Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan


Kebutuhan penggunaan energi listrik dengan bertambahnya waktu semakin
meningkat. Hampir setiap jam kita selalu membutuhkan listrik untuk berbagai
aktivitas. Sehingga kebutuhan tersebut perlu dipenuhi karena dikhawatirkan akan
mengganggu aktivitas masyarakat dan industri dewasa ini. Gejala ini harus segera
diatasi dengan cara menyediakan jasa pasokan energi listrik yang dapat
mencukupi kebutuhan masyarakat oleh pemerintah dalam hal ini Pembangkit
Listrik Negara (PLN) sebagai pihak yang ditunjuk sebagai penyedia jasa tersebut.
Mengingat betapa pentingnya energi listrik maka sangat berguna dan penting bagi
penulis untuk mempelajari hal-hal ataupun peralatan-peralatan yang berkaitan
dengan pembangkitan listrik, terutama menyangkut Program Studi Teknik
Konversi Energi.
System energy listrik jawa-bali merupakan system tenaga listrik terpadu yaitu
dimana seluruh pembangkit jawa-bali terhubung melalui system interkoneksi
jaringan transmisi 500 KV, 150 KV, 70 KV, 30 KV,sedangkan pelayanan ke
konsumen melalui jaringan atau system tegangan 20 KV yang mendapat pasokan
utama dari system 150 KV dan 70 KV.
Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Mrica merupakan salah satu dari 8 unit bisnis
pembangkitan yang di miliki oleh PT. Indonesia Power yang terletak di Jawa
Tengah.UBP Mrica merupakan pembangkit listrik tenaga air atau yang lebih di
kenal dengan Pusat Listrik Tenaga Air ( PLTA ) dengan menggunakan system
Waduk, Kolam Tando,dan Run of River ( berada di aliran sungai ).

Beberapa kelebihan PLTA di banding jenis pembangkit lainnya yaitu:


1. Waktu pengoperasiannya dari start awal lebih relatif lebih cepat.
2. Sistem pengoperasian mudah mengikuti perubahan beban dan
frekuensi pada sistem penyaluran dengan setting Speed Drop Free
Governor.
3. Biaya operasi relatif murah karena menggunakan tenaga air.
Selain itu PLTA adalah jenis pembangkit yang ramah lingkungan,di karenakan
tanpa melalui proses pembakaran sehingga tidak menghasilkan limbah bekas dari
hasil pembakaran.PLTA yang menggunakkan waduk dapat di gunakan untuk
beberapa fungsi di antaranya di gunakan untuk system irigasi dan perikanan.
Dan UBP Mrica memiliki 27 pembangkit PLTA,di antaranya :
PLTA PB Soedirman, PLTA Wonogiri, PLTA Sempor, PLTA Wadaslintang, PLTA
Kedung Ombo, PLTA Timo, PLTA Jelok, PLTA Garung, PLTA Ketenger, PLTA
Klambu, PLTA Sidorejo, PLTA Tapen, dan PLTA Tulis.
Dalam hal system pembangkit,untuk region Jawa Tengah dan DIY dikelola oleh
PT.Indonesia Power, melalui Unit Bisnis Pembangkitan ( UBP ) Mrica dan UBP
Semarang. PT. Indonesia Power UBP Mrica mengelola PLTA Sub Unit Kedung
Ombo dan PLTA Lainnya yang tersebar di wilayah Jawa Tengah sebagai pemasok
kebutuhan listrik.dan dalam menjalankan fungsinya,PLTA tidak lepas dari adanya
permasalahan yang bias mempengaruhi kinerja dari PLTA itu sendiri.dan disini
penulis ingin membahas tentang PLTA Sub Unit Kedung Ombo yang
menghasilkan daya sebesar 22,5 MW.
Diharapkan dengan adanya kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis dapat
membagikan ilmu kepada masyarakat yang masih awam terhadap bidang ini
terutama masalah pembangkitan tenaga listrik sehingga masyarakat dapat
memperoleh informasi yang berguna di kemudian hari.

1.2 Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan


Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan kali ini,penulis menyadari bahwa
waktu pelaksanaan praktek kerja lapangan yang singkat membuat penulis tidak
dapat membahas sepenuhnya tentang peralatan yang terdapat pada PLTA Kedung
Ombo, maka dari itu penulis akan membahas tentang Perawatan dan
Pemeliharaan Turbin PLTA Kedung Ombo - Sidorejo. Dalam laporan ini akan di
bahas tentang operasi dari unit PLTA Kedung Ombo yang dapat menghasilkan
daya sebesar 22,5 MW dan cara pemeliharaan dan perawatan dari turbin kaplan
yang terdapat pada PLTA Kedung Ombo. Guna menghindari penyimpangan
pembahasan, penulis membatasi permasalahan yang dibahas sebagai berikut :
1. Proses pembangkitan energi listrik pada pembangkit listrik tenaga air.
2. Peralatan utama dan peralatan bantu PLTA.
3. Pemeliharaan turbin kaplan pada PLTA KDO.
1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah meliputi beberapa hal
diantaranya :
Memenuhi persyaratan akademis program D3 di Politeknik Negeri
Semarang.
Untuk menerapkan teori yang selama ini telah didapatkan di bangku kuliah
terutama tentang pembangkitan tenaga listrik.
Mempelajari peralatan-peralatan pembangkit dan pengoperasiannya pada
Sub Unit PLTA Kedung Ombo.
Mempelajari system pengoperasian atau cara kerja peralatan pada
pembangkitan.
Mempelajari cara pemeliharaan dan perawatan peralatan pembangkitan.
Mempelajari penyebab terjadinya masalah-masalah pada peralatan
pembangkitan sekaligus cara mengatasinya.

1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan


Adapun manfaat dari praktik kerja lapangan adalah sebagai berikut :
Bagi mahasiswa :
1. Mahasiswa dapat belajar dan melihat langsung sistem kerja suatu
pembangkit hingga menghasilkan sumber listrik.
2. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang di dapat di bangku kuliah dalam
dunia kerja.
3. Mahasiswa dapat melatih diri agar mengenal dan mengetahui hal-hal
keteknikan secara langsung.
Bagi perusahaan :
1. Perusahaan dengan Institusi Pendidikan dapat terjalin kerjasama.
2. Perusahaan dapat menjadikan mahasiswa pelaksana praktek kerja lapangan
sebagai referensi dalam menentukan calon pegawai yang dapat bekerja di
perusahaan tersebut.
3. Perusahaan mendapat

tenaga

kerja

tambahan selama

mahasiswa

melaksakan praktek kerja lapanagan.


