INTRAABDOMINAL
Deny Budiman
Melinda Sari
Definisi
berupa
abses
intraperitoneal/intraabdominal
Klasifikasi
1.Peritonitis Primer
2.Peritonitis Sekunder
3.Peritonitis Tersier
4.Abses Intraperitoneal/Intraabdominal
-Peritonitis
InflamasiPrimer
difus yang disebabkan oleh bakteri
tanpa disertai adanya gangguan integritas
organ dan saluran pencernaan
- Sangat
jarang
ditemukan
infeksi
polimikrobial
- Terjadinya : hematogen atau limfogen dari
organ ekstraperitoneal
Peritonitis Sekunder
- Infeksi akut peritoneum difus akibat perforasi,
leakage
anastomosis
dan
pankreatitis
nekrotikans yang terinfeksi
Tersier
-Peritonitis
Peritonitis
yang terjadi setelah dilakukan
tindakan pembedahan dan terapi antibiotika
pada peritonitis sekunder infeksi berlanjut
+ super infeksi, atau gangguan sistem
immunitas pasien tidak dapat melawan
infeksi peritonitis menjadi persisten
kematian
Abses Intraperitoneal
1.Jumlah BAKTERI
- berat ringannya infeksi jml koloni bakteri
- perforasi gaster ok ulkus peptikum
hiperasiditas
bakterisidal koloni
bakteri rendah
- appendicitis perforata 106-107 /gr isi
appendiks
- perforasi kolon rektosigmoid 1010-1011 /gr
feses
2.Adanya OBSTRUKSI
- obstruksi akumulasi bakteri usus
perforasi kontaminasi
meningkat
3. HEMOGLOBIN
- Hb faktor adjuvant proliferasi bakteri Heme +
globin sumber protein u/ aktifitas metab. bakteri
replikasi >>
- Fe pertumbuhan + proliferasi bakteri
- Leukotoksin (hasil sampingan metab. Hb o/
bakteri)
meningkatkan daya invasi bakteri
4. BENDA ASING
- sbg tempat proliferasi mikroba sel-sel imun sulit
memfagositosis
5. FAKTOR SISTEMIK
- respon imun dan virulensi bakteri
- ex : DM, malnutrisi, kortikosteroid,
alkoholisme
6. RESPON INFLAMASI
obesitas,
Mikrobiologi Peritonitis
Patofisiologi
1.ANAMNESIS
Diagnosis
2.PEMERIKSAAN FISIK
- tanda vital, dehidrasi, anemia, kesadaran
severe sepsis
- tanda iritasi peritoneum :
a. nyeri tekan
b. nyeri lepas
c. defance muscular
- RT & VT luasnya daerah nyeri & massa
abses di pelvis
- tanda-tanda ileus paralitik distensi abd,
- laboratorium :
a. sysmex
b. fungsi liver
c. fungsi ginjal
d. gula darah
e. elektrolit
- radiologis abdomen 3 posisi tandatanda ileus + pre- peritoneal fat (-) +
pelebaran rongga diantara usus
- USG & CT SCAN penting u/ abses
intraabdominal (lokasi
+luas)
Ada
2:
Pengelolaan
- Operatif source control
Ada 3 prinsip utama :
a. eliminasi sumber infeksi
b. reduksi jumlah bakteri kontaminan di
rongga peritoneum
c. mencegah infeksi yg persisten dan
rekuren
- Non
operatif
Tx
supportif,
AB,
Surveillance infeksi residual
a. resusitasi cairan
b. oksigenasi+ventilasi
c. kateterisasi+tubing
d. CVP monitor volume+hemodinamik
e. Obat-obatan : analgetik jgn
menghilangkan pus
- Debridement standar jaringan nekrotik,
pus dan fibrin
- Irigasi kontinyu post op via drain
intraperitoneal 4-6 buah dg siklus aliran
cairan mll infus berulang
Indikasi Relaparotomy
1.Perdarahan berlanjut
2.Kebocoran anastomosis
3.Uncontrolled spillage
4.Progressif intraabdominal infection
5.Elevasi tekanan intraabdominal
ACS
-Pemberian
Tujuan Antibiotika
: memperkuat eliminasi mikroba
patogen :
a. mempersingkat manifestasi klinis
b.
mengurangi
resiko
infeksi
rekuren
- Segera diberikan! saat Dx infeksi
intraabdominal mulai dicurigai
- Tx AB empirik gram (+), gram (-) dan
anaerob
KESIMPULAN