Anda di halaman 1dari 11

In-House Training Lesson Study

9-11 Maret 2007, LPMP Jawa Tengah

Sekilas Tentang Pelaksanaan

Lesson
Study di Jepang
Makoto Yoshida

(Diterjemahkan oleh Muchlas Yusak, Widyaiswara LPMP Jateng)


Dalam paper ini, Makoto Yoshida, seorang pakar lesson study dan praktek
pembelajaran di Jepang, memberikan gambaran mengenai lesson study di Jepang.
Praktek lesson study mempunyai sejarah panjang terkait dengan upaya perbaikan
pembelajaran dan pemelajaran di kelas dan telah membantu dalam pengembangan
kurikulum di Jepang. Yoshida memberikan garis besar pelaksanaan lesson study
sebagaimana dipraktekkan di Jepang, termasuk perencanaan jadwal lesson study,
pemilihan tema penelitian, penyiapan research lesson, penulisan rencana
pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, diskusi tentang research
lesson, penulisan laporan lesson study, dan penyelenggaraan open house.

Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya Jugyokenkyu, adalah proses pengembangan
profesi inti yang dipraktikkan guru-guru di Jepang agar secara berkelanjutan dapat
memperbaiki mutu pengalaman belajar siswa dalam proses pembelajaran yang mereka
fasilitasi. Praktik ini mempunyai sejarah panjang, dan secara signifikan telah membantu
memperbaiki pembelajaran (teaching) dan pemelajaran (learning) di kelas maupun dalam
pengembangan kurikulum. Banyak guru sekolah dasar dan sekolah menengah di Jepang
melaporkan bahwa lesson study merupakan salah satu pendekatan pengembangan profesi
penting yang telah membantu guru-guru tumbuh berkembang sebagai profesional
sepanjang karer mereka (Yoshida 1999).
Guru-guru Jepang menyelenggarakan lesson study dalam berbagai bentuk dan cara.
Lesson study dilaksanakan sebagai bagian dari pengembangan profesi berbasis sekolah
yang dikenal dengan nama Konaikenshu dan diselenggarakan menurut kelompok sekolah
atau kelompok mata pelajaran. Lesson study juga dapat dilaksanakan antar sekolah. Di
Jepang kegiatan lesson study dilaksanakan menurut wilayah (seperti, kecamatan,
kabupaten, dsb.), kelompok guru (misalnya, kelompok guru mata pelajaran di sekolah
dan kelompok guru MGMP). Lesson study juga menjadi bagian dari pendidikan guru di
Muchlas Yusak

7/13/2015

In-House Training Lesson Study


9-11 Maret 2007, LPMP Jawa Tengah

tahun pertama mereka bertugas, serta sebagai bagian dari asosiasi maupun institusi
pendidikan.
Lesson study terdiri dari tiga bagian utama: (1) identifikasi tema penelitian (research
theme) dari lesson study; (2) pelaksanakan sejumlah research lesson yang akan mengeksplorasi research theme; dan (3) refleksi proses pelaksanaan lesson study, termasuk pembuatan laporan tertulis.

