Peluang Dan Tantangan Kerjasama Di Bidang Pertanian Dalam Kerangka Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)
Peluang Dan Tantangan Kerjasama Di Bidang Pertanian Dalam Kerangka Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)
Di sampaikan pada
Bilateral Technical Meeting Penguatan Diplomasi Ekonomi RI-Jepang
Kementerian Luar Negeri RI, Hotel Aryaduta-Makasar, 2 Juli 2015
Outline
I. PENDAHULUAN
Slide - 37
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Kerjasama bilateral Indonesia dan Jepang
atau IndonesiaJapan Economic Partnership
Agreement (IJEPA)
Industri
Perdagangan
Kekuatan
Ekonomi
Perbankan
Sangat berpengaruh
di lingkup Asia
Pertanian
1.18%
Mengolah lahan
(12,81%)
Impor
Pertanian
Tenaga kerja
(4,30%)
Pangan
terpenuhui 60%
Total konsumsi
buah terpenuhui
67%
II
Mexico
Chili
ASEAN
Singapura
(2002)
Thailand
(2003)
Malaysia
(2005)
Filipina
(2006)
Brunai
(2006)
Indonesia
(2007)
IJ-EPA
Liberalisasi
Kerjasama
Meningkatkan
kapasitas
Trade in Goods (perdagangan)
Produk yang diperdagangkan
Penurunan
tarif
Kategori A
Kategori B
Kategori C
Fast
Track
(tarifnya
0)
Normal
Track
(diturunkan
bertahap)
Special
Arrangement
(diturunkan
>
10
thn)
Dispute mechanism
Kategori X
Exclusion
List
produk
(sensi-ve
product)
Kategori Q
Quota
Produk
(TRQ)
Note : Jepang membuka pasarnya untuk buah-buah tropis segar: mangga, pisang,
nanas, manggis, rambutan, alpukat, durian, belimbing, dll.
TRQ Nanas:
Volume TRQ nanas diberikan oleh Jepang 1000
metrik ton dalam 5 tahun
Produk nanas segar ukuran kecil dengan berat
kurang dari 900 gram, utuh, tidak dipotong, dengan
atau tanpa mahkotanya.
Cooperation (Kerjasama)
Capacity building (tidak bersifat dispute
mechanism) :
1. Development Study for Distribution
Mechanism Reform through Development of
Wholesale Market System;
2. Thermal Heat Treatment for Fruit Flies on
Mangos
III
POSISI PERDAGANGAN
INDONESIA-JEPANG
IJEPA berlaku
30,000
25,000
Ekspor
20,000
Import
15,000
10,000
2013
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997
1996
1995
1994
1993
1992
1991
2012
Krisis
subprime
mortgage
5,000
120,000,000
100,000,000
NON
MIGAS,
-1.85%
Ribu US$
80,000,000
60,000,000
40,000,000
MIGAS,
-4.60%
20,000,000
-
2010
2011
2012
2013
2014
NON MIGAS
MIGAS
TOTAL
PERDAGA
NGAN
-2.57%
Ribu US$
30,000,000
25,000,000
20,000,000
15,000,000
10,000,000
5,000,000
-
2010
2011
2012
2013
2014
EKSPOR
25,781,814
33,714,696
30,135,108
27,086,259
23,165,663
MIGAS
9,285,336
15,384,580
12,903,869
11,002,116
8,599,919
NON MIGAS
16,496,477
18,330,116
17,231,239
16,084,142
14,565,743
Note:
Trend (%) 2010-2014 : Ekspor -4,24; Migas -4,77; non Migas -3,73
Ribu US$
20,000,000
15,000,000
10,000,000
5,000,000
-
2010
2011
2012
2013
2014
IMPOR
16,965,801
19,436,612
22,767,832
19,284,588
17,007,579
MIGAS
55,101
115,635
46,362
230,487
69,396
16,910,700
19,320,977
22,721,469
19,054,102
16,938,183
NON MIGAS
Note:
Trend (%) 2010-2014 : Impor -0,03; Migas 12,20; non Migas -0,11
Rubu US$
10,000,000
5,000,000
-5,000,000
-10,000,000
2010
2011
2012
2013
2014
NERACA PERDAGANGAN
8,816,013
14,278,084
7,367,276
7,801,671
6,158,084
MIGAS
9,230,236
15,268,945
12,857,507
10,771,630
8,530,524
NON MIGAS
-414,223
-990,861
-5,490,231
-2,969,959
-2,372,440
Note:
Trend (%) 2010-2014 : Neraca perdagangan -12,38; Migas -4,94; non Migas
58,22
US$ 000)
20,000,000
15,000,000
10,000,000
5,000,000
Tanaman
Pangan
Hortikultura
Perkebunan
Peternakan
Pertanian
2013
104,582
303,519
21,390,250
401,795
22,200,146
2014
146,136
387,016
22,124,439
444,511
23,102,102
Note:
Kontribusi tiap sektor (%) 2014 : Tan, Pangan 0,63; Hortikultura 1,68;
Perkebunan 95,77; Peternakan 1,92.
