Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan

Dalam Melaporkan SPT


(Studi Kasus Pada KPP Madya Malang)
Novi Purnama Sari
Kertahadi
Maria Goretti Wi Endang NP.
( PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya,
105030407111034@mail.ub.ac.id)
ABSTRACT
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) has sought to reform the administrative system of modern taxation. One of the
implementations is e-SPT in order to provide ease of service for taxpayers in their tax reporting. Implementation of
e-SPT system is expected to increase the level of taxpayer compliance in reporting SPT. The purpose of this study
was to determine. The purpose of this study was to determine the effect of the implementation of e-SPT consisting of
usefulness, ease of use and facilitating conditions toward corporate taxpayer compliance to report e-SPT
simultaneously and partially as well as the most dominant influence. This research was conducted in March 2014 in
KPP Madya Malang, by spreading questionnaires to corporate taxpayers who use e-SPT system. Sample was taken
by purposive sampling method and there are 93 respondents. The answer is measured with a Likert scale. The data
obtained were analyzed using multiple regression, t test and F test. Results of analysis showed that variable
usefulness, ease of use and facilitating conditions simultaneously and partially have a significant effect toward
corporate taxpayer compliance in reporting e-SPT.
Keywords: e-SPT Application, Usefulness, Ease of Use And Facilitating Conditions And Corporate Taxpayer
Compliance In Reporting SPT
PENDAHULUAN
Penerimaan

pajak dan inovasi yang dilakukan Direktorat


pajak

sumber

Jenderal Pajak (DJP) adalah dengan melakukan

pendapatan utama negara yang digunakan

reformasi perpajakan khususnya dalam segi

dalamembiayaan

administrasi perpajakan.

dan

merupakan
pembangunan.

Peran

sektor perpajakan bagi pendapatan negara saat


ini

cukup

besar,

perkembangan
bahwa

dapat

terakhir

pendapatan

dilihat

yang

Menyikapi perkembangan tersebut DJP

dari

mengeluarkan

menunjukan

negara

dari

keputusan

Direktur

Jenderal

Pajak telah mengeluarkan Keputusan Direktur

sektor

Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ./2004 tanggal

perpajakan cukup besar. Awalnya struktur

14 Mei 2004 (BN No. 7069 hal. 4B) tentang

organisasi pemerintahan mengandalkan sumber

Penyampaian

penerimaan kas dari sektor kekayaan alam

Elektronik (e-SPT). Penyampaian SPT secara

seperti gas alam, mineral dan minyak bumi.

elektonik ini merupakan upaya dari Direktorat

Seiringnya

waktu

Jenderal

alternatif

lain

pemerintah
yang

memikirkan

dirasa

mampu

Surat

Pajak

Pemberitahuan

(DJP)

untuk

secara

memberikan

kemudahan pelayanan bagi wajib pajak dalam

menggantikan peran dari sektor kekayaan alam,

melaporkan

dan alternatif itu jatuh kepada pajak.

dibayarkan. Wajib pajak tidak perlu datang

Pemerintah mengikutsertakan masyarakat


untuk

berperan

serta

dalam

jumlah

pajak

yang

harus

secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak

pembiayaan

(KPP)

untuk

memenuhi

kewajiban

keuangan negara melalui pemungutan pajak.

perpajakannya dalam hal penghitungan jumlah

Lembaga negara yang ditunjuk oleh pemerintah

pajak terutangnya. Sedangkan bagi aparat pajak,

sebagai

teknologi

lembaga

Direktorat
lembaga
beberapa

pengelola

Jenderal
pengelola
reformasi

Pajak
pajak,
dan

pajak
(DJP).
DJP

adalah

dari

pajak.

mampu

memudahkan

mereka dalam pengelolaan database karena

melakukan

penyimpanan dokumen-dokumen wajib pajak

inovasi

sitem

telah dilakukan dalam bentuk digital.


untuk

melakukan

efisiensi

kewajiban pajak melalui sistem e-SPT ini tidak

menumbuhkan

semudah yang dibayangkan. Misalnya adanya

kepercayaan masyarakat terhadap pemungut

kesulitan yang dialami oleh wajib pajak untuk

untuk

Perubahan

Proses

ini

dimaksudkan

sektor

ini

Sebagai

administratif demi meningkatkan pendapatan


negara

e-SPT

memasukkan data dokumen perpajakannya

keharusan

karena belum memahami sepenuhnya mengenai

pelayanan yang prima bagi wajib pajak dengan

mekanisme penyampaian dan pengoperasisan

harapan kepatuhan wajib pajak atas kewajiban

SPT pajak secara elektronik tersebut. Kesadaran

perpajakannya

dan kepatuhan subjek pajak sangat diperlukan,

realisasi penerimaan akan tercapai.

dalam mendukung pelaksanaan penerapan e-

untuk

melakukan

akan

meningkat

Potensi penerimaan pajak

kota Malang

sendiri

dan benar.

penerimaan pajak sesuai dengan target yang

bahwa

Jenderal

semakin

penyampaian

Pajak

tinggi

Surat

menyatakan

bagus

sehingga

SPT guna melunasi utang pajaknya dengan baik


Direktorat

cukup

peningkatan

untuk

meningkatkan

ingin dicapai yaitu sebesar Rp 227.000.000.000

tingkat

rasio

(Mappijatim, 2013). Dengan penerapan e-SPT

Pemberitahuan

(SPT)

diharapkan

mampu

menyerap

potensi

Tahunan menunjukan semakin meningkatnya

penerimaan pajak yang ada. Terlebih lagi Kantor

tingkat kepatuhan wajib pajak, (Aris, 2010).

