Anda di halaman 1dari 13

TUHAN JUGA MANUSIA?

Satria**
Pengalaman pribadi ini saya tulis tidak lain karena rasa penasaran mendalam tent
ang Tuhan, mudah-mudahan sang SUFIMUDA dan saudara-saudara seiman saya yang lain
memberikan tanggapan yang menyejukkan, agar iman tidak lagi tergoncang, saya me
mbutuhkan bimbingan dan arahan. Pengalaman 7 tahun di pasantren ditambah 5 tahun
di IAIN tidak mampu menjawab pertanyaan saya:
Dimana Tuhan?
bagaimana bentuk wajah-Nya?
Benarkah Tuhan itu seperti manusia?
Saya duduk di sebuah kafe di sudut kota Medan, kebetulan ada janji dengan seoran
g teman penganut Katolik yang taat, dia seorang pengusaha sukses, memiliki puluh
an jenis usaha. Kami ngobrol akrab tentang banyak hal, disamping sebagai teman j
uga sebagai mitra bisnis, dia selalu tampil ceria penuh semangat, berkeyakinan t
eguh dan semua yang dikerjakannya hampir tidak ada kegagalan, kalau saya malah
kebalikannya.
Penasaran dengan sukses yang diraihnya, saya memberanikan diri bertanya apa kunc
i suksesnya, lantas dengan santai dia menjawab: kunci sukses saya adalah dalam hi
dup ini saya punya keyakinan yang kuat terhadap Tuhan, bagi saya, Tuhan Yesus it
u bukan hanya sekedar Tuhan yang disembah, tapi dia juga mempunyai sifat-sifat m
anusia, karena itu saya berkeyakinan bahwa apapun yang bisa dilakukan Tuhan past
i saya bisa melakukannya.
Selaku penganut Agama Islam yang (menurut saya) taat, sangat terkejut mendengar
penjelasan dia, bagi saya Tuhan itu adalah Maha Suci dari sifat-sifat manusia,
Tuhan merupakan sesuatu yang tak terhingga jauhnya, sesuatu yang super, menghuku
m hambanya yang bersalah dengan neraka dan memberikan hambaNya imbalan surga, it
ulah Tuhan yang saya kenal dari kecil sampai sekarang. Tidak pernah tergambar da
lam benak saya bahwa Tuhan itu berwujud manusia seperti pemahaman ummat Kristen,
malah dari kecil saya diajarkan untuk mengejek Ketuhanan Yesus dengan berbagai
sindiran, cacian dan anekdot-anekdot yang konyol. Ada sebuah guyonan tentang Yes
us yang sering saya ucapkan ke kawan-kawan sesama Islam: Yesus Kristus mengatakan
, apa yang dilaut bisa dimakan kecuali kapal selam, karena terbuat dari besi deng
an memakai logat orang Batak.
Tapi tiap kali saya merenung tentang Tuhan setiap itu pula timbul kegelisahan ji
wa, saya tidak bisa menjawab pertanyaan seorang Pastor saat berkunjung ke kampus
saya (Fakultas Ushuluddin, IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh) dimana Tuhan anda?, baga
i mana bentukNya?, saya tidak bisa menjawabnya, saya baca buku karangan Ahmad De
edat tentang debat Islam-Kristen, hati saya agak sedikit tenang, tapi pertanyaan
tentang bagaimana Tuhan itu tidak saya temukan disana.
Dulu waktu kuliah saya merasa paling banyak tahu tentang agama lain, karena Faku
ltas Ushuluddin memang membahas tentang perbandingan agama, saya tidak yakin bah
wa Tuhan itu seperti Yesus, Khrisna dan Budha, tapi hati kecil saya mengatakan
lain, lebih masuk akal Tuhan itu seperti Manusia ketimbang meyakini Tuhan yang A
bstrak, Tuhan X, Tuhan yang dinamakan Allah tapi dimana? Apakah dia seperti tuli
san Arab?
Pernah waktu kuliah saya hampir meninggalkan Islam, tapi karena tradisi Islam su
dah melekat dalam diri saya sejak kecil, saya tidak berani, saya masih takut kal
au nanti kalau pindah agama ternyata di agama lain itu salah, Allah menghukum sa
ya sebagai seorang Murtad, walaupun jiwa terguncang karena tidak bisa ketemu All
ah, saya tetap dalam Islam.
Tulisan ini sengaja saya kirim ke SUFIMUDA, mudah-mudahan berkenan untuk ditampi
lkan, sejak awal munculnya SUFIMUDA (saya ketemu dari mesin pencari google) saya
telah mengikutinya, beda sekali dengan web atau blog sufi lainnya yang tidak me
mpunyai ruh tasawuf, SUFIMUDA beda sekali, saya baca DOA SUFI MUDA jadi menangi
s, ketika saya membaca tulisan SURAT UNTUK ALLAH badan saya gemetar, dan tambah
menangis, saya punya keyakinan kuat pasti sang SUFIMUDA adalah seseorang yang am
at dekat dengan Tuhan, amat mengenalNya, mudah-mudahan asumsi saya tidak keliru.
Pengalaman pribadi ini saya tulis tidak lain karena rasa penasaran mendalam tent

ang Tuhan, mudah-mudahan sang SUFIMUDA dan saudara-saudara seiman saya yang lain
memberikan tanggapan yang menyejukkan, agar iman tidak lagi tergoncang, saya me
mbutuhkan bimbingan dan arahan. Pengalaman 7 tahun di pasantren ditambah 5 tahun
di IAIN tidak mampu menjawab pertanyaan saya:
Dimana Tuhan?
bagaimana bentuk wajah-Nya?
Benarkah Tuhan itu seperti manusia?

