Anda di halaman 1dari 45

TATALAKSANA TERKINI DIARE

PADA BAYI DAN ANAK


SAMMY NALLEY
SMF ANAK RSUD PROF. Dr. W.Z. JOHANNES KUPANG/
FK UNDANA

PENDAHULUAN

Penyakit diare
morbiditas : pada usia balita
mortalitas : 4-6 juta dari 1 miliar
episode
setiap tahunnya pd usia < 5 thn
Riseksdas (2007) :
Mortalitas diare 42 % ( usia 1-4 thn :
25,2%)
Mortalitas pneumonia : 24%

DEFINISI (WHO)

DIARE adalah :
peningkatan volume tinja dgn perubahan
konsistensi dan peningkatan frekuensi BAB.
Pasase tinja mulai dari lembek sampai cair,
frekuensi 3 kali sehari, dengan atau
tanpa darah atau lendir.
Sindrom Disentri :
diare yg disertai dengan darah
Menurut lamanya dibedakan atas diare
akut dan diare kronik

PENYEBAB :

Infeksi tersering oleh : virus, bakteri & parasit


Bisa juga oleh : obat-obatan, intoleransi &
alergi
Di negara berkembang, penyebab tersering :
Rotavirus, E. coli, Shigella, Salmonella &
Vibrio cholera
Di negara maju (AS) : penyebab tersering :
Rotavirus, Norvovirus & alergi susu sapi

MEKANISME DIARE MENURUT


PEMBAGIAN
Diare
Diare Osmotik

Sekretorik

Sindrom Disentri

MEKANISME

Pe Permukaan
absorbsi pe
osmotik lumen
usus

Toksin bakteri
Invasif organisme
dalam mukosa
respons
usus halus pe inflamasi pada
cAMP/cGMP
usus besar

GAMBARAN
KLINIS

Diare berhenti
bila puasa

Tinja berair &


Panas, nyeri perut,
lembek, tidak ada tenesmus, ada
perubahan dengan darah dalam tinja
puasa

KARAKTERIST Kadar Na tinja <


IK TINJA
70 mmol/L
pH tinja < 5
Pe substansi
dalam tinja
Osmolaritas tinja
> 2x (Na & K
dalam tinja)

Kadar Na tinja >


70 mmol/L
Kadar klorida tinja
> 95 mmol/L

PENYEBAB

Vibrio cholerae,
E.coli, Shigella,
Salmonella &

Rotavirus,
Laktosa, Sorbitol

Shigella,
Campylobacter.
E.coli

MEKANISME DIARE DAPAT TERJADI :


1. Penurunan absorbsi air & elektrolit :

Penurunan area fungsi absorbsi


Penurunan pencernaan intraluminal
Berkurangnya fungsi absorbsi enterosit
Berkurangnya transit intestinal

MEKANISME DIARE DAPAT TERJADI

2. Peningkatan sekresi air & elektrolit :


Peningkatan sel sekretori
Stimulasi jalur sekretori
Distorsi & perubahan epitel
Pergeseran osmotik & kehilangan cairan
melalui
epitel
Efek sistem saraf enterik

PENYULIT/KOMPLIKASI DIARE

Dehidrasi
Gangguan keseimbangan asam basa
Gangguan keseimbangan elektrolit
Gangguan sirkulasi
Gagal ginjal akut
Hipoglikemia
Gangguan gizi : defisiensi vitamin A &
zinc

