Anda di halaman 1dari 7

Akibat Tamak

Jika seseorang mendambakan yang serba banyak atau terlalu panjang angan-angannya
atas sesuatu yang lebih, niscaya hilanglah sifat qana ah (merasa cukup dengan yan
g ada). Dan tidak mustahil ia menjadi kotor akibat loba dan hina akibat rakus se
bab kedua sifat itu akan menyeret kepada pekerti yang jahat untuk mengerjakan pe
rbuatan-perbuatan munkar, yang merusakkan muru ah (harga diri).
Untuk itu, rasanya tidak keliru kalau kita perhatikan sebuah hadis Nabi saw. yan
g dijadikan sandaran oleh rekan saya dari Jalan Kertosentono, Malang, bemama San
toso H. ketika mengirimkan naskah ini. Apabila anak adam (manusia) itu mempunyai
dua lembah emas, niscaya ia akan mencari yang ketiga untuk tambahan dua lembah
tadi. Dan rongga anak Adam itu tidak akan penuh selain oleh tanah. Tetapi, Allah
menerima tobat terhadap siapa yang bertobat, demikian sabda Nabi. Kemudian Santo
so H. berkata, Ada sebuah cerita menarik dari Asy-Sya bi yang layak kita simak deng
an cermat. Telah kudengar cerita bahwa terdapat seorang laki-laki menangkap buru
ng qunbarah (semacam burung pipit).
Tiba-tiba burung itu bertanya, Apa yang ingin engkau lakukan pada diriku? Laki-lak
i itu menjawab, Akan aku sembelih engkau dan aku makan engkau. Demi Allah! Engkau t
idak akan begitu berselera memakanku dan aku tidak akan mengenyangkan engkau. Ja
ngan engkau makan aku, tetapi akan aku beritahukan kepada engkau tiga perkara ya
ng lebih baik bagi engkau daripada makananku .
Baiklah, sebutkan ketiga perkara it
u. Perkara yang pertama, akan aku beritahukan saat aku berada di tanganmu ini. Yan
g kedua, apabila aku engkau lepas dan terbang ke atas pohon. Yang ketiga, saat n
anti apabila aku telah terbang lagi dan berada di atas bukit. Laki-laki itu menya
nggupi. Nah, katakan yang pertama, pinta laki-laki itu kemudian. Janganlah engkau g
undahkan apa yang telah hilang dari engkau. Lalu laki-laki tersebut melepaskan bu
rung itu. Tatkala ia telah berada di atas pohon, berkatalah laki-laki itu, Kataka
n perkara kedua!
Janganlah engkau benarkan apa yang tidak ada bahwa ia akan ada, ja
wab burung itu.
Kemudian burung itu terbang dan hinggap di atas bukit serta tiba-tiba ia berkata
, Hai, orang yang sial. Jika tadi engkau sembelih aku, niscaya akan engkau dapati
dalam tubuhku dua biji mutiara. Berat tiap-tiap mutiara dua puluh gram. Tampak l
aki-laki itu menggigit bibirnya, risau dan menyesal. Cepat katakan yang ketiga, ka
tanya kemudian, geram. Engkau telah lupa akan dua perkara tadi, bagaimana mungkin
aku terangkan perkara yang ketiga? Bukankah aku telah mengatakan bahwa engkau j
angan mengeluh terhadap apa yang telah hilang dari engkau? Dan jangan engkau ben
arkan apa-apa yang tidak ada? Coba engkau pikirkan, hai orang yang celaka. Aku,
dagingku, darahku, dan buluku tidak akan ada dua puluh gram. Lantaran itu, bagai
mana mungkin akan ada dalam perutku dua biji mutiara yang masing-masing seberat
dua puluh gram? Kemudian terbanglah burung bijak itu meninggalkan si lelaki yang
merenungi ketamakannya.
Itulah contoh betapa lobanya anak Adam yang dapat membutakan diri dari mengetahu
i kebenaran Diriwayatkan dari Jarir, dan Jarir meriwayatkannya dari Laits. Ujarn
ya: Pernah diceritakan seorang laki-laki yang menawarkan diri untuK menemani per
jalanan Nabi Isa bin Maryam alaihissalam.
Aku akan bersama engkau dan menemani p
erjalananmu, kata lelaki itu. Nabi Isa tidak menolak. Maka berjalanlah mereka ber
sama-sama. Dalam perjalanan, keduanya sampailah pada sebuah sungai. Lalu keduany
a menghentikan perjalanannya untuk duduk-duduk istirahat dan makan siang di tepi
sungai itu. Nabi Isa membawa tiga potong roti. Lalu mereka berdua makan masingmasing sepotong roti sehingga tinggal sepotong. Nabi Isa kemudlan bangun dan per
gi ke sungai untuk minum.
Akan tetapi, sekembalinya tak didapati lagi roti yang sepotong itu . Siapakah yan
g mengambil roti itu? tanyanya kepada si lelaki yang menemaninya itu. Aku tidak ta
hu, jawabnya. Nabi Isa tak bertanya lebih jauh. Kemudian keduanya meneruskan per
jalanan. Pada suatu ketika sampailah keduanya di sebuah lembah yang berair dalam

