Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
D G2P1A0
DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG H
RSI AMAL SEHAT SRAGEN
Oleh
xxxxxx
NIM :06029
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing I
yyyyyyyyyyyyy
Pembimbing II
vvvvvvvvvv
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
oooooooooo
06029
Penguji I
(vvvvvv )
Penguji II
Penguji III
( xxxxxxxxxx )
bbbbbbbbbbb )
Mengetahui,
Direktur Akademi Kebidanan
uuuuuuuuuuu
ABSTRAK
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY.D G2P1A0
DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG H
RSI AMAL SEHAT
Sugiyarti 1) Tri Susilowati 2) dr. Joko Daryanto 3)
Latar belakang penulis studi kasus disebabkan karena tingginya angka kejadian kasus
ketuban pecah dini di Rumah sakit RSI Amal sehat Sragen. Dalam periode Januari sampai
dengan Desember 2008 jumlah persalinan 450 terdapat 55 persalinan dengan Ketuban pecah
Dini Tujuan yang akan dicapai adalah menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
ketuban pecah dini menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dan tehnik pengumpulan data
dengan wawancara, observasi, studi literature, studi dokumentasi.
Studi kasus dilaksanakan di Rumah sakit RSI Amal Sehat Sragen tanggal 24 sampai 25
Mei 2009 dengan menggunakan tujuh langkah Varney. Tindakan dalam pelaksanaan studi kasus
Ny. D adalah pertolongan persalinan spontan. Kala III dilakukan dengan manajemen aktif kala
III.
Hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu klien tidak mengalami komplikasi dan bayi
tidak mengalami gawat janin, tali pusat menumbung.
Kesimpulan asuhan kebidanan menurut Varney dapat diterapkan pada persalinan dengan
Ketuban Pecah Dini oleh penolong khususnya tenaga bidan.
Kata Kunci : Asuhan kebidanan, Ibu Bersalin, Ketuban Pecah Dini, Studi Kasus.
1 Mahasiswa AKBID xxxxxxxxx
2.Pebimbing I
3. Pembimbing II
Ada kekuatan di dalam kesabaran, orang yang sabar adalah orang yang kuat, karena ia
sanggup menanggung segala sesuatu dan ia tidak pernah merasa disakiti
Orang yang paling sempurna bukanlah orang dengan otak yang sempurna, melainkan orang
yang dapat mempergunakan sebaik baiknya dari bagian otaknya yang kurang sempurna
(Aristoteles)
Berbagi senyum dengan orang lain tidak akan membuat kamu kehilangan sesuatu, tapi akan
membuat dirimu menemukan sesuatu yang berharga
Kemurahan hati adalah dua arah dan rasa terima kasih kadang- kadang harganya lebih dari
Terima kasih Ya Alloh
Berilah aku ketenangan untuk menerima hal yang tidak dapat berubah dan keberanian untuk
mengubah hal yang tidak dapat ku ubah serta kebijaksanaan untuk dapat melihat perbedaannya
PERSEMBAHAN
Untuk Ayah dan ibuku suami dan anakku tercinta yang telah memberikan doa, semangat,
kasih saying dan dorongan sehingga aku dapat menjadi seperti ini
Teman teman seperjuanganku angkatan 2007
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur Alkamdulillah penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah
Penulisan Karya tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat mencapai gelar Ahli
Madya Kebidanan pada Akademi Kebidanan YAPPI Sragen.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini sangat sederhana dan jauh dari
kesempurnaan ,semua ini karena keterbatasan kemampuan yang ada pada penulis, namun dalam
kesederhanaan ini semoga tidak mengurangi baik arti maupun manfaatnya, terutama bagi para
pembaca dan bagi penulis sendiri khususnya. Penulis menyadari bahwa keberhasilan Karya Tulis
Ilmiah ini tidak terlepas dari usaha dan dukungan dari berbagai pihak, terutama sekali penulis
ucapkan terima kasih yang tulus atas petunjuk, arahan serta bimbingannya yang telah diberikan
selama ini, baik dalam perkuliahan maupun dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini kepada
yang terhormat Bapak/Ibu :
1.
2.
3.
Tri Susilowati, SST, selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah
4.
Dr. Joko Daryanto, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah, Seluruh staf dan karyawan Akademi Kebidanan YAPPI Sragen
yang telah membantu selama penulis menjalani kuliah.
5.
Direktur berserta stap dan Karyawan RSI amal Sehat Sragen, yang telah mambantu dalam
penyelesaian karya tulisilmiah ini
6.
Ny. D yang telah bersedia menjadi pasien sehingga karya tulis ini selesai
7.
Perpustakaan Akademi Kebidanan YAPPI Sragen yang telah menyediakan buku-buku referensi
sebagai panduan bagi penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
8.
Orang tua ,suami dan anakku yang tak henti-hentinya berdoa demi kesuksesan penulis berserta
yang
telah
banyak
memberikan
dorongan
baik
moril
maupun
materiil
selama
10. Semua pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tak langsung sehingga
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tanpa ada suatu aral yang melintang.
Dalam penyusunan Karya Tulis ilmiah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Sragen, Agustus 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................
ii
HALAMAN PEGESAHAN.................................................................................
iii
ABSTRAK... iv
ABSTRACT. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vii
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I .. PENDAHULUAN ................................................................................
A.
B.
Perumusan Masalah..........................................................................
C.
D.
Manfaat Penulisan.............................................................................
Teori Medis......................................................................................
1.
Pengertian KPD.........................................................................
2.
3.
Etiologi KPD..............................................................................
4.
5.
6.
Pronogsa KPD........................................................................... 11
6
7
7
8
ix
7.
Komplikasi KPD........................................................................ 12
8.
9.
Penatalaksanaan KPD................................................................ 14
B.
1.
Pengertian Persalinan.................................................................. 17
2.
Tahap-Tahap Persalinan............................................................. 17
3.
4.
Tanda Inpartu............................................................................. 21
5.
C.
1.
Pengkajian Data......................................................................... 23
2.
3.
4.
5.
6.
Melaksanakan Rencana.............................................................. 33
7.
Evaluasi ..................................................................................... 33
8.
D.
Kerangka Teori................................................................................ 34
BAB III METODOLOGI
A.
B.
C.
D.
E.
Intrument StudiKasus........................................................................ 35
F.
G.
B.
Pembahasan .................................................................................... 68
BAB V .. PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................... 72
B.
Saran............................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1
Bagan 1.2
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Partograf
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 3 Surat Jawaban Permohonan Penelitian
Lampiran 4 Formulir persetujuan Responden
Lampiran 5
Pertanyaan Pasien
BAB I
PENDAHULUAN
A.
kelahiran
hidup
Table 1.1
Angka kejadian KPD periode Januari Desember2008
Badan RSI Amal Sehat Sragen
Bulan
Jumlah
Kejadian KPD
Tindakan
Spontan dan
Induksi
Section Caesarea
(SC)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
6
4
4
2
4
8
3
4
4
2
7
2
5
3
4
2
3
6
3
3
2
1
6
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
Jumlah
50
39
11
Perumusan Masalah
Bagaimanakah penerapan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini
dengan manajemen H. Varney di RSI Amal Sehat Sragen?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran mengenai asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
ketuban pecah dini di RSI Amal Sehat Sragen.
2.
Tujuan Khusus
a.
b.
c.
d.
e.
Diharapkan penulis mampu merencanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
ketuban pecah dini
f.
Diharapkan penulis mampu melaksanakan apa yang telah direncanakan pada kasus tersebut
g.
Diharapkan penulis mampu melakukan evaluasi terhadap penanganan kasus ketuban pecah
dini
D. Manfaat Penulisan
Dalam studi kasus ini penulis berharap dapat bermanfaat :
1. Penulis
Sebagai bahan masukan dan pengalaman dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan
serta kemampuan penulis dalam menghadapi kasus pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini
2. Instansi Pelayanan
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini
3. Profesi
Memberi wawasan bagi profesi atau tenaga kesehatan lain dalam menangani kasus
ketuban pecah dini
4. Pasien
Pasien dan keluarga dapat memahami keadaan yang terjadi pada diri dan si Pasien,
Sehingga dapat berfikir positif atas tindakan yang dilakukan tenaga kesehatan untuk kesehatan
dan keselamatan pasien
5. Pembaca
Agar pembaca dapat mengerti tentang Ketuban Pecah Dini (KPD) dan mengetahui
keadaan yang dialami oleh ibu dan janin apabila mengalami ketuban pecah dini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Teori Medis
1.
