CIPTA
MULTI KREASI
Consulting Service
ENGINEERING
JAKARTA OFFICE
Plaza Basmar, Jln. Mampang Prapatan Raya No. 106 JAKSEL (12760)
Phone (+62-21) 7971579, Fax (+62-21) 7971567
e_mail: ptcmk@indosat.net.id
ECONOMICS
MANAGEMENT
BANDA ACEH OFFICE
Jln. Pocut Baren No. 4A BANDA ACEH (32112)
Phone (+62-651) 29056, Fax (+62-651) 29056
e_mail: ptcmk@yahoo.com
PT.
KATA PENGANTAR
PT.
Konsultasi Teknik yang bertindak sebagai penyedia jasa untuk Satker BRR Pembinaan Keuangan dan
Perencanaan, yang melaksanakan pengadaan Jasa Konsultan Pekerjaan Studi Potensi Energi
Listrik Alternatif di Pedesaan sebagai Upaya dalam Mendukung Percepatan Diversifikasi Energi
di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Acuan yang digunakan dalam penyusunan Laporan Akhir ini bertitik tolak dari pengertian dan
penguasaan konsultan terhadap Kerangka Kerja (KAK), Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing), dan
Proposal Teknis.
Laporan Akhir ini mencakup:
a. Konteks permasalahan energi listrik,
b. Muatan peraturan dan perundangan,
c. Review energi terbarukan dan metodologi,
d. Hasil identifikasi desa-desa yang belum terlistriki,
e. Identifikasi potensi dan lokasi sumber energi terbarukan,
f.
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
PT.
DAFTAR ISI
ii
vi
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
ii
PT.
BAB 3
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
iii
PT.
BAB 5
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
iv
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
PT.
DAFTAR TABEL
TABEL
JUDUL
HAL
1.1
2.1
2.2
2.3
Studi komperatif pemanfaatan energy terbarukan untuk listrik pedesaan ........................... II-35
3.1
4.1
Jumlah desa belum berlistrik dan rasio desa belum berlistrik di Provinsi NAD ................... IV-2
4.2
Distribusi persentase PDRB (dengan migas) atas dasar harga konstan 2000 ................... IV-4
4.3
Distribusi pemakaian listrik menurut jenis penggunanya tahun 2006 ................................. IV-4
4.4
Daya terpasang dan daya mampu pembangkit listrik menurut cabang tahun 2006............. IV-5
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
vi
PT.
4.22 Ketersediaan dan kebutuhan energi desa belum berlistrik di Kabupaten Aceh Timur ........ IV-31
4.23 Rekapitulasi hasil perhitungan pemanfaatan potensi energi alternatif ................................ IV-33
5.1
5.2
5.3
5.4
Estimasi kebutuhan biaya untuk pembangkit listrik tenaga biomassa dengan kapasitas
24 kVA ................................................................................................................................. V-9
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10 Estimasi kebutuhan biaya untuk pembangkit listrik tenaga Bayu 20 kW ............................. V-31
5.11 Parameter lain yang terkait dengan operasional ................................................................ V-31
5.12 Hasil analisis ekonomis PLT Bayu ...................................................................................... V-31
5.13 Rekapitulasi hasil pengolahan kelayakan berdasarkan ekonomi pembangunan
Pembangkit listrik ................................................................................................................ V-33
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
vii
PT.
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
JUDUL
HAL
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Skema sistem pembangkit listrik berbahan bakar biomassa tipe Direct-Fired ............ II-12
2.8
2.9
2.10
Aplikasi sistem modular kecil gasifikasi biomassa melalui oksidasi persial (Auto
Thermal) ....................................................................................................................... II-15
2.11
2.12
2.13
2.14
2.15
2.16
2.17
Bermacam-macam jenis turbin lepas pantai yang digerakan oleh arus pasang surut .. II-27
2.18
2.19
2.20
3.1
3.2
3.3
4.1
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
viii
PT.
5.1
5.2
5.3
Proses produksi biodiesel dari minyak sawit dan etanol .............................................. V-21
5.4
5.5
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
ix
PT.
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
JUDUL
HAL
A.
Dokumentasi Survei Lapangan (Desa Belum Berlistrik) dan Pembahasan Laporan L-1
B.
Data Pembangunan Listrik Alternatif yang Sudah di Bangun di Provinsi NAD .......... L-36
C.
D.
E.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
PT.
DAFTAR PUSTAKA
[1].
[2].
K. Abdul, Pusat Listrik Tenaga Pasang Surut : Suatu Potensi yang Cukup Besar, Teknologi
dan Energi, vol. 6, no. 3, pp.226-238, 2006.
[3].
------- ,Energi Ombak dan Arus Laut:Perkembangan Teknologi dan Prospek, Teknologi dan
Energi, vol. 6, no.1, pp. 26-39, 2006.
[4].
------- , Energi Ombak dan Arus Laut:Perkembangan Teknologi dan Prospek, Teknologi dan
Energi, vol. 5, no.3, pp. 198 - 216, 2005.
[5].
[6].
Saroso, Sri Saroso, Photovoltaic Hybrid- Pilihan Alternatif di Daerah Luar Jaringan, Teknologi
dan Energi, vol.5, no. 3, pp. 249-259, 2005.
[7].
htp://www.energiterbarukan.net/index.php?option=com_content&task=view&id=30& Itemid=48,
2007.
[8]
http://www.trial.mil.id/Majalah/Cakrawala/ArtikelCakrawala/tabid125/ArtikelTipe/Artikel
View/artikelId/74/Teologi-Angin-Matahari.aspx, 2007
[9]
http://renewableenergyIndonesia.wordpress.com/2008/03/05/pembangkit-listrik-tenaga-angin/.
[10].
http://www.kincirangin.info/plta-gbr.php.
[11].
http://www.majarikanayakan.com/2008/01/energi-laut-2-pasang- surut/.
[12].
http://ww.energiterbarukan.net/index.php?option=com_content&task=view&id =79&Itemid=80.
[13].
http://www.majarikanayakan.com/2008/11/energi-laut-1-ombak/.
[14].
http://moslemmengineer.wordpress.com/2007/11/24/pembangkit- tenaga-panas-bumi/.
[15].
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
xi
PT.
[16].
http://www.homepagez.com/pkdst/elemen/elemen.html.
[17].
http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_panas_bumi
[18].
........, Biomass Combined Heat and Power Catalog, U.S. Environmental Protection Agency
Combined Heat and Power Parnership, September 2007
[19].
Clements, D., Knothe, G., Pruszko, R., dan Shanks, B. Biodiesel Production Technology.
National Renewable Energy Laboratory, Colorado, 2004.
[20].
Khairil, Mahidin, Taufiqurrahman, dan Safwan, Profil Energi Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam Tahun 1995-2004, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2006
[21]
[22]
Kebijakan Energi Nasional 2003 - 2020, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, 24
Februari 2004.
[23]
Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2005 2025, Departemen Energi dan
Sumberdaya Mineral, 2005.
[24]
Kajian Kebutuhan dan Penyediaan Energi di Indonesia Tahun 2020, Kementerian Negara Riset
dan Teknologi - Komite Nasional Indonesia - World Energy Council (KNI-WEC),
[25]
Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional IPTEK 2005 - 2009, Kementerian Negara Riset
dan Teknologi Visi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2025,
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
xii
PT.
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan untuk
pembangunan berkelanjutan serta merupakan pendukung bagi kegiatan ekonomi nasional.
Penggunaan energi di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan
pertambahan penduduk. Sedangkan akses ke energi yang handal dan terjangkau merupakan prasyarat
utama untuk meningkatkan standar hidup masyarakat.
Keterbatasan akses ke energi komersial telah menyebabkan pemakaian energi per kapita Indonesia
masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Konsumsi per kapita pada saat ini sekitar 3 Setara
Barel Minyak (SBM) yang setara dengan kurang lebih sepertiga konsumsi per kapita rerata negara
ASEAN. Dua pertiga dari total kebutuhan energi nasional berasal dari energi komersial dan sisanya
berasal dari biomassa yang digunakan secara tradisional (non-komersial). Sekitar separuh dari
keseluruhan rumah tangga belum terjangkau dengan sistem elektrifikasi nasional.
Data dari dokumen Human Development Index (HDI) tahun 2005 menyebutkan bahwa konsumsi
tenaga listrik di Indonesia masih 463 kWh/kapita. Angka ini masih di bawah negara tetangga kita
Malaysia (3.234 kWh/kapita), Thailand (1.860 kWh/kapita), Filipina (610 kWh/kapita), dan Singapura
(7.961 kWh/kapita). Sedangkan konsumsi tenaga listrik/orang di Provinsi NAD hanya 243 kWh/kapita.
Data dari PT. PLN Wilayah Provinsi NAD tahun 2007 beban puncak Provinsi NAD sebesar 248 MW,
yang disalurkan dari sistem Transmisi 150 kV Sumut-Aceh sebesar 162 MW (65,32%), PLTD Isolated
sebesar 86 MW (34,68%). Dengan sistem distribusi saat ini, telah mampu melayani 6258 desa dari
6453 desa yang ada di Provinsi NAD dengan rasio desa berlistrik sebesar 96,98%. Berdasarkan data
tersebut terlihat ada 195 desa yang belum mampu menikmati layanan listrik PT. PLN, yang sebagai
besar desa-desa tersebut adalah desa terpencil dan sulit terjangkau jaringan listrik PLN. Penyediaan
energi listrik untuk desa-desa tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan pembangkit energi
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
I-1
PT.
listrik alternatif dengan memanfaatkan sumberdaya energi yang bersih dan berwawasan lingkungan
yaitu energi baru dan terbarukan.
Provinsi NAD merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi energi terbarukan yang melimpah
dan tersebar hampir di setiap daerah seperti energi yang bersumber dari air, tenaga angin, tenaga
surya, dan biomassa, umumnya berada di pedesaan atau di daerah terpencil. Disamping itu terkait
dengan kebijakan energi hijau ini pemerintah mendukung inovasi dan usaha pengembangan energi
Bahan Bakar Nabati (BBN) sebagai alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini dilakukan
melalui budidaya dan industrialisasi tanaman sawit, tebu, singkong dan jarak pagar sampai dengan
luas 6 juta hektar.
Oleh karena itu, perlu adanya studi potensi energi listrik alternatif di pedesaan sebagai upaya dalam
mendukung percepatan diversifikasi energi di Provinsi NAD terutama untuk daerah-daerah terpencil.
Studi ini diharapkan dapat mengidentifikasikan seberapa besar potensi sumberdaya alam di Provinsi
NAD.
1.2
1.2.1 MAKSUD
Maksud dari Studi Potensi Energi Listrik Alternatif di Pedesaan sebagai Upaya dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi di Provinsi NAD ini adalah:
a. sebagai masukan dalam penyusunan rencana strategis program rebabilitasi dan rekonstruksi di
Provinsi NAD,
b. mendukung dan merealisasikan kebijakan pemerintah di bidang diversifikasi energi pengganti
energi fosil,
c. sebagai bahan informasi dalam perencanaan dan pengambilan keputusan bidang energi, dan
d. sebagai arahan dalam menentukan program pemanfaatan energi terbarukan di Provinsi NAD
terutama untuk energi listrik di pedesaan.
1.2.2 TUJUAN
Tujuan Studi Potensi Energi Listrik Alternatif di Pedesaan sebagai Upaya dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi di Provinsi NAD, adalah untuk pemanfaatan yang sebesar-besarnya
dari sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di Provinsi NAD, untuk memenuhi
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
I-2
PT.
kebutuhan listrik di masyarakat terutama desa-desa terpencil sehingga kesejahteraan dapat merata,
dan untuk menjaga lingkungan hidup dengan memanfaatkan green energy.
1.3
KONSTEKS PERMASALAHAN
Provinsi NAD memiliki kelimpahan sumber-sumber energi fosil, yaitu minyak bumi dan gas alam. Tetapi
itu tidak berarti bahwa suplai energi di Aceh tercukupi. Meskipun diproduksi di Aceh, semua minyak
bumi, LNG, dan kondensat yang diproduksi di Provinsi NAD dikirim untuk diekspor atau diolah di luar
provinsi. Selanjutnya, BBM dan LPG untuk Aceh semuanya dipasok dari luar daerah. Hal ini
mencerminkan tingginya ketergantungan Aceh terhadap provinsi lain dalam hal suplai energi.
Penggunaan energi Iistrik relatif kecil, bukan karena kecilnya kebutuhan, tapi lebih merupakan
cerminan kurangnya suplai. Dalam hal penyediaan ini, Provinsi NAD juga memiliki ketergantungan
yang besar terhadap pasokan Iistrik dari Sistem Sumatera Bagian Utara. Konsumsi listrik di Provinsi
NAD didominasi oleh sektor rumah tangga, yaitu sekitar 66% (ADA, 2006). Hal ini menunjukkan
tingginya penggunaan untuk keperluan konsumtif. Sehingga penggunaan listrik di Aceh masih terfokus
pada pemenuhan kebutuhan untuk kehidupan yang lebih layak, belum banyak mendorong
pertumbuhan industri dan sektor-sektor produktif lainnya.
Untuk mengarahkan pemanfaatan energi ke arah penggunaan produktif maka pola pemanfaatan energi
terbarukan untuk listrik pedesaan harus dengan orientasi sebagai berikut:
Potensi energi baru dan terbarukan (EBT) seperti halnya biomassa didominasi oleh sekam padi,
cangkang dan pelepah sawit. Sekam padi dihasilkan tersebar menurut sebaran lahan pertanian.
Sehingga meskipun total potensinya besar, umumnya sulit untuk dimanfaatkan karena perlu akumulasi
dalam skala cukup besar. Oleh karena itu studi ini diprioritaskan pada pemanfaatan Iimbah padat sawit.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
I-3
PT.
Dalam hal sumber energi nabati selain sawit, beberapa jenis tumbuhan penghasil minyak nabati yang
potensial dikembangkan antara lain jarak dan nyamplung. Jarak saat ini menjadi kandidat utama untuk
ditanam pada lahan-lahan kritis. Sedangkan nyamplung perlu dipertimbangkan karena tanaman ini juga
dapat berfungsi sebagai penahan abrasi pantai, merupakan tanaman lapis kedua setelah bakau.
1.4
Lingkup pekerjaan yang dilakukan dalam studi ini meliputi kegiatan-kegiatan berikut:
a. Inventarisasi Kebijakan dan Peraturan Pemerintah tentang percepatan dan pemamfaatan energi
terbarukan.
b. Inventarisasi energi alternatif yang sudah dan sedang dilakukan di wilayah Provinsi NAD.
c. Melakukan koordinasi dengan perangkat pemerintahan di propinsi, kabupaten, kecamatan dan
desa dalam hubungannya dengan suplai energi.
d. Melakukan inventarisasi mengenai karakterisasi wilayah dari sisi geografis, lingkungan, sosial,
ekonomi, dan budaya di wilayah-wiliyah pedesaaan yang belum terjangkau listrik terutama di desadesa terpencil.
e. Melakukan inventarisasi dan pengumpulan data sekunder dan primer tentang potensi sumber daya
alam yang dapat dijadikan sumber energi listrik terbarukan (mikro hidro, tenaga angin, tenaga
surya, biomassa, gelombang dan energi yang berasal dari tumbuhan dan lainnya).
f.
Melakukan kompilasi data sekunder untuk menentukan lokasi dan jenis energi yang sesuai untuk
dikembangkan.
g. Menganalisis kemungkinan bangkitan energi yang dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik di
wilayah-wilayah yang teridentifikasi.
h. Melakukan analisis teknologi pembangkit listrik yang tepat guna dengan mempertimbangkan aspek
biaya, penguasaan teknologi, kesediaan SDM, ketersediaan sumber daya alam, keberlanjutan, dan
pelestarian lingkungan hidup.
i.
Membuat rencana aksi dan peta potensi pemanfaatan sumber energi altematif Provinsi NAD
sebagai penjabaran dari program dan strategi tersebut di atas.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
I-4
PT.
1.5
tercapainya peningkatan akses masyarakat yang tidak mampu dan/atau yang tinggal di daerah
terpencil terhadap energi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara
adil dan merata dengan cara:
i. menyediakan bantuan untuk meningkatkan ketersediaan energi kepada masyarakat tidak
mampu;
ii. membangun infrastruktur energi untuk daerah belum berkembang sehingga dapat
mengurangi disparitas antar daerah;
g. tercapainya pengembangan kemampuan industri energi dan jasa energi dalam negeri agar
mandiri dan meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia;
h. terciptanya lapangan kerja; dan
i.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
I-5
PT.
(3) Penguasaan dan pengaturan sumber daya energi oleh negara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diselenggarakan oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
Pengelolaan
Setiap kegiatan pengelolaan energi wajib mengutamakan penggunaan teknologi yang ramah
lingkungan dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan di
bidang lingkungan hidup.
Kerja sama internasional di bidang energi hanya dapat dilakukan untuk:
a. menjamin ketahanan energi nasional;
b. menjamin ketersediaan energi dalam negeri; dan
c. meningkatkan perekonomian nasional.
Rencana umum energi daerah
(1) Pemerintah daerah menyusun rencana umum energi daerah dengan mengacu pada rencana
umum energi nasional.
(2) Rencana umum energi daerah sebagaimana dimaksud di atas ditetapkan dengan peraturan
daerah.
Penyediaan
(1) Penyediaan energi dilakukan melalui:
a. inventarisasi sumber daya energi;
b. peningkatan cadangan energi;
c. penyusunan neraca energi;
d. diversifikasi, konservasi, dan intensifikasi sumber energi dan energi; dan
e. penjaminan kelancaran penyaluran, transmisi, dan penyimpanan sumber energi dan
energi.
(2) Penyediaan energi oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah diutamakan di daerah yang
belum berkembang, daerah terpencil, dan daerah perdesaan dengan menggunakan sumber
energi setempat, khususnya sumber energi terbarukan.
(3) Daerah penghasil sumber energi mendapat prioritas untuk memperoleh energi dari sumber
energi setempat.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
I-6
PT.
(4) Penyediaan energi baru dan energi terbarukan wajib ditingkatkan oleh Pemerintah dan
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
(5) Penyediaan energi dari sumber energi baru dan sumber energi terbarukan yang dilakukan oleh
badan usaha, bentuk usaha tetap, dan perseorangan dapat memperoleh kemudahan dan/atau
insentif dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya untuk
jangka waktu tertentu hingga tercapai nilai keekonomiannya.
Pemanfaatan
(1) Pemanfaatan energi dilakukan berdasarkan asas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
dengan:
a. mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya energi;
b. mempertimbangkan aspek teknologi, sosial, ekonomi, konservasi, dan lingkungan; dan
c. memprioritaskan pemenuhan kebutuhan masyarakat dan peningkatan kegiatan ekonomi di
daerah penghasil sumber energi.
(2) Pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan wajib ditingkatkan oleh Pemerintah dan
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
(3) Pemanfaatan energi dari sumber energi baru dan sumber energi terbarukan yang dilakukan
oleh badan usaha, bentuk usaha tetap, dan perseorangan dapat memperoleh kemudahan
dan/atau insentif dari Pemerintah dan/atau Pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya
untuk jangka waktu tertentu hingga tercapai nilai keekonomiannya.
Pengusahaan energi
(1) Pengusahaan energi meliputi pengusahaan sumber daya energi, sumber energi, dan energi.
(2) Pengusahaan energi dapat dilakukan oleh badan usaha, bentuk usaha tetap, dan
perseorangan.
Kewenangan pemerintah
(1) Kewenangan pemerintah provinsi di bidang energi, antara lain:
a. pembuatan peraturan daerah provinsi;
b. pembinaan dan pengawasan pengusahaan di lintas kabupaten/kota; dan
c. penetapan kebijakan pengelolaan di lintas kabupaten/kota.
(2) Kewenangan pemerintah kabupaten/kota di bidang energi, antara lain:
a. pembuatan peraturan daerah kabupaten/kota;
b. pembinaan dan pengawasan pengusahaan di kabupaten/kota; dan
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
I-7
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
I-8
PT.
b. memberlakukan harga energi menurut wilayah yang disesuaikan dengan kondisi sosial
ekonomi wilayah yang bersangkutan.
2. Pengembangan infrastruktur energi:
a. mengembangkan infrastruktur energi yang terpadu terutama di daerah yang tingkat
konsumsi energinya tinggi. Infrastruktur BBM meliputi kilang minyak, depot BBM, pipa
BBM, dan SPBU; infrastruktur penyaluran gas meliputi pipa transmisi, terminal LNG dan
fasilitas regasifikasinya, sarana pengangkutan CNG, kilang LPG, pipa distribusi dan
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG); infrastruktur batubara meliputi sarana
penimbunan dan transportasi batubara; serta infrastruktur tenaga listrik meliputi
pembangkit, transmisi dan distribusi, dan
b. meningkatkan kemitraan Pemerintah dan swasta dalam pengembangan infrastruktur
energi.
3. Peningkatan usaha (industri dan jasa) penunjang energi nasional:
a. mendorong industri penunjang energi agar lebih efisien dan mandiri sehingga dapat
bersaing baik di dalam maupun luar negeri, dan
b. meningkatkan kualitas jasa penunjang energi nasional agar dapat bersaing baik di dalam
maupun luar negeri.
4. Pemberdayaan masyarakat:
a. menciptakan skema kemitraan dalam rangka pengembangan sarana energi,
b. meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta dalam pengembangan industri energi,
dan
c. meningkatkan peranan swadaya masyarakat, usaha kecil menengah dan koperasi dalam
industri energi.
Strategi pembangunan di bidang ketenagalistrikan terdiri atas langkah-langkah (yang terkait):
1. memperluas jaringan transmisi dan distribusi untuk menyalurkan tenaga listrik yang lebih
merata dan meluas guna mendorong pertumbuhan ekonomi baik di daerah perkotaan maupun
perdesaan, dengan memperhatikan keseimbangan antara sarana pembangkitan, jaringan
transmisi dan distribusi;
2. meningkatkan penyediaan tenaga listrik bagi daerah perdesaan melalui perluasan jaringan
yang telah ada, atau bagi daerah yang belum terjangkau jaringan, dengan memanfaatkan
sumber energi non-minyak setempat, dengan catatan penggunaan pembangkit diesel hanya
digunakan sebagai pilihan terakhir;
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
I-9
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
I - 10
PT.
Batubara
33%
EBT
17%
Panas Bumi 5%
Biomasa, Nuklir, Air, Surya, Angin 5%
Batubara yang dicairkan 2%
Gas Bumi
30%
I - 11
PT.
Sumber daya alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi bidang pertambangan yang
terdiri atas pertambangan mineral, batu bara, panas bumi, bidang kehutanan, pertanian, perikanan,
dan kelautan yang dilaksanakan dengan menerapkan prinsip transparansi dan pembangunan
berkelanjutan.
Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3),
Pemerintah Aceh dapat:
1. membentuk badan usaha milik daerah; dan
2. melakukan penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Negara.
Kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapat dilakukan oleh Badan
Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, koperasi, badan usaha swasta lokal, nasional,
maupun asing.
Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) berpedoman pada
standar, norma, dan prosedur yang ditetapkan Pemerintah.
Dalam melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (5), pelaksana
kegiatan usaha wajib mengikutsertakan sumber daya manusia setempat dan memanfaatkan
sumber daya lain yang ada di Aceh.
1.6
Kondisi pembangunan kelistrikan berbasis sumber energi terbarukan di Provinsi NAD sudah dimulai
sejak pertengahan era 90-an. Sumber energi yang dominan dikembangkan diawal-awal pembangunan
tersebut adalah energi surya (PLTS). Total PLTS yang telah terpasang di seluruh Provinsi NAD sampai
saat ini adalah 5710 unit untuk kapasitas 50 Wp/unit. Disamping itu, sumber energi air juga sudah
mulai dimanfaatkan sejak 1995 dengan dibangunnya PLTMH Karang Baru Aceh Timur (sekarang
masuk wilayah Aceh Tamiang, dengan daya terpasang 40 kW), PLTM Arul Relem Aceh Tenggara
(sekarang masuk wilayah Gayo Lues, dengan daya terpasang 350 kW) dan PLTMH Angkup Aceh
Tengah (daya terpasang 30 kW). Pelaksana pembangunan PLTMH Karang Baru adalah Dirjen LPE,
sedangkan PLTM Arul Relem dan PLTMH Angkup adalah PLN. Kondisi ketiga PLTM/PLTMH tersebut
sekarang sudah tidak beroperasi lagi.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
I - 12
PT.
Total PLTMH yang telah terpasang di seluruh Provinsi NAD sebanyak 33 unit dengan total daya
terpasang 4019,40 kW, akan tetapi 10 unit (dengan total daya terpasang 1023,27 kW) tidak beroperasi
karena mengalami kerusakan atau gagal pada saat pemasangan. Tabel 1.1 menunjukkan data
pembangunan PLTS dan PLTMH setiap kabupaten di Provinsi NAD. Adapun data lengkap yang
memberikan informasi lokasi dan sumber dana pengembangan/pembangunan kelistrikan berbasis
sumber energi terbarukan dapat dilihat dalam Tabel B.1 - Tabel B.19 dalam Lampiran B.
Tabel 1.1 Data pembangunan energi terbarukan di Provinsi NAD
PLTMH
Kondisi Beroperasi
Kondisi Tidak Beroperasi
No.
Kabupaten
Jumlah
Jumlah
Daya Terpasang
Jumlah
Daya Terpasang
(unit)
(unit)
(kW)
(unit)
(kW)
1. Banda Aceh
2. Sabang
3. Lhokseumawe
4. Langsa
5. Aceh Besar
46
1
40
6. Pidie
33
7. Pidie Jaya
155
1
56
8. Bireuen
372
9. Bener Meriah
426
500
10. Aceh Tengah
377
4
252
2
423,27
11. Gayo Lues
341
6
338,13
4
60
12. Aceh Tenggara
4
2089
3
13. Aceh Jaya
628
14. Aceh Barat
561
15. Nagan Raya
261
3
136
16. Aceh Barat Daya
49
17. Aceh Selatan
471
18. Subulussalam
271
1
5
19. Aceh Singkil
249
40
20. Aceh Utara
225
1
21. Aceh Timur
426
2
40
22. Simeulue
819
23. Aceh Tamiang
1
40
1023,27
Jumlah
5710
23
2996,13
10
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
PLTS
1.7
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, konteks permasalahan, ruang lingkup
peraturan dan perundangan, kondisi eksisting pembangunan listrik alternatif terbarukan di
Provinsi NAD.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
I - 13
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
I - 14
PT.
Suatu kenyataan bahwa kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di Indonesia, makin
berkembang menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari seiring
dengan pesatnya peningkatan pembangunan di bidang teknologi, industri dan informasi. Namun
pelaksanaan penyediaan energi listrik yang dilakukan oleh PT. PLN, selaku lembaga resmi yang
ditunjuk oleh pemerintah untuk mengelola masalah kelistrikan di Indonesia, sampai saat ini masih
belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan energi listrik secara keseluruhan.