, sedangkan di situ tak ada perahu. Maka Nabi Isa memegang tangan laki-lakl itu,
lalu atas izin Allah Nabi Isa membawanya berjalan di atas air. Setelah melewati
lembah berair itu, bertanyalah Nabi Isa kepada lelaki yang masih takjub akan ke
anehan tersebut.
Aku perlihatkan tanda-tanda Ini sebagai kemukjizatanku.
Siapakah sebenarnya yang mengambil roti itu?
Aku tidak tahu, jawab lelaki tersebu
t tetap pada pendiriannya. Nabi Isa tak bertanya lagi. Dilanjutkannya perjalanan
mereka. Di sebuah padang pasir mereka menghentikan perjalanan dan duduk beristi
rahat. Tiba-tiba Nabi Isa mengambil dan mengumpulkan tanah dan debu tebal, kemud
ian dia berkata, Jadilah engkau emas dengan izin Allah. Maka terciptalah emas. La
lu Nabi Isa membagi emas tersebut menjadi tiga bagian . Sepertiga untukku, sepert
iga untukmu, dan sepertiga lagi untuk orang yang mengambil roti itu, katanya kepa
da lelaki itu. Lantaran ketamakkannya, berkatalah lelaki tadi, Aku yang mengambi
l roti itu. Nabi Isa kemudian berkata, Kalau begitu, untukmu emas itu semuanya. Nab
i Isa beranjak pergi meninggalkan lelaki tersebut. Gembira betul hati si lelaki,
lalu ia pun meneruskan perjalanannya sendirian.
Pada suatu ketika bertemulah lelaki pemilik harta itu dengan dua orang lelaki la
in. Demi dilihatnya harta sebanyak itu, kedua laki-laki asing tersebut berkeingi
nan merampas emas itu. Kalau perlu dengan membunuhnya. Lantaran takut dibunuh da
n diambil hartanya, maka dibagikannya emas itu pada kedua lelaki yang baru diken
alnya tadi. Maka sepakatlah mereka untuk meneruskan perjalanan bertiga.
Pada suatu tempat, berkata salah seorang dari kedua lelaki asing tadi, Sekarang k
ita bunuh saja dia supaya kita miliki seluruhnya emas yang belum tentu miliknya
itu. Setelah disepakati bersama, dijebaklah lelaki yang tamak itu dan dibunuh den
gan kejam.

APA TANDA KITA DEKAT DENGAN TUHAN?


Ketika suluk berakhir, seorang Khalifah Senior (umur Beliau lebih kurang 65 tahu
n) duduk diantara para peserta suluk dengan gaya santai setelah selesai bergoton
g-royong membersihkan surau baik di bagian dalam maupun bagian luar. Selaku oran
g yang baru dalam Tarekat, pengalaman-pengalaman murid-murid senior dari Guru sa
ngat menyenangkan untuk didengar dan banyak sekali pelajaran yang bisa diambil k
arena yang mereka ceritakan bukan hasil dari bacaan tapi merupakan pengalaman ny
ata. Dalam suasana penuh keakraban, khalifah senior bertanya kepada khalifah yan
g lain, Abang-abang sekalian, apa tanda kita dekat dengan Tuhan? .
Demikian khalifah senior bertanya kepada kami yang masih muda dan memang di sura
u sangat dijaga hadap (sopan santun) walaupun usia kita lebih tua tetap memanggi
l Abang kepada saudara seperguruan. Pertanyaan sederhana itu tidak ada yang bisa
menjawab, semua diam dan memperhatikan dengan seksama wajah dari khalifah senio
r tersebut. Saya hadir disitu dan peristiwa itu lebih kurang 10 tahun yang lalu.
Khalifah Senior dengan senyum berkata, Semakin dekat kita dengan Tuhan maka sema
kin kita tidak bisa meminta kepada-Nya, seorang yang dekat dengan Tuhan ibarat s
eorang bayi dipangkuan ibunya, dia tidak pernah berprasangka buruk kepada ibunya
, apakah ibunya memberikan makan atau tidak, membiarkan dia haus atau bahkan ibu
membuangnya begitu saja, dia tetap pasrah dalam pangkuan ibunya
Kata-kata Khalifah Senior itu sangat berbekas dalam hati saya dan kata-kata ini
memberikan sebuah kesadaran kepada saya bahwa sampai saat ini saya belum dekat d
engan Tuhan karena begitu banyak permintaan dalam doa, begitu banyak pula hasrat
untuk menggengam dunia ini. Keluhan kalau mengalami sakit dan derita menandakan

