com
Catatan Kuliah Fakultas Hukum
Home
About
Daftar Isi
1. Pencabutan/onteigenning
Pencabutan/onteigenning sebenarnya termasuk kepada pembatasan terhadap hak milik
oleh undang-undang.
Arrest yang terkenal mengenai pencabutan adalah:
Arrest yang terkenal mengenai pencabutan adalah:
Arrest Lentera (H.R. 19 maret 1904) sebuah kotapraja loosduinen membuat peraturan
yang mewajibkan para pemilik tanah yang membuat peraturan yang mewajibkan para
pemilik tanah yang letaknya di tepi jalan umum untuk menyetujui pemasangan tiang-
tiang lentera di dalam pekarangannya. Akibatnya ialah bahwa pemilik tanah itu
kehilangan semua kenikmatan atas sejengkal tanah di mana tiang-tiang lentera itu
didirikan.
Selain pembatasan tersebut di atas masih ada pembatasan lain di luar Pasal 570 B.W.
terhadap berlakunya hak milik yaitu:
1. Hukum tetangga; pasal 626, 628 KUHPerdata
Adanya kewajiban untuk menerima aliran air dari tanah yang lebih tinggi ke
tanah yang lebih rendah, jadi tidak boleh membendungnya/Pasal 626
KUHPerdata.
Adanya kewajiban untuk membiarkan pemilik pekarangan yang letaknya di
tengah-tengah untuk mengadakan jalan keluar menuju jalan besar dan lain-lain.
Sekalipun perbuatan itu masuk akal dan perbuatan itu tidak dimaksudkan untuk
merugikan orang lain tapi jika manfaat yang diperoleh oleh orang yang berbuat tidak
seimbang dengan kerugian yang diderita oleh orang lain menurutnya sudah abus du
droit
Asas yang dianut oleh KUHPerdata adalah asas accessie yang dapat kita lihat secara jelas
antara lain dalam Pasal 571 KUHPerdata yang berbunyi sebagai berikut
Hak milik atas sebidang tanah mengandung didalamnya kepemilikan atas segala apa yandg
ada di atasnya dan didalam tanah (ayat 1)
Gugat/Actie terhadap hak milik
Hak milik dilindungi, beberapa gugat di antaranya yang diatur oleh UU adalah gugat
revindicatie, Pasal 574 KUHPerdata. Pasal tersebut menentukan bahwa tiap-tiap pemilik
suatu kebendaan berhak menuntut kepada siapapun juga yang menguasainya, akan
pengembalian kebendaan itu dalam keadaan beradanya.
Gugat ini dapat diajukan oleh pemilik kepada Hakim supaya bendanya disita/beslag. Oleh
karena itu beslagnya disebut beslag revindicator.
Gugat ini dapat terhadap benda bergerak maupun benda tidak bergerak hanya saja terhadap
benda bergerak terdesak oleh Pasal 1977 ayat 1 KUHPerdata
Bagaimana caranya penggugat untuk meminta kembali hak miliknya itu?
Menurut Jurisprudensi pemilik cukup mengemukakan bahwa benda yang diminta kembali itu
adalah hak miliknya dia tidak usah mengemukakan bagaimana caranya memperoleh hak
milik itu.
Cara-cara memperoleh hak eigendom menurut Pasal 584 B.W.
1. Pendakuan/pemilikan/pengambilan/accupation/toe eigening
Pendakuan adalah suatu cara untuk memperoleh hak eigendom atas benda bergerak
yang belum ada pemiliknya (res nullius), misalnya: mengail ikan di sungai,
mengambil sarang burung tawon di hutan, mengail ikan di laut dan lain-lain.
Occupation terdapat benda tak bergerak berlaku Pasal 520 KUHPerdata yang
menyatakan bahwa pekarangan dan kebendaan tak bergerak lainnya yang tak
terpelihara dan tiada pemiliknya, seperti kebendaan mereka yang meninggal dunia
tanpa ahli waris atau yang warisannya telah ditinggalkan adalah milik Negara.
2. Perlekatan/ikutan/accession/natreking
Perlekatan adalah cara memperoleh hak eigendom atas benda karena benda itu
mengikuti benda yang lain, misalnya kalau kita membeli tanah otomatis sudah
termasuk apa yang ada di atas dan dibawahnya. Dengan lain perkataan benda
pelengkap selalu mengikuti benda poko. Hal ini terdapat dalam BW, karena BW
menganut asas vertikal yang berbeda dengan Hukum Adat yang menganut asas
pemisahan secara horisontal.
3. Daluarsa/verjaring
Daluarsa adalah suatu cara untuk setelah lewatnya suatu waktu tertentu memperoleh
hak atau dibebaskan dari suatu ikatan atau hak, misalnya: bebas dari pembayaran
sesuatu hutang.
