Praktikum
Kesehatan
Masyarakat
Veteriner
OLEH :
061323143041
061323143062
061323143066
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga laporan praktikum Kesehatan Masyarakat Veteriner untuk tugas PPDH ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan laporan praktikum Kesehatan Masyarakat Veteriner ini sebagai salah satu
syarat mengikuti atau menempuh mata kuliah Kesehatan Masyarakat Veteriner dalam
program studi Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) Universitas Airlangga Surabaya.
Penyusun berharap semoga laporan praktikum Kesehatan Masyarakat Veteriner ini
bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
A. Pemeriksaan Organoleptis..........................................................................
D. Titrasi Asam................................................................................................
E. Kadar Enzimatis..........................................................................................
C. Kadar Protein..............................................................................................
10
PEMERIKSAAN DAGING.............................................................................................
12
A. Uji Organoleptis..........................................................................................
12
B. Uji Eber.......................................................................................................
12
13
13
14
16
17
B. Indeks Telur.................................................................................................
17
sebanyak 1500 ml dibagi menjadi 2, pertama diambil 150 ml untuk pemeriksaan tanpa
perlakuan. Sisanya diberi perlakuan dengan penambahan H2O2 yang dibagi menjadi 2
perlakuan perbedaan suhu penyimpanan. Susu perlakuan ini diperiksa 3 hari berturut-turut
dan sushu penyimpanan pada freezer dan refrigerator), dan pengujian mikrobiologis (TPC,
MPN, Salmonella, dan Staphylococcus).
Metode yang digunakan adalah :
- Ambil sampel susu 1350 ml (total awal volume susu adalah 1500 ml. 150 ml
-
A. PEMERIKSAAN ORGANOLEPTIS
Pemeriksaan sampel susu yang dilakukan pertama adalah uji organoleptis.
Pemeriksaan organoleptis meliputi : warna, bau, rasa, kekentalan dan kebersihan.
Tanggal
13/01/2015
Warna
Putih susu
Bau
Khas Susu
Rasa
Khas Susu
Kekentalan
Encer
Kebersihan
Tidak ada Kotoran /
cemaran (tanpa
14/01/2015
Putih susu
Khas Susu
--
Encer
perlakuan)
Terdapat pengawet
Putih susu
Khas Susu
--
Encer
H2O2
Terdapat pengawet
Encer
H2O2
Terdapat pengawet
Encer
H2O2
Terdapat pengawet
Putih susu
15/01/2015
16/01/2015
Putih susu
Khas Susu
Khas Susu
---
Putih susu
Khas Susu
--
Encer
H2O2
Terdapat pengawet
Putih susu
Khas Susu
--
Encer
H2O2
Terdapat pengawet
H2O2
Kesimpulan : selama 4 hari pengujian rutin, sampel susu yang di uji secara
organoleptis dikategorikan kurang baik karena kekentalan susu encer, begitu pula dengan
susu yang mengalami perlakuan (termasuk rasa).
B. PERHITUNGAN BERAT JENIS SUSU
Laporan Praktikum Kesmavet_PPDH XXII
Kelompok 8 Sub Kelompok II
Berat jenis susu dapat diukur dengan Laktodensimeter yang telah ditera pada suhu
27,50C dan dimasukkan ke dalam rumus perhitungan berat jenis susu yaitu:
kemudian :
Maka :
Tanggal
Suhu susu
14/01/2015
15/01/2015
16/01/2015
Keterangan :
Skala
Koefisien
Berat
Laktodensimeter
yang
pemuaian
Jenis Susu
terbaca
N : 30 C
27,5 C
29
0,0002
1,0295
F : 230C
27,50C
26
0,0002
1,0251
R : 200C
27,50C
30
0,0002
1,0285
0
F : 25 C
27,50C
28
0,0002
1,0275
0
0
R : 22 C
27,5 C
30
0,0002
1,0249
F : 280C
27,50C
20
0,0002
1,0201
0
0
R : 23 C
27,5 C
29
0,0002
1,0281
F adalah suhu freezer setelah perlakuan, R adalah suhu refrigerator setelah
0
13/01/2015
Suhu
Uji didih digunakan untuk memeriksa dengan cepat derajat keasaman susu
dengan cara memasukkan 5 ml sampel susu ke dalam tabung reaksi, kemudian dengan
penjepit panaskan pada bunsen hingga mendidih. Penilaian terbagi menjadi 2 yaitu :
Positif (+)
= Jika terdapat gumpalan.