kita belum dekat dengan Tuhan. Mungkin kita telah mengenal-Nya, telah bersimpuh
dikaki-Nya, telah merasakan betapa nikmat memandang wajah-Nya namun kita masih
tergolong orang-orang yang dekat dihati-Nya.
Lalu bagaimana dengan ucapan Nabi bahwa kita harus selalu meminta kepada Tuhan d
an orang yang tidak mau meminta digolongkan kepada orang-orang yang sombong? Bag
i orang yang jauh dari Tuhan maka dia akan selalu meminta untuk kepentingan diri
nya, tidak pernah dia mau berdoa untuk orang lain.
Khalifah Senior tersenyum diantara kebingungan para jamaah suluk, kemudian saya
memberanikan diri bertanya, Abangda, kalau ukuran dekat dengan Tuhan tidak bisa m
eminta kepada-Nya, bagaimana dengan Guru kita yang selalu mendo akan kita, bukanka
h Beliau juga meminta kepada Tuhan? Dan yang saya tahu Guru kita sangat dekat de
ngan Tuhan
Masih dengan senyum yang khas Beliau berkata, Anak Muda, Seorang yang dekat denga
n Tuhan itu tidak bisa meminta untuk dirinya tapi doanya sangat makbul untuk ora
ng lain dan dia selalu berdoa untuk orang lain, seperti Guru kita. Guru kita han
ya memikirkan murid-muridnya, mana pernah Beliau berdoa agar diri nya kaya? Suda
h puluhan tahun saya mengikuti Beliau dan saya tahu persis bahwa yang Beliau doa
kan hanya muridnya, ya kita-kita ini yang selalu menjadi beban Beliau dan terkada
ng tidak tahu diri . Ucapan terakhir tidak lagi disertai senyum namun dengan wajah
sedih dan linangan air mata.
Beliau melanjutkan, Kita ini lah yang harus mendoakan Guru kita, agar semua citacitanya dikabulkan Tuhan, itulah bukti rasa cinta dan kasih kita kepada Beliau .
Berulang kali saya berbuat kesalahan kepada Beliau, tapi selalu Beliau memaafkann
ya .
Kemudian Khalifah Senior melanjutkan nasehatnya, Jangan pernah abang-abang sekali
an durhaka kepada Guru kita karena kalau durhaka kepada Guru tidak akan beruntun
g selama-lamanya
Setelah saya memahami hakikat Ketuhanan dan kebenaran dari Tariqatullah dan saya
meyakini bahwa betapa hebatnya Ilmu zikir yang dapat mengantarkan orang kepada
Allah, saya memberanikan diri untuk bertanya kepada Guru, Guru, begitu hebatnya i
lmu zikir dalam tarekat ini, kenapa tidak semua manusia mau mengikuti jalan ini?
Guru tersenyum dan berkata, Hanya sedikit orang yang bisa bersyukur .
Saat itu saya tidak begitu paham dengan apa yang beliau sampaikan baru sekarang
saya memahaminya, bahwa begitu banyak karunia diberikan oleh Allah kepada manusi
a namun sedikit sekali yang mau menyembah-Nya dengan cara yang benar, sedikit se
kali orang yang sungguh-sungguh mencari jalan untuk kembali kepada-Nya, sedikit
sekali orang yang bersyukur. Saya jadi ingat kisah Nabi yang shalat semalaman da
n ketika ditanya oleh Aisyah kenapa Beliau shalat begitu banyak sampai kaki beng
kak padahal Beliau sudah dijamin masuk surga dan nabi menjawab, Aku ingin menjadi
ABDAN SYAKURA (hamba yang pandai bersyukur)

Bisikan Allah, Bisikan Malaikat, Bisikan Nafsu, Bisikan Syetan


Imam Al-Ghazali
Tulisan Hujjatul Islam Imam Al-Ghazaly dari kitab Roudlotut Tholibin wa- Umdatus S
alikin, ini kami turunkan karena banyaknya pertanyaan dari pembaca soal cara mem
bedakan bisikan-bisikan dari dalam hati, apakah dari Allah, nafsu atau syetan. R
ed.)