Pelayanan Pajak (KPP) Madya Malang sebagai

Pemerintah berharap teknologi ini mampu

lembaga keuangan negara dalam bidang pajak

meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam

telah mewajibkan wajib pajak badan untuk

pelaksanaan

menggunakan e-SPT dalam melaporkan SPT.

kewajiban

perpajakannya.

Banyaknya jumlah wajib pajak yang terlambat


dan

tidak

menyampaikan

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut,

SPT

sangat

penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan

tidak

mengenai faktor apa saja yang menyebabkan

menyampaikan SPT menandakan bahwa wajib

wajib pajak badan patuh untuk memenuhi

pajak tersebut tidak memenuhi kewajibannya

kewajiban perpajakannya dalam hal penerapan

untuk

e-SPT.

mengkhawatirkan

karena

menghitung

dan

membayar

pajak

Maka

Penulis

bermaksud

untuk

terutangnya. Penerapan e-SPT tidak terlepas

membuat sebuah tulisan dari hasil penelitian

berbagai perilaku pemikiran wajib pajak yang

yang dilakukan dalam bentuk skripsi dengan

dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib

judul: Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap

pajak badan, adapun analisis perilaku wajib

Kepatuhan

pajak terkait dengan penerapan e-SPT dapat

Melaporkan SPT (Studi Kasus Pada Kantor

dilihat dari manfaat kegunaan sistem, persepsi

Pelayanan Pajak Madya Malang).

kemudahan

kegunaan,

dan

kondisi

Wajib

Pajak

Badan

Dalam

yang
TINJAUAN TEORI

memfasilitasi.

Pengertian Pajak

Secara umum perkembangan industrialisasi


Kota Malang yang cukup pesat dari waktu ke

Dari

berbagai

sudut

pandang

dan

waktu mendorong sektor ekonomi lainnya juga

pemikiran yang berbeda, memberikan batasan

ikut bergerak antara lain property, pariwisata,

pengertian atau definisi yang berbeda pula

serta sektor keuangan. Perkembangan ekonomi

mengenai pajak. Berikut beberapa devinisi dari

ini di ikuti oleh Direktorat Jenderal Pajak

para ahli:

dengan membentuk Kantor Pelayanan Pajak

1.

Definisi pajak menurut Prof. DR. Rochmat

(KPP) Madya Malang berdasarkan Peraturan

Soemitro, SH dalam Mardiasmo (2009:1)

Menteri

adalah :

KeuanganNomor

132/PMK.01/2006

dimana SMO (Saat Mulai Operasi) ditetapkan

Pajak adalah sebagai berikut iuran rakyat

mulai tanggal 9 April 2007 untuk membantu

kepada kas negara berdasarkan undang-

wajib pajak badan dalam memenuhi kewajiban

undang (yang dapat dipaksakan) dengan

perpajakannya dengan benar. Kantor Pelayanan

tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi)

Pajak (KPP) Madya merupakan salah satu

yang langsung dapat ditunjukkan dan yang

kantor di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat

digunakan untuk membayar pengeluaran

Jenderal Pajak Jawa Timur III. Kantor Pelayanan

umum.

Pajak (KPP) Madya Malang ini merupakan salah

2.

Menurut S.I Djajadiningrat dalam Siti

satu Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) yang

Resmi (2009:1) menyatakan bahwa:

mengimplementasikan

administrasi

Pajak

sistem

sebagai

suatu

kewajiban

perpajakan modern. Sebagai Kantor Pelayanan

menyerahkan sebagian dari kek yaan ke

Pajak (KPP)

kas negara yang disebabkan suatu keadaan,

modern maka telah menjadi

kejadian, dan perbuatan yang memberikan

Pemberitahuan dalam bentuk elektronik diatur

kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai

dalam peraturanDJP nomor 6/PJ/2009 mengenai

hukuman,

Wajib Pajak Badan

menurut

ditetapkan

3.

peraturan

pemerintah

serta

yang
dapat

Undang-Undang

No.