Tingginnya pertumbuhan kebutuhan energi listrik disebabkan oleh tingginya pertumbuhan ekonomi
nasional kaitannya dengan pertumbuhan industri dan jasa konstruksi. Jika keadaan ini terus bertahan,
berarti diperlukan pula pengadaan sistem pembangkit energi listrik tambahan guna mengantisipasi
peningkatan kebutuhan tersebut. Dilema yang timbul adalah bahwa di satu sisi, pusat-pusat
pembangkit energi listrik yang besar tentu akan diorientasikan untuk mencukupi kebutuhan beban
besar, seperti industri dan komersial. Di sisi lain perlu juga dipikirkan agar beban kecil, seperti
perumahan dan wilayah terpencil, dapat dipenuhi kebutuhannya akan energi listrik. Salah satu alternatif
yang dapat diupayakan adalah dengan membangun pusat-pusat pembangkit kecil sampai sedang yang
memanfaatkan potensi sumberdaya energi setempat, khususnya sumberdaya energi baru dan
terbarukan.
Selain itu, makin berkurangnya ketersediaan sumberdaya energi fosil, khususnya minyak bumi, yang
sampai saat ini masih merupakan tulang punggung dan komponen utama penghasil energi listrik di
Indonesia, serta makin meningkatnya kesadaran akan usaha untuk melestarikan lingkungan,
menyebabkan kita harus berpikir untuk mencari sumber energi altematif. Sumber energi yang dituju
haruslah memiliki karakter dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian energi fosil,
khususnya minyak bumi, dapat menyediakan energi listrik dalam skala lokal, mampu memanfaatkan
potensi sumberdaya energi setempat, serta ramah lingkungan, dalam artian proses produksi dan
pembuangan hasil produksinya tidak merusak lingkungan hidup disekitarnya.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 1
PT.
Sistem penyediaan energi listrik yang dapat memenuhi kriteria di atas adalah sistem konversi energi
yang memanfaatkan sumberdaya energi terbarukan, seperti: air, biomassa, nabati, angin, matahari dan
lain sebagainya. Berikut adalah review teknologi pembangkit energi listrik berbasis energi terbarukan.
2.1
menggunakan energi air sebagai penggeraknya, misalnya saluran irigasi, sungai atau air terjun dengan
cara memanfaatkan tinggi terjunnya (head) dan jumlah debit airnya. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan
sebagai sebagai sumberdaya penghasil listrik memiliki kapasitas aliran maupun ketinggian tertentu.
Semakin besar kapasisitas aliran maupun ketinggiannya maka semakin besar energi yang bisa
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Pembangkit tenaga mikrohidro bekerja dengan cara memanfaatkan semaksimal mungkin energi
potensial air. Energi ini secara perlahan diubah menjadi energi kinetik saat melalui nosel yang
ditembakkan untuk memutar sudu-sudu turbin. Energi mekanis dari putaran turbin akhirnya diubah
menjadi energi listrik melalui putaran generator.
Sketsa sederhana dari sebuah pembangkit tenaga mikrohidro ditunjukkan oleh Gambar 2.1 berikut:
Trafo
Tenagapotensialpenuh
Efisiensigenerator
Tenagamasuk
Efisiensipenstock
Efisiensisaluran
Efisiensiturbin
II - 2
PT.
demikian poensi daya air yang tersedia berdasarkan energi potensial tersebut dapat ditulis dalam
bentuk persamaan sebagai berikut:
PG = . g . Q . Hg
(2.1)
dimana :
PG = potensi daya (kW)
(2.2)
dimana :
P
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 3
PT.
Gambar 2.2 menunjukkan contoh skema tataletak pembangunan PLTMH. Untuk memilih dan
merancang sebuah turbin yang sesuai dengan kondisi lapangan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Menentukan kecepatan spesifik
Kecepatan spesifik adalah kecepatan turbin untuk menghasilkan satu satuan daya dengan tinggi air
jatuh (head) satu satuan pada efisiensi maksimum. Secara matematis kecepatan spesifik dinyatakan
[5]:
N s = 1.15
(2.3)
H 5/ 4
dimana:
Ns= kecepatan turbin (rpm)
P = daya (Kw)
H = tinggi jatuh (m)
Untuk pemilihan jenis turbin dapat mengacu pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Kecepatan spesifik turbin [5]
Jenis Turbin
Kecepatan Spesifik, Ns
Turbin Kaplan
270 1000
Turbin Francis
60 350
Turbin crossflow
42-170
Turbin Pelton
8 72
b. Berpedoman pada grafik pemilihan turbin yang telah dibuat oleh para peneliti
Pemilihan jenis turbin juga dapat dilakukan dengan menggunakan grafik yang telah dihasilkan oleh
para peneliti ataupun pabrik-pabrik pembuat unit turbin tersebut. Gambar 2.3 menunjukkan contoh
sebuah grafik pemilihan turbin.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 4
PT.
II - 5
PT.
mengkalkulasi diameter yang paling ekonomis dari penstock, pada kasus dari sebuah penstock
panjang, mengkalkulasikan diameter penstock menjadi hal penting yang sangat utama, karena biaya
yang dikeluarkan akan menjadi tinggi.
(3) Penstock menengah
Penstock menengah akan memerlukan biaya yang lebih besar daripada penstock pendek, tetapi
dapat menghemat biaya yang dikeluarkan untuk membangun saluran air yang melewati lereng yang
curam dengan aman. Walaupun biaya pembelian awal dan biaya pembangunan lebih besar, tetapi
penstock ini merupakan pilihan yang dianjurkan bila ada tanda-tanda ketidakstabilan di lereng yang
curam.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 6
PT.
Secara umum kelebihan dan kekurangan PLTMH antara lain sebagai berikut [5]:
a. Kelebihan :
Sangat cocok untuk sistem kelistrikan di daerah pedesaan dan yang banyak sungai atau
muara air.
Arus sungai mempunyai kelebihan dibandingkan dengan angin ataupun matahari yang
cenderung lebih dipengaruhi oleh cuaca, sementara arus sungai mempunyai aliran yang tetap
dan tidak banyak mengalami perubahan hingga ratusan tahun.
b. Kekurangan:
Untuk menyuplai beban AC rumah tangga yang mempunyai rating tegangan yang tinggi maka
sistem pembangkit listrik tenaga mikrohidro harus dilengkapi oleh peralatan elektronika daya
yang canggih dan mahal, seperti: rectifier, inverter, trafo inti ferit, dll.
Untuk memenuhi listrik di pedesaan di Prov. NAD sudah dibangun beberapa unit PLTMH. Teknolgi
PLTMH sangat sesuai untuk memenuhi kebutuhan listrik pedesaan di desa-desa yang terpencil yang
belum terjangkau jaringan listrik PLN di Prov. NAD. Potensi energi air khususnya PLTMH di Prov. NAD
ini sangat banyak dan layak untuk dikembangkan, karena sebagian besar wilayah NAD adalah daerah
perbukitan dan mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit
listrik [20].
2.2
Biofuel adalah bahan bakar yang diproduksi dari sumber-sumber hayati, disebut juga BBN. Secara
umum biofuel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis bahan bakar, yaitu biodiesel, bioethanol, dan
biooil. Pengelompokan ini dapat dikatakan merujuk pada jenis-jenis BBM konvensional dari sumber
energi tak terbarukan yang ingin digantikan dengan biofuel. Biodiesel dimaksudkan sebagai pengganti
solar (high-speed diesel) dan minyak diesel industri (industrial diesel-oil). Bioethanol yaitu etanol yang
dihasilkan dari biomassa dimaksudkan sebagai bahan bakar pengganti bensin. Sedangkan biooil dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah dan minyak bakar (marine fuel-oil).
Mengingat adanya keragaman bahan baku (sisi hulu) dan keragaman bentuk akhir bahan bakar serta
segmentasi penggunaannya, bagian terpenting yang harus dilakukan dalam studi kelayakan teknis
bahan bakar nabati adalah screening rute produksi. Dalam melakukan identifikasi dan screening rute
produksi, kajian dilakukan dari mulai tahapan penanaman, pengolahan bahan baku, pemroduksian,
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 7
PT.
penggunaan, hingga dampaknya terhadap lingkungan. Tujuan dari screening ini adalah memilih rute
produksi yang paling layak secara tekno-ekonomis.
Minyak
Pangan
BBN
Biodiesel Plant
Industri Minyak
Lemak Pangan
Ekstraksi Minyak
(Crude Processing)
Ekstraksi Minyak
(Crude Processing)
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 8
PT.
II - 9
PT.
ini ternyata sudah puluhan tahun memproduksi minyak jarak dan telah diekspor ke Belanda dan
Amerika Serikat, disamping disuplai ke berbagai industri kosmetika, industri cat, industri resin dan
industri kimia lainnya di dalam negeri. Selain yang berskala besar ada juga beberapa perusahaan yang
mengembangkan pabrik biodiesel yang berskala kecil antara lain PT. Tracon Industri dan PT. Energi
Alternatif Indonesia mengembangkan dalam skala proto type dan PT. Ganesha Energy berskala pilot
plant.
Keuntungan dan kerugian pembangkit listrik yang mengunakan minyak nabati antara lain :
a. Keuntungan:
Ketersediaan bahan baku memadai seperti: kelapa sawit, jarak, singkong, jagung, dan tebu
untuk bioethanol dan biodiesel.
b. Kekurangan:
Membutuhkan Tenaga Ahli untuk proses konversi dari bahan baku menjadi biodiesel dan
bioethanol.
Meningkatkan beban lingkungan karena adanya perkebunan mono kultur sehingga dapat
mengurangi produktifitas tanah dan mengganggu keseimbangan ekosistem.
Bahan baku untuk menghasilkan minyak nabati dalam hal ini biodisel dan dan bioethanol seperti sawit,
jagung, singkong, tebu, jarak di Provinsi NAD potensi sangat besar. Produksi perkebunan dan
pertanian tersebut umumnya digunakan sebagai bahan pangan. Untuk menghasilkan listrik dari minyak
nabati melalui jalur konversi yang panjang dan rumit, bahan baku di konversikan dulu menjadi minyak
nabati, kemudian dikonversikan menjadi bioethanol atau biodisel, dan hasilnya baru dapat digunakan
sebagai bahan bakar generator listrik. Oleh karena itu penggunaan minyak nabati untuk memenuhi
kebutuhan listrik pedesaan terkendala dan sulit untuk direalisasi.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 10
PT.
2.3
Biomassa adalah sebutan yang diberikan untuk material yang tersisa dari tanaman atau hewan seperti
kayu dari hutan, material sisa pertanian serta Iimbah organik manusia dan hewan.
Energi yang terkandung dalam biomassa berasal dari matahari. Melalui fotosintesis, karbondioksida di
udara di transformasi menjadi molekul karbon lain (misalnya gula dan selulosa) dalam tumbuhan.
Energi kimia yang tersimpan dalam dalam tanaman dan hewan (akibat memakan tumbuhan atau
hewan lain) atau dalam kotorannya dikenal dengan nama bio-energi.
Ketika biomassa dibakar, energi akan terlepas, umumnya dalam bentuk panas. Karbon pada biomassa
bereaksi dengan oksigen di udara sehingga membentuk karbondioksida. Apabila dibakar sempurna,
jumlah karbondioksida yang dihasilkan akan sama dengan jumlah yang diserap dari udara ketika
tanaman tersebut tumbuh. Oleh karena itu kecepatan regenerasi biomassa merupakan salah satu hal
terpenting yang menentukan layak tidaknya untuk dimanfaatkan.
Alternatif-alternatif teknologi pemanfaatan biomassa untuk pembangkit listrik meliputi 4 kelas utama,
yaitu : direct-fired, co-fired, gasification, dan system modular.
a.
Direct-Fired Biomass
Biomassa dibakar dalam boiler untuk menghasilkan kukus bertekanan tinggi. Kukus ini dialirkan ke
dalam turbin kukus, aliran terjadi melalui rangkaian sudu turbin aerodinamik, menyebabkan turbin
berputar. Meskipun teknologi pembangkitan kukus sangat handal, efisiensinya sangat terbatas. Boiler
berbahan bakar biomassa umumnya hanya menghasilkan Iistrik pada kisaran 20-50 MW. Sedangkan
PLTU batu bara bisa berada pada kisaran 100-1500 MW.
Pembakaran biomassa secara langsung meliputi oksidasi biomassa menggunakan udara berlebih,
menghasilkan gas cerobong sekaligus juga menghasilkan kukus di bagian pertukaran panas dalam
boiler. Kukus ini digunakan untuk membangkitkan Iistrik melalui siklus Rankine. Umumnya hanya listrik
yang diproduksi dalam siklus pengembunan kukus. Sedangkan dalam siklus pembentukan kukus
terjadi kogenerasi Iistrik dan kukus. Skema Sistem Direct-Fired dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 11
PT.
UNIT BOUNDARY
Flue Gas
Electricity
Biomass
Substation
Storage
FURNANCE
BOILER
Preparation
Generator
TURBINE
& Processing
Tank
Dryer Exhaust
Boiler Blowdown
Air
Air
Make-Up Water
Gambar 2.7. Skema sistem pembangkit listrik berbahan bakar biomassa tipe direct-fired [18]
Pembangkit Iistrik berbahan bakar biomassa tipe direct-fired saat ini menggunakan turbin kukus single
pass. Terdapat 2 tipe konfigurasi boiler yang umum digunakan dalam produksi kukus yaitu konfigurasi
stationery dan travelling-grate combustors (stoker).
b.
Co-Fired Biomass
Proses co-firing melibatkan substitusi biomassa dalam tungku pembakar batu bara pada system
pembangkit listrik tenaga uap yang telah ada seperti yang terlihat pada Gambar 2.8. Teknologi ini
merupakan cara paling ekonomis dalam memperkenalkan biomassa sebagai bahan bakar pembangkit
listrik. Hal ini disebabkan teknologi ini dapat diterapkan dalam PLTU yang telah ada tanpa melakukan
modifikasi besar-besaran. Co-firing jauh lebih murah dibandingkan pembangunan pembangkit Iistrik
tenaga batu bara yang baru. Dibandingkan dengan batubara, biomassa dapat mereduksi sulfur
dioksida (S02), nitrogen oksida (NOx), dan emisi udara lainnya.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 12
PT.
Gambar 2.8. Contoh Skema Co-Firing Biomasa dan Batu Bara [18]
c.
Gasifikasi Biomassa
Gasifikasi adalah proses konversi batubara atau bahan bakar padat lainnya ke bentuk gas yang bersih
yang dapat dipergunakan untuk energi pembangkit yang efisien dan bersih dan ke bentuk bahan kimia
lain seperti pupuk, bahan bakar cair dan bahan kimia rainnya. Proses Gasifikasi biomasa dapat dilihat
pada Gambar 2.9.
Dapat menggunakan berbagai bahan bakar padat yang banyak jumlahnya, terutama batubara.
Biayanya rendah (Eastman), US$ 1,25/MMBtu, dibandingkan dengan gas alam, US$ 3,5 5,O/MMBtu dan LNG yang dapat mencapai US$ 4,0 - 5,0 /MMBtu.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 13
PT.
Dapat digunakan langsung untuk turbin gas dan boiler pada PLTGU.
Dapat ditransportasikan melalui pipa yang lebih murah daripada transportasi batubara.
Dapat diandalkan.
Gasifikasi biomassa melibatkan konversi termik biomassa menjadi zat kimia sederhana yang dapat
ditransformasi menjadi bahan bakar, produk, listrik, dan hidrogen. Peralatan yang digunakan antara
lain peralatan penyiapan umpan, gasifier biomassa, serta pengolahan gas. Gas sintesis mengandung
partikulat dan kontaminan lain sehingga harus dibersihkan dan diolah sesuai dengan kebutuhan
penggunaannya kemudian, baik untuk bahan bakar, sistem konversi kimia atau elektrik (misalnya
unggun katalis atau fuel cell).
Gasifikasi biomassa memberikan pendekatan efektif untuk memproduksi bahan bakar dan produk lain
dari biomassa. Proses gasifikasi dapat mengkonversi seluruh komponen utama dari biomassa
termasuk lignin, yang seringkali resisten terhadap konversi biologis, menjadi komponen intermediet.
Utilisasi lignin, yang biasanya mengisi 25-30 % dari suatu biomassa sangat penting untuk pencapaian
efisiensi yang tinggi dalam bio-refinery. Proses gasifikasi dapat mengkonversi sebagian besar umpan
biomassa atau residu menjadi gas sintesis yang murni.
d.
Sistem Modular
Sistem modular menggunakan teknologi-teknologi yang telah disebutkan di atas dalam skala kecil yang
lebih mudah diaplikasikan ke desa-desa, pertanian, dan industry kecil. Sistem ini saat ini masih
dikembangkan dan sangat mungkin nantinya dapat menjadi teknologi paling bermanfaat di daerah
terpencil yang memiliki cadangan biomassa yang sangat besar tetapi minim listrik.
Dengan mengadopsi desain modular standar, sistem 5 kW - 5 MW ini diharapkan dapat bersaing
dengan suatu pembangkit Iistrik mandiri. Dengan menggunakan bahan bakar biomassa yang tersedia
lokal seperti kayu, Iimbah pemotongan kayu, kotoran hewan, dan gas tempat pembuangan sampah,
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 14
PT.
sistem modular kecil dapat dibangun dekat dengan sumber bahan bakar, sehingga tidak menghabiskan
biaya transportasi untuk membawa bahan bakar biomassa ke pembangkit Iistrik besar terpusat. Sistem
modular kecil juga dapat memenuhi potensi pasar baik untuk distribusi maupun on site energi listrik dan
energi panas di seluruh dunia.
Tipikal dari sistem modular kecil adalah konversi bahan bakar biomassa padat menjadi bahan bakar
gas melalui proses gasifikasi. Gas yang dihasilkan, terutama terdiri atas karbon monooksida dan
hidrogen, dimurnikan sebelum digunakan dalam turbin gas atau mesin pembakar yang terhubung
dengan generator listrik. Limbah panas dari turbin gas atau mesin dapat diserap dan dimanfaatkan
untuk aplikasi lainnya.
Biomass
AIR
Producer GAS
(50% N2, H2, CO, CO2)
GASIFICATION
850C
About 1/3 amount of air/oxygen
needed for combustion
POWER
GENERATION
Sumber energi yang murah dan memanfaatkan limbah tanaman seperti kayu dari hutan,
material sisa pertanian serta Iimbah organik manusia dan hewan.
b. Kerugian :
Lokasi ketersediaan biomasa tersebar sehingga susah dilakukan pengumpulan dalam jumlah
yang banyak.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 15
PT.
Dari beberapa teknologi pembagkit listrik yang bersumber dari biomasa yang diuraikan diatas teknologi
direct-fired biomass merupakan teknologi yang sangat sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan listrik di
daerah terpencil yang memiliki cadangan biomassa yang sangat besar teknologi ini layak
dipertimbangkan karena mudah dalam pengoperasiannya.
Pada dasarnya sumber energi biomasa di Prov. NAD sangat melimpah baik dari limbah pertanian
maupun limbah perkebunan misalnya cangkang sawit, sekam padi, tongkol jagung, ampas tebu, dan
lain-lain [20]. Kendala utama pemanfaatan energi biomasa untuk membangkitkan energi listrik di
daerah terpencil adalah kontinyuitas ketersedian dan lokasi ketersedian biomasa yang tersebar.
Disamping itu limbah hasil perkebunan dan pertanian biasanya terkonsentrasi di lokasi industri
pengolah hasil pertanian dan perkebunan tersebut. Misalnya limbah sawit umumnya cangkang dan
tandan kosong terdapat di pabrik Pengolah Kelapa Sawit (PKS) dan digunakan sendiri sebagai bahan
bakar pada ketel untuk memproduksi uap penggerak turbin uap. Begitu juga dengan limbah sekam
padi, tongkol jagung, dan ampas tebu cukup banyak potensinya di Prov. NAD, namun tidak terkumpul
di desa-desa melainkan di lokasi industri pengolahannya.
2.4
Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin
mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir
angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk
memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi
listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan [9].
Energi kinetik dari angin ditangkap melalui turbin angin (kincir angin) yang diubah menjadi energi
mekanis dan selanjutnya dikonversikan menjadi energi listrik melalui generator listrik. Besarnya energi
kinetik angin adalah [1]:
EK = 0,5 dA v2
(2.4)
Dimana :
d = density (kerapatan) udara [dudara = 1,225 kg/m3]
A = luas area putar baling-baling kincir angin =
D 2
4
[m2]
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 16
PT.
1 D 2
d
v
2 4
(2.5)
Daya yang didapat dari turbin angin pada suatu unit waktu adalah energi kinetik (EK) dan jara yang
ditempuh oleh angin pada waktu tersebut atau kecepatannya, sehingga daya yang dihasilkan oleh
angin adalah :
P = (EK) x v =
1 D 3
d
v
2 4
d D2 v3 [Watt]
(2.6)
Secara sederhana sketsa kincir angin dapat diihat pada Gambar 2.11 berikut :
II - 17
PT.
menghasilkan kecepatan angin yang maksimal. Ketinggian yang memadai untuk pemasangan di
daerah pantai adalah sekitar 20-30 meter. Jumlah blade atau baling-baling tergantung pada kecepatan
angin, untuk daerah yang termasuk low-speed lebih cocok apabila menggunakan multi-blade, tetapi
untuk daerah yang kecepatan anginnya cukup tinggi turbin angin dengan 3 blade lebih efisien.
Tabel 2.2 Kondisi Angin yang Berpotensial untuk Energi Angin [9]
Syarat-syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik dapat dilihat
pada Tabel 2.2 diatas. Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas
maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Kelebihan dan kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin antara lain:
a. Kelebihan :
b. Kekurangan :
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 18
PT.
Lokasinya tertentu, didaerah yang kecepatan angin cukup untuk memutar baling-baling.
Pada dasarnya dibeberapa daerah di Prov. NAD mepunyai potensi energi angin yang dapat
dikembangkan untuk energi listrik. Kecepatan angin di Prov. NAD cenderung berubah dari kecepatan
minimum 1 m/detik hingga kecepatan maksimum 6 m/detik. Kecepatan angin yang tinggi sering terjadi
di wilayah Sabang, hal ini mungkin disebabkan karena wilayah Sabang adalah pulau kecil yang
dikelilingi laut [20].
Seperti yang sudah dijelaskan pemanfaatan energi angin untuk memenuhi kebutuhan listrik
mempunyai beberapa kendala. Biaya yang diperlukan untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga
angin relatif besar. Disamping kecepatan angin yang fluktuatif kendala yang lain pembagkit listrik
tenaga angin hanya dapat dibagun di lokasi tertentu yang mempunyai kecepatan angin memadai.
2.5
Energi matahari merupakan sumber energi penting sejak dahulu kala, dimulai cara memanfaatkan
yang primitif sampai teknologi photovoltaic. Matahari melepas 95% energinya sebagai cahaya yang
bisa dilihat dan sebaian lagi sebagai yang tidak terlihat seperti sinar infra-red dan ultra-violet.
Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar. Berdasarkan
data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat
diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut: untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan
distribusi penyinaran di Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m2 /hari dengan variasi
bulanan sekitar 10%; dan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2 /hari dengan variasi
bulanan sekitar 9%. Dengan demikian, potensi energi surya rata-rata Indonesia sekitar 4,8
kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9% [9].
Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam teknologi yang sudah
diterapkan, yaitu teknologi energi surya termal dan energi surya fotovoltaik. Energi surya termal pada
umumnya digunakan untuk memasak (kompor surya), mengeringkan hasil pertanian (perkebunan,
perikanan, kehutanan, tanaman pangan) dan memanaskan air. Energi surya fotovoltaik digunakan
untuk memenuhi kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin di
Puskesmas dengan kapasitas total 6 MW.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 19
PT.
Ada tiga macam teknologi energi surya yang dikembangkan, yaitu [7]:
Teknologi energi surya photo-voltage;
Teknologi energi surya termal.
Teknologi energi hybrid (matahari dan angin).
a.
Sistem aplikasi PV mencakup rancangan sistem, pengembangan teknologi PV dan tinjauan ekonomi.
Variabilitas keluaran daya dari pembangkit PV akibat adanya awan perlu diperhatikan. Karena itu, agar
tidak menimbulkan fluktuasi berlebihan perlu digabung (hybrid) dengan pembangkit lain yang relatif
stabil, seperti mikrohidro atau diesel. Agar dapat menyuplai listrik dengan jumlah dan kualitas tertentu,
sistem pembangkit PV-hybrid harus meliputi unit kontrol, unit inverter, unit pembangkit dan baterai
penyimpanan untuk menjaga stabilitas dan kontinuitas distribusi energi [6].
Berbagai teknologi pemanfaatan energi surya termal untuk aplikasi skala rendah (temperatur kerja
lebih kecil atau hingga 60 o C) dan skala menengah (temperatur kerja antara 60 hingga 120o C) telah
dikuasai dari rancang-bangun, konstruksi hingga manufakturnya secara nasional. Secara umum,
teknologi surya termal yang kini dapat dimanfaatkan termasuk dalam teknologi sederhana hingga
madya. Beberapa teknologi untuk aplikasi skala rendah dapat dibuat oleh bengkel pertukangan
kayu/besi biasa. Untuk aplikasi skala menengah dapat dilakukan oleh industri manufaktur nasional [6].
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 20
PT.
Kelebihan dan kekurangan dari penggunaan energi panas matahari antara lain:
a. Kelebihan :
Energi panas matahari merupakan energi yang tersedia hampir diseluruh bagian permukaan
bumi dan tidak habis (renewable energy).
Penggunaan energi panas matahari tidak menghasilkan polutan dan emisi yang berbahaya
baik bagi manusia maupun lingkungan.
Penggunaan energi panas matahari untuk pemanas air, pengeringan hasil pertanian akan
dapat mengurangi kebutuhan akan energi fosil.
Pembanguan pemanas air tenaga matahari cukup sederhana dan memiliki nilai ekonomis.
b. Kerugian :
Sistem pemanas air dan pembangkit listrik tenaga surya tidak efektif digunakan pada daerah
memiliki cuaca berawan untuk waktu yang lama.
Pada musim dingin, pipa-pipa pada sistem pemanas ini akan pecah karena air di dalamnya
membeku.
Membutuhkan lahan yang sangat luas yang seharusnya digunakan untuk pertanian,
perumahan, dan kegiatan ekonomi lainya. Hal ini karena rapat energi matahari sangat rendah.
Sistem hanya bisa digunakan pada saat matahari bersinar dan tidak bisa digunakan ketika
malam hari atau pada saat cuaca berawan.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 21
PT.
Gambar 2.13 Struktur Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Matahari [8]
Secara sederhana diagram sistem pembangkitan listrik hybrid dapat dilihat pada Gambar 2.14. Sistem
pembangkit listrik hybrid seperti digambarkan pada, terdiri dari:
Generator set
Battery Charger
Battery Bank
Inverter
Jaringan Listrik.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 22
PT.