** adalah Alumni Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, berdomisili di M


edan

Adab Seorang Murid Kepada Guru (Pertama)


Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
Salah satu adab seorang murid kepada gurunya adalah tidak melawan gurunya secara
lahir dan tidak menolaknya dalam batin. Orang yang durhaka secara lahir berarti
meninggalkan adabnya. Orang yang menolak secara batin berarti menolak pemberian
nya. Bahkan, sikap tersebut bisa menjadi permusuhan dengan gurunya. Karena itu,
dia harus bisa menahan diri untuk tidak menentang guru secara lahir maupun secar
a batin dan banyak membaca do a:
Wahai Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman
terlebih dahulu daripada kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam
hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau
Maha Penyantun dan Maha Penyayang. (Q.S. Al-Hasyr: 10).
Apabila melihat dari gurunya ada sesuatu yang dibenci dalam agama, hendaklah dia
mencari tahu mengani hal itu dengan perumpamaan agar tidak menyebabkan gurunya
kurang senang kepadanya. Manakala melihat sesuatu aib pada gurunya, hendaklah mu
rid menutupi serat berprasangka buruk terhadap dirinya sendiri dan menakwilkan b
ahwa gurunya dalam batas agama. Apabila dia menemukan alas an bagi gurunya yang
dibenarkan dalam agama, maka hendaklah dia memohonkan ampun untuk gurunya dan mo
hon agar gurunya diberi taufik, sadar, dan terpelihara. Jangan menganggap guruny
a tersesat dan jangan memberitahukan hal itu kepada orang lain. Ketika kembali k
epada gurunya pada hari atau waktu yang lain, hendaklah dia menganggap bahwa kek
eliruan gurunya itu telah hilang, dan sesungguhnya gurunya telah berpindah ke ti
ngkatan yang lebih tinggi yang belum dijangkaunya.
Kekeliruan terjadi karena kelalaian, suatu kejadian atau pemisah di antara dua k
eadaan. Karena pada tiap-tiap dua keadaan itu ada pemisah dan kembali kepada kem
urahan agama, seperti tanah kosong diantara dua kampong atau halaman di antara d
ua rumah. Selesai dari tingkatan pertama dan akan memasuki tingkatan berikutnya.
Pindah dari suatu kewalian kepada tingkat kewalian yang berikutnya. Dia melepas
sebuah mahkota kewalian dan mengenakan mahkota kewalian yang lain, yang lebih t

inggi dan lebih mulia. Setiap hari, kedekatan mereka bertambah kepada Allah SWT.
Apabila guru sedang marah dan wajahnya terlihat tidak menyenangkan, janganlah me
ninggalkannya. Tetapi dia harus memeriksa batinnya, mungkinkah dia telah melakuk
an adab yang kurang baik terhadap gurunya atau telah melakukan suatu kemaksiatan
kepada Allah SWT dengan meninggalkan perintah atau melakukan pelanggaran?. Dia
harus memohon ampun dan barutaubat kepada-Nya. Dia juga harus bertekad tidak aka
n mengulanginya, meminta maaf kepada guru, merendahkan diri di hadapannya, menye
nangkannya dengan tidak akan melawannya, menemaninya selalu, dan menjadikannya s
ebagai perantara antara dia dengan Tuhannya, serta jalan yang akan menyampaikann
ya kepada-Nya. Seperti orang yang hendak datang kepada raja, sedang raja tidak m
engenalinya, maka dia harus berusaha untuk setiap halangan yang menghadangnya, a
tau mengajak salah seorang yang dekat dengan raja untuk menunjukkan bagaimana ca
ranya dapat berjumpa dengan raja. Dia harus belajar adab dan tata cara bercakapcakap dengan raja atau hadiah apa yang sesuai untuknya, atau sesuatu yang tidak
dimilikinya dan apa yang mesti diperbanyak.
Selanjutnya, dia harus mendatangi istana dari pintu depan. Jangan lewat pintu be
lakang sehingga nanti akan dicela dan mendapatkan kehinaan serta tidak memperole
h apa yang dia inginkan dari sang raja. Sesungguhnya, setiap orang yang hendak m
emasuki sebuah istana mesti ada tata cara dan ada pelayan atau petugas yang akan
membimbing tangannya atau memberikan isyarat kepadanya untuk mempersilahkan dud
uk di tempat yang telah disediakan. Dia mesti mengikuti supaya tidak mendapatkan
kehinaan atau dituduh sebagai orang yang tidak beradab dan bodoh.

Adab Seorang Murid Kepada Guru (Kedua)


Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
Di antara adab yang harus dimiliki oleh seorang murid adalah murid tidak diperke
nankan berbicara di depan guru kecuali seperlunya, dan tidak menampakkkan sediki
t pun keadaan dirinya di depan guru. Dia juga tidak sepatutnya menggelar sajadah
nya di depan guru kecuali pada waktu melakukan shalat. Jika telah selesai shalat
, hendaknya dia segera melipat kembali sajadahnya. Murid harus selalu siap melay
ani gurunya dan orang yang duduk diruangannya dengan senang hati, ringan dan cek
atan. Seorang murid harus bersunguh-sungguh jangan sampai menggelar sajadahnya s
edang di atasnya ada orang yang lebih tinggi tingkatannya. Dia juga tidak boleh
mendekatkan sajadahnya kepada sajadah orang yang lebih tinggi itu kecuali dengan
izinnnya. Karena hal demikian dianggap kurang beradab bagi mereka.
Bila menemukan kemusykilan gurunya, seorang murid hendaknya diam meskipun memili
ki penjelasan dan jawaban mengenainya. Akan tetapi, dia boleh mengambil apa yang
telah Allah SWT bukakan baginya melalui lisan gurunya, kemudian menerima dan me
ngamalkannya. Jika melihat ada kekurangan dalam jawaban gurunya, seorang murdi t
idak boleh membantah atau menolaknya. Bahkan, dia harus bersyukur kepada Allah S
WT atas apa yang telah diberikan kepadanya berupa keutamaan, ilmu, dan nur yang
disembunyikan dalam dirinya. Dia tidak boleh memperpanjang perbincangannya dan
tidak boleh mengatakan mengatakan, Guru telah salah dalam masalah ini. Dia tidak bo
leh membantah ucapannya kecuali terjadi secara spontan dan tidak sengaja. Jika d
emikian, dia harus segera menghantikan ucapannya dan menggantikan dengan diam, d
an taubat serta bertekad tidak akan mengulanginya.
Murid juga tidak sepatutnya banyak bergerak seaktu mendengar di depan guru kecua
li karena mendapat isyarat darinya. Dia juga tidak sepatutnya melihat pada dirin
ya memiliki suatu keadaan kecuali terjadi padanya suatu hal yang memaksanya untu
k membedakan dan memilih. Apabila hal itu telah reda, hendaknya dia kembali kepa
da keadaan semula, diam penuh adab, tawadhu dan menyembunyikan rahasia yang telah
Allah SWT berikan kepadanya. Sungguh, kami telah menyebutkan hal ini, yakni ten
tang sikap, perbuatan atau ucapan yang tidak baik bagi seorang murid, tetapi kin
i justru kadang terjadi di madrasah atau pondok mereka. Memang tidak dipungkiri,
murid yang dapat melakukan adab yang demikian sempurna itu termasuk murid yang

