Anda di halaman 1dari 2

Defenisi

Sindroma lobus frontalis adalah gejala ketidakmampuan mengatur perilaku seperti


impulsif, apati, disorganisasi, defisit memori, dan atensi, disfungsi eksekutif, dan mengatur
mood. 1 (cummings, 1999)
Sistem klasifikasi klasik membagi lobus frontal ke korteks presentral, korteks prefrontal (dari
kutub frontal ke korteks presentral, termasuk operkulum frontal, dorsolateral, dan regio mesial
superior), korteks orbitofrontal (termasuk orbitobasal atau ventromedial dan regio mesial
inferior), dan region mesial superior (terutama, girus cingulate anterior). Masing-masing daerah
memiliki hubungan luas. 2 (Fuster)
Hubungan yang unik antara daerah frontal dan struktur otak yang lebih dalam menyebabkan lesi
menghasilkan perilaku klinis yang relatif khas. 3 (Grafman)
-

Korteks frontal dorsolateral berkaitan dengan perencanaan, pembentukan strategi, dan


fungsi eksekutif. Pasien dengan lesi frontal dorsolateral cenderung apatis, perubahan
kepribadian, abulia dan kurang kemampuan untuk merencanakan atau melakukan suatu
tindakan yang berurutan. Pasien-pasien ini memiliki memori kerja untuk informasi verbal
yang buruk (jika otak kiri yang terkena) atau informasi spasial (jika hemisfera kanan

yang terkena).
Operkulum frontal merupakan pusat untuk ekspresi bahasa. Pasien dengan cedera
hemisfera kiri operkulum frontal aphasia Broca dan menunjukkan kerusakan verbal,
sedangkan pasien lesi opercular kanan

cenderung mengembangkan aprosodia yang

ekspresif.
Korteks orbitofrontal berfungsi sebagai penghambatan respon. Pasien dangan lesi pada
orbitofrontal cenderung mengalami kesulitan menghambat, emosi labil, dan gangguan

memori.
Pasien dengan lesi mesial superior mempengaruhi korteks cingulated biasanya

mengembangkan sifat akinetik mutisme.


Pasien dengan mesial inferior (basal otak depan) cenderung mewujudkan lesi amnesia
anterograde, amnesia retrograde dan mengigau.

Afasia Broca dari lesi di daerah 44 dan 45 di hemisfera kiri otak menyebabkan bicara jadi tidak
lancar, agrammatisme, paraphasias, anomia, dan pengulangan yang buruk. Lesi di anterior,

superior, dan bagian mendalam di daerah Broca menghasilkan sintaks dan tata bahasa yang
abnormal tapi pengulangan dan bahasa otomatis yang normal. Gangguan ini dikenali sebagai
afasia motorik transkortikal dan ekolalia yang tidak boleh diatasi adalah umum. Gangguan
memori hanya terjadi dengan ekstensinya lesi ke dalam inti septum dari basal otak depan .
(Fuster)

Daftar pustaka
1. Cummings JL, Miller BL. The Human Frontal Lobe; function and disorder 1 sted New
York: The Guilford Press: 1999
2. Fuster JM. The prefrontal cortex. Anatomy, Physiology and Neuropsychology of the
frontal lobe. (Lippincot-Raven, Philadelphia), 3rd : 1997
3. Grafman J, Schwab K, Warden D, et al. Frontal Lobe Injuries, Violence and Aggression.
Neurology: 1996

Anda mungkin juga menyukai