1.
2.
3.
4.
5.
14511241008
14511241027
14511241032
11511241021
11511241040
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan,
kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan
gizi (Izwardi, 2012). Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat
mempengaruhi keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan
dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat kesehatan individu dan
masyarakat.
Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronisatau penyakit
tidak menular (PTM) terkait gizi, maka pola makan masyarakatperlu ditingkatkan kearah
konsumsi gizi seimbang. Keadaan gizi yang baik dapatmeningkatkan kesehatan individu
dan masyarakat. Gizi yang optimal sangatpenting untuk pertumbuhan normal serta
perkembangan fisik dan kecerdasanbayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur. Gizi
yang baik membuat beratbadan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit
infeksi, produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan
kematiandini.
Berdasarkan uraian diatas, masalah gizi seimbang menjadi permasalahan
tersendiri dalam kehidupan masyarakat. Sebagian besar masyarakat belum memahami
pentingnya menjaga asupan gizi guna meningkatkan kualitas kehudupan mereka.
Kesadaran akan gizi seimbang perlu ditingkatkan agar bangsa Indonesia memiliki tingkat
kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi.
B. Rumusan Masalah
a. Apa hakikat gizi seimbang itu?
b. Bagaimanakah gizi seimbang untuk usia 6- 9 Tahun?
c. Bagaimanakah anjuran porsi menurut kecukupan energi sesuai dengan
tahapan
umur?
d. Apa akibat yang ditimbulkan jika terjadi gangguan gizi terhadap tubuh seseorang?
e. Pesan apa yang dapat disampaikan untuk tiap kelompok usia?
C. Tujuan
a. Mengetahui hakikat gizi seimbang.
b. Mengetahui gizi seimbang untuk tiap kelompok usia.
c. Mengetahui bagaimanakah anjuran porsi menurut kecukupan energi sesuai dengan
tahapan umur.
d. Mengetahui akibat yang ditimbulkan jika terjadi gangguan gizi terhadap tubuh
seseorang.
e. Mengetahui pesan apa yang dapat disampaikan untuk tiap kelompok usia agar gizinya
seimbang dan terpenuhi.
BAB II
KAJIAN TEORI
maupun lemak. Untuk memenuhi tidak harus mengkonsumsi makanan berharga mahal,
yang penting adalah gizi seimbang untuk hidup sehat (newsletter Andalas. novella, 2012).
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan
prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat
badan (BB) ideal. Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat asupan
gizi di bawah kebutuhan,
produktif. Sebaliknya, jika memiliki kelebihan gizi akibat asupan gizi yang melebihi
kebutuhan, serta pola makan yang padat energi (kalori) maka ia akan beresiko terkena
berbagai penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dsb. Karena
itu, pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada setiap
golongan usia, status kesehatan dan aktivitas fisik (danone institute, tanpa tahun).
Kegiatan yang bertujuan untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan
jenis dan jumlah yang tepat telah lama dilakukan oleh pemerintah melalui salah satu
program yaitu Posyandu, kebutuhan asupan gizi divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng
Gizi Seimbang (TGS), yang terdiri atas potongan-potongan tumpeng. Luasnya potongan
menunjukkan porsi yang harus dikonsumsi setiap hari. TGS dialasi air putih, artinya air
putih merupakan bagian terbesar dari zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat
dan aktif.
Menurut angka kecukupan gizi (AKG) rata- rata yang di anjurkan (perorang/
hari), kebutuhan energy dan protein anak umur 6 tahun berturut turut sebesar 1550 kkal
dan 39 g. memasuki umur 7- 9 tahun kebutuhan energy dan proteinnya meningkat
menjadi masing- masing sebesar 1800 kkal dan 45 g. kemudian pada umur 10 tahun ,
kebutuhan energy dan proteinnya meningkat lagi menjadi masing- masing sebesar 2050
kkal dan 40 g.
AKG ini ditetapkan untuk anak usia sekolah denganrata- rata TB 120 cm BB 25
kg. bagi anak yang memiliki ukuran yang jauh berbeda dan kegiatan fisik berat (suka
olahraga berkeringat) maka perlu penyesuaian dengan konsultasi kepada ahlinya.
C. Prinsip gizi seimbang
1. Variasi makanan
Biasanya anak membawa bekal makanan dan minuman agar tidak jajan disekolah.
Berikan anak air minum minimal 2 L sehari. Sampaikan pila pada anak manfaat air
minum. Untuk mendidik agar anak menyukai sayur, maka bekal dapat berupa buah
atau makanan yang mengandung sayur, misal nya puding buah, pastel, lumpia, aremarem isi daging dan sayur.
2. Pola hidup bersih
Meski sejak dini anak sudah dibiasakan menjalankan pola hidup bersih, tetapi diusia
ini a nak masih tetap membutuhkan bimbingan dan pendampingan dari orang tua.
Oleh karena itu ingatkan anak untuk selalu menjaga kebersihan tubuh dan
lingkungan, serta menggosok gigi, mandi, mencuci tangan dengan sabun, dan
membuang sampah pada tempatnya agar terhindar dari serangan berbagai penyakit
infeksi.
3. Aktivitas fisik
Mampu merangsang perkembangan otot-otot sehingga berpengaruh terhadap
pertumbuhan yang optimal.
1. Untuk Kelompok Umur 7-9 Tahun dan Anak Usia Sekolah 10-12
Bahan Makanan
Nasi
Sayuran
Buah
Tempe
Daging
Susu
Minyak
Gula
4p
3p
3p
3p
2p
1p
5p
2p
2100 kkal
4p
2p
3p
2p
2p
1p
5p
2p
2000 kkal
4p
3p
4p
3p
2p
1p
5p
2p
Ket :
rumah yakni sekitar 3- 6 jam disekolah, beberapa jam untuk bermain, berolahraga, dan
sebagainya, sehingga anak memerlukan energy lebih banyak.