Ketuban Pecah Dini atau spontaneous atau early atau premature of membrane (PROM)
adalah pecahnya selaput ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primipara kurang
dari 3 cm dan multipara kurang dari 5 cm (Moctar, 1998)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan
ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak pecah ketuban sampai terjadi
kontraksi rahim disebut ketuban pecah dini periode laten (Manuaba, 1998).
Ketuban pecah dini adalah ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu
jam belum dimulainya tanda persalinan (Oxorn, 2000). Ketuban pecah dini disebabkan oleh
karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh
kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan adanya infeksi yang dapat
berasal dari vagina dan servik (Saifuddin, 2002). Bila ketuban pecah dini sedangkan servik
belum matang akan menyebabkan persalinan lama yang mengakibatkan trauma kepala dan
asfiksia (Oxorn, 2000).
2.
a.
Anatomi
Didalam cairan amnion terdapat ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari
amnion dan karion. Volume liquor amnii pada kehamilan cukup bulan antara 1000 ml sampai
1500 ml. Berat jenisnya antara 1,007 sampai 1,008. Liquor amnii terdiri dar 2,3 % bahan organik
(protein, vernik kaseosa, rambut lanugo, zat lemak, lesetin dan spingomielin) dan 97 % sampai
98 % bahan anorganik (air, garam, yang larut dalam air) (Manuaba, 1998).
b.
Fisiologi
Proses air ketuban saat kehamilan berlangsung yaitu memberikan kesempatan
berkembangnya janin dengan bebas kesegala arah dan sebagai penyangga panas dan dingin serta
menghindari trauma langsung terhadap janin. Maka ketika inpartu dapat menyebabkan kekuatan
his sehingga servik dapat membuka dan membersihkan jalan lahir karena mempunyai
kemampuan sebagai desinfektan dan sebagai pelicin saat persalinan (Manuaba, 1998).
3.
Servik inkompeten
b)
c)
d)
e)
Infeksi vagina
Menurut Taylor dkk, etilogi ketuban pecah dini adalah:
a)
Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah, penyakit
penyakit seperti piolenefritis, sititis, servisitis dan vaginitis terdapat bersama sama
hipermortilitas rahim ini
b)
c)
d)
Ketuban pecah dini artificial (AMNIOTOMI), dimana ketuban pecah terlalu dini
Menurut Varney, 2002 etiologi penyebab ketuban pecah dini adalah :
a)
b)
Polihidramion
c)
d)
Infeksi vagina
4.
berlangsung
sebagai berikut :
1)
Ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi sehingga dapat
menyebabkan ketegangan rahim.
2)
Bila terjadi servik inkompeten maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah dan
mengeluarkan air ketuban
3)
Infeksi yang menyebabkan terjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk
proteolitik sehingga memudah ketuban pecah
4)
Kelainan bawaan selaput ketuban dimana selaput ketuban terlalu tipis sehingga mudah pecah
Dari berbagai sumber (Manuaba, 1998, Varney, 2002, Moctar, 1998) maka dapat dibuat
bagan sebagai berikut :
Bagan 1.1
5.
1)
Adanya cairan berisi mekonium, vornik kaseosa, rambut lanugo atau bila terinfeksi berbau
2)
Adanya cairan ketuban dari vagina, jika tidak ada dapat dicoba dengan gerakkan sedikit bagian
terendah janin atau meminta pasien batuk atau mengedan, cairan dapat keluar sedikit lebih
banyak.
3)
Cairan dapat keluar saat tidur, duduk atau saat aktifitas seperti berjalan atau berdiri
4)
5)
Apabila ketuban telah lama pecah dan terjadi infeksi pasien demam
6.
1)
Maturitas janin: bayi yang beratnya di bawah 2500 gram mempunyai prognosis yang lebih
jelek dibanding bayi lebih besar.
2)
Presentasi: presentasi bokong menunjukkan prognosis yang jelek , khususnya kalau bayinya
premature.
3)
4)
Semakin lama kehamilan berlangsung dengan ketuban pecah , semakin tinggi insiden infeksi.
7.
a.
