Anda di halaman 1dari 2

ERITROBLASTOSIS FETALIS

Eritroblastosis fetalis merupakan komplikasi hemolitik karena Rh


isoimunisasi, ibu yang mengandung mempunyai Rh negatif, sedangkan
suaminya Rh positif.
Setiap invasi eritrosit janin ke dalam darah ibunya, selalu menimbulkan
reaksi untuk membentuk anti-Rh.
Kelahiran anak pertama, beelum memberikan akibat yang serius, tetapi
kehamilan berikutnya menimbulkan komplikasi klinis yang dapat
menyebabkan:
Kematian intrauterin.
Serebral palsi.
Ikterus neonatorum.
Pembesaran pada lever dan limpa.
Landstein dan Wiener 1940, menemukan bahwa terjadi reaksi positif dan
negatif terhadap serum kero Macaca, rhesus yang merupakan subsistem
golongan darah.
Dapat dirinci bahwa reaksi rhesus negatif dijumpai pada:
Masyarakat Eropa : 15%
Negro : 7-8%
Sedangkan Asia 100% rhesus positif.
Dengan meningkatnya hubungan antarbangsa, perkawinan makin tinggi
jumlahnya dan memberi peluang makin besar terjadi eritroblastosis
fetalis.
Kematian janin dan neonatus pada eritroblastosis fetalis:
a. Kerusakan organ vital.
b. Dekompensasio kordis.
c. Perdarahan dan nekrosis: Paru-paru, Lien dan ginjal,Lever, Otak.
d. Kernikterus.

Observasi dan pemeriksaan ulang titer Rh antibodi pada ibu hamil dengan
Rh negatif, dilakukan pada umur kehamilan 20, 28, dan 34 minggu.
Profilaksis dengan RhoGam diberikan dalam waktu 48 jam pada:
- Abortus.
- Hamil ektopik.
- Persalinan.
- Setiap perdarahan saat hamil.
Indonesia memerlukan persediaan RhoGam untuk protilaksis deniran
menitnikatkan perkawinan antarbangsa.
Sumber :

http://obstetriginekologi.com/eritroblastosis-fetalis

Anda mungkin juga menyukai