PENDAHULUAN
1
LATAR BELAKANG
Stroke merupakan masalah kesehatan yang sudah lama sekali dikenal didunia
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI
Stroke adalah defisit neurologis, baik fokal maupun global yang terjadi secara
mendadak, oleh karena gangguan pembuluh darah otak (cerebrovaskular), yang
mempunyai pola gejala yang berhubungan dengan waktu.
2. EPIDEMIOLOGI
Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit jantung dan
keganasan.Stroke diderita oleh 200 orang per 100.000 penduduk per tahunnya.
Stroke merupakan penyebab utama cacat menahun. Pengklasifikasiannya adalah
65-85% merupakan stroke non hemoragik ( 53% adalah stroke trombotik, dan
31% adalah stroke embolik) dengan angka kematian stroke trombotik 37%, dan
stroke embolik 60%. Presentase stroke non hemoragik hanya sebanyk 15-35%.
10-20% disebabkan oleh perdarahan atau hematom intraserebral, dan 5-15%
perdarahan subarachnoid.Angka kematian stroke hemoragik pada jaman sebelum
ditemukannya CT scan mencapai 70-95%, setelah ditemukannya CT scan
mencapai 20-30%.
3. VASKULARISASI OTAK
Otak menerima darah yang dipompakan dari jantung melalui arkus aorta
yang mempunyai 3 cabang, yaitu arteri brakhiosefalik (arteri innominata), arteri
karotis komunis kiri dan arteri subklavia kiri. Arteri brakhiosefalik dan arteri
karotis komunis kiri berasal dari bagian kanan arkus aorta. Arteri brakhiosefalik
selanjutnya bercabang dalam arteri karotis komunis kanan dan arteri subklavia
kanan. Arteri karotis komunis kiri dan kanan masing-masing bercabang menjadi
arteri karotis interna dan eksterna (kiri dan kanan) dan arteri subklavia kiri dan
kanan masing-masing mempunyai salah satu cabang yaitu vertebralis kiri dan
kanan. Aliran darah ke otak yang melalui arteri vertebralis berserta cabangcabangnya disebut sistem vertebrobasiler, dan yang melalui arteri karotis interna
beserta cabang-cabangnya disebut sistem karotis. Sistem karotis terdiri dari tiga
arteri mayor, yaitu arteri karotis komunis, karotis interna, dan karotis eksterna.
Berikut ini merupakan gambar dari peredaran darah arteri mulai dari aorta
sampai ke arteri karotis interna.
2. Pars kavernosa
Arteri
kavernosa,
memperdarahi
hipofisis
dan
dinding
sinus
kavernosus.
3. Pars supraklinoid
Arteri
oftalmika,
memperdarahi
orbita,
struktur
wajah
yang
berdekatan.
Arteri kallosomarginalis,
3.2.
sistem vertebrobasiler
3.3.
Sistem Anastomose
Sirkulus arteri Willisi berasal dari karotis interna dan sistem arteri
vertebralis. Pada putaran ini arteri mernberikan cabang arteri komunikans
posterior. Yang bergabung dengan tunggul proksimal dari arteri serebri posterior
dan membentuk bersama dengan arteri ini dan arteri basilaris rostral, arkus
posterior dari sirkulus Willisi
Karotis interna juga memberi cabang aa. Khoroidalis anterior sebelum
karotis berakhir dan terbagi menjadi aa. Serebri anterior dan media. Tunggul dari
aa. Serebri anterior segera mencembung ke garis tengah dan saling berhubungan
melalui arteri komunikans anterior. Jadi, arkus anterior dari sirkulus Willisi
tertutup.7
4. KLASIFIKASI
Dasar klasifikasi yang berbeda-beda ini perlu, sebab setiap jenis stroke
mempunyai cara pengobatan, preventif dan prognosa yang berbeda, walaupun
patogenesisnya serupa (Ali, et al, 1996; Misbach, 1999). Adapun klasifikasi
tersebut, antara lain :
4.1.
4.2.
amaurosis fugaks
Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia
b. Sistem vertebrobasiler
Motorik : hemiparese alternans, disartria
Sensorik : hemihipestesi alternans, parestesia
Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia
5. FAKTOR RESIKO
Berbagai faktor resiko berperan bagi terjadinya stroke antara lain:
- Faktor resiko yang tak dapat dimodifikasi, yaitu :
1.
Pembuluh darah yang tidak normal tersebut dapat pecah atau robek sehingga
menimbulkan perdarahan otak.
2.
