PENDAHULUAN
Alasan paling umum bahwa dokter mata memilih untuk melebarkan pupil
adalah untuk memudahkan pemeriksaan keadaan segmen belakang bola mata dan
untuk persiapan tindakan operasi katarak ekstraksi yang baik..1
Melihat melalui pupil yang tidak berdilatasi dapat disamakan dengan
mengintip melalui lubang kunci, dengan situasi diperparah oleh miosis dipicu oleh
cahaya tingkat tinggi yang dihubungkan dengan sebagian besar teknik
pemeriksaan. Pada keadaan seperti ini
bersifat
simpatomimetik
(midriatikum)
misalnya
fenilefrin
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pigmen retina. Warna dari iris tergantung dari sel-sel pigmen yang bercabang
yang terdapat di dalam stroma yang jumlahnya dapat berubah-ubah dan juga
epitel pigmen yang jumlahnya tetap.1
Ada 2 otot yang ada di dalam iris antara lain otot sfingter pupil (M.
sphincter pupillae) yang berjalan sirkuler, yang terletak di dalam dekat pupil
dan dipersarafi oleh saraf parasimpatis (N. III), dan otot dilatator pupil (M.
dilatator pupillae) yang berjalan radier dari akar iris ke pupil, terletak di
bagian posterior stroma dan disarafi oleh saraf simpatis.1
Pasokan darah ke iris berasal dari circulux major iris. Kapiler-kapiler
iris memiliki lapisan endotel yang tak berlubang sehingga normalnya tidak
membocorkan fluoresin yang disuntikkan secara intravena. Persyarafan iris
adalah melalui serat-serat nervus siliare. Iris mengendalikan banyaknya
cahaya yang masuk ke dalam mata. Ukuran pupil pada prinsipnya ditentukan
oleh keseimbangan antara konstriksi akibat aktivitas parasimpatik yang
dihantarkan melalui nervus kranialis III dan dilatasi yang ditimbulkan oleh
aktifitas simpatik.3
Cahaya yang mengenai mata diterima oleh sel-sel batang dan kerucut di
retina, diteruskan oleh N. II ke kiasma optikum, radiasio optika, setinggi
korpus genikulatum lateral, serat pupilomotor melepaskan diri ke brachium
kolikulus superior, ke midbrain, komisura posterior di daerah pretektalis,
kemudian mengadakan semidikusasi dan keduanya menuju ke nucleus
Edinger Westphal di kedua sisi. Dari sini keluar saraf eferen (saraf
parasimpatis) yang memasuki N. III, ke ganglion siliaris, serat saraf
postganglioner melalui Nn. siliaris brevis.1,3
Diameter pupil orang dewasa normal 2,5-4 mm rata-rata 3,5 mm.
Dilingkungan dengan penerangan ruangan, pupil disebut miosis bila ukuran
diameter pupil kurang dari 2 mm, dan disebut midriasis bila ukuran diameter
lebih besar dari 5 mm, dapat mencapai sekitar 9 mm pada saat dilatasi
maksimal.
Pada posisi primer ukuran kedua pupil sama, meskipun beda variasinya
kurang lebih 1 mm satu dengan lainnya.
Ukuran pupil bervariasi tergantung umur, status refraksi dan iluminasi.
Pada bayi umumnya pupil kecil dan semakin melebar dengan bertambahnya
umur dan mengecil lagi pada orang tua. Pupil relatif lebih besar pada
penderita miopia, iris berwarna dan pada ruangan gelap. Sedangkan pada saat
tidur, diruangan terang dan inflamasi iris pupil mengecil.3
penghambat
kolinergik,
kerjanya
a. Indikasi
1. Atropin digunakan sebagai agen midriatik dan sikloplegik.
atropin sangat berguna pada orang muda yang mempunyai
daya akomodasi sangat aktif
2. Berguna dalam iritis untuk:
a. Mencegah rasa sakit
b. Rilis sinekia
c. Mengistirahatkan jaringan yang meradang
3. Atropin berguna dalam terapi glaukoma
4. Penggunaan pre operasi dan pasca operasi pada banyak operasi
intraokular
5. Atropin digunakan untuk mencegah respon vagal yang tidak
semestinya dalam tes tensilon
6. Atropin digunakan untuk mengobati amblyopia dengan metode
yang disebut penalisasi
7. Berguna dalam kasus spasme akomodatif
b. Sediaan
larutan tetes mata konsentrasi 0,5% sampai 4%, sediaan yang
biasa digunakan adalah 1%, atropin sulfat dalm bentuk salep.
suntikan intramuskular tersedia 0, 3, 0,4 dan 0,6 mg /ml.
c. Efek samping
Tetesan
atropine
harus
dipakai
dengan
hati-hati
untuk
penyerapan
sistemik
melalui
nasolakrimalis
2.4.1.2 HOMATROPIN5
Homatropin adalah alkaloid semisintetik yang dibuat dari
kombinasi asam mandelat dengan tropin. Durasi kerja homatropin
lebih pendek dibanding dengan atropin. Kerja dari
homatropin
Gambar 3. Homatropin
a. Indikasi
Homatropin terutama digunakan dalam refraksi. Dan juga
berguna dalam tatalaksana iritis dan pada kondisi post operasi
untuk meringankan spasme siliaris.
10
b. Sediaan
Tersedia dalam larutan tetes mata homatropin hidrobromida
konsentrasi 2%.
2.4.2.2 SIKLOPENTOLAT
Siklopentolat adalah agen spasmolitik sintetis yang mempunyai
efek sikloplegik dengan waktu kerja dalam 20 sampai 45 menit.
Durasi kerja juga pendek mulai dari 12 sampai 24 jam. Siklopentolate
lebih sering digunakan daripada homatropin karena durasi kerjanya
lebih pendek.
a. Indikasi
Siklopentolat digunakan terutama untuk refraksi siklopegik dan
untuk meringankan spasme ciliary pada kasus pasca operasi dan
iridosiklitis. Pada pasien dengan perubahan lensa sentral,
siklopentolat dapat diberikan untuk penggunaan sehari-hari
sampai pasien siap untuk operasi.
b. Efek samping
Efek samping yang umum setelah penggunaan larutan tetes mata
2%,
efek
neurotoksik
sementara,
halusinasi
visual
dan
2.4.2.3 TROPIKAMID5
11
dan
lama
kerja
lebih
pendek
dibandingkan
dengan
12
Gambar 4. Tropikamid
a. Indikasi
Pada saat diperlukannya efek
13
14
terjadi
halusinasi
pada
pemkaaian
15
BAB III
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidarta. Obat Obat dalam Penyakit Mata dalam Ilmu Penyakit
Mata. FK UI. Jakarta. 2008. Hal 286-7.
2. Johnson, M. Ophtalmic drugs. Midriatic drugs-which ones to use when
and how they work. Optician online. 2012.
3. Vaughan. Oftalmologi Umum Edisi 17. EGC. Jakarta. 2009.
4. American Academy of Ophthalmology. Fundamentals and principles of
ophthalmology. Section 2. Basic and Clinical science Course; 2008-2009.
5. Katzung, G. Farmakologi Dasar dan Terapi. Edisi VI. Jakarta. 2010. Hal:
699-737.
6. Sivakumar R.Ocular
17
18