CARA MENILAI DERAJAT DEHIDRASI


(WHO)
PENILAIAN

1. LIHAT :
KEADAAN UMUM

Baik, sadar

* Gelisah,
rewel

* Lesu, lunglai atau


tidak sadar

MATA

Normal

Cekung

Sangat cekung &


kering

AIR MATA

Ada

Tidak ada

Tidak ada

MULUT & LIDAH

Basah

Kering

Sangat kering

RASA HAUS

Minum
biasa, tidak
haus

* Haus, ingin
minum
banyak

* Malas minum atau


tidak bisa minum

2. PERIKSA
TURGOR KULIT

Kembali
cepat

* Kembali
lambat

* Kembali sangat
lambat

3. DERAJAT
DEHIDRASI

TANPA
DEHIDRASI

DEHIDRASI
RINGAN
SEDANG
Bila ada 1
tanda *
ditambah 1

DEHIDRASI BERAT
Bila ada 1 tanda *
ditambah 1 atau
lebih tanda lain

DERAJAT DEHIDRASI (MODIFIKASI


WHO)
SKOR

PENILAIAN

KEADAAN
UMUM

Baik, sadar

Lesu, haus

Gelisah, lemas,
mengantuk/syok

MATA

Normal/Biasa

Cekung

Sangat cekung

MULUT

Basah

Kering

Sangat kering

PERNAPASAN

< 30 x/mnt

30-40 x/mnt

> 40 x/mnt

TURGOR

Baik

Kurang

Jelek

NADI

< 120 x/mnt

120-140 x/mnt

> 140 x/mnt

Skor :
< 6 : diare ringan, tidak dehidrasi
7-12 : diare dehidrasi sedang
> 13 : diare dehidrasi berat

GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM


BASA

ASIDOSIS METABOLIK :

Bila kadar bikarbonat < 22 mEq/L dan kadar


base excess (BE) tidak diketahui
Lar. Bikarbonat 8,4 % ( 1 mEq = 1 mL)
atau
7,5 % (0,9 mEq = 1 mL) sebanyak 2-4
mEq/kgbb

Bila BE diketahui : mEq NaHCO3 = BE x BB


x 0,3

GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA..

ALKALOSIS METABOLIK :
Tergantung derajat dehidrasi, berikan :
NaCl 0,9% 10-20 mL/kgbb dalam 1 jam
Bila telah diuresis, dilanjutkan dengan
cairan :
0,45% NaCl atau 2,5% dekstrosa (2A)
40-80
ml/kgbb + Kcl 38 mEq/L dalam 8 jam

GANGGUAN KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT

Hiponatremia
Hipernatremia
Hipokalemia
Hiperkalemia

HIPONATREMIA

Batasan : kadar Na darah < 130 mEq/L


Klasifikasi & Etiologi : Tabel
Kriteria Diagnosis :

Anamnesis :
Apabila kadar Na darah < 120 mEq/L, akan terjadi
edema serebral dgn segala akibatnya seperti : apati,
anoreksia, nausea, muntah, agitasi, sakit kepala,
gangguan kesadaran, koma.
Manifestasi klinis sangat bervariasi
Pemeriksaan Fisik :
Tonus otot umumnya normal, kadang-kadang terjadi
kejang otot lurik, kelemahan otot dan ginjal akan
mengekskresi urin yang lebih encer (dilusi)

HIPONATREMIA

Penyulit :

Terapi :

Akibat edema serebri akut koma & kematian 50%


Sekuele : tergantung dari beratnya Hiponatremia
Tergantung beratnya hiponatremia & underlying disease
Bila terdapat gejala SSP atau kadar Na < 120 mEq/L Lar. NaCl
3% (513 mEq/L) atau 5% (855 mEq/L)
Cara koreksi : mEq Na = 135 Na darah x 0,6 x BB
Lar. Diberikan dlm 4 jam selanjutnya cairan diberikan sesuai
dgn keadaan hiponatremia :
Hipovolemik : larutan isotonik sesuai kebutuhan
Euvolemik : umumnya perlu pembatasan cairan
Hipervolemik : perlu restriksi cairan & garam

Prognosis :

Bila disertai gejala SSP : angka kematian 50 %

KLASIFIKASI, DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN


HIPONATREMIA
Pseudohiponatremia
Isotonik
Hipovolemik

Hiponatremia
Hipotonik
Euvolemik

Hiponatremia
Isotonik
Hipovolemik

Kehilangan
melalui ginjal :
1. Diuretikum
>>
2. Diuresis
osmotik
3. Salt wasting
nephropathy
4. Insufisiensi
adrenal
5. ATR proksimal
6. Alkalosis
metabolik
7. Pseudohipoaldosternism

Kehilangan di
luar ginjal :
1. GE : muntah,
diare, Fistula,
Keringat
2. Rongga ketiga
(third space) :
pankreatitis,
luka bakar,
trauma otot,
peritonitis,
efusi, ascites