Jenis kelamin dan penuaan, pria berusia 65 tahun memiliki resiko terkena
penyebab langsung stroke. namun gen berperan besar dalam beberapa faktor
10
Ras
Di Amerika Serikat, insidens stroke lebih tinggi pada populasi kulit hitam
daripada populasi kulit putih. Lelaki negro memiliki insidens 93 per 100.000 jiwa
dengan tingkat kematian mencapai 51% sedang pada wanita negro memiliki
insidens 79 per 100.000 jiwa dengan tingkat kematian 39,2%. Lelaki kulit putih
memiliki insidens 62,8 per 100.000 jiwa dengan tingkat kematian mencapai
26,3% sedang pada wanita kulit putih memiliki insidens 59 per 100.000 jiwa
dengan tingkat kematian 39,2%.
- Faktor resiko yang dapat di modifikasi yaitu :
1.
dikemudian hari antara lain: penyakit jantung rematik, penyakit jantung koroner,
dan gangguan irama jantung. Faktor resiko ini umumnya menimbulkan
sumbatan/hambatan darah ke otak karena jantung melepas gumpalan darah atau
sel-sel/jaringan yang mati ke dalam aliran darah. Munculnya penyakit jantung
dapat
disebabkan
oleh
hipertensi,
diabetes
mellitus,
obesitas
ataupun
hiperkolesterolemia.
3.
dinding pembuluh darah otak yang berukuran besar dan akhirnya mengganggu
kelancaran aliran darah otak dan menimbulkan infark otak.
4.
11
5.
Serangan iskemik sesaat, sekitar 1 dari 100 orang dewasa akan mengalami
paling sedikit satu kali serangan iskemik sesaat ( transient ischemic attack atau
TIA) seumur hidup mereka. Jika tidak diobati dengan benar, sekitar sepersepuluh
dari pasien ini akan mengalami stroke dalam 3 bulan serangan pertama, dan
sekitar sepertiga akn terkena stroke dalam lima tahun setelah serangan pertama.
6.
faktor resiko stroke atau bukan. Obesitas merupakan faktor resiko terjadinya
penyakit jantung sehingga obesitas mungkin menjadi faktor resiko sekunder bagi
terjadinya stroke.
7.
Ambang fungsional
Adalah batas aliran darah otak, sekitar 50-60 cc/ 100 gram/ menit, yang bila
tidak terpenuhi akan menyebabkan terhentinya fungsi neuronal, tetapi
integritas sel-sel saraf masih utuh.
b.
c.
12
13
mengakibatkan iskemia.
Kelainan darah, dapat mempengaruhi aliran darah dan suplai oksigen. Darah
yang bertambah kental, peningkatan viskositas darah, peningkatan hematokrit
dapat melambatkan aliran darah. Pada anemia berat, suplai oksigen dapat pula
menurun.
ISKEMIA OTAK
Iskemia otak adalah gangguan aliran darah otak yang membahayakan
fungsi neuron tanpa perubahan yang menetap. Bila aliran darah otak turun pada
batas kritis yaitu 10 18 ml/ 100 gram otak/ menit maka akan terjadi penekanan
aktivitas neuronal tanpa perubahan struktural dari sel. Daerah otak dengan
keadaan ini dikenal sebagai penumbra iskemik. Di sini sel relatif inaktif tapi
masih viable.
Pada iskemia otak yang luas, tampak daerah yang tidak homogen akibat
perbedaan tingkat iskemia, yang terdiri dari 3 lapisan (area) yang berbeda, yaitu :
14
15
material emboli.
Faktor aliran darah
Pada aliran laminer dengan shear rate yang tinggi akan terbentuk trombus
yang terutama mengandung trombosit, karena pada shear rate yang tinggi adesi
trombosit dan pembentukan trombus di subendotelial tidak tergantung pada
fibrinogen, pada shear rate yang tinggi terjadi penurunan deposit fibrin,
sedangkan aggregasi trombosit meningkat.
Sebaliknya pada shear rate yang rendah seperti pada stasis aliran darah
atau resirkulasi akan terbentuk trombus yang terutama mengandung fibrin,
karena pada shear rate yang rendah pembentukan trombus tergantung atau
membutuhkan fibrinogen.
Proses trombolisis di endokardium
16
17
7.2.