Identifikasi Research Theme dalam Lesson Study


Proses penetapan research theme (tujuan utama) untuk lesson study tertentu melibatkan
diskusi awal di antara semua guru dalam tim/kelompok. Proses ini biasanya dilakukan di
awal proses lesson study. Research theme biasanya disusun dengan terlebih dulu
mengidentifikasi kesenjangan antara kenyataan kemampuan belajar dan pemahaman
siswa dengan harapan guru terhadap kemampuan siswa, berdasarkan pada data yang ada
dan refleksi terhadap praktik pembelajaran di kelas. Selain itu, guru-guru mendiskusikan
bagaimana mereka akan dapat menutup kesenjangan kinerja siswa itu. Melalui kegiatan
ini, guru-guru di Jepang mengembangkan research theme dan memanfaatkannya sebagai
fokus upaya perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan lesson study. Research theme juga
digunakan untuk menentukan berhasil tidaknya suatu lesson study.
Sekolah Dasar Tsuta di Hiroshima, Jepang memilih research theme-nya Meningkatkan
kemampuan berfikir mandiri siswa, menemukan, dan belajar antar sesama siswa saat
mereka sedang fokus dalam pemecahan masalah dalam pelajaran matematika. Untuk
menetapkan research theme, sekolah mengadakan pertemuan guru dua kali. Semua
kelompok guru dari berbagai kelas berbagi pandangan mereka tentang kondisi
kemampuan belajar siswa, kelemahan siswa dalam belajar dan harapan mereka terhadap
siswa. Kemudian guru-guru mengidentifikasi beberapa masalah umum yang dapat
mereka sepakati untuk melakukan perbaikan kemampuan belajar siswa.
Kutipan dari disertasi doktoral saya berikut ini lebih jauh menjelaskan bagaimana guru
Sekolah Dasar Tsuta menentukan research theme mereka:

Muchlas Yusak

7/13/2015

In-House Training Lesson Study


9-11 Maret 2007, LPMP Jawa Tengah

Siswa di sekolah ini ceria, patuh dan sangat antusias belajar. Namun, tampaknya
mereka belum menguasai kecakapan-kecakapan berfikir mendalam mengenai satu
permasalahan, mendengarkan dan memperhatikan komentar-komentar siswa lain,
serta menghargai pendapat siswa lain. Selain itu, ketika anak-anak mencapai kelas
lima dan enam, mereka cenderung semakin takut berbuat salah di hadapan siswa
lain. Sebagai akibat dari rasa takut ini, mereka menjadi kurang bergairah untuk
menjadi peserta aktif dalam proses belajar. Untuk mengatasi masalah ini, tim
memutuskan memilih tema Meningkatkan kemampuan siswa dalam berfikir
mandiri, menemukan, dan saling belajar dari sesama siswa. Mereka merasa bahwa
dengan memilih topik ini mereka dapat menumbuhkan hasrat yang kuat dari
masing-masing siswa untuk belajar (ketika mereka menghadapi mata pelajaran
baru) dan mengajar (mereka meningkatkan kemampuan mereka belajar dari)
gagasan-gagasan siswa lain dan dari kesalahan mereka sendiri (dan kesalahan orang
lain), pada saat yang sama memperkuat rasa keberhasilan di antara semua siswa.
(Yoshida 1999)
Di Jepang, lesson study telah dilaksanakan pada mata pelajaran matematika dan banyak
mata pelajaran lainnya. Beberapa contoh research theme dari lesson study di beberapa
mata pelajaran adalah:

memberi fokus pada pembelajaran bahasa Jepang yang akan mematangkan


kemampuan siswa berekspresi

mengembangkan pembelajaran matematika dengan persiapan matang sehingga


dapat memberi kepuasan kepada siswa dan membuatnya menyenangi kegiatan
bermatematika sambil meningkatkan kemampuan mereka memandang masa
depan secara positif dan berpikir kritis

menggunakan kelas bahasa Jepang untuk mengembangkan kemampuan siswa


dalam menggeluti topik-topik yang mereka jumpai sehari-hari.

membentuk perilaku yang otonom siswa serta penuh gairah hidup dengan cara
mengembangkan kebugaran dan kesehatan fisik mereka.

Sekolah di Jepang biasanya menangani research theme dan mata pelajaran yang sama,
matematika sebagai contoh, selama tiga sampai empat tahun. Ini terutama dalam setting
konaikenshu, yang di dalamnya sekolah mencoba mengembangkan konsistensi dalam
pembelajaran di seluruh sekolah untuk memperbaiki pemelajaran siswa. Seperti disebut-