1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Praktek kerja lapangan ini dilaksanakan selama satu bulan, mulai dari tanggal 22
Juli 2013 s/d 22 Agustus 2013. Adapun tempat pelaksanaannya adalah di PLTA
Sub Unit Kedung Ombo PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Mrica,
yang terletak di desa Rambat, Kecamatan Geyer, Kabupaten Purwodadi.
1.6 Metodologi Pengumpulan Data
Metode yang dipakai pada penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah
sebagai berikut:

Metode literatur
Metode ini dilakukan dengan cara studi pustaka, melihat referensi dari
buku di dalam ataupun di luar perpustakaan kantor, maupun dari internet
untuk keperluan dasar teori, spesifikasi dan analisa pembahasan.
Metode Lapangan
Metode ini dilakukan dengan cara melihat dan mengamati secara langsung
di lapangan dengan bimbingan pembimbing lapangan maupun dengan
Supervisor ataupun dengan Operator.
Metode Wawancara
Dalam metode ini penulis memperoleh data melalui wawancara, diskusi,
dan tanya jawab dengan pembimbing lapangan, maupun dengan
supervisor ataupun dengan Operator yang mengetahui banyak tentang
masalah yang dibicarakan.
1.7 Sistematika Laporan
Laporan praktek kerja lapangan ini dibagi menjadi empat bab yang saling
berhubungan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek
ini adalah sebagai berikut:
A. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas latar belakang, ruang lingkup, tujuan, manfaat,
waktu dan tempat pelaksanaan, metode pengumpulan data, dan sistematika
laporan.
B. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini memaparkan sejarah singkat, visi, misi dan motto PT Indonesia
Power serta struktur organisasi PT Indonesia Power UBP Mrica Sub Unit
PLTA Kedung Ombo.

C. BAB III HASIL PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


Membahas tentang deskripsi pelaksanaan dan hasil praktek kerja lapangan.
D. BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan mengenai pokok pokok penting yang diperoleh
selama pelaksanaan praktek kerja lapangan di PT. Indonesia Power UBP
Mrica Sub Unit PLTA Kedung Ombo.

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Latar Belakang Perusahaan
Pada awal tahun 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya
deregulasi pada sektor ketenagalistrikkan. Langkah ke arah deregulasi tersebut
diawali

dengan

berdirinya

Paiton

Swasta

I,

yang

dipertegas

dengan

dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan


sumber dana swasta melalui pembangkit-pembangkit listrik swasta. Kemudian
pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) menerbitkan
kerangka dasar kebijakan (Sasaran & Kebijakan Pengembang Sub Sektor
Ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi
sektor ketenagalistrikan.
Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari Perum
menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 03 Oktober 1995, PT.
PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan yang tujuannya untuk
memisahkan misi sosial dan misi komersial yang diemban oleh Badan Usaha
Milik Negara tersebut. Salah satu dari anak perusahaan itu adalah PT
Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali I, atau lebih dikenal dengan nama PT.
PLN PJB I. Anak perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial
pada bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lain yang terkait.
Pada tanggal 03 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima,
Manajemen Perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PT PLN
PJB I menjadi PT Indonesia Power. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk
menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikkan dan
sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan dalam
waktu dekat.
Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru didirikan
pada pertengahan 1990-an, Indonesia Power mewarisi berbagai sejumlah aset
berupa pembangkit dan fasilitas fasilitas pendukungnya. Pembangkit-

pembangkit tersebut memanfaatkan teknologi modern berbasis komputer dengan


menggunakan beragam energi primer seperti air, batubara, panas bumi dan
sebagainya. Namun demikian, dari pembangkit tersebut terdapat pula pembangkit
paling tua di Indonesia seperti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan
sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada 1920-an dan sampai sekarang masih
beroperasi. Dari sini dapat dipandang bahwa secara kesejarahan pada dasarnya
usia PT Indonesia Power sama dengan keberadaan listrik di Indonesia.
PT INDONESIA POWER merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik
terbesar di Indonesia yang mengelola 127 mesin pembangkit dengan total
kapasitas terpasang (8.888 MW) dengan 8 Unit Bisnis Pembangkitan Utama di
beberapa lokasi strategis di Pulau Jawa dan Bali. Unit-unit Bisnis Pembangkitan
tersebut adalah : Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya, Priok, Saguling, Kamojang,
Mrica, Semarang, Perak & Grati, dan Bali , serta Unit Bisnis yang bergerak di
bidang jasa pemeliharaan yang disebut Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan (UBJP).
Kiprah PT Indonesia Power dalam pengembangan usaha penunjang di bidang
pembangkit tenaga listrik juga dilakukan dengan membentuk anak perusahaan PT
Cogindo Daya Bersama (saham 99,9%) yang bergerak dalam bidang jasa
pelayanan dan manajemen energi dengan penerapan konsep cogeneration dan
distributed generation, juga PT Indonesia Power mempunyai saham 60% di PT
Arta Daya Coalindo yang bergerak di bidang usaha perdagangan batubara.
Aktivitas kedua anak perusahaan ini diharapkan dapat lebih menunjang
peningkatan pendapatan perusahaan di masa mendatang.
2.1.1

Sejarah Pembangungan PLTA Kedung Ombo

Waduk kedung ombo merupakan tempat penampungan air untuk menanggulangi


bahaya banjir dan tempat penampungan air di musim kemarau.Maksud dari
pembangunan waduk kedung ombo adalah sebagai pengaturan irigasi pertanian,
tempat wisata, serta sebagai upaya peningkatan taraf hidup masyarakat di sekitar
waduk.

Atas dasar pertimbangan pada musim penghujan air di waduk Kedung Ombo
melimpah,maka di rencanakan pembangunan PLTA yang di dorong oleh
kebutuhan energy listrik yang semakin meningkat.PLTA Kedung Ombo di
masukkan dalam jajaran Transmisi Interkoneksi Jawa Bali.Air waduk Kedung
Ombo selain di pakai untuk PLTA Kedung Ombo,air buangnya juga di gunakan
untuk irigasi dan Pembangkit Listrik Mini Hydro ( PLTM ) Sidorejo dan PLTM
Klambu.Proyek PLTA Kedung Ombo di kerjakan Oleh Departemen Pekerjaan
Umum Dirjen Pengairan bekerja sama dengan kontraktor PT. BRANTAS
ABIPRAYA HASAMA GUMI ( joint IOperating ).Proyek induk pengembangan
wilayah

sungai

Ombo,bangunan

Jratun

Seluna

meliputi

pekerjaan

Pelimpah,Terowongan,Intake.Pipa

Pembangkit.Pekerjaan

Elektro

Mekanik

bendungan
Tekan,dan

dilaksanakan

oleh

Kedung
Gedung

Departemen

Pertambangan dan Energi,Perusahaan Listrik Negara,induk Pembangkit Hidro


Jawa Tengah.pekerjaan elektro mekanik meliputi pekerjaan turbin, generator, dan
switchyard. Konsultan pekerjaan elektro mekanik untuk PLTA Kedung
Ombo,PLTM Sidorejo, dan PLTM Klambu adalah SNOWY MOUNTAIN
ENGGINERING CORPORATION ( SMEC ) dari Australia dan PT.
INDRAKARYA dari Indonesia.
Pekerjaan sipil di lakukan oleh PT. WHIRA TARUNA.Pekerjaan pondasi
switchyard di lakukan oleh PT.ARTASAKA, Pekerjaan Lighting di lakukan oleh
PT. WISMA SARANA TEKNIK. Pekerjaan prasarana meliputi pembuatan
kantor,rumah

dinas,penyediaan

instalasi

air,pembuatan

jamban,pembuatan

pagar,pembuatan saluran terbuka,pekerjaan jalan dan pembebasan tanah di


lakukan olehg Dinas Pekerjaan Umum ( DPU ).
Daya yang terpasang pada PLTA Kedung Ombo sebesar 1 x 22,50 MW dan
menghasilkan energy listrik sebesar 70.970.000 KWH / tahun. Energi Listrik yang
di hasilkan di salurkan ke Gardu Induk Purwodadi sepanjang 30 Km dengan
system jaringan Transmisi 150 KV.Pekerjaan jalur Transmisi dan Gardu Induk
Purwodadi di lakukan oleh PLN PI KITRING Jawa Tengah.

