PENDAHULUAN
Kejadian tanah longsor di Indonesia sejak
tahun 1994-1998 terjadi di 410 lokasi,
tersebar di beberapa propinsi yang
mengakibatkan 597 korban jiwa, 3400
rumah rusak sampai hancur, 1003 ha
lahan pertanian, dan 7483,5 m jalan
rusak dan terancamnya saluran irigasi.
Lokasi yang tertimpa bencana umumnya
tergolong sebagai desa tertinggal.
TUJUAN
Mengetahui penyebab utama longsor dan
karakteristik dari tiap kejadian longsor pada
daerah penelitian.
Mengetahui
hubungan
antara
lokasi
(batuan,
penggunaan
longsor
lahan
patahan,
lipatan)
di daerah
dan
terjadinya
Longsor
Definisi
Tanah longsor atau gerakan tanah didefinisikan
sebagai gerakan menuruni lereng oleh massa tanah
dan
atau
batuan
penyusun
lereng
akibat
terganggunya kestabilan tanah atau batuan peyusun
lereng tersebut (Skempton dan Hutchinson, 1969)
Tanah longsor adalah salah satu bentuk dari gerak
massa tanah, batuan, dan runtuhan batuan/tanah yang
terjadi seketika yang bergerak menuju lereng bawah
yang dikendalikan oleh gaya gravitasi dan meluncur
dari atas suatu lapisan kedap yang jenuh air (bidang
luncur). Oleh Karena itu tanah longsor dapat juga
dikatakan sebagai bentuk erosi (Brook dkk. ,1991)
Prinsip AHP
Decomposition
Comparative Judgement
Synthesis of Priority
Local Consistency
Inconsistency: 0,09
Matriks Elevasi
Matriks Kelurusan
Matriks Litologi
DAS JENEBERANG
Curah Hujan
Sungai
Jalan
Litologi
HASIL CLASSIFY
Classify
Reclassify
Elevasi
Kemiringan Lereng
0-5
5-10
10-15
15-20
20-25
25-30
>30
Aspek Lereng
Rata
Utara
Timur
Timur Laut
Tenggara
Selatan
Barat Laut
Barat
Barat Daya
KEMILIRINGAN LERENG
(SKOR)
LITOLOGI (SKOR)
25667,19 Ha
Rendah
11812,59 Ha
Sedang
17660,34 Ha
Tinggi
20148,93 Ha
Sangat Tinggi
2925,18 Ha