Negatif (-)
= Jika tidak terdapat gumpalan.
kestabilan sifat koloidal susu terutama pada casein susu dengan cara memasukkan 3 ml
sampel susu ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 3 ml alkohol 70% dan
lakukan pengamatan. Penilaian terbagi menjadi 2 yaitu :
Positif (+)
= Jika terdapat gumpalan / butiran.
Negatif (-) = Jika tidak terdapat gumpalan / butiran.
Tanggal
13/01/2015
14/01/2015
15/01/2015
16/01/2015
Uji Didih
-
Uji Alkohol
-
Keterangan
Baik
Baik
Baik
Baik
Uji didih dan alkohol yang dilakukan menunjukkan hasil negative. Hal ini
menunjukkan bahwa casein susu tidak mengalami penggumpalan. Hal ini disebabkan karena
susu yang diperiksa diberi perlakuan dengan penambahan H2O2 yang dapat mencegah susu
menggumpal.
D. TITRASI ASAM
Titrasi asam digunakan untuk memeriksa derajat keasaman susu secara tetrimetri
dengan metode soxhlet Henkel (0SH) kemudian dimasukkan ke dalam rumus :
Maka :
Tanggal
13/01/2015
14/01/2015
15/01/2015
16/01/2015
NaOH 0,25 N
4 ml
F : 6 ml
R : 6 ml
F : 6 ml
R : 7 ml
F : 4,5 ml
R : 6 ml
SH
8
12
12
12
16
9
12
Derajat keasamaan sampel susu setiap harinya berbeda beda dan dapat dilihat pada
tabel diatas dimana derajat keasamaan sampel susu pada praktikum kali ini menggunakan 1
metode yaitu metode Soxlet Henkel. Dimana angka yang dihasilkan menunjukkan tingginya
keasaman susu.
E. PEMERIKSAAN ENZIMATIS
Pemeriksaan enzimatis yang dilakukan pada sampel susu terdiri dari : uji Reduktase
dan uji Katalase. Uji reduktase dan Katalase dilakukan untuk menentukan adanya kuman
didalam sampel susu dalam waktu cepat (kualitatif) namun dengan cara yang berbeda,
dimana uji reduktase dilakukan dengan mencampurkan 0,5 ml methylen blue dan 20 ml susu
ke dalam tabung reaksi dan di inkubasi pada suhu 37 0C, sedangkan uji Katalase dapat
dilakukan dengan mencampurkan 10 ml susu dengan 5 ml H 2O2 0,5% dan diinkubasi pada
suhu 370C. Hasilnya adalah :
Tanggal
Uji Reduktase
Uji Katalase
Keterangan
13/01/2015
14/01/2015
15/01/2015
16/01/2015
18 jam
F : 12 jam, R : 12 jam
F : 18 jam, R : 18 jam
F : 18 jam, R : 18 jam
3,5 cm
F : 0,6 cm, R : 0,6 cm
F : 1 cm, R : 2 cm
F : 2,6 cm, R : 2,8 cm
baik
baik
baik
baik
Berdasarkan tabel diatas, kualitas sampel susu ini terbilang baik karena waktu yang
dibutuhkan untuk merubah metylen blue menjadi putih rata-rata lebih dari 12 jam. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam sampel susu tidak terdapat atau sedikit terdapat bakteri. Adanya
penambahan H2O2 menyebabkan banyak bakteri mati sehingga gas yang terbentuk juga
dibawah angka maksimal (3,0).
Sampel susu yang digunakan adalah susu perlakuan yang disimpan pada suhu freezer.
Hasilnya adalah sebgai berikut :
Tanggal
Titrasi (Tb)
Titrasi (Ts)
14/01/2015
39,5
17,5
Kadar Laktosa
gram / 100ml)
6,84
(gram)
13,24
Hasilnya adalah :
Tanggal
13/01/2015
14/01/2015
15/01/2015
16/01/2015
Titrasi Formol
2
F : 7 ml
R : 8 ml
F : 2 ml
R : 2 ml
F : 1 ml
R : 1,5 ml
Kadar Protein
3,66
12,81
14,64
3,66
3,66
1,83
2,745
Kadar Kasein
3,26
11,41
13,04
3,26
3,26
3,26
2,445
%N
0,028
0,098
0,112
0,028
0,028
0,014
0,002
Berdasarkan hasil pengujian diatas, didapatkan hasil yang berbeda dari sampel susu
setiap harinya dimana kadar protein minimum adalah 1,83% dan kadar maksimal 14,64%.
