TIM AUDIT :
- Nico Farrasandy
- Nita Natalia
- Nurseto Jati Wijoyo
- Paska Lucia Prastika
- Rahmat Kholid
KELAS : 6J
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permasalahan energi bagi kelangsungan hidup manusia merupakan masalah besar yang
dihadapi oleh hampir seluruh negara di dunia ini. Tidak lagi ditemukannya cadangan dalam
jumlah yang besar pada rentang waktu terakhir ini membuat hampir seluruh dunia
menjadikan permasalahan energi menjadi problem besar yang perlu ditangani secara serius.
Sumber energi tradisional yang berasal dari minyak bumi masih memberikan kontribusi
terbesar untuk memenuhi kebutuhan energi dunia yaitu mencapai 36,7% dari total konsumi
energi, atau setara dengan 3.767,1 juta ton minyak. Batubara dan gas alam masing-masing
menjadi penyumbang bagi kebutuhan energi dunia terbesar kedua dan ketiga sebesar 27.2 %
untuk batu bara dan 23.7% untuk gas alam. Total konsumi batu bara selama tahun 2013
tersebut mencapai setara 2.778,2 juta ton minyak, sedangkan gas alam mencapai setara
2.420,4 juta ton minyak. Sisa konsumsi energi untuk kebutuhan dunia dipenuhi oleh sumber
energi nuklir yang hanya sebesar 6,1 % dan dari hydro energi (air) sebesar 6,2%. Dari
seluruh energi yang dikonsumsi tersebut, sebagiannya digunakan untuk membangkitkan
listrik dengan total di seluruh dunia mencapai 17.452 Terrawatt-hour (TwH). Sebaran
distribusi sumber energi di atas jelas menunjukkan bahwa sumber energi yang berasal dari
fosil masih cukup dominan untuk memenuhi kebutuhan energi dunia. Sumber energi yang
sifatnya dapat diperbaharui (renewable) masih didominasi oleh sumber dari air (hydro)
energi.
Hal ini juga terjadi di Indonensia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik mengumumkan
produk domestik bruto Indonesia tumbuh 5,78 persen pada 2013 dibandingkan
2012. Pertumbuhan ini tentunya perlu dibarengi adanya ketersediaan energi yang cukup.
Pertumbuhan ini sejalan dengan meningkatnya pembangunan Nasional yang diikuti dengan
meningkatnya pertumbuhan pengunaan energi di segala sector, termasuk sector bangunan
pemerintah. Sementara itu penyediaan energi sekarang ini masih bergantung pada bahan
bakar fosil, terutama bahan bakar minyak dan cadangan semakin menipis, sementara harga
energi khusunya harga bahan bakar minyak melonjak tajam, sementara penggunaan energi
masih tergolong boros.
Industri ataupun
pengelolah
menggurangi penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan. Upaya yang bisa kita
lakukan dalam konservasi energi diterapkan pada seluruh tahap pemanfaatan, penggunaan
teknologi yang efisien dan membudayakan pola hidup hemat energi. Dalam hal praktis
konservasi energi merupakan upaya penurunan jumlah energi yang digunakan sambil
meningkatkan hasil yang sama. Upaya ini dapat meningkatkan keuntungan perusahaan, nilai
lingkungan, keamanan nasional, keamanan personil, dan kenyamanan manusia.
Sebagai tindak lanjut dari Kepres No. 43/1991 pemerintah mengeluarkan kebijakan yang
berkaitan dengan upaya penghematan energi yang tercantum dalam Intruksi Presiden (Inpres)
RI Nomor 10 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen
ESDM) Nomor 31 Tahun 2005. Menurut Inpres No. 10/2005 Presiden RI menginstruksikan
kepada:
a. Pimpinan aparatur Negara dan daerah:
-
Pelaksanaan konservasi energi diterapkan terhadap semua pemanfaat energi baik langsung
maupun tidak langsung yang meliputi antara lain pertambangan, ketenagalistrikan,
perhubungan, Perindustrian, Pekerjaan Umum. Perdagangan, kawasan industri, pemukiman,
perhotelan, bangunan, gedung dan rumah tangga. Sumber energi wajib dimanfaatkan secara
berdaya guna dan berhasil guna. Pemanfaatan sumber energi dengan memperhatikan: .
