OSN 2013
Bandung, 4 September 2013
Solusi
a- Bila adalah sudut yang telah ditempuh manik-manik ketika jatuh, dan N adalah gaya
normal dari kawat pada manik-manik, dengan arah menuju pusat lingkaran dibuat positif.
Maka persamaan Hukum Newton ke dua untuk manik-manik adalah
N + mg cos =
mv 2
R
(1)
(1 poin)
v 2 = 2 gR (1 cos )
(1 poin)
(2)
Dengan memasukkan nilai kecepatan dari pers. (2) ke pers. (1), akan diperoleh
page 1
mv 2
N=
mg cos
R
= 2mg (1 cos ) mg cos
(3)
= mg (2 3 cos )
(1 poin)
Dari hukum Newton ke tiga, gaya normal ini sama dengan gaya dari manik-manik
terhadap kawat, yang berarah ke luar lingkaran, yang akan menarik kawat keluar
lingkaran.
Karena ada dua manik-manik, total gaya ke atas pada kawat dari manik-manik adalah
N t = 2 N cos = 2mg (2 3 cos ) cos
(4)
(1 poin)
0=
(1 poin)
(5)
atau
= 70,5o
(2 poin)
b- Jika nilai ini dimasukan dalam pers. (4) diperoleh besar gaya total ke atas sebesar
1 1 2mg
N t = 2mg 2 3 =
3
3 3
(4 poin)
(6)
c- Lingkaran kawat akan terangkat dari lantai jika nilai gaya maksimum ke atas ini lebih
besar dari berat lingkaran kawat tersebut. Jadi akan diperoleh
2mg
> Mg
3
(3 poin)
m 3
>
M 2
(3 poin)
(7)
page 2
2. (15 poin) Partikel bermassa m meluncur ke bawah dari permukaan licin dan menumbuk
batang seragam yang bermassa M dan panjangnya L . Partikel m kemudian lengket pada
batang (lihat gambar). Batang dipasak pada titik O dan berotasi menempuh sudut sebelum
akhirnya berhenti. Tentukan (nyatakan dalam besaran-besaran seperti tampak pada gambar):
a. kecepatan sudut rotasi batang
b. besarnya sudut yang ditempuh batang
M,R
Solusi:
a- Dari hukum kekekalan energi pada partikel bermassa m , diperoleh:
Eg (energi potensial yang dilepaskan) = Ek (energi kinetik tepat sebelum tumbukan) (1 poin)
1
mgh = mv2
2
sehingga
v = 2 gh
L = mvr = mR 2 gh
L = (I p + I b )0 = (mR 2 + 13 MR 2 ) 0
(1 poin)
(1)
(1 poin)
(1 poin)
(2)
(1 poin)
(3)
(1 poin)
(4)
0 =
1
3
mR 2 gh
MR 2 + mR 2
page 3
Cara 1:
E0 = E
1
2
(1 poin)
(I
MR 2 + mR 2 ) 2 =
1 1
2 3
2 = 02
1 1
2 3
1
2
(I
+ I b ) 2
(1 poin)
gR (1 cos )(2m + M )
(13 MR 2 + mR 2 )
2 = 02
2 g (m + 12 M )
(1 cos )
R ( 13 M + m )
(1 poin)
Cara 2:
= I
(1 poin)
d
g (m + 12 M )
=
sin d
d
R ( 13 M + m )
d =
1
2
g (m + 12 M )
sin d
R ( 13 M + m ) 0
02 ) =
2 = 02
(1 poin)
g (m + 12 M )
(1 cos )
R ( 13 M + m )
2 g (m + 12 M )
(1 cos )
R ( 13 M + m )
(1 poin)
page 4
b- Energi kinetik setelah tumbukan (Ek ) sama dengan energi potensial system (Eg ) pada
sudut , Ek = Eg, sehingga
Ek =
1
2
(I
2
p + I b ) =
1
2
(1 poin)
(mR
+ 13 MR 2 )
m 2 R 2 (2 gh )
(mR
+ 13 mR 2 )
3m 2 gh
M + 3m
E g = mg (R R cos ) + Mg ( 12 R 12 R cos )
(2 poin)
(5)
(2 poin)
(6)
(7)
(2 poin)
= cos 1 1
6m 2 h
(M + 3m )(M + 2m )R
(8)
page 5
3. (20 poin) Seutas kawat dibentuk menjadi loop tertutup berbentuk persegi panjang dengan
ukuran tinggi = T dan lebar = L , bermassa m dan hambatannya R . Pada t = 0 lilitan kawat
ini dijatuhkan dari ketinggian y = h dihitung dari bidang batas antara yang tidak ada medan
magnet ( y > 0 ) dan yang ada medan magnet homogen ( y < 0 ) dengan kecepatan awal
vo = 0 m/s. Pada saat t = t1 lilitan kawat bagian bawah persis berada pada bidang batas y = 0 .
