Anda di halaman 1dari 14

SISTEM PENCACAHAN RADIASI

DENGAN DETEKTOR SINTILASI

Kelompok :
Hesty Ayu Anggraeni (1127030035)
Khoreunnisa Syajaah (1127030045)
Rini Shoffa Aulia (1127030060)
Sri Awaliyah Rahmah (1127030066)

Tujuan :
Menentukan jumlah cacahan yang terdeteksi oleh
detektor sintilasi.
Menentukan pengaruh shielding terhadap jumlah
cacahan yang terdeteksi oleh detektor sintilasi.
Menghitung aktivitas dari sumber radioaktivitas dan
membandingkan
dengan
aktivitas
percobaan
menggunakan detektor.

Dasar Teori
Suatu sumber radioaktif yang meluruh akan memancarkan partikel
atau atau secara acak. Partikel-partikel ini memiliki energi tertentu.
Partikel dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang manusia, karena
itulah dibutuhkan detektor untuk mendeteksi energi yang dipancarkan oleh
suatu sumber radioaktif. Detektor yang digunakan adalah sintilator Nal(Tl)
yang sangat menentukan jenis radiasi yang dapat dideteksi. Pencacah
sintilasi (Scintillation counter) merupakan pencacah untuk mendeteksi dan
mengukur radiasi pengion dengan cara mencacah jumlah sintilasi yang
disebabkan interaksi radiasi dengan materi.

Prinsip kerja dari detektor sintilasi adalah dengan mengubah radiasi


pengion yang menumbuk bahan sintilator menjadi percikan cahaya.
Jumlah percikan cahaya yang dihasilkan oleh bahan sintilator sangat
sedikit, oleh karena itu percikan cahaya tersebut haruslah diperkuat
dengan photomultiplier tube agar dapat dihasilkan pulsa/sinyal yang
mampu dideteksi oleh detektor sintilasi.

Energi radiasi yang mengenai bahan sintilator diserap oleh atomatomnya sehingga terdapat beberapa elektron yang tereksitasi,
beberapa saat kemudian elektron yang tereksitasi tadi akan kembali
ke keadaan dasarnya melalui beberapa tingkat energi dengan
memancarkan percikan cahaya (foton)

Pemancaran sinar radioaktif mengakibatkan inti radioaktif makin lama

makin kecil (meluruh). Laju perubahan inti radioaktif dinamakan aktifitas inti.
Semakin besar aktifitasnya semakin banyak inti atom yang meluruh tiap
detiknya.
Untuk menentukan nilai aktivitas menggunakan persamaan sebagai
berikut :
A = A0 e-t
dimana konstantas peluruhan sebagai berikut:
=
Aktivitas netto sumber standar (Ax) dengan metode relatif dapat dihitung
dengan rumus :

Aktivitas netto sumber standar (An) dengan metode absolut dapat dihitung
dengan rumus :

Metode Percobaan
Alat dan bahan :
Alat dan bahan yang digunakan adalah :
Detektor sintilasi.
Perangkat Komputer.
Software Cassy Lab 2.
Sensor-Cassy 2.
MCA box.
Power Supply Tegangan Tinggi.
Statif dan Klip penjepit.
Kabel penghubung.
Rangkaian Amplifier.
Sumber radiasi (Co60, Ra226, Am241, Am241++).
Shielding (Plastik Mika, Alumunium, Seng).