benar dan bersungguh-sungguh. Sehingga makna sesuatu yang telah dia dengar itu m
enyalakan cahaya kebenaran dan menguatkannya. Kemudian dia akan sibuk di dalam c
ahaya itu dan tenggelam di dalamnya. Anggota badannya bergerak di tengah kaum, n
amun sebenarnya dia berada di sebuah batas yang penuh dengan kelezatan watak dan
keinginan. Tiap orang akan membayangkan dekat orang yang merindukannya.
Murid yang bersungguh-sungguh, api kerinduannya tidak akan padam dan pancarannya
tidak akan pernah redup. Kekasihnya tidak pernah ghaib dan penghiburnya tidak a
kan pernah jauh. Murid seperti ini akan senantiasa bertambah dalam kedekatan, ke
lezatan, dan kenikmatan. Tidak ada yang dapat mengguncangkan atau merubah keadaa
nnya selain ucapan Dzat Yang dikehendakinya dan pembicaraan Dzat Yang Menolongny
a. Meskipun pada saat itu, didekatnya banyak syair. Nyanyian, suara-suara temanteman syetan, para pengikut hawa nafsu, dan para pengejar kesenangan. Seorang mu
rid hendaknya tidak menentang seseorang pada saat ia mendengarkan dan tidak meno
lak seseorang dalam menuntut sesuatu yang diinginkan dan dirindukannya, berupa s
urga dan bidadari serta melihat Allah SWT di akhirat, yang mana ia telah zuhud t
erhadap dunia, kelezatan dan kesenangannya, anak-anak dan wanitanya. Ia telah be
rani bersabar atau keburukan, ujian dan cobaan di dunia serta berpaling kepada a
nak-anak di akhirat. Hendaknya dia menyerahkan semua itu kepada para guru yang a
da. Sesungguhnya mereka itu dalam kekuasaan guru.
Bila belajar pada seseorang guru, dia harus percaya bahwa dikampung itu tidak ad
a orang yang lebih utama dari gurunya, sehingga dia akan berhasil mendapatkan ap
a yang dia cita-citakan, dan sang guru akan dapat menghadapkan kepada Allah SWT.
Murid harus menjaga rahasianya ketika berkhidmat bersama Allah SWT dalam mencap
ai kehendaknya. Dia harus menganggap bahwa apa yang dikatakan oleh gurunya adala
h sesuatu yang sesuai dengan keadaannnya. Sesungguhnya melawan guru adalah racun
yang sangat berbahaya. Jadi, jangan sampai murid menentang guru, baik secara te
rang-terangan maupun secara tersembunyi. Dia tidak boleh menyembunyikan sedikit
pun keadaan dan rahasianya terhadap guru, dan tidak memperlihatkan kepada orang
lain apa yang telah diperintahkan kepadanya. Tidak sepatutnya bagi seorang murid
bertekad meminta kemurahan atau meminta kembali kepada apa yang telah ditinggal
kannya karena Allah SWT. Sesungguhnya hal itu merupakan kesalahan besar sekaligu
s kerusakan kehendak bagi ahli tharekat. Disebutkan dalam hadist Rasulullah SAW, O
rang yang kembali kepada keadaannya seperti anjing yang muntah lalu memakannya l
agi . Dia harus bersungguh-sungguh berpegang pada adab yang telah diperintahkan ol
eh gurunya, jangan sampai menjadi kurang beradab. Jika terjadi kekurangan dalam
melaksanakan apa yang telah diisyararatkan gurunya, maka murid harus memberitahu
kan hal itu kepada gurunya sehingga guru akan memberikan arahan yang sesuai deng
annya dan mendoakan agar mendapatkan taufik, kemudahan dan keberhasilan.

Agama adalah Cinta


allahJika agama dengan segala kelengkapannya ingin di wakili dalam sebuah kata,
maka kata yang paling tepat untuk mewakilinya adalah CINTA. Cinta kepada Allah,
cinta kepada Rasul, Cinta kepada saudara seiman dan cinta kepada semuanya. Cinta
kepada Allah akan menimbulkan gairah kepada kita untuk melakukan pengabdian sep
enuh hati kepada Allah dengan ikhlas tanpa pamrih.

Apa yang membuat Rasul begitu tabah dalam menyampaikan kebenaran, mengajak dan m
embimbing manusia untuk mengenal Allah, melewati masa-masa berat berupa penolaka
n dari orang-orang yang dekat dengan Beliau, sanak saudara dan teman-teman Belia
u, karena rasa Cinta Rasul yang begitu besar kepada Allah SWT. Cinta tanpa syara
t, mengalir begitu indah dalam darah dan setiap detak jantung Nabi.
Rasa cinta yang mendalam kepada Allah, kemudian melimpah dan mengalir dalam bent
uk cinta kepada Agama, para sahabat dan seluruh ummat Beliau. Nabi tidak menghar
apkan apa-apa, asal Beliau bisa berbuat untuk menyenangkan SANG PUJAAN HATI, itu
sudah merupakan kebahagiaan tertinggi bagi Beliau.
Apa yang membuat Nabi sebagai manusia mulia dan terjamin masuk surga bahkan bisa
memberikan syafaat kepada seluruh ummat manusia begitu tekun beribadah? Karena
Rasa cinta yang begitu besar terhadap Allah. Ibadah bagi Nabi bukanlah untuk sek
edar memenuhi kewajiban.
Meneladani Rasul, selayaknya kita juga beribadah kepada Allah atas dasar Cinta,
sehingga tidak terlintas dalam pikiran imbalan atas ibadah yang kita lakukan, la
yaknya seorang pedagang atau ibadah yang dilakukan atas dasar rasa takut seperti
layaknya seorang budak.
Semoga Allah selalu menuntun dan membimbing kita kepada jalan-Nya yang lurus dan
benar, Jalan-Nya yang penuh dengan Rahmat Karunia, Cinta dan Kasih Sayang, amin
..