Kajian ini seputar bisikan-bisikan hati (khawathir) dengan segala bentuknya, upa
ya memerangi, mengalahkan dan unggul dalam menghalau perbuatan syetan yang jahat
.
Juga bab ini tentang berlindung kepada Allah dari syetan dengan tiga cara:
Pertama, anda harus mengetahui godaan, rekayasa dan tipuan syetan.
Kedua, hendaknya anda tidak menanggapi ajakannya, sehingga qalbu anda tidak berg
antung dengan ajakan itu.
Ketiga, langgengkan dzikrullah dalam qalbu dan lisan anda.
Sebab dzikrullah bagi syetan seperti penyakit yang menyerang manusia.
Untuk mengetahui rekayasa godaan syetan, akan tampak pada bisikan-bisikan (khawa
thir) dan berbagai macam caranya. Mengenai pengetahuan tentang berbagai macam bi
sikan hati, patut anda ketahui, bahwa bisikan-bisikan itu adalah pengaruh yang m
uncul di dalam qalbu hamba yang menjadi pendorong untuk melakukan atau tidak mel
akukan sesuatu, proses yang sepenuhnya terjadi di dalam qalbu ini berasal dari A
llah
yang menjadi Pencipta segala sesuatu.
Dalam kaitan ini, bisikan hati ada empat macam:
Suatu bisikan yang datang dari Allah swt. dalam qalbu hamba adalah sebagai bisik
an awal, sehingga Dia disebut dengan Nama al-Khathir (Sang Pembisik).
Bisikan yang relevan dengan watak alam manusia, yang disebutan-nafs (jiwa).
Bisikan yang terdorong oleh ajakan syetan, yang disebut waswas (perasaan ragu-ra
gu).
Bisikan yang juga datang dari Allah yang disebut al-Ilham.
Al-Khathir adalah bisikan yang datang dari Allah swt. sebagai bisikan awal, terk
adang berdimensi kebaikan, kemuliaan dan pemantapan dalam berhujjah. Kadang-kada
ng berdimensi negatif dan sebagai ujian.
Al-Khathir yang datang dari pemberi Ilham tidak akan terjadi, kecuali mengandung
kebajikan, karena Dia adalah Yang Memberi nasihat dan bimbingan. Sedangkan al-K
hathir yang datang dari syetan, tidak datang kecuali mengandung elemen kejahatan
.
Bisikan ini terkadang sepintas mengandung kebajikan, tetapi dibalik itu ada maka
r dan istidraj (covernya nikmat, dalamnya siksa bencana).
Sementara bisikan yang tumbuh dari hawa nafsu tidak luput dari elemen kejahatann
ya. Terkadang juga ada elemen baik tidak sekadar untuk pencapaian kenikmatan saj
a.
Ada tiga persoalan yang harus anda ketahui di sini:
Pertama-tama, beberapa ulama berkata bahwa jika anda ingin mengenal dan mengetah
ui perbedaan antara bisikan kebaikan dan bisikan kejahatan, maka pertimbangkan d
engan tiga ukuran nilai (mawazin), yang dapat mendeteksinya:
Apabila bisikan itu relevan dengan syariat, berarti baik. Jika sebaliknya
baik k
arena rukhshah atau syubhat, maka tergolong bisikan jahat.
Manakala dengan mizan(ukuran nilai) itu tidak diperoleh kejelasan perbedaan masi
ng-masing, sebaiknya anda konfirmasikan dengan teladan orang-orang saleh. Jika s
esuai dengan teladan mereka, maka ikutilah, jika tidak ada kebaikan, berarti han
ya suatu keburukan.
Apabila dengan ukuran nilai (miizan) demikian anda masih belum menemukan kejelas
an, konfrontasikan dengan motivasi yang terdapat pada nafs (ego) dan hawa (kesen
angan). Jika ukuran nilainya merujuk sekadar pada kecenderungan nafs (ego) yakn
i kecenderungan naluriah dan bukan untuk mencari harapan (raja ) dari Allah, tentu
saja termasuk keburukan.
Kedua, apabila anda ingin membedakan antara bisikan kejahatan yang bermula dari
sisi syetan, atau dari sisi nafs (ego) ataukah bisikan itu dari sisi Allah swt.,
perlu anda perhatikan tiga hal ini:
Jika anda menemui bisikan yang kokoh, permanen, sekaligus konsisten pada satu ha
l, maka bisikan itu datang dari Allah swt., atau dari nafs (jika menjauhkan diri