Ketika tenaga angin mencukupi dan dapat memutar baling-baling turbin angin dengan kecepatan
5m/detik (18 km/jam), maka generator listrik akan berputar dengan kecepatan sekitar 600 rpm (dengan
tip speed ratio : = 2 ). Generator listrik (alternator) akan menghasilkan tegangan listrik AC, karena
tegangan listrik ini akan disuplai ke baterai maka terlebih dahulu diubah menjadi tegangan DC melalui
peralatan rectifier. Secara bersamaan apabila panas matahari tersedia maka panel solar cell akan
menghasilkan tegangan listrik DC 12 volt yang langsung ditampung oleh battery bank. Pengaturan
suplai listrik dari turbin angin dan panel sel surya ke baterai diatur oleh peralatan Power Regulator agar
pengisian baterai dapat berjalan stabil walaupun terjadi perubahan atau fluktuasi kecepatan angin dan
panas matahari. Listrik dari battery bank selanjutnya dapat digunakan untuk keperluan perumahan atau
lainnya. Apabila diperlukan tegangan listrik AC maka tegangan DC dari baterai diubah menjadi AC 220
volt dengan menggunakan peralatan inverter [1,8].
Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Matahari antara lain [8]:
a. Kelebihan :
1. Ramah Lingkungan (environmental friendly)
2. Praktis digunakan pada wilayah pesisir pantai
3. Tidak memerlukan perawatan khusus
4. Teknologinya tidak rumit
5. Disainnya dari bahan yang tidak mudah karatan (korosi)
6. Mudah mengoperasikan
b. Kekurangan :
1. Butuh biaya yang cukup besar untuk investasi awal
2. Tersedianya suku cadang dan aki mobil yang cukup
Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di desa-desa terpencil, Pembangkit Listrik Tenaga Surya
merupakan suatu alternatif yang sudah diterapkan dan tersebar di beberapa Wilayah di Pov. NAD.
Teknologi surya photo-voltage yang berkapasitas masing-masing sebesar 50 Wp ditempatkan pada
tiap-tiap rumah di beberapa daerah yang tidak terjangkau jaringan listrik PLN [20]. Karena
kapasitasnya kecil tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan listrik pada masing-masing rumah
tersebut.
Untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya teknologi photo-voltage yang berkapasitas besar
yang dapat memenuhi kebutuhan listrik untuk suatu daerah membutuhkan area yang sangat luas yang
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 23
PT.
seharusnya dapat digunakan untuk pertanian, perumahan, dan kegiatan ekonomi lainya karena rapat
energi matahari sangat rendah. Selain itu sistem ini hanya bisa digunakan pada saat matahari bersinar,
tidak bisa digunakan ketika malam hari atau pada saat cuaca berawan sehingga diperlukan batteray
untuk menyimpan energi listrik tersebut.
Teknologi surya lain yang mungkin diterapkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di desa-desa terpencil
di Prov. NAD adalah teknologi hibrida (surya dan angin). Teknologi ini sangat sesuai diterapkan di
wilayah pesisir atau pulau- pulau kecil. Kendala utama penerapan teknologi ini adalah biaya investasi
awal yang mahal.
2.6
Gerakan naik dan turun air laut yang luas menunjukkan adanya sumber tenaga yang tidak terbatas.
Jika beberapa bagian dari tenaga yang besar sekali ini dialihkan ke tenaga listrik, tentu akan menjadi
sumber penting bagi tenaga air. Gambaran utama siklus air pasang adalah perbedaan naiknya
permukaan air pada waktu air pasang dan pada waktu air surut. Jika perbedaan tinggi ini dimanfaatkan
guna mengoperasikan turbin, tenaga air pasang itu dapat dialihkan pada tenaga listrik. Pada dasarnya,
hal ini tidak terlalu sukar karena air pada waktu pasang, berada pada tingkatan yang tinggi dan dapat
disalurkan ke dalam kolam untuk disimpan pada tingkatan tinggi di situ. Air tersebut juga dapat
dialirkan kembali ke laut waktu air surut melalui turbin-turbin, yang berarti memproduksi tenaga. Karena
tingkatan permukaan air di kolam tinggi dan permukaan laut rendah, terdapatlah perbedaan
perbandingan tinggi air, yang dapat digunakan untuk menggerakkan turbin-turbin.
Beberapa syarat ketepatan untuk memilih lokasi pembangkit listrik tenaga pasang surut [2]:
Tinggi air pasang pada lokasi yang diizinkan harus memadai sepanjang tahun.
Kuala atau estuarium harus mempunyai suatu geomorfologi, yang dengan tanggul yang relatif
pendek dapat dikembangkan sebagai kolam penampung air.
Lokasi yang diusulkan tersebut tidak mempunyai muatan endapan yang luar biasa.
Lokasi yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga akibat pembendungan estuarium tidak
terjadi perubahan yang berarti pada pola air pasang.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 24
PT.
Permukaan Air
Laut
Permukaan Air
Waduk
Pantai
Arus
Air
(a)
Bendungan
Waduk
Pasang Surut
Laut
Surut
Arus
Air
Pantai
(b)
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 25
PT.
Pada dasarnya ada dua metodologi untuk memanfaatkan energi pasang surut [11]:
a.
Cara ini serupa seperti pembangkitan listrik secara hidro-elektrik yang terdapat di dam/waduk
penampungan air sungai. Hanya saja, dam yang dibangun untuk memanfaatkan siklus pasang surut
jauh lebih besar dari pada dam air sungai pada umumnya. Dam ini biasanya dibangun di muara sungai
dimana terjadi pertemuan antara air sungai dengan air laut. Ketika ombak masuk atau keluar (terjadi
pasang atau surut), air mengalir melalui terowongan yang terdapat di dam. Aliran masuk atau
keluarnya ombak dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin (Lihat Gambar 2.16).
Pilihan lainnya ialah menggunakan turbin lepas pantai yang lebih menyerupai pembangkit listrik tenaga
angin versi bawah laut. Keunggulannya dibandingkan metode pertama yaitu: lebih murah biaya
instalasinya, dampak lingkungan yang relatif lebih kecil dari pada pembangunan dam, dan persyaratan
lokasinya pun lebih mudah sehingga dapat dipasang di lebih banyak tempat.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 26
PT.
II - 27
PT.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut antara lain [11,12] :
a. Kelebihan:
Turbin lepas pantai memiliki biaya instalasi rendah dan tidak menimbulkan dampak lingkungan
yang besar.
b. Kekurangan:
Sebuah dam yang menutupi muara sungai memerlukan biaya pembangunan yang sangat
mahal, dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem lingkungan baik ke
arah hulu maupun hilir hingga berkilo-kilometer.
Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika ombak bergerak
masuk ataupun keluar.
Berdasarkan uraian diatas, teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut (PLTPS) tidak sesuai
untuk memenuhi kebutuhan listrik pedesaan di desa-desa yang terpencil yang belum terjangkau
jaringan listrik PLN di Prov. NAD. Teknologi PLTPS hanya dapat dibangun di daerah yang mempunyai
muara sungai, dan berdampak dapat merubah ekosistem lingkungan serta memerlukan biaya yang
sangat mahal untuk pembangunannya.
2.7
Ombak dihasilkan oleh angin yang bertiup di permukaan laut. Sesungguhnya ombak merupakan
sumber energi yang cukup besar, namun, untuk memanfaatkan energi yang terkandungnya tidaklah
mudah; terlebih lagi mengubahnya menjadi listrik dalam jumlah yang memadai. Inilah sebabnya jumlah
pembangkit listrik tenaga ombak yang ada di dunia sangat sedikit. Salah satu metode yang efektif
untuk memanfaatkan energi ombak adalah dengan membalik cara kerja alat pembuat ombak yang
biasa terdapat di kolam renang. Pada kolam renang dengan ombak buatan, udara ditiupkan keluar
masuk sebuah ruang di tepi kolam yang mendorong air sehingga bergoyang naik turun menjadi ombak.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 28
PT.
II - 29
PT.
alat ini akan menyebabkan tabung silinder tersebut bergerak secara vertikal maupun lateral.
Gerakan yang ditimbulkan akan mendorong piston diantara tiap sambungan segmen yang
selanjutnya memompa cairan hidraulik bertekanan melalui sebuah motor untuk menggerakkan
generator listrik. Supaya tidak ikut terbawa arus, setiap tabung ditahan di dasar laut menggunakan
jangkar khusus.
Renewable Energy Holdings; ide mereka untuk menghasilkan listrik dari tenaga ombak
menggunakan peralatan yang dipasang di dasar laut dekat tepi pantai sedikit mirip dengan
Pelamis. Prinsipnya menggunakan gerakan naik turun dari ombak untuk menggerakkan piston
yang bergerak naik turun pula di dalam sebuah silinder. Gerakan dari piston tersebut selanjutnya
digunakan untuk mendorong air laut guna memutar turbin.
SRI International; konsepnya menggunakan sejenis plastik khusus bernama elastomer dielektrik
yang bereaksi terhadap listrik. Ketika listrik dialirkan melalui elastomer tersebut, elastomer akan
meregang dan terkompresi bergantian. Sebaliknya jika elastomer tersebut dikompresi atau
diregangkan, maka energi listrik pun timbul. Berdasarkan konsep tersebut idenya ialah
menghubungkan sebuah pelampung dengan elastomer yang terikat di dasar laut. Ketika
pelampung diombang-ambingkan oleh ombak, maka regangan maupun tahanan yang dialami
elastomer akan menghasilkan listrik.
BioPower Systems; perusahaan inovatif ini mengembangkan sirip-ekor-ikan-hiu buatan dan rumput
laut mekanik untuk menangkap energi dari ombak. Idenya bermula dari pemikiran sederhana
bahwa sistem yang berfungsi paling baik di laut tentunya adalah sistem yang telah ada disana
selama beribu-ribu tahun lamanya. Ketika arus ombak menggoyang sirip ekor mekanik dari
samping ke samping sebuah kotak gir akan mengubah gerakan osilasi tersebut menjadi gerakan
searah yang menggerakkan sebuah generator magnetik. Rumput laut mekaniknya pun bekerja
dengan cara yang sama, yaitu dengan menangkap arus ombak di permukaan laut dan
menggunakan generator yang serupa untuk merubah pergerakan laut menjadi listrik.
Secara ringkas, kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik berenergi ombak [13]:
a. Kelebihan:
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 30
PT.
b. Kekurangan:
Perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya kuat dan muncul secara konsisten.
Berdasarkan uraian diatas, teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Ombak tidak sesuai untuk memenuhi
kebutuhan listrik pedesaan di desa-desa yang terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik PLN di
Prov. NAD. Teknologi ini hanya dapat dibangun di lokasi tertentu dimana ombaknya muncul secara
konsisten, serta memerlukan biaya yang sangat mahal untuk pembangunannya.
2.8
Energi panas bumi adalah energi yang dihasilkan oleh tekanan panas bumi. Energi ini dapat digunakan
untuk menghasilkan listrik, sebagai salah satu bentuk dari energi terbarukan. Air panas alam bila
bercampur dengan udara karena terjadi fraktur atau retakan maka selain air panas akan keluar juga
uap panas (steam). Air panas dan steam inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber
pembangkit tenaga listrik. Agar panas bumi (geothermal) tersebut bisa dikonversi menjadi energi listrik
tentu diperlukan pembangkit (power plants).
Pembangkit (power plants) untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat beroperasi pada suhu
yang relatif rendah yaitu berkisar antara 122 s/d 4820 F (50 s/d 2500 C). Pembangkit yang digunakan
untuk mengonversi fluida geothermal menjadi tenaga listrik secara umum mempunyai komponen yang
sama dengan power plants lain yang bukan berbasis geothermal, yaitu terdiri dari generator, turbin
sebagai penggerak generator, heat exchanger, chiller, pompa, dan sebagainya. Saat ini terdapat tiga
macam teknologi pembangkit panas bumi (geothermal power plants) yang dapat mengonversi panas
bumi menjadi sumber daya listrik, yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga macam
teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-beda.
a. Dry Steam Power Plants
Pembangkit tipe ini adalah yang pertama kali ada. Pada tipe ini uap panas (steam) langsung diarahkan
ke turbin dan mengaktifkan generator untuk bekerja menghasilkan listrik. Sisa panas yang datang dari
production well dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui injection well. Pembangkit tipe tertua ini
pertama kali digunakan di Lardarello, Italia, pada 1904 di mana saat ini masih berfungsi dengan baik.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 31
PT.
Di Amerika Serikat pun dry steam power masih digunakan seperti yang ada di Geysers, California
Utara.
II - 32
PT.
injection well. Contoh dari Flash Steam Power Plants adalah CalEnergy Navy I flash geothermal power
plants di Coso Geothermal field, California, USA.
(2.7)
(2.8)
dimana:
W = kerja/daya turbin (kW)
m = massa (kg/s)
h1 = entalphi uap yang masuk ke dalam turbin (kJ/kg)
h2 = entalphi uap yang keluar dari turbin (kJ/kg)
= efisiensi turbin
Kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik tenaga panas bumi antara lain [16]:
a. Kelebihan:
Dapat beroperasi pada suhu rendah yaitu berkisar antara 122 - 4820F (50 2500C).
Bersih dan aman terhadap lingkungan, bahkan geothermal adalah yang terbersih dibandingkan
dengan nuklir, minyak bumi, dan batu bara.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 33
PT.
b. Kekurangan:
Potensi energi panas bumi di Prov. NAD tersebar di beberapa lokasi yaitu
Lamteuba, Tanah
Cempaga, dan Ie Seum di Aceh Besar yang merupakan energi panas bumi dari gunung Seulawah
Agam. Sebaran panas bumi lainnya dapat ditemukan di Jaboi (Sabang) dan Alur Sinai (Aceh Timur)
serta Gayo Lesten (Gayo Lues). Sumber-sumber energi panas bumi tersebut sampai sekarang belum
dimanfaatan untuk pembangkit energi listrik [20].
Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik didaerah terpencil di desa-desa yang belum terlistriki,
pemanfaatan energi panas bumi layak untuk dipertimbangkan apabila daerah tersebut memiliki potensi
panas bumi. Selain lokasi panas bumi yang terbatas kendala lain pemanfaatan panas bumi untuk
pembangkit energi listrik adalah biaya investasi awal yang relatif mahal dan sistem kontrolnya sulit.
2. 9
Penentuan teknologi pembangkit listrik yang bersumber dari energi terbarukan untuk kebutuhan listrik
daerah pedesaan didasarkan pada ketersediaan sumber energi, biaya investasi, sumber daya
manusia, aspek lingkungan dan keberlanjutannya.
Berdasarkan Tabel 2.3 berikut ini memberikan gambaran perbandingan pemanfaatan energi
terbarukan dan dapat disimpulkan sistim PLTMH sangat layak dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan listrik pedesaan khususnya desa-desa yang belum berlistrik. Teknologi PLTMH sangat
sesuai karena sebagian desa-desa tersebut terletak di wilayah pegunungan dan mempunyai potensi
air. Selain itu sistim PLTMH relatif sederhana, mudah, dan murah dalam perawatannya. Walaupun
biaya investasinya relatif lebih tinggi akan tetapi sistim PLTMH bersih lingkungan dan keberlanjutan
ketersediaan energinya terjamin selama hutan masih terjaga dengan baik.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 34
PT.
Table 2.3 Studi komperatif pemanfaatan energi terbarukan untuk listrik pedesaan
Jenis
Energi
Biaya
Investasi
(US $/kW)
Teknologi
Alam
Aspek
Lingkungan
2.000-4.000
PLTMH (100
W - 100 kW)
Operasional dan
pemeliharaan mudah
Sungai dengan
potensi (2<H<40m
dan Q>0.2m3/dt)
Bersih dan
ramah
lingkungan
Biomasa
900-1.400
PLTU (Direct
Fired min 5
MW)
Limbah pertanian/
perkebunan (min
50 ton/th TKS
Ramah
lingkungan
(karbon netral)
Nabati
4.000-5.000
Biodiesel/
biofuel
Hasil perkebunan
Angin
2.000-3.000
Multy blade
Operasional dan
pemeliharaan mudah
Kecepatan angin
yang 2-17 m/det
Surya
5.000-7.000
Photo voltage
Operasional dan
pemeliharaan mudah
Itensitas matahari
yang cukup
Air
Pasang
Surut
Ramah
lingkungan
Bersih
dan
ramah
lingkungan
Bersih
dan
ramah
lingkungan
Belum diimplementasi di Indonesia karena berbagai faktor sehingga sampai saat ini masih taraf
wacana dan penelitian penelitian.
Ombak
Panas
Bumi
E: 1.000-1.500
P: 1.000-2.000
PLTP
Panas bumi
Bersih
dan
ramah
lingkungan
Keberlanjutan
Terjamin
Terjamin tetapi
lokasi tersebar dan
susah dalam
pengumpulan
Bersaing dengan
bahan pangan
Fluktuatif (waktu
angin mati 2 bulan
dalam setahun)
Fluktuatif
tergantung cuaca
Energi yang
tersedia hanya
10 jam perhari
Tegantung
besarnya ombak
Terjamin
Untuk desa-desa yang tidak mempunyai potensi air, teknologi pembangkit listrik dari biomassa, bahan
bakar nabati, angin dan surya dapat juga dipertimbangkan. Energi yang besumber dari biomassa dapat
diterapkan di desa-desa yang mempuyai potensi pertanian dan perkebunan yang limbahnya dapat
dijadikan sebagai sumber energi listrik. Biaya investasi yang diperlukan relatif lebih murah akan tetapi
teknologi biomassa membutuhkan tenaga ahli dalam bidang konversi energi. Kendala utama
pemanfaatan biomassa adalah pada mekaisme pengumpulannya, karena lokasi sumber yang tersebar.
Seperti halnya biomassa, BBN juga layak dikembangkan terutama di desa-desa yang mempunyai
potensi pertanian nabati seperti sawit, jagung, jarak, dan lain-lain. Untuk menghasilkan solar ataupun
premium yang bersumber dari minyak nabati harus melalui proses yang panjang dan memerlukan
tenaga ahli teknologi proses. Hal lain yang menjadi hambatan pemafaatan BBN adalah biaya investasi
yang tinggi dan sebagain bahan bakunya bersaing dengan bahan pangan.
Energi angin juga dapat dikembangkan terutama di desa-desa yang terletak di daerah pesisisir dan
kepulauan. Seperti halnya PLTMH, teknologi pembangkit listrik tenaga angin operasional dan
pemeliharaanya mudah dan merupakan teknologi yang bersih lingkungan. Kendala utama
pemanfaatan energi angin ini adalah kecepatan angin yang fluktuatif dan waktu mati angin rata-rata
sekitar 2 bulan. Untuk mengetahui apakah potensi energi angin ini layak digunakan sebagai sumber
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 35
PT.
energi listrik diperlukan data pengukuran kondisi angin minimal satu tahun. Sedangkan potensi energi
surya, pada studi ini tidak dilakukan analisis karena diperlukan data tentang intesitas matahari
sepanjang tahun. Selain itu pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi listrik pedesaan juga
terkendala dengan biaya investasi yang mahal.
Energi pasang surut, gelombang dan panas bumi belum dapat dimanfaatkan untuk listrik skala kecil.
Energi yang bersumber dari laut yaitu pasang surut dan gelombang sampai sekarang belum
diimplementasi di Indonesia karena berbagai faktor dan masih dalam taraf wacana dan penelitian.
Sedangkan potensi energi panas bumi terkonsentrasi pada satu wilayah tertentu.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 36
PT.
METODOLOGI
3.1
UMUM
Pada bagian ini dijelaskan tentang metodologi yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan
ini. Merujuk pada tujuan, ruang lingkup pekerjaan, dan keluaran yang diharapkan, pendekatan dan
metodologi yang digunakan dalam pekerjaan ini secara skematik disajikan pada Gambar 3.1.
Studi Pendahuluan
Review Kebijakan dan
Regulasi
Survei Potensi
Energi Terbarukan
Workshop
Stakeholders
III - 1
PT.
Prinsip-prinsip pendekatan yang digunakan dalam pekerjaan ini sebagaimana disebutkan dalam
Kerangka Acuan Kerja diuraikan pada bagian 3.2. Bagian 3.3 dan 3.4 masing-masing menjelaskan
tentang survei lapangan potensi energi dan pemetaan potensi energi hasil survei. Survei potensi
dilakukan di 15 kabupaten/kota dari 23 kabupaten/kota di Provinsi NAD yang memiliki desa-desa
belum/tidak berlistrik.
Berdasarkan studi potensi dipilih lokasi-lokasi survei yang potensial untuk dikembangkan pemanfaatan
energi terbarukan untuk listrik pedesaan. Dari tiap kabupaten/kota tersebut dipilih 4 lokasi/desa dengan
jenis energi masing-masing yang tersedia untuk dianalisis sehingga melahirkan rekomendasirekomendasi tentang pola pemanfaatan energi terbarukan tersebut. Analisis potensi dilakukan
berdasarkan data sekunder dan primer yang ada. Permasalahan dan parameter yang dianalisis
dijelaskan pada bagian 3.5. Selanjutnya, analisa aspek non-teknis dan pola pemanfaatan energi
terbarukan untuk listrik pedesaan diuraikan masing-masing pada bagian 3.6 dan 3.7.
Berpijak pada rumusan pola pemanfaatan yang direkomendasikan dan studi kelayakan pemanfaatan
energi terbarukan untuk Iistrik pedesaan, selanjutnya dirumuskan rekomendasi-rekomendasi untuk
pemanfaatan energi alternatif terbarukan tersebut. Untuk memperkuat basis dukungan terhadap
rekomendasi dan untuk mendapatkan masukan yang lebih komprehensif, maka diadakan sebuah
workshop stakeholders. Hasil-hasil studi di lokasi yang terpilih dipresentasikan dan menjadi bahan
diskusi dalam workshop tersebut.
3.2
PRINSIP-PRINSIP PENDEKATAN
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 2
PT.
Penyediaan listrik dan energi dengan memanfaatkan sumber-sumber lokal di pedesaan pada
umumnya merupakan pengembangan sistem baru sejak dari awal. Pada kasus-kasus semacam ini,
pengembangan sistem kelistrikan berarti pengembangan keseluruhan sistem suplai yang berhadapan
langsung dengan konsumen akhir dalam wilayah yang terbatas. Oleh karena itu, pengelolaan sistem
suplai oleh masyarakat setempat sangat direkomendasikan.
Dalam hal pembangunan sosial, usaha penyediaan energi yang dikelola sendiri oleh masyarakat lokal
dapat meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat. Keberadaan lembaga-Iembaga yang
menjalankan fungsi-fungsi perencanaan, pengelolaan dan evaluasi akan meningkatkan kapasitas
kelembagaan yang telah dimiliki masyarakat. Upaya peningkatan suplai energi di daerah terpencil yang
dikombinasikan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat sangat relevan dengan kebijakan
desentralisasi penyediaan energi. Pendekatan ini mengisyaratkan pentingnya kapasitas masyarakat
untuk meningkatkan kemandirian yang berbasis pada kekuatan internalnya yang digali dari
sumberdaya alam maupun dari sumber sosial dan budayanya.
Pola perencanaan dan pengelolaan oleh masyarakat memungkinkan tergalinya sumber-sumber sosial
dan budaya masyarakat dalam rangka pengembangan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan
kelembagaan dan pelayanan publik pada umumnya. Pendekatan ini diharapkan semakin meningkatkan
kemandirian daerah dalam pemenuhan kebutuhan energi.
3.2.2 PENDEKATAN
BERORIENTASI
KEPADA
KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Penyediaan energi merupakan kebutuhan vital untuk pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial.
Ketersediaan energi untuk sektor rumah tangga pada tingkat harga yang terjangkau dapat mengubah
dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Penyediaan energi juga merupakan investasi sosial yang
tak terelakkan untuk mendukung pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah dalam hal ini seringkali dihadapkan pada keharusan untuk memperluas area pelayanan
dan meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan energi dengan mengabaikan keekonomiannya.
Secara garis besar terdapat dua jenis kebutuhan energi yang perlu dipenuhi, yaitu kebutuhan untuk
kegiatan-kegiatan produktif dan kebutuhan untuk kegiatan konsumtif. Konsumsi energi di daerah
terpencil umumnya didominasi oleh pemakaian konsumtif. Penggunaan energi untuk kegiatan
konsumtif, misalnya untuk penerangan dan memasak, bukan berarti tidak memberikan dampak positif
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 3
PT.
terhadap ekonomi masyarakat. Namun kehadiran layanan energi akan berdampak lebih positif jika
dapat memberikan keuntungan ekonomi melalui pemanfaatan untuk kegiatan usaha ekonomi produktif
yang dapat memberikan peningkatan pendapatan.
Berdasarkan uraian di atas, pemanfaatan energi terbarukan untuk listrik pedesaan diharapkan dapat:
memenuhi kebutuhan energi rumah tangga untuk kehidupan yang lebih layak, dan
mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi produktif yang dapat memperluas lapangan kerja dan
meningkatkan pendapatan.
YANG
BERORIENTASI
KEPADA
PELESTARIAN
LINGKUNGAN
Pada prinsipnya energi terbarukan lebih ramah Iingkungan. Tetapi perlu diperhatikan bahwa terdapat
beberapa aspek kritis dalam pemanfaatan energi terbarukan yang dapat menyebabkan dampak positif
terhadap pelestarian Iingkungan tidak tercapai. Pada bagian ini beberapa aspek pelestarian lingkungan
dalam pemanfaatan, antara lain, tenaga air, energi biomassa dan nabati diuraikan sebagai berikut.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 4
PT.
a. Tenaga Air
Dimanfaatkannya tenaga air untuk pembangkitan Iistrik diharapkan dapat mendorong masyarakat
untuk ikut serta melestarikan hutan dan daerah tangkapan air agar kontinuitas ketersediaan air dapat
dijamin. Namun pada banyak kasus, masyarakat yang mendapat manfaat dari listrik yang dihasilkan
tidak memiliki akses terhadap hutan dan daerah tangkapan air karena berada di luar teritori mereka.
Seringkali tidak ada kaitan antara masyarakat yang ada di hulu (hutan dan daerah tangkapan air)
dengan masyarakat yang mendapat manfaat Iistrik dari PLTMH.
b. Energi Biomassa
Keberlanjutan pemanfaatan energi biomassa sangat bergantung kepada kemampuan alam dalam
melakukan regenerasi (pemulihan). Sehingga terdapat kapasitas optimal tertentu pemanfaatan
biomassa yang memungkinkan keberlanjutan. Jika terjadi eksploitasi berlebihan, pemanfaatan
biomasaa justru dapat merusak Iingkungan.
Dalam hal pemanfaatan sampah pertanian dan perkebunan, perlu diingat bahwa selama ini sampahsampah tersebut umumnya dikembalikan ke lahan untuk mempertahankan kesuburan tanah.