1. Peningkatan
ADH SIADH,
obat-obatan,
nyeri
2. Reset
osmostat
3. Defisiensi
glukokortikoi
d
4. Hipotirodism
5. Keracunan
air
6. Terapi IV
7. Top water
edema
8. Minum
(psikogenik)

Keadaan
Edema :
1. Gagal
jantung
2. Sirosis
3. Sindrom
a
Nefrotik

Gagal
ginjal :
1. Akut
2. Kronik

Na > 20 mEq/L

Na < 20 mEq/L

Na > 20 mEq./L

Na > 20
mEq./L

Na > 40
mEq./L

Larutan garam

Larutan garam

Pembatasan

Larutan

Pembatasa

HIPERNATREMIA

Batasan : kadar Na darah > 150 mEq/L


Etiologi :

Masukan cairan yang tidak adekuat


Konsentrasi garam dalam darah yang
tinggi
Kehilangan cairan ekstra renal
Kegagalan sistem osmolaritas dan
kehilangan cairan secara simultan

HIPERNATREMIA (KRITERIA
DIAGNOSIS)

Anamnesis

Dapat disertai diare


Mendapat cairan rehidrasi oral yg mengandung
Na tinggi atau tidak mendapat cukup cairan
Mendapat obat tertentu yg menyebabkan
kehilangan cairan hipotonis, mis. Laktulosa
Menderita penyakit ginjal kongenital, misalnya
disfungsi tubuler, displasia renal
Rewel
Dapat disertai panas badan
Irritabel, high pitched cry bila dehidrasi berat
tonus otot meningkat, akan tejadi koma & kejang

HIPERNATREMIA (KRITERIA
DIAGNOSIS)

Pemeriksaaan Fisik :

Pada keadaan dehidrasi ringan sukar


dibedakan dari Hiponatremia tetapi apabila
keadaan dehidrasi berat , turgor kulit
seperti karet
(kadar Na >
150 mEq/L)

HIPERNATREMIA

Penyulit :

Kerusakan SSP
Perdarahan intra serebral
Retardasi Mental
Kematian

Terapi :

Bila dehidrasi berat disertai syok/pre syok


NaCl 0,9% atau RL atau Albumin 5 %
Setelah syok teratasi larutan dgn Na 75-80 mEq/L
(mis NaCl-Dekstrosa 2A) atau DG half strength sampai
ada diuresis berikan K 40 mEq/L
Apabila ada hipokalsemia Ca glukonat sesuai
kebutuhan

HIPERNATREMIA

Terapi Jumlah cairan : Defisit cairan dikoreksi dalam


2 x 24 jam

Hari ke 1 : 50% defisit + kebutuhan rumatan menurut


Holliday-Segar sesuai BB :
0-10 kg

100 mL/kgbb

10-20 kg

1000 mL + 50 mL/kgbb untuk setiap kg di atas


10 kg

> 20 kg

1500 mL + 20 mL/kgbb untuk setiap kg di atas


Hari ke-2 : 50%20
defisit
+ cairan rumatan
kg

Cairan oral : anak mau minum 1000 mL + 50 mL/kgbb untuk


setiap kg di atas 10 kg
segera diberikan

Prognosis :
Bila Na > 160 mEq/L dapat menyebabkan kelainan
SSP permanen kematian 10 %

HIPOKALEMIA

Batasan : kadar K darah < 3,5 mEq/L


Etiologi :

Masukan cairan yg kurang dalam jangka waktu lama


Peningkatan ekskresi renal seperti pada :

Penggunaan diuretik
Kerusakan tubuler ginjal
Ketidakseimbangan asam basa
Ggn. Endokrin seperti : Cushing syndrome, aldosteronism
primer, tirotoksikosis, diabetes ketoasidosis
Defisiensi Mg

Ekstrarenal :

Gangguan saluran cerna (diare, muntah, fistula


enterokutaneus)
Pengeluaran keringat banyak

HIPOKALEMIA ..

