Anda di halaman 1dari 41

A-PDF WORD TO PDF DEMO: Purchase from www.A-PDF.

com to remove the watermark

GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN SAMARINDA 129 – 130 PANEMBAHAN SENOPATI
PANGKALAN SMP NEGERI 21 SAMARINDA

KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 10/MUNAS/2003

TENTANG

RENCANA STRATEGIK GERAKAN PRAMUKA


TAHU 2004 – 2009
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 10/MUNAS/2003
TENTANG
RENCANA STRATEGIK GERAKAN PRAMUKA 2004-2009
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Menimbang : 1. Bahwa Dalam mengemban tujuan dan misi Gerakan


Pramuka, diperlukan suatu perencanaan dan program
yang strategic dan berkesinambungan, berupa kebijakan
dan prioritas program yang dituangkan dalam Rencana
Strategik Gerakan Pramuka (Renstra);
2. Bahwa Renstra Gerakan Pramuka merupakan dasar bagi
penyusunan rencana kerja lima tahunan dan program
kerja tahunan Gerakan Pramuka, sehingga dalam
mencapai sasaran program dapat diselenggarakan secara
berdaya guna dan berhasil guna ;
3. Bahwa Munas Gerakan Pramuka 2003 mempunyai tugas
dan wewenang untuk menetapkan Renstra Gerakan
Pramuka 2004-2009.

Mengingat : 1. AD dan ART Gerakan Pramuka.


2. Renstra Gerakan Pramuka 1999-2004.

Memperhatikan : Hasil Sidang Komisi B dan Sidang Paripurna Munas Gerakan


Pramuka 2003.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

Pertama : Mengesahkan Rencana Strategik Gerakan Pramuka 2004-2009


yang dilengkapi dengan kesimpulan Sidang Komisi Renstra MUnas
2003.
Kedua : Melimpahkan wewenang kepada Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka masa bakti 2003-2008 untuk menyempurnakan Rencana
Strategik Gerakan Pramuka 2004-2009.
Ketiga : Keputusan ini berlaku seak ditetapkan.

Ditetapkan di Pontianak
Pada tanggal 18 Desember 2003.
Presidium Munas Gerakan Pramuka 2003,

Sundoro Syamsuri
Ketua
Dr. H. Noer Bahry Noer, MSc. Amos Asmuruf
Anggota Anggota

Drs. H. Didi Edia Kartadinata Riyadi Santoso, SPd.


Anggota Anggota
RENCANA STRATEGIK GERAKAN PRAMUKA
2004 - 2009
BAB I
PENDAHULUAN

A. UMUM

Falafah Pancasila sebagi Dasar Negara merupakan nilai dasar spiritual


keagamaan, kemanusiaan, dan kesatuan bangsa yang menjadi landasan
dasar dalam pembangunan bangsa baik pembangunan sumber daya
manusia maupun pembangunan fisik.

Kepramukaan sebagai gerakan pendidikan pada jalur pendidikan non


formal merupakan bagian tak terpisahkan dari system pendidikan dalam
menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang berkualitas baik
moral, mental, spiritual, intlelektuan, emosional, maupun fisik dan
ketrampilan.

Sampai dengan saat ini masih mengalami krisis multidimensional, yang


meliputi semua aspek kehidupan sosial.

Biaya pendidikan makin tinggi sehingga mendorong meningkatnya anak


putus sekolah serta jumlah penganggguran. Disamping itu ketersediaan
lapangan kerja tidak diikuti oleh pertumbuhan angkatan kerja. Yang sangat
memprihatinkan adalah krisis dalam nilai-nilai, akhlak, mental dan moral di
masyarakat, yang berdampak pada anak muda dan berakibat dalam
pembentukan watak, sikap, tingkah laku dan budi pekertinya.

Gerakan Pramuka, sebagai organisasi non formal yang turut berperan


dalam pendidikan kaum muda Indonesia, tidak terlepas dari masalah-
masalah ini. Tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana cara dan
usahanya untuk menanggapi berbagai perubahan besar itu, terutama yang
membawa dampak bagi kaum muda.

PBB telah menyatakan dasawarsa mulai tahun 2001, sebagai


“International decade for Peace and Non-Violence for the Children of the World”
(Dasawarsa Internasional untuk Budaya Perdamaian dan Non-Kekerasan
bagi Anak Dunia), dengan menugaskan Unesco sebagai coordinator prakarsa
itu. Sedangkan WOSM (Gerakan Pramuka Sedunia) telah mencanangkan
tema khidmat “One World, One Promise” dalam menyambut usia seabad
Gerakan Kperamukaan Sedunia pada tahun 2007, yang kiranya perlu
dipadukan dengan langkah nyata bahwa Pramuka adalah peserkat bangsa.

Kepengurusan Gerakan Pramuka masa bakti 2003-2008 tidak


terelakkan dari keadaan dengan segala problematiknya itu dan masih akan
menghadapi masa penuh ketidakpastian, kendala dan keterbatasan
sumberdaya.
2

Dengan memperhatikan permasalahan global dan nasional disusunlah


Renstra Gerakan Pramuka 2004-2009 yang merupakan pedoman Gerakan
Pramuka dalam upaya menghadapi berbagai tantangan dan perubahan
masa depan.

Rencana Strategik Gerakan Pramuka ini, merupakan kelanjutan


rencana strategik sebelumnya, dan telah disusun dengan menyadari
sepenuhnya akan kendala-kendala yang dihadapi, namun tetap dengan
tekad dan semangat untuk menanggapi semua tantangan dan senantiasa
berupaya penuh dalam mewujudkan cita-cita luhur bangsa melaui kegiatan
kepramukaan yang positif dan nyata.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan Rencana Strategik Gerakan Pramuka Tahun 2004-


2009 adalah menetapkan strategi dan prioritas-prioritas program Gerakan
Pramuka dalam kurun waktu 2004-2009, untuk dijadikan dasar
penyusunan rencana kerja dan sasaran kegiatan seluruh jajaran Gerakan
Pramuka.

C. DASAR

a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka


b. Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 141 Tahun
1999 tentang Sistem Perencanaan, Pemrograman dan Penganggaran
Gerakan Pramuka.
c. Panca Karsa Utama 1999-2004, Renstra Gerakan Pramuka.
d. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 2003

D. TATA URUT

Bab I : Pendahuluan
Bab II : Hakekat dan Misi Gerakan Pramuka
Bab III : Kondisi Gerakan Pramuka Saat Ini
Bab IV : Perkembangan Lingkungan Strategik
Bab V : Tantangan
Bab VI : Sasaran Strategik Gerakan Pramuka Masa Depan
Bab VII : Program Prioritas dan Sasaran
Bab VIII : Penutup
3

BAB II
HAKEKAT DAN MISI GERAKAN PRAMUKA

A. HAKEKAT KEPRAMUKAAN

1. Umum

Gerakan Pramuka yang diresmikan berdirinya pada tanggal 14


Agustus 1961 merupakan kesinambungan gerakan kepanduan nasional
Indonesia yang bertujuan menumbuhkan tunas bangsa menjadi
generasi yang dapat menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan
bangsa, bertanggungjawab serta mampu mengisi kemerdekaan
Indonesia.

Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan


yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah tanggungjawab anggota
dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan
keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu.
Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda,
yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa
membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan
kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya
dan Darma Pramuka.

2. Tujuan

Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia


guna mengembangkan mntal, moral, spiritual, emosional, social,
intelektual dan fisisknya sehingga menjadi :

1) Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur yang


beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental,
dan tinggi moral; tinggi kecerdasan dan mutu ketrampilannya; kuat
dan sehat jasmaninya.
2) Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan
patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi
anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat
membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama
bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki
kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik
lokal, nasional maupun internasional.

3. Prinsip Dasar

Prinsip Dasar Kepramukaan adalah :


a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
seisinya;
c. Peduli terhadap diri pribadinya;
d. Taat kepada Satya dan Darma Pramuka.
4

4. Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif dan progresif


melalui :
a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
b. belajar dengan melakukannya (berbuat);
c. sistem berkelompok;
d. kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani
peserta didik;
e. kegiatan di alam terbuka;
f. sistem tanda kecakapan;
g. sistem satuan terpisah untuk putra dan putri;
h. kiasan dasar.

B. KEPRAMUKAAN SEBAGAI SISTEM PENDIDIKAN

Definisi pendidikan dalam arti kata luas adalah proses sepanjang hayat
yang memungkinkan seseorang mengembangkan kapasitas dirinya sebagai
individu dan sebagai anggota masyarakat secara menyeluruh dan
berkesinambungan.

Pendidikan bertumpu pada empat sendi atau “soko guru”, yaitu :

1) belajar mengetahui (learning to know) ;


untuk memiliki pengetahuan umum yang cukup luas dan dapat bekerja
secara mendalam pada berbagai hal. Ini juga mencakup belajar untuk
mengetahui, agar dapat memanfaatkan peluang-peluang pendidikan
sepanjang hidup;

2) belajar berbuat (learning to do) ;


bukan hanya untuk memperoleh kecakapan/keterampilan kerja,
melainkan juga untuk memiliki keterampilan hidup yang luas, termasuk
hubungan antar pribadi dan hubungan antar kelompok;

3) belajar hidup bersama (learning to live together) ;


untuk menumbuhkan pemahaman orang lain, menghargai saling
ketergantungan, keterampilan dalam kerja kelompok dan membereskan
pertentangan-pertentangan, serta menghormati sedalam-dalamnya
nilai-nilai kemajemukan (pluralisme), saling pengertian, perdamaian dan
keadilan;

4) belajar menjadi seseorang (learning to be) ;


agar dapat lebih mengembangkan watak, serta dapat bertindak mandiri,
berpendapat dan bertanggungjawab pribadi yang makin besar.

Berbeda dengan pendidikan nonformal lainnya, Kepramukaan


mencakup keempat “soko guru” pendidikan yang telah disebut di atas,
yaitu: belajar mengetahui, belajar berbuat, belajar hidup bersama dan
belajar menjadi seseorang.
5

Kepramukaan memiliki sistem pendidikan terorganisasi dan lengkap dengan


lima komponen utamanya, yakni :

1) Tujuan pendidikan,
yaitu pengembangan potensi anak muda sebagai pribadi dan anggota
masyarakat yang mandiri, yang siap membantu sesama,
bertanggungjawab dan berkomitmen.

2) Peserta didik,
yaitu anggota muda putra-putri Indonesia berusia 7 hingga 25 tahun,
yang digolongkan menjadi Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang,
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

3) Yang mendidik,
disebut pembina (bukan guru, pelatih atau instruktur), lebih bertindak
sebagai kakak yang lebih dewasa yang membantu anak
mengembangkan diri, dengan menerapkan metode kepramukaan,

4) Metode pendidikan,
yaitu pendidikan diri yang progesif, tertuang dalam Metode
Kepramukaan, yang merupakan titik kuat dan kekhasan Gerakan
Pramuka,

5) Materi pendidikan atau kurikulum,


tertuang dalam Program Kegiatan Peserta Didik, berbentuk kegiatan
yang mengandung kaidah pendidikan. Kegiatan yang menarik dan
menyenangkan, sehat, berperaturan dan berguna, serta dilaksanakan di
alam terbuka.