28

Tahun

2007

dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal

tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang

balik dari negara secara langsung, untuk

No. 6 Tahun 1983 mengenai Ketentuan Umum

memelihara kesejahteraan secara umum.

dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat (2)

Menurut Pasal 1 UU No. 28 Tahun 2007

menjelaskan bahwa wajib pajak adalah orang

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,

Perpajakan (KUP) menjelaskan:

pemotong

Pajak adalah: Kontribusi wajib kepada

mempunyai hak dan kewajiban perpajakan

negara yang terutang oleh orang pribadi

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

atau

undangan perpajakan.

badan

yang

bersifat

memaksa

berdasarkan undang-undang, dengan tidak

pajak,

pemungut

pajak,

yang

UU No.36 Tahun 2008 tentang pajak

mendapatkan imbalan secara langsung dan

penghasilan,

wajib

digunakan untuk keperluan negara bagi

sekumpulan

orang

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

merupakan kesatuan baik yang melakukan

Surat Pemberitahuan (SPT)


Pengertian

Surat

pajak

badan

dan/atau

modal

adalah
yang

usaha maupun yang tidak melakukan usaha


(SPT)

yang meliputi perseroan terbatas, perseroan

menurut Mardiasmo (2009:29) adalah surat

komanditer, perseroan lainnya, badan usaha

yang oleh wajib pajak

milik negara atau badan usaha milik daerah

melaporkan

Pemberitahuan

digunakan untuk
dan/atau

dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma,

pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan

kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,

objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban

perkumpulan,

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya,

undangan perpajakan. Wajib pajak wajib harus

lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk

mengisi SPT dengan benar, lengkap dan jelas

kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha

dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan

tetap.

huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang

Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak

Rupiah,

penghitungan

dan

menandatangani

serta

yayasan,

Kepatuhan

organisasi

perpajakan

massa,

didefinisikan

menyampaikannya ke Kantor Pelayanan Pajak

sebagai suatu keadan dimana wajib pajak

tempat wajib pajak terdaftar.

memenuhi semua kewajiban perpajakan dan

e-SPT

melaksanakan hak perpajakannya (Nurmantu,

Pemerintah menyediakan aplikasi yang

2003:148). Pengertian kepatuhan wajib pajak

dapat digunakan oleh wajib pajak untuk

secara sedehana atau lebih komprehensif adalah

melakukan pengisian dan pelaporan SPT secara

sekedar menyangkut sejauh mana wajib pajak

cepat, tepat dan akurat guna mewujudkan

memenuhi

sistem

aturan perpajakan yang berlaku (Simanjuntak

administrasi

Pandiangan

(2008:35)

perpajakan
menyatakan

modern.
yang

kewajiban

perpajaknnya

sesuai

dan Mochlis, 2012:84).

dimaksud dengan e-SPT adalah penyampaian

Secara

lebih

kompleks

Pengertian

SPT dalam bentuk digital ke KPP secara

kepatuhan Wajib Pajak menurut Nasucha yang

elektronik atau dengan menggunakan media

dikutip oleh Devano dan Rahayu (2006:111),

komputer. Sedangkan dalam peraturan DJP

menyatakan bahwa kepatuhan Wajib Pajak

nomor 6/PJ/2009 pasal 1 mengenai Tata Cara

dapat didefinisikan sebagai:

Penyampaian

Surat

Pemberitahuan

dalam

1.

bentuk elektronik dijelaskan, e-SPT adalah data

Kewajiban Wajib Pajak dalam


mendaftarkan diri

SPT wajib pajak dalam bentuk elektronik yang

2.

dibuat oleh wajib pajak dengan menggunakan

Kepatuhan untuk menyetorkan kembali


Surat Pemberitahuan

aplikasi e-SPT yang disediakan oleh Direktorat

3.

Jenderal Pajak. Tata Cara penyampaian Surat

Kepatuhan dalam perhitungan dan


pembayaran pajak terutang

4.

Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.

terkemuka menjadi satu teori. Hasil pengujian

Theory of Planned Behaviour


Pengembangan

TRA

model-model ini akhirnya merekomendasikan

(TPB).

empat variabel sebagai determinant terhadap

ada

tujuan dan penggunaan teknologi informasi,

dilakukan dalam, yaitu kontrol perilaku yang

yaitu ekspektasi kinerja (performance expectancy),

dipersepsikan

adalah

Theory

Penambahan

lebih

Planned
variabel

lanjut
of

Behavior

yang

(perceived

dari
belum

control).

ekspektasi usaha (effort expectancy), pengaruh

Variabel ini ditambahkan untuk memahami

behavioral

sosial (Social Influence), dan kondisi pendukung

keterbatasan yang dimiliki individu dalam

(Facilitating Conditions), serta empat variabel

rangka melakukan perilaku tertentu.

sebagai moderator (moderating variables) antar


determinan dengan tujuan dan penggunaan
teknologi informasi, yaitu jenis kelamin, usia,
pengalaman, dan voluntariness (wajib atau
tidaknya menggunakan sistem informasi dalam
pekerjaan).

Gambar 1. Model TPB


Sumber: Ajzen (2005)

Technology Acceptance Model (TAM)


Menurut

Davis

(1986)

perilaku

menggunakan Teknologi Informasi (TI) diawali

Gambar 3. Model UTAUT I

oleh

Sumber: Venkatesh et al.,(2003)

adanya

persepsi

mengenai

manfaat

Model Konsep

(usefulness) dan persepsi mengenai kemudahan


menggunakan TI (ease of use). Kedua unsur ini

Berdasarkan tinjauan pustaka mengenai

bila dikaitkan dengan TRA adalah bagian dari

penerapan e-SPT yang terdiri dari manfaat

Belief.