(US$ 000)
10,000,000
8,000,000
6,000,000
4,000,000
2,000,000
0
Tanaman
Pangan
Hortikultura
Perkebunan
Peternakan
Pertanian
2013
3,977,555
1,180,492
1,951,174
2,067,751
9,176,972
2014
5,802,791
1,257,377
2,038,577
2,855,878
11,954,623
Note:
Kontribusi tiap sektor (%) 2014 : Tan, Pangan 25,12; Hortikultura 5,44;
Perkebunan 8,82; Peternakan 12,36.
1,600,000
(US$ 000)
1,400,000
Lainnya,
34.1%
1,200,000
1,000,000
800,000
Korea
Selatan,
6.0%
600,000
400,000
200,000
0
Amerika
Serikat
Jepang
Korea
Selatan
Cina
India
953,589
273,595
293,553 1,728,723
681,497
354,515
284,974 1,614,755
Lainnya
Jepang,
15.4%
Cina,
14.4%
India,
7.5%
IV
Juta Ton
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Sumber: BPS (diolah)
Padi
Jagung
Kedelai
Ubi
Kayu
Ui
Jalar
LOKASI UPSUS
2000
Minyak
Sawit
Kakao
1600
1200
Kopi
800
Teh
400
Gula Tebu
0
1995
2000
2005
2010
2011
2012
2013
Tahun
Sumber: BPS (diolah)
Ket: Produksi minyak sawit dan gula tebu (dalam satuan 10 Ribu Ton)
SENTRA PERKEBUNAN
Sumut, Sumsel,
Kaltim, & Riau
Sumut, Sumsel,
Riau & NAD
Aceh, Jatim,
Bengkulu, Sumut,
Sulsel
Jatim, Kaltim,
Lampung,
Sulteng, & Sulut
Bengkulu, Maluku,
Papua, Sulsel,
Sulteng, & Sulut
Lampung, Babel,
Kaltim & Kalbar
SENTRA HORTIKULTURA
BUAH-BUAHAN
SENTRA HORTIKULTURA
SAYURAN
Jabar,
Sumut,
&
Jawa
Timur,
Jawa Jateng,
Tengah dan
Jawa Barat. Jatim
SENTRA PETERNAKAN
PELUANG KERJASAMA
Jepang membuka pasarnya untuk buah-buah tropis segar
seperti mangga, manggis, rambutan, alpukat, durian,
belimbing, pisang, nanas dan lain- lain.
Ekspor Indonesia yang memiliki daya saing di pasar
Jepang: kopi, pala, karet, kakao, lada dan kelapa.
Atas permintaan Jepang, Indonesia segera menghapus
tarif untuk komoditi anggur segar, apel segar, peach
segar termasuk nektarines, persimon segar, dll.
Melakukan pertukaran informasi dan promosi
Peningkatan Capacity building :
(1) pelatihan di bidang peternakan yang dimulai dari
system manajemen peternakan, pembinahan, pakan,
penyakit dan budidaya;
(2) pelatihan mengenai sanitary dan phytosanitary,
budidaya hidroponik dan aeroponik
TANTANGAN KERJASAMA
INTERNAL
Meningkatkan daya saing
Meningkatkan iklim usaha domestik
Meningkatkan fasilitasi perdagangan
Meningkatkan konektivitas (fisik, non fisik)
Meningkatkan kemampuan UKM
EKSTERNAL
Memanfaatkan JEPANG sbg tujuan ekspor pertanian
Memanfaatkan JEPANG sbg production network
Memanfaatkan JEPANG sbg salah satu sumber inovasi teknologi
pertanian
Memanfaatkan Invesment dari Jepang
Memanfaatkan permodalan dari Jepang
MASALAH UTAMA
MENGKRITISI IJEPA
1. Inti dasar dari IJEPA adalah liberalisasi komprehensif yang
asimetris.
2. Tidak ada kepastian dan kewajiban bahwa investor Jepang
akan datang untuk melakukan investasi di Indonesia.
3. Investasi di bidang agroindustri dan energi (terutama biofuel) melalui proyek kerjasama belum terlaksana dengan
baik.
4. HAKI belum diatur secara jelas. Di lain pihak Jepang selalu
melindungi kepemilikan HAKI-nya secara tegas.
5. Peningkatan kapasitas dan asistensi teknis di dalam
hubungan partnership tidak bersifat dispute mechanism.
6. Transfer teknologi masih mengalami hambatan dalam
hubungan ekonomi antara Indonesia-Jepang
MENGOPTIMALKAN IJEPA
Review IJEPA yang sudah disepakati perlu difokuskan :
- Peningkatan peran Jepang dalam meningkatkan ekspor
pertanian Indonesia ke Jepang.
- Peningkatan investasi, daya saing dan penguatan sektor
pertanian dalam negeri serta ekspor produk pertanian
Indonesia ke pasar dunia. .
Sepakat tidak melakukan subsidi ekspor hasil pertanian
Meningkatkan jenis dan jumlah sertifikasi atau standar
kompetensi, serta laboratorium
Pemerintah harus memetakan prioritas kerjasama secara
komprehensif.
Perlu adanya dukungan regulasi untuk menjamin pemanfaatan
IJEPA secara optimal
PENUTUP