Kelestarian lingkungan hidup; Perancangan yang berorientasi pada penggunaan energi secara
hemat; Pemilihan sarana, peralatan dan bahan yang secara langsung maupun tidak langsung
menghemat penggunaan energi; Optimasi pengoperasian sistem, sarana, peralatan dan proses
yang bertujuan menghemat energi.
maupun cara
melaksanakan konservasi
energi dalam setiap tahap pelaksanaan usaha; dan menggunakan teknologi yang efisien
energi; dan/atau menghasilkan produk dan/atau jasa yang hemat energi. Para pengusaha yang
merupakan pengguna energi wajib dilakukan secara hemat dan efisien. Pengguna sumber
energi dan pengguna energi yang menggunakan sumber energi dan/atau energi lebih besar
atau sama dengan 6.000 (enam ribu) setara ton minyak per tahun wajib melakukan konservasi
energy melalui manajemen energi. Manajemen energi dilakukan dengan. menunjuk manajer
energi; menyusun program konservasi energi; melaksanakan audit energi secara berkala;
melaksanakan rekomendasi hasil audit energi; dan
Audit Energi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) Nomor 70 Tahun 2009 tentang
Konservasi Energi, Bab I (Ketentuan Umum), Pasal 1, butir 14, audit energi didefinisikan
sebagai proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang penghematan energi
serta rekomendasi peningkatan efesinsi pada pengguna energi dan pengguna sumber energi
dalam rangka konservasi energi.
Definisi audit energi tersebut di atas juga digunakan di dalam Standar Nasional Indonesia
(SNI) 6196:2011 tentang Prosedur Audit Energi pada Bangunan Gedung, butir 3 (Istilah dan
Definisi), subbutir 3.1 (Audit Energi), halaman 1.
Gambar 1.1 memperlihatkan skhema tahapan pelaksanaan audit energi pada bangunan
gedung. Audit energi yang dimaksudkan di dalam buku ini adalah audit energi rinci. Pada
gambar tersebut terlihat bahwa untuk melakukan suatu audit energi rinci maka diperlukan 3
tahapan utama, yaitu: 1) Tahap Penawaran, 2) Tahap Persiapan, dan 3) Tahap Pelaksanaan.
Tahap Penawaran pada dasarnya kegiatan non-teknis, yang umumnya dilakukan oleh Tim
Manajemen, khususnya Tim Pemasaran. Tahap Penawaran ini tidak diulas di dalam buku ini.
Sedangkan Tahap Persiapan dan Pelaksanaan, yang merupakan tujuan dibuatnya buku ini,
diulas mulai Bab 2.
TAHAP PENAWARAN
Setuju
Audit Energi ?
Pengiriman Dokumen
oleh
Pemilik/Pengelola Gedung
Ya
Dikirim
Pengelola Gedung ?
Tidak
Survei Awal
oleh Tim Auditor
Komunikasi
Permintaan/Penawaran Audit Energi
antara
Auditor dan Pemilik/Pengelola Gedungi
Tidak
SELESAI
SELESAI
Ya
TAHAP
PERSIAPN
Kebutuhan
Data Awal Informasi Gedung
TAHAP
PELAKSANAAN
Gambar 1.1. Skema tahapan pelaksanaan audit energi pada bangunan gedung.
Persiapan Teknis
Persiapan Administrasi
1.4
Standar Acuan
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 614 Tahun 2012, telah
Penyerahan Laporan Akhir
SELESAI
6. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 321
Kep/Men/XII/2011 tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Sektor jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis Lainnya Sub Sektor Jasa
Konservasi Energi Sub Bidang Industri Untuk jabatan kerja Manajemen energi Menjadi
