Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sekarang ini, banyak
penyakit
yang bertambah
dan merajalela
Tujuan :
1. Mengetahui definisi dan dasar-dasar Phlebotomy.
2. Mengetahui penggunaan metode Spuit dalam Phlebotomy.
3. Mengetahui penggunaan metode Vacutainer dalam Phlebotomy.
1.3
Manfaat :
1. Memberikan penjelasan tentang definisi dan dasar-dasar Phlebotomy
kepada mahasiswa keperawatan, sebagai dasar teori dalam praktek klinik.
2. Memberikan dasar teori tentang penggunaan metode Spuit dalam
Phlebotomy.
BAB II
PEMBAHASAN
Flebotomi (bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dan
tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/memotong
(cutting).
Dulu
dikenal
istilah
venasectie(Bld),
venesection
atau
venisection(Ing).
Sedangkan Flebotomist adalah seorang tenaga medic yang telah mendapat latihan
untuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh darah vena,
arteri atau kapiler. Akhir-akhir ini dikenal lagi suatu teknik microcollection.
Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah,
yaitu :
1. melalui tusukan vena (venipuncture),
2. tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi.
3. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu
istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture
Pengambilan Darah Vena
Agar dapat diperoleh spesimen darah yang memenuhi syarat uji
laboratorium, maka prosedur pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan
benar, mulai dari persiapan peralatan, pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan
letak vena, teknik pengambilan sampai dengan pelabelan.
Alat alat yang dipergunakan untuk pengambilan darah vena :
1.
Spuit
Tourniquet
Kapas alkohol
Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan
dibasahi dengan antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol
4
Ialah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk pengambilan secara
vakum. Needle ini bersifat non fixed atau mobile sehingga mudah dilepas dari
spuit serta container
vacuum. Penggantian
menyesuaikan dengan besarnya vena yang akan diambil atau untuk kenyamanan
pasien yang menghendaki pengambilan dengan jaru kecil.
5.
Vacuum Tube
dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah
tercapai.
6.
Blood Container
Tabung tempat penampungan darah yang tidak bersifat vakum udara. Ini
7.
Plester
2. Kapas alkohol.
Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan
dibasahi dengan antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol
adalah untuk menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu pengamatan letak
vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar resiko infeksi bisa ditekan.
3. Obyek Glass
4. Deck Glass
Adalah penutup obyek glass, berbentuk persegi lebih kecil dan tipis karena
dimaksudkan agar bisa menutupi preparat tanpa mengganggu pemfokusan
pengamatan dibawah mikroskop.
5. Tensimeter
Alat untuk mengukur tensi darah atau tekanan darah serta detak jantung
manusia. Dalam sampling tensi ini digunakan untuk memeriksa Bleeding time.
6. Kertas Saring
10
8. Wax
11
Daerah edema
Hematoma
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum.
Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara
vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena
adalah :
pemasangan
dalam
waktu
lama
dan
terlalu
keras
dapat
Penusukan
o
13
No.
1.
Rasional
Prosedur
Mengurangi
rasa
cemas dan
Lakukan penjelasan kepada penderita
2.
dsb).
darah.
Meningkatkan kemudahan
insersi jarum.
Memungkinkan perawat
menempatkan jarum menjadi
paralel dengan vena. Sehingga
saat vena dipungsi, risiko
menusuk vena sampai tembus
ke luar berkurang.
Vena yang diinfus harus
dihindari karena meningkatkan
risiko bercampurnya cairan
infuse dengan sampel darah
yang akan diambil yang dapat
mengakibatkan hasil test tidak
valid.
3.
5.
mengepal.
Lakukan desinfeksi daerah yang akan Mengurangi risiko bakteri yang
ditusuk dengan kapas steril yang
tempat pungsi.
14
arahnya ke atas)
hematoma.
7.
spuit.
8.
9.
Memungkinkan perawat
pangkal jarum.
berkurang.
10.
11.
yang didinginkan.
a. Kepalan tangan dibuka, lepaskan
diinginkan.
bendungan.
hematoma.
kembali.
12.
b. Mencegah perdarahan.
13.
selama 5 menit.
Lepaskan jarum, alirkan darah dalam
Mencegah terjadinya
pembekuan darah.
16
Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (BectonDickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung
reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan
pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir
ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh
sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan
jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi
oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar.
Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan
memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior.
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu
membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan,
dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes
yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus
karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi
media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel
pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi,
atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk
17
mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).
Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum kupu-kupu hampir sama
dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah,
antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal
jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika
penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).
Prosedur :
Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila
pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70%
dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
18
Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah
akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank
darah (crossmatching test)
19
Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator
tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah
pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di
bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah,
imunologi dan serologi
Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma
separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah
pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di
bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.
Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)
Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin,
umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia
darah.
Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam,
umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper,
mercury) dan toksikologi.
Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan
kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
20
Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media
biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi aerob, anaerob dan
jamur
Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan
cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding
tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa
melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke
dalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung,
biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah
terpenuhi.
21
Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi
telapak kaki atau ibu jari kaki.
Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya
rasa nyeri berkurang.
Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak
harus diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari
22
masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan
oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah
ditampung dalam wadah.
Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas
kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
dengan
hati-hati
dan
oleh
tenaga
terlatih.
Sampel darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah.
Prosedur
Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan
kering. Kulit yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi.
Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu
tusukkan jarum di samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak
23
atau agak miring. Jika tusukan berhasil darah terlihat memasuki spuit dan
mendorong thorak ke atas.
24
BAB III
KESIMPULAN
Flebotomi adalah inisiasi atau membuat sayatan pada pembuluh darah agar darah
dapat mengalir dan dikumpulkan. Flebotomis adalah seorang tenaga medis yang telah
mendapatkan latihan untuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari
pembuluh darah vena, arteri atau kapiler.
25
5. Tensimeter
6. Kertas saring
7. Tabung kapiler
DAFTAR PUSTAKA
1. Calgary Laboratory Services, Blood Collection Guidelines.
2. Direktorat Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Pedoman
Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice), Cetakan
ke-3, Jakarta, 2004.
3. Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik,
Edisi 6, EGC, 2007.
4. Laboratorium Patologi Klinik FK-UGM, Tuntunan Praktikum Hematologi,
Bagian Patologi Klinik FK-UGM, Yogyakarta, 1995.
5. R. Gandasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Bandung,
1992.
6. The Royal College of Pathologists of Australasia, Manual of Use and
Interpretation of Pathology Tests, Griffin Press Ltd., Netley, Australia,
1990.
7. WebPath, Phlebotomy Tutorial, The University of Utah Eccles Health
Sciences Library
8. http://www.scribd.com/doc/40213883/Cara-Pengambilan-Sampel-DarahVena
9. http://teklabkes.blogspot.com/2009/07/pengertian-flebotomi.html
10. http://hendrosmk.wordpress.com/2011/08/07/pengenalan-alat-samplingdarah/
26