kegunaan

Davis

(1986)

mengartikan

persepsi

sistem

(usefulness),

presepsi

mengenai kegunaan (usefulness) ini berdasarkan

kemudahan penggunaan (ease of use), dan

definisi dari kata useful yaitu capable of being

kondisi

used advantageously, atau dapat digunakan

Conditions)

untuk tujuan yang menguntungkan. Persepsi

kepatuhan wajib pajak badan maka, dapat

kegunaan (usefulness) adalah manfaat yang

disusun suatu model konsep sebagai dasar

diyakini individu yang dapat diperolehnya

pembentukan hipotesis seperti yang terlihat

apabila menggunakan TI.

pada gambar berikut:

yang

memfasilitasi

serta

(Facilitating

pengaruhnya

terhadap

Kepatuhan

Penerapan

wajib pajak
e-SPT

badan

Gambar 4. Model Konsep Hipotesis


Sumber: Data diolah (2014)
Model Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008:64) hipotesis

Gambar 2. Model TAM

merupakan

Sumber: Davis (1986)

rumusan

penelitian.

model hipotesis sebagai berikut:

Technology (UTAUT)
yang

masalah

sementara

dikembangkan

terhadap

Berdasarkan

gambar model konsep diatas dapat diajukan

Unified Theory of Acceptance and Use of


UTAUT

jawaban

oleh

Venkatesh, et al. (2003) menggabungkan fiturfitur dari beberapa teori penerimaan teknologi

(usefulness)

(X1)

Berdasarkan

Kepatuhan

(ease of use)
(X2)

rumus

)2
penarikan

jumlah

wajib pajak

sampel diatas, maka sampel yang diambil

badan (Y)

penulis dengan pembulatan dalam penelitian ini


adalah sebanyak 93. Pengukuran variabel Bebas

(Facilitating

menggunakan skala Likert dengan skala 5 point

Conditions)

di setiap pertanyaannya untuk penentuan sikap

(X3)

responden. Penentuan besarnya interval kelas


menggunakan rumus:

Gambar 5. Model Hipotesis


Sumber: Data diolah (2014)

Berdasarkan model hipotesis di atas,


Bedasarkan

maka dapat dibuat rumusan hipotesis sebagai


Variabel
(usefulness)

2.

dengan

manfaat
(X1),

kegunaan
presepsi

skala likert sebesar 0,8.

sistem

Pengujian Kualitas Data

kemudahan

penggunaan (X2), (Facilitating Conditions)

Sugiyono (2011:348) menyebutkan bahwa

dan kondisi yang memfasilitasi (facilitating

instrumen yang valid berarti alat ukur yang

conditions) (X3) secara simultan signifikan

digunakan

pengaruhnya terhadap kepatuhan wajib

(mengukur) itu valid. Instrumen yang reliabel

pajak badan (Y) dalam pelaporan SPT.

adalah instrumen yang bila digunakan beberapa

Variabel

kali untuk mengukur obyek yang sama, akan

(usefulness)

manfaat
(X1),

kegunaan
Presepsi

sistem

menghasilkan

kemudahan

yang memfasilitasi (facilitating conditions)

secara

yang telah terkumpul sebagaimana adanya

dominan

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono,

pajak badan (Y) dalam pelaporan SPT.

2011:147). Hasil dari analisis deskriptif ini


Statistik inferensial adalah teknik statistik

METODE PENELITIAN

yang digunakan untuk menganilis data sampel

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu


untuk

memperoleh

pengaruh

penerapan

bukti

empiris

e-SPT,

dan hasilnya diberlakukan untuk populasi

adanya

maka

(Sugiyono, 2011:187). Langkah-langkah analisis

jenis

statistik

penelitian yang digunakan adalah explanatory


menjadi

objek

dalam

penelitian

Social

e-SPT

ini

Science)

dalam

pelaksanaanyasebagai

Uji Asumsi Klasik

Madya Malang. Data wajib pajak badan yang


pengguna

penelitian

berikut:

terdaftar dan berada di wilayah kerja KPP


sebagai

dalam

bantuan program SPSS (Statistical Package for

ini

meliputi seluruh wajib pajak badan yang

terdaftar

inferensial

menggunakanbeberapa pengujian data dengan

research dengan pendekatan kuantitatif. Populasi


yang

(Sugiyono,

mendeskripsikan atau menggambarkan data

Variabel presepsi kemudahan penggunaan


(X2)

sama

digunakan untuk menganalisis data dengan cara

dalam pelaporan SPT.


use)

yang

data

Statistik deskriptif yaitu statistik yang

terhadap kepatuhan wajib pajak badan (Y)

of

data

mendapatkan

Analisis Data

(X3) secara parsial signifikan pengaruhnya

(ease

untuk

2011:348).

penggunaan (ease of use) (X2), dan kondisi

3.

perhitungan

rumus diatas, maka maka di peroleh interval

berikut:
1.

hasil

Dalam

sampai

penelitian

uji

asumsi

klasik

yang

dilakukan sebanyak empat macam uji asumsi

dengan bulan oktober tahun 2013 sebesar 1268.

klasik yaitu uji normalitas, multikolinearitas,

Pemilihan sampel dalam penelitian ini

heteroskedastisitas dan autokorelasi.

menggunakan teknik simple random sampling.


Pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan rumus Slovin, yaitu
sebagai berikut:

1.

