroke
64 bar
300 mm
2 buah
1480
Discharge
60,5 m
Opening time
Closing time
Number of counter weight
Number of servomotor
Diameter servomotor
By pass line diameter
Stroke servomotor
Manufacture
/s
40 second
60 second
2
2
300 mm
300 mm
1480
1992 NEYRPIC-FRANCE
j. Governor
Govenor merupakan unit regulation yang berfungsi mengatur kecepatan atau
putaran turbin agar tetap pada putaran nominalnya. Sistem governor terdiri dari
dari peralatan elektronik yang berfungsi untuk mendeteksi kecepatan dan kontrol
putaran poros turbin, serta peralatan elektrohidraulik. Tugas utama dari pengatur
kecepatan (speed governor) turbin adalah mengatur kecepatan untuk mengubah
frekuensi dalm kerja paralel dan memperhentikan operasi apabila terjadi
gangguan.
(a)
(b)
Tank volume
Weight empty tank
Weight on operation
Manifacture
6848 kg
7280 kg
Mechanical pesada S.A brazil
Tabel 3.11.
70,4 bar
66 bar
64 bar
3
2150 dm
Oil volume
3
1035 dm
35
3230 kg
4250 kg
Mechanical pesada S.A brazil
k. Generator
Generator merupakan bagian utama dari suatu pembangkit tenaga listrik yang
berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Poros generator
dikopel dengan turbin yang menyebabkan kerja generator tergantung pada turbin.
Prinsip dasar dari generator adalah berdasarkan hukum faraday yang berbunyi
Apabila dalam suatu medan magnet yang bergerak terhadap konduktor yang
memotong garis-garis fluks magnet, maka pada konduktor tersebut akan timbul
gaya gerak listrik.
Generator pada PLTA kedung ombo merupakan generator dengan poros vertikal,
karena poros dengan orientasi ini sesuai untuk mesin0mesin berdaya besar atau
berkecepatan putar rendah. Penggunaan tempat dengan poros generator vertikal
juga akan lebih efisien karena desainnya kompak apabila dibandingkan dengan
orientasi poros horisontal. Generator poros vertikal dikopel dalam satu poros
dengan turbin kaplan, untuk membentuk suatu unit dengan pedoman tiga
hubungan, salah satu pengatur yang kedua digabungkan dengan thrus bearing
pada sisi bawah generator, pengaturan yang ketiga ditempatkan pada sisi atas
generator. Tegangan nominal pada terminal genrator adalah 11 KV. Sedangkan
transformer utama 31,5 MVA dipasang pada stasiun tenaga guna menghubungkan
generator kesistem 150 KV.
36
37
Tabel 3.12
Data Teknis Generator pada PLTA Kedungombo
Merk
Nomor seri
Tipe
Power factor
Frekuensi
Daya
Tegangan
Putaran nominal
Putaran maksimum
Momen inersia
Arus/phasa
Arus eksitasi
Tegangan penguat
Kelas isolasi
Jumlah katup
Suhu temperatur stator
ALSTHOM-JEUMONT
C A J 812
JG 28.6-250
0,8
50 Hz
28.000 KVA
11 KV 15 %
250 rpm
717 rpm
980 WS/VA
801 A
801 A
188 V
F
24 buah
2500 C
130
Manufature
1990
Tabel 3.13.
Eksitasi Karakteristik
38
Nominal voltage
Nominal current
Ceiling voltage
Ceiling current
Ceiling time
180 V
615 V
376 V
1302 A
2 detik
Tabel 3.14
Regullition Generator
90 %
1%
10 %
5 detik
45 sampai 55 HZ
39