standar kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
7. SNI ISO 50001-Sistem Manajemen Energi (Desember 2012) adopsi identik dan cetak
ulang standar ISO 50001. BSN
8. SNI 6196:2011 : Prosedur audit energi pada bangunan gedung, BSN
9. SNI 6389:,2011 : Konseruasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung, BSN.
BAB II
ANALISA HASIL AUDIT SISTEM PENCAHAYAAN
Kuat Cahaya (Tingkat Penerangan) di Setiap Ruangan
Data Tanggal 19 Mei 2015
Lantai #1
Lampu
Nama
Ruangan
Luas,
2
[m ]
Nomor
Tingkat
Kondisi
Titik
Penerangan,
Cuaca
Pengukur
[lux]
Keterangan
an
Jenis
Jumlah
TL
Ruang 105
49
18 W,
Jumla
h
Nyala
5
154;37;305;71
Cerah
20 W
Ballast = 8,
TL 20 W=2,
TL 18 W=4,
Ruang 112
35
18 W
12
209;18;315;20
Cerah
kosong = 2
Ballast = 12,
Ruang 113
35
18 W
12
55;44;105;6,9
Cerah
TL 18 W=12,
Ballast=12,
TL 18 W=12
Lantai #2
Nama
Ruangan
Luas,
2
[m ]
Jenis
Lampu
Jumlah
TL
Jumla
h
Nyala
Ruang 203
49
18W
12
Nomor
Tingkat
Kondisi
Titik
Penerangan,
Cuaca
Keterangan
Pengukur
[lux]
an
4
33;130;96;134
Cerah
Ballast = 12,
20 W
TL 20 W=1,
Ruang 205
49
18 W
12
32;90;344;152
Cerah
TL 18 W=11
Ballast = 12,
Ruang 209
49
36W
11
10
165;255;204;
Cerah
TL 18 W= 12
Ballast = 12,
40 W
292
TL 40 W=6,
TL 36 W=5,
kosong = 1
Lantai #3
Nama
Ruangan
Ruang 302
Luas,
[m2]
38.5
Jenis
Lampu
Jumlah
TL
18 W
Jumlah
Nyala
Nomor
Tingkat
Kondisi
Titik
Penerangan,
Cuaca
Keterangan
Pengukuran
4
[lux]
45;87.5;172;
Cerah
Ballast = 8,
334
TL
18W=7,
kosong
Ruang 305
28
18 W
33.8;64.7;36
Cerah
;72
Ruang 307
28
18W
122;72;23;2
20 W
1,
Ballast = 4,
TL 18W=
Cerah
4
Ballast = 4,
TL
20W=1,
TL
18
W=3
Luas,
2
[m ]
Nomor
Tingkat
Kondisi
Titik
Penerangan,
Cuaca
Keterangan
Pengukur
[lux]
Cerah
Ballast = 8,
an
Jenis
Jumlah
TL
Ruang 105
49
18 W
Jumla
h
Nyala
5
20 W
Ruang 112
35
18 W
97,8;
315;84,2;130
12
115;110,7;79,
Cerah
8;58
TL
20W=2,
TL
18W=4,
kosong = 2
Ballast = 12,
TL 18W= 12
Lantai #2
Lampu
Nomor
Tingkat
Kondisi
Cuaca
Keterangan
Nama
Luas,
Titik
Penerangan,
Ruangan
[m2]
Pengukur
[lux]
an
Jenis
Jumlah
TL
Jumla
h
Ruang 203
49
18 W
12
Nyala
8
323;228;196,8
Cerah
Ballast = 12,
Ruang 209
49
36W
12
10
;167,3
119,9;24,4;25,
Cerah
TL 18W=12
Ballast = 12,
40 W
6;92,5
TL 40 W=5,
TL 36 W=6,
kosong = 1
Lantai #3
Nama
Ruangan
Ruang 305
Luas,
2
[m ]
28
Lampu
Jenis
Jumlah
Jumlah
TL
Nyala
18 W
Nomor
Tingkat
Kondisi
Titik
Penerangan,
Cuaca
Keterangan
Pengukuran
4
[lux]
89.2;89.2;13
Cerah
Ballast = 4,
5.9;169.0
TL
20W=1,
TL18
Ruang 307
28
18W
20 W
119.9;24.4;2
5.6;92.5
Cerah
W=3,
Ballast = 4,
TL
20W=1,
TL
W=3
Analisa:
1. Disebagian ruangan kelas terdapat lampu yang rusak, ketika pengujian dilakukan, dan
berakibat kuat penerangan dibawah 350 lux.
Ruangan yang dibawah 350 lux pada saat pengukuran berlangsung diantaranya adalah:
a. Ruang 103 (tingkat pengukuran tertinggi: 305 lux)
b. Ruang 113 (tingkat pengukuran tertinggi: 315 lux)
c. Ruang 203 (tingkat pengukuran tertinggi: 323 lux)
d. Ruang 302 (tingkat pengukuran tertinggi: 334 lux)
e. Ruang 305 (tingkat pengukuran tertinggi: 169 lux)
f. Ruang 307 (tingkat pengukuran tertinggi: 122 lux)
2. Namun diruang dosen, tingkat pencahayaan terbilang cukup (ruang 205) karena
tingkat lux mendekati angka 350 lux, yaitu 344 lux.