Muchlas Yusak

7/13/2015

In-House Training Lesson Study


9-11 Maret 2007, LPMP Jawa Tengah

kan terdahulu, research theme berjangka tiga tahun dari SD Tsuta adalah,
Meningkatkan kemampuan berfikir mandiri siswa, menemukan, dan belajar antar
sesama siswa saat mereka sedang fokus dalam pemecahan masalah dalam pembelajaran
matematika. Untuk mencapai tujuan besar ini, guru-guru biasanya menetapkan
serangkaian sub-tujuan, satu sub-tujuan setiap tahunnya, sambil menjaga research theme
sebagai tujuan utama. Tahun pertama mungkin difokuskan pada peningkatan kecakapan
pemahaman siswa dalam permasalahan kosakata. Tahun ke dua bisa fokus pada
kecakapan berpresentasi dan menyimak, sedangkan tahun ke tiga untuk pengembangan
kecakapan berdiskusi. Pendekatan step-by-step dalam pencapaian sub-tujuan ini
dimaksudkan agar research theme dapat tercapai secara utuh.

Pelaksanakan Research Lessons


Pada tahap persiapan dan kajian, sekelompok guru secara bersama membuat rencana rinci
research lesson. Kelompok ini biasanya disebut kelompok perencana pembelajaran.
Kelompok perencana pembelajaran biasanya terdiri dari empat sampai enam orang. Jika
lesson study diselenggarakan dalam setting konaikenshu, guru-guru dibagi ke dalam subkelompok dan berfungsi sebagai kelompok perencana pembelajaran.
Untuk menyiapkan suatu research lesson, tim guru mendiskusikan berbagai masalah.
Pertama, guru melihat pada pokok bahasan yang mereka selidiki dan diskusikan:

apa yang diajarkan dan bagaimana buku teks menyajikan suatu unit pembelajaran

bagaimana buku teks atau bahan ajar lainnya menyajikan unit tersebut dengan
cara berbeda

hubungan unit pelajaran dengan kurikulum

pengetahuan yang sebelumnya sudah dipelajari siswa dan pemahaman siswa


terhadap topik saat sekarang

tujuan dan konsep matematika yang penting pada unit itu

Muchlas Yusak

7/13/2015

In-House Training Lesson Study


9-11 Maret 2007, LPMP Jawa Tengah

bagaimana kesesuaian research lesson dengan unit tersebut

tujuan dari research lesson

Kemudian guru-guru membahas ciri-ciri khusus dari research lesson yang sedang mereka
kembangkan. Berikut ini daftar topik yang sering mereka bahas:

masalah yang akan menjadi fokus pelajaran

bagaimana memulai pelajaran (pelibatan dan minat)

pertanyaan utama yang akan diberikan untuk memacu berfikir anak

antisipasi jawaban siswa dan respon guru

perangkat pembelajaran dan manipulatif

handout dan catatan

pengaturan penggunaan papan tulis dan pemanfaatan media pembelajaran

kemajuan, alur, dan keterpaduan (koherensi) pelajaran

bagaimana dan di mana pelajaran diakhiri

bagaimana pelajaran dievaluasi

Guru-guru sering membahas masalah-masalah lain bersamaan dengan pembahasan


research lesson yang sedang mereka kembangkan. Sebagian topik bahasan mereka
adalah:

bagaimana menangani perbedaan individual anak

bagaimana meningkatkan kecakapan siswa yang beragam dalam memecahkan


soal-soal matematika (misalnya, menggambar diagram, tabel, dan grafik, mengurutkan dan mengkategorikan)

Muchlas Yusak

7/13/2015

In-House Training Lesson Study


9-11 Maret 2007, LPMP Jawa Tengah

bagaimana meningkatkan kecakapan-kecakapan siswa lainnya di samping


pengetahuan mereka tentang matematika (misalnya, kecakapan menyimak dan
kecakapan presentasi)

jenis pengalaman belajar yang membantu siswa terlibat, tertarik dan berkeinginan
mendalami pelajarannya lebih lanjut

persoalan-persoalan abstrak mengenai pendidikan matematika (misalnya, Apa


yang kita ajarkan kepada siswa dengan mengajarkan mata pelajaran matematika?)

