Anda di halaman 1dari 3

KTSP, SEBAGAI BENTUK IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH DI BIDANG

PENDIDIKAN
Oleh: Nurjannah
Seiring dengan perkembangan politik di Indonesia, kurikulum di Indonesia
pun mengalami perubahan silih berganti dari mulai kurikulum tahun 1994 yang
menggunakan pendekatan centralized sampai yang terakhir adalah KTSP tahun
2006 yang menggunakan pendekatan decentralized tapi masih ada bimbingan juga
dari pemerintah. Mengapa saya mengatakan bahwa masih ada bimbingan dari
pemerintah?. Ini dikarenakan ketika menyusun KTSP, pihak sekolah juga harus
merujuk kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yang
dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Standar isi yang terdapat
sekarang tentu berbeda dengan standar isi yang terdapat pada kurikulum
sebelumnya. SI yang terdapat pada KTSP hanya berisi Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD). Sedangkan indikator, silabus, dan rpp menjadi tugas
pihak sekolah dan guru mata pelajaran yang bersangkutan untuk merumuskannya.
Pada artikel ini saya akan sedikit membahas tentang KTSP; pengertiannya, asalusul kenapa harus KTSP, perbedaan KTSP dengan KBK, apa aja yang ada dalam
KTSP dan bagaimana cara perumusannya, serta kelebihan dan kekurangan KTSP.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang sedang
dipakai oleh pendidikan Indonesia saat ini. Tingkat satuan pendidikan di sini berarti
tiap-tiap tingkat satuan pendidikan atau tiap-tiap sekolah memilki kurikulum yang
berbeda-beda yang didasarkan pada ciri khas daerahnya dan lebih mengerucut lagi
yaitu berdasarkan pada ciri khas atau karakter sekolah tersebut, moto, serta visi dan
misi sekolah tersebut. Seperti yang sudah sedikit disinggung pada paragraf pertama,
SI dalam KTSP hanya berisi SK dan KD, sehingga di sini pihak sekolah terutama
para guru dituntut untuk sekreatif mungkin dalam merumuskan indikator-indikator
dengan acuan minimal yaitu standar isi dari BSNP dan lebih lanjut lagi adalah
karakter daerah tempat sekolah itu berada lalu karakter dari sekolah itu sendiri.
Dengan kata lain, dalam KTSP terdapat segala sesuatu yang ingin diangkat atau
pun ditonjolkan sekolah tersebut sehingga terwakililah jati diri sekolah tersebut yang
akan membedakan dengan sekolah lain tanpa melenceng dari SI yang merupakan
tujuan pendidikan minimum yang ingin dicapai secara nasional.
1

Perkembangan kurikulum tidak terlepas dari perkembangan corak politik dan


kebijakan pemerintah. Ketika rezim orde baru atau rezim pak Harto turun, ketika itu
pula terjadi reformasi dan demokrasi besar-besaran di berbagai bidang, termasuk
juga di bidang pendidikan. Pendidikan di Indonesia yang tadinya benar-benar
terpusat penuh pada pemerintah di mana hampir semua elemen kegiatan belajar
mengajar, seperti SK, KD, SKL, Indikator, sampai soal-soal Tes Hasil Belajar (THB)
sudah diatur oleh pemerintah. Tetapi sekarang pemerintah hanya memberi pedoman
saja, selebihnya disusun sendiri oleh tingkat satuan pendidikan atau sekolah
masing-masing. Tidak mengherankan ketika dulu saya sekolah SD soal THB nya
hampir sama dengan soal yang dipakai oleh kakak kelas sebelumnya atau bahkan
benar-benar sama, hanya berbeda urutan nomernya saja. Selain dari corak politik,
kebijakan pemerintah juga berpengaruh dalam perubahan kurikulum. KTSP
merupakan implementsi dari kebijakan makro pemerintah, yakni otonomi daerah.
Menurut UU-RI NO. 20 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan SNP/PP.
NO.19 TAHUN 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan agar
kurikulum disusun oleh satuan pendidikan yang mengacu pada SI dan SKL. SI dan
SKL itu kemudian dioperasionalkan dalam bentuk KTSP yang dapat dilaksanakan
pada tahun pelajaran 2006/2007 dan selambat-lambatnya pada tahun pelajaran
2009/2010. Sekolah boleh belum melaksanakan KTSP pada tahun pelajaran
2009/20010 dengan izin dari menteri pendidikan nasional.
KTSP dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah 90 persen sama.
10 persen pebedaannya terletak pada kewenangan pihak sekolah masing-masing
untuk

