Anda di halaman 1dari 7

Copyright © 2002 BPHN

UU 20/1992, PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI AGAMA DI YOGYAKARTA, DI


BANDAR LAMPUNG, DAN DI JAMBI

*8279 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU)

Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Nomor: 20 TAHUN 1992 (20/1992)

Tanggal: 31 AGUSTUS 1992 (JAKARTA)

Sumber: LN 1992/86; TLN NO. 3492

Tentang: PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI AGAMA DI YOGYAKARTA, DI


BANDAR LAMPUNG, DAN DI JAMBI

Indeks: ADMINISTRASI.AGAMA. KEHAKIMAN. PENGADILAN. Yogyakarta. Bandar


Lampung. Jambi.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Presiden Republik Indonesia,

Menimbang:

a. bahwa Pengadilan Tinggi Agama di Semarang, di Palembang, dan di Padang yang


masing-masing telah ada pada saat mulai berlakunya Undang-undang Nomor 7 Tahun
1989 tentang Peradilan Agama, memiliki daerah hukum yang sangat luas dan
masing-masing meliputi wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Daerah Tingkat
I Lampung dan Dengkulu, serta Daerah Tingkat I Jambi;
b. bahwa sehubungan dengan semakin meningkatnya beban kerja ketiga Pengadilan Tinggi
Agama tersebut, dan dalam rangka pemerataan kesempatan untuk memperoleh keadilan
serta peningkatan pelayanan hukum kepada masyarakat, dipandang perlu membentuk
Pengadilan Tinggi Agama yang daerah hukumnya masing-masing meliputi wilayah
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dacrah Tingkat I Lampung, dan Daerah Tingkat I
Jambi;
c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 8 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang
Peradilan Agama, pembentukan Pengadilan Tinggi Agama ditetapkan dengan
Undang-undang;
d. bahwa sehubungan dengan pertimbangan tersebut, dipandang perlu membentuk
Pengadilan Tinggi Agama, masing-masing di Yogyakarta, di Bandar Lampung, dan di
Jambi;
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 24 Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman (Lembaran Negara Tahun 1970 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 2951);
3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara
Tahun 1985 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3316);
*8280 4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama (Lembaran
Negara Tahun 1989 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3400);

Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBENTUKAN
PENGADILAN TINGGI AGAMA DI YOGYAKARTA, DI BANDAR LAMPUNG, DAN DI
JAMBI.

Pasal 1
Membentuk tiga Pengadilan Tinggi Agama dengan nama dan kedudukan masing-masing:
a. Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta, berkedudukan di Yogyakarta.
b. Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung, berkedudukan di Bandar Lampung.
c. Pengadilan Tinggi Agama Jambi, berkedudukan di Jambi.

Pasal 2
(1) Daerah hukum Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta meliputi wilayah Propinsi Dacrah
Istimewa Yogyakarta.
(2) Daerah hukum Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung meliputi wilayah Propinsi
Daerah Tingkat I Lampung.
(3) Daerah hukum Pengadilan Tinggi Agama Jambi meliputi wilayah Propinsi Daerah
Tingkat I Jambi.

Pasal 3
(1) Dengan pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta, maka daerah hukum
Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta dikeluarkan dari daerah hukum Pengadilan Tinggi
Agama Semarang.
(2) Dengan pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung, maka daerah hukum
Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung dikeluarkan dari daerah hukum Pengadilan
Tinggi Agama Palembang.
(3) Dengan pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Jambi, maka daerah hukum Pengadilan
Tinggi Agama Jambi dikeluarkan dari daerah hukum Pengadilan Tinggi Agama Padang.