Untuk y < 0 ada medan magnet B dengan arah tegak lurus ke luar bidang gambar. Pada saat
t = t2 lilitan kawat bagian atas persis berada pada bidang batas y = 0. Hitung kecepatan gerak
dari loop tertutup ini, pada saat:
a. 0 t < t1 ,
b. t1 t < t2 dan
c. t t2 .
t = t2
y=0
t=0
t = t1
Solusi
a. Untuk 0 t < t1 :
gerak jatuh bebas, maka v(t ) = gt
(2 poin)
(3 poin)
page 6
d
dA
dT
= B
= BL
= BLv(t )
(2 poin)
dt
dt
dt
dengan : fluks magnet,
A : luas loop kawat,
B : medan magnet,
(1 poin)
v(t ) : kecepatan loop kawat.
Sehingga timbul arus listrik di loop kawat itu yang searah jarum jam dan besarnya:
BLv(t )
(1 poin)
I=
R
Gaya magnet yang terjadi pada loop kawat itu adalah: (1 poin)
V =
F = BIL =
B 2 L2 v(t )
(arahnya ke atas),
R
(1 poin)
dv
B 2 L2 v
= mg
dt
R
Solusi dari persamaan gerak ini (dengan syarat batas t = t1 t dan v = v1 v)
adalah:
sehingga persamaan gerak kawat loop adalah:
v=
B 2 L2
mgR
mgR
+
gt
exp
( t t1 )
1
2 2
2 2
B L
B L
mR
(2 poin)
(1 poin)
(2 poin)
(1 poin)
c. Untuk t t2 , gaya yang mempengaruhi sistem ini adalah gaya magnet dan gaya
mgR
mgR
v = 2 2 + gt1 2 2 exp
( t2 t1 ) + g (t t2 )
B L
B L
mR
(3 poin)
page 7
4. (20 poin) Sebuah silinder dengan massa m dan jari-jari r berada dalam keadaan diam,
ditopang oleh sebuah balok seperti terlihat pada gambar. Kemudian balok ditarik sedemikian
sehingga balok bergeser menjauhi silinder dengan laju konstan v. Asumsikan bahwa pada
awalnya balok berada sangat dekat dengan dinding dan abaikan gesekan antara silinder
dengan dinding dan dengan balok. Tentukan:
m
r
Solusi:
a- Tinjau gambar dibawah ini
O
B
O
B
Selama silinder tetap kontak dengan dinding dan balok, maka sumbu silinder (garis yang
melalui titik O, sumbu silinder) berada di tengah-tengah AB, sehingga akibatnya silinder
memiliki kecepatan arah horizontal sebesar v 2 . Jadi titik pusat silinder (titik O)
bergerak dengan lintasan lingkaran terhadap titik A (lihat gambar diatas).
