A. Analisis
1. Analisis permasalahan secara teknis
a. Tidak adanya safety cabinet untuk pemeriksaan BTA. Hal ini terjadi karena
memang tidak tersedianya safety cabinet tersebut.
b. Keterlambatan pengadaan reagen kerja. Di karnakan kurangnya kordinasi
antara pihak puskesmas dan pihak dinas kesehatan.
2. Analisis permasalahan secara managemen
a. Kurangnya pengoptimalan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan
hitung jumlah leukosit, LED , maupun sedimen urin. Hal ini kemungkinan
terjadi karena kurangnya permintaan pemeriksaan terebut atau kurangnya
sosialisasi kepada tenaga klinis lainnya tentang kemampuan laboratorium
untuk mealakukan pemeriksaan tersebut.
B. Upaya perbaikan dan penegmbangan laboratorium puskesmas
1. Upaya perbaikan masalah teknis
a. Bekerja dalam laboratorium klinik mempunyai resiko terkrna bahan kimia
maupun bhan yang bersifat infeksius. Oleh karena itu untuk menghindari
resiko dari kecelakaan dan terinfeksinya petugas laboratorium khususnya
penyakit TBC pada laboratorium kesehatan sebaiknya di lakukan tindakan
pencegahan seperti pengadaan safety cabinet. Untuk pemeriksaan BTA,
apabila petugas laboratorium tidak menggunakan alat pengaman, akan emakin
besar kemungkinan petugas laboratorium terinfeksi bahan atau spesimen
berbahaya.
b. Perlu adanya kordinasi antara pihak laboratorium dan puskesmas serta pihak
dinas kesehatan kabupaten banjar. Dalam penyediaan reagen kerja, agar
laboratorium puskesmas dapat memberikan pelayanan kesehatan secara
optimal.
2. Upaya perbaikan masalah manajemen
a. Sebaiknya prostap untuk semua pemeriksaan terutama yang rutin di lakukan
agar di tempel secara singkat dan sistematis, sehingga memudahkan analis
bekerja dan meminimalkan terjadinya human error.
b. Mengingat pentingnya hasil pemeriksaan laboratorium dasar seperti hitung
jumlah leukosit, LED, maupun sedimen urin untuk membantu diagnosa dokter
dan tenaga klinis lainnya dalam menegakan diagnosa penyakit agar dapat di
lakukan upaya pengobatan dengan tepat, di harapkan sebaiknya di lakukan
sosialisasi kepad doter dan tenaga klinis lainnya tentang parameter-parameter
pemeriksaan yang dapat di lakukan laboratorium puskesmas Astambul
sehingga peralatan dan reagen yang berada di sana dapat di optimalkan
penggunaan nya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama melaksanakan Kegiatan Praktik Kerja Membangun Desa ( PKMD ) DI
PUSKESMAS asTAMBUL Kabupaten Banjar mulai tanggal 9 maret 2015 sampai
dengan 28 maret 2015, maka peserta PKMD dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Mahasiswa mendapat bimbingan dan pengalaman praktik kerja langsung di
puskesmas sebagai bakal menghadapi lapangan kerja yang sebenarnya.
2. Mahasiswa belajar menganalisa masalah yang terjadi di puskesmas pada
umumnya dan di laboratorium khususnya.
3. Mahasiswa dapat bersosialisasi baik itu kepada petugas puskesmas lainnya
maupun kepada masyarakat desa.
4. Dapat membantu mengembangkan laboratorium dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
B. Saran
1. Bagi Akademik
a. Dalam pelaksanaan selama Praktik Kerja Membangun Desa hendak
pembimbing dari kampus sering melakukan kunjungan agar mahasisw
lebih mudah dalam melakukan diskusi penulisan laporan PKMD.
b. Agar pihak kampus memberikan pengetahuan tentang sekilas lahan PKMD
yang akan di tempati mahasiswa baik itu keadaan geografisnya maupun
kejadian endemis yang ada di sekitar lahan PKMD, sehingga mahasiswa
dapat siap dan mengantisipasi diri.
2. Bagi Puskesmas
a. Disarankan agar dapat memanfaatkan penggunaan alat dan reagen yang
ada di laboratorium sehingga laboratorium dapat di optimalkan untuk
menegakan diagnosis penyakit.
b. Para pegawai yang ada di tempat PKMD sebaiknya lebih dapat
memberikan motivasi bagi mahasiswa yang kurang kreatif dan inisiatif
dalam bertindak karena kadang-kadang ada mahasiswa yang merasa
canggung untuk berinisiatif sendiri.
DAFTAR PUSTAKA