18
2. Perlu mengganti lampu TL dengan lampu TL Hemat Energi, terutama ruang kelas
yang terinci diatas, agar mahasiswa pada saat belajar dapat melihat secara jelas dan
melengkapi standar pencahayaan (350 lux) dan lebih hemat daya.
3. Perlu dipasang kapasitor untuk menaikkan dan memperbaiki faktor daya gedung h.
4. Matikan lampu apabila ruangan kelas tidak digunakan lagi.
Jumlah
60
0
0
Pengukuran sesaat pada lobby tiap lantai gedung yang dikondisikan data tanggal 19 Mei
2015:
No
Nama Ruangan
Temperatur (C)
Kelembaban
1
2
3
Lobby Lantai 1
Lobby Lantai 2
Lobby Lantai 3
27.5
27
30
Nisbi (%)
68.4
60.5
60.8
Pengukuran sesaat pada tiga ruangan masing-masing lantai gedung yang dikondisikan data
tanggal 19 Mei 2015:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nama Ruangan
R105
R112
R113
R203
R205
R209
R302
R305
R307
Temperatur (C)
Kelembaban
26.3
24.4
25.3
28.5
26
26.3
29
29.3
28.9
Nisbi (%)
64.8
64.7
56
65.7
60.5
55
56.5
58.2
44.2
Pengukuran sesaat pada lobby tiap lantai gedung yang dikondisikan data tanggal 26 Mei
2015:
No
Nama Ruangan
1
2
3
Lobby Lantai 1
Lobby Lantai 2
Lobby Lantai 3
Temperatur (C)
Kelembaban
26.8
20.2
29
Nisbi (%)
69.1
63.6
65.1
Pengukuran sesaat pada dua ruangan masing-masing lantai gedung yang dikondisikan data
tanggal 26 Mei 2015:
No
Nama Ruangan
Temperatur (C)
Kelembaban
1
2
3
4
5
6
R105
R112
R203
R209
R305
R307
28.3
25.7
20,4
20.6
28.7
28.2
Nisbi (%)
43.6
49.5
56
47.2
54.4
64.8
Analisa:
1. Untuk Lobby lantai 3, Ruang 302, 305 dan 307 saat pengukuran pertama, didapat
suhu yang terlampau panas (diatas suhu kamar 25-28 derajat Celcius) dikarenakan
kerja ac kurang optimal. Pada saat pengukuran kedua, suhu ruangan diatas cukup
sejuk dikarenakan ac telah direparasi.
2. Untuk Ruang 203, 209, dan lobby lantai 2 saat pengukuran kedua, terlihat suhu
ruangan cukup dingin, karena setpoint ac terlampau rendah.
Saran:
1. Perlu dilakukan reparasi ac pada ruangan yang suhunya tidak sejuk seperti 302, 305
dan 307 saat pengukuran pertama, namun pada saat pengukuran kedua ac tersebut
sudah berjalan normal.
2. Naikkan setpoint pada ruangan 203, 209, dan lobby lantai 2 karena suhu ruangan pada
saat pengukuran kedua lebih rendah dari 22-27 derajat celcius.
Data
tanggal
19 Mei
2015 :
Watt
Total
R105 =
(4X18
W) +
(1X20W)
+
Data tanggal 19
Mei 2015 :
Watt Total R113 =
(0X18 W) +
(0X18WX0.25) =
W
Data tanggal 19
Mei 2015 :
Watt Total R203 =
(1X18
W)
(1X18WX0.25) +
(1X20
W)
(1X20WX0.25) = 47.5 W
Data tanggal 26 Mei 2015 :
Watt Total R203 = (8X18 W) + (8X18WX0.25) = 180 W
W/m2= 180/35=5.14 W/m2
Rp
( Wh ) x Biaya per Kwh( Kwh
)
Total daya yang digunakan pada ruangan yang kami lakukan pengujian adalah: 1958 W
Gedung H PNJ menggunakan standar biaya Kwh dari PLN yaitu P-2/TM dengan beban
diatas 200 kVA, dengan rumusan sebagai berikut.
Blok Waktu Beban Puncak = K x Rp 1077.18 per kWH
Blok Luar Waktu Beban Puncak = Rp 1077.18 per kWH
Pemakaian lampu pada ruangan tersebut dari pukul 07.00-17.00, atau selama 10 jam pemakaian.