2.1.2 Lokasi PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG


PLTA Kedung Ombo Yang terletak kurang lebih 35 km ke arah barat daya kota
Purwodadi, tepatanya di Desa Rambat, Kecamatan Geyer, Kabupaten
Grobogan.PT.Indonesia Power UBP Mrica sub unit PLTA Kedung Ombo yang
ada di Kabupaten Grobogan mulai beroperasi pada bulan Juli 1992. Waduk
Kedung Ombo berada di wilayah perbatasan dari 3 kabupaten yaitu Kabupaten
Grobogan,Kabupaten Sragen,dan Kabupaten Boyolali.
2.2 Paradigma, Visi, Misi, Motto, dan Tujuan PT INDONESIA POWER
2.2.1 Paradigma
Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara seseorang menilai
sesuatu. Paradigma dari PT. Indonesia Power adalah Bekerja dan berusaha untuk
meningkatkan nilai Perusahaan bagi kepentingan Stakeholder (pihak terkait) .
2.2.2 Visi
Visi PT.Indonesia Power adalah menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas
dunia dan bersahabat dengan lingkungan. Penjabaran Visi :
1. Maju, berarti perusahaan bertumbuh dan berkembang sehingga

menjadi perusahaan yang memiliki kinerja setara dengan


perusahaan sejenis didunia.
2. Tangguh, memiliki sumber daya yang mampu beradaptasi dengan

perubahan lingkungan dan sulit disaingi. Sumber daya PT.


Indonesia Power berupa manusia, mesin, keuangan maupun sistem
kerja berada dalam kondisi prima dan antisipatif terhadap setiap
perubahan.
3. Andal, sebagai perusahaan yang memiliki kinerja memuaskan

stakeholder.

10

4. Bersahabat dengan lingkungan, memiliki tanggung jawab sosial

dan keberadaannya bermanfaat bagi lingkungan.

2.2.3 Misi
Misi PT. Indonesia Power adalah melakukan usaha dalam bidang pembangkitan
tenaga listrik dan mengembangkan usaha-usaha lain yang berkaitan berdasarkan
kaidah industri dan niaga yang sehat, guna menjamin keberadaan dan
pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.
2.2.4 Motto
Bersama Kita maju ( together for a better tomorrow ).

2.2.5 Tujuan
a. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus
dalam penggunaan sumber daya perusahaan.
b. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan
dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana
penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan
lingkungan.
c. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan
dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.
d. Mengoperasikan pembangkitan tenaga listrik secara kompetitif serta
mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan,
efisiensi, maupun kelestarian lingkungan.
e. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling
menghargai antar karyawan dan mitra kerja, serta mendorong terus
kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.
2.3 Tujuh Nilai Perusahaan : IP-HaPPPI
1. Integritas
11

Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik


kepada Perusahaan.
2. Profesional
Menguasai pengetahuan, ketrampilan, dan kode etik sesuai dengan bidang
pekerjaannya.
3. Harmoni
Serasi, selaras, dan seimbang dalam pengembangan kualitas pribadi,
hubungan dengan stakeholder, dan hubungan dengan lingkungan hidup.
4. Pelayanan Prima
Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan
stakeholder.
5. Perduli
Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stakeholder serta memelihara
lingkungan sekitar.
6. Pembelajaran
Terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta
kualitas diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan kemudian
berbagi dengan orang lain.
7. Inovatif
Terus-menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru dalam
usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik proses
maupun produk dengan tujuan peningkatan kinerja.
2.4 Makna Bentuk dan Warna Logo
Logo PT INDONESIA POWER adalah sebagai berikut :

Gb. 2.2 Logo Indonesia Power


Makna bentuk dan warna logo PT INDONESIA POWER ( Perusahaan )
merupakan cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya.
Secara keseluruhan nama Indonesia Power merupakan nama yang kuat untuk
melambangkan lingkup usaha perusahaan sebagai Power Utility Company di
12

Indonesia. Walaupun bukan merupakan satu-satunya Power Utility Company di


Indonesia, namun karena perusahaan memiliki kapasitas terbesar di Indonesia
bahkan di kawasannya, maka nama Indonesia Power dapat dijadikan brand name.
2.4.1 BENTUK
Karena nama yang kuat, INDONESIA

dan POWER ditampilkan dengan

menggunakan daftar jenis huruf ( font ) yang tegas dan kuat :


FUTURA BOOK / REGULER dan FUTURA BOLD
Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf O melambangkan Tenaga Listrik
yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan. Titik bulatan merah (red dot)
diujung kilatan petir merupakan simbol perusahaan yang telah digunakan sejak
masih bernama PT. PLN PJB I. Titik ini merupakan simbol yang digunakan
sebagian besar materoi komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini,
diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili.
2.4.2

WARNA
Merah
Diaplikasikan pada kata INDONESIA menunjukkan identitas yang kuat
dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik,
guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.
Biru
Diaplikasikan

pada

kata

POWER.

Pada

dasarnya

warna

biru

menggambarkan sifat pintar dan biaksana, dengan aplikasi pada kata


POWER, maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang
dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri :
a. Berteknologi tinggi
b. Efisien
c. Aman
d. Ramah Lingkungan
2.5 Bisnis Utama PT. Indonesia Power

13

Sesuai dengan tujuan pembentukannya, Indonesia Power menjalankan bisnis


pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali.Saat ini,
Indonesia Power memasok lebih dari separuh atau sekitar 54 % kebutuhan pangsa
pasar tenaga listrik sistem Jawa-Bali.Kemampuan tersebut didukung oleh
kenyataan bahwa Indonesia Power merupakan pembangkit yang memiliki
sejumlah pembangkit yang terdiri dari 132 unit pembangkit dan fasilitas
pendukung lainnya.Dengan kapasitas terpasang total sebesar 9040 MW.Ini
merupakan kapasitas terbesar yang dimiliki perusahaan di Indonesia atau yang
ketiga terbesar di dunia.PT. Indonesia Power sendiri mempunyai kapasitas yang
terpasang per-unit bisnis pembangkit yang dapat dilihat pada tabel 2.3.
Unit Bisnis Pembangkitan

Kapasitas

Suralaya
Priok
Saguling
Kamojang
Mrica
Semarang
Perak-Grati
Bali
Total PT. Indonesia Power

3.400
1.563
798
360
306
1.469
864
339
9.095

Tabel 2.3. Kapasitas Terpasang per-Unit Bisnis Pembangkitan


Untuk produksi listrik pada unit-unit bisnis pembangkitan dari tahun 2003 sampai
dengan semester 1 tahun 2006 dapat dilihat pada tabel 2.4.
Unit bisnis pembangkitan

2003

2004

2005

SM I 2006

Suralaya
Priok
Saguling
Kamojang
Mrica
Semarang
Perak-Grati
Bali
Jumlah

23.462
7.248
2.098
2.804
869
5.146
1.534
1.214
44.374

22.711
6.797
2.366
2.988
892
5.524
1.745
1.394
44.417

24.520
6.961
2.903
2.870
960
5.782
2.959
1.367
48.322

11.714
3.841
1.179
1.316
600
2.552
964
716
22.882

14

Tabel 2.4. Produksi Listrik per Unit-Unit Bisnis Pembangkitan

2.6 Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur Organisasi merupakan suatu wadah untuk mencapai tujuan yaitu visi dan
misi dari perusahaan.demikian pula dengan PT.Indonesia Power UBP Mrica Sub
Unit PLTA Kedung Ombo,yang mempunyai Struktur Organisasi demi tercapainya
tujuan dari perusahaan.dalam hal ini,struktur organisasi PT.Indonesia Power UBP
Mrica Sub Unit PLTA Kedung Ombo merupakan gambaran lalulintas wewenang
dan tanggung jawab suatu perusahaan secara vertical dan antar bagian secara
horizontal.
Berikut ini merupakan tugas dan wewenang masing-masing personil yang
terdapat pada PT.Indonesia Power UBP Mrica Sub Unit PLTA Kedung Ombo,di
antaranya sebagai berikut :
1. Supervisor Senior
Bertugas sebagai penanggung jawab penuh Sub Unit PLTA Kedung
Ombo.
2. Supervisor Pemeliharaan
Bertanggung jawab membawahi petugas pemeliharaan untuk
menjaga,merawat,dan memelihara peralatan pembangkit dan
semua alat yang mendukung keandalan operasi unit.Seksi
pemeliharaan yang terdiri dari : permesinan,kelistrikan,control dan
Instrument

(tool

pendukung),serta

sipil

dan

lingkungan

bertanggung jawab atas system pemeliharaan maupun kerusakan


dan gangguan pada suatu system tertentu.
3. Supervisor Operasi

15

Supervisor operasi PLTA Kedung ombo membawahi regu operator


dan bertugas mengoperasikan unit pembangkit dan bertanggung
jawab atas system pengoperasian unit.
4. Pelaksana Administrasi Umum
Bertugas mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan
administrasi kantor dan keuangan yang di timbulkan akibat adanya
kegiatan pemeliharaan dan pengoperasian pada PLTA.

16

BAB III
PEMELIHARAAN TURBIN PADA PLTA KEDUNG OMBO
3.1 Sumber Tenaga
Sebagai sumber tenaga dalam menghasilkan energi listrik. PLTA Kedung Ombo
memanfaatkan air dari waduk kedung ombo. Waduk ini merupakan Dam urugan
batu,yaitu menggunakan bahan-bahan utama berupa batu,tanah liat,dan pasir.
Dam ini tidak perlu menggunakan pondasi yang kuat untuk dapat menghasilkan
tenaga listrik yang siap di salurkan atau di berikan ke transmisi pusat guna
mengatasi beban puncak

( umumnya pukul 17.00 ) dan menjaga keandalan

jaringan transmisi 150 Kv di Jawa Tengah maka debit air,tinggi terjun,dan


peralatan-peralatan produksi yang lain perlu di ketahui.
AXIS OF DAM

CL

DESIGN LEVEL OF CREST EL 96.00

MAXIMUM FLOOD LEVEL EL 95.00


2
1

FULL SUPPLY LEVEL EL 90.00


EL 80.00

10.00
3A

UPSTREAM
COFFERDAM

4.00
1

20.00
EL 55.00
EL 49.80

2.5

3.00

EL 65.00

3
EL 59.00

2.5

2B

0.50

3.50

EL 85.00

2.5

2.50

2B

0.8 0.8

5.00
EL 75.00

2.5

0.2 0.3

1
6.00

EL 65.00
1
EL 50.00

DOWNSTREAM SLOPE
CONTINUOUS
5.00 BLANKET SODDING ON 75 mm TOPSOL
EL 55.00

2.5

14.00

CL ACCESS ROAD
2.5
1

2A

2C
2A

2C
ZONE 2B 0.50 m TRICK
FOR A DISTANCE NOT
LESS THAN HALF
HORIZONTAL CONTACT
WIDTH OF UPSTREAM COFFERDAM
ZONE 1 OR AS OTHERWISE DIRECTED

5.00

2.5

2A

1
1

2C

ASSUMED FOUNDATION

DETAIL A

SEEPAGE DRAIN
ORIGINAL GROUND

FOUNDATION
DRAINAGE HOLES 150 mm
MINIMUM DIAMETER

CONTINUOUS ZONE 2A BLANKET BELOW


EL 45.00, SEEPAGE DRAIN WIDTH 90 m.
ABOVE EL 45.00, FINGER DRAINS
REQUIRED AT 50 m CENTRES
SEE DRG. No.D2003

SECTION OF DAM AT D-Ch1280.00


SCALE B

10

50

100 m

SCALE B
10

Gambar 1. Struktur waduk Kedung Ombo


Sebuah pembangkit tenaga air berfungsi mengubah energi dari air yang bergerak
menjadi energi listrik mempergunakan sebuah turbin air yang terpasang pada
generator listrik. Besar kecilnya daya terpasang yang dapat di bangkitkan pada
PLTA di pengaruhi oleh : Debit Air ( discharge, m3/detik ) dan tinggi terjun (
head, m ). Dengan memperhitungkan adanya suatu efisiensi sistem,maka di
dapatkan rumus :