Pendekatan pendidikan yang digunakan dalam kepramukaan adalah


pendekatan yang utuh dan menyeluruh (holistik). Namun demikian,
kepramukaan tetap merupakan pelengkap jalur-jalur pendidikan lainnya
dan memberi kontribusi kepada keseluruhan pendidikan anak muda.

C. CIRI-CIRI KEPRAMUKAAN

1. Sukarela

Kepramukaan adalah gerakan pendidikan yang bersifat sukarela,


tidak membedakan asal usul, suku, ras, golongan atau agama. Sifat
sukarela menggarisbawahi persyaratan bahwa para anggota bergabung
atas dasar kemauannya sendiri dan atas dasar penerimaannya secara
sukarela akan asas-asas Gerakan Pramuka. Hal ini berlaku untuk
anggota muda maupun anggota dewasa.

2. Non Politik

Kepramukaan bersifat non politik, dalam arti kata Gerakan


Pramuka tidak terlibat dalam perjuangan kekuasaan yang menjadi
wacana pokok dalam politik. Namun demikian tidak berarti bahwa
kepramukaan terpisah sama sekali dari realitas politik dalam suatu
negara, karena :
6

Gerakan Pramuka adalah gerakan yang bertujuan untuk


mengembangkan kewarganegaraan yang bertanggungjawab. Pendidikan
kemasyarakatan ini tidak akan berhasil tanpa kesadaran atas realitas
politik di Indonesia
Gerakan Pramuka adalah gerakan yang didasarkan pada beberapa
prinsip, keyakinan dan nilai-nilai yang fundamental seperti Satya dan
Darma Pramuka yang mempengaruhi pilihan politik dari para anggota.

3. Bebas

Kepramukaan akan sepenuhnya mencapai tujuan pendidikannya


apabila jatidirinya yang khas dapat selalu dijaga. Gerakan Pramuka
harus tetap bebas, dengan berdaulat atas kewenangan pengambilan
keputusan sendiri pada semua tingkat. Yang dimaksud bebas dalam
hal ini adalah setiap penawaran atau penerimaan bantuan, atau setiap
bentuk kemitraan dengan organisasi lain, hanya dapat dibenarkan
apabila menunjang dan menumbuhkan apa yang ingin dicapai oleh
gerakan Pramuka, yaitu tujuan pendidikannya.

Pada semua jajaran Gerakan Pramuka harus diwaspadai,


bahwa di dalam mengembangkan hubungan dengan pihak lain (para
sponsor, mitra kerjasama, organisasi yang sejenis, pemerintah dan
sebagainya) jati diri dan kebebasan Gerakan Pramuka tidak boleh
dikompromikan.

4. Sistem Nilai

Kepramukaan didasarkan pada suatu perangkat nilai, yaitu yang


dituangkan ke dalam kode etik Gerakan Pramuka, atau Kode
Kehormatan Pramuka yang disesuaikan dengan golongan usia dan
perkembangan rohani serta jasmani anggota muda, yaitu :

Dwisatya dan Dwidarma untuk Pramuka Siaga


Trisatya dan Dasadarma untuk Pramuka Penggalang
Trisatya dan Dasadarma untuk Pramuka Penegak dan Pandega
Trisatya dan Dasadarma untuk Anggota Dewasa.

5. Persaudaraan

Hubungan antar anggota dalam Gerakan Pramuka adalah seperti


layaknya hubungan antar anggota keluarga yang didasari atas cinta
kasih, keakraban, dengan diselimuti rasa kejujuran, keadilan,
kepantasan dan keberanian berkorban.

D. MISI KEPRAMUKAAN

Pada World Scout Conference yang bersidang di Durban, Afrika Selatan,


pada bulan Juli 1999, telah diterima secara bulat oleh seluruh organisasi
kepramukaan sedunia, rumusan Pernyataan Misi Kepramukaan. Pernyataan
ini, didasarkan pada Konstitusi (Anggaran Dasar) WOSM, dimaksudkan
untuk menegaskan kembali peran Kepramukaan sekarang ini.
7

Pernyataan Misi Kepramukaan adalah sebagai berikut :

Misi Kepramukaan adalah turut menyumbang pada pendidikan kaum


muda, melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan
Darma Pramuka, guna membantu membangun dunia yang lebih baik,
di mana orang-orangnya adalah pribadi yang dirinya telah
berkembang sepenuhnya dan memainkan peran konstruktif di dalam
masyarakat.

Hal ini dicapai dengan :

• menyertakan kaum muda dalam proses pendidikan nonformal, selama


tahun-tahun pembentukan kepribadiannya,
• menggunakan metode khusus yang membuat masing-masing pribadi
menjadi penggerak utama dalam pengembangan dirinya sendiri, untuk
menjadi orang yang mandiri, siap membantu sesamanya, bertanggung
jawab dan merasa terpanggil,
• membantu mereka dalam membentuk suatu sistem nilai yang didasarkan
pada asas-asas spiritual, sosial dan personal, sebagaimana dinyatakan
dalam Satya dan Darma Pramuka.

BAB III
KONDISI GERAKAN PRAMUKA SAAT INI

A. UMUM

Keadaan Gerakan Pramuka sekarang adalah hasil kumulatif pembinaan


Gerakan Pramuka selama ini.

Sasaran Strategik Tahun 2004, sebagaimana dicanangkan dalam


Renstra Gerakan Pramuka Tahun 1999-2004, belum sepenuhnya berhasil
dicapai. Rencana Kerja 1999-2004 telah mengidentifikasi tiga bidang utama
yang merupakan bidang kritis dalam meningkatkan kepramukaan di
Indonesia dan memerlukan penanganan terpadu, yaitu :

1. pemantapan Gudep-Gudep, terutama yang berpangkalan di sekolah,


2. pengadaan pembina-pembina pramuka dalam skala besar, serta
3. pemberdayaan Kwarcab.

Untuk tiga bidang tersebut, pelaksanaannya harus menyeluruh dan berkait :

a. mulai dari tingkat Kwarnas (perumusan kebijakan umum, pengarahan,


rencana dan sistem, serta perintisan dan pengusahaan fasilitas),
b. ke tingkat Kwarda (penentuan prioritas, alokasi sumberdaya, koordinasi
dan pengendalian manajerial, sesuai dengan kondisi daerahnya),
c. yang ditindaklanjuti pada tingkat Kwarcab dengan dibantu oleh
Kwarran (menyelenggarakan pengendalian operasional pelaksanaan
program-program itu).
8

Di beberapa daerah hal ini sudah mulai berjalan, namun pada


umumnya belum dapat dilaksanakan dengan lancar, karena Panca Karsa
Utama 1999-2004 sebagai rencana strategik, belum tersosialisasi dengan
baik dan belum dihayati sepenuhnya dalam jajaran Gerakan Pramuka,
sehingga belum berhasil mewujudkan suatu tindak (action plan) terpadu,
yang diterapkan oleh seluruh jajaran Gerakan Pramuka.

Walaupun demikian, dapat dikatakan bahwa kondisi Gerakan Pramuka


pada umumnya baik. Semua program kegiatan dan pertemuan tingkat
nasional dan daerah dapat terselenggara sesuai jadwal, seperti Jambore,
Raimuna, Perkemahan Wirakarya, Lomba Tingkat, Pertisaka dan
sebagainya. Demikian pula penyelenggaraan Rakernas dan Rakerda. Untuk
pertama kalinya telah pula diselenggarakan Lokakarya Pemberdayaan
Kwarcab, yang dihadiri seluruh 356 Kwarcab. Jumlah peserta Kwarcab
dalam Rakernas juga telah ditambah.

Acara-acara internasional baik pada tingkat regional Asia-Pasifik,


maupun tingkat dunia, seperti antara lain konferensi APR (Asia Pacific
Region), Jambore Dunia, konferensi WOSM (World Organization of the Scout
Movement), Forum Pemuda (Youth Forum), dapat dilaksanakan dengan
partisipasi penuh dan kinerja yang memuaskan.

Pramuka tidak pernah absen dalam kegiatan masyarakat dan sangat


diapresiasi masyarakat. Dalam membantu menolong dan mengurangi
penderitaan pada waktu terjadi kecelakaan atau musibah, individu-individu
maupun satuan pramuka telah pula aktif. Demikian pula dalam hal
membantu menanggulangi bencana alam dan kebakaran hutan.

Satuan-satuan Pramuka telah membuktikan selalu siap dan mampu


berbakti kepada masyarakat. Kepedulian Pramuka telah dikenal sebagai
tindakan konkret dan bermanfaat langsung bagi masyarakat yang dilayani.
Yang senantiasa perlu dijaga adalah agar kesediaan Pramuka yang murni,
penuh semangat sukarela dan gembira, tidak disalahgunakan untuk tujuan
atau kepentingan politik maupun bisnis golongan tertentu.

Dapat dikatakan, bahwa Pramuka Indonesia selama ini tidak berpangku


tangan, untuk selalu mengadakan kegiatan yang berguna bagi masyarakat.
Penerimaan masyarakat terhadap Gerakan Pramuka cukup baik dan
mendapat dukungan dari semua pihak, baik pemerintah maupun pihak
swasta dan masyarakat..

B. PENYELENGGARAAN KEGIATAN

1. Gudep

Pertumbuhan yang pesat dalam jumlah anggota, dipacu oleh


pembentukan Gudep-gudep berpangkalan sekolah secara serentak.
Perkembangan ini tidak terimbangi dengan tersedianya pembina
pramuka yang mahir dan kompeten, sehingga kegiatan.kepramukaan di
Gudep tidak dapat diselenggarakan dengan baik.
9

Akibatnya, proses pendidikan di Gugus depan tidak berjalan


sebagaimana mestinya dan tanpa disadari telah terjadi beberapa
penyimpangan yang perlu dibenahi, yaitu :

a. Kepramukaan yang tergolong pendidikan luar sekolah, menjadi


bagian pendidikan sekolah sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang
diatur oleh OSIS.
b. Tata hubungan yang sudah baku di pramuka, yaitu hubungan
Gudep dengan Mabigus, atau Gudep dengan Mugus, tercampur
rancu dengan tata hubungan sekolah-OSIS-BP3.
c. Pada umumnya Gugusdepan itu merupakan Gudep hanya untuk
siswa sekolah itu, tidak terbuka untuk anak luar, dan pada
umumnya merupakan Gudep yang tidak lengkap, sehingga tidak
mungkin menjadi “induk” atau satuan pangkal bagi anak pramuka
sepanjang ia bergiat pramuka dari awal sampai akhir.
d. Hubungan Gudep- Kwarran-Kwarcab tidak kalah pentingnya
dengan hubungan Gudep yang berpangkalan di sekolah dengan
Dinas Propinsi maupun Kabupaten/Kota.
e. Hubungan pramuka dengan Pembina, tetap seperti hubungan
murid dengan bapak/ibu guru.
f. Hubungan Pembina dengan Majelis Pembimbing Gudep adalah
hubungan karir guru dengan kepala sekolah.
Hal-hal tersebut telah diidentifikasi dalam Renstra 1999-2004, namun
penangannya secara sistematis masih belum tampak.

2. Program Kegiatan Pramuka (Youth Programme)

Program Kegiatan kaum muda (Youth Programme) adalah totalitas


apa yang dilakukan dalam kepramukaan, bagaimana melakukannya
(metode) dan mengapa dilakukan (tujuan pendidikan). Gerakan
Pramuka harus menyuguhkan kegiatan - kegiatan yang lebih menarik
dan benar-benar diminati kaum muda agar mereka dengan sukarela
tetap bergabung dalam Gerakan Pramuka.

Rencana pemutakhiran dan pengembangan Program Kegiatan


Peserta Didik ini belum dapat dilaksanakan sepenuhnya karena
keterbatasan tenaga, waktu dan dana.

3. Ketersediaan Pembina Pramuka Mahir

Dalam mengembangkan pribadi dan watak peserta didiknya,


Kepramukaan menerapkan metode yang disebut Metode Kepramukaan,
yaitu pendidikan - diri secara progresif, dengan mendasarkan pada
sistem nilai Satya dan Darma Pramuka. Esensi Metode Kepramukaan
adalah “mengeluarkan potensi dari dalam”, yang lebih mengakar dari
pada “memasukkan instruksi dari luar”. Kepramukaan lebih merupakan
pendidikan orang per orang, bukan secara kelas. Ujung tombak
penyelenggaraannya, adalah para pembina pramuka di Gugusdepan.
10

Perbandingan antara jumlah Pembina dengan peserta didik secara


idealnya adalah 1 : 8, atau maksimum 1 : 10. Kalau jumlah peserta
didik diasumsikan 10 juta anak, maka jumlah Pembina terlatih yang
diperlukan sedikitnya adalah 1 juta orang.

Jumlah Pembina Pramuka dan Pelatih Pembina, status September 2002


adalah sebagai berikut :
- Jumlah Pembina Pramuka : 564.826
- Jumlah Pelatih Pembina : 8.063

Dari jumlah Pembina Pramuka yang terdaftar dan telah mengikuti


KMD dan KML serta berstatus Pembina Pramuka Mahir hanya 10%
yang melaksanakan fungsi, peran, tugas dan tanggung jawabnya
membina Pramuka. Lagi pula, Pembina Pramuka generasi lama semakin
berkurang, sedangkan regenerasi Pembina Pramuka yang baru, belum
diselenggarakan pada skala yang lebih luas.

Oleh karena itu, yang sangat memprihatinkan adalah, bahwa dalam


kenyataan, penerapan Metode Kepramukaan cenderung kurang
diperhatikan, penerapannya masih jauh dari memuaskan. Sebagian
besar Pembina Pramuka dalam Gugusdepan yang berpangkalan di
sekolah, berasal dari guru yang ditugaskan menjadi Pembina.
Kemungkinan besar belum KMD dan belum mengenal Metode
Kepramukaan, yang sama sekali berbeda dari metode pendidikan oleh
guru. Dari jumlah Pelatih Pembina Pramuka yang terdaftar dan telah
mengikuti KPD dan KPL, hanya 5% yang melaksanakan fungsi melatih
dan mengembangkan Pembina Pramuka.

Di dalam hal ini Gerakan Pramuka dihadapkan pada masalah


penawaran dan permintaan (supply and demand) Pembina Pramuka
yang sangat besar kesenjangannya.

4. Satuan Karya Pramuka (SAKA)

Satuan Karya Pramuka adalah wadah untuk pengembangan minat,


pengetahuan, keterampilan dan pengalaman para Pramuka dalam
berbagai bidang kejuruan terpilih.

Dalam perkembangannya, pembinaan Saka menghadapi berbagai


hambatan, terutama dalam segi manajemen, seperti antara lain
hubungan/koordinasi kwartir dengan Pimpinan Saka terutama di
tingkat daerah dan cabang yang tampaknya kurang harmonis. Selain
itu, kegiatan Satuan Karya masih belum berjalan secara teratur.
Kegiatan Saka yang terlihat pada umumnya adalah hanya kegiatan
bakti kepada masyarakat. Kegiatan yang bertujuan meningkatkan
minat, bakat dan ketrampilan belum kelihatan diselenggarakan secara
teratur.
11

Sebagai langkah awal, konsep kesakaan perlu telah diupayakan


adanya peninjauan ulang dalam bentuk Lokakarya Saka ditinjau ulang
dan namun perlu lebih dikembangkan, sehingga mampu menampung
aspirasi yang berkembang, untuk kemudian diterapkan sesuai
ketentuan-ketentuan baru.

C. PENAMPILAN, PERILAKU DAN KINERJA PRAMUKA SEHARI-HARI

Hubungan Gerakan Pramuka dengan media masa telah terjalin dengan


baik. Kerjasama dengan media elektronik maupun cetak berjalan cukup
lancar, beberapa harian di daerah mempunyai rubrik pramuka yang dimuat
secara teratur. Namun demikian, pengetahuan dan apresiasi masyarakat
umum dan lembaga pemerintahan, mengenai apa sebenarnya Kepramukaan
masih kurang. Kehumasan tidak cukup hanya mengandalkan media massa
luar, yang lebih mengutamakan pemberitaan yang mendatangkan uang,
seperti berita sensasional, menghebohkan atau kontroversial.
Peningkatan citra pramuka yang paling efektif adalah penampilan
sehari-hari anggota pramuka sendiri, baik secara perorangan maupun
secara berkelompok. Penampilan yang rapi, disiplin, siap menolong dan
mandiri, yang merupakan manifestasi Satya dan Darma Pramuka, akan
jauh lebih besar dampaknya.

Penampilan berpakaian seragam Pramuka harus rapi dan tertib. Sikap


pun harus tegap, menampakkan jatidiri sebagai pramuka. Pakaian seragam
pramuka dikenakan pada waktu melakukan kegiatan atau acara
kepramukaan. Ketentuan-ketentuan ini sering dilupakan atau tidak
diperhatikan, sehingga pemakaian seragam menjadi sembarangan. Hal ini
kemungkinan karena di sebagian besar Gudep, seragam ini diperlakukan
sebagai seragam sekolah untuk hari tertentu dan tidak ada petunjuk dan
kontrol dari pembina.

Motto Gerakan Pramuka adalah: “Satyaku kudarmakan, darmaku


kubaktikan”, yang berarti komitmen untuk mengamalkan Satya dan Darma
Pramuka. Bagi pramuka siaga, secara sederhana hal ini dibekalkan sebagai
komitmen untuk “berbuat kebaikan setiap hari”, sedangkan untuk saudara-
saudaranya yang lebih tua, mereka harus senantiasa “ber-(siap) sedia”,
untuk menolong orang, untuk memimpin, untuk memainkan peran
konstruktif dalam masyarakat. Hal-hal ini harus menjadi perilaku sehari-
hari seorang pramuka, harus men-”darah-daging”. Adalah kewajiban para
pembina untuk mengingatkan hal ini kepada para peserta didiknya.

D. PENDATAAN KEANGGOTAAN DAN REGISTRASI GUDEP

Sistem pelaporan yang merupakan urat nadi sistem informasi, belum


berjalan sebagaimana mestinya, terutama karena Kwarcab belum berfungsi
dan berdaya penuh. Data mengenai Gudep yang berpangkalan sekolah
masih belum dapat dikendalikan oleh Kwarcab.
12

Berdasarkan data dari laporan yang masuk, anggota Gerakan Pramuka


status September 2002, berjumlah 16.754.539 orang, dengan perincian :

a. Pramuka Siaga putra-putri 7.893.063


b. Pramuka Penggalang putra-putri 6.862.100
c. Pramuka Penegak putra-putri 1.862.278
d. Pramuka Pandega putra-putri 137.098

Angka-angka ini tidak menggambarkan jumlah yang sebenarnya karena


laporan tidak lengkap dan tidak akurat. Beberapa daerah belum atau tidak
pernah dapat melaporkan jumlah pramuka yang sebenarnya. Beberapa
daerah melaporkan jumlah murid sekolah untuk melaporkan jumlah
pramuka siaga atau penggalangnya. Dengan demikian, angka 16 juta orang
itu, hanya dapat dibaca sebagai “potensi keanggotaan” anggota muda
Gerakan Pramuka.

Keputusan Ka Kwarnas No. 051 Tahun 2002 mengenai Sistem Registrasi


Gudep telah dikeluarkan dan implementasi sangat terkait dengan
pemberdayaan Kwarcab

E. KWARTIR CABANG

Pusat kegiatan Pramuka adalah di Gugusdepan dan Satuan Karya, dan


Kwartir yang langsung bertanggungjawab atas pembinaan Gudep dan Saka
adalah Kwartir Cabang. Selain itu dalam Keputusan Ka Kwarnas No. 048
Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kwartir Cabang, telah
ditegaskan pula bahwa di samping merupakan tumpuan kegiatan dan
pelatihan, serta penggerak perkembangan Gudep dan Saka, Kwarcab adalah
satuan administrasi pangkal terbawah.

Karena berbagai sebab, pada umumnya Kwartir Cabang belum dapat


menyelenggarakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Kendala yang
dihadapi selain dana, adalah besarnya jumlah Gugusdepan yang berada
dalam lingkup wewenangnya dan tidak tersedianya tenaga staf kwartir
prtofesional.

Pemberdayaan Kwartir Cabang sehingga dapat menyelenggarakan fungsi


sebagaimana mestinya, merupakan kondisi mutlak apabila penyelenggaraan
kepramukaan akan ditingkatkan mutunya. Penerapan Keputusan tentang
Organisasi Kwarcab yang baru belum dilaksanakan.

E. PRAMUKA-NET

Pemanfaatan Internet dengan dikembangkannya Pramuka-Net sejak


tahun 1997, merupakan langkah penting dan berdampak besar dalam
meningkatkan pelayanan penerangan ke luar maupun ke dalam. Tetapi
tahun-tahun belakangan ini tercatat kegiatan di Pramuka Net menurun.
13

Sistem informasi timbal balik yang menyalurkan kebijakan, ketentuan


dan rencana-rencana serta pelaporan-pelaporan, ternyata masih belum
berfungsi dengan baik. Sebab utama kiranya tidak semata-mata pada
kekurangan teknis, melainkan mungkin lebih pada mental dan disiplin.

F. SUMBER DAYA KEUANGAN

Sesuai dengan Anggaran Dasar, pendapatan Gerakan Pramuka


diperoleh dari iuran anggota, bantuan pemerintah, sumbangan masyarakat,
usaha dana, unit usaha yang dimiliki, dan sumber lain yang tidak
bertentangan.

Sejak tahun 2000, bantuan Presiden untuk Gerakan Pramuka tidak ada
lagi, sedangkan dana abadi yang didepositokan mengalami turunya
penurunan suku bunga dengan drastis, yang kini dikenai potongan pajak.

