BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkawinan merupakan suatu bentuk hubungan antara
pria dan wanita yang melibatkan hubungan seksual di
dalamnya. Dalam UU No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan,
menjelaskan bahwa perkawinan merupakan ikatan lahir
bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha esa. Pengertian tersebut sesuai dengan pola pikir
yang berkembang di masyarakat pada umumnya yaitu
perkawinan bertujuan dalam membentuk keluarga yang
bahagia dan sejahtera.
Pernikahan
atau
perkawinan
bukanlah
sekedar
ada
perlu
disesuaikan
satu
sama
lain
untuk
seks
juga
memiliki
peranan
penting
dalam
meredakan
ketegangan
sebagai
akibat
oleh
itu,
dalam
tersebut,
pemuasan
terutama
kebutuhan-kebutuhan
berkaitan
dengan
perilaku
dengan
nilai
perkawinan.
Apabila
seseorang
mencoba
dijalaninya,
serta
mempertahankan
mencari
jalan
perkawinan
pemecahan
yang
masalah-
(2004)
mengatakan
bahwa
perkawinan
pada
perkawinan
dan
bisa
menjadi
bayangan
serangan penyakit. Salah satu penyakit yang tiba-tiba terjadi adalah stroke
(Pasaribu, 2009).
Penyakit stroke telah menjadi masalah kesehatan yang dapat
mengganggu kualitas hidup. Stroke menduduki urutan ketiga sebagai
penyebab utama kematian setelah penyakit jantung koroner dan kanker di
negara-negara berkembang. Negara berkembang juga menyumbang 85,5%
dari total kematian akibat stroke di seluruh dunia. Dua pertiga penderita
stroke terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Terdapat sekitar
13 juta korban stroke baru setiap tahun, dimana sekitar 4,4 juta di antaranya
meninggal dalam 12 bulan (WHO, 2006).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013, Di
Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk pada
tahun 2007 dan menjadi 12,1 per 1.000 penduduk pada tahun 2013. Dari
prevalensi stroke tersebut paling banyak di derita pada kaum perempuan
sebesar 12,1% dibandingkan dengan laki-laki yang hanya sebesar 12,0% .
Tingginya pravalensi stroke tersebut menjadi masalah yang menyita
perhatian karena tidak hanya terjadi pada orang tua saja, tetapi juga pada
usia pertengahan ketika mereka masih dalam usia produktif. Hal ini
dibuktikan dengan data dari Depkes RI 2013, pada umur 15-24 sebesar
2,6%, sedangkan pada umur 25-34 sebesar 3,9%, pada umur 35-44 sebesar
6,4%, pada umur 45-54 sebesar 16,7%, pada umur 55-64 sebesar 33,0%,
pada umur 65-74 sebesar 46,1% dan pada umur 75> sebesar 67,0%. Dari
bahwa
sebelum
terserang
stroke
biasanya
meraba,
menyentuh
area
kemaluan
dan
berada
pada
kondisi
maksimum
sehingga
dari
hasil
wawancara
tersebut
di
atas
penderita
stroke
memungkinkan
pasangan
menyebabkan
perubahan
perilaku
seksual
baik
aktivitas
pasangannya
seksual
berpengaruh
bagi
terhadap
penderita
dan
keharmonisan
uraian
diatas
peneliti
tertarik
ingin
B.
Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka fokus
penelitian ini adalah :
1) Apa perubahan perilaku seksual suami yang beristri
penderita stroke?
2) Bagaimana bentuk-bentuk perilaku seksual suami yang
beristri penderita stroke?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
10
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi bidang-bidang ilmu dan pihak-pihak yang terkait.
1) Manfaat Teoritis
Dapat memberikan sumbangan teoritis bagi disiplin
ilmu psikologi pada umumnya dan secara khusus dapat
menambah khasanah ilmu pada bidang psikologi klinis
mengenai perilaku seksual suami yang beristri penderita
stroke.
2) Manfaat Praktis
a. Kepada subjek, dapat memberikan gambaran kepada
subjek
tentang
aktifitas
seksual
pasca
stroke,
seksual,
Dapat
digunakan
sebagai
11
yang
terkait
untuk
yang
ingin
meneliti
tentang
prilaku