Waktu tersebut diluar waktu beban puncak. Maka perhitungannya adalah:
1958 Watt
x 1077,18 kWH =Rp 210.991,844
10 Jam
45000Watt
x 1077,18 kWH=Rp 4.847 .310,00
10 Jam
per hari
BAB III
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan
Pada Gedung Administrasi Negara rata rata memiliki tingkat pencahayaan ruangan
yang kurang ( kurang dari 350 LUX ). Namun, ada beberapa ruangan yang tingkat
pencahayaannya cukup (Lebih dari 350 Lux). Untuk suhu ruangan, Gedung H memiliki
suhu ruangan yang cukup nyaman di lobby lantai 1 dan lobby lantai 3, namun di lobby
lantai 2 tidak nyaman, karena suhu rata rata disana melebihi 29 derajat, dengan
keadaan AC yang menyala.
Pada Gedung H memang nampak kurang pencahayaannya dikarenakan banyak
ruangan yang tertutup dan dekat dengan pepohonan sehingga ruangan menjadi gelap,
serta banyak lampu yang mati saat stopkontak dinyalakan. Suhu ruangan yang kurang
nyaman juga dikarenakan banyaknya AC yang tidak sering direparasi dan ruangan yang
kurang tertutup sehingga suhu dingin pada ruangan terbuang keluar.
Saran
1.
2.
3.
4.
:
Melakukan servis air conditioner ditempat yang kurang sejuk
Melakukan penggantian lampu pada lampu yang mati dengan lampu hemat energi
Pasang kapasitor untuk memperbaiki faktor daya gedung H
Matikan lampu ketika sudah digunakan
LAMPIRAN
Lampiran-1
Lembar Isian Data Awal Gedung
1. INFORMASI UMUM
1.1 Nama Perusahaan/Institusi
1.2
Alamat Perusahaan/Institusi
1.3
Nama Gedung
1.4
Alamat Gedung
2. INFORMASI GEDUNG
2.1 Dimensi gedung (total)
No. Telp.
Nama
No. Telp.
Nama
No. Telp
Panjang
Lebar
Tinggi
Tinggi
2.2 Jumlah lantai (tidak termasuk Lantai 3 Lantai
Atap)
2.3 Luas lantai total (tidak termasuk Lantai 1020
Atap)
2.4 Luas lantai atap
: +6221 7863538
: Ibu Titi P.
: +6221 7863538
: Ibu Menik
: +6221 7863538
: 60
: 17
: 11
: 15
m
m
m (tidak termasuk atap)
m (termasuk atap)
m2
m2
3. UTILITAS GEDUNG
3.1 Sistem Kelistrikan
PT PLN (Persero)
3.1.1
3.1.2
3.1.3
Trafo #1
kVA
Trafo #2
kVA
Trafo #3
kVA
Trafo #3
kVA
Trafo #4
kVA
3.1.4
3.1.5
Trafo #5
kVA
Gen-set #1
kVA
Gen-set #2
kVA
Gen-set #3
kVA
Gen-set #4
kVA
Chiller #1
TR
Chiller #2
TR
Chiller #3
TR
Chiller #4
TR
Chiller #5
TR
3.2.2
Jumlah AHU
unit
3.2.3
Jumlah FCU
unit
3.2.4
unit
Ya
Tidak
Lampiran-2
Lembar Isian Sistem Manajemen Energi
1.
Ya
Tidak
2.2
2.
: pada item Direktur/Manajer Energi dipilih dan diberi tanda silang pada
kolom Ada organisasi terpusat dengan dukungan dari manajemen pusat.
Maka ini berarti mendapat nilai atau skor 2 (dua) untuk aplikasi manajemen energi di
institusi atau perusahaan tersebut.
ITEM
Dilakukan
Dilakukan
dilakukan
Sebagian
Sepenuhnya
(0)
(1)
(2)
SKOR
menangani secara
Ada organisasi
terpusat
Komite/Tim Energi
diberdayakan.