Pemanfaatannya untuk sumber energi (dibakar) harus disertai jaminan bahwa abu sisa
pembakarannya dikembalikan lagi ke lahan.
c. Energi Nabati
Isu paling krusial dalam wacana sustainabilitas penyediaan energi nabati adalah berapa besarnya
energi yang dihasilkan dibandingkan dengan energi yang digunakan untuk menghasilkan energi itu
(energy return on energy invested, EROEI). Bahan bakar fosil umumnya mencapai angka 100:1,
artinya untuk menghasilkan 100 unit energi membutuhkan 1 unit energi. Beberapa penelitian
menyebutkan angka 1,3:1 untuk biofuel. Di Malaysia, industri biodiesel dilaporkan dapat mencapai
EROEI 4:1, tetapi tanpa menghitung energi yang digunakan untuk budidaya. Artinya dari sisi produksi
energi, tidak banyak energy lain yang dapat dihasilkan oleh industri biofuel. Sedangkan semakin lama
akibat semakin langkanya sumber umumnya net-energy lain akan menurun. Hal ini mengancam
sustainabilitas industri energi nabati. Selain itu, kecilnya net-energy lain juga mengindikasikan
rendahnya kontribusi terhadap pelestarian lingkungan.
Lebih lanjut, pengembangan kebun-kebun skala besar dengan pola monokultur diyakini akan
melenyapkan keragaman hayati. Hal ini diperkuat oleh fakta banyaknya konversi hutan menjadi lahan
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 5
PT.
sawit, salah satu sumber bahan mentah yang diandalkan untuk energi nabati. Pengembangan jarak
dan tanaman-tanaman sumber energi yang lain juga dikhawatirkan akan terjadi dengan pola serupa.
3.3
SURVEI POTENSI
Dilihat dari sudut pandang jenis data yang dikumpulkan maka survei potensi energi listrik alternatif
terbarukan dibagi dalam dua kategori, yaitu:
1. pengumpulan data sekunder, dan
2. pengumpulan data primer.
Pengumpulan data sekunder dilakukan di tingkat provinsi dan seluruh kabupaten/kota dalam wilayah
Provinsi NAD dilaksanakan pada bulan April 2008. Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk
mengidentifikasi desa-desa yang belum terlistriki berdasarkan data yang tersedia di berbagai instansi
pemerintah terkait seperti Bappeda, BPS, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Pertanian, Dinas
Perkebunan dan Kehutanan, Kantor PLN wilayah, cabang dan ranting, dan instansi terkait lainnya.
Berdasarkan informasi data sekunder di atas, selanjutnya dilakukan pengumpulan data primer di
tingkat kecamatan dan desa. Langkah awal kegiatan pengumpulan data primer adalah klarifikasi data
sekunder untuk jumlah dan nama-nama desa yang belum berlistrik. Hal ini dilakukan di tingkat
kecamatan (Kantor Camat). Survei lapangan potensi energi kemudian dilakukan terhadap desa-desa
yang menurut informasi pihak kecamatan belum/tidak berlistrik. Kriteria yang digunakan dalam
menentukan desa belum/tidak berlistrik adalah berdasarkan ketersediaan listrik PLN atau lainnya (misal
PLTM/PLTMH) yang telah dibangun di desa tersebut. Apabila suatu desa telah memiliki listrik tetapi
bukan dari jaringan PLN atau PLTM/PLTMH, misal: generator listrik milik desa atau perorangan, listrik
tenaga surya, dan lain sebagainya, maka desa tersebut dikategorikan desa belum berlistrik.
Untuk menyediakan informasi yang memadai bagi pekerjaan studi kelayakan, survei potensi dilakukan
meliputi:
a. survei non-teknis, dan
b. survei teknis.
Survei non-teknis dilakukan dengan metode yang hampir sama untuk masing-masing jenis energi.
Sedangkan survei teknis untuk masing-masing jenis energi memerlukan rincian-rincian teknis yang
berbeda.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 6
PT.
Didasarkan pada alokasi waktu yang tersedia untuk studi dan juga ketersediaan potensi energi yang
berkesinambungan serta ketersediaan teknologi konversi yang mudah, murah serta dapat dikelola
secara swadaya oleh masyarakat setempat, maka survei teknis potensi energi alternatif untuk listrik
pedesaan difokuskan pada energi air, biomassa dan nabati. Untuk potensi angin, karena kecepatannya
sangat dipengaruhi oleh musim maka pengukuran harus dilkukan dalam jangka waktu yang panjang
(misal setahun) untuk mendapatkan profil kecepatan angin. Oleh karena itu, dalam studi ini khusus
untuk analisis potensi angin digunakan data sekunder dari BMG yang ada di Provinsi NAD. Data
kecepatan angin tersebut sudah tersedia untuk lima tahun terakhir dan dianggap mewakili profil
kecepatan angin di seluruh wilayah Provinsi NAD, terutama wilayah pesisir.
3.3.1 SURVEI NON-TEKNIS
Survei non-teknis meliputi hal-hal sebagai berikut.
1.
2.
3.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 7
PT.
a. Kehidupan sosial kemasyarakatan; pola hubungan sosial dan kecenderungan kehidupan sosial
yang ada di masyarakat.
b. Lembaga-Iembaga desa atau organisasi lain di desa tersebut dan pengaruhnya.
c. Pola interaksi masyarakat (menyatu atau berkelompok); perlu diamati bagaimana pergaulan
masyarakat di desa tersebut, apakah hanya bergaul sebatas orang-orang yang dianggap
sepaham atau terbuka, berdasarkan garis keturunan, atau berdasar tempat tinggal.
d. Figur yang dihormati di desa tersebut, dan pengaruhnya terhadap masyarakat desa itu; perlu
untuk diketahui siapa saja yang menjadi panutan bagi masyarakat setempat dan seberapa
luas pengaruhnya terhadap orang-orang yang menganggap mereka sebagai panutan.
e. Ketersediaan prasarana dan sarana transportasi yang menentukan cara akses ke lokasi.
f. Harapan masyarakat terhadap layanan listrik dan kebersediaan untuk membayar.
g. Pola pemukiman penduduk; terpencar atau mengumpul di satu atau beberapa lokasi.
h. Mata pencaharian mayoritas penduduk.
i. Perkiraan penghasilan penduduk.
3.3.2 SURVEI TEKNIS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO
(PLTMH)
Penjajakan teknis dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran potensi sumberdaya untuk
pembangunan PLTMH di suatu wilayah yang meliputi:
1. informasi lengkap tentang potensi sumber daya air untuk PLTMH, besaran potensi yang dapat
dimanfaatkan dan bagaimana sistem PLTMH akan dibangun, dan
2. informasi lengkap tentang besarnya kebutuhan energi Iistrik masyarakat dan pola penggunaannya,
kondisi elektrifikasi saat ini dan penggunaan sumber energi lainnya, serta potensi sumberdaya
lokal yang dapat mendukung pembangunan PLTMH dan pemanfaatannya.
Berdasarkan pengamatan di lapangan pada survei awal, studi potensi air dapat diputuskan untuk
dilanjutkan atau tidak dengan memperhatikan kriteria-kriteria berikut:
i. total panjang jaringan transmisi/distribusi dan jarak pembangkit terhadap penerima daya (titik
beban) terjauh untuk sistem off-grid atau jarak pembangkit terhadap titik interkoneksi (gardu
penerima daya) untuk sistem on-grid,
ii. jumlah calon konsumen (orang; rumah; KK),
iii. potensi daya Iistrik terbangkit,
iv. kontinuitas air tersedia sepanjang tahun,
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 8
PT.
v. tidak ada kondisi ekstrim di lokasi yang akan menyebabkan biaya pembangunan menjadi sangat
mahal sehingga tidak sebanding dengan daya listrik terbangkit,
vi. lokasi tidak terlalu terisolasi, karena untuk lokasi-Iokasi semacam itu layanan Iistrik bisa jadi
bukan prioritas, dan
vii. site plant tidak berada di kawasan cagar alam atau budaya yang melarang pembangunan fisik
permanen di lokasi tersebut.
Informasi-informasi teknis yang diperoleh pada survei potensi meliputi:
a. nama sungai, sumber air atau irigasi yang menjadi penyedia sumberdaya air untuk PLTMH,
b. debit aliran air sungai atau saluran irigasi yang menjadi penyedia sumberdaya air untuk PLTMH,
c. debit air dapat tersedia sepanjang tahun,
d. data head yang dapat diperoleh,
e. estimasi total daya terbangkit,
f.
foto-foto yang menunjukkan gambaran rencana lokasi bangunan penyadap, rumah pembangkit,
jalur saluran pembawa, lokasi bak penenang, jalur pipa pesat, desa/lokasi pusat beban dan
sekitarnya,
j.
gambaran umum untuk mencapai lokasi pusat beban dan lokasi site plant,
k. informasi yang berkaitan dengan topografi dan kondisi sekitar site plant yang berkaitan dengan
rencana pembangunan PLTMH, seperti area yang rawan longsor, jatuhan batu-batuan,
pergerakan tanah, area yang berbahaya bila terjadi banjir besar, daerah petir, kerawanan
bencana alam,
l.
informasi khusus yang diperlukan bagi perencanaan konstruksi, seperti: kemungkian jenis
saluran pembawa (terbuka, tertutup, talang), kemungkinan membuat terowongan menembus
bukit, kondisi tanah (Iunak, gembur, mudah erosi, batuan cadas, kapur) yang mempengaruhi
desain head race dan bangunan sipil lainnya, dan
m. informasi khusus yang berkaitan dengan konservasi daerah setempat dan Iingkungan yang
khusus, seperti kondisi hutan di sekitar yang mempengaruhi reservasi air, kawasan cagar alam
dan budaya (adat).
Pada tahap survei potensi ini, juga di dapat gambaran tentang kondisi alam dan Iingkungan di lokasi.
Beberapa hal yang berkaitan dengan kondisi alam dan lingkungan adalah:
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 9
PT.
Produksi (ton/tahun)
Biomassa (%berat)
gabah
28 (sekam)
13,43
Jagung
biji
40 (tongkol)
9,18
Sawit
TBS
35 (cangkang, tandan)
20,36
Tebu
tebu
30 (ampas)
19,25
Kelapa
kopra
30 (tempurung, sabut)
22,15
Padi
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 10
PT.
ketersediaan lahan yang dapat dikonversi menjadi lahan tanaman penghasil energi nabati;
Sedangkan untuk minyak sawit, survei potensi dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang
ketersediaan per satuan waktu, grade minyak sawit yang tersedia dan pada harga berapa, serta pola
transaksi yang biasa dilakukan.
3.4
Pemetaan potensi energi terbarukan dilakukan melalui pengembangan sistem informasi geografis.
Data-data yang terangkum dalam sistem informasi tersebut meliputi:
besaran ketersediaan dalam ukuran daya dan energi Iistrik yang dapat dibangkitkan,
Khusus untuk aplikasi perencanaan, Sistem Informasi Geografik (SIG) atau Geographic Information
Systems (GIS) akan menggabungkan kemampuan teknologi komputer dalam: (i) sistem penggambaran
secara otomatis (kemampuan graphic); (ii) sistem untuk melakukan analisis spasial (alat analisis); dan
(iii) sistem yang berkaitan dengan pengelolaan basis data. Gabungan ketiga sistem inilah yang
membuat teknologi informasi geografik, yang tadinya terpisah-pisah, menjadi satu sistem yang
sekarang populer dengan nama SIG. Hal ini seperti ditunjukkan pada Gambar 3.2.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 11
PT.
Analisis Data
SIG
Data Input
Data Output
Manajemen dan
Pengolahan Data
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 12
PT.
III - 13
PT.
Pekerjaan pembuatan sistem aplikasi ini dimaksudkan untuk membuat sistem informasi yang dapat
digunakan sebagai perangkat awal pengembangan SIG untuk keperluan analisis studi kelayakan
energi listrik pedesaan dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan di Provinsi NAD. Adapun
lingkup kegiatannya meliputi:
pembangunan basisdata dan integrasi data atribut dan spasial kedalam basis data, dan
3.5
hidrologi,
Pengukuran kondisi hidrologi bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang potensi daya, kuantitas
dan kualitas air. Penentuan kelayakan hidrologi diperoleh dengan melakukan kegiatan pengukuran
tinggi jatuh air (beda tinggi atau head), dan pengukuran debit air.
Untuk mengetahui potensi daya Iistrik di suatu lokasi diperlukan data mengenai:
Dalam pengukuran debit air konsultan berhadapan dengan keterbatasan data Automatic Water Level
Recorder (AWLR) dan ketersediaan waktu sehingga pengukuran debit dan ketinggian air sepanjang
tahun tidak mungkin dilakukan. Selanjutnya untuk menjamin ketersediaan air sepanjang tahun,
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 14
PT.
perhitungan potensi daya suatu lokasi dilakukan pada 80% debit air terukur. Potensi daya suatu lokasi
dapat dihitung secara sederhana dengan Persamaan (2.1) dan (2.2).
Pengukuran head dapat dilakukan dengan menggunakan peta topografi, tetapi hasil yang diperoleh
sangat kasar. Pengukuran head yang akurat dilakukan di lapangan. Setelah didapatkan perkiraan
Hgross (head kotor), maka dilakukan penentuan Hnetto (head bersih) yang berhubungan dengan
perencanaan bangunan sipil, dimana Hnetto diukur dari perbedaan tinggi titik intake (saluran masuk
air) dengan ujung penstock (pipa pesat). Metoda pengukuran tinggi jatuh air pada prinsipnya sama
dengan pengukuran ketinggian suatu tempat dari titik yang satu (atas) ke titik yang lain (bawah). Pada
survey potensi PLTMH ini, pengukuran head dilakukan dengan menggunakan: altimeter dan GPS.
Pengukuran debit air dilakukan dengan beberapa cara, yang paling umum dan mudah dilakukan, yaitu
pengukuran debit dengan metode pengukuran kecepatan dan luas penampang aliran air atau dengan
metoda weir. Untuk metode pertama, alat utama yang digunakan yaitu current meter dan meteran atau
pelampung, stopwatch dan meteran.
Data kecepatan aliran air dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran menggunakan current meter
atau pelampung. Pengukuran kecepatan aliran air dengan metode current meter adalah dengan cara
membaca langsung pada display ketika bagian propeller dari current meter dimasukkan ke dalam air.
Sedangkan pada metoda pelampung, kecepatan aliran air diperoleh dengan meletakkan pelampung
pada aliran air dan mencatat waktu (t) serta jarak (d) tempuh pelampung masing-masing dalam satuan
detik dan meter.
Aspek pekerjaan sipil (civil work) memegang peranan penting dalam pembangunan mikrohidro. Studi
geologi dalam pembangunan mikrohidro akan memberikan informasi yang berharga untuk
merencanakan pembangunan fasilitas sipil. Informasi mengenai kondisi alam, keadaan tanah dan
batuan, serta pergerakan tanah yang diperoleh dari studi geologi akan membantu dalam menentukan
lokasi terbaik bagi pembangunan fasilitas sipil. Di samping itu, informasi tersebut dapat membantu
dalam merencanakan dan memprediksi biaya konstruksi beserta perawatannya.
Studi geologi, meliputi pengumpulan informasi tentang:
pergerakan permukaan yang mungkin terjadi, seperti: batuan dan permukaan tanah yang dapat
bergerak bila turun hujan lebat, pergerakan air dan lumpur,
pergerakan tanah di bawah permukaan yang mungkin terjadi, seperti: gempa atau pun tanah longsor,
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 15
PT.
hal ini berguna untuk mendesain fondasi sipil yang cocok, dan material yang cocok dengan kondisi
tersebut.
Selanjutnya, studi topografi yang baik akan membantu kita dalam menentukan lokasi terbaik di mana
memungkinkan untuk mendapatkan tinggi jatuhan air (head) yang memadai. Keadaan kontur tanah
yang digambarkan oleh peta topografi sangat membantu dalam membuat layout dasar sistem
mikrohidro. Peta topografi terdiri dari petunjuk dasar skala peta dan garis kontur.
Skala peta merupakan perbandingan antara jarak yang tercantum dalam peta dengan jarak
sebenarnya yang ada. Skala yang umum dipakai 1:50.000, 1:10.000, 1:5.000, dan 1:2.500. Peta
dengan skala 1:50.000 artinya 1 centimeter dalam peta sama dengan 500 meter dalam keadaan
aslinya.
Garis kontur merupakan garis yang menghubungkan titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama.
Perbedaan tinggi antara garis kontur berkisar antara 0,25 - 50 meter, tergantung skala peta. Untuk peta
dengan skala 1:50.000, interval garis kontur = 50 meter pada daerah pegunungan dan 5 - 10 meter pada
daerah datar.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 16
PT.
pertimbangan Iingkungan yaitu dapat diketahuinya tingkat EROEI (Energy Return on Energy Invested)
dari industri bahan bakar nabati.
Tanaman penghasil minyak nabati. merupakan sumber bahan baku bagi industri bahan bakar minyak
nabati. Oleh karena itu, perkebununan tanaman penghasil minyak nabati merupakan hal yang sangat
penting untuk menunjang keberhasilan minyak nabati. Dalam identifikasi untuk perkebunan tanaman
penghasil minyak nabati, dilakukan survey lapangan untuk mengetahui pola pengusahaan dan sistem
perkebunan yang telah dilakukan oleh masyarakat.
3.5.3 PEMBANGKIT BIOMASSA
Pemanfaatan biomassa pada dasarnya digunakan untuk menjawab pertanyaan:
jenis teknologi apa yang tepat untuk digunakan untuk jenis biomassa tertentu dan tingkat
ketersediaannya.
Biomassa adalah sebutan yang diberikan untuk material yang tersisa dari tanaman atau hewan seperti
kayu dari hutan, material sisa pertanian serta Iimbah organik manusia dan hewan.
Dalam hal ketersediaannya, kelayakan pemanfaatan biomassa dapat dihitung berdasarkan:
jumlah ketersediaan per satuan waktu yang dapat digunakan untuk sumber energi. Dalam hal ini
terdapat skala minimal atau skala ekonomis yang mung kin diusahakan, dan
3.6
Analisis non-teknis terpenting yaitu analisis kelayakan ekonomi. Analisis kelayakan ekonomi
pemanfaatan energi terbarukan untuk listrik pedesaan pada dasarnya dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan-pendekatan analisis yang umum digunakan, antara lain:
a. Internal Rate of Return (IRR);
b. Return on Investment (ROI);
c. Break Event Point (BEP);
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 17
PT.
Aksesibilitas Lokasi
Sebagai informasi pendukung dalam analisis ekonomi, perlu diketahui jarak desa dari kota terdekat
yang dapat dianggap sebagai tujuan pemasaran produk dan tempat yang cukup lengkap
menyediakan kebutuhan-kebutuhan pokok, baik kebutuhan sehari-hari, bahan bangunan
(material), dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Potensi Konsumen
Pada umumnya munculnya inisiatif pemanfaatan energi terbarukan dipicu oleh adanya potensi
sumber energi di suatu lokasi. Tetapi selanjutnya apakah inisiatif tersebut dapat atau tidak dapat
direalisasikan perlu mempertimbangkan sejauh mana masyarakat di lokasi tersebut membutuhkan
layanan energi (Iistrik). Bagaimanapun, menyediakan listrik untuk masyarakat yang belum
membutuhkan atau menginginkannya bukanlah keputusan yang layak. Untuk itu diperlukan kajian
tentang potensi konsumen yang akan menjadi pasar tenaga listrik yang dihasilkan.
Pengetahuan dan data mengenai potensi konsumen akan digunakan sebagai acuan untuk
memperkirakan kebutuhan listrik. Dengan mengetahui perkiraan jumlah konsumen yang akan
dilayani dan informasi tentang peluang-peluang usaha potensial yang memanfaatkan energi Iistrik
dari pembangkit energi terbarukan yang dapat dikembangkan di desa tersebut, maka dapat
diperkirakan berapa besar daya yang harus disediakan.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 18
PT.
usaha-usaha yang kebutuhan energinya dapat dipenuhi dengan energi listrik, misalnya tukang jahit,
industri mebel, kerajinan kayu, penggilingan tepung, bengkel motor/mobil, dan sebagainya, dan
usaha-usaha yang secara teknis bisa dan akan lebih efisien jika langsung memanfaatkan energi
mekanik dari putaran turbin, misalnya penggilingan tepung, penggilingan padi, dan sebagainya.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 19
PT.
masyarakat terhadap layanan listrik dan tingkat permintaan listrik serta kemungkinan peningkatan
permintaan di masa mendatang.
3.7
POLA
PEMANFAATAN
ENERGI
ALTERNATIF
UNTUK
LISTRIK
PEDESAAN
Pola pemanfaatan energi terbarukan untuk Iistrik pedesaan perlu ditinjau dari aspek-aspek sebagai
berikut:
o pola pemanfaatan energi final,
o teknis konversi energi,
o kelembagaan, dan
o finansial: pola pembiayaan dan penetapan tarif listrik atau harga bahan bakar pada kasus energi
nabati.
Persoalan mendasar yang harus dijawab dalam perencanaan energi untuk pedesaan adalah
bagaimana memenuhi kebutuhan energi dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia secara
lokal. Untuk itu perlu dilakukan estimasi kebutuhan yang diletakkan pada skenario-skenario
pembangunan ekonomi, evaluasi terhadap ketersediaan sumber-sumber energi, dan perumusan pola
pemanfaatan sumber-sumber energi dengan mempertimbangkan kelayakan teknis dan ekonomis.
Perencanaan pemanfaatan energi perlu meliputi:
analisis sosial-ekonomi;
Oleh karena itu pola pemanfaatan energi secara garis besar dapat dirumuskan melalui tahapantahapan sebagai berikut:
optimasi pemanfaatan energi yang tersedia berdasarkan rute-rute konversi yang mungkin dan
layak sehingga dapat memaksimalkan pemenuhan kebutuhan energi.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 20
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 21
PT.
Kegiatan
Produksi
Sumber Energi
Terbarukan
Teknologi
Konversi
Kebutuhan
MATCH
Suplai
Ketersediaan daya,
energi, dan
fluktuasinya
Ketersediaan
Teknologi
Pemanfaatan
Pemanfaatan
Gambar 3.3 Alur pikir identifikasi kemungkinan teknis pemanfaatan energi terbarukan
untuk kegiatan Produktif
3.7.2 TEKNIK KONVERSI ENERGI
Secara teknis, pemanfaatan energi terbarukan pada umumnya terkendala oleh sifat alamiah energi
terbarukan, yaitu local-specific dan intermitten. Berkaitan dengan sifat local-specific, energi terbarukan
lebih baik dimanfaatkan di lokasi terdekat dengan lokasi sumber energi. Pengiriman energi ke lokasi
yang jauh, selain akan berdampak pada meningkatnya biaya instalasi, juga menimbulkan losses.
Sedangkan implikasi dari karakternya yang intermitten, pemanfaatan energi terbarukan seringkali
dihadapkan pada persoalan perbedaan pola ketersediaan suplai dengan pola kebutuhan. Energi
dihasilkan pada saat tidak dibutuhkan atau pada saat-saat tertentu lebih dari yang dibutuhkan, dan
sebaliknya. Pada kejadian-kejadian seperti ini, komponen penyimpan energi dapat digunakan namun
seringkali menyebabkan biaya penyediaan terlalu mahal. Oleh karena itu energi terbarukan sebaiknya
dimanfaatkan pada saat dibangkitkan/tersedia sehingga tidak perlu instalasi komponen penyimpan
energi.
Setiap sumberdaya alam senantiasa memiliki keterbatasan, demikian pula dengan sumber energi
terbarukan. Maka perlu dicari suatu pola penggunaan sedemikian hingga energi terbarukan dapat
dimanfaatkan dengan cara paling efisien.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 22
PT.
Kajian tentang suatu jenis energi terbarukan meliputi besarnya potensi dan ketersediaan teknologi
konversinya. Kajian ini hendaknya menghasilkan pola suplai yang dihasilkan oleh instalasi energi
terbarukan; yang perlu dinyatakan dalam term besar dan waktu ketersediaannya.
Dari uraian di atas, prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan energi terbarukan
antara lain adalah:
perlu diupayakan untuk memanfaatkan semua energi yang dapat dibangkitkan/ diproduksi.
III - 23
PT.
merupakan hal baru bagi sebagian besar masyarakat. Oleh karena itu, pola kelembagaan yang
dikembangkan seharusnya mempertimbangkan konteks dimana pengelolaan pemanfaatan energi
terbarukan akan dilakukan dan kapasitas kelembagaan yang dimiliki masyarakat bersangkutan.
Berkaitan dengan pola kelembagaan yang sesuai untuk pengelolaan industri bioenergi di kawasan
terpencil, pertanyaan-pertanyaan yang perlu diajukan meliputi:
seperti apakah struktur industri dan pasar yang akan terbentuk? Dalam kasus energi nabati,
pertanyaan ini menjadi lebih kompleks karena meliputi pola transaksi, rantai suplai bahan baku,
rantai produksi, dan rantai pasar,
fungsi-fungsi apa saja yang perlu ada dalam kelembagaan pengelola dan bagaimana
interrelasi yang terbentuk dengan Iingkungannya? pertanyaan ini meliputi pola transaksi, pola
kontrak, norma yang berlaku, quality insurance, serta pola pengelolaan suplai bahan baku,
produksi dan pasar,
apa bentuk kelembagaan yang tepat? Dalam hal energi nabati perlu dipertanyakan apakah
rantai suplai bahan baku, produksi, dan pasar perlu disatukan atau dipisahkan organisasinya,
bagaimana relasi dalam rantai-rantai tersebut serta nilai-nilai yang melandasinya, dan
bagaimana positioning lembaga pengelola industri bionergi pada konteks kelembagaan secara
keseluruhan di lingkungannya.
Dalam sudut pandang politis, kelembagaan lebih dimaknai sebagai aturan main dan bentuk kegiatan
kolektif untuk kepentingan bersama. Kehadiran sistem energi terbarukan meskipun tidak melibatkan
banyak orang dalam pengelolaannya, bisa membangkitkan sektor hulu maupun hilir dalam suatu rantai
ekonomi. Ketika rantai ekonomi ini mapan maka kelembagaan pengelola merupakan representasi
kegiatan kolektif yang menyangkut kepentingan banyak orang. Kehadirannya sebagai sebuah
kelembagaan baru yang membuka peluang baru dan memainkan transaksi ekonomi bagaimanapun
akan mengubah peta kekuasaan dan posisi tawar masing-masing pihak di tingkat lokal. Bukan sekedar
kekuasaan dalam konteks politik, tetapi kekuasaan yang selalu hadir dan tercipta dalam konteks relasi
sosial antar manusia.
Kelembagaan dapat juga dipandang dari sudut tingkah laku manusia (behaviour). Dari sudut pandang
ini kelembagaan juga meliputi sekumpulan batasan atau faktor pengendali yang mengatur hubungan
perilaku antar anggota atau antar kelompok. Kelembagaan dapat berupa aturan formal atau dalam
bentuk kode etik informal yang disepakati bersama. Kelembagaan pengelola layanan listrik dari energi
terbarukan energi yang melibatkan banyak kepentingan di suatu komunitas tidak akan lepas dari
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 24
PT.
keterikatannya terhadap aturan formal dan kode etik informal yang membentuk tingkah laku pihakpihak yang terlibat di dalamnya.
