Anda di halaman 1dari 31

FAKTOR RISIKO FILARIASIS PADA

ANAK DI KABUPATEN AGAM


( Berdasarkan Data TAS Tahun
2012 )
Debri Rizki Faisal
1110332067
Dibimbing oleh:
Masrizal Dt. Mangguang, SKM, M.Biomed.
Dr.dr. Hafni Bachtiar, MPH.

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2015

OUTLINE

Latar Belakang

Hasil TAS yang dilaksanakan pada 14 kabupaten/ kota di


Indonesia pada tahun 2012
No.
1
2
3

Kabupaten/ Kota
Pesisir Selatan
Bogor
Bukittinggi

4 Agam
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

50 Kota
Pasaman Barat
Engkareng
Kotawaringin Barat
Boven Digoel
Rote Ndao
Boalemo
HSU
Kubu Raya
Luwu Timur

1.552
1.684
1.392

Jumlah Sampel yang


sudah diambil
1.484
1.684
1.375

Critical
Cut Off
18
18
16

Jumlah
Positif
127
0
50

1.552

1.325

18

102

1.540
1.552
1.540
1.540
1.380
1.532
1.524
1.380
1.552
1.540

1.528
1.376
1.548
1.456
988
1.194
1.363
1.433
1.535
1.524

18
18
18
18
18
18
18
16
18
18

16
64
1
5
99
15
9
87
33
25

Jumlah Sampel

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah faktor risiko yang


berhubungan dengan kejadian filariasis pada anak di
Kabupaten Agam.
Penelitian ini dilakukan Januari 2015 - Juni 2015.
Lokasi penelitian dilakukan berdasarkan Sekolah Dasar
yang menjadi sasaran pelaksanaan TAS oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Agam tahun 2012.

10

Konsep Filariasis

11

TAS Filariasis

12

Filariasis pada Anak

13

Kerangka Teori

14

Kerangka Konsep

15

Hipotesis

Ada hubungan antara penggunaan kelambu dengan kejadian filariasis pada anak
Ada hubungan antara menggunakan obat anti nyamuk dengan kejadian filariasis
pada anak
Ada hubungan antara lama tinggal dengan kejadian filariasis pada anak
Ada hubungan antara meminum obat filariasis dengan kejadian filariasis pada anak.
Ada hubungan antara pemasangan kawat kasa dengan kejadian filariasis pada
anak.
Ada hubungan antara keberadaan persawahan dengan kejadian filariasis pada
anak.
Ada hubungan antara keberadaan perkebunan dengan kejadian filariasis pada
anak.
Ada hubungan antara keberadaan penderita filariasis dengan kejadian filariasis
pada anak.

16

17

18

19

Kriteria Inklusi dan Eksklusi

20

Defenisi Operasional

21

22

Pengumpulan Data

23

Analisis Data

24

HASIL dan PEMBAHASAN

25

Distribusi Frekuensi Variabel Independen

26

Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen


Menggunakan Uji Mc Nemar

27

Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen


Menggunakan Uji Mc Nemar

28

KESIMPULAN dan SARAN


KESIMPULAN

Bahwa distribusi frekuensi faktor risiko filariasis pada anak yaitu :


a. Lebih dari separuh anak yang berisiko terkena filariasis
berdasarkan menggunakan kelambu, menggunkan obat anti
nyamuk, meminum obat filariasis, pemasangan kawat kasa dan
keberadaan persawahan.
b. Kurang dari separuh anak yang berisiko terkena filariasis
berdasarkan lama tinggal, keberadaan perkebunan dan keberadaan
penderita filariasis.
Tidak ada hubungan yang bermakna antara penggunaan kelambu,
obat anti nyamuk, lama tinggal,kawat kasa, keberadaan persawahan,
perkebunan dan penderita filariasis dengan kejadian filariasis pada
anak
Ada hubungan yang bermakna antara meminum obat filariasis
dengan kejadian filariasis pada anak.
29

30

TERIMA KASIH

31

Anda mungkin juga menyukai