PENDAHULUAN
Sistem adalah kumpulan / group / komponen apapun baik phisik yang saling
berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan
tertentu. Lingkungan adalah suatu sistem yang memiliki komponen-komponen yang saling
berhubungan, atau keseluruhan kondisi sosial budaya yang mampu mempengaruh suatu
individu atau komunitas.
Sebuah industri yang berdiri di sekitar lingkungan masyarakat merupakan suatu
komponen yang membentuk sistem yang sama dengan lingkungan masyarakat itu sendiri,
sehingga apapun yang terjadi di dalam industri tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap
masyarakat dan begitu juga sebaliknya
Suatu kasus pencemaran lingkungan sekitar tahun 2002 telah dialami oleh suatu
perusahaan pembuatan bahan kemasan kaleng di Kota Malang yaitu PT. Arthawena Sakti
Gemilang. PT Arthawena berdiri di jalan. Ahmad Yani Utara 32 yang berbatasan sebelah
Utara, Selatan, dan Barat dengan tanah penduduk dan sebelah Timur berbatasan dengan jalan
raya. PT Arthawena menempati lahan seluas + 2307 m2 yang kegiatan utama perusahaannya
adalah membuat bahan kemasan kaleng, baik kemasan kaleng cat. Suatu industri tentunya
memiliki suatu buangan limbah pabrik, baik itu berupa bentuk fisik seperti cemaran air, tanah,
maupun udara dan bentukan non fisik seperti cemaran suara. Buangan limbah tersebut tidak
sepenuhnya merupakan cemaran yang membahayakan karena masih berada di bawah batas
maksimal yang telah diatur undang-undang. Namun pada kasus pencemaran yang terjadi pada
PT Arthawena beberapa pihak mempertentangkan buangan limbah dari industri tersebut.
Untuk melakukan pembelaan terhadap kasus tersebut, maka PT Arthawena dibantu oleh
pihak-pihak yang kompeten di bidangnya menyusun suatu Pedoman UKL dan UPL (Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan).
Penyusunan pedoman ini merupakansuatu analisa sistem lingkungan
yang
yang pernah atau sedang terjadi dalam sistem tersebut. Input yang dimaksud adalah jenis
bahan-bahan sisa produksi atau disebut limbah yang dapat mencemari ataupun tidak.
Jenis limbah yang dibuang oleh PT Arthawena terdapat beberapa jenis:
a. Padat, tidak ada sifat limbah yang berbahaya
b. Cair, terdapat beberapa limbah berbahaya yaitu vernis, spiritus, dan latex compound
c. Gas, di luar dan di dalam pabrik yang dapat mengganggu proses pernapasan
d. Debu, di luar dan di dalam pabrik yang dapat mengganggu kesehatan
e. Kebisingan, di luar dan di dalam pabrik yang dapat mengganggu pendengaran
Menurut aliran proses produksi yang terjadi di dalam pabrik, limbah-limbah tersebut akan
bercampur dengan sistem lingkungan yang lain, seperti :
1. Limbah Cair : mencemari lingkungan air sekitar pabrik
Karena itu dilakukan suatu pemeriksaan kualitas air buangan limbah di selokan dan
kualitas air bersih pada sumber air penduduk yang secara tidak langsung dipengaruhi
oleh buangan limbah cair tersebut.
a. Limbah air buangan dilakukan pemeriksaan pada beberapa parameter seperti
BOD, COD, TSS, Deterjen, PH, suhu, NH3, Phenol, minyak dan lemak . Tiap
parameter memiliki nilai pemeriksaan sesungguhnya dan nilai batas maksimal
yang diperbolehkan. Nilai batas maksimal biasanya berdasarkan 1 ataupun 2
peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun daerah
b. Kualitas air bersih yang diukur melalui pemeriksaan pada sumur-sumur
penduduk yang dekat dengan pabrik terhadap parameter-parameter seperti bau,
rasa, warna, kekeruhan (sifat Fisika) dan kandunganair raksa, Nitrat, Nitrit, Cl,
dan unsur-unsur kimia lain (sifat Kimia)
udara yang diambil adalah dari dalam dan luar pabrik. Masing-masing parameter juga
memiliki batas maksimal nilai yang diperbolehkan berdasarkan peraturan tertentu
1.
2.
Limbah Gas dan Debu, dilakukan dengan pengaturan sirkulasi udara, mematikan
mesin sementara selama tidak digunakan, menanam pohon pelindung, dan lain-lain
3.
Limbah suara, dilakukan dengan pengaturan tata letak mesin, menanam pohon
peredam suara, pengaturan jadwal jalannya mesin, pemakainan ear plug, dsb.
Selain dilakukan analisa upaya pengelolaan terhadap faktor limbah tersebut, diperlukan
juga analisa upaya pengelolaan terhadap lingkungan pabrik dan karyawan misalnya
mengenai batasan tembok dengan masyarakat sekitar, sistem tata hijau, saluran air,
program kemasyarakatan di dalam pabrik, dan lain-lain. Analisa upaya pengelolaan
terhadap lingkungan pabrik dan karyawan ini diperlukan untuk menganalisa bagaimana
dampak pencemar dapat dirasakan masyarakat dan seberapa besar tingkat penerimaan
masyarakat ataupun karyawan terhadap pencemaran yang terjadi, apakah limbah yang
dihasilkan memang benar-benar mencemari atau terancam mencemari masyarakat dan
karyawan ataukah tidak.
Setelah dilakukan analisa terhadap upaya pengelolaan limbah, lingkungan pabrik, dan
karyawan, analisa terhadap upaya pemantauan limbah, lingkungan pabrik, dan karyawan
perlu dilakukan. Analisa upaya pemantauan diperlukan untuk menjaga agar hasil
pengelolaan yang telah diupayakan berjalan baik dan hasil yang telah dicapai dapat
terkontrol.
Demikianlah gambaran suatu analisa sistem lingkungan untuk memberikan penilaian
yang tepat mengenai kondisi suatu indistri, salah satunya adalah kondisi limbah dan
cemaran yang dihasilkannya terhadap lingkungan sekitar. Dari hasil analisa tersebut
nantinya akan diketahui apakah memang terjadi pencemaran lingkungan, ataukah masih
berada dalam batas maksimal yang masih diijinkan oleh peraturan yang ditetapkan.