Sebagai sebuah kelembagaan yang mewadahi suatu aktivitas ekonomi, kelembagaan ini pasti juga
harus dilihat dari sudut biaya transaksi yang dipengaruhi kepemilikan dan penguasaan sumberdaya
alam atau faktor produksi (property rights), ketidak-seimbangan akses dan penguasaan informasi
(information asymmetry) serta tingkah laku oportunistik (opportunistic behaviour). Penataan
kelembagaan dalam hal ini berarti suatu penataan hubungan antara unit-unit ekonomi yang mengatur
pola hubungan dan cara-cara transaksi antara unit-unit ini.
Komunitas di kawasan terpencil yang menjadi konteks kelembagaan ini dapat dikatakan sebagai satu
kesatuan genealogis dan teritorial yang otonom yang memiliki seperangkat nilai dan terangkum dalam
sistem kelembagaan yang mapan. Nilai-nilai yang tersebut tentunya dapat digali dan dikonstruksi ulang
untuk merumuskan kelembagaan pengelola sistem energi terbarukan. Sebagian nilai-nilai tersebut
boleh jadi sudah terpinggirkan oleh beragam pendekatan pembangunan dan dimunculkannya
kelembagaan-kelembagaan baru yang dikehendaki oleh pembangunan. Terutama nilai-nilai yang
membangkitkan prakarsa dan swadaya telah banyak tergerus oleh pola-pola pendekatan top down.
Tetapi nilai-nilai tersebut masih hidup dalam hati masyarakat. Sehingga kelembagaan pengelola sistem
energi terbarukan yang dikonstruksi dari nilai-nilai tradisional dapat dipandang sebagai revitalisasi dari
nilai-nilai yang sudah terpinggirkan.
3.7.4 SKEMA PEMBIAYAAN DAN TARIF
Pembangunan pembangkit energi terbarukan dan sistem penyaluran listrik membutuhkan biaya yang
relatif besar. Pada umumnya biaya pembangunan berasal dari luar masyarakat pengguna karena
terbatasnya kemampuan pembiayaan oleh masyarakat. Tetapi kontribusi masyarakat juga tetap
diperlukan untuk menekan kebutuhan biaya.
Biaya dari luar dapat berbentuk:
hibah,
materi,
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 25
PT.
tenaga, atau
uang.
Sampai saat ini, sebagian besar dana dari luar untuk pembangunan PLTMH berbentuk hibah. Artinya,
masyarakat pengguna tidak perlu mengembalikan dana pembangunan. Meskipun demikian, bukan
berarti masyarakat tidak perlu membayar biaya penyusutan nilai asset. Demi keberlanjutan layanan,
biaya penyusutan perlu diperhitungkan dalam penetapan iuran listrik sehingga pada saat fasilitas
energi terbarukan selesai umur pakainya telah tersedia dana yang cukup untuk membangun fasilitas
baru sebagai pengganti.
Pada kasus dana pembangunan berasal dari pinjaman, kemampuan masyarakat dalam
mengembalikan pinjaman dapat menjadi indikasi untuk diperolehnya lagi pinjaman serupa di waktu
mendatang. Begitu juga jika dana pembangunan merupakan investasi, kembalian investasi yang
diperoleh dapat menjadi indikasi kelayakan investasi serupa. Persoalannya, pembiayaan
pembangunan fasilitas energi terbarukan menggunakan dana-dana komersial cenderung tidak layak
secara ekonomis. Untuk itu perlu diupayakan skema-skema khusus agar fasilitas energi terbarukan
dapat dibangun menggunakan dana pinjaman atau investasi.
Berkaitan dengan program pembangunan perdesaan, pemanfaatan energi terbarukan untuk
pembangkitan listrik seharusnya dapat mendorong pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini perlu
diupayakan agar muncul swadaya masyarakat di dalam komponen pembiayaan. Bantuan bersubsidi
penuh idealnya hanya digunakan pada kondisi tertentu. Besarnya kontribusi masyarakat dalam
pembangunan juga akan semakin meningkatkan rasa memiliki terhadap sarana yang dibangun yang
pada akhirnya dapat meningkatkan partisipasi dari masyarakat.
Semua biaya yang dibutuhkan untuk mempertahankan keberlanjutan layanan energi harus dapat
dipenuhi oleh pendapatan pengelola yang idealnya hanya bersumber dari iuran Iistrik yang
dikumpulkan dari masyarakat pengguna. Oleh kareria itu besarnya iuran atau tarif listrik seharusnya
ditentukan berdasarkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Tarif Iistrik perlu ditetapkan
sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan total pendapatan yang diharapkan. Tarif listrik yang
terlalu rendah pada akhirnya akan merugikan masyarakat sendiri.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 26
PT.
Biaya yang harus ditanggung oleh suatu instalasi energi terbarukan secara garis besar terdiri atas:
Jika fasilitas dibangun menggunakan dana pinjaman, maka biaya modal yang harus dibayar berupa
angsuran dan bunga pinjaman. Jika fasilitas dibangun menggunakan dana investasi, maka biaya modal
yang harus dibayar berupa penyusutan dan kembalian (return) untuk investasi. Sedangkan fasilitas
yang dibangun menggunakan dana hibah dapat dianggap sebagai investasi oleh masyarakat
pengguna, sehingga biaya penyusutan dan kembalian investasi tersebut menjadi milik masyarakat.
Akumulasi uang dari penyusutan dan kembalian investasi tersebut harus dipisahkan. Sedapat mungkin
dana tersebut tidak diganggu gugat karena merupakan dana cadangan untuk investasi kembali ketika
fasilitas yang ada perlu diganti dengan yang baru karena sudah habis umur pakainya.
Selain itu penetapan tarif juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain, misalnya daya beli
masyarakat, pemerataan, dan rasa keadilan. Penetapan tarif untuk Iistrik pedesaan juga perlu
mendapat legitimasi secara legal. Dalam hal ini perlu dirumuskan bagaimana legalisasi penetapan tarif
ini dapat dilakukan dengan merujuk pada regulasi-regulasi yang berlaku.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 27
PT.
PEMBAHASAN
4.1
Berdasarkan kriteria desa belum berlistrik di atas, telah dilakukan pengumpulan data sekunder dari
seluruh kabupaten/kota di Provinsi NAD yang dilaksanakan pada bulan April 2008. Pengumpulan data
sekunder dilakukan untuk mengidentifikasi desa-desa yang belum terlistriki dan potensi yang dimilikii
oleh masing-masing kabupaten/kota berdasarkan data yang tersedia di berbagai instansi pemerintah
terkait seperti Bappeda, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan dan
Kehutanan, Kantor BPS, baik pada tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota, dan Kantor PLN
wilayah, cabang dan ranting.
Sesuai dengan KAK, survei potensi energi dalam studi ini dilakukan terhadap 15 kabupaten/kota.
Proses pengumpulan data dilakukan berjenjang mulai tingkat kabupaten/kota, kecamatan sampai
tingkat desa dengan asumsi kemungkinan terjadi perubahan jumlah desa belum terlistriki berdasarkan
temuan lapangan. Hasil pengumpulan data menghasilkan jumlah desa belum berlistrik sebanyak 195
desa yang terdistribusi dalam 15 kabupaten/kota sebagaimana ditampilkan pada Tabel 4.1.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 1
PT.
Tabel 4.1 Jumlah desa belum berlistrik dan rasio desa belum berlistik di Provinsi NAD
Jumlah desa
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Kabupaten/Kota
Banda Aceh
Sabang
Lhokseumawe
Langsa
Pidie
Pidie Jaya
Aceh Tamiang
Aceh Barat Daya
Aceh Besar
Bireuen
Bener Meriah
Aceh Tengah
Gayo Lues
Aceh Tenggara
Aceh Jaya
Aceh Barat
Nagan Raya
Aceh Selatan
Subulussalam
Aceh Singkil
Aceh Utara
Aceh Timur
Simeulue
Total
Terlistriki
Tidak terlistriki
Keseluruhan
0
0
0
0
0
0
0
0
4
2
25
11
19
16
24
16
13
7
10
9
8
7
24
195
89
18
68
51
732
222
213
129
604
576
232
268
144
378
172
321
224
247
74
189
852
512
138
6453
89
18
68
51
732
222
213
129
600
574
207
257
125
362
148
305
211
240
64
180
844
505
114
6258
Provinsi NAD
Rasio desa
berlistrik
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
99.34
99.65
89.22
95.90
86.81
95.77
86.05
95.02
94.20
97.17
86.49
95.24
99.06
98.63
82.61
96,98
Sumber: Aceh dalam Angka, 2006 dan Kabupaten dalam Angka, 2006 dan hasil survei (diolah)
4.2
4.2.1
Berbagai faktor telah mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi Provinsi NAD. Konflik bersenjata dan
tidak stabilnya kondisi politik yang begitu lama ternyata telah berpengaruh signifikan terhadap laju
pertumbuhan ekonomi daerah. Krisis ekonomi nasional selama 1998-2000 juga telah menyebabkan
pertumbuhan ekonomi Provinsi NAD cenderung menurun. Selama tahun 2001 sektor migas dan nonmigas menurun masing-masing sebesar 10,73% dan 0,44% atas dasar harga konstan tahun 2000.
Namun, pada tahun 2002 pertumbuhan ekonomi Provinsi NAD mengalami perkembangan yang positif
ke angka 20,07% (migas) dan 7,96% (non-migas). Pertumbuhan kembali mengalami peningkatan pada
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 2
PT.
tahun 2003, yaitu sebesar 5,52% (migas) dan 3,70% (non-migas), dan pada tahun 2004 kembali
negatif 9,63% (migas) tetapi sektor non-migas terjadi peningkatan sebesar 1,76%.
Kondisi yang sama juga terlihat pada tahun 2005, pertumbuhan migas menurun pada angka negatif
sebesar 13,45% (migas), sedangkan non-migas tumbuh sebesar 1,20%. Secara rata-rata selama kurun
waktu 2001-2006 ekonomi Provinsi NAD mengalami penurunan (negatif) sebesar 1,64% pertahun
dengan migas dan tanpa migas 2,84%. Pertumbuhan ekonomi Provinsi NAD selama lima tahun, dalam
kurun waktu 2001-2006, dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini.
Sektor pertambangan dan penggalian sebagai penyumbang yang paling besar terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) selama lima tahun terakhir ini. Sektor pertanian sebagai penyumbang
nomor dua, seterusnya diikuti oleh sektor industri pengolahan, perdagangan hotel & restoran dan jasajasa. Sedangkan sektor pengangkutan dan transportasi, bangunan dan kontruksi, bank dan lembaga
keuangan sebagai penyumbang yang relatif kecil (Tabel 4.2).
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 3
PT.
Tabel 4.2 Distribusi persentase PDRB (dengan migas) atas dasar harga konstan 2000
No.
Lapangan usaha
2001
2002
2003
2004
2005
2006
1.
Pertanian
20,46
17,40
17,03
19,99
21,04
24,74
2.
24,99
34,72
36,14
30,38
23,32
26,23
3.
Industri Pengolahan
23,83
20,93
20,17
18,35
16,85
15,80
4.
0,13
0,10
0,11
0,15
0,17
0,18
5.
3,72
3,51
3,36
3,75
3,30
5,72
6.
13,54
11,52
11,10
12,05
15,62
11,02
7.
3,83
3,33
3,37
3,76
6,31
6,02
8.
0,71
0,74
0,91
1,21
1,49
1,85
9.
Jasa-jasa
8,79
7,75
7,81
10,36
11,90
8,44
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
PDRB
Sumber: Aceh dalam Angka, 2007
Berbagai lapangan usaha tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga sektor utama, yaitu sektor
primer, sekunder dan tersier. Selama kurun waktu 2001-2006, sektor primer merupakan penyumbang
terbesar terhadap PDRB Provinsi NAD. Kontribusi sektor ini pada tahun 2001 adalah sebesar 44,01%
dan meningkat sebesar 50,98% pada tahun 2003, namun terjadi penurunan menjadi 45,39 % pada
tahun 2005. Secara rata-rata sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 0,35% pertahun. Hal ini
disebabkan karena terjadinya penurunan pada lifting dan produksi migas sebagai akibat dari
berkurangnya cadangan dan produksi secara signifikan.
4.2.2
KELISTRIKAN
Penyediaan energi listrik di Provinsi NAD sebagian besar dilayani oleh jaringan listrik PLN, Pemerintah
Daerah lebih memfokuskan melakukan usaha pelayanan pada daerah-daerah atau wilayah terpencil
dalam skala kecil dan terpencar-pencar yang belum terjangkau oleh jaringan listrik PLN. Kondisi
ketenaga listrikan Provinsi NAD dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Pemakaian energi listrik dari PLN menurut jenis penggunanya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Distribusi pemakaian listrik menurut jenis penggunanya tahun 2006
No.
1.
2.
3.
4.
Pengguna
Rumah tangga
Bisnis
Industri
Publik
Total
Sumber: Aceh dalam Angka, 2007
Jumlah Pelanggan
659.432
41.718
897
23.954
726.001
GWh terjual
Persentase GWh
terjual
556,57
123,86
34,99
123,80
839,23
66,32
14,76
4,17
14,75
100,00
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 4
PT.
2. Untuk melayani kebutuhan penggunaan listrik diatas, maka PLN menyediakan energi listrik
sebesar 248 MW, yang di suplai dari beberapa sistem, yaitu:
a. Sistem interkoneksi transmisi 150 kV Sumut-Aceh sebesar 162 MW, yang terdiri dari;
Sistem sumbagut sebesar 122 MW (49,19%)
PLTD Banda Aceh, Sigli dan Lhokseumawe sebesar 40 MW (16,13%)
b. PLTD Isolated sebesar 86 MW (34,68%).
3. Kapasitas terpasang, pembangkit di Provinsi NAD saat ini sebesar 146,7 MW dengan daya mampu
93,2 MW. Sebagian dari pembangkit tersebut merupakan isolated murni dan sebagian lagi
tersambung ke sistem transmisi 150 kV melalui jaringan distribusi 20 kV. Pembangkit tersebut,
sebagian besar (99%) adalah jenis PLTD dengan menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Daya
mampu dan daya terpasang pembangkit tersebut dapat dijelaskan melalui Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Daya terpasang dan daya mampu pembangkit listrik menurut cabang tahun 2006
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cabang
Banda Aceh
Sigli
Meulaboh
Subulussalam
Lhokseumawe
Langsa
Total
Sumber: Aceh dalam Angka, 2007
Jumlah Pembangkit
33
12
52
47
39
31
214
10,78
14,50
43,37
31,21
30,07
16,80
146,72
5,58
7,30
30,03
20,05
19,21
11,05
93,23
Penggunaan energi untuk pembangkitan tenaga listrik saat ini masih bertumpu pada Bahan Bakar
Minyak, kecuali sebagian kecil saja yang memanfaatkan energi alternatif. Usaha pemanfatan sumber
energi Non BBM dalam skala besar seperti Power Plant Nagan Raya 2 x 100 MW yang akan dikerjakan
tahun 2009, PLTA Peusangan 2 x 43 MW dilanjutkan kembali pembangunannya setelah beberapa
tahun terhenti. PLTP Seulawah Agam 1 x 180 MW sudah dalam tahap pelelangan, sedankan PLTP
Jaboi 1 x 50 MW dan PLTU Krueng Raya 1 x 100 MW dalam tahap Feasibility Study.
Sampai saat ini, kegaiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain Inventarisasi Lokasi
Pengembangan Energi, Survei Pendahuluan Geothermal Seulawah Agam, Penyusunan Rancangan
Qanun Kelistrikan, Pembangunan PLTMH untuk Pengembangan Listrik Pedesaan.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 5
PT.
4.3
Jumlah calon konsumen (populasi dan jumlah KK) yang akan menjadi penerima manfaat
layanan listrik.
Gambaran cara masyarakat memperoleh sumber energi tersebut dan harganya di lokasi.
Figur yang dihormati di desa tersebut, dan pengaruhnya terhadap masyarakat desa.
Ketersediaan prasarana dan sarana transportasi yang menentukan cara akses ke lokasi.
Pola pemukiman penduduk; terpencar atau mengumpul di satu atau beberapa lokasi.
Secara ringkas, gambaran umum setiap kabupaten yang termasuk dalam lingkup studi ini dijelaskan di
bawah ini, dan data secara lengkap kondisi karakteristik setiap desa yang belum berlistrik dapat dilihat
pada Lampiran C.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 6
PT.
4.3.1
Secara geografis Kabupaten Aceh Besar terletak antara 5,2 - 5,8 Lintang Utara dan 95,0 - 95,8
Bujur Timur, dengan ketinggian tanah antara 0 1950 meter di atas permukaan laut dan luas total
wilayah adalah sekitar 2.974,12 km2. Secara adminstrasi Kabupaten Aceh Besar berbatasan dengan:
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
: Kabupaten Pidie
Sebelah Barat
: Samudera Indonesia
Wilayah administrasi Kabupaten Aceh Besar terdiri dari 23 kecamatan yang terbagi atas 68
kemukiman, 4 kelurahan dan 600 desa/kampung. Kondisi kelistrikan menunjukkan bahwa eseluruhan
rasio elektrifikasi rata-rata Kabupaten Aceh Besar adalah 99,34. Berdasarkan hasil survei yang telah
dilakukan hanya terdapat 4 desa yang tidak berlistrik di Kabupaten Aceh Besar, semuanya di
Kecamatan Pulo Aceh. Selain itu, di Kecamatan Kuta Cot Glie tedapat sebuah dusun yang tidak
terlistriki yaitu Dusun Leupung Sidom, Desa Bak Sukon. Jarak dengan desa utama adalah sekitar 4 km
dengan jumlah penduduk 35 KK. Di Kecamatan Seulimum juga terdapat tiga dusun yang tidak
berlistrik, yaitu Dusun Blang Desa Iboh Tanjong, Dusun Bate Raya dan satu dusun lainnya yang tidak
teridentifikasi di Desa Alue Gietong.
Tabel 4.5 Desa-desa belum berlistrik di Kabupaten Aceh Besar
No
Kecamatan
1.
2.
Pulo Aceh
Lapeng
40
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat (KM)
1,5
Alue Raya
68
8,1
98
110
6,7
10,2
Nama desa
3.
Rinon
4.
Meulingge
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Jumlah KK
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 4 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Aceh Besar teridentifikasi 50% jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki PLN
(<75 KK), sedangkan desa-desa yang memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km sebanyak
3 desa. Penyediaan dan penggunaan energi saat ini, menggunakan minyak tanah dan kayu bakar
sebagai kebutuhan untuk memasak. Ketersediaan jenis energi minyak tanah diperoleh masyarakat dari
agen/penyalur terdekat, sedangkan kayu bakar dipungut dari limbah-limbah pertanian dan perkebunan
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 7
PT.
rakyat di desa setempat. Penggunaan sumber energi untuk kebutuhan penerangan pada desa Lapeng
sebagian penduduknya memiliki PLTS (40 unit) yang diperoleh dari bantuan NGO tahun 2006.
Kondisi topografi dan sosial demografi pada 4 desa, memiliki topografi wilayah berupa daratan yang
berbatasan langsung dengan pantai/daerah pesisir, sedangkan pola pemukiman penduduk sebagian
besar desa adalah terpencar. Sumber mata pencaharian mayoritas penduduk dari sektor pertanian dan
perkebunan, dan perikanan laut.
4.3.2
KABUPATEN BIREUEN
Kabupaten Bireuen secara geografis terletak pada 4 14 33,6 - 4 57 14,4 Lintang Utara dan 96 20
56,4 - 96 52 22,8 Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.901,21 Km2. Selanjutnya secara administrasi
Kabupaten Bireuen berbatasan dengan:
Sebelah Utara
Selat Malaka
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Kabupaten Bireuen adalah pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara, yang dibentuk melalui UU 48/1999
tanggal 4 Oktober 1999. Sebelum tahun 2004 terdiri dari 10 kecamatan, sedangkan pada tahun 2005
dimekarkan menjadi 17 kecamatan dan 576 gampong/kelurahan.
Kebutuhan listrik untuk Kabupaten Bireun disuplai dari Sistem interkoneksi transmisi 150 kV SumutAceh melalui jaringan listrik yang bersumber dari Sumatera Utara dan didistribusikan melalui 405 buah
trafo yang tersebar di beberapa lokasi serta dikelola oleh PLN ranting Bireun. Suplai listrik tersebut
sampai tahun 2007 telah mampu melayani 573 desa (99.6 %) dari jumlah keseluruhan desa sebanyak
575 desa yang berada di Wilayah Pemerintahan Kabupaten Bireun. Jumlah pelanggan rumah tangga
yang telah memperoleh pelayanan sebanyak 16.024 (99,18 %) dari jumlah keseluruhan sebanyak
16.156 rumah tangga. Adapun desa yang belum menerima pelayanan listrik dari PLN sampai saat ini
terdistribusi dalam 2 (dua) Kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 2 (dua) desa. Desa-desa
tersebut sebagaimana terlihat pada Tabel 4.6.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 8
PT.
Kecamatan
Nama desa
Juli
Jeumpa
47
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat (KM)
1,5
85
Jumlah KK
Pantee Peusangan
2.
Cot Meugoe
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Berdasarkan data dari monografi kecamatan dan hasil wawancara dengan pihak kecamatan, Pantee
Peusangan dan Cot Meugoe Desa tersebut merupakan wilayah desa/kampung yang berada di sekitar
dan dalam hutan.
4.3.3
Kabupaten Bener Meriah secara geografis terletak pada 4 33 50 - 4 54 50 Lintang Utara dan 96
40 75 - 96 17 50 Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.888,70 Km2. Selanjutnya secara administrasi
Kabupaten Bener Meriah berbatasan dengan:
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Kebutuhan listrik untuk Kabupaten Bener Meriah disuplai dari Sistem interkoneksi transmisi 150 kV
Sumut-Aceh yang bersumber dari Sumatera Utara dan dikelola oleh PLN ranting Janarata. Suplai listrik
tersebut sampai tahun 2007 telah mampu melayani 207 desa (89.22 %) dari jumlah keseluruhan desa
sebanyak 232 desa yang berada di Wilayah Pemerintahan Kabupaten Bireun. Adapun desa yang
belum menerima pelayanan listrik dari PLN sampai saat ini terdistribusi dalam 3 (tiga) Kecamatan
dengan jumlah desa sebanyak 25 (dua puluh lima) desa. Desa-desa tersebut sebagaimana terlihat
pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Desa-desa yang tidak terlistriki PLN di Kabupaten Bener Meriah
No
1
2
3
4
Kecamatan
Pintu Rime Gayo
Permata
Syiah Utama
Uning Mas
87
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat (KM)
8
Pantan Sinaku
Timur Jaya
Tembolon
82
66
27
3
5
16
Nama desa
Jumlah KK
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 9
PT.
No
Kecamatan
Nama desa
Gunung Sayang
5
Wih Resap
6
Uwer Tingkem
7
Simpur
8
Hakim Peteri Pintu
9
Perumpakan Benjadi
10
Simpang Renggali
11
Pantan Kuli
12
Rusip
13
Wih Ni Durin
14
Kute Lah Lane
15
Payung
16
Rata Mulie
17
Goneng
18
Tempen Baru
19
Geruti Jaya
20
Uning
21
Blang Panu
22
Kerlang
23
Gerpa
24
Pasir Putih
25
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
4.3.4
Jumlah KK
40
88
29
41
38
60
57
50
57
23
20
23
23
16
12
14
13
19
21
24
60
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat (KM)
45
33
23
60
48
16
20
23
12
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
48
Kabupaten Aceh Tengah secara geografis terletak pada 4 10' - 4 58' Bujur Timur dan 96 18' - 96
22' Lintang Selatan, dengan luas wilayah 4.318,39 Km2. Selanjutnya secara administrasi Kabupaten
Aceh Tengah berbatasan dengan:
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Wilayah administrasi Kabupaten Aceh Tengah terdiri dari 14 kecamatan dan 2 kelurahan, serta 266
desa/kampung. Dalam rangka meningkatkan daya guna
pemerintahan dan pembangunan yang lebih merata maka beberapa kecamatan telah dimekarkan
sesuai dengan Qanun Nomor 1 Tahun 2006 yang terdiri dari 14 kecamatan.
Kebutuhan listrik untuk Kabupaten Aceh Tengah disuplai dari Sistem interkoneksi transmisi 150 kV
Sumut-Aceh yang bersumber dari Sumatera Utara dan dikelola oleh PLN ranting Aceh Tengah. Suplai
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 10
PT.
listrik tersebut sampai tahun 2007 telah mampu melayani 257 desa (95,9 %) dari jumlah keseluruhan
desa sebanyak 268 desa yang berada di Wilayah Pemerintahan Kabupaten Bireun. Adapun desa yang
belum menerima pelayanan listrik dari PLN sampai saat ini terdistribusi dalam 5 (lima) Kecamatan
dengan jumlah desa sebanyak 11 (sebelas) desa. Desa-desa tersebut sebagaimana terlihat pada
Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Desa-desa tidak terlistriki PLN di Kabupaten Aceh Tengah
1.
Karang Ampar
141
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat (KM)
15
2.
Pantan Penyo
54
12
Bintang Pepara
77
10
4.
Pantan Reduk
171
3,5
5.
Bergang
71
6.
Panangan Mata
73
40
Berawang Baro
99
No
3.
7.
Kecamatan
Nama desa
Ketol
Pegasing
8.
Jumlah KK
Arul Badak
135
9.
Atu Lintang
Kepala Akal
174
10.
Jagong Jeget
Merah Said
79
108
Linge
11.
Gewat
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
4.3.5
Kabupaten Gayo Lues secara geografis terletak pada 4 33 50 - 4 54 50 Lintang Utara dan 96 40
75 - 96 17 50 Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.719.000 Km2. Selanjutnya secara administrasi
Kabupaten Bener Meriah berbatasan dengan:
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Wilayah administrasi Kabupaten Gayo lues terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan, 20 (dua puluh)
kemukiman, dan 143 (seratus empat puluh tiga) desa/kampung dan 1 (satu) kelurahan. Berdasarkan
hasil survei lapangan yang telah dilakukan terdapat 19 desa yang tidak berlistrik di Kabupaten Gayo
Lues, dimana tedapat 5 desa di Kecamatan Terangon, 5 desa di Kecamatan Pining, 6 desa di
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 11
PT.
Kecamatan Putri Beutung, dan masing-masing satu desa di Kecamatan Blang Jeranggo, Kecamatan
Debun Gelang, dan Kecamatan Pantan Cuaca.
Tabel 4.9 Desa-desa belum berlistrik di Kabupaten Gayo Lues
No
Kecamatan
Nama desa
Jumlah KK
1
Pantan Cuaca
UPT Aih Selah
2
Debun Gelang
Uning Sepakat
3
Blangg Jeranggo
Tingkem
4
Gajah
5
Uring
Pining
6
Pasir Putih
7
Pepelah
8
Lesten
9
Persada Tongra
10
Kute Reje
11 Terangon
Rime Raya
12
Pantan Lues
13
Malelang Jaya
14
Ramung Musara
15
Kute Lengat Sepakat
16
Pungke Jaya
Putri Betung
17
Singah Mulo
18
Meloak Sepakat
19
Meloak Aih Ilang
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
58
97
55
43
160
120
63
70
45
53
51
59
40
115
87
100
72
108
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat
1
1,7
3
20
22
7
11
9
2,5
4,2
4,2
31
25
30
36
30
40
40
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 19 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Gayo Lues teridentifikasi 58 % jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki PLN
(<75 KK), sedangkan desa-desa yang memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km sebanyak
12 desa. Penyediaan dan penggunaan energi saat ini, masyarakat menggunakan kayu bakar sebagai
kebutuhan untuk memasak. Ketersediaan jenis energi kayu bakar dipungut dari limbah-limbah
pertanian dan perkebunan rakyat di desa setempat. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh penduduk
untuk penyediaan sumber energi memasak dan penerangan berkisar Rp. 20.000,- Rp. 50.000,/KK/bulan.