17

P = .g.Q.H.t.g
Dimana:
P = Daya Terpasang (KW)
= Efisiensi turbin generator = 0,9
g = Gaya gravitasi bumi = 9,81 m/s2
Q = Debit Air (Tinggi Terjun Air 0)
= Massa Jenis Air = 1000 kg/m3
H = Rate Head = 41.7 m
Untuk memperbesar daya yang terpasang, Suatu PLTA harus di usahakan agar
mendapatkan debit air dan tinggi terjun yang sebesar-besarnya.akan tetapi
semuanya harus berdasarkan perhitungan teknis dan ekonomis yang baik.misal,
debit sungai yang sudah tertentu besarnya ,maka untuk membuat suatu PLTA
harus di perhitungkan tipe PLTA yang sebaik-baiknya agar nantinya dapat
menguntungkan. Tinggi terjun air dapat di perbesar dengan meninggikan
bendungan,tetapi hal tersebut berakibat akan bertambah mahalnya biaya dalam
pembuatan bendungan,maka harus di usahakan agar tinggi terjun yang sebesarbesarnya dan masih menguntungkan dari segi teknis dan ekonomis ( optimalisasi
suatu PLTA ). Biaya operasi suatu PLTA sangat murah jika di bandingkan dengan
jenis pembangkit lainnya, misalnya seperti tenaga diesel,tenaga gas dan tenaga
uap yang bahan bakarnya berasal dari minyak,batu bara,dan lainnya.
Adapun langkah kerja PLTA Kedung Ombo,yaitu sebagai berikut :
1. Aliran sungai dengan jumlah debit air yang besar di tamping di dalam
waduk.
2. Air tesebut kemudian di alirkan melalui saringan power intake,yang di
tunjang dengan adanya bangunan bendungan.
3. Kemudian masuk ke dalam pipa pesat (Penstock).
4. Yang selanjutnya untuk mengubah energi potensial menjadi energi
kinetik,maka pada ujung pipa pesat di pasng katup utama (Main Inlet
Valve).

18

5. Kemudian air di alirkan ke turbin,dan katup utama akan di tutup secara


otomatis apabila terjadi gangguan atau di stop atau di lakukan perbaikan
seta pemeliharaan. Air yang telah mempunyai tekanan dan kecepatan
tinggi energi kinetik di rubah menjadi energi mekanik dengan di alirkan
melalui sirip-sirip pengarah, sudu tetap akan mendorong sudu jalan/runner
yang terpasang pada turbin tersebut.
6. Energi putar yang di terima oleh turbin selanjutnya di gunakan untuk
menggerakkan generator,yang kemudian menghasilkan tenaga listrik,
7. Air yang keluar dari turbin melalui tail race selanjutnya kembali ke
sungai.
8. Tenaga listrik yang di hasilkan oleh generator,tegangannya masih
rendah,oleh karena itu tegangan tersebut terlebih dahulu di naikkan dengan
menggunakan trafo utama,sehingga effisiensi untuk penyaluran energy
dari pembangkit ke pusat beban.tegangan tinggi tersebut kemudian
diatur/di bagi di switchyard 150 Kv Gardu Induk Kedung Ombo,dan
selanjutnya di salurkan ke sistem tenaga listrik jawa-bali melalui kawat
saluran tegangan tinggi 150 Kv.
9. Selain itu waduk kedung ombo

juga

mempunyai

karakteristik

tersendiri,yaitu apabila terjadi banjir pada waduk,maka kelebihan air


tersebut akan di buang melalui pintu pelimpah otomatis (Spillway).
3.2 Pemeliharaan Turbin
3.2.1 Pengertian pemeliharaan
Untuk meningkatkan sistem pemeliharaan pada PLTA kedungombo dimasa yang
akan datang, maka perlu ditinjau lagi agar dapat lebih efisien dengan tetap
mempertahankan keamanan dan keandalan unit pembangkit dengan langkah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan keandalan unit sehingga unit setiap saat akan dioperasikan.
2. Mengefisienkan waktu pemeliharaan sehingga dapat memperkecil jam
keluar untuk pemeliharaan atau menghindari pekerjaan perbaikan yang
berulang-ulang.

19

3. Menghindari timbulnya gangguan.


4. Menekan atau mengefisiensi pemakaian material pemeliharaan dengan
mengendalikan pengadaan barang agar tidak menumpuk digudang atau
tidak sengaja digunakan atau dipakai terutama material yang susah dicari
dipasaran.
5. Meningkatkan pemeliharaan turbin.
6. Membedakan predictive maintenance setiap tahun Annual maintenance
sebagai ganti AI dengan waktu yang lebih singkat dari pada AI.
7. Memperpanjang selang waktu antara overhead (interval overhead)
Sedangkan yang dimaksud pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang berkaitan
dengan keadaan unit, pada dasarnya pemeliharaan unit pembangkit adalah
menjaga agar unit tersebut tetap selalu siap dioperasikan dengan handal.

3.2.2

Tujuan Pemeliharaan Turbin

Tujuan dilakukannya pemeliharaan di PLTA kedungombo antara lain :


a. Mempertahankan efisiensi instalasi perangkat dengan tujuan untuk dapat
mencapai hasil yang optimal dalam memproduksi tenaga listrik.
b. Mencegah terjadinya kerusakan instalasi pembakit dengan tujuan agar tidak
terjadi penghentian operasi diluar rencana yang ditentukan.
c. Menjaga keselamatan instalasi pembangkit dengan tujuan agar dapat
dioperasikan sesuai dengan umur manfaatnya.
3.2.3

Pemeliharaan turbin air jenis Kaplan secara rutin

A. Pemeliharaan harian atau mingguan


1. Pemeliharaan umum

20

a. Pemeriksaan tekanan pada tangki udara/minyak dan yakinkan semua


perlengkapan berjalan normal.
b. Pemeriksaan dan pencatatan level minyak dalam tangki pengumpulan.
c. Pemeriksaan tangki / minyak udara.
d. Pemeriksaan dan perbaikan pada sekitar hydraulic.
e. Pembuangan udara dan air dalam saluran udara ke tangki minyak.
2. Pemeliharaan EHCU (Electronic Hydrolik Control Unit)
a. Perbaikan kebocoran pada system hydraulic
b. Pemeriksaan dan pengencangan pada bagian-bagian mekanik EHCU yang
kendor.
c. Pemeriksaan indocator filter blocked pada indicator, bila dilakukan
penggantian filter.
d. Putar filter edge type pada katup pengatur.
3. Pemeliharaan pengatur suhu pengarah (guide vane regulating)
a. Pemeriksaan dan perbaikan kebocoran minyak pada pipa dan servomotor.
b. Pemeriksaan dan pengencangan kekendorann semua bagian mekanik.
4. Pemeliharaan bantalan pengarah poros (shaft guide bearing)
a. Pemeriksaan dan pencatatan level minyak pelumas.
b. Pemeriksaan dan perbaikan kebocoran serta kencangkan bagianbagiannya.
c. Pemeriksaan dan pencatatan suhu pelumas dan suhu bantalan.
5. Pemeliharaan perapat poros (shaft seal)
a. Pemeriksaan aliran air pendingin.
b. Pemeriksaan dan perbaikan kebocoran serta kencangkan kekendoran.
6. Pemeliharaan rumah turbin (turbin pit)
Pemeriksaaan bagian-bagian mekanik, hidraulik, kebocoran, peralatan
listrik, dan kekendoran serta dalam kegagalan fungsinya.
21

