Anda di halaman 1dari 3

UPAYA AMERIKA DALAM PENYELESAIAN ISU NUKLIR DI KOREA UTARA

Terpilihnya Goerge W. Bush sebagai Presiden Amerika Serikat dimana kuatnya pengaruh kaum
Neo Conservatives dan ketakutan akibat terjadinya tragedi 11/9 telah mengubah pendekatan
terhadap penyelesaian masalah nuklir di Korea Utara. Pemerintah Bush tidak terlalu
menginginkan pendekatan lunak terhadap Korea Utara.
Pasca tragedi 11/9 Amerika Serikat memasukan Korea Utara kedalam negara-negara yang
dianggap sebagai musuh Amerika Serikat yang disebut sebagai Axis of Evil, yaitu istilah yang
digunakan oleh mantan Presiden Amerika Serikat George W. Bush untuk menggambarkan pemerintah yang ia
dituduh membantu terorisme dan mencari senjata pemusnah massal. Hal tersebut sangat mempengaruhi
dalam proses penyelesaian masalah nuklir tersebut
Dalam Strategi Keamanan Nasional Amerika Serikat yang dikeluarkan tahun 2002 telah
disebutkan bahwa jika sebuah negara atau kelompok teroris mengembangkan senjata pemusnah
masal dan hal itu dinilai mengancam kepentingan Amerika, tanpa menunggu jatuhnya korban,
Amerika Serikat akan mengambil kebijakan Pre-Emptive strike, sebuah doktrin dalam kebijakan
yang berasumsi bahwa lebih baik menyerang dari pada didahului untuk diserang. 1 Sikap Amerika
Serikat tersebut membuka jalan dipilihnya opsi perang sebagai instrument utama kebijakan
keamanan Amerika Serikat terhadap Korea Utara seperti yang dilakukan di Irak dan Afghanistan.
Namun ternyata terdapat faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal yang membuat perang
juga tidak dapat dilakukan sebagai upaya yang efektif dalam menangani kasus Nuklir di Korea
Utara. Faktor internanlnya, yaitu terletak pada peranan Kongres Amerika serikat yang sangat
besar dalammenentukan kebijakan Amerika. Dipilihnya cara diplomasi oleh para pemimpin
Amerika Serikatuntuk menghadapi masalah Nuklir Korea Utara karena adanya keraguan para
anggota Kongres baik di Senat maupun di House of Reprersentative. Artinya dukungan yang
bulat dari Kongres sangat dibutuhkan oleh Presiden Amerika Serikat untuk melakukan intervensi
ke Korea Utara. Dukungan ini sangat penting disebabkan untuk melakukan intervensi ke Korea

1 The Report of The Center for Counterproliferations Research, At the Crossroads Counterproliferationand
NationalSecurity Strategy, (Washington D.C: NationalDefenceUniversity). h. 186

Utara dibutuhkan dana sangat besar yang akan menguras Anggaran Pendapat Belanja Negara
(APBN) Amerika Serikat yang harus membutuhkan persetujuan Kongres.
Sedangkan faktor eksternal, yaitu adanya pertimbangan Amerika Serikat untuk menjaga stabilitas
kawasan Asia Timur. Kawasan ini sangat penting bagi perekonomian Amerika Serikat, selain
untuk menjaga jalur minyak yang selalu melewati kawasan ini untuk kepentingan Amerika
Serikat. Selain itu, tidak semua negara di kawasan ini akan mendukung kebijakan Amerika
Serikat apabila negara ini melakukan intervensi ke Korea Utara untuk mengatasi masalah Nuklir.
Masalah yang lain yang muncul dari faktor eksternal adanya perhitungan ekonomi yang hams
dilakukan oleh para pembuat keputusan di Gedung Putih. Tidak ada satupun negara di dunia
yang menginginkan adanya perang di dunia. Seburuk apapun suatu negara, tidak ada hak mutlak
bagi negara lain untuk menghancurkannya.mengatasi masalah Nuklir Korea Utara jelas adanya
petimbangan
Karena itu, Amerika Serikat melakukan upaya lain, yaitu dengan menggunakan jalan diplomatik.
Usaha diplomatik yang dilakukan adalah dengan memprakarsai perundingan multilateral yang
dikenal dengan nama Six Party Talks pada tahun 2003. Six Party Talks yang dibentuk Agustus
2003 merupakan serangkaian upaya multilateral untuk menggandeng Korea Utara kembali
bergabung ke dalam meja perundingan yang melibatkan AS, Rusia, Jepang, Cina, Korea
Selatan.2 Six Party Talks ini bertujuan untuk mengakhiri program nuklir Korea Utara melalui
proses negosiasi.3
Negoisasi juga dilakukan dengan kebijakan give and take, dimana pihak Amerika akan
membantu Korea Utara dari segi ekonomi dan sosial namun dengan syarat bahwa Korea Utara
harus menghentikan dan menutup aktivitas pengembangan nuklirnya. Seperti pada 19 September
2005 lalu, Korea Utara dijanjikan bantuan bahan bakar dan berbagai-bagai insentif non-pangan
lainnya dari Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, Rusia, dan Cina sebagai pengganti
2 De Ceuster, Koen dan Jan Melissen. 2008. Ending The North Korean Nuclear Crisis: Six Parties, Six Perspective. Den
Hag: Desiree Davidse. H. 11

3 John Gershman. 2005. The Six Party Talks Agreement . (http://www.fpif.org/reports/the_six


-party_talks_agreement)

penghentian program senjata nuklir dan ikut serta kembali ke dalam Perjanjian Non-Proliferasi
Nuklir.4

4 Alfina Farmaritia Wicahyani. 2010. Fisip ui. DAMPAK PENGEMBANGAN NUKLIR KOREA UTARA
TERHADAP KOMPLEKSITAS KEAMANAN REGIONAL ASIA TIMUR

Anda mungkin juga menyukai