dari Allah). Namun jika bisikan itu menciptakan keraguan dan mengganjal dalam h
ati , maka itu muncul dari syetan.
Apabila bisikan itu anda jumpai setelah anda melakukan dosa, berarti itu datang
dari Allah sebagai bentuk sanksi dari-Nya kepada anda. Jika bukan muncul dari ak
ibat dosa, bisikan itu datang dari diri anda, yang berarti dari syetan.
Jika anda temui bisikan itu tidak melemahkan atau tidak mengurangi dari dzikir k
epada Allah swt., tetapi bisikan itu tidak pernah berhenti, berarti dari hawa na
fsu. Sebaliknya, jika melemahkan dzikir berarti dari syetan.
Ketiga, apabila anda ingin membedakan apakah bisikan kebaikan itu datang dari Al
lah swt. atau dari malaikat, maka perlu diperhatikan tiga hal pula:
Manakala melintas sekejap saja, maka datang dari Allah swt. Namun jika berulangulang, berarti datang dari malaikat, karena kedudukannya sebagai penasihat manus
ia.
Manakala bisikan itu muncul setelah usaha yang sungguh-sungguh dan ibadah yang a
nda lakukan, berarti datang dari Allah swt. Jika bukan demikian,bisikan itu data
ng dari malaikat.
Apabila bisikan itu berkenaan dengan masalah dasar dan amal batin, bisikan itu d
atang dari Allah swt. Tetapi jika berkaitan dengan masalah furu` dan amal-amal l
ahiriah, sebagian besarnya dari malaikat. Sebab, menurut mayoritas ahli tasawuf
malaikat tidak memiliki kemampuan untuk mengenal batin hamba Allah.
Sementara itu, bisikan untuk suatu kebaikan yang datang dari syetan, merupakan i
stidraj menuju amal kejahatan yang lantas menjadi berlipat-lipat, maka anda perl
u memperhatikan dengan cermat:
Lihatlah, apabila dalam diri anda, pada salah satu perbuatan jika berasal dari b
isikan di dalam hati anda dengan penuh kegairahan tanpa disertai rasa takut, den
gan ketergesa-gesaan bukan dengan waspada dengan tanpa perasaan aman, ketakutan
pada Allah, dengan bersikap buta terhadap dampak akhirnya, bukan dengan mata bat
in, ketahuilah bahwa bisikan itu berasal dari syetan. Maka jauhilah, Bisikan sep
erti itu, harus anda jauhi.
Sebaliknya jika bisikan itu muncul bukan seperti bisikan-bisikan di atas, berart
i : datang dari Allah swt., atau dari malaikat.
Saya katakan, bahwa semangat yang membara dapat mendorong manusia untuk segera m
elakukan aktivitas, tanpa adanya pertimbangan dari mata hatinya, tanpa mengingat
pahala bisa menjadi faktor yang membangkitkan kondisi itu semua.
Sedangkan cara hati-hati adalah cara-cara yang terpuji dalam beberapa segi.
Khauf, lebih cenderung seseorang untuk berusaha menyempurnakan dan mempraktekka
n suatu perbuatan yang benar dan bisa diterima Allah atas amal perbuatan itu.
Adapun perspektif hasil akhir suatu amal, hendaknya anda membuka mata hati denga
n cermat dalam diri anda ada keyakinan bahwa amal tersebut adalah amalan yang l
urus dan baik, atau adanya pandangan mengharapkan pahala di akhirat kelak. Ketig
a kategori di atas harus anda ketahui dan sekaligus anda jaga. Sebab, semuanya m
engandung ilmu-ilmu yang rumit sehingga sulit didapatkan dan rahasia-rahasia yan
g mulia. Wabillahi at-Tawfiq, wa Huwa Waliyyul-Hidayah.
Sumber : http://www.sufinews.com