B. Pemeliharaan Enam Bulanan


Sebelum dilakukan pemeliharaan enam bulanan, maka diadakan
pengosongan rumah siput (dewatering) dan draft tube.
a. Pemeliharaan perapat poros (saft seal)
b. Pemeliharaan sudu gerak (runner)
c. Pemeliharaan sudu pengarah (guide venue)
d. Pemeliharaan bantalan pengarah poros (guide bearing)
3.2.4

Pemeliharaan Turbin Air Secara Periodik

A. Pemeliharaan Annual Inspection


Pada saat melaksanakan kerja praktek di PLTA Kedungombo, bertepatan dengan
adanya annual inspection, dimana pelaksanaan annual inspection ini merupakan
pemeliharaan periodik yang dilaksanakan setiap tahun atau 6000 sampai 8000 jam
kerja operasi.Kegiatan annual inspection memiliki sasaran antara lain:
1. Melakukan kegiatan pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan yang tidak
dapat dilaksanakan pada saatn kondisi normal.
2. Melakukan perbaikan pada kerusakan yang ditemukan saat pemeriksaan
3. Memastikan kelayakan peralatan untuk bisa operasi satu tahun kedepan.
4. Memberikan masukan untuk preiktif maintenance.
Kegiatan annual inspection dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
1. Kegiatan persiapan, meliputi:
a. Koordinasi dan perencanaan kerja.
b. Persiapan perlengkapan kerja dan pemasangan peralatan bantu (blower, lantai
kerja, tangga, lampu, dll).
c. Kegiatan pengamanan (menutup MIV, stop lock draft tube dan intake gate
jika memungkinkan, pengereman komponen mesin yang berputar, groundling
peralatan-peralatan elektrik).
2. Kegiatan utama, meliputi:
a. Pemeriksaan dan pembersihan peralatan sesuai perencanaan.

22

b. Perbaikan atas kerusakan yang ditemukan atau pennggantian jika diperlukan.


c. Pengecatan pada bagian bagian tertentu.
d. Pengambilan data (clearance, tahanan sisa, dll).
e. Uji fungsi.
3. Kegiatan akhir, meliputi:
a. Evaluasi kerja
b. Performance test
c. Penyusunan laporan kerja

3.3 Rincian Pekerjaan Turbin Air Jenis Kaplan Pada Annual Inspection Th.
2013
3.3.1

Tahap Persiapan
1. Langkah pengamanan. Pekerjaan pada sisi turbin hanya dapat
dilaksanakan jika MIV dan Stop Lock Draft Tube dalam keadaan tertutup
sempurna. Kebocoran sedikit saja pada kedua pintu ini akan sangat
berbahaya bagi keselamatan teknisi. Oleh karena itu langkah pertama
untuk pengamanan adalah locked MIV, pasang stoplog pada draft tube.
2. Persiapan peralatan kerja (blower,lampu, kunci).
3. Pembuangan air pada spiral case dan ruanh runnr melalui drain pipe.
4. Pembukaan man hole dan draft tube.
5. Pemasangan lantai kerja. Lantai kerja ini dipasang pada ruang di bawah
runner cose yang berfungsi untuk pijakan pada teknisi saat melaksanakan
inspeksi/kerja.
6. Pemasangan blower dan lampu

23

3.3.2

Pekerjaan Inti

Uraian pekerjaan standard annual inspection dilakukan pada masing-masing


komponen Turbin dan alat bantunya:
PEMERIKSAAN MEKANIK
a. SPIRAL CASE
Pengosongan Sipral Casing dan Draft tube
Pembersihan Spiral Casing dan Stay vane
Pembersihan Main Hole
Pengecekan dan perbaikan air release valve
Pengecekan dan perbaikan air admission valve
Penormalan draft tube
Penormalan spiral casing
Uji kebocoran turbin
b. GUIDE VANE
Pembersihan guide vane
Pengukuran clearance guide vane sebelum
Pengecekan kebocoran guide vane
Pengukuran guide vane sesudah
c. TURBIN SHAFT I dan RUNNER
Pemeriksaan dan pencatatan keausan runner
Pengecekan dan perbaikan kinetik valve
Pengecekan shaft seal
Perbaikan korosi pada runner
d. BY PASS VALVE
Pengecekan by pass valve
Pemeriksaan dan perbaikan abrasi pada saluran by pass
e. INLET VALVE
Pemasangan maintenance seal
Pengecekan seal MIV
Pengecekan dan perbaikan pada katup MIV
Pengecekan servo motor
f. TURBINE GUIDE BEARING
Pengambilan data clearance bearing sebelum
Setting clearance bantalan
Pengambilan data clearance bearing sesudah
24

g. TURBINE BEARING LUBE SYSTEM


Pengurasan minyak pelumas
Uji minyak
Pembersihan cooler minyak bantalan turbin
Pengisisan minyak pelumas
h. COOLING WATER PUMP
Pemeliharaan katup katup cooling water sistem
i. PENGGANTIAN FLEXIBLE HOSE MIV
Pengamanan hidraulik sistem
Pembongkaran flexible hose
Penggantian flexible hose
Uji coba
j. MAIN COOLING WATER SISTEM
Pengecekan dan perbaikan cooling water pump
Pembersihan strainer
PEMERIKSAAN INSTRUMENT & CONTROL
a. SPIRAL CASE
Pengujian press, switch spiral casing
Pembersihan piping spiral casing instrument
Pengujian pressure indikator draft tube
Pengujian flow turbin
Pembersihan piping flow turbin
b. GUIDE VANE
Pengujian limit switch guide vane displacement
Pengecekan wiring kontrol instrument
c. TURBINE SHAFT & RUNNER
Pengujian shaft seal wear limit switch
Pengujian shaft maintenance seal pressure switch
d. TURBINE GUIDE BEARING
Pengujian guide bearing oil level switch
Pengujian wiring kontrol instrument temperatur dan level

3.4 Pemeliharaan Turbin Air

25

Pemeliharan pada bagian sistem turbin air adalah sebagai berikut :

a. Spiral Case
Rumah siput pada turbin berfungsi untuk mendistribusikan air ke sekeliling sudu
pengarah (guide vane) dengan tekanan dan kecepatan sama. Rumah siput terbuat
dari baja yang dilas ke cincin penahan dan ditopang pada kaki penyangga, pada
spiral casing terdapat pipa tonggok (stup pipe) untuk pemipaan by pass main inlet
valve serta terdapat man hole untuk tempat masuknya orang pada saat melakukan
perawatan pembersihan spiral casing. Rumah siput dilengkapi juga dengan
instrumen pengukur dan aliran air lengkap dengan katup pelepas udara dan katub
penguras rumah siput. Pada bagian atas dan bawah dinding flens terdapat bantalan
penggerak (guide bearing) dan perapat (gland). Untuk melindungi rumah siput
dan cincin dilapisi dengan cat.
Fungsi dari spiral casing adalah mendistribusikan air ke sekeliling guide vane
dengan tekanan dan kecepatan yang sama. Kegiatan pemeliharaan pada spiral
casing yaitu dilakukan visual check, cleaning coating stay vane dengan marine
paint serta pengecekan dan perbaikan air release valve. Selain itu juga dilakukan
pengujian pressure switch dan pembersihan pada bagian pipa pipa spiral casing.
Kondisi setelah inspeksi peralatan dalam keadaan baik.