Kondisi sosial demografi pada 19 desa, umumnya memiliki topografi wilayah adalah lereng/punggung
bukit, sedangkan pola pemukiman penduduk sebagian besar desa adalah mengelompok. Sumber mata
pencaharian mayoritas penduduk dari sektor pertanian dan perkebunan. Besarnya penghasilan ratarata penduduk berkisar Rp. 750.000,- Rp. 1.500.000,- /KK/bulan.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 12
PT.
4.3.6
Kabupaten Aceh Tenggara secara geografis terletak pada 97 12' 98 1' Bujur Timur dan 2 54' - 3
45' Lintang utara, dengan luas wilayah 4.189,26 Km2. Selanjutnya secara administrasi Kabupaten
Aceh Tenggara berbatasan dengan:
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Wilayah administrasi Kabupaten Aceh Tenggara terdiri dari 16 (enam belas) kecamatan, 51 kemukiman
dan 2 desa/kampung/kelurahan. Berdasarkan hasil survei lapangan yang telah dilakukan hanya
terdapat 16 desa yang belum terlistriki di Kabupaten Aceh Tenggara, semuanya di Kecamatan Leuser
seperti terlihat dalam Tabel 4.10 .
Tabel 4.10 Desa-desa belum berlistrik di kabupaten Aceh Tenggara
No
Kecamatan
Nama desa
1
Bubun Alas
2
Bubun Indah
3
Ukhet Peseluk
4
Akhih mejile
5
Sade Ate
6
Tunas Mude
7
Gayo Sendah
8
Gunung Pak-Pak
Leuser
9
Suka Damai
10
Naga Timbul
11
Kute Kompas
12
Laut Tawar
13
Sepakat
14
Punce Nale
15
Harapan
16
Metuah kerina
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Jumlah KK
56
70
42
46
45
40
36
100
40
46
26
150
58
76
40
50
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 16 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Aceh Tenggara teridentifikasi 81 % jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki
PLN (<75 KK), sedangkan desa-desa yang memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km
sebanyak 14 desa. Penyediaan dan penggunaan energi saat ini, masyarakat menggunakan kayu bakar
sebagai kebutuhan untuk memasak. Ketersediaan jenis energi kayu bakar dipungut dari limbah-limbah
pertanian dan perkebunan rakyat di desa setempat. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh penduduk
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 13
PT.
untuk penyediaan sumber energi memasak dan penerangan berkisar Rp. 40.000,- Rp. 75.000,/KK/bulan.
Kondisi sosial demografi pada 16 desa, umumnya memiliki topografi wilayah adalah lereng/punggung
bukit, sedangkan pola pemukiman penduduk sebagian besar desa adalah mengelompok. Sumber mata
pencaharian mayoritas penduduk dari sektor pertanian dan perkebunan. Besarnya penghasilan ratarata penduduk berkisar Rp. 750.000,- Rp. 1.500.000,- /KK/bulan.
4.3.7
Kabupaten Aceh Jaya mempunyai luas wilayah 3.727.00 Km2 terletak pada 04 22' sampai 05 16'
garis Lintang Utara dan 95 02' - 93 03' Bujur Timur. Wilayah Aceh Jaya merupakan bagian pantai
barat dan dataran kepulauan Sumatera yang membentang dari Barat ke Timur dengan panjang garis
pantai sejauh 156 km. Secara Administrasi Kabupaten Aceh Jaya mempunyai batas-batas:
Adapun desa yang belum menerima pelayanan listrik dari PLN sampai saat ini terdistribusi dalam 5
(lima) Kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 24 (dua puluh empat) desa. Desa-desa tersebut
sebagaimana terlihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Desa-desa belum berlistrik di Kabupaten Aceh Jaya
No
1
Kecamatan
Jaya
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Sampoi Niet
Setia Bakti
Mareu
53
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat
5
Mata Ie
75
Babah Nipah
72
Pulo Raya
Krueng Ayon
Padang
Gunong Meunasah
Paya Laot
Sapek
Pante Kuyun
Gle Seubak
Gampong Baroh
51
110
174
32
85
36
100
147
115
1
12
1
2
3
8
13
17
14
Nama desa
Jumlah KK
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 14
PT.
No
Kecamatan
Nama desa
13 Panga
Gle Putoh
14
Lhok Guci
15
Tuwi Priya
16
Bintah
17
Alue Punti
18
Ceurace
19 Teunom
Alue Jang
20
Sarah Raya
21
Kubu
22
Alue Meuraksa
23
Pasi Timon
24
Pasi Geulima
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Jumlah KK
96
50
173
148
38
87
137
112
53
75
72
51
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat
5
0.5
1
10
3
4
8
11
10
12
2
1.5
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 24 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Aceh Jaya teridentifikasi 41,67 % jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki
PLN (<75 KK), sedangkan desa-desa yang memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km
sebanyak 14 desa. Penyediaan dan penggunaan energi saat ini, sebanyak 17 desa yang
menggunakan minyak tanah dan kayu bakar sebagai kebutuhan untuk memasak. Ketersediaan jenis
energi minyak tanah diperoleh masyarakat dari agen/penyalur terdekat, sedangkan kayu bakar
dipungut dari limbah-limbah pertanian dan perkebunan rakyat di desa setempat.
Penggunaan sumber energi untuk kebutuhan penerangan terdapat 4 desa yang sebagian
penduduknya memiliki PLTS yang diperoleh dari bantuan PEMDA dan Pemerintah Pusat, 17 desa
dengan sebagian penduduknya menggunakan solar/premium untuk kebutuhan pembangkit energi
listrik. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh penduduk untuk penyediaan sumber energi memasak dan
penerangan berkisar Rp. 20.000,- Rp. 75.000,- /KK/bulan.
Kondisi sosial demografi pada 24 desa, sebagian besar (50%) memiliki topografi wilayah adalah
lereng/punggung bukit, sisanya dengan topografi wilayah lembah/DAS dan daratan, sedangkan pola
pemukiman penduduk sebagian besar desa adalah mengelompok. Sumber mata pencaharian
mayoritas penduduk dari sektor pertanian dan perkebunan, hanya dua desa yang bersumber dari
sektor perikanan. Besarnya penghasilan rata-rata penduduk berkisar Rp. 1.500.000,- Rp. 2.000.000,/KK/bulan.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 15
PT.
4.3.8
Berdasarkan peta dasar Bakosurtanal 1991, secara geografis Kabupaten Aceh Barat secara terletak
pada 95 52'- 86o30 Bujur Timur dan 04 61' - 04 47' Lintang Utara. Dengan luas wilayah 2.927,95
Km2 atau seluas 292.795 Ha. Selanjutnya secara administrasi Kabupaten Aceh Barat berbatasan
dengan:
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Samudra Indonesia
Wilayah administrasi Kabupaten Aceh Barat terdiri dari 11 (sebelas) Kecamatan dan 32 kemukiman
serta 314 desa. Adapun desa yang belum menerima pelayanan listrik dari PLN sampai saat ini
terdistribusi dalam 5 (lima) Kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 23 (dua puluh tiga) desa
sebagaimana terlihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Desa-desa belum berlistrik di Kabupaten Aceh Barat
No
Kecamatan
Desa
1
Rambong
2
Gampong Baroh WT
3
Pasi Ara WT
4
Kubu Capang
Woyla Timur
5
Paya Baro
6
Seuradeuk
7
Lubok Panyang
8
Teumikut Ranum
9 Arongan Lambalek
Karang Hampa
10
Canggai
11 Pante Cereumen
Sikundo
12
Jambak
13
Ujong Raja
14 Panton Rheu
Paya Baro Meuko
15
Antong
16
Gleng
17
Leubok Beutong
18
Ramiti
19
Gaseu
Sungai Mas
20
Gunong Buloh
21
Pungki
22
Sipot
23
Lueng Baro
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Jumlah
KK
52
28
69
31
85
69
37
49
80
74
50
86
100
39
29
147
45
30
65
25
93
36
35
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat
8
10
12
15
8
9
10
11
5
8
10
7
9
9.5
11
13
12
14
16
21
IV - 16
PT.
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 23 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Aceh Barat teridentifikasi 73,91 % jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki
PLN (<75 KK), seluruh desa memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km. Penyediaan dan
penggunaan energi saat ini, sebanyak 14 desa yang menggunakan minyak tanah dan kayu bakar
sebagai kebutuhan untuk memasak, sedangkan penduduk pada 9 desa masih menggunakan kayu
bakar sebagai sumber energi untuk memasak. Ketersediaan jenis energi minyak tanah diperoleh
masyarakat dari agen/penyalur terdekat, sedangkan kayu bakar dipungut dari limbah-limbah pertanian
dan perkebunan rakyat di desa setempat.
Penggunaan sumber energi untuk kebutuhan penerangan terdapat 8 desa yang sebagian
penduduknya memiliki PLTS yang diperoleh dari bantuan PEMDA dan Pemerintah Pusat, sedangkan
penduduk desa lainnya menggunakan minyak tanah sebagai sumber energi untuk kebutuhan
penerangan. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh penduduk untuk penyediaan sumber energi
memasak dan penerangan berkisar Rp. 20.000,- Rp. 30.000,- /KK/bulan.
Kondisi sosial demografi pada 23 desa, sebanyak 10 desa memiliki topografi wilayah adalah
lembah/DAS, sebanyak 7 desa dengan topografi wilayah lereng/punggung bukit dan 6 desa dengan
topografi wilayah daratan. Pola pemukiman penduduk keseluruhan desa adalah mengelompok.
Sumber mata pencaharian mayoritas penduduk dari sektor pertanian dan perkebunan dengan
penghasilan rata-rata penduduk berkisar Rp. 1.200.000,- Rp. 1.500.000,- /KK/bulan.
Dari pengumpulan data dilapangan, diperoleh sumber energi air yang dapat digunakan sebagai daya
air untuk PLTMH hanya terdapat pada 2 desa, semua sumber energi tersebut dari sungai. Potensi
energi biomassa tersedia pada 23 desa yang dapat diperoleh dari limbah hasil pengolahan produksi
pertanian padi.
4.3.9
Kabupaten Nagan Raya secara geografis terletak pada lokasi 0340' sampai 0438' garis Lintang Utara
dan 9611' - 9648' Bujur Timur dengan luas wilayah 3.363,72 Km2 ( 336.372 hektar). Kabupaten
Nagan Raya mempunyai batas-batas;
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 17
PT.
Sebelah Timur dengan Kabupaten Gayo Luwes dan Kabupaten Aceh Barat Daya
Berdasarkan Nagan Raya Dalam Angka Tahun 2006 Wilayah Administrasi Kabupaten Nagan Raya
terdiri dari 5 kecamatan dan 27 kemukiman serta 224 desa dapat dilihat Tabel 3.65, sejak tahun 2007
Kecamatan Kuala telah mengalami pemekaran menjadi 3 kecamatan yaitu: Kecamatan Kuala,
Kecamatan Kuala Pesisir dan Kecamatan Tadu Raya. Adapun desa yang belum menerima pelayanan
listrik dari PLN sampai saat ini terdistribusi dalam 4 Kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 16 desa
(Tabel 4.13).
Tabel 4.13 Desa-desa belum berlistrik di Kabupaten Nagan Raya
52
Jarak jaringan
listrik PLN terdekat
(km)
4
Bumi Sari
142
Blang Lango
37
Tuwi Meulesong
26
Gapa Garu
52
3.5
Alue Gajah
40
Alue Labu
40
Pasi Luah
35
Geunong Sapek
43
3.5
10
Babah roet
145
11
Sarah Mantok
37
4.5
12
Alue Seupeng
88
5.5
13
Alue Siron
75
14
No
1
2
3
4
15
Kecamatan
Beutong
Seunangan Timur
Tadu Raya
Darul Makmur
Nama desa
16
Kuala Seumayam
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Jumlah KK
27
Berdasar kan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 16 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Nagan Raya teridentifikasi 75 % jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki PLN
(<75 KK), sedangkan desa-desa yang memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km
sebanyak 7 desa.
Penyediaan dan penggunaan energi saat ini, sebanyak 14 desa yang menggunakan minyak tanah dan
kayu bakar sebagai kebutuhan untuk memasak. Ketersediaan jenis energi minyak tanah diperoleh
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 18
PT.
masyarakat dari agen/penyalur terdekat, sedangkan kayu bakar dipungut dari limbah-limbah pertanian
dan perkebunan rakyat di desa setempat.
Penggunaan sumber energi untuk kebutuhan penerangan terdapat 2 desa yang sebagian
penduduknya memiliki PLTS yang diperoleh dari bantuan PEMDA dan Pemerintah Pusat, 6 desa
dengan sebagian penduduknya menggunakan premium untuk kebutuhan pembangkit energi listrik.
Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh penduduk untuk penyediaan sumber energi memasak dan
penerangan berkisar Rp. 30.000,- Rp. 75.000,- /KK/bulan.
Kondisi sosial demografi pada 16 desa, sebagian (50%) memiliki topografi wilayah adalah
lereng/punggung bukit, sebagian (50%) lagi dengan topografi wilayah lembah/DAS, sedangkan pola
pemukiman penduduk di 16 desa tersebut adalah mengelompok. Sumber mata pencaharian mayoritas
penduduk dari sektor pertanian dan perkebunan. Besarnya penghasilan rata-rata penduduk berkisar
Rp. 1.250.000,- Rp. 2.000.000,- /KK/bulan.
Dari pengumpulan data dilapangan, diperoleh sumber energi air yang dapat digunakan sebagai daya
air untuk PLTMH hanya terdapat pada 2 desa, semua sumber energi tersebut dari sungai. Potensi
energi biomassa tersedia pada 14 desa yang dapat diperoleh dari limbah hasil pengolahan produksi
pertanian dan perkebunan: padi dan sawit. Untuk pengembangan potensi energi nabati yang diperoleh
dari minyak sawit (bioethanol), hanya tersedia pada 1 desa yaitu desa Bumi Sari kecamatan Beutong.
4.3.10 KABUPATEN ACEH SELATAN
Berdasarkan peta, secara geografis Kabupaten Aceh Selatan terletak pada 90-96o Bujur Timur dan
02 - 04 Lintang Utara. Dengan luas wilayah 4.005,10 Km2 atau seluas 400.510 Ha. Selanjutnya
secara administrasi Kabupaten Aceh Selatan berbatasan dengan:
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Samudra Indonesia
Sebelah Barat
Wilayah administrasi Kabupaten Aceh Selatan terdiri dari 16 (enam belas) kecamatan dan 42
kemukiman serta 247 desa. Adapun desa yang belum menerima pelayanan listrik dari PLN sampai
saat ini terdistribusi dalam 3 Kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 7 desa.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 19
PT.
Kecamatan
Desa
1
Si Urai-urai
2 Kluet Tengah
Koto Indarung
3
Alur Keujeuren
4
Kluet Timur
Pucok Lembang
5
Kuta Padang
Trumon
6
Raket
7
Gampong Teungoh
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Jumlah KK
15
104
112
223
86
36
30
Jarak jaringan
listrik PLN terdekat
(km)
3
4
29
5
5
8
6
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 7 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Aceh Selatan teridentifikasi 42,86 % jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki
PLN (<75 KK), sedangkan desa-desa yang memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km
sebanyak 5 desa.
Penyediaan dan penggunaan energi saat ini, sebanyak 2 desa yang menggunakan minyak tanah dan
kayu bakar sebagai kebutuhan untuk memasak, 5 desa lainnya menggunakan kayu bakarnya saja.
Ketersediaan jenis energi minyak tanah diperoleh masyarakat dari agen/penyalur terdekat, sedangkan
kayu bakar dipungut dari limbah-limbah pertanian dan perkebunan rakyat di desa setempat.
Penggunaan sumber energi untuk kebutuhan penerangan terdapat semua desa yang sebagian
penduduknya memiliki PLTS yang diperoleh dari bantuan PEMDA dan Pemerintah Pusat. Besarnya
biaya yang dikeluarkan oleh penduduk untuk penyediaan sumber energi memasak dan penerangan
berkisar Rp. 20.000,- Rp. 30.000,- /KK/bulan.
Kondisi sosial demografi pada 7 desa, sebagian besar (57,14%) memiliki topografi wilayah adalah
pesisir, sisanya dengan topografi wilayah lembah/DAS, lereng/punggung bukit dan daratan, sedangkan
pola pemukiman penduduk sebagian besar desa adalah mengelompok. Sumber mata pencaharian
mayoritas penduduk dari sektor pertanian dan perkebunan, hanya satu desa yang bersumber dari
sektor pertanian dan perikanan. Besarnya penghasilan rata-rata penduduk berkisar Rp. 1.500.000,-
Rp. 2.000.000,- /KK/bulan.
Dari pengumpulan data dilapangan, diperoleh sumber energi air yang dapat digunakan sebagai daya
air untuk PLTMH hanya terdapat pada 2 desa, semua sumber energi tersebut dari sungai. Potensi
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 20
PT.
energi biomassa tersedia pada 7 desa yang dapat diperoleh dari limbah hasil pengolahan produksi
pertanian: padi, jagung, dan lainnya. Untuk pengembangan potensi energi nabati yang diperoleh dari
minyak sawit dan jagung (bioethanol), hanya tersedia pada 3 desa yaitu desa Kuta Padang, Raket dan
Gampong Tengah kecamatan Trumon.
4.3.11 KOTA SUBULUSSALAM
Kota Subulussalam terletak pada posisi antara 202 300 LU dan 97004 98012 BT. Luas Kota
Subulussalam adalah 1391 Km2 dengan batas batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Aceh Tenggara
Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Aceh Singkil
Sebelah Timur berbatas dengan Provinsi Sumatera Utara
Sebelah Barat berbatas dengan Kabupaen Aceh Selatan
Wilayah administrasi kota Subulussalam terdiri dari 5 kecamatan dan 8 kemukiman serta 73 desa.
Adapun desa yang belum menerima pelayanan listrik dari PLN sampai saat ini terdistribusi dalam 3
Kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 10 desa sebagaimana terlihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Desa-desa belum berlistrik di Kota Subulussalam
No
Kecamatan
Desa
1
Panji
2
Longkib
Longkib
3
Bukit Alim
5
Darussalam
6
Darul Makmur
Sultan Daulat
7
Pasir Belo
8
Oboh
9
Tualang
Rundeng
10
Siperkas
11
Dah
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Jumlah
KK
112
60
85
70
76
60
40
225
56
Jarak jaringan
listrik PLN terdekat
(Km)
5
4
5
3
5
8
5
5
4
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 11 desa yang belum terlistriki di Kota
Subulussalam teridentifikasi 36,36% jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki
PLN (<75 KK), sedangkan desa-desa yang memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km
sebanyak 5 desa.
Penyediaan dan penggunaan energi saat ini, sebanyak 11 desa tersebut menggunakan kayu bakar
sebagai kebutuhan untuk memasak. Ketersediaan kayu bakar dipungut dari limbah-limbah pertanian
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 21
PT.
dan perkebunan rakyat di desa setempat. Penggunaan sumber energi untuk kebutuhan penerangan
terdapat 4 desa yang sebagian penduduknya memiliki PLTS yang diperoleh dari bantuan PEMDA dan
Pemerintah Pusat, 7 desa dengan sebagian penduduknya menggunakan minyak tanah untuk
kebutuhan penerangan. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh penduduk untuk penyediaan sumber
energi memasak dan penerangan berkisar Rp. 20.000,- Rp. 30.000,- /KK/bulan.
Kondisi sosial demografi pada 11 desa, sebagian besar (81,82%) memiliki topografi wilayah adalah
Lembah/DAS, sisanya dengan topografi wilayah daratan, sedangkan pola pemukiman penduduk
sebagian besar desa adalah mengelompok. Sumber mata pencaharian mayoritas penduduk dari sektor
pertanian dan perkebunan. Besarnya penghasilan rata-rata penduduk berkisar Rp. 1.200.000,- Rp.
1.800.000,- /KK/bulan.
Dari pengumpulan data dilapangan, diperoleh sumber energi air yang dapat digunakan sebagai daya
air untuk PLTMH hanya terdapat pada 2 desa, semua sumber energi tersebut dari sungai. Potensi
energi biomassa tersedia pada 10 desa yang dapat diperoleh dari limbah hasil pengolahan produksi
pertanian: padi, jagung, dan lainnya. Untuk pengembangan potensi energi nabati yang diperoleh dari
minyak sawit dan jagung (bioethanol), hanya tersedia pada 1 desa yaitu desa Pasir Belo kecamatan
Sultan Daulat.
4.3.12 KABUPATEN ACEH SINGKIL
Kabupaten Aceh Singkil dengan Ibukota Singkil pada posisi antara 2021 3001 LU dan 970041 980121
BT. Luas Kabupaten Aceh Singkil adalah 2.187 Km2 yang terdiri dari 10 Kecamatan dan 117 Desa dan
15 Kemukiman, dengan batas batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatas Dengan Kabupaten Aceh Tenggara
Sebelah Selatan berbatas dengan Pantai Samudera Hindia
Sebelah Timur berbatas dengan Provinsi Sumatera Utara
Sebelah Barat berbatas dengan Pemko Subulussalam
Wilayah administrasi Kabupaten Aceh Singkil terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan dan 15 kemukiman
serta 117 desa. Adapun desa yang belum menerima pelayanan listrik dari PLN sampai saat ini
terdistribusi dalam 5 Kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 9 desa sebagaimana terlihat pada
Tabel 4.16.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 22
PT.
Kecamatan
Desa
1
Danau Pinang
Danau Paris
2
Situban Makmur
3
Sikoran
4
Muara Pea
Kota Baharu
5
Mukti Lincir
6
Gunung Meriah
Tanjung Betik
7
Simpang Kanan
Guha
8
Ujung Sialit
Pulau Banyak
9
Suka Makmur
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Jumlah
KK
86
672
89
88
103
36
24
202
55
Jarak jaringan
listrik PLN terdekat
(Km)
5
5
3.5
4
7
1
15
44 (mil laut)
54 (mil laut)
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 9 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Aceh Singkil teridentifikasi 33,33 % jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki
PLN (<75 KK), sedangkan desa-desa yang memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km
sebanyak 6 desa.
Penyediaan dan penggunaan energi saat ini, sebanyak 5 desa yang menggunakan minyak tanah dan
kayu bakar sebagai kebutuhan untuk memasak. Ketersediaan jenis energi minyak tanah diperoleh
masyarakat dari agen/penyalur terdekat, sedangkan kayu bakar dipungut dari limbah-limbah pertanian
dan perkebunan rakyat di desa setempat. Penggunaan sumber energi untuk kebutuhan penerangan
terdapat 2 desa yang sebagian penduduknya memiliki PLTS yang diperoleh dari bantuan BRR, 3 desa
dengan sebagian penduduknya menggunakan premium untuk kebutuhan pembangkit energi listrik.
Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh penduduk untuk penyediaan sumber energi memasak dan
penerangan berkisar Rp. 30.000,- Rp. 75.000,- /KK/bulan.
Kondisi sosial demografi pada 9 desa, sebagian besar (66,66%) memiliki topografi wilayah adalah
lereng/punggung bukit, sisanya dengan topografi wilayah lembah/DAS dan pesisir, sedangkan pola
pemukiman penduduk sebagian besar desa adalah mengelompok. Sumber mata pencaharian
mayoritas penduduk dari sektor pertanian dan perkebunan, hanya dua desa yang bersumber dari
sektor perikanan. Besarnya penghasilan rata-rata penduduk berkisar Rp. 1.000.000,- Rp. 2.000.000,/KK/bulan.
Dari pengumpulan data dilapangan, diperoleh sumber energi air yang dapat digunakan sebagai daya
air untuk PLTMH hanya terdapat pada 1 desa yang bersumber energi tersebut dari sungai. Potensi
energi biomassa tersedia pada 9 desa yang dapat diperoleh dari limbah hasil pengolahan produksi
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 23
PT.
pertanian: padi, jagung, dan lainnya. Untuk pengembangan potensi energi nabati yang diperoleh dari
minyak sawit hanya tersedia pada 1 desa yaitu desa Situban Makmur Kecamatan Danau Paris.
4.3.13 KABUPATEN ACEH UTARA
Kabupaten Aceh Utara secara geografis terletak pada 4 46 00 - 5 00 40 Lintang Utara dan 96 52
00 - 97 31 00 Bujur Timur, dengan luas wilayah 3.296,86 Km2 dan terdiri dari 22 (dua puluh dua)
kecamatan. Selanjutnya secara administrasi Kabupaten Aceh Utara berbatasan dengan:
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Kabupaten Bieruen
Kebutuhan listrik untuk Kabupaten Aceh Utara disuplai dari Sistem interkoneksi transmisi 150 kV
Sumut-Aceh yang sebagian besar melalui GI yang terdapat di Bayu dan sebagiannya lagi (wilayah
barat) dari GI Bireuen, dengan total kapasistas kedua GI tersebut adalah 90 MVA. Keseluruhan sistem
PLN tersebut telah menjangkau seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Utara. Dari total 852
desa yang terdapat di Aceh Utara, yang belum terlistriki sebanyak 8 desa yang tersebar di Kecamatan
Paya Bakong, Baktiya, Tanah Luas, Meurah Mulia dan Geuredong Pase. Desa-desa yang belum
terlistriki tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17 Desa-desa yang tidak terlistriki PLN di Kabupaten Aceh Utara
No
Kecamatan
Nama desa
1
Buket Pidie
2 Paya Bakong
Kebon Pirak
3
Seunebok Aceh
4
Mns Cot Keupok
5 Baktiya
Matang Raya Blang Sialek
6 Tanah Luas
Buket Makarti
7 Meurah Mulia
Mns Bare Blang
8 Geureudong Pase
Lubok Kliet
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Jumlah (KK)
20
36
57
134
87
70
35
53
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 8 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Aceh Utara teridentifikasi 6 desa jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki PLN
(<75 KK), sedangkan desa-desa yang memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 24
PT.
sebanyak 6 desa. Dari hasil survey juga diketahui pada dasarnya sebagai besar desa-desa tersebut
sudah pernah terlistriki PLN namun saat ini rusak karena konflik.