Kwartir daerah tidak lagi dapat hanya dapat bersandar dari bantuan
pusat, melainkan harus dapat mengusahakan sendiri pada tingkat masing-
masing. Seluruh jajaran Gerakan Pramuka perlu mengembangkan
sumberdaya keuangannya masing-masing. Dengan naiknya pendapatan
daerah sebagai akibat Undang-undang Otonomi Daerah, hal ini dapat
diusahakan dengan lebih mengaktifkan Majelis Pembimbing masing-masing.

G. MAJELIS PEMBIMBING

Dalam Pokok-pokok Pengorganisasi Gerakan Pramuka telah disebutkan


betapa pentingnya fungsi dan peran Majelis Pembimbing (Mabi).
Kemampuan Gudep atau Kwartir untuk berkembang dan meningkatkan
mutu Kepramukaan, sangat tergantung dari peran Mabi di tingkatnya.
Bahkan kelangsungan hidupnya pun sangat ditentukan oleh bimbingan dan
bantuan Mabi.

Di beberapa daerah, kegiatan kepramukaan terhambat dan kurang


maju karena Mabinya kurang berfungsi. Kemungkinan besar hal ini
disebabkan oleh karena :

# anggota Mabi tidak memiliki akses yang positif ke pemerintahan dan


masyarakat,
# para anggota Mabi tidak memiliki pengetahuan dan apresiasi mengenai
kepramukaan.

Hal ini dapat diatasi dengan pemilihan ketua dan anggota Mabi yang
selektif, serta pemberian informasi mengenai fungsi dan tugasnya, dan
orientasi mengenai seluk beluk organisasi dan kegiatan Kepramukaan.

H. BUKU PRAMUKA

Buku-buku kepramukaan yang berupa buku petunjuk, buku panduan


dan sebagainya merupakan sarana yang mutlak diperlukan dan sangat
efektif dalam pengembangan diri. Buku-buku kepramukaan yang telah
diterbitkan oleh Kwarnas sejak kira-kira 20 tahun yang lalu, perlu
dimutakhirkan dan dikembangkan.
14

Kebutuhan ini sangat dirasakan oleh daerah, baik para Pembina di


lapangan maupun peserta didiknya, dan di beberapa daerah secara spontan
dan sesuai dengan kemampuannya, telah diterbitkan berbagai tulisan/buku
untuk mengisi kekurangan ini. Pakar-pakar penulis yang berpengalaman
praktis, terutama para mantan pembina/pelatih Pramuka, banyak tersedia
dan tersebar di daerah. Penerbitan buku kepramukaan ini harus segera
ditangani, yaitu dengan mengorganisasikan dan memadukan upaya
penulisan dan penerbitan, baik di daerah maupun di tingkat pusat.

Penyebarluasan buku-buku itu hendaknya menggunakan jaringan


kedai, karena buku kepramukaan adalah komoditi utama kedai di samping
pakaian seragam dan atributnya.

BAB IV
PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIK

A. UMUM

Proses globalisasi dalam teknologi, pasar dan perdagangan, perjalanan


dan migrasi terus berkembang dengan cepat. Dampak yang diakibatkan oleh
kekuatan dan kebijakan global sangat mempengaruhi keadaan dan
pengambilan keputusan pada tingkat nasional dan lokal.

Perusakan lingkungan telah mengakibatkan berbagai bencana dan


krisis ekologi, seperti banjir, tanah longsor, pencemaran udara dan air,
kekeringan dan kelangkaan air. Selain itu terjadi perubahan-perubahan
dalam fenomena alam yang juga mengakibatkan bencana seperti tsunami,
angin ribut, aktivitas gunung berapi, bertambah panasnya bumi, naiknya air
laut, gelombang panas, gelombang dingin, air bah dan kekeringan.

B. TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat,


berpengaruh terhadap kehidupan kita. Komunikasi antar perorangan atau
instansi, serta akses ke sumber-sumber data dan informasi, terbuka lebar
menjangkau seluruh dunia tanpa batas. Hal ini benar-benar merupakan
kemajuan teknologi yang luar biasa yang membuka peluang-peluang positif
hampir tak terhingga. Namun demikian, di lain fihak hal ini juga merupakan
“ancaman” yang sangat besar, karena dapat berdampak negatif pada anak
muda.

C. EKSES ERA REFORMASI

Krisis multi-aspek yang melanda Indonesia, serta ekses-ekses negatif


proses reformasi yang “kebablasan”, telah membawa tingkah laku sosial
yang akan membawa dampak negatif pada generasi muda. Tingkah laku
para politisi, penyediaan lapangan kerja dan pertumbuhan angkatan kerja
yang tidak seimbang. Hal ini dibarengi dengan peningkatan kriminalitas,
kekerasan dan anarki, bahkan sampai ke terorisme, yang akan membawa
dampak kepada perkembangan watak anak muda.
15
Dengan kondisi seperti tersebut di atas, maka pengaruh “pendidikan
informal” kepada generasi muda sangat besar.
D. OTONOMI DAERAH
Undang-undang mengenai otonomi daerah antara lain telah
menetapkan pembagian hasil pendapatan daerah yang lebih adil, sehingga
pada umumnya kemampuan dukungan daerah untuk kepramukaan juga
menjadi lebih besar.
Namun yang perlu diwaspadai adalah adanya kemungkinan timbulnya
euforia kedaerahan yang berlebihan. Sehingga dapat mengancam persatuan
dan kesatuan bangsa.
E. GAYA HIDUP
Pola hidup konsumtif dan mewah berlebihan, yang cenderung makin
diperlihatkan akan cepat diikuti oleh anak muda yang sedang mencari nilai-
nilai dalam proses pembentukan pribadinya. Informasi beraneka ragam
seperti pornografi, gaya hidup kaum muda yang jauh dari kewajaran, mudah
meluas dan sukar dihindari. Angka penderita HIV/AIDS dari tahun ke tahun
cenderung meningkat jumlahnya. Demikian pula pemakaian narkoba
semakin meluas. Mungkin ini semua merupakan gejala menghindar (escape)
dari kenyataan, karena sindrom masyarakat yang mengemuka dewasa ini
adalah konflik dan kekerasan, kasih sayang dan tolong-menolong makin
susah ditemukan.
Hal-hal yang dikemukakan ini, bukan lagi merupakan kendala dan
ancaman saja, melainkan sudah merupakan permasalahan nyata yang
sudah serius proporsinya. Keadaan ini adalah masalah dan tantangan yang
besar dan berat bagi dunia pendidikan.
F. SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan jalur nonformal
yang melengkapi pendidikan jalur formal maupun informal. Melihat asas-
asasnya, tujuan, prinsip dan metode yang telah mantap dan baku,
Kepramukaan mampu menjadi salah satu kekuatan perubahan sosial
nasional. Karena itu peranan Gerakan Pramuka perlu diakui dan dinyatakan
dalam kebijakan nasional.
Dalam Undang-undang Sisdiknas yang baru, Gerakan Pramuka hanya
disinggung dalam penjelasannya sebagai suatu organisasi kepemudaan.
G. KEPRAMUKAAN DUNIA DAN RENCANA 2007
Tahun 2007 : 100 Tahun Kepramukaan Dunia

Pada tahun 2007 Kepramukaan Dunia akan berusia 100 tahun. Dalam
rangka itu, Komite Pramuka Dunia (WSC) telah membentuk 2007 World
Scout Task Force, yang dipimpin oleh Ketua WSC sendiri. Tema yang dipilih
: “ 2007 : One World, One Promise”
16

Untuk ini WSC telah menetapkan sasaran :

1. Merayakan 100 tahun KepramukaanMendemonstrasikan kebersatuan


Kepramukaan Dunia
2. Mendemonstrasikan kebersatuan Kepramukaan Dunia
3. Meningkatkan dan mempromosikan mutu Kepramukaan
4. Mempromosikan perdamaian
5. Mendemonstrasikan nilai yang unik Kepramukaan
6. Memberikan pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat
7. Mendemonstrasikan komitmen kepada alam dan lingkungan hidup
8. Menunjukkan kepedulian kepada semua masyarakat.

“Hadiah untuk Perdamaian (Gift for Peace)”

Pada tahun 2007 diharapkan agar setiap NSO dapat memberikan suatu
“Hadiah untuk Perdamaian” (Gift for Peace), yaitu proyek yang harus mulai
dikerjakan NSO sejak tahun 2005. “Gift for Peace” ini bisa bermacam-
macam bentuknya, berupa proyek Pramuka yang menanggapi kebutuhan
anak muda yang penting, yang dikerjakan dengan pendekatan Metode
Kepramukaan. Untuk itu, maka pada Konferensi Dunia 2005 di Tunisia,
masing-masing NSO diharapkan melaporkan rencana proyeknya masing-
masing.

“Scouts of the World”

Dalam menanggapi globalisasi, konflik bersenjata yang makin banyak


dan krisis ekologi yang terjadi dunia, perlu mengintensifkan program-
program Pramuka. Untuk itu World Programme Committee menyarankan
untuk meluncurkan proyek sedunia yang dinamakan ”Scouts of the World”.
Proyek ini menyarankan agar dalam Program Pramuka dimasukkan
sejumlah kegiatan yang memberikan titik berat khusus pada :

- pendidikan pembangunan (mencakup solidaritas internasional,


interdependensi, kesehatan),
- pendidikan perdamaian (hak asasi, keadilan sosial, demokrasi,
persamaan hak, komunikasi inter-budaya, toleransi, manajemen
konflik, pemecahan problem),
- dan pendidikan lingkungan hidup (menemukan dan menghormati
lingkungan alam, memahami interdependensi, mengetahui konsekwensi
/akibat dari pilihan-pilihan perorangan atau politik).
17

BAB V
TANTANGAN

Penafsiran keadaan strategik mengungkapkan adanya lima tantangan yang


harus ditanggapi, ya’ni :

1. Pembekalan nilai kepada anggota muda

Perkembangan lingkungan menunjukkan kecenderungan semakin


meningkatnya ancaman yang berdampak negatif pada generasi muda
Indonesia. Pembekalan nilai-nilai kehidupan, akhlak, watak dan disiplin
yang dapat merupakan perlindungan dan ketahanan dirinya, perlu lebih
diperhatikan dan ditingkatkan.

2. Memenuhi kebutuhan Pembina-Pembina Mahir

Menghadapi permasalahan berat dalam perkembangan lingkungan strategik


yang akan datang, tampaklah betapa pentingnya peran dan tugas pembina-
pembina pramuka. Semakin tinggi urgensinya: Penyediaan pembina
pramuka yang berkualifikasi tepat, berkomitmen kuat akan tugasnya, dan
berkemauan untuk mengembangkan kecakapan, ketrampilan serta sikap
yang dituntut oleh fungsinya.

3. Organisasi Gerakan Pramuka yang lebih baik

Pengembangan kelembagaan, struktur organisasi dan sistem-sistem yang


lebih efektif, ramping dan sederhana, yang dapat disesuaikan dengan
kondisi daerah yang masing-masing sangat bervariasi dalam hal bentuk
geografis wilayah, prasarana dan sarana, serta penyebaran dan kepadatan
penduduknya.

4. Kemandirian Dana

Mengupayakan kemandirian dalam hal pendanaan guna mendukung


program dan kegiatan Gerakan Pramuka.