Kriteria Diagnosis :

Anamnesis /Pemeriksaan Fisik :


Terdapat kelemahan pada sistem otot skelet,
serabut otot halus & otot jantung
Ileus paralitik & refleks dilatasi gaster terjadi
karena kelemahan serabut otot halus
Bila hipokalemia terjadi lama gangguan ginjal
yg hampir sama dengan gejala pielonefritis
kronik
Laboratorium :
Kadar K darah < 3,5 mEq/L
EKG : Depresi gelombang T, depresi segmen ST,
gelombang U

HIPOKALEMIA ..

Penyulit :

Terapi :

Ileus paralitik
Takikardia ventrikular, fibrilasi
Bila kadar K darah < 2,5 mEq/L (dengan atau tanpa
gejala) larutan KCl 3,75 % IV dengan dosis 3-5
mEq/kgbb. Maksimal 40 mEq/L
Bila kadar K 2,5-3,5 mEq/L (dengan atau tanpa
gejala) diberikan K 75 mg/kgbb/hr, oral, bagi 3
dosis

Prognosis :

Bila kadar K < 2,7 mEq/L sudah mulai terdapat


kelainan EKG dan dapat terjadi fibrilasi pada kadar
yg lebih rendah

HIPERKALEMIA

Batasan : kadar K darah > 5,5 mEq/L


Etiologi :

Gagal ginjal kronik


Insufisiensi adrenal
Penggunaan diuretik hemat K
Kerusakan jaringan (akibat trauma,
operasi, luka bakar)
Metabolik asidosis
Pengunaaan suksinilkolin dan digitalis

HIPERKALEMIA

Kriteria diagnosis :

Gangguan neuromuskular
Gejala parestesia kelemahan otot &
paralisis
EKG : gelombang T tinggi, interval PR
memanjang, depresi segmen ST, kompleks
QRS melebar

Penyulit :

Takikardia ventrikular
Fibrilasi
Henti jantung

HIPERKALEMIA

Terapi :
Kadar K
darah

Terapi

< 6 mEq/L

Kayeksalat 1 gr/kgbb p.o. dilarutkan


dalam
2 mL/kgbb larutan
sorbitol 70%
Kayeksalat 1 gr/kgbb enema
dilarutkan dalam
10
mL/kgbb larutan sorbitol 70% diberikan
melalui kateter folley, diklem selama
30-60 menit

6-7 mEq/L

NaHCO3 7,5 %, dosis 3 mEq/kgbb secara


IV atau
1 unit insulin/5 gr
glukosa

> 7 mEq/L

Ca glukonas 10%, dosis 0,1-0,5


mL/kgbb IV dengan kecepatan 2

HIPERKALEMIA

Prognosis :

Buruk, bila kadar K > 9 mEq/L karena


sudah terjadi fibrilasi atau asistole

TATALAKSANA/PENGOBATAN

2011 : Kemenkes (didukung oleh IDAI)


membuat Pedoman tatalaksana pengobatan
diare terbaru yang merujuk pada WHO
Ada 5 pilar tatalaksana diare
Istilah : LINTAS DIARE (Lima Langkah
Tuntaskan Diare), yang terdiri atas :
1.
2.
3.
4.
5.

Rehidrasi dengan oralit baru


Dukungan nutrisi
Sumplementasi Zn selama 10-14 hari
Pemberian antibiotika secara selektif
Nasihat/edukasi kepada orangtua/pengasuh

1. REHIDRASI DGN ORALIT BARU

Perbedaan oralit lama & oralit baru


ORALIT

LAMA

ORALIT BARU

- Untuk Kolera
- Risiko hipernatremia pada
non
kolera
- Osmolaritas lebih tinggi

- Untuk kolera & non kolera


- Dibuat karena banyak
laporan
Hipernatremia
- Osmolaritas lebih rendah

KANDUNGAN :
- Natrium : 90 mmol/L
- Kalium : 20 mmol/L
- Sitrat : 10 mmol/L
- Klorida : 80 mmol/L
- Glukosa : 111 mmol/L
- Total osmolaritas : 311 mmol/L