Dalam proses perencanaan pembelajaran, guru-guru mengembangkan research lesson


tertulis yang rinci. Perencanaan research lesson secara tertulis merupakan komponen
sangat penting dari proses lesson study. Proses penulisan rencana pelaksanaan
pembelajaran itu sendiri akan membantu guru memperdalam pemikiran mereka mengenai
masalah-masalah yang terkait. RPP research lesson merupakan rekaman tertulis dari
kerja tim/kelompok. Rencana itu juga berfungsi sebagai sarana komunikasi dengan guruguru lain di dalam maupun di luar kelompok selama proses lesson study. Akhirnya, tim
bisa berbagi RPP research lesson dengan pelaku-pelaku lesson study lain sehingga upaya
kelompok dapat menjadi sumber inspirasi bagi orang lain dalam upaya memperbaiki
pembelajaran (teaching) dan pemelajaran (learning).
Setelah rencana pelaksanaan pembelajaran tersusun, seorang guru dari anggota kelompok
melaksanakan pembelajaran research lesson di kelasnya sementara anggota yang lain
menjadi pengamat. Guru-guru dari luar kelompok perencana juga diundang agar dapat
memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi perbaikan pelaksanaan pembelajaran.
Setelah pelajaran selesai, lalu diadakan sesi debrefing (refleksi) dan para pengamat
merefleksi serta membahas pelaksanaan research lesson. Hal-hal yang mereka pelajari
dari diskusi itu menjadi masukan berharga bagi penyempurnaan research lesson yang
akan diimplementasikan di kelas lain. Kegiatan ini bersifat optional, namun sangat
dianjurkan, terutama bagi pelaku lesson study pemula, karena pelaksanaan pembelajaran
serta kegiatan pengamatannya dalam siklus yang pertama dapat membantu guru-guru
untuk mengetahui bagaimana perencanaan yang telah mereka buat akan benar-benar bisa

Muchlas Yusak

7/13/2015

In-House Training Lesson Study


9-11 Maret 2007, LPMP Jawa Tengah

berhasil dilaksanakan di kelas sesungguhnya. Menyaksikan pelaksanaan pembelajaran di


kelas juga memfasilitasi terjadinya diskusi yang lebih produktif untuk mengembangkan
pelajaran yang lebih baik. Setelah dilakukan revisi research lesson, anggota yang lain
dari kelompok itu mengajarkannya di kelas lain. Jumlah pengamat biasanya lebih banyak
dalam pelaksanaan research lesson yang ke dua ini. Seorang penasehat dari luar biasanya
diundang pada kesempatan ini. Setelah pelajaran berakhir, kemudian dilaksanakan sesi
debriefing untuk merefleksi dan membahas pelaksanaan research lesson. Akhirnya, RPP
research lesson dan pemikiran-pemikiran yang dihasilkan dari diskusi itu disusun
menjadi sebuah laporan tertulis.
Agar pelaksanaan debriefing berjalan lancar dan efektif, perlu ada seorang fasilitator dan
notulen. Guru yang mengajar, kelompok pembuat RPP research lesson, fasilitator,
notulen, dan penasehat dari luar biasanya duduk bersama dan berdiskusi dengan
pengamat-pengamat lainnya. Sesi debriefing ini dimulai dengan refleksi terhadap
pelaksanaan research lesson oleh guru yang melaksanakan pembelajaran. Guru tersebut
berbagi pandangan tentang proses belajar siswa, kesulitan-kesulitan yang dihadapinya,
keputusan-keputusan yang diambil yang menyimpang dari rencana semula, dan isu-isu
penting lain yang ingin didiskusikannya bersama para peserta diskusi. Kemudian
anggota-anggota tim penyusun RPP yang lain berbagi hasil pengamatan mereka. Dari
refleksi guru-guru ini, fasilitator menyeleksi beberapa topik yang akan dijadikan fokus
pembahasan, baru kemudian diskusi terbuka bagi semua peserta. Lima sampai sepuluh
menit terakhir biasanya diperuntukkan bagi penasehat dari luar (knowledgeable other).
Penasehat dari luar akan bertugas merangkum hasil diskusi dan memberikan saran-saran
bermanfaat mengenai hal-hal yang dapat dijadikan pelajaran dari pengamatan research
lesson itu bagi semua peserta.