(5 poin)
page 8
b- Karena titik pusat silinder (titik O) bergerak melingkar, maka kecepatan geraknya selalu
tegak lurus terhadap garis OA = r. Misalkan suatu saat kecepatan geraknya adalah u dan
membentuk sudut terhadap horizontal, maka
u cos =
v
2
(2 poin)
(1)
Karena jarak AB = r 2 , maka gaya kontak antara silinder dengan balok berarah tegak
lurus terhadap garis OA. Gaya-gaya yang bekerja pada titik O (pada arah OA) adalah
mg cos N =
mu 2
r
(2)
atau
N = mg cos
mu 2
r
(2 poin)
(3)
r 2
1
=
2r
2
(1 poin)
(4)
page 9
mu 2
r
2
g
v
>
2 2r
mg cos >
(2 poin)
(5)
atau
v < gr 2
(3 poin)
(6)
mg mv 2
2 2r
(4 poin)
(7)
page 10
mA
dengan
a. Tuliskan dua persamaan gerak yang bekerja pada sistem tersebut untuk dua variabel x
dan . Lakukan substitusi agar persamaan gerak tersebut tidak mengandung gaya tegang
batang. Disini Anda jangan menggunakan asumsi sudut kecil.
b. Untuk selanjutnya, gunakan asumsi sudut
tersebut.
c. Tentukan perumusan kuadrat kecepatan sudut 2 untuk sistem tersebut. (Ambillah
ilustrasi nilai 2 dinyatakan dalam bentuk g/L untuk harga mA = 2mB dan kL = m A g )
Untuk pertanyaan (d) hingga (g) akan ditinjau kasus khusus dari perumusan 2 yang telah
diperoleh dari (c). Kemudian berikan penjelasan dari makna fisis untuk bentuk 2 pada
masing-masing kasus khusus berikut:
d. jika tidak ada pegas (limit k 0)
e. jika konstanta pegas sangat besar (limit k )
f. jika bola B tidak ada ( mB = 0)
g. jika batang bandul tidak ada (limit L 0).
page 11
Solusi:
a. Diagram gaya sistem pegas dan bandul disajikan di bawah ini
Vektor koordinat, kecepatan dan percepatan pada A dan B:
rA = ( x0 + x, 0) r&A = ( x&, 0) &&
rA = ( &&
x, 0)
A:
r = ( x + x + L sin , L cos ) r& = ( x& + L& cos , L& sin )
B:
B
&2
&&
rB = ( &&
x + L(&& cos sin ), L(&&sin + &2 cos ))
Gaya pada A dan B:
A: FA = (T sin kx, N T cos m A g )
B: FB = (T sin , T cos mB g )
Persamaan gaya pada A:
x
Sumbu x: T sin kx = mA &&
Sumbu y: N T cos m A g = 0
(1)
(2)
(1 poin)
(3)
(4)
(1 poin)
(1 poin)
(5)
Penjumlahan dari persamaan (3) cos dan persamaan (4) sin akan menghasilkan
bentuk yang dapat disederhanakan menjadi
(1 poin)
&&
x cos + L&& + g sin = 0
(6)
b. Jika kecil maka cos 1 , sin dan &2 0 . Persamaan (5) dan (6) masing-masing
menjadi
(mA + mB ) &&
x + mB L&& + kx = 0
(1 poin)
(7)
&&
x + L&& + g = 0
(1 poin)
(8)
page 12
c. Dengan asumsi x dan mengalami osilasi kecil dengan frekuensi sudut maka
x eit &&
x 2 x dan eit && 2 .
(1 poin)
Persamaan (7) dan (8) menjadi:
[k (m A + mB ) 2 ] x mB 2 L = 0
(9)
(1 poin)
2 x + ( g 2 L) = 0
Persamaan (9) dan (10) dapat disusun dalam bentuk matriks
k (mA + mB ) 2 mB 2 L x 0
=
2
2 0
(10)
(11)
Solusi persamaan (11) adalah jika determinan matriks persegi di ruas kiri = 0.
Jadi
(k (mA + mB ) 2 )( g 2 L) mB 4 L = 0
mA L 4 (kL + (mA + mB ) g ) 2 + kg = 0
2 =
(1 poin)
(1 poin)
(1 poin)
1
4kLmA g
2
=
kL + (mA + mB ) g kL + (mA + mB ) g 1
(kL + (m + m ) g )2
2m A L
A
B
2kLm A g
1
2
kL + ( m A + mB ) g kL + ( m A + mB ) g
2m A L
kL + ( m A + mB ) g
page 13
g
g
.
