Pembimbing :
dr. Rio, Sp.BA
DEFINISI..
Peradangan pada peritonium yang merupakan
pembungkus visera dalam rongga perut.
Suatu respon inflamasi atau supuratif dari
peritoneum yang disebabkan oleh iritasi kimiawi
atau invasi bakteri.
7/13/15
FK UMJ
ANATOMI
Peritonium terbagi atas viseral (menutupi usus dan mesenterium)
dan parietal (melapisi dinding abdomen dan berhubungan dengan
fascia muscular)
Lapisan peritonium dibagi menjadi 3, yaitu:
1.Lembaran yang menutupi dinding usus, disebut lamina visceralis
(tunika serosa).
2.Lembaran yang melapisi dinding dalam abdomen disebut lamina
parietalis.
3.Lembaran yang menghubungkan lamina visceralis dan lamina
parietalis.
7/13/15
FK UMJ
7/13/15
FK UMJ
FISIOLOGI
Fungsi utama dari membran peritoneum adalah untuk mempertahankan keseimbangan cairan
peritoneum
Dalam keadaan normal, rongga peritoneum terdapat cairan peritoneum 50 100 ml.
Merupakan cairan serous, yang mirip dengan cairan plasma, memiliki kandungan protein kira-kira
3 g/dl dan terdapat pula sel sel radang dalam jumlah kurang dari 3000 sel/mm.
Cairan peritoneum ini diserap oleh sel-sel mesotel terutama pada bagian subdiaphragmatik dan
subphrenik. Cara penyerapan cairan tersebut dengan endocytosis.
Dalam keadaan tertentu misalnya terjadi peradangan pada peritoneum maka jumlah cairan
peritoneum yang berlebihan ini tidak dapat diserap secara cepat oleh prosesendocytosis, sehingga
diperlukan mekanisme lain untuk mempercepat penyerapan cairan yaitu dengan melalui stoma.
7/13/15
FK UMJ
ETIOLOGI
Kelainan intraabdomen berupa inflamasi serta penyulitnya.
Bakterial
: Mycobacterium Tuberculosa,
E.Coli,Streptococus, Pneumococus.
Kimiawi
obatan.
7/13/15
FK UMJ
PATOFISIOLOGI
Invasi Bakteri
(keluar
eksudat
fibrinosa)
peritonitis
Tekanan
intraabdome
n meningkat
pernafasan
jadi sesak &
timbulkan
perfusi yang
menurun.
Cairan
terjebak di
cavum
peritoneum &
lumen usus
7/13/15
Akumulasi
cairan sebab
carian &
membran
bocor
Kompensasi
tubuh retensi
cairan &
elektrolit
oleh ginjal
Takikardi
Organ dalam
di peritonium
udem
FK UMJ
KLASIFIKASI
Peritonitis Bakterial Primer
Peritonitis Bakterial Akut Sekunder (supurativa)
PeritonititsTersier
Peritonitis Mekonium
7/13/15
FK UMJ
7/13/15
FK UMJ
PERITONITIS BAKTERIAL
AKUT SEKUNDER
]Peritonitis sekunder merupakan infeksi yang berasal dari
intraabdomen yang umumnya berasal dari perforasi organ
berongga. Peritonitis sekunder merupakan jenis peritonitis yang
paling umum, lebih dari 90% kasus bedah.
7/13/15
FK UMJ
10
PERITONITIS TERSIER
Peritonitis yang mendapat terapi tidak adekuat, superinfeksi
kuman, dan akibat tindakan operasi sebelumnya
7/13/15
FK UMJ
11
PERITONITIS MEKONIUM
adalah peritonitis non bakterial yang berasal dari mekonium yang
keluar melalui defek pada dinding usus ke dalam rongga
peritoneum. Defek dinding usus dapat tertutup sendiri sebagai
reaksi peritoneal. Bercak perkapuran dapat terjadi dalam waktu 24
jam.