Cinta ku telah habis untuk Tuhan


Di tengah malam hening dan sunyi, seorang pemuda murid dari Wali Allah sedang kh
usyuk bersimpuh di sajadah setelah melewati zikir ber jam-jam. Dia menatap denga
n linangan air mata sajadah Guru yang berada tepat di depannya, kemudian dia ber
doa, Ya Allah, umur ku sudah 37 tahun, apakah ada jodoh untukku? andai ada jodoh
untuk ku maka mohon lah di dekatkan, andai dekat tolong lah pertemukan .
Pemuda tersebut adalah seorang yang amat cinta kepada Gurunya, seluruh masa muda
diberikan untuk mengabdi kepada Guru, cinta kepada Guru teramat dalam. Dalam pe
rjalanan pengabdian yang panjang tersebut, akhirnya sampai ke pada pertanyaan da
lam hati, Apakah ada jodoh untuk ku ya Allah? . Kemudian si pemuda tertidur dalam b
erzikir dan bermimpi di datangi seorang gadis dengan senyum yang indah. Ketika t
erbangun dalam hati si pemuda perkata, mungkin inilah jodoh yang diberikan Allah
untuk ku .
Ke esokan harinya, datang seorang Ibu menyampaikan kabar ada seorang gadis yang
sangat cocok untuk dirinya, menjadi pendamping hidup. Sebelumnya si pemuda sudah
menyampaikan ke beberapa orang agar dibantu dicarikan jodoh, jodoh yang bisa me
ndapinginnya dalam pengabdian kepada Allah.
Mana orangnya? tanya si pemuda dengan mata berbinar-binar, ibarat puncuk di cinta
ulam tiba, sekian tahun menunggu jodoh akhirnya datang juga.
Orangnya sedang sakit

jawab Ibu tersebut.

nggak apa-apa, kita obati sekarang kata si pemuda, kebetulan dia diberikan keahlia
n oleh Guru untuk mengobati berbagai penyakit dengan teknik zikir.
Akhirnya dibawa lah si pemuda oleh ibu tersebut ke tempat gadis yang sedang saki
t. Ketika pertama melihat si gadis, si pemuda terkejut karena gadis yang dijumpa
i persis seperti yang dalam mimpinya semalam. Kemudian dengan penuh semangat, si
pemuda mengobati gadis sampai sembuh.
Singkat cerita, si pemuda kemudian melamar gadis tersebut. Sebelum datang melama
r, malamnya Ayah si gadis bermimpi bahwa akan datang seorang pemuda melamar anak
nya, pemuda tersebut yang kelak akan mengibarkan bendera Islam di alun-alun. Mim
pi itu sebagai pertanda bahwa pemuda yang datang melamar bukan pemuda biasa tapi
seorang yang dekat dengan Allah. Bapak si gadis berkata, Terimalah nak, pemuda i
tulah yang datang dalam mimpi Bapak, yang akan mengibarkan bendera kebesaran Isl
am di alun-alun kota kita .
Pada umumnya orang yang sedang jatuh cinta mengucapkan janji-janji indah kepada
pasangannya tapi ketika si pemuda melamar gadis, dia berkata, Dik, sudah habis se
mua cinta abang berikan untuk Allah, hanya tinggal sisa-sisanya saja, maukah kau
menerima abang dengan sisa cinta ini? si gadis menjawab, Saya menerima abang, tol
ong lah ajarin saya mencintai Allah sebagaimana abang mencintai Allah .
Mereka dipertemukan oleh Allah, mencintai karena Allah dan menjalani hidup denga
n cinta Allah. Mereka melangsungkan pernikahan dengan sangat sederhana, hanya di
hadiri kerabat dekat, namun cinta yang mereka miliki tak terhingga besarnya.
Hari ini, genap 42 tahun usia pernikahan mereka, pemuda ahli zikir yang mencinta
i Allah dengan penuh tersebut telah kembali kepada Allah 3 tahun lalu, tinggal s
i gadis yang sekarang telah berusia lanjut seorang diri. Di pusara si pemuda, sa
ng gadis menangis tersedu-sedu, tangis kerinduan yang tak bisa terwakilkan oleh
kata-kata. Di dekat pusara suami tercinta, dibuat acara sederhana, ulang tahun p

ernikahan ke 42, mengenang kembali sang pujaan hati.


Setelah 42 tahun berlalu, ternyata sisa-sisa cinta kepada Allah dari sang pemuda t
idak akan pernah habis sampai sekarang, cinta sisa tersebut ibarat mata air keci
l nan jernih yang terus mengalir tanpa henti ke hati sang istri tercinta.
Kata-kata yang di ucapkan 42 tahun lalu ketika melamar terasa baru kemaren, Dik,
sudah habis semua cinta abang berikan untuk Allah, hanya tinggal sisa-sisanya sa
ja, maukah kau menerima abang dengan sisa cinta ini?

Anda mungkin juga menyukai