Pasal 4
Perkara-perkara yang menjadi kewenangan Peradilan Agama pada saat terbentuknya Pengadilan
Tinggi Agama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1:
a. telah diperiksa tetapi belum diputus oleh Pengadilan Tinggi Agama Semarang,
Palembang, dan Padang tetap diperiksa dan diputus oleh masing-masing Pengadilan
Tinggi Agama tersebut.
b. sudah diajukan kepada Pengadilan Tinggi Agama Semarang, Palembang dan Padang,
tetapi belum diperiksa, masing-masing *8281 dilimpahkan kepada Pengadilan
Tinggi Agama Yogyakarta, Bandar Lampung, dan Jambi.

Pasal 5
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta
pada tanggal 31 Agustus 1992
PRESIDEN REPBULIK INDONESIA

SOEHARTO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 31 Agustus 1992
MENTERI/SEKRETARIS NEGRA
REPUBLIK INDONESIA

MOERDIONO

PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 1992
TENTANG
PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI AGAMA
DI YOGYAKARTA, DI BANDAR LAMPUNG, DAN DI JAMBI

I.UMUM
Sebelum diberlakukannya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama, telah terdapat 18 (delapan belas) Badan Peradilan Agama yang berfungsi sebagai
Pengadilan Tinggi Agama yang dibentuk dengan beberapa Penetapan dan Keputusan Menteri
Agama. Kewenangan Menteri Agama dalam menetapkan pembentukan Pengadilan Tinggi
Agama didasarkan kepada ketentuan Pasal 11 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
1957.
Delapan belas Pengadilan Tinggi Agama tersebut adalah 5 (lima) Pengadilan Tinggi
Agama berkedudukan di Sumatera masing-masing di Banda Aceh, Medan, Padang, Pekanbaru,
dan Palembang, serta di Jawa terdapat 4 (empat) Pengadilan Tinggi Agama yang berkedudukan
di Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Sedangkan di luar pulau Jawa dan Sumatera
terdapat 9 (sembilan) Pengadilan Tinggi Agama yang berkedudukan di Banjarmasin, Pontianak,
Samarinda, Palangkaraya, Manado, Ujung Pandang, Mataram, Ambon, dan Jayapura.
Seluruh Pengadilan Tinggi Agama tersebut merupakan pengembangan tiga lembaga
banding dilingkungan Peradilan Agama yang ada sebelum berlakunya Undang-undang Nomor 1
Tahun 1989, yaitu:
*8282 a. Mahkamah Islam Tinggi untuk wilayah Jawa dan Madura;
b. Kerapatan Qadhi Besar untuk sebagian residensi Kalimantan Selatan dan Timur;
c. Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iyah Propinsi untuk di luar Jawa, Madura,
sebagian residensi Kalimantan Selatan dan Timur.
Berdasarkan ketentuan Pasal 106 angka I Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, Badan
Peradilan Agama yang sebelumnya telah menjalankan fungsi sebagai Pengadilan, Tinggi Agama,
tetap diakui keberadaannya dan menjalankan fungsinya sebagai Pengadilan Tinggi Agama
menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989. Karena ketentuan itu pula, keberadaan
kedelapan belas Pengadilan Tinggi Agama tadi tetap diakui dan sah berdasarkan Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1989;

Dengan memperhatikan perkembangan keadaan dan kebutuhan untuk meningkatkan


pelayanan peradilan, dirasakan semakin beratnya beban kerja Pengadilan Tinggi Agama
Semarang, Palembang, dan Padang yang daerah hukumnya sangat luas dan masing-maing
meliputi wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Daerah Tingkat I Lampung, dan Daerah
Tingkat I Jambi. Berdasarkan pertimbangan itu, dan dalam rangka pemerataan kesempatan untuk
memperoleh keadilan serta pelayanan hukum, dibentuk tiga Pengadilan Tinggi Agama di
Yogyakarta, Bandar Lampung, dan Jambi.
Dengan terbentuknya ketiga Pengadilan Tinggi Agama tersebut, diperlukan
perhatian Pemerintah dalam penyediaan perangkat lunak, prangkat keras, dan personilnya
agar ketiga Pengadilan Tinggi Agama dimaksud dapat berfungsi sebaik-baiknya.
Dengan terbentuknya tiga Pengadilan Tinggi Agama tersebut, wilayah Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, Daerah Tingkat I Lampung, dan Daerah Tingkat I Jambi, masing-masing
dikeluarkan dari daerah hukum Pengadilan Tinggi Agama Semarang, Palembang, dan Padang.
Karena ketentuan Pasal 8 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama menetapkan bahwa pembentukan Pengadilan Tinggi Agama harus dengan
Undang-undang, maka pembentukan tiga Pengadilan Tinggi Agama yang baru tersebut
dilakukan pula dengan Undang-undang.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas

Pasal 3
Ayat (1)
*8283 Pengadilan Tinggi Agama Semarang, dibentuk dengan Keputusan
Menteri Agama Nomor 207 Tahun 1986 tanggal 22 Juli 1986 yang semula disebut
Cabang Mahkamah Islam Tinggi Semarang sebagai pelaksana tugas Mahkamah Islam
Tinggi Jakarta.
Pengadilan Tinggi Agama Semarang sampai saat diberlakukannya
Undang-undang ini meliputi empat puluh Pengadilan Agama yang terletak di wilayah
Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan berlakunya Undang-undang ini, daerah hukum Pengadilan Tinggi
Agama Semarang hanya meliputi wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah.
Ayat (2)
Pengadilan Tinggi Agama Palembang dibentuk dengan Penetapan Menteri
Agama Nomor 58 Tahun 1957 yang semula dinamakan Pengadilan Agama/Mahkamah
Syar'iyah Propinsi di Palembang.
Pengadilan Tinggi Agama tersebut sampai saat diberlakukannya
Undang-undang ini meliputi sembilan belas Pengadilan Agama yang terletak di wilayah
Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Selatan, Daerah Tingkat I Lampung dan Daerah
Tingkat I Bengkulu.
Dengan berlakunya Undang-undang ini, daerah hukum Pengadilan Tinggi
Agama Palembang hanya meliputi wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Selatan
dan Daerah Tingkat I Bengkulu.
Ayat (3)
Sebagaimana Pengadilan Tinggi Agama Palembang, Pengadilan Tinggi
Agama Padang pembentukannya didasarkan pada Penetapan Menteri Agama Nomor 58
Tahun 1957.
Semula Pengadilan Tinggi Agama tersebut berkedudukan di Bukittinggi
sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Barat.
Sejalan dengan kebijaksanaan pemindahan Ibukota Propinsi Sumatera
Barat dari. Bukittinggi ke Padang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
1979, kedudukan Pengadilan Tinggi Agama di Bukittinggi dipindahkan ke Padang.
Pengadilan Tinggi Agama Padang sampai saat diberlakukannya
Undang-undang ini, meliputi dua puluh tiga Pengadilan Agama yang terletak di wilayah
Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat dan di wilayah Daerah Tingkat I Jambi.
Dengan berlakunya Undang-undang ini, daerah hukum Pengadilan Tinggi
Agama Padang hanya meliputi wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat.
Pasal 4
Huruf a
Perkara-perkara yang pada saat terbentuknya Pengadilan Tinggi Agama
Yogyakarta, Bandar Lampung dan Jambi, telah diperiksa tetapi belum diputus oleh
Pengadilan Tinggi Agama Semarang, Palembang, *8284 dan Padang, tetap diadili dan
diselesaikan masing-masing oleh Pengadilan Tinggi Agama Semarang, Palembang dan
Padang.
Huruf b
Perkara-perkara yang di tingkat pertama diputus oleh Pengadilan Agama
yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tinggi Agama Semarang, Palembang,
dan Padang sudah diajukan tetapi belum diperiksa, dilimpahkan masing-masing kepada
Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta, Bandar Lampung, dan Jambi.

Pasal 5
Cukup jelas

--------------------------------

CATATAN

Kutipan: LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN


1992

Anda mungkin juga menyukai