mengembangkan

kurikulum

sekolahnya

masing-masing,

tapi

tetap

berpedoman pada SI dan SKL yang dibuat oleh BSNP. Kompetensi masih dijadikan
tujan dalam KTSP sehingga SK dan KD yang ada pada KTSP hanya
penyempurnaan dari SK dan KD yang ada pada KTSP. Dalam KBBI disebutkan
bahwa pengertian kompetensi adalah kemampuan menguasai gramatika suatu
bahasa secara abstrak ataupun batiniah. Dari sini bisa dilihat, secara abstrak berarti
siswa dituntut meguasai ilmu dan teorinya, sedangkan secara batiniah berarti siswa
dituntut untuk tahu nilai-nilai apa saja yang ada dalam ilmu dan teori tersebut, lalu
lebih dalam lagi adalah menjadikan itu sebagai perilaku sehari-hari. Mungkin karena
itulah mengapa kompetensi masih dijadikan tujuan pendidikan dalam kurikulum
pendidikan Indonesia sekarang. Dengan kompetensi siswa diharapkan menjadi
2

pribadi yang sesuai dengan ilmu yang dipelajarinya bukan hanya mengetahui dan
menguasai teori saja. Dapat disimpulkan bahwa KTSP adalah KBK yang
dikembangkan oleh sekolah masing-masing yang berpedoman pada SI dan SKL.
KTSP terdiri dari dua dokumen. Dokumen pertama terdiri dari pendahuluan,
tujuan tingkat satuan pendidikan (sekolah tersebut), struktur dan muatan tingkat
satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. Dokumen kedua berisi silabus dan rpp,
tentunya dokumen kedua ini, pasti dibuat oleh guru mata pelajaran bersangkutan.
KTSP ini disusun oleh berbagai pihak, seperti berikut: kepala sekolah, merangkap
sebagai ketua penyusun juga anggota, komite sekolah, ini bisa terdiri dari orang tua
murid atau seorang pemerhati pendidikan atau pun keduanya, narasumber, bisa
seorang ahli kurikulum atau pun seorang pakar pendidikan, dinas pendidikan,
sebagai coordinator dan juga supervisor, dan juga tidak lupa para guru mata
pelajaran, agar para guru tersebut dapat mempertimbangkan hal-hal penting apa
saja yang akan diimplementasikan baik di rpp maupun di dalam kegiatan belajar
megajar di kelas. Dalam perumusan KTSP ini harus dipertimbangkan beberapa hal,
seperti ciri khas daerah, ciri khas sekolah, kebutuhan para siswa dengan berpusat
pada pengembangan potensi para siswa dan lingkungan sekitar yang memang
beragam agar terbentuknya keterpaduan yang indah.
Menurut saya KTSP termasuk kurikulum yang komplit, karena setiap sekolah
dikasih kesempatan unuk mengembangkan kurikulumnya sendiri agar menjadi
sekolah yang bisa saya ibaratkan gue banget. Akan tetapi sekolah tersebut tetap
harus berpedoman pada SI dan SKL sehingga tetap adanya kesragaman standar
minimum secara nasional. Titik kelemahannya terjadi ketika suatu sekolah tidak
mampu membuat kurikulumnya khasnya sendiri. Hal ini kemungkinan besar
dikarenakan kekurangan sumber daya manusia untuk menyosialisasikannya dan
sudah terbiasa sejak dulu memakai kurikulum yang sudah disediakan dan diatur
oleh pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai