3. Asas Perlindungan
Berlakunya hukum pidana menurut asas ini disandarkan pada kepentingan
hukum satu Negara yang dilanggar. Disini KUHP dapat diberlakukan terhadap
orang (WNI/WNA) yang diluar wilayah Indonesia melakukan tindak pidana
dalam pasal 4 ke 1, 2, 3. pasal 7, pasal 8.
4. Asas Universal
Berlakunya hukum pidana menurut asas ini disandarkan pada kepentingan
hukum internasional yang terlanggar atas suatu perbuatan. Berlaku bagi WNI dan
WNA yang melakukan tindak pidana di Indonesia/di luar Indonesia yang
melakukan Tindak Pidana dalam pasal 4 ke 2 dan 4 ke 4.
PERKECUALIAN TERHADAP ASAS-ASAS BERLAKUNYA HUKUM PIDANA
Perkecualian terhadap asas-asas ini disebut dengan hak exteritorialitet. Golongan
orang yang mempunyai hak exteritorialitet adalah:
1. Urusan Diplomatik Negara Aasing di Indonesia
2. Kepala Negara Asing yang berada di Indonesia dengan persetujuan
pemerintah
3. Anak buah kapal perang Asing yang berada di Indonesia dengan persetujuan
pemerintah
4. Angkatan Kapal Perang asing yang berada di Indonesia dengan persetujuan
pemerintah
5. Perwakilan badan-badan Internasional
EKSTRADISI (PENYERAHAN)
Yaitu penyerahan oleh suatu Negara kepada negara yang meminta penyerahan
seseorang yang disangka atau dipidana karena melakukan kejahatan di luar wilayah
negara yang menyerahkan dan di dalam yurisdiksi Negara yang meminta penyerahan
karena berwenan untuk mengadili dan memidananya. Maksud dan tujuan ekstradisi ini
adalah, menjamin agar pelaku kejahatan berat tidak dapat menghindarkan diri dari
penuntutan atau pemidanaan.
Beberapa asas penting ekstradisi antara lain:
tindak pidana yang berupa pelanggaran terhadap larangan, tetapi dilakukan dengan cara
tidak berbuat.
Tindak pidana dolus dan tindak pidana culpa
Perbedaan ini didasarkan pada sikap batin petindak. Tindak pidana dolus adalah
tindak pidana yang dilakukan dengan sengaja. Tindak pidana kulpa adalah tindak pidana
yang dilkukan karena kealpaan.
Tindak pidana aduan dan tindak pidana bukan aduan
Tindak pidana aduan adalah tindak pidana yang baru dilakukan penuntutan
apabila ada pengaduan dari korban. Tidak pidana bukan aduan adlah tindak pidana yang
penuntutannya selalu dapat dilakukan walaupun tidak ada pengaduan dari korban.
Tindak pidana sederhana, tindak pidana diperberat, tindak pidana ringan
Tindak pidana sederhana sering juga disebut sebagai tindak pidana standar,
maksudnya unsur-unsur yang dimiliki tindak pidana standar harus dimiliki pula oleh
tindak pidana diperberat dan tindak pidana ringan. Tindak pidana diperberat adalah tindak
pidana di samping memenuhi unsur-unsur tindak pidana sederhana ditambah unsur-unsur
lain sehingga sifatnya menjadi lebih berat.
Selain itu juga ada tindak pidana yang berlangsung terus-menerus, tindak pidana
tunggal, dan tindak pidana berganda.
dan
sebaliknya
seringkali
tidak
dirumuskan
dalam
undang-undang.
Disusun oleh:
Nama : Ferdy Kasinta Tarigan
NIM : 0610113089
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Brawijaya
Fakultas Hukum
2007