Air Mata Pemadam Neraka


Rasulullah S.A.W telah bersabda, Bahwa tidak akan masuk neraka orang menangis kar
ena takut kepada Allah sehingga ada air susu kembali ke tempat asalnya.
Dalam sebuah kitab Daqa iqul Akhbar menerangkan bahwa akan didatangkan seorang ham
ba pada hari kiamat nanti, dan sangat beratlah timbangan kejahatannya, dan telah
diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka. Maka salah satu daripada rambut
-rambut matanya berkata, Wahai Tuhanku, Rasul Engkau Nabi Muhammad S.A.W telah be
rsabda, barang siapa yang menangis karena takut kepada Allah S.W.T, maka Allah m
engharamkan matanya itu ke neraka dan sesungguhnya aku menangis karena amat taku
t
kepada-Mu.
Akhirnya Allah S.W.T mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka d
engan berkat sehelai rambut yang pernah menangis karena takut kepada Allah S.W.T
. Malaikat Jibril A.S mengumumkan, telah selamat Fulan bin Fulan sebab sehelai r
ambut.
Dalam sebuah kitab lain, Bidayatul-Hidayah, diceritakan bahwa pada hari kiamat n
anti, akan didatangkan neraka jahanam dengan mengeluarkan suaranya, suara nyala
api yang sangat dahsyat gemuruhnya, hingga semua umat menjadi berlutut karena ta

k sanggup menahan ketakutannya.


Allah S.W.T berfirman, Kamu lihat (pada hari itu) setiap umat berlutut (yakni mer
angkak pada lututnya). Tiap-tiap umat diseru kepada buku amalannya. (Dikatakan k
epadanya) Pada hari ini kamu dibalasi menurut apa-apa yang telah kau kerjakan. (S
urah al-Jatsiyah ayat 28)
Ketika mereka menghampiri neraka, mereka mendengar gemuruh api neraka yang suara
nya sudah dapat mulai didengar sejarak 500 tahun perjalanan. Pada waktu itu, aka
n berkata setiap orang, bahkan para nabi sekalipun akan berucap, Diriku, diriku (
selamatkanlah diriku Ya Allah), kecuali hanya seorang nabi saja yang akan berkat
a, Umatku, umatku.
Beliau ialah junjungan besar kita Nabi Muhammad S.A.W. Pada masa itu akan keluar
lah api neraka jahim seperti gunung-gunung, umat Nabi Muhammad berusaha menghala
nginya dengan berkata, Wahai api! Demi hak orang-orang yang solat, demi hak orang
-orang yang ahli sedekah, demi hak orang-orang yang khusyuk, demi hak orang-oran
g yang berpuasa, supaya engkau kembali.
Walaupun dikata demikian, api neraka itu tetap tidak segera kembali, lalu malaik
at Jibril berkata, Sesungguhnya api neraka itu menuju kepada umat Muhammad S.A.W
Kemudian Jibril membawa semangkuk air dan Rasulullah meraihnya. Berkata Jibril A
.S. Wahai Rasulullah, ambillah air ini dan siramkanlah kepadanya. Lalu Baginda men
gambil dan menyiramkannya pada api itu, maka padamlah api itu. Setelah itu Rasul
ullah S.A.W pun bertanya kepada Jibril A.S. Wahai Jibril, Apakah air itu? Maka Jib
ril berkata, Itulah air mata orang durhaka di kalangan umatmu yang menangis karen
a takut kepada Allah S.W.T. Sekarang aku diperintahkan untuk memberikannya kepad
amu agar engkau menyiramkan pada api itu. Maka padamlah api itu dengan izin Allah
S.W.T.
Telah bersabda Rasulullah S.A.W, Ya Allah anugerahilah kepada kami dua buah mata
yang menangis karena takut kepada-Mu, sebelum tidak ada lagi air mata.
sumber : http://www.ukhuwah.or.id/dr/node/87
dari 1001 kisah teladan

Tuhan Milik Siapa? (1)


Tuhan milikSejarah memberikan catatan kepada kita bahwa pertumpahan darah yang p
aling banyak terjadi di dunia disebabkan karena memperebutkan Tuhan, Agama dan K
ebenaran. Keyakinan kuat atau fanatisme terhadap agama satu sisi memberikan hal
yang positif, membuat manusia mengikuti aturan sehingga dengan keteraturan itu
menyebabkan hubungan manusia dengan manusia menjadi harmonis begitu juga hubunga
n manusia dengan alam. Di sisi lain, ketaatan dalam agama tanpa di iringi semang
at toleransi dan pengetahuan yang mendalam terhadap agamanya dan agama lain akan
memberikan ruang kebencian yang ketika dijadikan alat politik oleh sekompok ora
ng akan menjadi racun berbahaya dalam masyarakat.