Stroke Perdarahan
18
15% kematian pada pasien dengan hipertensi kronis. (Kumar, Cotran, Robbins,
Buku Ajar Patologi Volume 2. 2007.Jakarta: EGC)
Ancaman utama perdarahan intraserebral adalah hipertensi intracranial
akibat efek masa hematom. Tidak seperti infark, yang meningkatkan tekanan
intracranial secara perlahan ketika edema sitotoksik yang menyertainya
bertambah berat, perdarahan intracranial meningkatkan tekanan intracranial
dengan sangat cepat.
Penyebab perdarahan intraserebral :
Hipertensi (80%)
Aneurisma
Malformasi arteriovenous
Neoplasma
Gangguan koagulasi seperti hemofilia
Antikoagulan
Vaskulitis
Idiophatic
darah
intracranial
kadang-kadang
Aneurisma
kadang-kadang
mengalami
tersering
(a)
arteri
intrakranial
posterior
20
inferior cerebellar, (b) arteri,basilar (c) arteri communicans posterior (PCA), (d)
arteri carotis interal (ICA), (e) arteri communicans anterior (ACA), dan (f)
percabangan dari arteri cerebri media (MCA).
Mekanisme kematian neuron pada stroke perdarahan
Pada stroke perdarahan, kematian neuron terjadi karena tiga hal berikut :
1. Efek Toksik Darah
Eritrosit dapat menyebabkan kematian sel-sel neuron.
2. Peningkatan TIK yang berakibat iskemia global karena penekanan pembuluh
darah di seluruh otak. Mekanismenya sama seperti pada stroke iskemik.
3. Pelepasan agen-agen vasokonstriktor seperti serotonin, prostaglandin,
dan darah yang mengakibatkan terjadinya iskemi fokal dan akhirnya kematian
neuron.
8. DIAGNOSIS
The American Heart Association telah mempublikasikan suatu pedoman
pemeriksaan sistem saraf untuk membantu penyedia perawatan menentukan
berat ringannya stroke dan apakah intervensi agresif mungkin diperlukan.
Untuk membedakan
Anamnesis
21
2.
Pada pemeriksaan ini dicari tanda-tanda (sign) yang muncul, bila dibandingkan
antara keduanya akan didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 2. Perbedaan Stroke Hemoragik dan Stroke Infark berdasarkan tandatandanya.
Catatan
22
jenis patologi
lokasi lesi
ukuran lesi
magnetik untuk membuat gambaran otak. Gambar yang dihasilkan MRI jauh lebih
detail jika dibandingkan dengan CT scan, tetapi ini bukanlah pemeriksaan garis
depan untuk stroke. jika CT scan dapat selesai dalam beberapa menit, MRI perlu
waktu lebih dari satu jam. MRI dapat dilakukan kemudian selama perawatan
pasien jika detail yang lebih baik diperlukan untuk pembuatan keputusan medis
lebih lanjut. Orang dengan peralatan medis tertentu (seperti, pacemaker) atau
metal lain di dalam tubuhnya, tidak dapat dijadikan subyek pada daerah magneti
kuat suatu MRI.
23
9. PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
Terapi Umum
a. Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan
Perbaikan jalan nafas dengan pemasangan pipa orofaring.
Pada pasien hipoksia diberi suplai oksigen
b. Stabilisasi hemodinamik
Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena (hindari cairan hipotonik)
Optimalisasi tekanan darah
Bila tekanan darah sistolik < 120mmHg dan cairan sudah mencukupi,
24
Monitor TIK harus dipasang pada pasien dengan GCS < 9 dan
pasien yang mengalami penurunan kesadaran
Hindari hipertermia
Jaga normovolemia
e. Pengendalian Kejang
DAFTAR PUSTAKA
25
Klinik
Pemeriksaan
Fisik
dan
Mental.FKUI.Jakarta.2008.
Mahar Mardjono. Neurologi Klinis Dasar. Cetakan ke -11. PT.Dian Rakyat.
Jakarta.2006
Ratna Mardiati. Buku Kuliah Susunan Saraf Otak Manusia. Sagung Seto. Jakarta.
1996.
Rowland LP. Syndromes caused by weak muscles. In: Merritts neurology. Ed:
Rowland LP. 11th ed. New York: Lippincott Williams & Wilkins; 2005.
Snell RS. Clinical Anatomy for Medical Student. 6th ed. Sugiharto L, Hartanto H,
Listiawati E, Susilawati, Suyono J, Mahatmi T, dkk, penerjemah. Anatomi
Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC, 2006; 74059.
Wilkinson I, Lennox G. Essential neurology. 4th ed. Massachusetts: Blackwell
Publishing; 2005: 86-7.
26