Bagi Janin
1)
Prematuritas
2)
Infeksi
3)
Semakin lama periode laten, semakin lama kala satu persalinan, maka semakin besar insiden
infeksi
4)
Mal presentasi
Sering dijumpai pada presentasi bokong
5)
6)
Mortalitas perinatal
Semakin lama periode laten semakin tinggi mortalitasnya
b.
Bagi Ibu
1.
Partus Lama
Adanya inkoordinasi kontraksi otot rahim akibat dari induksi persalinan dengan oksitosin
sehingga menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk meningkatkan pembukaan atau
pengusiran janin dari dalam rahim.
2.
3.
Atonia Uteri
Bila pada saat ketuban pecah servik belum matang atau belum membuka sehingga akan
memperlama proses persalinan dan menyebabkan kelelahan pada ibu yang berakibat pada
lemahnya kontraksi uterus.
4.
Infeksi Nifas
Adanya infeksi intra partum akibat ketuban pecah lebih dari 6 jam
8.
Pemeriksaan Diagnosis
Diagnosis ketuban pecah dini tidak sulit ditegakkan dengan keterangan terjadi
pengeluaran cairan mendadak disertai bau khas selain keterangan yang disampaikan dapat
dilakukan beberapa pemeriksaan yang menetapkan bahwa cairan yang keluar adalah air ketuban
yaitu dengan cara :
a.
1)
2)
b.
Pemeriksaan mikroskopik terhadap tetesan cairan yang kering, akan memperlihatkan suatu
corak seperti daun pakis (fernig pattern) bila cairan itu ketuban (Hoken, dan Mooree, 2001)
c.
Pemeriksaan inspekulo yang steril : terlihat cairan keluar dari osteum uteri eksternum (Bary
F.C,1996)
d.
Riwayat : jumlah cairan yang hilang, warna cairan , bau, hubungan seksual pervaginam
terakhir
e.
Dalam melakukan pemeriksaan dalam dengan hati hati sehingga tidak banyak
manipulasi daerah pelvis untuk mengurangi kemungkinan infeksi asceden dan persalinan
prematuritas.
9.
a.
Penatalaksanaan ketuban pecah dini yang dapat dilaksanakan oleh seorang bidan :
Bidan sebagai tenaga medis terlatih yang ditempatkan ditengah masyarakat seyogyanya
bertindak konservatif artinya tidak terlalu banyak melakukan intervensi. Dengan akibat tingginya
angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi-janin, maka sikap yang paling penting adalah
melakukan rujukan. Sehingga penanganan ketuban pecah dini mendapat tindakan yang tepat
(Manuaba, 1998)
b.
Dirumah Sakit
1)
Dalam menghadapi ketuban pecah dini, diperlukan Komunikasi, Informasi, Motivasi (KIM)
terhadap ibu dan keluarga sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin
dilakukan dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan mungkin mengorbankan
janinnya.
2)
a)
b)
Pemberian antibiotik profilaksis, spasmolitika dan roboransia dengan tujuan untuk mengundur
waktu sampai anak viable (Moctar, 1998)
3)
Waktu terminasi pada kehamilan akan dapat dianjurkan selang waktu 6 jam sampai 24 jam,
bila tidak terjadi his spontan (Manuaba, 1998)
4)
Bila anak sudah viable (lebih 36 minggu), lakukan induksi partus 6-12 jam lag phase dan
berikan antibiotika profilaksis, bila dengan induksi partus atau drip sintosinon gagal lakukan
tindakan operatif (Moctar, 1998)
5)
Disamping itu hal-hal yang perlu diperhatikan selama dalam menolong pasien antar lain bersih
penolong, bersih alat-alat yang digunakan serta bersih tempat / lingkungan disekitar klien atau
dikenal dengan istilah 3B (tiga bersih)
6)
Jadi penyelesaian ketuban pecah dini menurut Moctar, 1998 adalah sebagai berikut :
a)
Partus spontan
b)
Ekstraksi vakum
c)
Ekstraksi forcep
d)
e)
B.
1.
Pengertian Persalinan
a.
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri), yang dapat hidup ke
dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Moctar, 1998)
b.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan
atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998)
c.
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2002)
2.
Kala 1
pembukaan hingga
: waktu dimulai ketika pembukaan sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.
Kala 3
: waktu dimulainya setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban.
Kala 4
: waktu dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.
a.
