Pembimbing
Dr. Sholihul M SpS.Msi.Med
Oleh
Dentiama Jayaprawira
Pendahuluan
Stroke adalah serangan terhadap otak di mana adanya
gangguan aliran darah menuju otak. Stroke merupakan
salah satu kegawatan medis. Stroke dapat menyerang
segala usia. Penelitian WHO MONICA menunjukkan
bahwa insidensi stroke bervariasi antara 48 sampai 240
per 100000 per tahun pada populasi usia 45 sampai 54
tahun. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan
insidensi stroke pada usia dibawah 55 tahun adalah
113,8 per 100000 orang per tahun.
Identitas pasien
No.Rekam Medik
: 420710
Nama : Tn. AW
Umur : 63 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Suku bangsa : Betawi
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil PEMDA DKI
Tanggal masuk : 08-06-2015
Dirawat yang ke
:1
Tanggal diperiksa
: 09-06 2015 (Perawatan hari ke-2)
: Disangkal.
Trauma : Disangkal.
Sakit kepala sebelumnya : beberapa bulan yang lalu pasien
mengeluh nyeri kepala dan tegang dileher belakang. Namun akhirakhir ini pasien sudah tidak mengeluh nyeri kepala.
Kegemukan : Disangkal.
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
Gizi : Baik
BB: 65 kg,TB: 168 cm, BMI : 23.03 (18.50-24.99) Normal
Tanda Tanda Vital
Status Neurologis
Tingkah Kesadaran : Kompos mentis E4M6VA GCS10A
Sikap tubuh : Berbaring terlentang.
Cara berjalan : Tidak dapat dinilai.
Gerakan abnormal
: tidak ada.
Kepala
Bentuk : Normocepal.
Simetris
: Simetris.
: Normal.
: > 700
: > 1350
Brudzinsky I : (-)
Brudzinsky II: (-)
> 700
> 1350
(-)
(-)
kiri
Nervi Cranialis
kanan
kiri
N. I (Olfaktorius)
Daya penghidu
: Normosmia
Normosmia
N. II (Optikus)
Ketajaman penglihatan
Pengenalan warna
: > 6/60
> 6/60
: (-) (-)
Pupil
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
N.V II (Fasialis)
Pasif:
Kerutan kulit dahi : (+) simetris
Kedipan mata : (+) simetris
Lipatan nasolabial
(+)
(+)
: (+) simetris
(+)
(+)
(+)
: simetris
N. VIII (Akustikus)
Mendengar suara gesekan jari tangan:
(+) (+)
Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan.
Tidak dilakukan.
N. X (Vagus)
Denyut nadi : Teraba reguler, ekual.
Arkus faring : Simetris.
Bersuara : Jelas, tidak sengau.
Menelan : tersedak
N. XI (Aksesorius)
Memalingkan kepala
: Baik Baik
: (+) (+)
N. XII (Hipoglossus)
Menjulurkan lidah: Deviasi ke sebelah kanan
Kekuatan lidah :
Kurang
Atrofi lidah : Tidak ditemukan Tidak ditemukan
Artikulasi : Terganggu (pelo)
Tremor lidah : Tidak tampak
Gerakan
Terbatas
Bebas
Terbatas
Bebas
Kekuatan
1
Tonus
Normotonus
Normotonus
Normotonus
Normotonus
: (++) (++)
: Tidak dilakukan
Refleks Patologis
Hoffman Trommer
: (-) (-)
Sensibilitas
Eksteroseptif
Nyeri
: Baik Baik
: Baik Baik
Tekan dalam:
Baik Baik
Fungsi Otonom
Miksi
Inkontinensia
: tidak ada
Fungsi Luhur
Fungsi bahasa : Afasia motorik
Fungsi orientasi : tidak dapat dinilai
Fungsi memori : tidak dapat dinilai
Fungsi emosi : tidak dapat dinilai
Fungsi kognitif : tidak dapat dinilai
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Hematologi Rutin
Hemoglobin
15 g/dL
13 18 g/dL
Hematokrit
45 %
40 - 52%
Eritrosit
5,6 juta/L
Leukosit
6900 /L
4000 10000 /L
Trombosit
207000 /L
150000 400000 /L
MCV
80 fL
80 96 fL
MCH
27 pg
27 32 pg
MCHC
33 g/dL
32 36 g/dL
Ureum
3,0 mg/dL
Kreatinin
1,5 mg/dL
138 mg/dL
Natrium (Na)
143 mmol/L
Kalium (K)
3,1 mmol/L
Klorida (Cl)
105 mmol/L
95 105 mmol/L
Aseton
- / Negatif
- / Negatif
Kimia Klinik
Resume
Pasien laki-laki datang dengan keluhan pada anggota gerak
sebelah kanan sejak 8 jam SMRS, keluhan muncul secara tibatiba saat pasien sedang istirahat duduk. Pada saat yang
bersamaan pasien tiba-tiba bicaranya pelo dan saat diberikan
makan dan minum terlihat tersedak.