L + ( m A + mB ) g / k L
(1 poin)
Pada kasus ini tetapan pegas yang sedemikian besar menyebabkan mA seperti diam di
tempat. Jadi hanya mB yang dapat bergerak osilasi dengan panjang bandul L sehingga
(1 poin)
frekuensi sudut mB adalah 2 = g / L .
Untuk tanda + maka
kL + (m A + mB ) g
kg
k (mA + mB ) g g (m A + mB ) g
2
+
1
mA L
kL + (m A + mB ) g m A
mA L
L
kL
(1 poin)
Ini adalah kecepatan sudut untuk massa mA yang terikat pada pegas bertetapan k.
(1 poin)
(1 poin)
(1 poin)
Untuk tanda maka 2 = g / L . Ini adalah kecepatan sudut untuk ayunan bandul dengan
panjang bandul L.
(1 poin)
g. Kasus khusus: L 0 maka
1/2
1
4kLmA g
2
=
kL + (mA + mB ) g kL + (mA + mB ) g 1
(kL + (m + m ) g )2
2m A L
A
B
2kLm A g
1
2
kL + ( m A + mB ) g kL + ( m A + mB ) g
2m A L
kL + ( m A + mB ) g
kg
k
=
untuk limit L 0 .
Untuk tanda maka 2
kL + ( m A + mB ) g m A + mB
(1 poin)
(2 poin)
page 14
Ini dapat dipahami yaitu ketika batang bandul tidak ada maka mB akan menempel pada
mA sehingga total massa yang terikat pada pegas k adalah mA + mB . Jadi kecepatan
sudutnya adalah 2 = k / (mA + mB ) .
===
(1 poin)
Selesai
===
page 15
Bagian 1
(2 poin)
a- Besarnya medan magnet dB di titik P yang disebabkan oleh elemen kawat ber-arus ds adalah:
r
r o i ds xr o i
ds
dB =
=
2
2
4 r
4 (x + R 2 )
(1)
Arah dB tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk oleh r dan ds. Untuk komponen x nya bisa
diturunkan dalam bentuk:
o i ds cos
4 x 2 + R 2
B x = dB cos =
Bx =
o iR
ds =
4 (x 2 + R 2 )
3/ 2
1/ 2
(2)
o iR 2
2(x 2 + R 2 )
3/ 2
(3)
Untuk N lilitan kawat kumparan, komponen horizontal medan magnetik di titik P adalah
Bx =
R2
o Ni
2
(x
+ R2 )
3/ 2
(4)
(0,8 poin)
B0 =
o Ni
2R
(5)
b- Medan magnet yang bekerja pada magnet batang silinder pada saat kumparan bekerja dan pusat
massa magnet batang berada pada sumbu-X adalah
(6)
(0,5 poin)
B = Bt = Bk + BH
dimana Bk adalah medan magnet dari kumparan dan BH medan magnet dari komponen
horizontal magnet bumi.
c- Torsi akibat medan luar (terhadap titik pusat massa O dari magnet batang):
= mB
(7)
Dari hukum II Newton untuk gerak rotasi:
= I
(8)
mB sin = I&&
(9)
&& +
mB
=0
I
(10)
=
T = 2
mB
I
I
mB
atau
(11)
(0,7 poin)
Bagian 2
(1,6 poin)
T2 (sec)
T3 (sec)
<T>
11.72
11.78
11.75
11.750
11.74
11.85
11.78
11.790
11.78
11.85
11.87
11.833
11.91
11.85
11.85
11.870
10
11.96
11.88
11.93
11.923
11
11.9
12.03
11.96
11.963
13
11.91
11.93
12.05
11.963
17
11.97
12
11.91
11.960
23
12
11.93
11.96
11.963
27
11.91
11.97
12
11.960
Kesimpulan:
Setelah panjang tali 10 cm nampak bahwa periode osilasi konstan. Jadi maksimum panjang tali dimana
torsi (osilasi) bisa diabaikan adalah l > 10 cm.
Data
(1 poin)
Kesimpulan benar
(0,6 poin)
Bagian 3
Ketika pusat massa magnet batang berada pada sumbu-X kumparan, posisi pusat massa magnet batang
berada pada ketinggian h = (23,5 1) cm diatas permukaan meja.