Refleksi dan Perekaman


Untuk membuat ringkasan (summary) tentang kegiatan dan pencapaian kelompok lesson
study serta membuat rekaman/laporan agar dapat dimanfaatkan di kemudian hari, sekolah
mengumpulkan RPP research lesson yang telah dibuat sepanjang tahun, data serta catatan
hasil observasi, sampel-sampel pekerjaan siswa, catatan hasil diskusi, dan refleksi

Muchlas Yusak

7/13/2015

In-House Training Lesson Study


9-11 Maret 2007, LPMP Jawa Tengah

mengenai kegiatan lesson study untuk dijadikan sebagai laporan akhir. Rekaman ini
menjadi resources yang penting bagi para guru untuk memperbaiki praktik pembelajaran
mereka di kemudian hari. Di Jepang sekolah-sekolah membuat laporan lesson study
semacam ini yang kemudian disimpan di sekolah, di dewan pendidikan dan pusat-pusat
pendidikan. Laporan-laporan ini seringkali dibagi-bagikan ketika ada penyelenggaraan
lesson study open house dan dihadiahkan kepada tamu-tamu penting yang berkunjung ke
sekolah. Di Jepang, guru-guru menerbitkan banyak buku studi kasus tentang lesson study,
yang juga tersedia di toko-toko buku besar.

Jadwal Tahunan Pelaksanaan Lesson Study dalam Konaikenshu


Dalam setting konaikenshu, masing-masing sub-group umumnya melaksanakan dua atau
tiga siklus lesson study per tahunnya. Kelompok-kelompok perencana research lesson
terlibat dalam siklus-siklus lesson study saat mereka tidak sedang sibuk dengan kegiatan
sekolah. Mereka cenderung menghindari pelaksanaan lesson study ketika sekolah
menyelenggarakan event-event penting, tes, dsb. Ketika mereka punya cukup waktu,
guru-guru biasanya terlibat secara intensif dalam kegiatan lesson study. Pada awal tahun,
waktu untuk lesson study biasanya dimanfaatkan untuk merencanakan jadwal lesson
study dan penetapan tujuan. Di akhir tahun, waktu dicadangkan untuk membuat
ringkasan (summary) kegiatan-kegiatan lesson study. Terdapatnya banyak grup penyusun
RPP research lesson yang berbeda memberi kesempatan lebih banyak kepada para guru
untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran yang disiapkan dengan matang serta terlibat
dalam diskusi-diskusi pelaksanaan pembelajarannya. Guru-guru Jepang menyatakan
bahwa setiap tahun mereka biasanya mepunyai sekitar 10 kesempatan melakukan
observasi research lesson di maupun di luar sekolahnya dan mendapat satu atau dua
kesempatan mengajar di hadapan guru-guru lain sebagai bagian dari lesson study. Selain
itu, mereka juga melaporakan bahwa lesson study dalam setting konaikenshu ini
membantu guru-guru melaksanakan pembelajaran yang konsisten dan koheren bagi siswa
di sekolah (Yoshida 1999).

Lesson Study Open House

Muchlas Yusak

7/13/2015

In-House Training Lesson Study


9-11 Maret 2007, LPMP Jawa Tengah

Sesekali, sekolah-sekolah di Jepang membuka diri untuk umum guna memperlihatkan


prestasi mereka dalam pelaksanaan lesson study. Tujuan lesson study open house adalah
untuk berbagi capaian lesson study suatu sekolah dengan sekolah-sekolah lain dan
berdiskusi dengan tamu undangan untuk belajar dari mereka. Biasanya, juga dilaksanakan
sejumlah pembelajaran research lesson sementara para tamu bertindak sebagai pengamat.
Lalu disusul dengan diskusi tentang pelaksanaan research lesson. Sekolah tuan rumah
biasanya membuat booklet berisi RPP research lesson disertai brosur yang memberi
gambaran tentang keadaan sekolah serta hasil karya dari pelaksanaan lesson study. Guruguru setempat yang cukup berpengaruh, widyaiswara, dan profesor dari perguruan tinggi
sering diundang sebagai penasehat luar untuk menyampaikan perspektif mereka tentang
pencapaian pelaksanaan lesson study di sekolah itu.