Pertumpahan darah, hilangnya jutaan nyawa dan harta benda yang timbul dari fanat
isme agama hampir semua bermuara kepada politik baik permusuhan antara agama mau
pun permusuhan di dalam penganut agama yang sama. 3 Karya Karen Amstrong Holy Wa
r : The Crussade and Their Impact on Today s world, The Battle for God : A history
of Fundamentalism dan A History of God: The 4.000-Year Quest of Judaism, Christ
ianity and Islam memberikan gambaran kepada kita bahwa pertumpahan darah bagi pe
nganut agama sejarahnya setua sejarah manusia itu sendiri.
Mungkin di dunia ini hanya Karen Amstrong yang berani dan terpikir untuk menulis
sejarah Tuhan, sosok yang Tak Tersentuh, sesuatu yang Tak Terfikirkan. Saya per
tama sekali membaca buku A History of God tahun 2000, disaat saya sedang dimabuk
Tasawuf dan yang membuat saya tertarik untuk membacanya karena judulnya yang me
nggoda. Buku Karen Amstrong tentang sejarah Nabi Muhammad juga sangat enak dibac
a, berbeda dengan karya-karya sejenis yang sudah pernah di tulis.
Setiap pemeluk agama manapun meyakini bahwa Tuhan itu milik mereka dan manusia d
iluar agama mereka tidak mendapat tempat di sisi Tuhan. Satu sisi keyakinan itu
diperlukan agar manusia semangat dalam beribadah namun disisi lain terkadang mem
berikan efek buruk bagi pemeluknya dengan memaksa orang-orang diluar agamanya un
tuk mengakui Tuhan yang disembahnya. Melakukan tindakan pemaksaan kepada orang d
iluar agamanya seolah-olah dia telah mendapat mandat langsung dari Tuhan merupak
an efek dari yang saya sebutkan di atas.
Di dalam Islam sendiri, kemudian muncul kelompok-kelompok fanatik yang dari gaya
mereka bertindak seolah-olah seluruh tindakannya sudah disetujui Tuhan. Membaka
r rumah ibadah agama lain, membunuh tokoh agama dan tindakan-tindakan tercela la
in yang dibungkus dengan istilah keren berbau agama, yaitu Nahi Mungkar. Tindaka
n Lebay ini bukan hanya di dalam Islam, tapi juga dalam agama lain karena setiap
agama mempunyai kelompok garis keras yang memahami agama dengan kaku. Jadi buka
n karena agamanya tapi karena penganut agama tersebut yang memahami agama secara
keliru.
Memaksakan agama yang kita yakini kepada orang yang berbeda agama bukan hanya ti
dak alamiah tapi juga bertentangan dengan konsep Tuhan yang universal dan Esa ya
ng kita yakini. Disinilah letak rancu pemahaman kita terhadap Tuhan, satu sisi k
ita meyakini bahwa diseluruh jagad raya hanya ada satu Tuhan, tapi disisi lain k
ita memberika ruang seolah-olah ada Tuhan lain yang harus dimusnahkan agar orang
-orang yang menyembah Tuhan lain tersebut tunduk kepada Tuhan kita.

Tuhan Milik Siapa? (2)


Tuhan milik2Ketika manusia memperebutkan Tuhan, saling bermusuhan untuk mendapat
kan kepemilikan yang mutlak terhadap Tuhan maka disaat itulah eksistensi Tuhan i
tu sendiri menjadi kabur bahkan hilang sama sekali. Ketika manusia memiliki keya
kinan bahwa Tuhan bukan milik siapa-siapa tetapi Tuhan memiliki kita semua serta
seluruh alam jagad raya, maka disaat itulah pula akan timbul kesadaran untuk sa
ling menghargai, saling mengasihi antara semasa manusia.
Tuhan yang diyakini oleh Islam, Yahudi, Kristen, Hindu, Budha dan Agama lainnya
adalah Tuhan yang sama karena tidak mungkin Tuhan itu banyak, tapi mereka dalam
agama yang berbeda melihat Tuhan dalam kacamata yang berbeda pula. Kita harus me
mberikan ruang kepada saudara kita yang memaknai Tuhan sebagai Merah karena dia me
makai kacamata merah, begitu juga kita harus memberikan ruang kepada saudara kit
a yang lain yang memaknai Tuhan sebagai hijau , kuning
biru dan lain-lain sesuai kacama
ta yang di pakainya.

Fanatisme berlebihan dalam beragama sampai merasa seolah-olah Tuhan milik kelomp
ok mereka disebabkan karena tipisnya pengetahuan terhadap agama karena semakin d
alam dan luas pemahaman seseorang terhadap agama maka akan semakin timbul sikap
toleransi dalam dirinya. Kekhawatiran akan dangkalnya akidah, copotnya iman, len
yapnya Tuhan dalam kehidupannya timbul karena dia belum sampai kepada Tuhan itu
sendiri.
Ketika manusia telah benar-benar menemukan Tuhan, maka tidak ada sedikitpun kera
guan dan kekhawatiran dalam dirinya tentang apapun termasuk khawatir akan hilang
nya Tuhan dalam kehidupannya karena dia menyadari segala dan kekhawatiran suatu
hanya bisa terjadi atas kehendak Tuhannya.
Junjungan kita Nabi Muhammad SAW membawa Islam Mulia ini sebagai agama yang rahm
atan lil alamin artinya dengan kehadiran manusia-manusia beragama diharapkan memb
erikan rahmat dan keberuntungan bagi siapapun, memberikan kedamaian bagi semua.
Bagi orang yang telah menemukan Allah, telah mengisi cahaya Allah dalam hatinya,
maka kemanapun dia melangkah, alam sekitar akan menyambutnya dengan penuh suka
cita. Sebaliknya orang yang hanya membawa kitab suci ditangannya tanpa hadir cah
aya Allah dalam hati tanpa sadar membawa kehancuran kepada Alam sekitarnya karen
a ketika cahaya Allah tidak besemayam dalam hati berarti setan bersemayam dalam
dirinya yang membawa kemungkaran di muka bumi.
Menutup tulisan di sore Jum at yang penuh berkah ini, menarik untuk disimak konsep
toleransi dari Tasawuf yang merupakan Inti Sari Agama Islam dalam nasehat berik
ut :
Engkau tidak akan pernah menjadi sufi sebelum engkau bisa menjadi seperti awan,
siapapun boleh bernaung dibawahnya, si kafir dan si iman,
Engkau tidak akan pernah menjadi sufi sebelum bisa menjadi seperti bumi, siapapu
n boleh berjalan di atasnya, si taat maupun si maksiat.
Semoga Tulisan ini bermanfaat hendaknya, Amin ya Rabbal