Uji Normalitas Data

seberapa jauh pengaruh satu variabel

Menurut penjelasan Ghozali (2009:107)

independen secara individual terhadap

Uji normalitas bertujuan untuk menguji

variabel dependen (Ghozali, 2009:17).

apakah dalam model regresi, variabel


pengganggu
distribusi

atau

residual

normal

diketahui

atau

bahwa

Koefisien Determinasi (R)

mempunyai

tidak,

uji

c.

Ghozali

seperti
dan

(2009,15)

koefisien

determinasi (R) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam

mengasumsikan nilai residual mengikuti

menerangkan variasi variabel terikat.

distribusi normal.
2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Gejala Multikolinieritas

Analisis Regresi

Uji multikolinearitas bertujuan untuk


menguji

3.

apakah

dalam

model

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Berganda

regresi

ditemukan adanya korelasi yang tinggi

Variabel

atau sempurna antar variabel independen

Bebas

(Ghozali, 2009:25).
Uji Gejala Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah
dalam model regresi linear ada korelasi antara

Beta

t hitung

Sig t

Keterangan

X1

0,219

0,270

2,703

0.008

Signifikan

X2

0,488

0,494

4,932

0.000

Signifikan

X3

0,142

0,124

2,320

0.027

Signifikan

Konstanta

1.654

4.881

Signifikan

Nilai R

= 0.703

Nilai R2

= 0,494

Adj. R. Square

= 0.477

(sebelumnya) (Ghozali, 2009:79).

F hitung

= 29.020

Model Regresi

Nilai Signifikan F

= 0.000

F tabel

= 2.71

t tabel

= 1.987

Signifikan

= 0.05 (5%)

kesalahan pengganggu pada periode t dengan


kesalahan

pengganggu

Menurut

pada

Sugiyono

periode

(2011:275),

t-1

Analisis

regresi ganda digunakan oleh peneliti bila,


bermaksud meramalkan bagaimana keadaan

Sumber: Data Primer Diolah, 2014

(naik turunnya) variabel dependen, bila dua

Persamaan regresi yang dihasilkan dari

atau lebih variabel independen sebagai faktor

analisis adalah sebagai berikut:

prediktor

dimanipulasi

Yi = 1,654 + 0,219 X1 + 0,488 X2 + 0,142 X3

nilainya).

Persamaan

(dinaik
regresi

turunkan

untuk

tiga

Berdasarkan persamaan regresi tersebut

prediktor adalah (Sugiyono, 2011:275) :

dapat dijelaskan:

Y= a+ b1X1 + b2X2+ b3X3 + E

1.

Nilai

konstanta

sebesar

1,654

Artinya

kegunaan

sistem

Keterangan :

apabila

= kepatuhan wajib pajak badan

(usefulness)

X1

= Manfaat kegunaan sistem (usefulness)

pengunaan (ease of use)

X2

= Persepsi kemudahan penggunaan (ease

yang memfasilitasi (facilitating conditions)

of use)
X3

= Kondisi yang memfasilitasi

kepatuhan

= konstanta

2.

kemudahan

(X2) dan kondisi

wajib

pajak

badan

dalam

Koefisien

variabel

manfaat

kegunaan

sistem (usefulness) (X1) diperoleh sebesar

Uji F

0,219,
Gohozali (2009:16) menjelaskan uji

artinya

setiap

signifikansi simultan (uji statistik F) pada

kegunaan

sistem

dasarnya

semua

kepatuhan wajib pajak badan (Y) dalam

atau

bebas yang

pelaporan SPT akan mengalami kenaikan

model

mempunyai

atau penurunan sebesar 0,219 dengan

independen

dimasukkan

dalam

apakah

pengaruh secara bersama-sama terhadap

dari

atau

satu

menunjukkan

satuan

kenaikan

penurunan

variabel

(usefulness),

manfaat
maka

asumsi variabel lain tetap.

variabel dependen atau terikat.


b.

persepsi

melaporkan SPT sebesar 1, 654.

b1, b2, b3 = koefisien regresi


a.

(X1),

(X3) sama dengan nol (0) maka tingkat

(Facilitating Conditions) data


a

manfaat

3.

Uji-t

Koefisien variabel presepsi kemudahan


penggunaan (ease of use) (X2) diperoleh

Uji signifikan parameter individual (uji

sebesar 0,488, artinya setiap kenaikan atau

statistik t) pada dasarnya menunjukkan

penurunan

satu

satuan

dari

presepsi

4.

kemudahan penggunaan (ease of use) (X2),

Sig. t sebesar 0,027 di bawah nilai signifikan 5%

maka kepatuhan wajib pajak badan (Y)

(0,05) menunjukkan bahwa variabel

dalam pelaporan SPT akan mengalami

yang memfasilitasi (Facilitating Conditions) (X3)

kenaikan atau penurunan sebesar 0,488

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

dengan asumsi variabel lain tetap.

kepatuhan wajib pajak badan (Y).