5. Pramuka sebagai Perekat Bangsa

Adalah aspirasi dan harapan bangsa, bahwa dalam keadaan krisis yang
dihadapi bangsa Indonesia, Pramuka Indonesia dapat menjadi perekat
bangsa yang dapat turut menyelamatkan bangsa dari perpecahan dan
disintegrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
18
BAB VI
SASARAN STRATEGIK GERAKAN PRAMUKA
A. GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2009
Berdasarkan kesimpulan analisis, dapatlah dikembangkan gambaran
mengenai Gerakan Pramuka dan Kepramukaan di Indonesia pada akhir lima
tahun mendatang, sebagai sasaran strategik yang dituju, yang menjadi
sasaran bersama dan yang menetapkan agenda untuk kurun waktu yang
akan datang bagi seluruh jajaran Gerakan Pramuka.
B. POSTUR GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2009
a. Umum
Gerakan Pramuka yang membuktikan benar-benar dapat
menyelenggarakan Misi Kepramukaan dan diakui sebagai gerakan
pendidikan nonformal utama, yang bersifat sukarela, nonpolitik,
terbuka, dan menjangkau seluruh pelosok Nusantara, yang mampu
menjadi salah satu kekuatan perubahan sosial dan memelihara
kesatuan bangsa.
b. Khusus
Apabila semua kekurangan dan kelemahan yang diidentifikasi,
berhasil diatasi, maka :
• Anggota Pramuka Indonesia tampil dan berperilaku di masyarakat,
sesuai jatidiri seorang pandu ibu pertiwi,
• Gudep semakin mantap, melaksanakan kegiatan sesuai Program
Kegiatan Peserta Didik, dengan tuntunan pembina-pembina pramuka
yang mahir.
• Saka semakin mantap, melaksanakan kegiatan peningkatan
ketrampilan dan bakti, dalam mempersiapkan diri untuk peran
konstruktif dalam masyarakat.
• Anggota muda Pramuka memiliki ketahanan menghadapi ancaman
yang menghadangnya, berkat pembekalan iman dan takwa, nilai-nilai
kehidupan, akhlak, watak dan disiplin.
• Kwarcab telah mapan dan berdaya menjalankan fungsinya sebagai
ujung tombak pembinaan Kepramukaan dan sebagai kwartir
administrasi pangkal.
• Organisasi ramping dan fleksibel, yang tanggap dan efektif dalam
kondisi geografi, demografi, budaya, sarana dan prasarana daerah
yang sangat beragam.
• Sumberdaya keuangan lebih mandiri, yang mampu mendukung
kegiatan-kegiatannya.
• Program-program aksi Pramuka berskala nasional, yang merintis,
memberi tauladan dan menyertakan rakyat dalam hidup berwawasan
kebangsaan, persatuan, perdamaian, pembangunan dan lingkungan
hidup.
• Gerakan Pramuka sebagai bagian dari gerakan global, memberikan
kontribusi nyata dalam membangun suatu dunia yang lebih baik.
19

BAB VII
PROGRAM PRIORITAS DAN SASARAN

A. UMUM

Telah diidentifikasi tantangan yang harus ditanggapi Kepramukaan di


Indonesia. Demikian pula, penjabaran Sasaran Strategik Tahun 2009 telah
menggambarkan bagaimana seyogyanya sosok Gerakan Pramuka di masa
depan dan menunjukkan arah yang harus dituju.

Dengan demikian dapatlah ditetapkan prioritas-prioritas guna mencapai


sasaran strategik itu berikut sasaran-sasarannya, yang menetapkan agenda
masa depan Gerakan Pramuka, serta merupakan sektor-sektor kunci yang
harus ditangani oleh seluruh jajaran.

Prioritas-prioritas ini disebut “Program Prioritas” Renstra dan diuraikan


ke dalam subprogram yang disebut “Sasaran” . Program Prioritas dan
Sasaran-Sasarannya adalah sama untuk seluruh Gerakan Pramuka. Dalam
Rencana Kerja (Renja) masing-masing Kwartir, Sasaran-Sasaran ini
dijabarkan ke dalam Rencana-Rencana Kegiatan (Rengiat/action plan) yang
berbeda-beda bagi Kwartir masing-masing.

B. PROGRAM PRIORITAS

1. PROGRAM PRIORITAS 1 : PEMBINAAN ANGGOTA MUDA

Program ini berfokus ke penyelenggaraan Kepramukaan di Gudep,


penerapan dan pengembangan Program Kegiatan Pramuka yang
memberikan perhatian lebih dan tekanan secara khusus pada :

- pendidikan watak, nilai dan disiplin,


- pendidikan kebangsaan dan persatuan bangsa,
- pendidikan perdamaian,
- pendidikan lingkungan,
- pendidikan pembangunan.

Dengan tetap menggunakan pendekatan Metode Kepramukaan,


kegiatan disesuaikan dengan kondisi sosial, budaya dan ekonomi
daerah.

a. Sasaran

1) Pemutakhiran Program Kegiatan (Youth Programme)

Pemutakhiran Program Kegiatan kaum muda (Youth Programme)


yang telah dimulai sebelumnya, hendaknya dituntaskan dengan
memberikan perhatian lebih pada pembekalan nilai-nilai,
kebangsaan, perdamaian dan lingkungan, serta peningkatan
penguasaan basic scouting (kegiatan di alam bebas), dalam
kegiatan yang lebih menarik dan menantang sesuai dengan
aspirasi anak muda sekarang.
20

2) Gudep yang mantap,

Bertolak dari penerapan Sistem Registrasi Ulang Gudep yang


implisit mengevaluasi kelayakannya,. Gudep dimantapkan
dengan memapankan dan mengaktifkan para pembinanya serta
memfungsikan mabigusnya sesuai ketentuan dalam Petunjuk
Penyelenggaraan Gudep.

3) Kegiatan Saka yang lebih teratur dan terarah,

Penegasan kembali asas-asas eksistensi dan pembinaannya,


penyelenggaraan kegiatan yang lebih terarah dan seimbang
antara pengembangan minat, ketrampilan dan bakti masyarakat,
dengan dukungan sumber daya.

4) Kegiatan Temu Giat,

Penyelenggaraan pertemuan kegiatan seperti Jambore, PW,


Raimuna, dengan tema-tema yang lebih diarahkan kepada
pendidikan nilai, kebangsaan, perdamaian, lingkungan, dsb dan
dengan jadwal waktu yang diperhitungkan secara cermat

5) Kegiatan Kepramukaan berskala nasional

Program kegiatan kepramukaan berskala nasional dirintis,


untuk memberi tauladan dan menyertakan rakyat dalam hidup
berwawasan kebangsaan, persatuan, perdamaian, pembangunan
dan lingkungan hidup.

6) Buku Kepramukaan

Buku-buku kegiatan & permainan, dan buku-buku teknik &


ketrampilan pramuka.

7) Kewirausahaan

Adanya upaya peningkatan pendidikan dan latihan ketrampilan


dalam rangka pembinaan kewirausahaan, agar mampu hidup
mandiri di tengah masyarakat.

2. PROGRAM PRIORITAS 2 : ANGGOTA DEWASA

Program ini berfokus pada peningkatan kualitas Anggota Dewasa,


terutama Pembina Pramuka dan Pelatih Pembina. Para anggota dewasa
dibekali kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebaik mungkin.
Selain itu, mereka yang tersebar langsung di lapangan, adalah “agents
of change” dan “agents of development”.Merekalah “roda gendeng”
utama yang menggugah dan menggerakkan semangat, komitmen dan
motivasi untuk mencapai Sasaran Strategik Gerakan Pramuka.
21

a. Sasaran

1) Penerapan Kebijakan Anggota Dewasa (Adult in Scouting)

Pengkajian dan adaptasi Kebijakan Anggota Dewasa untuk


penerapannya di Gerakan Pramuka, terutama mengenai :

a) konsep tenaga eksekutif profesional (professional scouters)


b) konsep kesukarelaan anggota dewasa

2) Pelatihan Pembina Pramuka, Pelatih dan Pamong Saka, pada


skala besar

Penyusunan rencana induk pengadaan pembina pelatih dan


pelaksanaannya. yang selain menyertakan seluruh potensi
diklat, juga mencakup pengembangan modul-modul diklat
untuk pembelajaran senidiri, yang dapat mempersingkat waktu
pelatihan di Lemdika-lemdika dan menggandakan calon
pembina pramuka.

3) Penataran/orientasi Anggota Mabi dan Staf profesional, pada


skala besar

Penyelenggaraan penataran, penyampaian informasi dan


penyediaan petunjuk tentang partisipasi dan peran Mabi,
Andalan, Pinsaka dan Staf Kwartir

4) Penyelenggaraan fora diskusi,

Forum informasi perkembangan kepramukaan, berbagi


pengalaman, pemecahan persoalan seperti Karang Pamitran,
Gelang Ajar dan lain sebagainya. Kegiatan/pertemuan
diupayakan secara berjenjang pada tingkat kwartir

5) Buku Kepramukaan untuk Anggota Dewasa

Meningkatkan ketersediaan buku pedoman/panduan untuk


anggota dewasa. Penyebaran buku melalui kedai, sedangkan
materi dapat disebarluaskan melalui penyajian dalam berbagai
bentuk media (leaflet, CD, tampilan Website, e-mail dsb).

3. PROGRAM PRIORITAS 3: KEHUMASAN DAN KOMUNIKASI

Program ini berfokus ke peningkatan citra Kepramukaan Indonesia dan


pengakuan perannya sebagai salah satu sistem pendidikan nonformal yang
memberikan kontribusinya dalam melengkapi pendidikan anak muda
Indonesia, dengan mempersiapkan mereka menjadi pribadi dewasa yang
telah berkembang diri sepenuhnya dan memainkan peran konstruktif di
dalam masyarakat.
22
a. Sasaran

1) Penampilan, tingkah laku dan kinerja Pramuka sehari-hari


Penertiban pemakaian seragam berikut atributnya, sikap dan
tingkah laku pramuka, pemapanan budaya “setiap hari berbuat
kebaikan” serta kesiapsediaan Pramuka untuk menolong.

2) Aksi Pramuka Peduli,


Peningkatan kegiatan Bakti Pramuka, baik pada tingkat lokal
maupun pada skala nasional (berkait dengan Sasaran-5 Program-1)

3) Koordinasi dengan Pihak Terkait


Peningkatan penyampaian informasi dan dialog dengan tokoh-tokoh
legislatif, eksekutif dan stake holders lainnya.

4) Komunikasi Internal dan Eksternal


Pemantapan komunikasi dan informasi internal maupun eksternal
yang mampu memenuhi kebutuhan dan aspirasi jajaran dan
anggota Gerakan Pramuka, antara lain melalui:
Optimalisasi jalur komunikasi informasi yang ada (internet,
faksimili, telepon).

a) Pengelolaan website Kwartir secara lebih profesional


b) Penyusunan petunjuk dan pelatihan teknologi informasi dan
komunikasi yang mampu dilaksanakan di jajaran kwartir.

5) Representasi di Forum Internasional.