Penyediaan dan penggunaan energi saat ini, semua desa menggunakan minyak tanah dan kayu bakar
sebagai kebutuhan untuk memasak. Ketersediaan jenis energi minyak tanah diperoleh masyarakat dari
agen/penyalur terdekat, sedangkan kayu bakar dipungut dari limbah-limbah pertanian dan perkebunan
rakyat di desa setempat. Penggunaan sumber energi untuk kebutuhan penerangan terdapat 4 desa
yang sebagian penduduknya menggunakan solar/premium untuk kebutuhan pembangkit energi listrik,
4 desa dengan sebagian penduduknya menggunakan minyak tanah. Besarnya biaya yang dikeluarkan
oleh penduduk untuk penyediaan sumber energi memasak dan penerangan berkisar Rp. 15.000,-
Rp. 30.000,- /KK/bulan.
Kondisi sosial demografi pada 8 desa, sebanyak 4 desa memiliki topografi wilayah adalah
lereng/punggung bukit dan sisanya 4 desa dengan topografi wilayah dataran. Sedangkan pola
pemukiman penduduk sebagian besar desa adalah mengelompok. Sumber mata pencaharian
mayoritas penduduk dari sektor pertanian dan perkebunan dengan besarnya penghasilan rata-rata
penduduk berkisar Rp. 550.000,- Rp. 800.000,- /KK/bulan
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Kabupaten Aceh Timur mempunyai luas wilayah 6040,40 Km2 yang sebagian besar terdiri dari wilayah
perbukitan. Kabupaten Aceh Timur terdiri dari 21 kecamatan dan 487 desa dengan Kota Idi sebagai
ibukota Kabupaten Aceh Timur. Kabupaten Aceh Timur mempunyai luas wilayah 6040,40 Km2 yang
sebagian besar terdiri dari wilayah perbukitan. Kabupaten Aceh Timur terdiri dari 21 kecamatan dengan
Kota Idi sebagai ibukota kabupaten.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 25
PT.
Kebutuhan listrik untuk Kabupaten Aceh Timur disuplai dari Sistem interkoneksi transmisi 150 kV
Sumut-Aceh melalui 3 buah Gardu Induk (GI) yang berkapsitas 70 MVA yang terletak di Tualang Cut,
Alur Dua, dan Alue Batee. Selain itu juga terdapat PLTD Isolated dengan kapasitas tepasang sebesar
14 MW.
Keseluruhan sistem PLN tersebut telah menjangkau seluruh kecamatan yang ada di
Kabupaten Aceh Timur. Dari 487 desa yang terdapat di Aceh Timur, yang belum terlistriki sebanyak 7
desa yang tersebar di Kecamatan Serbajadi dan Indra Makmur. Desa-desa yang belum terlistriki
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18 Desa-desa yang tidak terlistriki PLN di Kabupaten Aceh Timur
No
Kecamatan
Nama desa
1
Seulemak
2
Rampah
Serbajadi
3
Mesir
4
Bunin
5
Sri Mulya
6
Alue Ie Itam
Indra Makmur
7
Desa Seunobok Bayu
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Jumlah KK
53
113
75
100
40
1200
194
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat (Km)
12
8
10
13
2
3
12
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 7 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Aceh Timur teridentifikasi 3 desa jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki PLN
(<75 KK), sedangkan desa-desa yang memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km
sebanyak 5 desa. Penyediaan dan penggunaan energi saat ini, semua desa menggunakan minyak
tanah dan kayu bakar sebagai kebutuhan untuk memasak. Ketersediaan jenis energi minyak tanah
diperoleh masyarakat dari agen/penyalur terdekat, sedangkan kayu bakar dipungut dari limbah-limbah
pertanian dan perkebunan rakyat di desa setempat.
Penggunaan sumber energi untuk kebutuhan penerangan terdapat 3 desa yang sebagian
penduduknya memiliki PLTS yang diperoleh dari bantuan PEMDA dan Pemerintah Pusat, 4 desa
dengan sebagian penduduknya menggunakan solar/premium untuk kebutuhan pembangkit energi
listrik. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh penduduk untuk penyediaan sumber energi memasak dan
penerangan berkisar Rp. 15.000,- Rp. 40.000,- /KK/bulan.
Kondisi sosial demografi pada 7 desa, sebanyak 4 desa memiliki topografi wilayah adalah lembah/DAS
dan sisanya 2 desa dengan topografi wilayah lereng/punggung bukit, sedangkan pola pemukiman
penduduk sebagian besar desa adalah mengelompok. Sumber mata pencaharian mayoritas penduduk
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 26
PT.
dari sektor pertanian dan perkebunan dengan besarnya penghasilan rata-rata penduduk berkisar Rp.
500.000,- Rp. 750.000,- /KK/bulan.
Kecamatan
Simeulue Timur
Teupah Selatan
Teupah Barat
Teluk Dalam
Simeulue Barat
Desa
Pulau Siumat
Lataling
Pulau Bengkalak
Pulau Teupah
Babussalam
Lugu Sekbahak
Muara Aman
Gunung Putih
Lhok Makmur
Sanggiran
Ujung Harapan
Amabaan
Lhok Bikhao
Miteum
Sinar Bahagia
Sembilan
Layabaung
Jumlah
KK
80
115
101
102
120
98
74
93
160
141
132
206
70
126
88
187
252
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat (KM)
17
0,5
0,8
15
11
4
10
7
20
12
8
3
5
1
5
18
18
IV - 27
PT.
No
Kecamatan
Desa
18
Lhok Dalam
19
Lubuk Baik
20
Langi
21 Alafan
Serafon
22
Lhok Pauh
23
Lamerem
24
Lewak
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Jumlah
KK
71
127
182
79
127
110
192
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat (KM)
7
30
23
35
35
50
50
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 24 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Simeulue teridentifikasi 87 % jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki PLN
(<75 KK), sedangkan desa-desa yang memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km sebanyak
19 desa. Penyediaan dan penggunaan energi saat ini, masyarakat menggunakan kayu bakar sebagai
kebutuhan untuk memasak. Ketersediaan jenis energi kayu bakar dipungut dari limbah-limbah
pertanian dan perkebunan rakyat di desa setempat.
Penggunaan sumber energi untuk kebutuhan penerangan terdapat 5 desa yang sebagian
penduduknya memiliki PLTS yang diperoleh dari bantuan PEMDA dan Pemerintah Pusat, selebihnya
sebagian penduduknya menggunakan solar/premium untuk kebutuhan pembangkit energi listrik.
Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh penduduk untuk penyediaan sumber energi memasak dan
penerangan berkisar Rp. 30.000,- Rp. 100.000,- /KK/bulan.
Kondisi sosial demografi pada 24 desa, memiliki topografi wilayah adalah daerah lereng bukit dan
pesisir pantai, sedangkan pola pemukiman penduduk adalah mengelompok dan sebagian lainnya
terpencar. Sumber mata pencaharian mayoritas penduduk dari sektor pertanian dan perkebunan, serta
sektor perikanan laut. Besarnya penghasilan rata-rata penduduk berkisar Rp. 500.000,- Rp.
1.500.000,- /KK/bulan.
4.4
Hasil pengumpulan data primer yang mencakup survei non-teknis (meliputi gambaran umum wilayah,
gambaran penyediaan dan penggunaan energi serta gambaran kondisi sosial demografi) dan survei
teknis terhadap potensi energi air, biomassa dan nabati diperlihatkan dalam tabel di bawah ini. Kajian
terhadap data primer memperlihatkan bahwa potensi sumber energi terbarukan terdapat di semua
desa belum berlistrik dengan tingkat dan jenis energi yang bervariasi. Desa-desa yang terletak di
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 28
PT.
kawasan pegunungan atau dekat dengan aliran sungai memiliki potensi energi air. Sekitar 75 desa
memperlihatkan adanya potensi air yang potensial untuk dikembangkan sebagai sumber energi listrik.
Data potensi energi alternatif di Kabupaten Aceh Timur disajikan pada tabel berikut, untuk kabupaten
lainnya disajikan pada Lampiran D.
Tabel 4.20 Data potensi energi alternatif di Kabupaten Aceh Timur
Potensi Energi
No
Kec.
Desa
Nabati
Biomassa
Produksi (L/th)
Sawit
1
2
3
4
5
Seulemak
Rampah
Serba
Mesir
Jadi
Bunin
Sri Mulya
8.600
Seneubok
7.740
6
Bayu
Indra
Makmu
Alue Ie
7
688.000
Itam
Sumber: Data primer,2008 (diolah)
Air
Q
Jagung
Padi
Jagung
Sawit
Kelapa
Pinang
(m3/dt)
(m)
5.60
22.40
11.20
42.00
-
17.50
75.00
75.00
18.00
51.00
-
0.11
5.60
0.75
-
20.00
5.00
10.00
-
20.000
5.12
15.75
0.90
4.688
7.00
1.20
1400.00
0.40
Potensi energi biomassa adalah sumber energi yang didasarkan pada ketersediaan limbah hutan,
perkebunan dan pertanian yang ada di desa yang menjadi target survei. Sedangkan potensi energi
nabati adalah energi yang berbasis minyak tumbuhan seperti minyak sawit, minyak jarak, dan lain-lain
(produk konversinya adalah biodiesel) atau ubi kayu, jagung, tebu, dan lain-lain (yang dapat dikonversi
menjadi bioethanol). Hasil survei memperlihatkan bahwa hampir semua desa belum berlistrik
mempunyai potensi biomassa. Hanya saja kendala utama yang dihadapi adalah ketersediaan
biomassa yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi untuk dimanfaatkan menjadi
sumber energi listrik yang ekonomis.
Potensi nabati juga tidak memadai untuk dikembangkan karena kasusnya mirip dengan biomassa.
Sebenarnya ada peluang untuk memanfaatkan jarak pagar sebagai sumber energi nabati karena
minyak jarak dapat dimanfaatkan secara langsung (straight plant oil) untuk membangkitkan energi
listrik. Jarak sangat direkomendasikan untuk ditanam di lahan-lahan kiritis. Tetapi permasalahannya
adalah semua desa-desa yang belum berlistrik tidak memiliki lahan kritis. Beberapa desa memang
memiliki lahan sawit, tetapi proses pengolahan sawit menjadi biodiesel sangat sulit dilakukan oleh
masyarakat desa karena dibatasi aspek ketersediaan bahan baku pembantu dan keselamatan kerja.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 29
PT.
Beberapa desa di kawasan Aceh Tenggara menghasilkan jagung yang potensial untuk diolah menjadi
bioethanol, tetapi kendala yang dihadapi adalah proses yang rumit untuk menghasilkan bioethanol
dengan kualitas standar bahan bakar. Secara umum, hasil kajian ini memperlihatkan bahwa potensi
energi terbarukan yang layak dibangun di desa-desa belum berlistrik adalah jenis energi air. Untuk
desa-desa yang tidak memiliki akses ke pembangkit tenaga listrik mikrohidro, direkomendasikan untuk
membangun pembangkit listrik tenaga surya atau memperluas jaringan PLN dengan memanfaatkan
tambahan daya dari pembangkit-pembangkit baru berbahan bakar batubara atau PLTA.
4.5
PENGOLAHAN DATA
Perhitungan ketersediaan energi untuk setiap potensi energi dihitung berdasarkan persamaan yang
disajikan dalam Tabel 4.21 berikut:
Tabel 4.21 Persamaan untuk perhitungan daya
Potensi Energi
Air
Biomassa
Nabati
Keterangan:
D
= daya (Watt)
LB
LN
Untuk perhitungan kebutuhan energi, didasarkan pada jumlah kepala keluarga (KK) dengan asumsi
pemakaian energi listrik adalah 200 Watt/KK. Perhitungan ketersediaan dan kebutuhan energi yang
untuk masing-masing desa di Kabupaten Aceh Timur dapat dilihat pada Tabel 4.22 berikut, untuk
kabupaten lainnya disajikan pada Lampiran E.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 30
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Tabel 4.22 Ketersediaan dan kebutuhan energi desa belum berlistrik di Kabupaten Aceh Timur
KABUPATEN ACEH TIMUR
Energi Potensi (Watt)
No
Kecamatan
Serba Jadi
Desa
Nabati
Seulemak
Kebutuhan Listrik
Biomassa
Air
Jarak Ke Jaringan
Listrik Terdekat
(km)
562
22000
12
53
10600
11400
113
22600
257400
Jumlah KK
Daya ( Watt)
Kelebihan/kekurangan
(Watt)
Serba Jadi
Rampah
681
280000
Serba Jadi
Mesir
205
75000
12
75
15000
60000
653
10
100
20000
-19347
122
13
40
8000
-7878
14080
141
194
38800
-38659
1099810
9803
12
1200
240000
859810
Serba Jadi
Bunin
Serba Jadi
Sri Mulya
Indra Makmu
Seneubok Bayu
Indra Makmu
Alue Ie Itam
13740
PT.
IV - 31
PT.
4.6
Kelayakan pengembangan potensi energi dalam studi ini ditentukan berdasarkan nilai selisih antara
ketersediaan dan kebutuhan energi, jumlah KK dan jarak dengan jaringan listrik terdekat. Apabila
selisih ketersediaan dan kebutuhan energi bernilai positif, ini artinya potensi energi yang ada
diperkirakan mampu untuk memenuhi kebutuhan minimum energi listrik di wilyah tersebut, sehingga
dilanjutkan dengan analisis pra-kelayakan pengembangan pembangkit listrik. Tetapi, jika selisih
ketersediaan dan kebutuhan energi bernilai negatif, maka disimpulkan bahwa potensi energi yang ada
tidak mampu memenuhi kebutuhan minimum energi listrik, sehingga tidak dilanjutkan dengan analisis
pra-kelayakan pengembangan pembangkit listrik.
Berdasarkan KAK bahwa pengembangan energi alternatif dilakukan terhadap 4 desa setiap
kabupaten/kota, dari 195 desa yang belum terlistriki (dalam 15 kabupaten/kota), setelah dilakukan
pengolahan data besaran energi yang dapat dibangkitkan, didapatkan sebanyak 43 desa (dalam 12
kabupaten/kota) yang mempunyai potensi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Dengan
perincian, sebanyak 25 desa mempunyai potensi energi air yang layak dikembangkan untuk
pembangunan PLTMH, 6 desa mempunyai potensi energi nabati yang layak dikembangkan untuk
pembangunan PLT Biodiesel, 4 desa mempunyai potensi energi nabati yang layak dikembangkan
untuk pembangunan PLT Bioetanol, dan sebanyak 1 desa mempunyai potensi energi biomassa yang
layak dikembangkan untuk pembangunan PLTU Biomassa dan 7 desa dapat memanfaatkan energi
angin untuk pembangunan PLTBayu. .
Untuk lebih jelasnya rekapitulasi hasil analisis pemanfaatan potensi energi dalam pengembangan
pembangkit listrik untuk ketiga jenis energi ditampilkan pada Tabel 4.23 berikut ini.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 32
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Angin
(kW/m2)
Nabati
(Watt)
Biomassa
(Watt)
Air
(Watt)
Kebutuhan Listrik
Jarak Ke
Jaringan
Listrik
Terdekat
Jumlah
KK
daya
Kelebihan
daya
( Watt)
(Watt)
0,17*
6.7
98
13520
Pulo Aceh
Alue Raya
0,17*
8.1
68
16320
Pulo Aceh
Meulingge
0,17*
10.2
110
26400
Jaya
Mareu
3500
12
16
3200
300
Setia Bakti
Gampong Baroh
56000
17
85
17000
39000
Panga
Gle Putoh
12000
36
7200
4800
Teunom
Alue Meuraksa
21000
25
87
17400
3600
Sungai Mas
Gleng
160000
147
29400
130600
Sungai Mas
Ramiti
42500
11
30
6000
36500
Seunagan Timur
Tuwi Meulusong
32500
44
8800
23700
Beutong
87500
78
15600
71900
Beutong
Bumi Sari
138
27600
-14236
Kluet Tengah
Si Urai-Urai
50000
29
5800
44200
Kluet Tengah
Alue Keujreun
660000
29
126
25200
634800
Longkip
Bukit Alim
18000
60
12000
6000
Sultan Daulat
Darul Makmur
16000
56
11200
4800
Sultan Daulat
Pasir Belo
13330
0.3
40
8000
5330
Danau Paris
Situban Makmur
206140
672
134400
71740
Simpang Kanan
Guha
112500
15
24
4800
107700
Juli
Pantee Peusangan
411510
1.5
47
9400
402110
Jeumpa
Cot Meugoe
98820
85
17000
81820
5
6
Aceh Besar
Aceh Jaya
7
8
9
Aceh Barat
10
11
Nagan Raya
12
13
14
Aceh Selatan
15
16
Subulussalam
17
18
19
20
IV - 33
21
Aceh Singkil
Bireuen
13364
Rinon
PT.
Pulo Aceh
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Potensi
No
22
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Angin
(kW/m2)
Nabati
(Watt)
Biomassa
(Watt)
Air
(Watt)
Jarak Ke
Jaringan
Listrik
Terdekat
Kebutuhan Listrik
Jumlah
KK
daya
Kelebihan daya
( Watt)
(Watt)
14421
16
27
5,400
9,021
Syiah Utama
Uwer Tingkem
19620
23
29
5,800
13,820
Pegasing
Panangan Mata
32275
10
73
14.600
17.675
Pining
Uring
256000
22
160
32000
224000
Terangon
Persada Tongra
146850
70
14000
132850
Putri Betung
5443200
30
115
23000
5420200
28
Putri Betung
640000
52
108
21600
618400
29
Leuser
Ukhat Peseluk
93310
42
42
8400
84910
Leuser
Gunung Pak-pak
106640
25
100
20000
86640
Leuser
Naga Timbul
49050
76
46
9200
39850
32
Leuser
Sepakat
79980
80
58
11600
68380
33
Paya Bakong
Buket Pidie
27490
20
4000
23490
Paya Bakong
Kebun Pirak
61640
36
7200
54440
35
Tanah Luas
109940
20
70
14000
95940
36
Serba Jadi
Seulemak
22000
12
53
10600
11400
Serba Jadi
Rampah
280000
113
22600
257400
Serba Jadi
Mesir
75000
10
75
15000
60000
39
Indra Makmu
Alue Ie Itam
1200
240000
859810
40
Teluk Dalam
Babussalam
0.08*
11
120
24,000
Teluk Dalam
Muara Aman
0.08*
10
74
14,800
Simeulue Barat
Sembilan
0.08*
18
187
37,400
0.08*
18
252
50,400
23
24
Aceh Tengah
25
26
27
30
31
34
37
38
41
42
Gayo Lues
Aceh Tenggara
Aceh Utara
Aceh Timur
Simeulue
IV - 34
43
Simeulue Barat Layabaung
Sumber: Data survei, 2008 (diolah); *Aceh dalam Angka (2001-200)
1099810
Tembolon
PT.
Syiah Utama
Bener Meriah
PT.
5.1
V-1
PT.
V-2
PT.
Dari kolam pengendap air akan masuk ke bak penenang yang berfungsi untuk menyaring
akhir dan untuk mereduksi turbulensi arus air serta mengarahkannya untuk masuk ke pipa
pesat sesuai dengan debit yang diinginkan. Pipa pesat diletakkan 20 cm diatas dasar bak
penenang.
Untuk menghemat panjang pipa pesat biasanya bak penenang diletakkan sedekat
mungkin di atas power house. Pada saat perencanaan perlu diperhitungkan kemungkinan
longsor mengingat bak ini diletakkan dibagian paling atas dari tebing yang miring.
f) Rumah Pembangkit
Dengan mempertimbangkan sistem yang akan dipasang di dalam rumah pembangkit dan
ketersediaan lahan,rumah pembangkit akan dibangun di atas lahan sekitar 6 m x 6 m.
Lantai rumah pembangkit akan dibuat dengan kontruksi beton bertulang sehingga cukup
kuat menahan beban-beban statik maupun dinamik dari turbin dan generator.
Bagian bawah rumah pembangkit akan terhubung dengan saluran pembuangan (tailrace)
menuju sungai Alue Meuraksa dengan panjang saluran sekitar 40 m. Bangunan rumah
pembangkit dilengkapi fasilitas akses jalan sepanjang lebih kurang 200 m dengan lebar 1
m. selain akses jalan, drainase sekitar rumah pembangkit harus tersedia secara memadai.
2. Komponen Elektro-Mekanik
a) Turbin
Pemilihan sebuah turbin untuk PLTMH yang baik tergantung pada head yang tersedia,
perencanaan debit air, daya yang diharapkan, dan putaran turbin yang akan diteruskan ke
generator, serta ketersediaan dan harga dipasar. Berdasarkan Gambar 2.3 diperoleh jenis
turbin adalah crossflow.
b) Transmisi Daya Mekanis
Transmisi daya bertujuan untuk meneruskan daya poros turbin ke poros geretaor. Elemenelemen transmisi daya yang dapat digunakan yaitu sabuk puli, sabuk, kopling dan batalan.
Transmisi mekanik PLTMH alue Meuraksa diusulkan menggunakan sabuk jenis flat belt,
dengan efisiensi mekanik sebesar 98 %.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V-3
PT.
c) Generator
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V-4
PT.
Pembangunan
PLTMH
Alue
Meuraksa
diperkirakan
akan
memerlukan
biaya
sebesar
Rp.1.384.181.600,- hal ini berarti setiap kW daya terbangkit diperlukan biaya sekitar Rp. 62.917.345,-.
Tabel 5.2 Hasil Estimasi Biaya Pembangunan PLTMH Alue Meuraksa
No
Komponen
Biaya
A. Biaya Langsung
1
Mekanikal Elektrikal
Rp
422.137.000
Pekerjaan sipil
Rp
578.995.000
Rp
317.136.000
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V-5
PT.
No
4
Komponen
Biaya
Lain-lain
Sub total A
Rp
65.913.600
Rp
1.384.181.600
Desain (5 %)
Rp.
69.209.080
Supervisi ( 5 %)
Rp.
69.209.080
Management ( 5 %)
Rp.
69.209.080
Pajak (10 %)
Rp
138.418.160
Sub total B
Rp.
346.045.400
Total (A+B)
Rp. 1.730.227.000
Rp.
Tahun
Rp.
KW
Watt
KK
Rp
Rp
Rp
%
%
Tahun
%
1.730.227.000,2
22.682.680,22
200
87
250
450,7.047.000,84.564.000,5
2
50
2
Rp.
-
1.568.848
7,20
1,924
REKOMENDASI
PLTMH Alue Meuraksa dinilai layak untuk dikembangkan karena cukup mampu melayani seluruh kebutuhan
listrik di Desa Alue Meuraksa dan secara teknis maupun ekonomis cukup baik
Sumber : Hasil Perhitungan
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V-6
PT.
1
[ms (h2 h1 ) + mb (hs h1 )]
HHVxb
Dengan :
Wf
HHV
mb
ms
h2
h1
hs
Dari hasil analisa limbah kelapa sawit berupa tandan buah kosong dengan kandungan air sebesar
6,6% nilai bakar (high heating value), HHV = 13.170 kJ/kg.
Data-data pendukung:
: 80%
HHV
: 13.170 kJ/kg
mb
h2
h1
hs
Dari literatur diperoleh spesifikasi turbin untuk membangkitkan 5 MW maka dibutuhkan jumlah steam
sebanyak 29000 kg/jam (www.lohrmann.com), sehingga dengan mengetahui jumlah bahan bakar yang
ada, maka akan diketahui jumlah steam yang dibangkitkan.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V-7
PT.
Untuk desa Alue Ie Itam kecamatan Indra Makmu, total produksi limbah biomassa adalah 1400
ton/tahun, atau 160 kg/jam. Sehingga dari persamaan di atas dapat dihitung jumlah steam yang
dibangkitkan yaitu 133,117 kg/jam. Dengan membandingkan dengan data steam yang ada dengan
daya yang dihasilkan, maka dapat dihitung daya yang dibangkitkan untuk 133,117 kg/jam steam adalah
sebesar 24,461 kVA. Jumlah KK yang ada di desa Alue Ie Itam berjumlah 1200 KK. Jika rata-rata
kebutuhan listrik setiap warga adalah 200 watt, maka total kebutuhan listrik desa adalah 240.000 watt,
atau 240 kVA. Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa listrik yang mampu disupplai kepada warga
sebesar lebih kurang 10% dari total kebutuhan desa yaitu 122 KK.
2.
Layout pembangkit secara sederhana digambarkan pada diagram alir yang ditunjukkan pada Gambar
5.1. Proses diawali dengan penyediaan bahan baku berupa limbah biomassa tandan kosong kelapa
sawit (TKKS) yang selanjutnya dikecilkan ukurannya dengan chopper.
FEEDWATERTANK
ST
10
9
8
7
11
FBC
CYCLONE
1
4
ECONOMIZER
6
12
V-8
PT.
perubahan volume dan dapat digunakan untuk menggerakkan turbin sehingga menghasilkan listrik.
Steam yang telah digunakan kemudian didinginkan di pendingin untuk dirubah fasanya kembali
menjadi air yang selanjutnya disirkulasikan kembali sebagai air umpan boiler dan ditampung di tangki
penyimpan. Abu hasil pembakaran akan dipisahkan dengan bantuan cyclone separator.
3.
Berdasarkan uraian proses diatas, dapat dilihat kebutuhan peralatan dan peralatan pendukungnya.
Biaya rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa di desa Alue Ie Itam disusun
berdasarkan data harga material yang ada dipasaran dan disesuaikan dengan lokasi dan penawaran
dari pabrikan alat/komponen yang digunakan.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Alue Ie Itam diperkirakan akan memerlukan biaya
sebesar Rp 3.355.000.000 hal ini berarti setiap kilo watt daya terbangkit diperlukan sekitar 152,5 juta
rupiah. Estimasi pembiayaan proyek dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 5.4 Estimasi Kebutuhan Biaya untuk Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa dengan
Kapasitas 24 kVA
No
Komponen
Jumlah
Biaya/unit (Rp)
Pembangkit utama
1
50.000.000
50.000.000
Belt Conveyor
4.000.000
4.000.000
Bucket elevator
16.000.000
16.000.000
FBC
1.500.000.000
1.500.000.000
Cyclone
15.000.000
15.000.000
Economizer
110.000.000
110.000.000
Turbin
250.000.000
250.000.000
Condenser
750.000.000
750.000.000
Blower
100.000.000
100.000.000
10
Screw conveyor
25.000.000
25.000.000
11
Hopper
40.000.000
80.000.000
12
Generator
150.000.000
150.000.000
Sub total
13
Utilitas
Total
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
3.050.000.000
305.000.000
3.355.000.000
V-9
PT.
4.
Analisa ekonomi
Analisis kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa dapat diketahui lewat perhitungan return of
investment (ROI), break even point (BEP), serta benefit cost ratio (BC ratio). Analisa ekonomi dilakukan
dengan memasukan faktor bunga pinjaman lunak jangka panjang sebesar 4% per tahun dengan masa
konsesi atau operasional selama 50 tahun.