Prosedur :
Eksperimen ini terdiri dari 3 percobaan, percobaan 1 yaitu menghitung
jumlah nilai cacahan tanpa menggunakan Shielding. Sebelum melakukan
percobaan 1 kita melakukan percobaan untuk menghitung jumlah cacahan
latar belakang, dengan melakukan percobaan tanpa menggunakan sumber
radioaktif. Kemudian baru melakukan percobaan 1 yaitu pertama-tama pilih
sampel radioaktif (Co-60, Ra-226, Am-241) yang akan diamati dan letakkan
pada muka detektor dengan jarak 10 cm, kemudian hidupkan MCA dan
detektor sintilasi dengan cara menghubungkan kabel pada sumber tegangan
PLN (pastikan power supply pada posisi on dan dimulai dari angka nol), lalu
nyalakan komputer dengan membuka software Cassy Lab 2 dan mengatur
waktu untuk menetapkan lama pencacahan (1 menit), kemudian tekan tombol
start measuring untuk memulai pencacahan, terakhir amati dan catat jumlah
cacahan dengan mengklik windows Event NA. Ulangi langkah-langkah
tersebut sebanyak 10 kali pada masing-masing sumber radiasi.
Percobaan 2 yaitu menghitung jumlah nilai cacahan menggunakan
Shielding. Pada percobaan 2 ini tahap-tahapnya hampir sama dengan
percobaan 1 tetapi dalam percobaan 2 ini menggunakan shielding (Plastik
Mika, Alumunium, Seng), dengan menyimpan shielding diantara sumber dan
detektor sintilasi dengan jarak setengah antar detektor dengan sumber yaitu 5
cm. Sama dengan percobaan sebelumnya ulangi langkah-langkah sebanyak
10 kali pada masing-masing sumber radiasi

.
Percobaan ke 3 yaitu menghitung aktivitas radioaktif secara
langsung dan menghitung aktivitas radiaktif dari percobaan dengan
menggunakan detektor. Pada percobaan 3 ini untuk menghitung
aktivitas radioaktif secara langsung yaitu pertama-tama mencari
informasi release date dari masing-masing sumber radiasi,
kemudian hitunglah lamanya sumber radiasi yang digunakan
sampai terakhir digunakan, lalu tentukan waktu paruh untuk
masing-masing sumber radiasi, kemudian hitunglah aktivitas
radioaktifitas dengan menggunakan rumus yang ada di modul.
Kemudian untuk menghitung aktivitas radioaktif dari percobaan
dengan menggunakan detektor sintilasi yaitu pertama-tama
lakukan perhitungan dengan metode relatif, lalu perhitungan
dengan metode absolut dimana pada metode absolut harus di cari
dulu nilai laju cacahannya, efisiensi detektornya, dan fakror
geometrinya dengan menggunakan rumus yang ada di modul.
Setelah mendapatkan aktivitas hitungan secara langsung dan
aktivitas perobaan kemudian bandingkan hasilnya.

Data
Tabel 1. Hasil rata-rata jumlah cacahan tanpa
shielding
NO
Sumber
d (cm)
t (s)
V (V)
N
A

Nn

Co60

10

60

700

14591,3

7357,9

Am241

10

60

700

7122,1

111,3

Ra226

10

60

700

10445

3211,6

Tabel 2. Hasil rata-rata jumlah cacahan


menggunakan shielding

Tabel 3. Aktivitas radioaktivitas dari hasil hitungan dan perobaan


NO

Sumber Radiasi

Aktivitas

Aktivitas

Percobaan (A)

Hitungan (A)

Co60

60101

67135,45

Am241

66167,2

73911,67

Ra226

4473,54

4997,142

Tabel 4. Jumlah cacahan latar belakang

Percobaan

NA

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
rata2

6393
7190
7354
7356
7222
7270
7358
7326
7451
7414
7233,4

Tahap perhitungan menentukan aktivitas percobaan dengan

menggunakan detektor :
Pengukuran radiasi menggunakan metode relatif, dengan menggunakan
tumus :

Pengukuran radiasi menggunakan metode relatif, dengan menggunakan


tumus :
dimana mencari :
- Laju cacah : =
- Efisiensi : = x 100%
- Faktor geometri : =