Ada organisasi
terpusat dengan
dukungan dari
manajemen puncak
Tidak ada
Ada organisasi
tim/jaringan energi di
perusahaan
mengarahkan
program-program
energi
X
Ada kebijakan
Kebijakan Energi
Tercakup dalam
kebijakan mengenai
lingkungan atau
yang lainnya
tersendiri tentang
Efisiensi Energi
yang ditandatangani
oleh Manajemen
Puncak
X
Sedikit pengukuran
Ada pengukuran
Penelusuran Data
data secara
ditelusuri
lokal/parsial
Semua fasilitas
melaporkan untuk
konsolidasi/analisis
secara terpusat
X
Dilakukan untuk
Standardisasi
Tidak dilakukan
beberapa
Dilakukan terhadap
pengukuran
diperlukan untuk
analisis
Tersusun
berdasarkan basis
Penyusunan
Baseline
Baseline tersusun
tahun dan
secara terpisah
pengukuran secara
untuk masing-
terorganisasi
masing fasilitas X
Dilakukan
Tidak dilakukan atau
dilakukan
Benchmark
pembandingan hanya
terhadap data lampau
pembandingan dan
Dilakukan secara
analisis terhadap
internal antara
internal dan
beberapa lokasi
eksternal secara
perusahaan
reguler
Tidak dilakukan
penyimpangan
X
Dilakukan profiling
untuk
mengidentifikasi
trend, puncak,
lembah dan
penyebabnya
secara internal
Tidak dilakukan
kuantitatif
Estimasi Potensi
Perbaikan
Tidak dilakukan
Dilakukan secara
Ditentukan
terbatas berbasis
berdasarkan
pengalaman
pada proyeksi
perusahaan
vendor
Tidak ada
Penyusunan Target
Kurang terdefinisi
Ditentukan secara
spesifik dan
diterapkan secara
terkuantifikasi pada
sporadis
setiap level
organisasi
Menentukan
langkah-langkah
teknis berikut
dengan peluang
Tidak Dilakukan
yang ditemukan
X
targetnya
Dirinci multi-level
target dengan
dilengkapi periode
waktu
Ditentukan peran
internal dan
Menentukan
pelaksana dan
sumber daya
Berdasar inisiatif
eksternal serta
personal secara
diidentifikasi
infomal
anggaran yang
dibutuhkan
X
Perangkat disusun
Perangkat disusun
Rencana
untuk kelompok
untuk semua
Komunikasi
tertentu dan
stakeholder dan
digunakan sesuai
dimasukkan ke
kebutuhan
dalam agenda
reguler
Dilakukan sesuai
Meningkatkan
kesadaran
even-even tertentu
Seluruh level
organisasi
mendukung target
energi
X
Pelatihan tertentu
Peningkatan
kemampuan
Pelatihan untuk
langsung
Pelatihan/sertifikasi
secara luas untuk
teknologi tertentu
dan best practices
Pertemuan antara
pengguna energi dan
Memotivasi
Pengakuan serta
insentif secara
sesuai kebutuhan
pengingat secara
periodik
kinerjanya baik
Review secara
Melacak dan
memonitor
Evaluasi Progres
Evaluasi Hasil
reguler dan
untuk memonitor
dilakukan update
progres
X
Tidak dilakukan
Dilakukan review
terpusat
Pembandingan
Pembandingan
penggunaan dan
biaya terhadap
target, perencanaan,
dan pesaing
tidak dilakukan
Dilakukan
pengecekan secara
berdasarkan hasil
infromal
yang diperoleh,
X
Tidak dilakukan
Pengakuan secara
internal
Mengangkat projek
terhadap kontribusi
yang berhasil
Dilakukan secara
Penghargaan secara
insidentil atau
khusus dari
pengakuan dari
pemerintah atau
vendor
pihak ketiga
Dilaporkan tidak
Dilaporkan secara
konsumsi energi ke
secara menyeluruh
berkala secara
User
menyeluruh
Tidak diusahakan
Pengakuan
eksternal
Pemasaran
Laporan trend
Kemajuan efisiensi
energi dipromosikan
Tidak dilaporkan
Dipromosikan
Tidak dipromosikan
Dipromosikan secara
berkala
ke eksternal
Investasi
Disediakan sesuai
dengan adanya
kajian konservasi
Alokasi Waktu
Tidak disediakan
energi
Dialokasi waktu
untuk mengkaji dan
menerapkan program
manajemen energi
Ditetapkan kriteria
Tergantung nilai
Kriteria Proyek
Energi dan Lainnya
proyek
Tidak sama
Anggaran Khusus
Tidak disediakan
disediakan
X
3.
Disediakan anggaran
khusus untuk
proyek-proyek
manajemen energi
3.2
3.3