Pasien memiliki riwayat hipertensi kurang lebih sudah 10 tahun,
tetapi tidak terkontrol. Riwayat merokok dan berhenti kurang
lebih 5 tahun yang lalu. Keluhan yang dialami pasien tersebut
baru pertama kali dirasakannya.
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum baik, tekanan darah
170/100 mmHg.Suhu afebris.Status internus lainnya ditemukan
dalam batas normal.Status psikiatris dalam batas normal.
Status neurologis:
Kesadaran: kompos mentis GCS 10A
Gerakan abnormal: (-)
Tanda rangsang meningeal: (-)
Nervus kranialis:
Parese N VII dextra
Parese N XII dextra
Motorik
Gerakan: Bebas pada anggota gerak kiri dan sulit di gerakan
pada anggota gerak kanan.
1 1 1 1 5 5 5 5
Kekuatan
1
Refleks fisiologis
Biceps : (++) / (++)
Triceps : (++) / (++)
Patella : (++) / (++)
Achiless : (++) / (++)
Fungsi luhur bahasa: afasia motorik
Hasil pemeriksaan penunjang:
CT Scan kepala :
Infark akut di korteks temporoparietal kiri, infark di basal
ganglia kanan kiri, thalamus kanan kiri dan pons, dan atrofi
cerebri senilis.
Rontgen thoraks AP: LVH; AV resiko emboli. Tak tampak kelainan
pada paru.
Diagnosis
Diagnosa Klinis:
Hemiparese dekstra
Parese N VII dekstra tipe central
Parese N XII dekstra tipe central
Parese N X
Susp. Parese N IX
Penatalaksanaan
Pengelolaan umum
Breathing Diberikan Oksigen 2-4 L/menit
Blood pantau tekanan darah setiap jam 12 siang, jam 5 sore, jam 10
malam, dan jam 5 pagi.
Brain pemberian citicoline sebagai neuroprotektor.
Bladder pasien dipasang folley kateter untuk memudahkan urinasi.
Bowel Infus Ringer Laktat 1000 ml / 24 jam. kebutuhan cairan dan
kalori terus dipantau, dan pasien masih dapat makan dan minum per oral.
Bone cegah terjadinya dekubitus, posisi pasien miring kanan dan kiri
bergantian. Pasien koperatif, dapat melakukannya sendiri walau kadangkadang butuh bantuan karena adanya kelemahan pada sisi kiri pasien.
Medika mentosa:
Terapi dari departemen neurologi:
Injeksi Citicoline 500 mg/ 12 jam
Clopidogrel 75 mg/ 24 jam PO
Terapi Hipertensi :
Captopril 12,5 mg / 8 jam PO
Terapi Lainnya :
Ranitidin 1 amp
Non Medikamentosa:
Pengendalian faktor resiko, pada pasien ini adalah hipertensi dan kadar gula
darah. Dengan makan makanan rendah garam, rendah kolesterol dan diet
diabetes sesuai jumlah kebutuhan kalori.