Jadi memperoleh hakmilik berdasarkan verjaring itu menimbulkan dua akibat yaitu:
1. Memperoleh hak/acquistieve verjaring
2. Sebagai alat untuk dibebaskan dari suatu penagihan/tuntutan hukum disebut
extinctieve verjaring.
Benda-benda yang boleh diperbolehkan secara verjaring menurut Pasal 1963 BW
adalah:
3. Benda tak bergerak
4. Bunga-bunga dan piutang atas nama atau op naam
Tujuan daluarsa adalah untuk menghilangkan keragu-raguan apakah orang itu sebagai
eigenaar atau bezitter.
Cara memperoleh hak milik dengan verjaring
5. Jika ada pemilikan yang terus menerus dan tidak terganggu
6. Pemilikan itu harus diketahui umum
7. Pemilikan itu harus bezitter yang beritikad baik dengan tidak merugikan orang
lain.
8. Pemilikan itu harus selama 20 tahun kalau ada alas hak (title) dan 30 tahun
kalau tidak ada alas hak.
4. Pewarisan/erfopvoging
Pewarisan adalah cara memperoleh hak eigendom dengan cara warisan baik menurut
UU ataupun menurut wasiat yang selanjutnya akan dibahas dalam Hukum Waris.
5. Penyerahan/levering/op-dracht/overdracht/trans/cessie/inbreng
Penyerahan adalah cara memperoleh hak eigendom dengan cara penyerahan suatu
benda oleh eigenaar atau atas namanya kepada orang lain sehingga orang lain itu
memperoleh hak eigendom atas benda itu.
Menurut B.W. setiap perbuatan hukum tanpa adanya penyerahan (belum adanya penyerahan)
belum dikatakan terjadi baru menimbulkan perjanjian obligatoir saja belum ada perjanjian
zakelijk. Seperti kita ketahui bahwa benda itu ada bermacam-macam ada yang berwujud dan
tidak berwujud ada juga benda bergerak dan tidak bergerak. Oleh karena itu leveringnya juga
berbeda-beda tergantung dari macam bendanya.
Untuk benda bergerak yang berwujud leveringnya dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
1. Piutang atas bawah atau atas tunjuk (aan toonder), penyerahannya dilakukan dengan
penyerahan nyata
2. Piutang atas perintah (aan order) penyerahannya dilakukan dengan penyerahan dari
surat disertai dengan endossemen (ditulis di belakang surat itu bahwa piutang itu telah
dialihkan pada seseorang).
Penyerahan benda tidak bergerak
Dilakukan dnegan balik nama dengan pendaftaran dilaksanakan di tempat RVJ dan
dihadapan HAakim RVJ.
Harus ada ijin dari Menteri Kehakiman dan harus dikutip dalam register eigendom dan
didelegasikan kepada Jaksa Pengadilan Negeri (dulu).
Penyerahan benda tak bergerak diatur dalam S. 1834 No.27 yaitu dalam Overschrijving
Ordonantie.
Pada tahun 1947 pendaftarannya harus dilakukan dihadapan kepala Seksi pendaftaran Tanah
(Kadaster) diatur dalam UU No.53/1974.
Pada tahun 1954 dikeluarkan UU No.24, L. 1954 No. 78 yang mengatur tentang penyerahan
benda tak bergerak yaitu harus mendapat ijin dari Menteri Kehakiman yang dikuasakan
kepada Jaksa Pengadilan Negeri.
Sekarang setelah berlakunya UUPA No. 5 tahun 1960 perpindahan hak milik atas sebidang
tanah harus dilakukan dan dihadapkan PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah) dan didaftarkan
ke seksi Pendaftaran Tanah, diatur dalam PP No. 10 tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah
yang disempurnakan dengan PP No. 24/1977 tentangPendaftaran tanah.
Syarat-syarat Penyerahan
1. Harus ada perjanjian zakelijk yaitu perjanjian yang menyebabkan pindahnya hak-hak
kebendaan
2. Harus ada title atau alas hak atau alas perdata.
Seseorang mempunyai seekor sapi betina kemudian sapi itu melahirkan seekor
anak sapi maka anak sapi tersebut adalah milik dari pemilik tadi.
Seseorang mempunyai pohon kelapa dan berbuah maka buahnya itu adalah
milik yang punya pohon kelapa tadi.
Related
Hukum Perdata : Sistem Buku II dan pengertian bendaIn "Hukum Perdata"
Hukum Perdata : Kedudukan Buku IIIn "Hukum Perdata"
Hukum Perdata : Asas-asas Umum Hak KebendaanIn "Hukum Perdata"
Recent Comments
dinatropika on Hukum Perbankan : Likuidasi
Filsafat hukum : Pen on Filsafat Hukum : Filsafat Huku
Filsafat hukum : Pen on Filsafat hukum : hukum al
irham taufik on Hukum Perbankan : Kredit Bank
surahman on Hukum Perdata : Pembedaan maca
Tulisan Teratas
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o