Peningkatan penyampaian informasi mengenai Gerakan Pramuka
kepada WOSM, baik kantor di Geneva maupun APRO di Manila,
serta penyiapan proyek internasional “Gift for Peace”, yang sudah
harus dilaporkan pada Konferensi Dunia 2005 di Tunisia serta
pelaksanaan proyek tersebut untuk tahun 2007.

4. PROGRAM PRIORITAS 4 : ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN

Program ini berfokus ke kelembagaan, organisasi, sistem dan manajemen,


yang dibenahi berdasarkan pedoman memulihkan kembali ke asas-asas
(back to basics), tetapi modern sesuai tuntutan zaman, yaitu ramping,
fleksibel dan lebih peka akan kebutuhan masyarakat, serta mampu
menanggapinya secara cepat dan efektif.

a. Sasaran

1) Penyempurnaan Organisasi Kwartir dan Gugus depan


Pengembangan struktur organisasi dan sistem-sistem yang lebih
efektif, ramping dan sederhana, yang dapat disesuaikan dengan
kondisi daerah yang masing-masing.
Menuntaskan rencana pemberdayaan Kwarcab, sebagai kwartir,
penting dalam penertiban gugus depan di setiap pangkalan, yang
sangat menentukan baik tidaknya penyelenggaraan kepramukaan.
23

2) Kelembagaan di Gerakan Pramuka


Pembenahan kelembagaan dan perangkat organisasi dalam
Gerakan Pramuka termasuk koordinasi antar kelembagaan.

3) Sistem dan Manajemen


Peningkatan manajemen Kwartir/satuan agar mampu melakukan
pengelolaan sesuai perkembangan teknologi, antara lain melalui :

a) Pemapanan sistem data dan laporan yang andal


b) Pemutahkiran data (bank data) dari gudep sampai Kwarnas
dengan akurasi data yang dapat dipertanggungjawabkan.

4) Perlindungan Hak Milik Intelektual


Memastikan perlindungan atas hak cipta dan hak merek milik
Gerakan Pramuka

5) Manajemen Resiko
Perlunya pengembangan dan sosialisasi manajemen resiko di
gerakan Pramuka

5. PROGRAM PRIORITAS 5 : SUMBERDAYA KEUANGAN

Program ini berfokus ke upaya mencapai kemandirian yang lebih besar


dalam pendanaan untuk mendukung kegiatan Gerakan Pramuka.

a. Sasaran

1) Program Pengembangan Sumberdaya Keuangan


Dalam rangka mengupayakan peningkatan kemandirian dalam
pendanaan, perlu dikaji dan disusun rencana pengembangan
sumberdaya keuangan masing-masing kwartir.

2) Iuran Anggota Dan Satuan


Penegasan kembali dan penerapan sistem iuran anggota secara
menyeluruh dan penentuan iuran satuan dalam rangka penerapan
Sistem Registrasi Gudep.

3) Asuransi
Penyusunan dan pengembangan sistem asuransi yang tepat bagi
anggota Gerakan Pramuka dengan melibatkan perusahaan asuransi
yang telah memiliki cabang di seluruh Indonesia.

4) Pemberdayaan Aset
Pendayagunaan asset yang dimiliki dengan pengelolaan secara
profesional, agar lebih efektif dan dapat meningkatkan penghasilan
Kwartir, seperti Kedai, Buper dan sebagainya.
24

5) Usaha dana
Penyelenggaraan kegiatan usaha dana, dalam rangka pengumpulan
sumbangan untuk mendukung kegiatan operasional pramuka
terutama kegiatan bakti kemanusiaan dan kegiatan skala nasional,
meliputi :

a) Kegiatan usaha dana kemanusiaan


b) Kegiatan usaha dana penanggulangan musibah dan bencana
c) Kegiatan usaha dana dalam rangka mendukung kegiatan besar
(Jamnas, Raimuna, PW)

BAB VIII
PENUTUP

Rencana Strategik Gerakan Pramuka 2004-2009 ini adalah acuan pokok


yang menetapkan arah bagi semua penetapan sasaran dan kegiatan dalam
Rencana Kerja (RENJA) dan Program Kerja (PROGJA) untuk masa bakti 2004 -
2009 bagi seluruh jajaran Gerakan Pramuka.

Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh upaya pusat dan daerah yang
terpadu dalam menanggapi tantangan, meningkatkan penyelenggaraan
kepramukaan, mengatasi kekurangan, kelemahan dan mendayagunakan
peluang untuk mencapai sasaran strategik Gerakan Pramuka tahun 2009.

Renstra harus dimasyarakatkan secara luas ke semua jajaran kwartir dan


satuan Pramuka. Para eksekutif baik andalan maupun profesional di Gerakan
Pramuka, harus mengetahui, memahami dan menghayatinya, serta memiliki
komitmen untuk menyukseskannya.

Ditetapkan di Pontianak
Pada tanggal 18 Desember 2003.
Presidium Munas Gerakan Pramuka 2003,

Sundoro Syamsuri
Ketua

Dr. H. Noer Bahry Noer, MSc. Amos Asmuruf


Anggota Anggota

Drs. H. Didi Edia Kartadinata Riyadi Santoso, SPd.


Anggota Anggota
KEPUTUSAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 045 TAHUN 2003
TENTANG
POKOK-POKOK PENGORGANISASIAN GERAKAN PRAMUKA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Menimbang : 1. Bahwa untuk keseragaman dan keselarasan dalam pembinaan


dan pengembangan Gerakan Pramuka, perlu adanya suatu
pedoman dalam mengatur pengorganisasian kelembagaan dan
unsur-unsur organisasi dalam jajaran Gerakan Pramuka.
2. Bahwa berkenaan dengan itu perlu diterbitkan Keputusan
mengenai Pokok-Pokok Pengorganisasian Gerakan Pramuka
Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesai No. 238 Tahun 1961
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Pokok-Pokok Pengorganisasian Gerakan Pramuka,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Kedua : Mencabut Keputusan Ka Kwarnas No. 050 Tahun 1987
tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-Pokok
Organisasi Gerakan Pramuka, tertanggal 30 April 1987.
Apabila terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.
Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 30 April 2003
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

H.A. Rivai Harahap


LAMPIRAN KEPUTUSAN

KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA


NOMOR: 045 TAHUN 2003

TENTANG

POKOK-POKOK PENGORGANISASIAN GERAKAN PRAMUKA

BAB I
PENDAHULUAN

Umum

Untuk mencapai misinya dalam lingkungan strategik yang dinamis dan penuh
tantangan, Gerakan Pramuka harus mampu berpikir dan bertindak secara
strategik. Untuk itu diperlukan organisasi yang tanggap, fleksibel, ramping dan
inovatif.

Pada saat ini, Gerakan Pramuka masih bekerja dengan struktur organisasi yang
lama, yang lamban dan berat, yang diwarisi sejak zaman Belanda di awal abad
ke20, yang kemudian dikembangkan secara tambal-sulam sesuai apa yang
dirasakan perlu pada waktu terjadi perubahan. Kelembagaannya bertambah dan
struktur organisasinya memiliki banyak tingkat yang cenderung membuat proses
pengambilan keputusan menjadi ruwet dan lamban, sedangkan komunikasi
internal kurang lancar.

Keputusan Kwarnas No. 050 Tahun 1987 tentang Petunjuk Penyelenggaraan


Pokok-Pokok Organisasi Gerakan Pramuka, tertanggal 30 April 1987, yang
sampai sekarang belum dicabut, sudah tidak diacu lagi karena sudah tidak
selaras dengan tuntutan zaman. Tetapi dengan tidak adanya dasar konseptual
untuk pengorganisasian, maka terbuka kemungkinan terjadinya penyimpangan
yang tidak diharapkan. Kita perlu meninjau kembali struktur, sistem dan
manajemen, dan memantapkan kembali tujuan dan prinsip-prinsip
kepramukaan dalam pengorganisasiannya, untuk memberikan kepekaan
terhadap kebutuhan masyarakat yang berubah dan kemampuan untuk
mengidentifikasi dan menanggapinya secara cepat dan efektif.

Maksud dan Tujuan

Petunjuk ini dimaksudkan untuk dapat digunakan sebagai pedoman dalam


mengatur organisasi, tugas dan tatakerja kwartir dan unit organisasi Gerakan
Pramuka lainnya, dengan tujuan agar terjamin keseragaman dan keselarasan
dalam pembinaan dan pengembangan Gerakan Pramuka.

Dasar

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka


2

Tata Urut

Bab I Pendahuluan
Bab II Dasar-dasar Kepramukaan
Bab III Ketentuan Pokok
Bab IV Gugusdepan dan satuan Karya
Bab V Kwartir Gerakan Pramuka
Bab VI Lembaga Pendidikan
Bab VII Majelis Pembimbing
Bab VIII Musyawarah
Bab IX Lain-lain
Bab X Penutup

BAB II
DASAR-DASAR KEPRAMUKAAN

Definisi

Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan sukarela yang bersifat


nonpolitik, untuk kaum muda, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-
usul, ras, suku dan agama, sesuai dengan tujuan, asas-asas dan metode
tersebut di bawah ini.

Gerakan berarti suatu rangkaian kegiatan yang terorganisasi menuju suatu


sasaran. Jadi, suatu gerakan mengandung makna, baik sasaran yang hendak
dicapai maupun jenis organisasi untuk mencapainya.

Sifat sukarela kepramukaan menggarisbawahi persyaratan bahwa para anggota


bergabung atas dasar kemauannya sendiri dan atas dasar penerimaannya secara
sukarela akan asas-asas Gerakan. Hal ini berlaku baik untuk anggota muda
maupun anggota dewasa.

Kepramukaan bersifat nonpolitik, dalam arti kata kepramukaan tidak terlibat


dalam perjuangan kekuasaan yang menjadi wacana pokok dalam politik dan
biasanya terpantul dalam sistem partai-partai politik. Sifat non-politik praktis ini
adalah persyaratan dalam Anggaran Dasar dan merupakan karakteristik dasar
dari Gerakan Pramuka maupun World Organization of the Scout Movement
(WOSM). Namun demikian, ini tidak berarti bahwa kepramukaan sama sekali
terpisah dari realitas politik dalam negara. Pertama, Gerakan Pramuka adalah
gerakan yang bertujuan untuk mengembangkan kewarganegaraan yang
bertanggungjawab; dan pendidikan kemasyarakatan ini, tidak akan berhasil
tanpa kesadaran atas realitas politik di Indonesia. Kedua, Gerakan Pramuka
adalah gerakan yang didasarkan pada beberapa prinsip, keyakinan dan nilai-
nilai yang fundamental seperti Satya dan Darma Pramuka, yang mempengaruhi
pilihan politik dari para anggotan.