Alamin

Mata Yang Tidak Menangis di Hari Kiamat


Oleh : Jalaluddin Rakhmat
Semua kaum Muslim berkeyakinan bahwa dunia dan kehidupan ini akan berakhir. Akan
datang suatu saat ketika manusia berkumpul di pengadilan Allah Swt. Al-Quran me
nceritakan berkali-kali tentang peristiwa Hari Kiamat ini, seperti yang disebutk
an dalam surah Al-Ghasyiyah ayat 1-16. Dalam surah itu, digambarkan bahwa tidak
semua wajah ketakutan. Ada wajah-wajah yang pada hari itu cerah ceria. Mereka me
rasa bahagia dikarenakan perilakunya di dunia. Dia ditempatkan pada surga yang t
inggi. Itulah kelompok orang yang di Hari Kiamat memperoleh kebahagiaan.
Tentang wajah-wajah yang tampak ceria dan gembira di Hari Kiamat, Rasulullah per

nah bersabda, Semua mata akan menangis pada hari kiamat kecuali tiga hal. Pertama
, mata yang menangis karena takut kepada Allah Swt. Kedua, mata yang dipalingkan
dari apa-apa yang diharamkan Allah. Ketiga, mata yang tidak tidur karena memper
tahankan agama Allah.
Mari kita melihat diri kita, apakah mata kita termasuk mata yang menangis di Har
i Kiamat?
Dahulu, dalam suatu riwayat, ada seorang yang kerjanya hanya mengejar-ngejar haw
a nafsu, bergumul dan berkelana di teinpat-tempat maksiat, dan pulang larut mala
m.Dari tempat itu, dia pulang dalam keadaan sempoyongan. Di tengah jalan, di seb
uah rumah, lelaki itu mendengar sayup-sayup seseorang membaca Al-Quran. Ayat yan
g dibaca itu berbunyi: Belum datangkah waktunya bagi orang-orang yang beriman, un
tuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (ke
pada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah dit
urunkan Al-Kitab kepadanya, kenudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, l
alu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang yang
fasik (Qs 57: 16).
Sepulangnya dia di rumah, sebelum tidur, lelaki itu mengulangi lagi bacaan itu d
i dalam hatinya. Kemudian tanpa terasa air mata mengalir di pipinya. Si pemuda m
erasakan ketakutan yang luar biasa. Bergetar hatinya di hadapan Allah karena per
buatan maksiat yang pemah dia lakukan. Kemudian ia mengubah cara hidupnya. Ia me
ngisi hidupnya dengan mencari ilmu, beramal mulia dan beribadah kepada Allah Swt
., sehingga di abad kesebelas Hijri dia menjadi seorang ulama besar, seorang bin
tang di dunia tasawuf.
Orang ini bernama Fudhail bin Iyadh. Dia kembali ke jalan yang benar kerena meng
alirkan air mata penyesalan atas kesalahannya di masa lalu lantaran takut kepada
Allah Swt. Berbahagialah orang-orang yang pernah bersalah dalam hidupnya kemudi
an menyesali kesalahannya dengan cara membasahi matanya dengan air mata penyesal
an. Mata seperti itu insya Allah termasuk mata yang tidak menangis di Hari Kiama
t.
Kedua, mata yang dipalingkan dari hal-hal yang dilarang oleh Allah. Seperti tela
h kita ketahui bahwa Rasulullah pernah bercerita tentang orang-orang yang akan d
ilindungi di Hari Kiamat ketika orang-orang lain tidak mendapatkan perlindungan.
Dari ketujah orang itu salah satu di antaranya adalah seseorang yang diajak mel
akukan maksiat oleh perempuan, tetapi dia menolak ajakan itu dengan mengatakan, A
ku takut kepada Allah .
Nabi Yusuf as. mewakili kisah ini. Ketika dia menolak ajakan kemaksiatan majikan
nya. Mata beliau termasuk mata yang tidak akan menangis di Hari Kiamat, lantaran
matanya dipalingkan dari apa-apa yang diharamkan oleh Allah Swt.
Kemudian mata yang ketiga adalah mata yang tidak tidur karena membela agama Alla
h. Seperti mata pejuang Islam yang selalu mempertahahkan keutuhan agamanya, dan
menegakkan tonggak Islam. Itulah tiga pasang mata yang tidak akan menangis di Ha
ri Kiamat, yang dilukiskan oleh Al-Quran sebagai wajah-wajah yang berbahagia di
Hari Kiamat nanti.[]
(Jalaluddin Rakhmat, Renungan-Renungan Sufistik: Membuka Tirai Kegaiban, Bandung
, Mizan, 1995, h. 165-167)