Pembahasan
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, sebelum melalukan
pengukuran dengan menggunakan radiasi terlebih dahulu besar jumlah
cacahan dimana tempat akan melakukan percobaan yaitu dengan melakukan
cacahan latar , cacahan latar yang dihasilkan sebesar 7233,4 nilai tersebut
mungkin disebabkan oleh beberapa radiasi yang disebabkan oleh alat
elektronik yang ada di sekitar tempat dilakukannya percobaan . Setelah
mengetahui nilai cacah latar , selanjutkan melakukan percobaan dengan
semnggunakan sumber radioaktif Co60, Am241 dan Ra226 dengan jarak dan
waktu yang tetap yaitu jarak 10 cm dan waktu 1 menit, untuk masing-masing
sumber didapatkan data sebanyak 10 kali pengulangan. Besar rata-rata
cacahan pada Co60 lebih besar dari Am241 dan Ra226. Besar cacahan di
pengaruhi oleh besarnya energi radioaktif. Semakin tinggi energi yang
mengenai detektor semakin banyak elektron yang tereksitasi sehingga
semakin banyak pula cacahan yang di hasilkan.
Kemudian pada percobaan yang menggunakan shielding hasil rata-rata
jumlah cacahannya lebih kecil di bandingkan percobaan tanpa menggunakan
shielding, hal tersebut dipengaruhi dengan adanya shielding yang
menghalangi sumber sehingga tidak menembus langsung ke detektor dan
dipengaruhi pula dengan seberapa tebal dan jenis bahan shielding yang
digunakan yang ditunjukkan pada tabel 2, besar rata-rata pada sumber Co60
yang menggunakan shielding seng lebih kecil nilainya dibandingkan dengan

Tetapi selain tebal dan bahan shielding jenis sumber radioaktif juga mempengaruhi
besarnya jumlah cacahan yang di hasilkan, seperti pada percobaan dengan sumber
Am241 dengan shielding plastik memiliki nilai rata-rata jumlah cacahan terbesar
kemudian dilanjutkan dengan shield berbahan aluminium dan seng. Hal itu
menunjukkan bahwa plastik merupakan bahan shield yang mudah dilewati oleh
radiasi Ra226 dibandingkan dengan nilai rata-rata jumlah cacahan yang ditunjukkan
oleh bahan aluminium dan seng. Atau dapat dikatakan bahwa radiasi Ra 226 lebih
mudah dihentikan oleh bahan shield seng dibandingkan dengan nilai rata-rata jumlah
cacahan berbahan aluminium dan plastik.
Menghitung aktivitas zat radioaktif dilakukan untuk menyelidiki karakteristik pancaran
radioaktivitas pada radioaktif Co 60, Am241 dan Ra226 . Sumber radiasi Co60 mempunyai
aktivitas awal sebesar 74000 Bq pada 26 September 2014 dengan waktu paruh 5,3
tahun, besar aktivitas hitungannya sebesar 67135,45 Bq pada 1 Juli 2015 sedangkan
untuk aktivitas dari percobaan menggunakan detektor sebesar 60101 Bq. Untuk
sumber radiasi Am241 mempunyai aktivitas awal sebesar 74000 Bq pada 26
September 2014 dengan waktu paruh 432 tahun, besar aktivitas hitungannya
sebesar 73911,67 pada 1 Juli 2015 sedangkan untuk aktivitas dari percobaan
menggunakan detektor sebesar 66167,2 Bq. Dan untuk sumber radiasi Ra226
mempunyai aktivitas awal sebesar 5000 Bq pada 8 Januari 2014 dengan waktu
paruh 1624 tahun, besar aktivitas hitungannya sebesar 4997,142 pada 1 Juli 2015
sedangkan untuk aktivitas dari percobaan menggunakan detektor sebesar 4473,54
Bq.
Besar aktivitas radioktivitas dari hasil hitungan secara langsung lebih besar dari hasil
percobaan menggunakan detektor, dikarenakan aktivitas percobaan dipengaruhi oleh
efisiensi detektor dan faktor geometri .

Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan dan dianalisis, dapat disimpulkan
bahwa :
Jumlah cacahan yang terdeteksi oleh detektor sintilasi tanpa
menggunakan shielding dan dengan menggunakan shielding lebih
besar yang tanpa menggunakan shielding, yaitu sebesar 7357,9 untuk
Co60, 111,3 untuk Am241, 3211,6 untuk Ra226.
Tebal dan jenis bahan shielding sangat mempengaruhi terhadap
jumlah cacahan dan jenis sumber radiasi yang akan berinteraksi
dengan shielding juga mempengaruhi.
Efek shield menunjukkan tingkat daya tembus suatu zat radioaktif dan
juga untuk mengenali jenis radiasinya (alfa, beta, gamma).
Aktivitas radioktivitas dari hasil hitungan secara langsung lebih besar
dari hasil percobaan menggunakan detektor, dikarenakan aktivitas
percobaan dipengaruhi oleh efisiensi detektor dan faktor geometri.

Anda mungkin juga menyukai