Koefisien
presepsi

variabel
kondisi

presepsi

Hasil Pengujian Hipotesis III

variabel

memfasilitasi

Berdasarkan hasil analisis seperti yang

(facilitating conditions) (X3) diperoleh sebesar

tercantum dalam Tabel 4.11 diketahui bahwa

0,142,

atau

variabel persepsi kemudahan penggunaan (ease

penurunan satu satuan dari kondisi yang

of use) (X2) mempunyai pengaruh dominan

memfasilitasi (facilitating conditions) (X3),

terhadap variabel kepatuhan wajib pajak badan

maka kepatuhan wajib pajak badan (Y)

(Y) karena mempunyai nilai B paling besar

dalam pelaporan SPT akan mengalami

(0,488) di antara nilai B variabel bebas yang lain.

kenaikan atau penurunan sebesar 0,142

Sehingga hipotesis ketiga dapat dibuktikan

dengan asumsi variabel lain tetap.

kebenarannya.

artinya

yang

kondisi

setiap

kenaikan

Hasil Pengujian Hipotesis I

Pembahasan

Dari Tabel 4.11 diketahui bahwa nilai Fhitung

Berdasarkan
uji
hipotesis
dengan
menggunakan analisis regresi berganda melalui
SPSS dapat diketahui bahwa secara simultan
dan parsial variabel manfaat kegunaan sistem
(usefulness)
(X1),
persepsi
kemudahaan
pengunaan (ease of use) (X2) dan kondisi yang
memfasilitasi (Facilitating Conditions) (X3)
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak badan. Berikut pembahasan hasil
pengujian hipotesis akan dijelaskan sebagai
berikut.
1. Pengaruh Manfaat Kegunaan Sistem

sebesar 29,020 sedangkan nilai F tabel sebesar


2,71. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel jadi
keputusannya adalah menerima hipotesis yang
menyatakan bahwa variabel-variabel manfaat
kegunaan

sistem

(usefulness)

(X1),

persepsi

kemudahan penggunaan (ease of use) (X2) dan


kondisi

yang

conditions)

memfasilitasi

(X3)

mempunyai

secara

pengaruh

(facilitating
bersama-sama

terhadap

kepatuhan

(Usefulness) (X1), Terhadap Kepatuhan

wajib pajak badan (Y).

Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan

Hasil Pengujian Hipotesis II


Berdasarkan

hasil

uji

seperti

SPT (Y).

yang

Hasil

tercantum pada tabel 4.11 di atas dapat

pengaruh

dijelaskan bahwa:

yang

berupa

badan (Y) adalah berpengaruh signifikan secara

dari nilai ttabel sebesar 1,987 dan nilai Sig. t

parsial. Dilihat dari nilai F hitung bahwa secara

sebesar 0,008 di bawah nilai signifikan 5% (0,05)

simultan manfaat kegunaan sistem (usefulness),

menunjukkan bahwa variabel kegunaan sistem

persepsi kemudahan penggunaan (ease of use),

(usefulness) (X1) mempunyai pengaruh yang

memfasilitasi (facilitating conditionsi) signifikan

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak

positif pengaruhnya terhadap kepatuhan wajib

badan (Y).

pajak

2. Variabel persepsi kemudahan penggunaan (ease

badan.

Hasil

ini

konsisten

dengan

penelitian Davis et a, (1989), Venkatesh et.

of use) (X2) dengan nilai thitung sebesar 4,932 lebih

al.,(2003), Hawa (2008), dan Lingga (2013) yang

besar dari nilai ttabel sebesar 1,987 dan nilai Sig. t

menyimpulkan adanya pengaruh signifikan

sebesar 0,000 di bawah nilai signifikan 5% (0,05)


variabel

variabel-variabel

bahwa

terhadap variabel terikat kepatuhan wajib pajak

(X1) dengan nilai thitung sebesar 2,703 lebih besar

bahwa

menunjukkan

manfaat kegunaan sistem (usefulness) (X1),

1. Variabel manfaat kegunaan sistem (usefulness)

menunjukkan

penelitian

manfaat kegunaan sistem (usefulness), persepsi

persepsi

kemudahan

kemudahan penggunaan (ease of use) (X2)

penggunaan

(ease

of

use),

memfasilitasi (facilitating conditionsi) terhadap

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak badan.

kepatuhan wajib pajak badan (Y)

Tentunya ini membuat para responden

3. Variabel kondisi yang memfasilitasi (Facilitating

antusias untuk menggunakan sistem informasi

Conditions) (X3) dengan nilai thitung sebesar 2,320

guna membantu menyelesaikan pekerjaannya

lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,987 dan nilai

lebih

cepat,

efektif

produktifitas

dan

pekerjaan.

meningkatkan

Hasil

perilaku wajib pajak. Perbedaan hasil penelitian

penelitian

ini

dengan

penelitian

terdahulu

dapat

menunjukkan bahwa hampir seluruh responden

dikarenakan responden yang diteliti memiliki

telah memanfaatkan e-SPT untuk pelaporan

kondisi fasilitas yang berbeda. Hal ini biasanya

pajak terutannya. Hal ini membuktikan adanya

terjadi pada wajib pajak pemula atau baru

penerimaan

perusahaan

melakukan pendaftaran NPWP sehingga baru

terhadap pemakaian sistem pelaporan pajak

yang

positif

dari

melakukan registrasi penggunaan sistem e-SPT

secara online melalui e-SPT.

yang sebelumnya masih mengunakan SPT

2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (ease of

manual.

use) (X2) Terhadap Kepatuhan Wajib


Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT (Y).