Dalam SNI, kadar mininum untuk kadar protein adalah 2,8%. Semakin tinggi kadar protein
suatu susu maka semakin baik susu tersebut.
PEMERIKSAAN DAGING
A. PEMERIKSAAN ORGANOLEPTIS
Uji ini dilaksanakan dengan cara menbau contoh daging dan dilakukan sekurang
kurangnya 24 jam setelah pemotongan. Uji organoleptis ini terdiri dari pemeriksaan
warna daging, uji usap dan bau daging. Dari sampel daging sapi yang kami gunakan,
1 ml
1 ml
1 ml
K
Laporan Praktikum Kesmavet_PPDH XXII
Kelompok 8 Sub Kelompok II
9 ml
9 ml
10-4
Sampel susu
9 ml
10-5
9 ml
10-6
9 ml
Keterangan :
Media dalam tabung reaksi
: Nutrient Agar
Hasil Total Plate Count dari sampel susu yang ditanam pada media nutrient agar
adalah sebagai berikut :
Pada pengenceran 10-4,10-5, dan 10-6 maka dapat ditentukan hasilnya sebagai berikut.
10-4
tbud
10-5
78
.
10-6
51
Perhitungan : jika cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan jumlah
anatara 30-300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran
tersebut 2, jumlah kuman adalah rata-rata hasil dari kedua pengenceran. Jika perbandingan
hasil tertinggi dan terendah dari dua pengenceran 2, yang dilaporkan adalah yang terkecil.
(51x106):(78x105) = 6,5 (lebih dari 2 maka yang digunakan adalah pengenceran terkecil. Jadi
hasil TPC adalah 5,1 x 107 CFU
B.
MPN
Uji MPN (Most Probable Number) digunakan untuk menghitung jumlah bakteri
coliform dan E. coli dalam sampel dengan hasilnya adalah sebagai berikut :
Pada media BGBB ini setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam dapat diamati adanya
gas pada tabung durham disertai dengan perubahan warna media menjadi keruh yang
mengindikasikan adanya bakteri coliform. Hasil praktikum kami menunjukkan bahwa dari ke
15 tabung durham dalam media BGBB semua positif terdapat gas, sehingga semua tabung
yang positif akan diambil sampel untuk ditanam dalam media EMBA (Eosin Metylen Blue
Agar).
Hasil penanaman sampel susu media EMBA menunjukkan hasil sebagai berikut.
Bakteri coliform yang terdapat pada media EMBA akan berwarna hijau metalik.
Identifikasi pada tabung ke berapa yang berwarna hijau metalik. Pada hasil praktikum kami,
dari 15 sampel yang ditanam pada EMBA positif mengandung bakteri coliform. Setelah itu
dilanjutkan tes indol dimana sampel dari kloni bakteri yang ditanam pada EMBA diambil
untuk ditumbuhkan dalam media BPW 1%.
Hasil tes indol setelah diinkubasi selama 24 jam adalah sebagai berikut.
Melalui tes indol dapat diidentifikasi dan di konfirmasi bahwa bakteri yang tumbuh
adalah bakteri Eschericia coli karena setelah diteteskan reagen kovach akan menimbulkan
cincin berwarna pink. Dari hasil praktikum kami menunjukkan bahwa 15 tabung positif
berwarna pink setelah tes indol. Menurut tabel Mc Crady, jumlah bakteri per gram sampel
adalah > 1600.
C. Salmonella dan Staphylococcus
Uji Salmonella dan uji Staphylococcus merupakan metode pemeriksaan kualitatif
(ada / tidaknya bakteri salmonella dan staphylococcus dalam sampel susu) dengan
Laporan Praktikum Kesmavet_PPDH XXII
Kelompok 8 Sub Kelompok II
menggunakan media TB (tethrathionate broth), TSIA, dan MSA. Hasilnya adalah sebagai
berikut :
PEMERIKSAAN TELUR
Tinggi Putih
Garis tengah
Indeks
Haugh
Telur
Telur
kuning telur
Kuning Telur
Unit
5,85 mm
0,91 mm
4,25 mm
1,37
64,048