Anda di halaman 1dari 4

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.

506 pulau besar dan


kecil. Dengan total garis pantai yang diperkirakan mencapai 81.000 km, Indonesiaadalah juga
negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, setelah Kanada. Wilayah laut dan
pesisir adalah wilayah yang amat penting bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Wilayah pantai ini merupakan daerah yang sangat intensif dimanfaatkan untuk kegiatan
manusia, seperti sebagai kawasan pusat pemerintahan, pemukiman, industri, pelabuhan,
pertambakan, pertanian/perikanan, pariwisata, dan sebagainya. Adanya berbagai kegiatan
tersebut dapat menimbulkan peningkatan kebutuhan akan lahan, prasarana dan sebagainya,
yang selanjutnya akan mengakibatkan timbulnya masalah-masalah baru seperti erosi pantai
yang merusak kawasan pemukiman dan prasarana kota yang berupa mundurnya garis pantai
atau tanah timbul sebagai akibat endapan pantai dan menyebabkan majunya garis pantai.
Majunya garis pantai disatu pihak dapat dikatakan menguntungkan karena timbulnya lahan
baru, sementara dipihak lain dapat menyebabkan masalah drainase perkotaan di daerah pantai
(Bambang Triatmodjo, 1999).
Menurut Chen et al (2005) dalam Mukhopadyay et al, (2012), perubahan garis pantai
dianggap salahsatu proses yang paling dinamis karena faktor fisik dan proses antropogenik
memiliki peran yaang sangat besar terhadap lingkungan. Perubahan garis pantai disebabkan
oleh adanya erosi pantai dan sedimen sebagai efek dari arus dekat pantai. Dimana garis pantai
dapat berubah dalam dua bentuk, yang pertama garis pantai yang maju ke arah laut(akresi)
dan garis pantai yang mundur ke arah daratan(abrasi). Baik akresi maupun abrasi akan
menimbulkann masalah khususnya apabila perubahan itu terdapat pada daerah yang mana
manusia mempunyai kepentingan langsung terhadapnya (Turmudi, 1999).
Abrasi sepanjang pantai di Kabupaten Demak terus meluas. Dari informasi yang di
dapatkan dari Bappeda Kabupaten Demak garis pantai pada RTRW Demak tertulis sepanjang
72,04 kilometer. Setelah Bappeda melakukan pengukuran berdasarkan tiga citra satelit yakni
dari BPN, zonasi sebelumnya dan tera diketahui garis pantai dari ujung perbatasan Jepara
sampai Kota Semarang sepanjang 65,01 kilometer. Perubahan panjang garis pantai ini
diakibatkan abrasi yang menyebabkan berkurangnya areal daratan. Data dari Bappeda Demak
mencatatkan sedikitnya 111 hektar daratan pesisir dalam kurun waktu 10 tahun hilang terkena
abrasi. Dampak dari abrasi ini pun tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Demak bagian
selatan seperti Kecamatan Sayung dengan hilangnya ribuan hektar tambak. Di satu sisi,

wilayah pesisir bagian utara seperti Kecamatan Wedung justru mengalami akresi (tanah
timbul).
Untuk memantau perubahan garis pantai terdapat beberapa metode yang dapat
dilakukan. Salah satunya dengan menggunakan metode penginderaan jauh melalui
perekaman citra satelit sebagai datanya. Dengan menggunakan metode ini kita dapat
mengefisiensikan waktu dan dapat memperoleh data yang up to date yang dapat menunjang
berjalannya proses penelitian yang lebih akurat dan terbaru.

Bulan
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Kegiatan
Persiapan
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Koreksi Citra
Pengolahan Citra
Perhitungan Perubahan Garis
Pantai dan Rata-rata
Perubahan Per Tahun
Pembuatan Layout Peta
Laporan

April
1 2 3 4

Mei
2 3 4

Juni
Juli
2 3 4 1 2 3

Studi Literatur

Unduh Citra Satelit

Peta RBI Jawa Tengah

Citra Landsat 7 Tahun 2011-2012 dan Landsat 8 tahun 2013-2015

Koreksi Geometrik

Metode Algoritma BILKO untuk Penajaman Visual Citra

Mozaik Citra

Digitasi Batas Air-Darat

Overlay

Perhitungan Perubahan Garis Pantai dengan DSAS

Perhitungan Rata-Rata Perubahan Garis Pantai Per Tahun

Prediksi Perubahan Garis Pantai dengan One-Line Model

Pembuatan Layout Peta

Anda mungkin juga menyukai