KANDUNGAN :
- Natrium : 75 mmol/L
- Kalium : 20 mmol/L
- Sitrat : 10 mmol/L
- Klorida : 65 mmol/L
- Glukosa : 75 mmol/L
- Total osmolaritas : 245 mmol/L

1. REHIDRASI DGN ORALIT BARU

Ketentuan pemberian oralit formula baru :


Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru
Larutkan 1 bungkus dalam 1 liter air matang
untuk persediaan 24 jam
Beri larutan oralit pada anak setiap BAB
Usia < 2 tahun : 50-100 mL/setiap kali BAB
Usia 2 tahun : 100-200 mL/setiap kali BAB
Dalam 24 jam persediaan oralit masih
tersisa, maka sisa larutan harus dibuang

TATALAKSANA DEHIDRASI RINGAN-SEDANG

Rehidrasi selama 4-6 jam


Pemberian oralit berdasarkan usia dan
atau berat badan
12
BULAN
s/d 2
TAHUN

2 TAHUN
s/d 5
TAHUN

USIA

4 BULAN

4-12
BULAN

Berat
Badan

< 6 kg

6-10 kg

10 - < 12
kg

12-19 kg

Jumlah
dalam mL

200-400

400-700

700-900

900-1400

TATALAKSANA DEHIDRASI BERAT

IVFD 100 mL/kgbb RL (atau normal saline atau


Ringer asetat bila RL tidak tersedia) :
Pemberian I
30 mL/kgbb dalam
jam

Pemberian I
70 mL/kgbb
dalam jam

Bayi < 1
tahun

1 jam

5 jam

Anak 1
tahun

30 menit

2,5 jam

USIA
(Tahun)

Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak


teraba
Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam
Bila rehidrasi belum tercapai, percepat tetasan intravena

TATALAKSANA DEHIDRASI BERAT .

Diberikan Oralit (5 mL/kgbb/jam) bila


penderita dapat minum, biasanya setelah 3-4
jam (bayi) atau 1-2 jam (anak)
Bila setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak)
nilai lagi penderita menggunakan tabel
penilaian, kmdn pilih rencana A, B, dan C
Bila penderita dapat minum, sediakan oralit
dan tunjukkan cara memberikan selama
perjalanan
Bila ada NGT/OGT : berikan 20 mL/kgbb/jam
selama 6 jam (total 120 mL/kgbb)

TATALAKSANA DEHIDRASI BERAT .

Nilai penderita tiap 1-2 jam :

Bila muntah/kembung berikan cairan


perlahan
Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam,
RUJUK
Setelah 6 jam, nilai kembali

Rencana terapi A,B dan C

2. DUKUNGAN NUTRISI

Tetap teruskan ASI dengan


meningkatkan frekuensi
Makanan tetap diberikan sesuai usia
dan kebutuhan gizi anak untuk
pengganti nutrisi yang hilang
Tujuannya untuk mencegah gizi buruk

3. SUPLEMENTASI ZINC SELAMA 10-14 HARI


BERTURUT-TURUT WALAUPUN DIARE
SUDAH BERHENTI

Tujuan pemberian Zinc :


Mengurangi lama dan beratnya diare
Mencegah berulangnya diare selama 23 bulan
Mengembalikan nafsu makan anak

3. SUPLEMENTASI ZINC
Pemberian Zinc pada diare dapat :
Meningkatkan absorbsi air & elektrolit
Meningkatkan kecepatan regenerasi
epitel usus
Meningkatkan jumlah brush border
Meningkatkan imunitas usus terhadap
patogen
Menghambat induksi toksin kolera
Melindungi membran sel dari kerusakan
oksidatif

3. SUPLEMENTASI ZINC
Dosis pemberian Zinc :
Usia < 6 bulan : 10 mg/hari
Usia 6 bulan : 20 mg/hari

4. PEMBERIAN ANTIBIOTIKA SECARA SELEKTIF

Kausal : tergantung penyebab


Antibiotik hanya untuk :