(0,4 poin)
a- Ketika medan magnet dari kumparan dan medan magnet bumi searah
Jarak,
x (cm)
14
14.5
15
15.5
16
16.5
17
17.5
18
18.5
19
19.5
20
20.5
21
T2
T3
<T>
8.78
9.16
9.5
9.84
10.22
10.53
10.94
11.28
11.47
11.78
12.16
12.31
12.71
12.9
13.09
8.81
9.22
9.59
9.90
10.22
10.65
10.95
11.16
11.50
11.72
12.09
12.34
12.68
12.91
13.01
8.85
9.18
9.46
9.97
10.22
10.53
10.94
11.22
11.44
11.75
12.22
12.34
12.68
12.90
13.04
8.81
9.19
9.52
9.90
10.22
10.57
10.94
11.22
11.47
11.75
12.16
12.33
12.69
12.90
13.05
T
(detik)
1/T2
(detik)-2
0.44
0.46
0.48
0.50
0.51
0.53
0.55
0.56
0.57
0.59
0.61
0.62
0.63
0.65
0.65
5.15
4.74
4.42
4.08
3.83
3.58
3.34
3.18
3.04
2.90
2.71
2.63
2.48
2.40
2.35
Medan
Magnetik
Kumparan
(Tesla)
2.30E-04
2.12E-04
1.96E-04
1.82E-04
1.69E-04
1.57E-04
1.46E-04
1.36E-04
1.27E-04
1.19E-04
1.11E-04
1.04E-04
9.74E-05
9.14E-05
8.58E-05
1/T2 (sec) -2
5,0
y = 19430x + 0,585
R = 0,996
4,0
3,0
2,0
1,0
0,0
0,00E+00
5,00E-05
1,00E-04
1,50E-04
2,00E-04
2,50E-04
Bkumparan (Tesla)
T 2 = 4 2
Jika =
I
mB
1
m
=
B
2
T
4 2 I
atau
(12)
4 2 I
1
= B = Bk + BH
T2
(13)
Persamaan (13) adalah persamaan linier yang menghubungkan antara 1/T2 vs Bk. Jadi dari kurva
diatas kita dapatkan:
= b = 19430 s-2T-1
dan BH = a = 0.5853 s-2
Maka, komponen horizontal medan magnet bumi, BH = a/b
BH =
a 0.5853
=
= 3.01235x10 5 T
b 19430
atau
BH = 30 123 nT
L2 r 2
+ = 0.426
12 4
Momen magnetik m = 4 2 I = 4 2M
(0,5)
(1)
(1,5)
Mendapatkan gradient
Mendapatkan intercept
Menghitung BH
Menghitung m
(1)
(1)
(1)
(1)
1
m
= B = BH =
BH
2
T
4 2 I
(14)
Untuk 20x osilasi diperoleh data T20 (detik) : 26.2; 26.13; 26.17; 26.19; 26.21
(1 poin)
Periode rata-ratanya <T> = 1.309 detik. Jadi dengan nilai T rata-rata dan nilai m yang telah
diperoleh diatas, bisa kita hitung nilai BH sebagai:
I
mT 2
= 3,0016 105 T
BH = 4 2
(1 poin)
= 30016 nT
Marking Scheme nomor 3b:
1- Jumlah data hingga rata-rata
Jika data
=1
Jika data
23
Jika data
>3
2- Hitung BH
(1.0)
(0)
(0,5)
(1.0)
(1.0)
c- Ketika Arah medan magnet solenoida berlawan dengan arah medan magnet Bumi
Ketika medan magnet kumparan dan medan magnet bumi saling meniadakan, posisi pusat massa
magnet batang dari kumparan berada di:
x (cm) = 31.2; 31.1; 31.0; 30.3; 31.1
jarak rata-ratanya
(2 poin)
xo = 30.94 cm
jika medan magnet kumparan saling meniadakan terhadap medan magnet bumi, berarti
B H = Bk ( x o ) =
R2
o Ni
2
(x
2
o
+ R2 )
3/ 2
(15)
(1 poin)
(1 poin)
(1.0)
(0)
(1.0)
(2.0)
(1.0)
(1.0)