Fisioterapi ntuk mengoptimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional
pasien stroke, sehingga mampu mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Penanganan fisioterapi pasca stroke adalah kebutuhan yang mutlak bagi pasien
untuk dapat meningkatkan kemampuan gerak dan fungsinya.
Pemeriksaan Anjuran:
MRI kepala non kontras untuk melihat dengan lebih
jelas dan lebih teliti lagi adanya lesi atau sesuatu yang
abnormal pada jaringan dan vaskularisasi otak.
Profil lipid (kolesterol total, LDL, HDL, Trigliserida)
Follow Up :
Hari ke-3 rawatan (10Juni 2015) :
S : Kelemahan pada anggota gerak kiri, bicara masih pelo
O : TD 170/100 mmHg, Nadi 71 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu
36,3C
Kesadaran : CM, GCS : 10A
N. Cranialis :
N. VII Pasif : normal
N. VII Aktif : Saat pasien meringis, bagian sebelah kanan sudut bibir
pasien tertinggal.
N. XII : Lidah deviasi ke sebelah kanan, kekuatan otot lidah
membaik, dan artikulasi terganggu.
Motorik :
4 4 4 4 5 5 5 5
Kekuatan
4 4 4 4 5 5 5 5
Hemiparese dekstra
Parese N VII dekstra tipe central
Parese N XII dekstra tipe central
Parese N X
Susp. Parese N IX
Hemiparese dekstra
Parese N VII dekstra tipe central
Parese N XII dekstra tipe central
Parese N X
Susp. Parese N IX
Prognosis
Ad
Ad
Ad
Ad
vitam
: Bonam
fungsionam
: Dubia ad bonam
sanam : Dubia ad bonam
cosmeticum: Bonam
Analisis Kasus
Diagnosa etiologik Stroke Non Hemoragik (SNH) ditegakkan
berdarsarkan anamnesa dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesa
didapatkan onset terjadi mendadak pada saat pasien sehabis
beristirahat, pada pasien ini kelemahan terjadi secara tiba-tiba saat
pasien bangun tidur. Hal ini merupakan ciri khas dari SNH yang terjadi
saat pasien dalam keadaan tidak beraktivitas. Lalu pasien memiliki
riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dari 10 tahun yang lalu. Pasien
memiliki kebiasaan merokok sejak berpuluh tahun yang lalu. tetapi
pasien telah berhenti merokok 5 tahun yang lalu. Semua hal ini
merupakan suatu factor resiko yang mencetuskan terjadinya serangan
stroke. Gangguan vaskular pada pasien ini hipertensi grade II yang tak
terkontrol merupakan faktor resiko yang besar pencetus stroke.
Kebiasaan pasien merokok memperburuk dan memperbesar
kemungkinan terjadinya stroke.
Keadaan normal aliran darah otak adalah 50 ml/100 gr. Keadaan ini
akan dipertahankan oleh autoregulasi pembuluh darah otak. Bila
tekanan aliran darah otak menurun antara 20-50 ml/100 gr/menit,
maka terjadi penambahan pemakaian oksigen oleh jaringan otak
tanpa disertai gangguan dari fungsinya. Bila penurunan aliran draah
otak mencapai 10-20 ml/100 gr/menit, terjadi kegagalan aktivitas
listrik neuronal dan sebagian struktur intra sel berada dalam proses
disintegrasi dan terajdi edema intraseluler. Pada keadaan ini timbul
deficit neurologis. Kematian sel terjadi aliran darah otak kurang dari
10 ml/100 gr/menit diakibatkan oleh kegagalan energi sehingga K +
keluar dan Ca++ masuk kedalam sel. Berkurangnya aliran darah otak
akibat thrombosis, emboli atau hemodinamik akan menyebabkan
keadaan iskemia di suatu bagian otak.