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena servik
mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (affacemen) darah berasal dari pecahnya pembuluh
darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika servik mendatar dan terbuka.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase yaitu :
1)
2)
a)
b)
c)
Periode deselerasi : berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau
lengkap
Fase fase yang dikemukakan diatas dijumpai pada primigravida, dan perbedaan dengan
multigravida adalah :
Tabel 1.2
Perbedaan fase pada Primipara dan Multipara
PRIMI
Servik
b.
MULTI
mendatar Mendatar
dan
membuka
(effacement)
bersamaan
Berlangsung 6 7 jam
bisa
Pada kala pengeluaran janin his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3
menit sekali. Kepala janin turun masuk keruang panggul sehingga terjadilah tekanan otot-otot
dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada
rectum, ibu merasakan seperti mau buang air besar,dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum merenggang. Dengan his mengedan
yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primipara
11/2-2 jam, pada multipara -1 jam.
c.
Kala III
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus keras dengan fundus uteri
setinggi pusat, dan berisi plasenta yang berisi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian,
timbul his pelepasan danpengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit, setelah plasenta terlepas.
Terdorong kedalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
simpisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
d.
Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi lahir untuk
keadaan ibu terutama terhadap bahaya post partum.
Tabel 1.3
Lamanya persalinan pada primi dan Multi
Primi
Multi
mengamati
Kala I
13 jam
7 jam
Kala II
1 jam
jam
Kala III
jam
jam
Lama Persalinan
141/2 jam
73/4 jam
b.
c.
3.
a.
panggul terutama
b.
c.
Perasaan sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin.
d.
Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus.
e.
Servik menjadi lebih lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah, bisa bercampur darah
(bloody show)
4.
a.
Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
b.
c.
d.
5.
a.
Power
1)
2)
3)
4)
b.
Pasanger
Janin dan plasenta
c.
Passage
pendataran maupun
1.
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan
2.
3.
4.
5.
Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan
dan dibuat pada langkah-langkah sebelumnya
6.
7.
Pengkajian Data
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Data yang dikumpulkan dapat berupa data
subyektif maupun data obyektif urutan pelaksanaan pada langkah pengkajian data sebagai
berikut:
a.
Data Subyektif
1)
Biodata
Untuk identifikasi (mengenai) penderita dan menentukan status sosial ekonominya, umur
penting karena ikut menentukan prgnosa kehamilan kalau umur terlalu lanjut atau muda maka
persalinan lebih benyak resikonya.
Identitas biodata pasien dan suami meliputi : nomer RM, nama, umur, pendidikan,
pekerjaan/penghasilan, suku bangsa, agama, alamat.
2)
Keluhan Utama
Ditujukan untuk mengali tanda dan gejala yang berkaitan dengan persalinan dalam hal ini
persalinan dengan ketuban pecah dini terutama yang dirasakan pasien
3)
Tanda-tanda Persalinan
Untuk mengetahui tanda-tanda persalinan yang sudah dirasakan oleh pasien seperti :
Kontraksi sejak tanggal, jam berapa, frekuensi dalam 10 menit, lamanya berapa detik,
itensitasnya bagaimana, lokasi ketidak nyamanannya dimana.
4)
Pengeluaran Pervaginam
Ditujukan untuk mengali ada tidaknya pengeluaran lendir, air ketuban, darah dan berapa
banyak jumlahnya
5)
Riwayat Mentruasi
Untuk mengetahui riwayat menstruasi ibu sebelum hamil dan yang dikaji meliputi :
Menarche, lama mentruasi, warna darah, siklus apakah teratur atau tidak, banyaknya, keluhan
apakah pada saat haid sakit atau tidak
6)
Riwayat Perkawinan
Meliputi : umur waktu nikah, lama pernikahan, perkawinan ke berapa, jumlah anak.
7)
Riwayat Kesehatan
a)
Riwayat kesehatan sekarang : ditujukan untuk mengetahui penyakit yang diderita ibu saat ini
b)
Riwayat kesehatan yang lalu : ditujukan untuk mengetahui penyakit yang diderita ibu pada
waktu yang lalu
c)
Riwayat kesehatan keluarga : ditujukan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita oleh
anggota keluarga ibu
8)
9)
10) Riwayat KB
Meliputi : alat kontrasepsi yang digunakan, tahun pakai, tahun berhenti, alas an berhenti.
11) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari meliputi :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
b.
Data Obyektif
Pada pemeriksaan data obyektif ini terdiri dari beberapa pemeriksaan yaitu:
1)
Pemeriksaan Umum
a)
Keadaan umum
b)
Kesadaran
c)
Status emosional
d)
Tanda vital (tensi, nadi, suhu, berat badan, tinggi badan, respirasi)
2)
Status present
a)
Kepala rambut apakah berketombe atau tidak, apakah mudah rontok atau tidak, apakah rambut
bersih atau kotor
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Leher apakah ada pembesaran kelenjar teroid dan pembesaran vena jugularis atau tidak
h)
i)
Mamae ada benjolan atau tidak, apakah simetris atau tidak, bersih atau kotor
j)
k)
Genetalia apakah bersih atau tidak, apakah ada odema dan varises atau tidak
l)
m)
3)
Pemeriksaan Obstetri
a)
Inspeksi
Muka
Mamae
: Apakah arela hiperpigmentasi, apakah putting menonjol, apakah colostrums sudah keluar atau
belum.
Abdomen
Genetalia
: PPV bagaimana, adakah cairan seperti ketuban atau lendir darah , kalau ada berapa jumlahnya
b)
Palpasi
Terdiri dari Leopold I-IV yang digunakan untuk mengetahui latak janin yang ada difundus
apakah bokong atau kepala, bagaian punggung janin apakah puka atau puki, bagian terendah
janin, serta apakah kepala sudah masuk panggul atau belum
c)
Auskultasi
Denyut jantung janin meliputi frekuensi, irama puntum maximum
d)
e)
Perkusi
Reflek patella positif atau tidak
f)
Pemeriksaan dalam
Meliputi : pembukaan, effecment, KK, penurunan, presentasi
g)
Pemeriksaan penunjang
HB..................... gr %
Leukosit............. dl/ul
Trombosit........... dl/ul
GDS.................. dl/ul
Gol darah........... ?
Pemeriksaan dengan kertas lakmus
2.
a.
Diagnosa Pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini akan muncul diagnosa yang berkaitan
dengan gravida, para, abortus, umur ibu, umur kehamilan, keadaan janin, keadaan persalinan
dengan ketuban pecah dini.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
b.
Masalah
Permasalahan yang muncul berkaitan dengan psikologis atau permasalahan social,
permasalahan psikologis yang muncul berkaitan dengan :
1)
Kecemasan masalah terhadap keadaan yang dialami yang berupa ketuban sudah pecah atau
merembes.
2)
Permasalahan tersebut muncul didasari oleh ketidaktahuan pasien tentang ketuban pecah dini
yang didukung oleh pernyataan tentang kecemasan.
3)
4)
Sedangkan ketidak munculan masalah, didukung oleh pemahaman pasien terhadap keadaannya
yang berupa pengetahuan terhadap ketuban pecah dini, dukungan suami dan keluarga dalam
menyelesaikan masalah
c.
Kebutuhan
Informasi mengenai persalinan dengan ketuban pecah dini
Dasar
: kurangnya pengetahuan ibu mengenai proses persalinan dengan ketuban pecah dini
3.
gawat
janin
dan
infeksi
maternal
a.
b.
c.
d.
5.
Pada langkah ini merencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkahlangkah sebelumnya merupakan kelanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi
dan diantisipasi.
Semua yang dikembangkan harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan kebutuhan berdasarkan keadaan
pasien.
Rencana asuhan pada pasien dengan ketuban pecah dini antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Anjurkan ibu untuk tarik nafas panjang bila ada kontraksi uterus.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
ktif)
6.
Melaksanakan Rencana
Pada langkah keenam ini adalah pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah kelima perencanaan. Meskipun dalam perencanaan bidan tidak
sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab terlaksananya asuhan bersama yang menyeluruh
7.
Evaluasi
Pada langkah ini pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh meliputi penemuan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan, diagnosa masalah
sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa kebidanan.
8.
penanganan
masalah
dilakukan
oleh
sekelompok
tem
dengan
ktif)
Bidan mencatat data yang dilihat, didengar dihitung dan dirasakan oleh bidan.
isa)
ng)
Subyektif, obyektif
dan analisa
ensi)
asi)
dilakukan