Hanya Wali yang kenal dengan Wali


tanya1Saya memulai tulisan ini dengan doa, Yang Allah yang Maha Pengasih dan Peny
ayang serta Maha Memberi Petunjuk, tuntun dan bimbilah kami agar mengenal salah
seorang kekasih-Mu di muka bumi ini sehingga atas bimbingan kekasih-Mu kami bias
mengenal Engkau sebagai mana diri-Mu ingin dikenal, Amin .
Imam Al-Ghazali ketika ditanya tentang Seorang Pembimbing Rohani, Guru Mursyid y
ang tidak lain adalah seorang Wali Allah, Beliau berkata, Menemukan Guru Mursyid
itu Lebih mudah menemukan sebatang jarum yang disembunyikan di padang pasir yang
gelap gulita . Bisa kita bayangkan bagaimana sulitnya menemukan sebatang jarum di
tengah padang pasir di gelap gulita, dalam kondisi terang pun akan sulit menemuk
annya. Ungkapan Al-Ghazali yang digelar sebagai Hujjatul Islam tidaklah berlebihan
, coba kita simak beberapa dalil berikut tentang Wali Allah :
Dalam hadits Qudsi, Allah berfirman yang artinya: Para Wali-Ku itu ada dibawah nau
ngan-Ku, tiada yang mengenal mereka dan mendekat kepada seorang wali, kecuali ji
ka Allah memberikan Taufiq HidayahNya
Abu Yazid al Busthami mengatakan: Para wali Allah merupakan pengantin-pengantin d
i bumi-Nya dan takkan dapat melihat para pengantin itu melainkan ahlinya .
Sahl Ibn Abd Allah at-Tustari ketika ditanya oleh muridnya tentang bagaimana (car
a) mengenal Waliyullah, ia menjawab: Allah tidak akan memperkenalkan mereka kecua
li kepada orang-orang yang serupa dengan mereka, atau kepada orang yang bakal me
ndapat manfaat dari mereka untuk mengenal dan mendekat kepada-Nya.
Kita tidak mengetahui dengan pasti siapa Wali Allah atau siapa orang yang mempun
yai derajat tinggi menjadi seorang yang dikasih Allah kecuali Allah berkenan mem
ber petunjuk-Nya. Untuk memudahkan umat, Rasulullah atas petunjuk langsung dari
memberikan beberapa petunjuk ciri-ciri seorang Wali Allah :
Dari Abu Umamah ra, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: berfirman Al
lah Yang Maha Besar dan Agung: Diantara para wali-Ku di hadhirat-Ku, yang paling
menerbitkan iri-hati ialah si mu min yang kurang hartanya, yang menemukan nasib hi
dupnya dalam shalat, yang paling baik ibadat kepada Tuhannya, dan taat kepada-Ny
a dalam keadaan tersembunyi maupun terang. Ia tak terlihat di antara khalayak, t
ak tertuding dengan telunjuk. Rezekinya secukupnya, tetapi iapun sabar dengan ha
l itu. Kemudian Beliau shallallahu alaihi wasallam menjentikkan jarinya, lalu be
rsabda: Kematiannya dipercepat, tangisnya hanya sedikit dan peninggalannya amat k
urangnya . (HR. At Tirmidzi, Ibn Majah, Ibn Hanbal) .
Kualitas seorang Wali Allah bukan sembarangan, mereka izin Allah karena kedekata
n kepada Allah apabila kita memandang Wajah Wali Allah akan membuat kita semakin
dekat dengan Allah, pandangan kita kepada mereka akan menyambungkan rohani (Rab
ithah) kita dengan Allah. Inilah dasar dalil yang digunakan oleh pengamal tareka
t untuk selalu berwasilah kepada Guru Mursyid sesuai dengan petunjuk Rasulullah
SAW .
Imam Al-Bazzaar meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia mengatakan, seseorang bertan
ya, ya Rasulullah shallalahu alaihi wasallam, siapa para wali Allah itu? Beliau

menjawab, Orang-orang yang jika mereka dilihat, mengingatkan kepada Allah, (Tafsir
Ibnu Katsir III/83).
Dari Said ra, ia berkata: Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ditanya: S
iapa wali-wali Allah? Maka beliau bersabda: Wali-wali Allah adalah orang-orang yan
g jika dilihat dapat mengingatkan kita kepada Allah. (Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya
di dalam kitab Auliya dan Abu Nu aim di dalam Al Hilya Jilid I hal 6)
Secara Dzahir, dalam pandangan awam, seorang Wali Allah bisa dilihat dari sifatsifat yang dimilikinya meskipun orang yang memiliki sifat tersebut belum tentu l
angsung menjadi seorang Wali Allah :
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersa
bda: Ada tiga sifat yang jika dimiliki oleh seorang, maka ia akan menjadi wali Al
lah, iaitu: pandai mengendalikan perasaannya di saat marah, wara dan berbudi luhu
r kepada orang lain. (Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Al Auliya )
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Wahai Abu Hurairah, berjalanlah
engkau seperti segolongan orang yang tidak takut ketika manusia ketakutan di har
i kiamat. Mereka tidak takut siksa api neraka ketika manusia takut. Mereka menem
puh perjalanan yang berat sampai mereka menempati tingkatan para nabi. Mereka su
ka berlapar, berpakaian sederhana dan haus, meskipun mereka mampu. Mereka lakuka
n semua itu demi untuk mendapatkan redha Allah. Mereka tinggalkan rezeki yang ha
lal karena akan amanahnya. Mereka bersahabat dengan dunia hanya dengan badan mer
eka, tetapi mereka tidak tertipu oleh dunia. Ibadah mereka menjadikan para malai
kat dan para nabi sangat kagum. Sungguh amat beruntung mereka, alangkah senangny
a jika aku dapat bertemu dengan mereka. Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam menangis karena rindu kepada mereka. Dan beliau bersabda: Jika Allah henda
k menyiksa penduduk bumi, kemudian Dia melihat mereka, maka Allah akan menjauhka
n siksaNya. Wahai Abu Hurairah, hendaknya engkau menempuh jalan mereka, sebab si
apapun yang menyimpang dari penjalanan mereka, maka ia akan mendapati siksa yang
berat . (Hadis riwayat Abu Hu aim dalam kitab Al Hilya)
Dalil yang terakhir ini mengingatkan saya akan Guru Sufi dalam tulisan Sang Wali
Akbar yang tiba-tiba mengubah jadwal penerbangan karena Beliau ada firasat klot
er 1 akan mengalami musibah, dan dengan kehadiran Beliau disana maka Allah menja
uhkan bala tersebut, Jika Allah hendak menyiksa penduduk bumi, kemudian Dia melih
at mereka, maka Allah akan menjauhkan siksaNya.
Tentu syukur yang mendalam selalu kita panjatkan kehadirat Allah atas karunia-Ny
a yang Maha Akbar telah berkenan memperkenalkan seorang kekasih-Nya dimuka bumi,
sebagai wujud rasa syukur maka cintai lah dia, sayangi lah dia, kasihi lah dia
agar Allah juga memperlakukan mu sebagaimana perlakuanmu kepada kekasih-Nya.
Menutup tulisan ini, saya teringat ungkapan Guru Sufi,
an Wali .
Semoga tulisan ini bermanfaat hendaknya, amin ya Rabbal

Hanya Wali yang kenal deng


Alamin..