Kepramukaan didefinisikan sebagai suatu gerakan pendidikan. Ini adalah cirinya


yang hakiki, sehingga perlu dipaparkan lebih luas di bawah ini.
3

Pendidikan bukan hanya proses memperoleh pengetahuan atau keterampilan


tertentu. Dalam laporannya tertanggal 25 Oktober 1997 kepada UNESCO, Komisi
Internasional tentang Pendidikan untuk Abad Ke21 (The International
Commission on Education for the Twenty-first Century) menyatakan bahwa
pendidikan meliputi :

a. pengembangan kemampuan berpikir atau akal, yaitu “belajar mengetahui”,


termasuk “belajar bagaimana cara belajar”

b. proses untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu, yaitu


“belajar berbuat”.

c. pengembangan karakter, “belajar menjadi seseorang ”

d. pengembangan sikap dan tingkah laku, “belajar hidup bermasyarakat ”.

Dalam arti kata yang luas, pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses yang
bersasaran pengembangan seluruh kemampuan seseorang. Oleh karena itu,
kepramukaan harus secara jelas dibedakan dari suatu gerakan yang hanya
bersifat rekreatif. Di berbagai tempat di dunia termasuk di Indonesia, cenderung
terdapat opini dan citra, bahwa kepramukaan hanyalah kegiatan rekreasi.
Memang benar bahwa kegiatan rekreatif dalam kepramukaaan sangat penting,
namun ini adalah sarana untuk mencapai tujuan, dan bukan tujuan sendiri.

Arah tujuan dalam pelatihan Pramuka adalah mendidik; bukan menginstruksi,


bukan mengajar, tetapi mendidik, yaitu untuk mengeluarkan daya kemampuan
dari anak itu, untuk mendidik dirinya sendiri, menurut keinginannya sendiri,
menuju ke hal-hal yang akan membentuk karakternya.

Kata pendidikan biasanya dihubungkan dengan sistem sekolah, yang sebenarnya


hanyalah salah satu bentuk pendidikan., yaitu pendidikan formal akademik.

Kepramukaan sebagai sistem pendidikan tergolong gerakan pendidikan non


formal, tidak merupakan bagian dari sistem pendidikan formal (sekolah dsb.),
tetapi merupakan pendidikan luar sekolah yang terorganisasi, yang memiliki
tujuan pendidikan dan peserta didik tertentu dan jelas. Kepramukaan tidak
mengulangi atau mereproduksi apa yang telah diberikan oleh sekolah, keluarga,
lembaga keagamaan, klub-klub atau organisasi kepemudaan lainnya kepada
anak muda. Kepramukaan berupaya untuk melengkapi apa yang telah
dikerjakan fihak lain, dengan cara mengisi kesenjangan-kesenjangan dalam
pendidikan yang mungkin tidak dapat dilaksanakan oleh fihak lain.

Gerakan ini adalah gerakan kaum muda, di mana peran anggota dewasanya
adalah sebagai mitra yang membantu anak muda itu mencapai tujuan
kepramukaan. Kepramukaan terbuka untuk semua orang, tanpa membedakan
asal-usul, ras, suku dan agama. Jadi, salah satu hal yang mendasari gerakan ini
adalah asas nondiskriminasi, asalkan orang itu secara sukarela mematuhi
tujuan, prinsip-prinsip dan metode Gerakan Pramuka.
4

Tujuan

Gerakan Pramuka mendidik dan membina anak muda Indonesia dengan tujuan
agar mereka menjadi :

• Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur, beriman dan


bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental, tinggi moral, tinggi
kecerdasan, terampil, kuat dan sehat jasmaninya.
• Warga Negara Republik Indonesia berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat
yang baik dan berguna, dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri,
serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan
negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan,
baik lokal, nasional maupun internasional.

Prinsip Dasar

Prinsip Dasar Kepramukaan adalah :

- Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


- Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya
- Peduli terhadap diri pribadinya
- Taat pada Kode Kehormatan Pramuka.

Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan adalah suatu sistem pendidikan diri yang progresif sesuai
usia peserta didik. Metode ini diterapkan melalui :

• Satya dan Darma Pramuka;


• belajar dengan melakukannya (berbuat);
• sistem berkelompok kecil/regu; dengan bimbingan anggota dewasa sebagai
mitranya (sistem among), meliputi kemampuan menemukan dan menerima
tanggungjawab secara progresif serta pelatihan yang bertujuan untuk
mengatur dirinya sendiri, yang diarahkan ke pengembangan karakter,
memperoleh kompetensi, kemandirian, dapat dipercaya, serta kemampuan
untuk memimpin dan untuk bekerjasama.
• program-program kegiatan yang progresif dan mendorong berdasarkan
minat peserta didik, termasuk permainan, keterampilan bermanfaat, dan
bakti kepada masyarakat, dengan mengambil tempat sebanyak mungkin di
alam terbuka.
• sistem tanda kecakapan;
• satuan terpisah untuk putra dan putri.
5

BAB III
KETENTUAN POKOK

Umum
Dalam pengorganisasian Gerakan Pramuka diperhatikan ketentuan pokok yang
mendasari penyusunannya, yaitu :

a. Misi Kepramukaan
b. Fungsi Pendidikan
c. Andalan dan Staf Eksekutif Profesional
d. Jenis Organisasi dan Lembaga
Misi Kepramukaan
Pada World Scout Conference yang bersidang di Durban, Afrika Selatan, pada
bulan Juli 1999, telah diterima secara bulat oleh seluruh organisasi
kepramukaan sedunia, rumusan Pernyataan Misi Kepramukaan. Pernyataan ini,
didasarkan pada Konstitusi (Anggaran Dasar) WOSM, dimaksudkan untuk
menegaskan kembali peran kepramukaan sekarang ini.
Pernyataan Misi Kepramukaan adalah sebagai berikut :
Misi Kepramukaan adalah turut menyumbang pada pendidikan kaum muda,
melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka,
guna membantu membangun dunia yang lebih baik, di mana orang-orangnya
adalah pribadi yang dirinya telah berkembang sepenuhnya dan memainkan peran
konstruktif di dalam masyarakat.
Hal ini dicapai dengan :
• melibatkan kaum muda dalam proses pendidikan nonformal selama tahun-
tahun pembentukan kepribadiannya,
• menggunakan metode khusus yang membuat masing-masing pribadi menjadi
penggerak utama dalam pengembangan dirinya sendiri, untuk menjadi orang
yang mandiri, siap membantu sesamanya, bertanggungjawab dan merasa
terpanggil,
• membantu mereka dalam membentuk suatu sistem nilai yang didasarkan
pada asas-asas spiritual, sosial dan personal, sebagaimana dinyatakan
dalam Satya dan Darma Pramuka.
Fungsi Pendidikan
Kepramukaan adalah suatu gerakan pendidikan bagi kaum muda. Karena itu
dalam pengorganisasiannya, tekanan dan prioritas diberikan pada fungsi-fungsi
pendidikannya, yaitu :
1) Penyelenggaraan program kegiatan peserta didik, termasuk bakti kepada
masyarakat, dan
2) Penyelenggaraan pelatihan anggota dewasa.
Semua fungsi organik kepramukaan lainnya adalah pendukung bagi kedua
fungsi pendidikan ini.
6

Andalan dan Staf Eksekutif Profesional

Kepramukaan adalah suatu gerakan sukarela, maka pengelolaan organisasinya


dipimpin oleh para sukarelawan, yaitu mereka yang mempunyai latar belakang
dan pengalaman kepramukaan dan dipilih atau ditunjuk untuk menduduki
“posisi-posisi kepercayaan” di kwartir, yang pada umumnya meliputi fungsi
utama organisasi. Karena itu para sukarelawan ini disebut “Andalan”. Posisi-
posisi Andalan dalam Kwartir antara lain adalah: Pimpinan Kwartir, Andalan
untuk Program Peserta didik putra dan putri, Andalan untuk Pelatihan Anggota
Dewasa. Jumlah Andalan disesuaikan dengan kebutuhan serta situasi dan
kondisi

Para andalan dalam tugasnya dibantu oleh tenaga-tenaga eksekutif profesional


yang fungsinya adalah memberikan bantuan yang dibutuhkan guna menjamin
manajemen organisasi yang lebih efisien dan efektif. Tenaga eksekutif profesional
ini adalah orang-orang yang terlatih khusus dan mempunyai keahlian dan
pengalaman dalam bidang tertentu, yang memperoleh imbalan berupa gaji dan
kebutuhan lain untuk bekerja secara penuh di Kwartir.

Jenis Organisasi dan Lembaga dalam Gerakan Pramuka

Dalam penyelenggaraan kepramukaan terdapat jenis organisasi dan lembaga


sebagai berikut :

a. Organisasi Pelaksana

Organisasi Pelaksana yang langsung menyelenggarakan pendidikan di


lapangan adalah Gugusdepan (Gudep) dan Satuan Karya (Saka), yaitu :
Gudep sebagai unit pelaksana utama dan Saka sebagai unit pelaksana yang
melengkapinya.

b. Organisasi Pembina Teknis Kepramukaan

Organisasi Pembina Teknis Kepramukaan adalah Kwartir, yaitu: Kwartir


Nasional (Kwarnas) pada tingkat nasional, Kwartir Daerah (Kwarda) pada
tingkat provinsi, Kwartir Cabang (Kwarcab) pada tingkat kabupaten/kota,
dan Kwartir Ranting (Kwarran) pada tingkat kecamatan.

c. Organisasi Pelatihan Anggota Dewasa


Organisasi Pelatihan Anggota Dewasa adalah Lembaga Pendidikan Pramuka
(Lemdika), yaitu: Lemdikanas pada tingkat nasional, Lemdikada pada tingkat
provinsi, dan Lemdikacab pada tingkat kabupaten/kota.

d. Organisasi Pembimbing dan Pembantu Kwartir

Organisasi Pembimbing dan Pembantu Kwartir adalah Majelis Pembimbing


(Mabi), yaitu: Mabinas pada tingkat nasional, Mabida pada tingkat provinsi,
Mabicab pada tingkat kabupaten/kota, Mabiran pada tingkat Kecamatan,
Mabigus pada tingkat Gudep dan Mabisaka pada tingkat Saka.
7

e. Lembaga Penentu Kebijakan

Lembaga Penentu Kebijakan adalah Musyawarah, yaitu : Munas pada


tingkat nasional, Musda pada tingkat provinsi, Muscab pada tingkat
kabupaten/kota, Musran pada tingkat kecamatan, Mugus pada tingkat
Gudep dan Musaka pada tingkat Saka.

BAB IV
GUGUSDEPAN DAN SATUAN KARYA

Gugusdepan (Gudep)

Tempat penyelenggaraan kepramukaan yang pokok dan utama adalah di Gudep,


yang sekaligus merupakan pangkalan keanggotaan dan satuan induk bagi
anggota peserta didiknya. Anggota putera dan anggota puteri dihimpun dalam
Gudep yang terpisah, masing-masing merupakan Gudep yang berdiri sendiri.

Dalam Gudep, peserta didik dihimpun dalam satuan-satuan, sesuai dengan


kelompok umurnya, sebagai berikut :

Perindukan Siaga, bagi peserta didik usia 7-10 tahun,


Pasukan Penggalang, bagi peserta didik usia 11-15 tahun,
Ambalan Penegak, bagi peserta didik usia 16-20 tahun, dan
Racana Pandega, bagi peserta didik usia 21-25 tahun.