7/13/15
FK UMJ
12
EPIDEMIOLOGI
Kebanyakan kasus peritonitis primer terjadi pada anak-anak
dengan asites akibat dari sindrom nefrotik atau sirosis.
7/13/15
FK UMJ
13
MANIFESTASI KLINIK
Adanya darah/cairan dalam rongga peritonium akan memberikan tanda tanda
rangsangan peritonium.
Rangsangan peritonium menimbulkan nyeri tekan dan defansmuskular, pekak
hati bisa menghilang akibat udara bebas dibawah diafragma. Peristaltik usus
menurun sampai hilang akibat kelumpuhan sementara usus.
Bila telah terjadi peritonitis bakterial, suhu terjadi takikardia, hipotensi dan
penderita tampak letargik & syok. Rangsangan ini menimbulkan nyeri pada
setiap gerakan yang menyebabkan pergeseran peritonium dengan peritonium.
Nyeri subjektif berupa nyeri waktu penderita bergerak seperti jalan, bernafas,
batuk, atau mengejan.
Nyeri objektif berupa nyeri jika digerakkan seperti palpasi, nyeri tekanl epas,
tes psoas, atau tes lainnya.
7/13/15
FK UMJ
14
DIAGNOSIS
Gambaran Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran Radiologis
7/13/15
FK UMJ
15
GAMBARAN KLINIS
Demam tinggi, atau pasien yang sepsis bisa menjadi hipotermia
Takikardia, dehidrasi hingga menjadi hipotensi
Nyeri abdomen yang hebat biasanya memiliki punctum maximum
di tempat tertentu sebagai sumber infeksi
Bising usus menurun sampai menghilang.
Dinding perut akan terasa tegang (defans muskular)
Nyeri subjektif berupa nyeri waktu penderita bergerak
7/13/15
FK UMJ
16
* PERITONITIS MEKONIUM
gejalanya berupa abdomen yang membuncit sejak lahir, muntah,
dan edema dinding abdomen kebiru biruan
7/13/15
FK UMJ
17
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Leukositosis
Hematokrit meningkat
Asidosis metabolic
7/13/15
FK UMJ
18
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
FK UMJ
19
TERAPI
Tindakan bedah mencakup mengangkat materi terinfeksi dan
memperbaiki penyebab. Tindakan pembedahan diarahkan kepada
eksisi terutama bila terdapat apendisitis, reseksi dengan atau
tanpa anastomosis (usus), memperbaiki pada ulkus peptikum yang
mengalami perforasi atau divertikulitis dan drainase pada abses
7/13/15
FK UMJ
20
KOMPLIKASI
Komplikasi Dini
-
7/13/15
Komplikasi Lanjut
1. Adhesi
2. Obstruksi
intestinal rekuren
FK UMJ
21
PROGNOSIS
Prognosis untuk peritonitis lokal danringan serta tidak terlalu lama
dalam keadaan peritonitis yaitu:
Quo et vitam bonam
Quo et Sanasionam dubia et bonam
Quo et Fungsionam bonam
Sedangkanpada peritonitis
umumprognosisnyamematikanakibatorganismevirulen :
Quo et Vitam dubia et malam
Quo et Sanasionam dubia et malam
Quo et Fungsionam dubia et malam
7/13/15
FK UMJ
22
DAFTAR PUSTAKA
Arief M, Suprohaita, Wahyu.I.K, Wieiek S, 2000, BedahDigestif, dalam
KapitaSelektaKedokteran, Ed:3; Jilid: 2; p 302-321, Media Aesculapius
FKUI, Jakarta.
Schwartz, Shires, Spencer, Principles of Surgery, sixth edition,1989.
Zinner, J. Michael, Maingots Abdominal Operations, Volume I, Appleton
&Lange, A Simon & Schuster Company.1997.(640-650).
http://medicastore.com/penyakit/
497Peritonitis_radang_selaput_rongga_perut.html(diaksestanggal 13-2-2012)
7/13/15
FK UMJ
23
, , , ,TERIMA KASIH, , , ,
7/13/15
FK UMJ
24