Sang Wali Akbar


taksiTahun 1974, Seorang Guru Sufi menunaikan ibadah haji ditemani 4 orang murid
Beliau. Beliau berangkat dengan kloter 28 dari bandara Polonia Medan. Setelah m
enunaikan ibadah haji, tiba-tiba Beliau ingin pulang lebih cepat dengan kloter 1
. Beliau mengatakan kepada muridnya, Saya mendapat firasat kalau kloter-1 akan me
ngalami kecelakaan, dengan saya berada disana mudah-mudahan bencana itu bisa ter
hindari .
Murid Beliau bingung, bagaimana cara mengubah jadwal keberangkatan. Guru Sufi be
rkata, Cari taksi, kita berangkat ke Jeddah sekarang . Salah seorang murid sekaligu
s menantu Beliau keluar mencari taksi, setelah sekian lama menunggu tidak satu t
aksi pun nampak. Kemudian dia masuk ke rumah dan melapor kepada Guru Sufi bahwa
tidak satupun taksi ada diluar, benar-benar sepi. Guru Sufi berkata, Keluar lagi,
nanti taksi nya ada .
Benar, tidak lama berdiri dipinggir jalan, maka lewat taksi dan murid Guru Sufi
memberhentikan taksi tersebut. Kepada sopir Taxi Beliau mengatakan ingin ke Jedd
ah. Sopir taksi terdiam sejenak dan berkata,
Memangnya siapa yang ingin ke Jeddah?
Mertua saya!

Jawab murid

Sopir taksi setuju dan kemudian murid Guru Sufi masuk kedalam melaporkan bahwa t
aksi sudah ada. Kemudian Guru Sufi dan murid Beliau masuk ke dalam taksi. Murid
yang tadi memesan taksi heran, sopir taksi yang sebelumnya banyak bicara sekaran
g diam seribu bahasa tanpa mengucapkan sepatah katapun sepanjang perjalanan samp
ai mereka di Jeddah.
Sesampai di Jeddah kemudian Guru Sufi meminta muridnya untuk mengurus perpindaha
n keberangkatan dari kloter 28 ke kloter 1 yang hari itu langsung berangkat. Set
elah selesai murid melaporkan kepada Guru Sufi bahwa mereka bisa berangkat hari
ini. Kemudian ada permintaan dari Guru Sufi yang membuat murid Beliau sulit seka
li memenuhinya yaitu Beliau tidak ingin turun dari taksi tapi langsung dengan ta
ksi ke pesawat terbang, hal yang mustahil dilakukan di negeri orang.
Dalam keadaan bingung murid menceritakan kepada sopir taksi yang sudah turun dar
i taksi tentang keinginan penumpang untuk diantar langsung ke pesawat tanpa mela
lui pemeriksaan lewat ruang tunguu seperti penumpang pada umumnya. Sopir taksi b
erkata kepada murid Guru Sufi:
Kamu bohong, tadi kamu bilang penumpang yang akan saya antar mertua kamu, kamu ta
hu Beliau siapa? Beliau itu Wali Akbar, saya bisa merasakan getaran dahsyat dari
Beliau
Murid Guru Sufi menjelaskan,
nikah dengan saya .

Beliau benar mertua saya karena anak kandung Beliau

Sopir Taksi : Saya sebenarnya bukan sopir taksi, taksi ini milik adik saya yang k
ebetulan lagi kurang sehat, saya hanya jalan-jalan keliling sampai tadi jumpa ka
mu
Kebetulan sopir taksi tersebut adalah salah seorang anggota keluarga kerajaan Sa
udi dan dia mengurus ke bandara agar taksinya bisa masuk sampai ke tangga pesawa
t.

Singkat cerita, setelah selesai mengurus semua dan mengantar Guru Sufi sampai ke
tangga pesawat, Guru Sufi memberikan uang sebagai ongkos taksi. Sopir taksi itu
menolak pemberian Guru Sufi, Tuan Syekh, saya tidak mau menerima uang dari tuan,
saya mengantar tuan dengan ikhlas, kalau tuan berkenan, berikanlah kepada saya
kunci Uang .
Guru Sufi kemudian mengambil uang koin dari saku dan Beliau doakan, kemudian uan
g koin tersebut diberikan kepada sopir. Guru Sufi juga memberikan roti untuk sop
ir taksi, dan roti tersebut tidak di makan tapi dibawa pulang untuk diberikan ke
pada keluarganya sebagai keberkahan, roti dari sang Guru Sufi, sosok yang diyaki
ninya sebagai Wali Akbar yang doanya sudah pasti makbul
Kisah yang saya ceritakan ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa sulit mengenal W
ali kecuali orang yang diberi petunjuk oleh Allah. Guru Sufi yang disebut sebaga
i Wali Akbar oleh sopir taksi di Arab Saudi tersebut tidak lain adalah Maulana S
aidi Syekh Kadirun Yahya Muhammad Amin al-Khalidi yang akrab dipanggil oleh muri
d-murid Beliau sebagai Ayah Guru, sebutan yang akrab di telinga orang-orang Indo
nesia, Negeri tempat Beliau lahir, tinggal dan berdakwah. Beliau wafat tanggal 9
Mei 2001 dan dimakamkan di daerah Arco, Jawa Barat.
sskadirunyahyanaqsCerita ini saya dapat ketika berziarah ke Makam Beliau tanggal
20 Juni dan diceritakan oleh salah seorang anak kandung Beliau, Bang Iper (Muha
mmad al-Faruqi) dalam acara ramah tamah di rumah Ayahanda Guru disamping makam B
eliau.
Saya mohon maaf kalau cerita yang saya sajikan ini mungkin ada kekurangan di san
a sini, semoga Allah SWT selalu membimbing dan menuntun kita ke jalan-Nya yang l
urus dan benar, Amin Ya Rabbal Alamin.

Anda mungkin juga menyukai