Selain masalah kurus dan gemuk , masalah gizi yang juga banyak terjadi di usia
sekolah adalah anemia gizi, terutama karena kekurangan zat gizi. Kekurangan zat gizi
berpengaruh pada perkembangan mental : anak memiliki perkembangan psikomotor lebih
rendah dari anak sehat, prestasi belajarnya lebih rendah dibandingkn dengan anak normal.
Anemia gizi juga bisa terjadi karena kekurangan vitamin B12 (makanan hewani), folat,
dan vitamin C (sayur dan buah). Masalah gizi lain adalah kurangnya asupan mineral
yodium, baik yang diperoleh dari air maupun makanan seperti ikan, makanan hasil laut,
dan garam beryodium. Hal ini mempengaruhi tingkat kecerdasan dan pertumbuhan anak.
Kekurangan vitamin A (KVA) juga sering ditemukan pada anak sekolah. KVA
terjadi karena kurang makan telur, hati, sayur dan buah. KVA akan mengakibatkan
rendahnya kekebalan tubuh, gangguan mata dan kulit, juga terhambatnya pertumbuhan
karena vitamin A dibutuhkan utuk proses pemanjangan tulang.
Pada anak-anak, KEP dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit
terutama penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Pada orang
dewasa, KEP menurunkan produktivitas kerja dan derajat kesehatan sehingga
menyebabkan rentan terhadap penyakit (Almatsier, 2009)
Berikut beberapa upaya penanggulangan masalah kurang gizi berdasarkan
beberapa sumber:
1) Upaya pemenuhan peserdiaan pangan nasional terutama melalui peningkatan produksi
beraneka ragam pangan
2) Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPKG)
3) Peningkatan pelayanan gizi dimulai dari tingkat Posyandu, hingga puskesmas dan
rumah sakit
4) Upaya pengawasan makanan dan minuman
5) Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi
Masalah gizi lebih disebabkan oleh kebanyakan masukan energi dibandingkan
dengan keluaran energi baru muncul di permukaan pada awal tahun 1990-an. Peningkatan
pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu, terutama di perkotaan menyebabkan
perubahan dalam gaya hidup,teutama dalam pola makan. Pola makan tradisiona yang
tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat kasar, dan rendah lemak berubah ke pola makan baru
yang rendah karbohidrat, rendah serat kasar, dan tinggi lemak sehingga menggeser mutu
makanan kearah tidak seimbang. Perubahan pola makan ini dipercepat oleh makin kuatnya
arus budaya makanan asing yang disebabbkan oleh kemajuan teknologi informasi
komunikasi dan globalisasi ekonomi (Almatsier, 2009).
Masalah gizi lebih ini menyerang semua lapisan umur, baik anak-anak hingga orang
dewasa. Penanggulangannya adalah dengan menyeimbangkan masukan dan keluaran energy
melalui pengurangan makan dan penambahan latihan fisik atau olah raga serta menghindari
tekanan hidup/ stress. Penyeimbangan masukan energy dilakukan dengan membatasi
konsumsi karbohidrat dan lemak serta menghindari konsumsi alkohol. Untuk itu diperlukan
upaya penyuluhan kemasyarakat luas. Disamping itu perlu peningkatan teknologi pengolahan
makanan tradisional Indonesia siap santap, sehingga makanan tradisional yang lebih serat ini
disajikan dengan cara- cara dan kemasan yang dapat menyaingi cara penyajian dan kemasan
makanan berat (Almatsier, 2009)
F. Pesan yang dapat Disampaikan kepada Kelompok Usia 6-9 tahun agar Gizinya
Seimbang dan Terpenuhi
.
a. Pesan gizi seimbang untuk anak usia 6 9 tahun.
Pemberian makanan dengan gizi seimbang untuk anak pada kelompok usia ini
harus memperhitungkan kondisi kondisi anak yang mulai suka jajan di luar karena
banyak bermain di luar dan terpengaruh oleh teman, tawaran makanan jajanan,
aktivitas dan keterpaparan terhadap sumber penyakit infeksi menjadi tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang mengandung
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi manusia untuk
pertumbuhan dan perkembangan manusia, memelihara proses tubuh dan sebagai
penyedia energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tiap orang memiliki kebutuhan
gizi yang berbedadari kelompok usia tertentu, karena itu tiap usia tertentu memiliki porsi
makan yang berbeda. Masalah gizi menyerang semua lapisan umur, baik anak-anak
hingga orang dewasa.Penanggulangannya adalah dengan menyeimbangkan masukan dan
keluaran energi melalui pe ngurangan makan dan penambahan latihan fisik atau olah
raga serta menghindari tekanan hidup/ stress.
B. Saran
Pemenuhan gizi yang seimbang sangat penting dan diperlukan dari asupan
makanan yang dimakan tiap harinya, yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi
energi yang dibutuhkan tubuh tiap harinya. Oleh karena itu, harus memperhatikan
makanan yang dikonsumsi untuk pemenuhan gizi.
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, Djoko Pekik, 2006. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Novela, Debi S. 2013. GiziSeimbang, 4 (1).(Online), diakses 23 Agustus 2014.
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.
Yayasan
Institut
Danone
Indonesia.Gizi
Untuk
Anak
Bangsa.
http://www.danonenutrindo.org/tentang_gizi_seimbang.php, diakses
(Online),
23 Agustus
2014.
Krisnansari, Diah. 2010. Mandala of Health. NutrisidanGiziBuruk. (Online), 4 (1): 68.