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil

Kesimpulan

pengaruh

penelitian

menunjukkan

berupa

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

persepsi kemudahan penggunaan (ease of use)

variabel apa saja yang mempunyai pengaruh

(X2), terhadap variabel terikat kepatuhan wajib

kepatuhan wajib pajak melaui penerapan e-SPT..

pajak badan (Y) adalah signifikan. Hasil ini

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

konsisten dengan penelitian Davis et a, (1989),

yang telah dilakukan mengenai penerapan e-

Venkatesh et. al.,(2003), Susanto (2005), Hawa

SPT terhadap kepatuhan wajib pajak badan

(2008), dan Lingga (2013) yang menyimpulkan

maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut:

adanya

variabel-variabel

pengaruh

signifikan

yang

bahwa

positif

antara
1.

persepsi kemudahan penggunaan (ease of use)

kondisi

terbiasa memakai sistem berbasis komputerise


dalam menunjang pekerjaannya. Responden
sebagai pengguna e-SPT mempercayai bahwa

menggunakan

teknologi

2.

informasi

Terhadap

menunjukkan

memfasilitasi

(facilitating

antara

berpengaruh
yang

sistem

telah

(usefulness)

signifikan
wajib

dalam

pajak

terhadap

badan

pelaporan

bahwa

artinya

pajak

variabel

kegunaan

berpengaruh

akan

persepi

(ease

signifikan

of

use)

terhadap

kepatuhan wajib pajak badan, hal ini

pengaruh

kondisi

terhadap

parsial

kegunaan

kemudahan

et. al.,(2003), Hawa (2008), dan Lingga (2013)


positif

signifikan
e-SPT

pengujian

diketahui

conditions),

dengan penelitian Davis et a, (1989), Venkatesh

signifikan

memiliki

pengujian parsial yang telah dilakukan

badan (Y) adalah signifikan. Hasil ini konsisten

adanya

simultan

membantu meningkatkan kinerjanya. Hasil

bahwa

terhadap variabel terikat kepatuhan wajib pajak

menyimpulkan

penerapan

Hasil

SPT

penelitian

(facilitating

responden percaya jika menggunakan e-

pengaruh variabel-variabel yang berupa kondisi

yang

yang

kepatuhan

Kepatuhan

SPT (Y).

yang

pengaruh

berpengaruh

Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan


Hasil

memfasilitasi

secara

manfaat

Kondisi Yang Memfasilitasi (facilitating


(X3)

yang

dilakukan menunjukkan bahwa variabel

teknologi informasi tersebut.


conditions)

persepsi

terhadap kepatuhan wajib pajak badan.

tersebut dan seterusnya akan menggunakan


3.

manfaat

(usefulness),

conditions)

lain

hal

pengoperasiannya akan menimbulkan minat


dalam

hasil

telah

kepatuhan wajib pajak badan dengan kata

teknologi informasi yang lebih fleksibel, mudah


dalam

sistem

yang

kemudahan penggunaan (ease of use) dan

merupakan pengguna e- SPT, responden telah

mudah

simultan

diperoleh

kegunaan

Berdasarkan pengakuan dari responden yang

dan

pengujian

dilakukan,

(X2) terhadap kepatuhan wajib pajak badan.

dipahami

Pada

membuktikan

jika

memanfaatkan

sistem

responden

akan

informasi

e-SPT

dalam pelaporan pajak apabila responden

yang

merasa

memfasilitasi (facilitating conditions) terhadap

mudah

memahami

cara

pengoperasiannya. Hasil pengujian parsial

kepatuhan wajib pajak badan. Berbeda dengan

untuk variabel kondisi yang memfasilitasi

penelitian Susanto (2005) yang menyatakan jika

(facilitating conditions) menunjukkan bahwa

kontrol perilaku (Perceived Behavioral Control)

berpengaruh

tidak berpengaruh positif terhadap analisis

signifikan

terhadap

kepatuhan wajib pajak badan, artinya

merasa kesusahan dalam mengoperasikan

responden menyakini jika kemampuan dan

sistem pelaporan pajak secara online.

fasilitas perusahaan telah menunjang untuk


pemakaian

3.

sistem

infornmasi

4.

maka

Saran bagi Direktorat Jenderal Pajak agar


melakukan modernisasi kembali terhadap

tentunya akan membuat responden mampu

sistem

terampil dan memiliki kemampuan yang

mempermudah

mahir dalam pengoperasian sistem e-SPT.

melaporkan pajaknya. Sehingga selalu ada

Persepsi kemudahan

pembaruan atau inovasi di setiap sistem

use)

diketahui

paling

kegunaan (ease of

sebagai

dominan

variabel

administrasi

dalam

yang

akhirnya

secara sukarela melaporkan pajak dengan

regresi linier berganda. Variabel bebas

benar.

kegunaan mempunyai nilai

DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. 2005. Attitudes, Personality and
Behavior, (2nd edition) Berkshire. UK.

lain. Dapat dikatakan variabel kemudahan

Open

kegunaan menyumbang nilai signifikansi


pajak

dalam

dibandingkan

penerapan

dengan

Attitudes

bebas

Bedasarkan

hasil

penelitian

Aris.