Ciri-ciri Utama Lesson Study


Lesson study memberi kesempatan nyata kepada para guru menyaksikan pembelajaran
(teaching) dan pemelajaran (learning) di ruang kelas. Lesson study membimbing guru
untuk memfokuskan diskusi-diskusi mereka pada perencanaan, pelaksanaan, observasi/
pengamatan, dan refleksi pada praktik pembelajaran di kelas. Dengan menyaksikan
praktik pembelajaran yang sebenarnya di ruang kelas, guru-guru dapat mengembangkan
pemahaman atau gambaran yang sama tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran
efektif, yang pada gilirannya dapat membantu siswa memahami apa yang sedang mereka
pelajari.
Karakteristik unik yang lain dari lesson study adalah bahwa lesson study menjaga agar
siswa selalu menjadi jantung kegiatan pengembangan profesi guru. Lesson study
memberi kesempatan pada guru untuk dengan cermat meneliti proses belajar serta
pemahaman siswa dengan cara mengamati dan mendiskusikan praktik pembelajaran di
kelas. Kesempatan ini juga memperkuat peran guru sebagai peneliti di dalam kelas. Guru
membuat hipotesis (misalnya, jika kami mengajar dengan cara tertentu, anak-anak akan
belajar) dan mengujinya di dalam kelas bersama siswanya. Kemudian guru mengumpul-

Muchlas Yusak

7/13/2015

In-House Training Lesson Study


9-11 Maret 2007, LPMP Jawa Tengah

kan data ketika melakukan pengamatan terhadap siswa selama berlangsungnya pelajaran
dan menentukan apakah hipotesis itu terbukti atau tidak di kelas.
Ciri lain dari lesson study adalah bahwa ia merupakan pengembangan profesi yang
dimotori guru. Melalui lesson study, guru dapat secara aktif terlibat dalam proses
perubahan pembelajaran dan pengembangan kurikulum. Selain itu, kolaborasi dapat
membantu mengurangi isolasi di antara sesama guru dan mengembangkan pemahaman
bersama tentang bagaimana secara sistematik dan konsisten memperbaiki proses
pembelajaran dan proses belajar di sekolah secara keseluruhan. Selain itu, lesson study
merupakan bentuk penelitian yang memungkinkan guru-guru mengambil peran sentral
sebagai peneliti praktik kelas mereka sendiri dan menjadi pemikir dan peneliti yang
otonom tentang pembelajaran (teaching) dan pemelajaran (learning) di ruang kelas
sepanjang hidupnya.

Referensi
Yoshida, M. (1999). Lesson Study: A Case Study of a Japanese Approach to
Improving Instruction Through School-Based Teacher Development. Disertasi
Doktoral yang tidak diterbitkan, The University of Chicago.

Paper ini aslinya diterbitkan secara online pada Agustus 2003.

Tentang Pengarang
Makoto Yoshida, Ph.D.
myoshida@globaledresources.com

Muchlas Yusak

10

7/13/2015

In-House Training Lesson Study


9-11 Maret 2007, LPMP Jawa Tengah

Makoto Yoshida adalah salah seorang pendiri dan presiden Global Education Resources.
Ia lahir di Hiroshima, Jepang, dan sekarang tinggal di New Jersey. Ia datang ke Amerika
Serikat untuk belajar di Lewis and Clark College di Portland, OR, tempat dia menerima
gelar B.A. dalam bidang pendidikan dan psikologi. Ia menerima M.A dan Ph.D. dalam
bidang pendidikan dari University of Chicago. Penelitian desertasi doktornya difokuskan
pada pelaksanaan lesson study di Jepang.

Muchlas Yusak

11

7/13/2015

Anda mungkin juga menyukai