yang terkena).
Operkulum frontal merupakan pusat untuk ekspresi bahasa. Pasien dengan cedera
hemisfera kiri operkulum frontal aphasia Broca dan menunjukkan kerusakan verbal,
sedangkan pasien lesi opercular kanan
ekspresif.
Korteks orbitofrontal berfungsi sebagai penghambatan respon. Pasien dangan lesi pada
orbitofrontal cenderung mengalami kesulitan menghambat, emosi labil, dan gangguan
memori.
Pasien dengan lesi mesial superior mempengaruhi korteks cingulated biasanya
Afasia Broca dari lesi di daerah 44 dan 45 di hemisfera kiri otak menyebabkan bicara jadi tidak
lancar, agrammatisme, paraphasias, anomia, dan pengulangan yang buruk. Lesi di anterior,
superior, dan bagian mendalam di daerah Broca menghasilkan sintaks dan tata bahasa yang
abnormal tapi pengulangan dan bahasa otomatis yang normal. Gangguan ini dikenali sebagai
afasia motorik transkortikal dan ekolalia yang tidak boleh diatasi adalah umum. Gangguan
memori hanya terjadi dengan ekstensinya lesi ke dalam inti septum dari basal otak depan .
(Fuster)
Daftar pustaka
1. Cummings JL, Miller BL. The Human Frontal Lobe; function and disorder 1 sted New
York: The Guilford Press: 1999
2. Fuster JM. The prefrontal cortex. Anatomy, Physiology and Neuropsychology of the
frontal lobe. (Lippincot-Raven, Philadelphia), 3rd : 1997
3. Grafman J, Schwab K, Warden D, et al. Frontal Lobe Injuries, Violence and Aggression.
Neurology: 1996