Suatu Gudep sekurang-kurangnya harus memiliki salah satu jenis satuan


tersebut di atas. Gudep yang terdiri dari keempat jenis satuan itu disebut Gudep
Lengkap.

Anggota Gerakan Pramuka yang menyandang cacat dihimpun dalam Gudep


tersendiri (Gudep Khusus/ Gudep Luarbiasa) dengan penggolongan sebagai
berikut :
Golongan A : Tuna Netra (kurang sempurna penglihatan)
Golongan B : Tuna Rungu/Wicara (kurang sempurna pendengaran/ berbicara)
Golongan C : Tuna Grahita (kurang sempurna fungsi intelektual)
Golongan D : Tuna Daksa (kurang sempurna tubuh)
Golongan E : Tuna Laras (kurang dapat menyesuaikan diri).

Satuan Karya (Saka)

Untuk menyalurkan minat dan mengembangkan bakat para pramuka, serta


memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kepadanya,
maka di tingkat Kwarcab dibentuk Satuan-satuan Karya (Saka). Anggota Saka
adalah Pramuka Penegak dan Pandega dari Gudep-gudep dalam wilayah
Kwarcab.
8

Pada tingkat Kwarnas, Kwarda dan Kwarcab, terdapat kelompok Pimpinan Saka,
yang merupakan kelengkapan Kwartir sebagai unsur pembantu pimpinan, yang
bertugas memberi bimbingan organisatoris dan teknis kepada Saka yang
bersangkutan, serta memberikan bantuan fasilitas/ kemudahan yang
diperlukan.

Satuan Karya dipimpin langsung oleh Pamong Saka, yaitu Pembina Pramuka
Penegak/Pandega yang memiliki minat/kegemaran dalam satu bidang kegiatan
Saka yang bersangkutan.

Pada saat ini Gerakan Pramuka memiliki tujuh bidang Saka, yaitu :

1) Saka Taruna Bumi (pertanian)


2) Saka Bahari (kelautan)
3) Saka Dirgantara ( kedirgantaraan)
4) Saka Bayangkara (keamanan dan ketertiban masyarakat)
5) Saka Wanabakti (kehutanan)
6) Saka Bakti Husada (kesehatan)
7) Saka Kencana (keluarga berencana)

BAB V
KWARTIR GERAKAN PRAMUKA

Jenjang Pembinaan Teknis Kepramukaan

Dalam Gerakan Pramuka, manajemen atau pengelolaan Kwartir didesentralisasi


sesuai struktur kewilayahan administratif pemerintahan, yaitu dari pusat
(Kwarnas), provinsi (Kwarda) kabupaten (Kwarcab) sampai kecamatan (Kwarran).
Dalam mengelola personel, materiel dan keuangan, Kwartir merupakan suatu
organisasi otonom yang bertanggungjawab kepada Musyawarah tingkat masing-
masing.

Walaupun demikian, dalam hal pembinaan teknis penyelenggaraan


kepramukaan, fungsi-fungsi Kwartir berjenjang mulai dari tingkat nasional,
daerah, cabang sampai ranting sebagai berikut :

a. Kwarnas : Kebijakan dan Perencanaan Strategik

Pada tingkat nasional, Kwarnas menetapkan kebijakan-kebijakan


penyelenggaraan kepramukaan, termasuk penentuan perencanaan
strategik untuk kurun waktu tertentu,

b. Kwarda : Pengendalian Manajemen

Pada tingkat provinsi, Kwarda mengkoordinasi penerapan kebijakan-kebijakan


tersebut di wilayahnya, dengan menyesuaikan pada kondisi daerahnya,
9
c. Kwarcab : Pengendalian Operasional

Pada tingkat Kabupaten/Kota, Kwarcab menyelenggarakan pengendalian


operasional atas penyelenggaraan kebijakan itu serta bertanggungjawab
atas pembinaan Gudep dan kegiatan kepramukaan dalam wilayahnya.

d. Kwarran: Membantu Kwarcab dalam Pengendalian Operasional

Kwartir Ranting berfungsi membantu Kwarcab dalam pembinaan Gudep


dan Saka dalam wilayahnya.

Penyusunan Struktur Organisasi Kwartir

Struktur suatu organisasi pada hakikatnya adalah pengelompokan fungsi-


fungsinya, agar organisasi dapat melaksanakan tugas pokoknya dengan efektif
dan efisien.

Fungsi-fungsi Kwartir berjenjang dan untuk masing-masing tingkat fungsi-


fungsi itu adalah sama dan seragam. Fungsi semua Kwarda, di seluruh
Indonesia adalah sama, demikian pula fungsi semua Kwarcab.

Namun demikian, situasi, kondisi dan volume kerja wilayah, berbeda-beda satu
sama lainnya. Faktor-faktor geografi dan demografi, prasarana komunikasi,
pertumbuhan satuan-satuan Pramuka, dapat sangat berbeda. Oleh karena itu,
penuangan fungsi-fungsi ke dalam struktur organisasi, sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor wilayah tersebut. Timbullah masalah-masalah rentang kendali,
komunikasi internal, sifatnya sebagai gerakan yang harus dinamis, bukan
instansi statis, dan sebagainya.

Dengan demikian, walaupun mengemban fungsi-fungsi yang sama, struktur


organisasi Kwartir pada tingkat yang sama, dapat berbeda satu dengan yang
lain. Penuangan dalam struktur organisasi yang efektif, ramping dan tanggap,
merupakan tahap yang sangat penting dalam pengorganisasian Kwartir.

BAB VI
LEMBAGA PENDIDIKAN

Anggota Dewasa dalam kepramukaan

Anggota dewasa dalam kepramukaan mencakup: para pembina/pemimpin


pramuka dan pamong Saka, dengan para pembantu/asistennya, para pelatih,
serta para andalan sukarelawan dan tenaga eksekutif profesional, yang
menduduki fungsi-fungsi manajemen, administrasi dan sebagainya.

Selama ini, kepramukaan telah mengembangkan suatu sistem pelatihan yang


efektif dan teruji untuk pembina/pemimpin dewasa, yang merupakan salah satu
kekuatannya sebagai gerakan pendidikan.
10

Cara pendidikan anggota dewasa ini terus berkembang dan cukup inovatif :
desentralisasinya secara berangsur telah memungkinkan sistem ini
menyesuaikan pada kondisi-kondisi lokal yang menyusul pertumbuhan yang
cepat dari Gerakan Pramuka di daerah-daerah. Namun demikian, sistem ini asal
mulanya dirancang untuk menyediakan pelatihan bagi pembina/pemimpin
satuan pramuka, dalam menjalankan program kegiatan peserta didik.

Tantangan yang dihadapi Gerakan Pramuka adalah: harus dapat menyediakan


pelatihan yang cocok bagi semua anggota dewasanya, yang meliputi pelatihan-
pelatihan bagi berbagai tingkat tanggungjawab, serta mutu dan relevansi
kesempatan pelatihan yang dapat disediakan.

Lembaga Pendidikan

Lembaga Pendidikan Pramuka (Lemdika) Gerakan Pramuka pada tingkat


masing-masing Kwartir adalah sebagai Badan Pelaksana Pelatihan Anggota
Dewasa dalam lingkup Kwartirnya, dengan fungsi umumnya sebagai berkut :
a. penyelenggara dan pelaksana pendidikan dan pelatihan anggota dewasa;
b. pembinaan teknis para pelatih dan pembina mahir;
c. penyelenggara pengkajian, penelitian dan pengembangan;
d. pembina perpustakaan.

Lemdika pada tingkat nasional, bertanggungjawab atas penjaminan mutu


(quality assurance) pelatihan anggota dewasa, yang berarti bertanggungjawab
atas penyusunan semua kurikulum dan modul pelatihan. Sedangkan
tanggungjawab atas pengendalian mutu (quality control) penyelenggaraan
pelatihan terletak di masing-masing Kwartir c.q. pada Andalan Binawasa/
Pelatihan.

Kewenangan diklat masing-masing tingkat Lemdika diatur dalam Keputusan


Kwarnas tentang Sistem Diklat Gerakan Pramuka.

Pada hakikatnya organisasi Lemdika bersifat organisasi kerangka (skeleton


organization) yaitu organisasi yang secara harian ditangani oleh beberapa
personel inti. Pada saat yang diperlukan Ketua Lemdika dapat memobilisasi para
Pelatih, Andalan Cabang, Pelatih Konsultan atau Pembantu Andalan di
daerahnya untuk menyelenggarakan kursus, seminar/lokakarya atau
pertemuan pakar lainnya.
11

BAB VII
MAJELIS PEMBIMBING

Majelis Pembimbing

Untuk memungkinkan menyelenggarakan misinya, Gerakan Pramuka


memerlukan bimbingan dan bantuan, baik dari pemerintah maupun dari
masyarakat Untuk itu, pada masing-masing tingkat Kwartir dan tingkat Gudep
dan Saka, dibentuk suatu Majelis yang memberikan bimbingan dan bantuan itu,
yang dinamakan Majelis Pembimbing, disingkat Mabi.

Memberi bimbingan mengandung makna memberi tuntunan, pengarahan, saran


dan nasehat, dalam permasalahan moral, mental dan psikologis, untuk
meningkatkan kondisi dan kemampuan Kwartir. Memberi bantuan mengandung
makna membuka jalan, mengusahakan kesempatan dan mengusahakan
fasilitas, dalam permasalahan organisasi, personel, sarana, prasarana, fasilitas
dan keuangan.

Anggota Majelis Pembimbing terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat dan mantan


pramuka, baik yang aktif di pemerintah maupun swasta, yang berpengaruh.

BAB VIII
MUSYAWARAH

Musyawarah

Kekuasaan tertinggi (kebijakan legislatif) dalam organisasi Gerakan Pramuka


yang menetapkan kebijakan umum dan memilih Andalan Pengurus Kwartir,
berada di tangan Musyawarah, yaitu berturut-turut: Musyawarah Nasional
(Munas), Musyawarah Daerah (Musda), Musyawarah Cabang (Mucab),
Musyawarah Ranting (Musran), Musyawarah Gudep (Mugus) dan Musyawarah
Saka (Musaka).

Musyawarah diselenggarakan secara berkala menjelang akhir masa bakti, sesuai


dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

BAB IX
LAIN-LAIN

Petunjuk Organisasi dan Tatakerja

Petunjuk penyelenggaraan lebih lanjut mengenai Organisasi dan Tatakerja


masing-masing unit organisasi, serta hal-hal lain yang belum tercantum dalam
Keputusan ini, akan diatur dalam Keputusan tersendiri.
12

BAB X
PENUTUP

Semua ketentuan yang telah diterbitkan mengenai organisasi Gerakan Pramuka,


yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Keputusan ini,
dinyatakan tidak berlaku lagi.

Jakarta, 30 April 2003


Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

H.A. Rivai Harahap


KEPUTUSAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

NOMOR : 045 TAHUN 2003

TENTANG

POKOK-
POKOK-POKOK PENGORGANISASIAN
PENGORGANISASIAN GERAKAN PRAMUKA

Satyaku kudarmakan
Darmaku kubaktikan

Anda mungkin juga menyukai