Diare disentri :
Kotrimoksazol 50 mg/kgBB/hr, dibagi 2 dosis
selama 5 hari atau
Kloramfenikol/Tiamfenikol 50 mg/kgBB/hr dibagi
3
dosis
Kolera : Tetrasiklin 50 mg/kgBB/hr, dibagi 4 dosis,
selama 2-3 hari
Amuba, Giardia, Kriptosporidium :
Metronidazol 30-50 mg/kgBB/hr, dibagi 3 dosis
selama 5 hari (10 hari utk kasus berat)

5. EDUKASI KEPADA
ORTU/PENGASUH

Edukasi ttg tindak lanjut di rumah


Diet (sesuai dengan penyebab diare) :

Intoleransi karbohidrat :
susu rendah sampai bebas laktosa
Alergi protein susu sapi :
susu kedelai
Malabsorbsi lemak :
susu yang mengandung medium chain
trigliceride (MCT)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • Format Laporan Jaga Interna
    Format Laporan Jaga Interna
    Dokumen3 halaman
    Format Laporan Jaga Interna
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • IMOBILISASI
    IMOBILISASI
    Dokumen1 halaman
    IMOBILISASI
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen6 halaman
    Jurnal
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen6 halaman
    Jurnal
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Slide TB
    Slide TB
    Dokumen19 halaman
    Slide TB
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Rawat Inap
    Laporan Kasus Rawat Inap
    Dokumen22 halaman
    Laporan Kasus Rawat Inap
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Kejang
    Kejang
    Dokumen21 halaman
    Kejang
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat
    Cover Referat
    Dokumen2 halaman
    Cover Referat
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Kejang
    Kejang
    Dokumen21 halaman
    Kejang
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Kondiloma Akuminata
    Kondiloma Akuminata
    Dokumen31 halaman
    Kondiloma Akuminata
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Penilaian Umur Gestasi
    Penilaian Umur Gestasi
    Dokumen20 halaman
    Penilaian Umur Gestasi
    Pee Quun
    Belum ada peringkat
  • Infus
    Infus
    Dokumen34 halaman
    Infus
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Penurunan Kesadaran-FIX
    Penurunan Kesadaran-FIX
    Dokumen21 halaman
    Penurunan Kesadaran-FIX
    Angela Elsynot Icu
    Belum ada peringkat
  • Refrat Anak Asthma
    Refrat Anak Asthma
    Dokumen19 halaman
    Refrat Anak Asthma
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Batu Saluran Kemih
    Batu Saluran Kemih
    Dokumen2 halaman
    Batu Saluran Kemih
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Inkontinensia Urin
    Inkontinensia Urin
    Dokumen1 halaman
    Inkontinensia Urin
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Ileus
    Ileus
    Dokumen19 halaman
    Ileus
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Slide TB
    Slide TB
    Dokumen19 halaman
    Slide TB
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Ejection
    Ejection
    Dokumen2 halaman
    Ejection
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Efusi Pleura
    Efusi Pleura
    Dokumen25 halaman
    Efusi Pleura
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Inkontinensia Urin
    Inkontinensia Urin
    Dokumen1 halaman
    Inkontinensia Urin
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • TERAPIGJ
    TERAPIGJ
    Dokumen1 halaman
    TERAPIGJ
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • MR - Dr. Alex (Asma Bronkial)
    MR - Dr. Alex (Asma Bronkial)
    Dokumen22 halaman
    MR - Dr. Alex (Asma Bronkial)
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Ka Diana Terjemahan
    Ka Diana Terjemahan
    Dokumen6 halaman
    Ka Diana Terjemahan
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Intususepsi
    Laporan Kasus Intususepsi
    Dokumen2 halaman
    Laporan Kasus Intususepsi
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Ka Diana Terjemahan
    Ka Diana Terjemahan
    Dokumen6 halaman
    Ka Diana Terjemahan
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Tokolitik untuk Persalinan Prematur
    Tokolitik untuk Persalinan Prematur
    Dokumen33 halaman
    Tokolitik untuk Persalinan Prematur
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • Ileus
    Ileus
    Dokumen19 halaman
    Ileus
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat
  • KESEJAHTERAAN JANIN
    KESEJAHTERAAN JANIN
    Dokumen33 halaman
    KESEJAHTERAAN JANIN
    Diana Da Silva
    Belum ada peringkat