dan

Social

Davis,

mewakili

and

selanjutnya sebaiknya memperluas objek

Results

____________,

dan

Unpublished

Doctoral

1989,

Perceived

Usefulness,

Perceived Ease of Use, and Acceptance of


Information

Apabila peneliti selanjutnya ingin meneliti

Sistem

Technology,

MIS

Quarterly, Vol.13, No.3, pp.319-339.

tentang sistem e-SPT dan mengadopsi

Devano, Sony dan Rahayu, Siti K. 2006.

variabel dalam model UTAUT, sebaiknya

Perpajakan Kosep, Teori, dan Isu. Jakarta:

ditambahkan variabel lain yang belum


penelitian.

Technology Acceptance

Dissertation MIT.

dapat

mewakili seluruh penggunan sistem e-SPT.

dalam

1986.

End-User Information Systems Theory

wajib pajak yang lebih luas. Penelitian

hasil

F.D.

Model for Empirically Testing New

pengguna sistem e-SPT dengan cakupan

perbandingan

pada

pada tanggal 18 November 2013).

badan yang terdaftar di KPP Madya

sehingga

(diakses

mgtsand /success/davis.html (diakses

satu jenis wajib pajak yaitu wajib pajak

penelitian

E-SPT.

http://wings.buffalo.edu/mgmt/courses/

Objek penelitian ini hanya dilakukan pada

lokasi

Penggunaan

Usefulness and Perceived Ease of Use.

e-SPT yaitu sebagai berikut:

tidak

Diskusi

Davis, F. D.1989.Measurement Scales for Perceived

dalam bidang perpajakan khususnya penerapan

sehinggga

2010.

tanggal 17 Oktober 2013).

beberapa saran dan diharapkan bermanfaat

digunakan

Predicting

http://www.ortax.org

kesimpulan, maka saran peneliti memberikan

dilakukan

and

Hall.

Saran

dan

Hill

Behavior. Englewood Cliffs. NJ. Prentice-

lainnya.

Malang,

Press-McGraw

Ajzen, I. dan Fishbein, M. 1980. Understanding

e-SPT

variabel

University

Education.

paling tinggi terhadap kepatuhan wajib

Kencana.

Peneliti

Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika Teori, Konsep

selanjutnya dapat menambahkan variabel

dan Aplikasi SPSS 17. Semarang: Badan

lain maupun variabel eksternal agar nilai

Penerbit Universitas Diponegoro

koefisien determinasi meningkat.


3.

pajak

kepatuhan wajib pajak badan dalam model

antara nilai beta atau B variabel bebas yang

2.

pajak,

agar

mengakibatkan wajib pajak akan patuh dan

beta atau B paling besar yaitu 0,488 di

1.

wajib

pajak

mempengaruhi

Kemudahan

yang

bebas

pelaporan

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-

Saran bagi instansi terkait yaitu KPP

88/PJ./2004 tanggal 14 Mei 2004 (BN No.

Madya Malang agar lebih sering atau

7069 hal. 4B) tentang Penyampaian

intensif lagi melakukan pelatihan atau

Surat Pemberitahuan secara Elektronik

penyuluhan tentang pelaporan pajak secara

(e-SPT).

online, sehingga wajib pajak tidak akan

KPP Madya Malang. Kantor Pelayanan Pajak


Madya Malang. Malang
Mappijatim. 2013. Target Pajak Kota Malang
Dinaikkan

27

Persen.

http://www.mappijatim.or.id

(diakses

pada tanggal 24 November 2013).


Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009.
Yogyakarta: Andi Offes.
Nurmantu, Safri. 2003. Pengantar Perpajakan.
Granit: Jakarta.
Pandiangan,

Liberti.

2008.

Modernisasi

dan

Reformasi Pelayanan Perpajakan. Jakarta.:


PT Elex Media Komputindo.
Peraturan Direktorat Jenderal Pajak nomor
6/PJ/2009

Mengenai

Penyampaian

Tata

Surat

Cara

Pemberitahuan

dalam Bentuk Elektronik.


Resmi, Siti. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus.
Jakarta: Salemba Empat.
Simanjuntak, Timbul H. Dan Mochlis, Imam.
2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan Dalam
Pembangunan

Ekonomi

Perpajakan.

Jakarta: Raih Asa Sukses.


Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif

dan

R&D.CV

Alfabeta:

Bandung.
________. 2011. Statistika untuk Penelitian.CV
Bandung: Alfabeta.
Susanto, Nugroho A. 2011. Analisis Perilaku
Wajib Pajak Terhadap Penerapan Sistem
e-Filing

Direktorat

Jenderal

Pajak.

Skripsi. Universitas Indonesia. Jakarta


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28
tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga
Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1983 Tentang Ketentuan Umum Dan
Tata Cara Perpajakan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2008 tentang pajak penghasilan.
V. Venkatesh, M.G. Morris, G.B. Davis, F.D.
Davis,

User

acceptance

of

information

technology: toward a unified view, MIS


Quarterly,

vol.

27,

pp.

425-478,

200

10

Anda mungkin juga menyukai