26

Gambar 2. Spiral Casing

Tabel 3.1.
Spesifikasi dari rumah siput
Ukuran keseluruhan
Berat
Bahan

10163 mm x 9128 mm x 3410 mm


20105 kg
Carbon steel

b. By pass valve
By pass valve merupakan perlengkapan yang terdapat pada sebuah sistem turbin
air. Fungsi by pass valve adalah untuk menyamakan tekanan tekanan air dari pipa
pesat sebelum melewati katup masuk utama dan sebelum masuk ke dalam spiral
casing. Pada kegiatan inspeksi dilakukan pembongkaran untuk dilakukan
pembersihan katup filter nya serta dilakukan pengecekan kebocoran. Setelah
inspeksi kondisi dalam keadaan baik.

Gambar 3. Katup By Pass


c. Guide Vane (sudu pengarah)

27

Sudu pengarah terbuat dari baja tuang stainless martenstic steel yang pejal, terdiri
dari dua buah truinon dan sebuah sirip sudu berbentuk lonjong dengan ekornya
tirus. Sudu penggerak terletak diantara tutup atas dan bawah turbin, dan disusun
secara melingkar yang melingkar. Sudu pengarah berfungsi mengendalikan
jumlah air yang mengalir kedalam turbin, sesuai dengan besar bukaan sudu. Besar
maksimal dari bukaan sudu pengarah adalah 30 derajat. Jumlah sudu pengarah
pada PLTA kedung ombo adalah 24 buah. Pada inspeksi kali ini dilakukan
pembersihan guide vane, pengukuran clearance guide vane dan perbaikan bocoran
seal guide vane sisi bawah. Setelah inspeksi kondisi baik.
Tabel 3.2.
Spesifikasi dari sudu pengarah
Tebal
Lebar

110,5 mm
504 mm

Total berat
Berat tiap sudu
Bahan
Jumlah

5760 kg
240 kg
Stainless mertenstic steel
24 buah

Sudu Pengarah

28

Setting guide vane

d. Runner
Runner berfungsi untuk mengubah energi pontesial dan kinetik air menjadi energi
mekanik berupa putaran poros turbin. Sudu jalan terbuat dari stainless yang
ditempa secara vertikal dan merupakan dari turbin yang berputar (rotor). Seiring
jam operasi terjadi kavitasi pada runner sehingga dilakukan perbaikan dengan
dilakukan coating kembali karena kavitasi yang terjadi tidak terlalu parah. Kinetik
valve merupakan alat untuk mengurangi kevakuman draft tube sehingga kavitasi
menjadi lebih kecil. Pada runner dilakukan pengambilan data clearence runner
dengan wearing ring dilakukan untuk memastikan kondisi keausan dan untuk
centering poros. Setelah inspeksi kondisi baik.

Pelapisan pada bagian korosi di runner cone karena kavitasi

29

Pengambilan data clearence


Tabel 3.3
Spesifikasi dari sudu jalan (runner)
Bahan
Jumlah
Berat
Type
Tebal
Diameter
Drilin diameter

Stainlees steel
6 buah
780 kg
AFNOR standar specification
180 mm
1150 mm
900 mm

e. Turbine Guide Bearing


Bantalan pengarah dipasang pada tutup atas turbin, persis diatas perapat poros.
Bantalan berfungsi menyerap beban radial dari bagian yang berputar dan menahan
runner tetap konsentris terhadap cincin atas dan bawah. Assembly bantalan
pengarah terdiri dari dua buah segment yang disatukan dan ditempatkan pada bak
berisi minyak pelumas. Minyak pelumas ini berfungsi untuk melumasi bantalan
sekaligus mendinginkan panas yang ditimbulkan akibat gesekan poros dengan
bantalan. Pada saat inspeksi dilakukan pengujian guide bearing oil level switch,
sensor RTD Guide Bearing Pad, sensor RTD Guide bearing Oil & Wiring Control
Instrument. Kondisi setelah inspeksi dalam keadaan baik.

30

Pengujian Sensor RTD oil & pad bearing turbin

Pengujian wiring Oil level switch & RTD oil /pad bearing turbin
Tabel 3.6.
Spesifikasi dari bantalan pengarah (guide bearing)
Clearance maksimum
Clearance minimum
Lebar
Shaft rotation speed normal
Shaft rotation speed operasi
Linear shaft speed normal
Linear shaft speed operasi
Kapasitas oli

0,27 mm
0,22 mm
360 mm
250 mm
717 mm
785 m/s
22,52 m/s
200 liter

f. Poros turbin (turbin shaft)

31

Poros turbin dari baja tempa, memiliki sebuah flens kopling pada tiap ujungnya
dan solar terpadu untuk membentuk bantalan pengarah dan fungsi dari poros
turbin adalah energi mekanik dari runner ke generator. Pada kegiatan inspeksi
poros turbin dilakukan pengecekan secara visual untuk mengetahui keausan.
Tabel 3.7.
Spesifikasi dari turbin shaft
Tebal
Diameter flange
Diameter baut
Jumlah baut
Diameter lubang

130 mm
950 mm
75 mm
12
800 mm

g. Servomotor
Berfungsi untuk mengoperasikan guide vane digunakan dua buah servomotor.
Dimana kedua servomotor mengatur pembukaan guide vane operation ring. Pada
inspeksi servomotor dilakukan uji coba switch pengaturan bukaan guide vane,
pngecekan visual serta pemersihan.

Servomotor
Tabel 3.8.
Spesifikasi dari servomotor
Piston diameter
Diameter batang
Maximum mechanical stroke

250 mm
100 mm
285 mm
32

Tekanan kerja
Servomotor diameter
Jumlah couter servomotor
Stroke

64 bar
300 mm
2 buah
1480

h. Power intake dan pipa pesat


Power intake adalah bangunan pengambilan air sebelum masuk ke pipa pesat.
Bangunan intake di PLTA kedungombo mengambil air dari sungai serang yang
kemudian ditampung sebelum masuk pipa pesat dan pipa pesat sendiri berfungsi
untuk mengubah energi potensial air menjadi energi mekanik pada turbin.
i. Katup masuk utama (main inlet valve)
Katup masuk utama merupakan pengaman utama pada turbin. Katup masuk utama
di PLTA kedungombo dibuka oleh sebuah servomotor kerja ganda yang
dioperasikan oleh minyak bertekanan. Katup masuk utama dihubungkan ke pipa
pesat (penstock) oleh sebuah keping penutup dan dihubungkan ke rumah siput
(spiral casing) dan kegunaan lain dari katup masuk utama adalah untuk menutup
aliran air yang menuju turbin saat unit mengalami gangguan ketika sedang
beroperasi dan untuk menutup aliran air dipipa pesat pada saat tidak beroperasi
dan menahan berat statis air.

Gambar 4. Katup Masuk Utama


Tabel 3.9
33

Spesifikasi dari katup utama masuk


Type
Diameter
Net head

Lattice through flow


3800 mm
3
41,7 m /s

Discharge

60,5 m

Opening time
Closing time
Number of counter weight
Number of servomotor
Diameter servomotor
By pass line diameter
Stroke servomotor
Manufacture

/s

40 second
60 second
2
2
300 mm
300 mm
1480
1992 NEYRPIC-FRANCE

j. Governor
Govenor merupakan unit regulation yang berfungsi mengatur kecepatan atau
putaran turbin agar tetap pada putaran nominalnya. Sistem governor terdiri dari
dari peralatan elektronik yang berfungsi untuk mendeteksi kecepatan dan kontrol
putaran poros turbin, serta peralatan elektrohidraulik. Tugas utama dari pengatur
kecepatan (speed governor) turbin adalah mengatur kecepatan untuk mengubah
frekuensi dalm kerja paralel dan memperhentikan operasi apabila terjadi
gangguan.

(a)

(b)

a. Sistem pengaturan governor b. Tabung tekanan


Bagian governor sistem adalah :
34

a) Electric governor system


b) Pompa oli, tangki tekan, control valve, sensor untuk tekanan temperatur
dan level, colling system dan oil filter.

Cara kerja dari governor sistem adalah sebagai berikut :


a) Setelah turbin siap dioperasikan, lalu tombol start ditekan.
b) Governor akan membuka katup utama, guide vane, dan runner blade.
c) Terbukanya ketiga bagian tersebut maka turbin mulai berputar.
d) Pendeteksi putaran turbin memberi input ke electrik sistem.
e) Pada peralatan ini, input diolah dan output melakukan pengaturan putaran
guide vane dan runner blade agar tetap 250 rpm.

Spesifikasi air pressure dan govenor oil adalah sebagai berikut :


Tabel 3.10
Spesifikasi air pressure dari governor sistem
3
5227 dm

Tank volume
Weight empty tank
Weight on operation
Manifacture

6848 kg
7280 kg
Mechanical pesada S.A brazil
Tabel 3.11.

Spesifikasi governor oil


Design presure
Opening presure
Operation
Tank volume

70,4 bar
66 bar
64 bar
3
2150 dm

Oil volume

3
1035 dm

35

Weight empty tank


Weight tank on operation
Manufacture

3230 kg
4250 kg
Mechanical pesada S.A brazil

k. Generator
Generator merupakan bagian utama dari suatu pembangkit tenaga listrik yang
berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Poros generator
dikopel dengan turbin yang menyebabkan kerja generator tergantung pada turbin.
Prinsip dasar dari generator adalah berdasarkan hukum faraday yang berbunyi
Apabila dalam suatu medan magnet yang bergerak terhadap konduktor yang
memotong garis-garis fluks magnet, maka pada konduktor tersebut akan timbul
gaya gerak listrik.
Generator pada PLTA kedung ombo merupakan generator dengan poros vertikal,
karena poros dengan orientasi ini sesuai untuk mesin0mesin berdaya besar atau
berkecepatan putar rendah. Penggunaan tempat dengan poros generator vertikal
juga akan lebih efisien karena desainnya kompak apabila dibandingkan dengan
orientasi poros horisontal. Generator poros vertikal dikopel dalam satu poros
dengan turbin kaplan, untuk membentuk suatu unit dengan pedoman tiga
hubungan, salah satu pengatur yang kedua digabungkan dengan thrus bearing
pada sisi bawah generator, pengaturan yang ketiga ditempatkan pada sisi atas
generator. Tegangan nominal pada terminal genrator adalah 11 KV. Sedangkan
transformer utama 31,5 MVA dipasang pada stasiun tenaga guna menghubungkan
generator kesistem 150 KV.

36

Bagian-bagian dari generator adalah sebagai berikut :


1) Rangka stator
2) Inti stator
Inti stator dibuat dari baja sitron yang berbentuk lempeng-lempeng yang
diikat menjadi satu membentuk stator, laminasi ini bertujuan untuk
mengurangi arus Eddy
3) Kumparan stator
Kumparan stator diletakkan pada alur-alur yang terdapat pada inti stator,
kumparan terbuat dari tembaga yang mempunyai konduktifitas tinggi.
4) Rotor
Rotor pada generator PLTA kedungombo berjenis rotor dengan katup
menonjol (salient pole rotor) yang biasanya digunakan untuk jenis mesin
dengan putaran rendah sampai menengah. Rotor dirancang untuk dapat
menahan putaran liar maksimum turbin hingga 250 rpm.
5) Poros
Poros berfungsi untuk menghubungkan turbin dengan generator dan
mentransmisikan daya gerak yang diperoleh turbin akibat putaran runner ke
generator.

37

Tabel 3.12
Data Teknis Generator pada PLTA Kedungombo
Merk
Nomor seri
Tipe
Power factor
Frekuensi
Daya
Tegangan
Putaran nominal
Putaran maksimum
Momen inersia
Arus/phasa
Arus eksitasi
Tegangan penguat
Kelas isolasi
Jumlah katup
Suhu temperatur stator

ALSTHOM-JEUMONT
C A J 812
JG 28.6-250
0,8
50 Hz
28.000 KVA
11 KV 15 %
250 rpm
717 rpm
980 WS/VA
801 A
801 A
188 V
F
24 buah
2500 C

Suhu maksimal rotor

130

Manufature

1990
Tabel 3.13.
Eksitasi Karakteristik
38

Nominal voltage
Nominal current
Ceiling voltage
Ceiling current
Ceiling time

180 V
615 V
376 V
1302 A
2 detik
Tabel 3.14
Regullition Generator

Stator setting accuary


Voltage setting accuary
Line drop
Over exitation
Alloatle frequency

90 %
1%
10 %
5 detik
45 sampai 55 HZ

l. Cooling water sistem


Sistem air pendingin ada dua macam yaitu : sistem pendingin primer dan
sekunder. Sistem pendingin primer mendinginkan sistem pendingin sekunder.
Minyak pelumas bantalan generator dan pendingin udara generator, didinginkan
oleh pendingin sekunder (sirkulasi air bersih yang dipompa). Air pada sekunder
didinginkan oleh pendingin primer (sirkulasi air dari pipa pesat dipompa
kemudian dibuang ke tail race). Pada inspeksi cooling water dilakukan pengujian
limit switch isolating valve, temperature sensor air pendingin, pressure switch
cooling water pump. Selain itu dilakukan pembersihan seluruh piping sistem,
pengecekan dan perbaikan cooling water pump, pembersihan strainer dari kotoran.
Setelah dilakukan inspeksi kondisi peralatan pendingin dalam kondisi baik.

Pembersihan pada strainer

39

Anda mungkin juga menyukai