Parameter analisa ekonomis yang merupakan biaya adalah:
Parameter lainnya yang terkait dengan bunga dan eskalasi kenaikan operasional, perawatan,
perbaikan kerusakan dan bunga yang berlaku adalah seperti pada tabel berikut:
Tabel 5.5 Parameter lain yang terkait dengan bunga dan operasional
Daya terpasang
KW
24
Daya / KK
Watt
200
Tarif / KWH
Rp
450
Kenaikan tariff / TH
5%
Kenaikan om / TH
2%
Bunga pinjaman
4.0 %
5%
= 528,36 %
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 10
PT.
dari perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa usaha ini memperoleh pendapatan atau keuntungan
sebesar 528,36 % dari total biaya atau investasi yang dikeluarkan.
b. Break Even Point (BEP)
Break even point digunakan untuk mengetahui batasan titik impas dari suatu usaha. Artinya, BEP
merupakan titik dimana posisi usaha berada dalam keadaan tidak untung dan tidak rugi. Adapun
perhitungan BEP tersebut dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu BEP harga dan BEP
produksi.
BEP harga =
Total biaya
Total Pr oduksi
Rp. 3.355.000.000
1.054.080
= Rp 3.183,-
Artinya, titik impas usaha tercapai pada tingkat harga jual listrik tenaga biomassa senilai Rp. 3.530 /
kWh. Bila dibandingkan dengan realisasi harga penjualan sebesar Rp. 450 / kWh, berarti terdapat
kekurangan nilai harga penjualan per kWh sebesar Rp. 2.732 per kWh.
BEP produksi =
Total biaya
H arg a
=
Rp. 3.355.000.000
Rp. 450
= 7.455.555 kWh
Titik impas usaha tercapai pada saat produksi mencapai 7.455.555 kWh, sedang realisasi produksi
yang dapat dicapai pertahun adalah sebesar 1.054.080 kWh, sehingga ada kelebihan nilai sebesar
6.401.475 kWh.
Dari perhitungan cash flow juga diperoleh BEP produksi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa baru
menghasilkan keuntungan setelah tahun ke-20.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 11
PT.
Keuntungan
Total biaya
BC ratio =
Rp. 2.926.194.260
Rp. 3.291.095.238
= 0,889
Artinya, setiap Rp. 1,00 biaya yang diinvestasikan akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 0,889.
Dengan kata lain Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa dengan skala 24 kVA ini tidak layak. Dari studi
literatur, pembangkit listrik tenaga biomassa ini tidak layak untuk skala yang sangat kecil, baru layak
untuk skala lebih besar dari 10 MW.
: 100 KK
: 200 watt
Kebutuhan listrik rumah per desa (A) : 100 KK x 200 watt/KK = 2000 W = 20 kW
Kebutuhan listrik fasilitas umum (B)
: 10% A = 10% x 20 kW = 2 kW
: 20 kW + 2 kW = 22 kW
Penyediaan
Sumber minyak nabati
Potensi
Nilai bakar
Energi potensi
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 12
PT.
Potensi daya
: 75%
= 106.64 kW x 75%
= 79,98 kW
1) Biaya Investasi
Potensi ketersediaan bioetanol di desa adalah 160.000 liter/tahun atau 438 liter/hari. Paket
peralatan
produksi
bioetanol
tersedia
adalah
(PT.
Kreatif
Energi
Indonesia,
www.indobiofuel.com):
Peralatan produksi bioetanol kapasitas 100 liter/hari yaitu Rp. 150.000.000, Peralatan produksi bioetanol kapasitas 200 liter/hari yaitu Rp. 250.000.000, Peralatan produksi bioetanol kapasitas 5000 liter/hari yaitu Rp. 7.500.000.000, Maka paket peralatan produksi bioetanol yang dibutuhkan yaitu dengan kapasitas 100
liter/hari sebanyak 1 buah, 200 liter/hari sebanyak 2 buah, sehingga biaya investasi
peralatan (C) adalah Rp. 650.000.000, Biaya bangunan pabrik dan kantor (D) seluas 50 m2 @ Rp 2.000.000,- = Rp.
100.000.000, Biaya lahan (E) seluas 500 m2 @ Rp 100.000,-) = Rp. 50.000.000, Total biaya investasi unit produksi bioetanol kapasitas maksimal 500 liter/hari (C+D+E) =
Rp. 800.000.000,2) Biaya Produksi
a. Bahan dan Utilitas per Liter Etanol
Biaya produksi untuk menghasilkan 1 liter etanol dapat dilihat pada Tabel 5.6 di bawah ini:
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 13
PT.
Konsumsi bahan/
utilitas/ liter etanol
Harga satuan
(Rp/unit)
Biaya pemakaian
bahan/ utilitas (Rp)
5
( x 10-3 )
0,8
0,44
4
1,5
0,25
300
( x 103 )
71
75
2
3,5
35
1950
20,5
5,1
1,3
0,75
170
150
15,375
867
195
Bahan baku :
jagung, kg
Bahan pembantu:
- alpha amilase,kg
- ragi, kg
- urea, kg
- NPK, kg
- Antifoam, kg
56,8
33
8
5,25
8,75
Utilitas :
Air, L
Uap air, kg
Listrik, kwh
Biaya total
3.139,175
Untuk unit produksi ini yang terdiri 1 unit kapasitas 100 L/hari dan 2 unit kapasitas 200
L/hari diperlukan operator sebanyak 6 orang. Tenaga operator diupah Rp. 1.500.000,/orang/bulan. Sehingga biaya untuk operator dalam setahun yaitu:
= Rp. 1.500.000,- x 6 x 12
= Rp. 108.000.000,Biaya supervisor pabrik sebanyak 2 orang (satu pimpinan pabrik dan satu administrator) @
Rp. 2.000.000,- untuk selama setahun = Rp 48.000.000,-
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 14
PT.
Analisis kelayakan usaha bioetanol dapat diketahui lewat perhitungan return of investment
(ROI), break even point (BEP), serta benefit cost ratio (BC ratio).
a. Return of Investment (ROI)
ROI merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal
kerja dan investasi atau mengukur keuntungan usaha terhadap penggunaan dana
investasi dan modal kerja.
ROI =
= 67,7%
dari perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa usaha ini memperoleh pendapatan atau
keuntungan sebesar 67,7 % dari total biaya atau investasi yang dikeluarkan.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 15
PT.
Break even point digunakan untuk mengetahui batasan titik impas dari suatu usaha.
Artinya, BEP merupakan titik dimana posisi usaha berada dalam keadaan tidak untung dan
tidak rugi. Adapun perhitungan BEP tersebut dapat dilakukan dengan dua pendekatan,
yaitu BEP harga dan BEP produksi.
BEP harga =
Artinya, titik impas usaha tercapai pada tingkat harga jual bioetanol senilai Rp. 4.115,/liter. Bila dibandingkan dengan realisasi harga penjualan sebesar Rp. 7.500 /liter, berarti
terdapat kelebihan nilai harga penjualan per liter sebesar Rp. 3.385,- per liter.
BEP produksi =
= 87.787 liter
Titik impas usaha tercapai pada saat produksi mencapai 87.787 liter, sedang realisasi
produksi yang dapat dicapai pertahun adalah sebesar 160.000 liter, sehingga ada
kelebihan nilai sebesar 72.213 liter per tahun.
c. Benefit Cost Ratio (BC ratio).
BC ratio adalah nilai penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah biaya yang dikeluarkan.
BC ratio =
= 1,823
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 16
PT.
Apabila nilai BC ratio >1 berarti usaha ini akan memberikan keuntungan, BC ratio < 1
berarti usaha ini tidak akan menghasilkan keuntungan.
B. Analisis Kelayakan Ekonomi Usaha Pembangkitan Listrik Berbahan Bakar Bioetanol
Perhitungan biaya ekonomis Usaha Pembangkitan Listrik Berbahan Bakar Bioetanol ini menggunakan
asumsi-asumsi berikut:
Harga jual listrik Rp. 495,- per kWh (PLN Blok 3, pemakaian diatas 40 kWh).
1) Biaya Investasi
Kebutuhan listrik desa adalah 22 kW (22 kVA). Mesin pembangkit yang digunakan yaitu 3 unit
kapasitas 10 kVA. Harga satuan mesin pembangkit yang tersedia di pasaran adalah:
Harga mesin pembangkit kapasitas 10 kVA yaitu Rp. 31.500.000,- (Merek HONDA)
Biaya pengadaan mesin pembangkit = 3 x Rp. 31.500.000,- = Rp 94.500.000, Biaya bangunan mesin dan kantor (30 m2 @ Rp 2.000.000) = Rp. 60.000.000, Biaya lahan (100 m2 @ Rp 100.000) = Rp. 10.000.000, Biaya pemasangan jaringan dibebankan pada pelanggan.
Sehingga biaya investasi yang dibutuhkan yaitu Rp. 164.500.000,2) Biaya Operasional
a. Bahan Bakar dan Bahan Pembantu
Biaya produksi untuk 1 unit genset per hari dan menghasilkan 10 kVA listrik terdiri:
Sehingga untuk memproduksi listrik dari bioetanol sebanyak 30 kVA (sesuai kapasitas
maksimal genset untuk memenuhi kebutuhan desa 22 kVA) per hari dibutuhkan biaya
sebesar Rp. 618.750,- atau Rp. 225.843.750,-
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 17
PT.
b. Tenaga kerja
Sehingga biaya untuk tenaga kerja selama 1 tahun adalah Rp. 54.000.000,Total biaya operasional per tahun yaitu
= biaya bahan bakar dan bahan pembantu + biaya tenaga kerja /tahun
= Rp. 225.843.750,- + Rp. 54.000.000,= Rp. 279.843.750,Dengan asumsi bahwa setiap KK akan menggunakan listrik sebanyak 50 kWh per bulan,
maka total pemakaian listrik di desa selama setahun adalah 60.000 kWh. Dengan demikian
biaya produksi listrik adalah Rp. 4.664,- per kWh.
c. Pendapatan
Pendapatan yang diperoleh dalam setahun (Rp. 495,- per kWh, PLN Blok 3, pemakaian
diatas 40 kWh + biaya beban Rp 20.000 per bulan) dengan total pemakaian 60.000 kWh:
= Rp. 495 per kWh x 60.000 kWh.,- + (Rp 20.000 x 100 KK x 12 bulan)
= Rp 53.700.000,dengan demikian, laba yang diperoleh pertahun:
= Pendapatan Biaya Operasional
= Rp. 53.700.000,- - Rp 279.843.750,= Rp. (226,143,750)
Dikarenakan biaya operasional lebih tinggi daripada pendapatan penjualan listrik maka
usaha pembangkitan listrik berbahan bakar bioetanol di desa Gunung Pak Pak, Kecamatan
Leuser, Kabupaten Aceh Tenggara tidak layak dilanjutkan ke tahap perencanaan detil.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 18
PT.
: 672 KK
: 200 watt
Penyediaan Listrik
Sumber minyak nabati : minyak sawit (CPO)
Yield produksi biodiesel : 95-99% (katalis NaOH)
Potensi
Nilai bakar
: 41,30 MJ/kg
(Kalam dan Masjuki (2002) Biomass and Bioenergy, no 23, hal 471-479).
= 9864.34 kkal/kg
Densiti
Energi potensi
Potensi daya
= 185,53 kW x 75%
= 139,14 kW
V - 19
PT.
berlangsung bolak balik, jumlah alkohol yang berlebih biasanya diperlukan untuk mendorong
kesetimbangan reaksi ke arah sisi produk. Stoikiometri reaksi adalah 3:1 (alkohol:lemak), tetapi dalam
prakteknya umumnya rasio dinaikkan menjadi 6:1 untuk memberikan yield produk lebih banyak.
Rumus Molekul
CPO (%)
PKO (%)
C6H12O2
C8H16O2
C12H24O2
C14H28O2
C16H32O2
C18H32O2
C18H30O2
C18H28O2
1,1-2,5
40-46
3,6-4,7
39-45
7-11
3-7
3-4
46-52
14-17
6,5-9
1-2,5
13-19
0,5-2
Proses produksi biodiesel dari minyak sawit menggunakan methanol untuk alkoholisis dan NaOH
sebagai katalis. Tahapan produksi meliputi penyiapan katalis, proses transesterifikasi dua tahap,
pemisahan produk ester, pencucian dan pengeringan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.3.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 20
PT.
NaOH
MeOH
MINYAK
SAWIT
Air
Aseton
Tangki
Transesterifikasi
Tangki Penyiapan
Na-metoksida
Tangki Air
Pencuci
Pengeluaran
Lapisan Gliserol
Tangki
Stabilisasi/
Pencucian
Udara
Tangki
Pengeringan
Pemanas
(steam/listrik/
kompor)
BIODIESEL
Gambar 5.3. Proses produksi biodiesel dari minyak sawit dan etanol
a. Penyiapan Katalis
Metanol merupakan pelarut untuk NaOH dan jumlah methanol yang diperlukan diukur berdasarkan
volume minyak yang akan digunakan, yaitu 25% dari volume minyak. Jumlah NaOH yang dipakai juga
diukur berdasarkan volume minyak yaitu 6.25 gram per liter minyak sawit. Pencampuran methanol dan
NaO harus dilakukan pada tangki reaksi tersendiri, yang akan menghasilkan katalis Na-metoksida yang
diperlukan untuk proses transesterifikasi. Proses penyiapan Na-metoksida harus dilakukan dengan
hati-hati karena reaksi bersifat sangat eksotermis sehingga penambahan NaOH kedalam methanol
harus dilakukan sedikit demi sedikait dan diaduk dengan perlahan. Katalis ini dibagi menjadi dua
bagian yakni 75% bagian untuk transesterifikasi pertama dan 25% sisanya untuk transesterifikasi
kedua. Dikarenakan sifat korosif dari Na-metoksida, bahan wadah tidak boleh terbuat dari alumanium,
dan gunakan bahan kaca, keramik atau stainless steel.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 21
PT.
b. Transesterifikasi Tahap 1
Proses transesterifikasi pertama diawali dengan pemanasan minyak sawit sampai sekitar 50oC dan
diikuti penambahan 75% bagian Na-metoksida. Suhu 50oC harus dipertahankan tetap selama proses
pengadukan untuk waktu 60 menit. Selanjutnya hasil reaksi ini dibiarkan selama 8-12 jam. Tangki
reaksi harus tertutup untuk mencegah kontaminasi. Setelah pemisahan selesai, keluarkan gliserol
melalui bagian bawah tangki. Walaupun keberadaan lapisan gliserol tidak banyak, tetapi harus
dikeluarkan.
c. Transesterifikasi Tahap 2
Prosedur transterifikasi kedua mirip dengan tahapan yang pertama. Cairan yang tertinggal dalam
tangki dipanaskan kembali sampai sekitar 50oC. Selanjutnya sisa methanol sebanyak 25%
ditambahkan kedalam tangki dan diaduk. Suhu dipertahankan 50oC selama proses pengadukan untuk
periode waktu sekitar 60 menit. Campuran hasil reaksi dibiarkan memisah didalam tangki selama 8-12
jam. Setelah pemisahan selesai, keluarkan gliserol melalui bagian bawah tangki. Gliserol yang
diperoleh berbentuk massa yang tebal dan bergetah. Diantara lapisan ester dan gliserol kemungkinan
masih ada lapisan lain, yaitu waxes (lilin) yang juga harus dibuang. Lapisan ester atau biodiesel yang
diperoleh masih bersifat asam dan masih harus dicuci dan dikeringkan lebih lanjut.
d. Pencucian dan Pengeringan
Cairan biodiesel kasar bersifat tidak stabil karena masih mengandung katalis dan kontaminan lainnya.
Stabilisasi memerlukan pengukuran pH akurat terhadap cairan biodiesel kasar. pH alkil ester
(komponen-komponen biodiesel) berkisar nilai 7.0, sehingga kisaran nilai pH antara 6,8 sampai 7,2
sudah dapat diterima. Pengukuran pH harus dilakukan dengan hati-hati dan diharapkan pH biodiesel
kasar bernilai diatas 7,0. Jumlah air yang dibutuhkan proses stabilisasi sama dengan jumlah biodiesel
kasar sehingga memerlukan tangki yang cukup besar untuk menampung semuanya. Air disiapkan
pada tangki terpisah dan diukur pH-nya. Kedalam air, ditambahkan aceton atau asam cuka sampai pH
air dibawah 7,0 karena pH biodiesel kasar diatas 7,0. Misalkan biodiesel yang akan dicuci memiliki pH
8,6 yang berarti 1,6 poin diatas 7,0. Maka air perlu ditambah aseton sampai memiliki pH 5,4 (yang
berarti 1,6 poin dibawah 7,0).
Proses stabilisasi dimulai dengan memasukkan larutan air ke tangki pencucian dan diikuti penambahan
biodiesel kasar secara perlahan-lahan melalui bagian atas tangki tertutup. Keberadaan dua lapisan
terpisah akan terjadi. Selanjutnya udara dihembuskan melalui sparger ke lapisan air pada bagian
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 22
PT.
bawah tangki. Saat gelembung udara naik ke permukaan (melalui lapisan biodiesel kasar), gelembunggelembung ini membawa sejumlah air (entrainment). Air akan mengikat kontaminan dan butir-butir air
tersebut kemudian akan turun kembali ke bagian bawah tangki. Dengan cara demikian, proses
pencucian lapisan biodiesel berlangsung. Proses pencucian ini dilakukan paling tidak selama 6 jam.
Setelah itu biarkan tangki selama 8-12 jam untuk mendapatkan pemisahan fasa yang sempurna.
Selanjutnya lapisan air dikeluarkan melalui bagian bawah tangki. Nilai pH biodiesel hasil pencucian
diharapkan berkisar 6,8 sampai 7,2.
Pengeringan dilakukan dengan memanaskan biodiesel pada suhu sekitar 110oC sampai tidak ada lagi
gelembung uap air muncul dari biodiesel sehingga diperoleh biodiesel yang jernih. Setelah didinginkan
sampai suhu kamar, biodiesel siap untuk digunakan.
B. Analisis Kelayakan Ekonomi Produksi Biodiesel
Perhitungan biaya ekonomis biodiesel dari CPO ini menggunakan asumsi-asumsi berikut:
Harga pabrik biodiesel kapasitas 300 ton bahan baku per tahun yaitu Rp. 1 milyar,-
Harga pabrik biodiesel kapasitas 3.000 ton bahan baku per tahun yaitu Rp. 8 milyar,-
Harga pabrik biodiesel kapasitas 30.000 ton bahan baku per tahun yaitu Rp. 50 milyar,-
Harga pabrik biodiesel kapasitas 60.000 ton bahan baku per tahun yaitu Rp. 80 milyar,-
(Harga tidak termasuk harga lahan dan bangunan pabrik, Prihandana dkk. 2007).
Dengan potensi tandan buah segar (TBS) tersedia adalah 750 ton/tahun, maka dapat dihasilkan
minyak sawit CPO = 158 ton/tahun (1 ton TBS menghasilkan minyak CPO = 21-23%
(http://www.fao.org/DOCREP/005/ Y4355E/y4355e03.htm). Pabrik biodiesel yang diperlukan adalah 1
unit kapasitas maksimal 300 ton CPO per tahun dengan harga Rp. 1 milyar (C).
Biaya bangunan pabrik dan kantor (D) seluas 50 m2 @ Rp 2.000.000,- = Rp. 100.000.000,-
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 23
PT.
Total biaya investasi unit produksi biodiesel kapasitas maksimal 300 ton/tahun vahan baku
(C+D+E) = Rp. 1.150.000.000,-
Konsumsi
bahan/ utilitas
Harga satuan
(Rp/unit)
Biaya pemakaian
bahan/ utilitas (Rp)
1457
6,300
9,179,100
43.7
248
7.5
8,400
5,320
65,000
367,080
1,319,449
487,500
2
340
10
300
200
500
600
68,000
5,000
11,426,729
Biaya total
Biaya per liter biodiesel
7,618
Sehingga untuk memproduksi biodiesel 162.000 liter tahun dibutuhkan biaya sebesar Rp.
1.234.086.762,b. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 5 orang, dengan perincian:
Tenaga operator dan laboran diupah Rp. 1.500.000,-/orang/bulan. Sehingga biaya untuk operator
dalam setahun yaitu:
= Rp. 1.500.000,- x 3 x 12
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 24
PT.
= Rp. 54.000.000,Biaya supervisor pabrik sebanyak 2 orang (satu pimpinan pabrik dan satu administrator) @ Rp.
2.000.000,- untuk selama setahun = Rp 48.000.000,c. Biaya Produksi dan Harga Jual Biodiesel
Total biaya produksi per tahun yaitu:
= biaya bahan baku dan utilitas/tahun + biaya tenaga kerja/tahun
= Rp. 1.234.086.762,- + Rp. 54.000.000,- + Rp. 48.000.000,= Rp. 1.336.086.762,Biaya lainnya yang menjadi komponen produksi adalah biaya perawatan (5% total biaya produksi) =
Rp. 66.804.338,Sehingga biaya total produksi adalah = Rp. 1.336.086.762,- + Rp. 66.804.338,= Rp. 1.402.891.100,Dengan memperhitungkan keuntungan usaha sebesar 10% dari biaya produksi pokok (Rp.
140.289.110,-) maka menghasilkan harga jual pokok biodiesel = Rp. 9.526,- per liter. Harga jual
biodiesel ditetapkan sebesar Rp.11.600,- (sesuai dengan harga solar industri pembelian PLN dari
Pertamina, Kompas tanggal 31 Juli 2008 halaman 22). Dibandingkan harga jual solar kenderaan pada
SPBU Rp. 5.000,- saat ini maka harga jual pokok biodiesel jauh lebih tinggi dikarenakan harga bahan
baku CPO yang sangat tinggi tetapi masih menguntungkan dibandingkan harga solar industri.
d. Pendapatan
Pendapatan yang diperoleh dalam setahun yaitu
= 162.000 liter/tahun x Rp. 11.600,-/liter
= Rp. 1.879.200.000,Dengan demikian, laba kotor yang diperoleh per tahun:
= Rp. 1.879.200.000,- - Rp. 1.402.891.100,= Rp. 476.308.900,-
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 25
PT.
Rp 476.308.900,
x 100%
Rp 1.150.000.000,-
= 41,4%
dari perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa usaha ini memperoleh pendapatan atau keuntungan
sebesar 41,4% dari total biaya atau investasi yang dikeluarkan.
b. Break Even Point (BEP)
Break even point digunakan untuk mengetahui batasan titik impas dari suatu usaha. Artinya, BEP
merupakan titik dimana posisi usaha berada dalam keadaan tidak untung dan tidak rugi. Adapun
perhitungan BEP tersebut dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu BEP harga dan BEP
produksi.
BEP harga =
Rp.1.402.891.100,
162.000 liter
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 26
PT.
Rp.1.402.891.100,
Rp.11.600
= 120.939 liter
Titik impas usaha tercapai pada saat produksi mencapai 120.939 liter, sedang realisasi produksi yang
dapat dicapai pertahun adalah sebesar 162.000 liter, sehingga ada kelebihan nilai sebesar 41.061 liter
per tahun.
c. Benefit Cost Ratio (BC ratio)
BC ratio adalah nilai penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah biaya yang dikeluarkan.
BC ratio =
=
= 1,340
Apabila nilai BC ratio >1 berarti usaha ini akan memberikan keuntungan, dan bila BC ratio < 1 berarti
usaha ini tidak akan menghasilkan keuntungan.
C. Analisis Kelayakan Ekonomi Usaha Pembangkitan Listrik Berbahan Bakar Biodiesel
Perhitungan biaya ekonomis Usaha Pembangkitan Listrik Berbahan Bakar Biodiesel ini menggunakan
asumsi-asumsi berikut:
Harga jual listrik Rp. 495,- per kWh (PLN Blok 3, pemakaian diatas 40 kWh) dan biaya beban Rp
20.000,-
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 27
PT.
pembangkit. Mesin pembangkit yang digunakan yaitu 1 unit kapasitas 150 kVA. Harga satuan mesin
pembangkit yang tersedia di pasaran adalah:
Harga mesin pembangkit kapasitas 150 kVA yaitu Rp. 275.500.000,- (Merek StampfordPerkins).
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 28
PT.
Dengan asumsi bahwa setiap KK akan menggunakan listrik sebanyak 50 kWh per bulan, maka total
pemakaian listrik di desa selama setahun adalah 403.200 kWh. Dengan demikian biaya produksi listrik
pada titik impas adalah Rp. 5.029,- per kWh.
c. Pendapatan
Pendapatan yang diperoleh dalam setahun (Rp. 495,- per kWh, PLN Blok 3, pemakaian diatas 40 kWh
+ biaya beban Rp 20.000 per bulan) dengan total pemakaian 403.200 kWh:
= Rp. 495 per kWh x 403.200 kWh.,- + (Rp 20.000 x 672 KK x 12 bulan)
= Rp 360.864.000,dengan demikian, laba yang diperoleh pertahun:
= Pendapatan Biaya Operasional
= Rp. 360.864.000,- - Rp 2.027.890.800,= Rp. (1.667.026.800)
Dikarenakan biaya operasional lebih tinggi daripada pendapatan penjualan listrik maka usaha
pembangkitan listrik berbahan bakar biodiesel di desa Situban Makmur, Kecamatan Danau Paris,
Kabupaten Aceh Singkil tidak layak dilanjutkan ke tahap perencanaan detil.
5.1.5 STUDI PENGEMBANGAN PLT BAYU
Pra-Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
Berdasarkan hasil analisa terhadap data sekunder kecepatan angin rata-rata sepanjang tahun 2005
untuk wilayah Sabang adalah 8,27 m/s (Tabel 5.9).
Tabel 5.9 Data Kecepatan Angin Wilayah Sabang (2001 - 2005)
Bulan
Jan - Feb - Maret
April - Mei - Juni
Juli - Agst - Sep
Okt - Nop - Des
Rata-rata
2001
2,72
4,26
4,26
4,42
3,92
2005
6,85
8,56
9,94
7,71
8,27
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 29
PT.
Dalam studi kelayakan ini, analisis ekonomi didasarkan pada jumlah KK sebanyak 68, 2 madrasah dan
1 mesjid. Berdasarkan asumsi bahwa setiap rumah dan fasilitas umum memerlukan daya rata-rata 200
watt, maka kebutuhan daya mencapai 15,5 kW.
Daya angin yang dapat dibangkitkan ditentukan dengan persamaan :
Daya =
1
udara xAxV 3 x konversi
2
Dengan :
A
udara
Maka daya perluas penampang sudu yang dilalui oleh angin adalah :
Daya / A =
1
udara xV 3 x konversi
2
Dengan mengambil densitas udara 1,255 kg/m3, kecepatan angin rata-rata 8,27 m/s dan efisiensi
konversi 36 %, maka diperoleh Daya/satuan luas = 0,17 kW/m2, dengan definisi luas penampang A =
/4 D2, dimana D adalah diameter rotor, maka untuk memenuhi kebutuhan energi listrik sebesar 15,5
kW, dibutuhkan turbin angin dengan diameter rotor = 14,12 m. Berdasarkan hasil analisis literatur
diperoleh spesifikasi PLTB yang sesuai adalah :
Daya
Putaran
Diameter Sudu
Battery DC input
Inverter
Tinggi tower
Berat
20 kW
90 rpm
14 m
360 V
220/380V 50/60Hz
22 m
5207 kg
Biaya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu disusun berdasarkan data harga turbin dan
peralatan pendukung yang ada dipasaran.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu diperkirakan akan memerlukan biaya sebesar Rp
1.128.589.175,00 hal ini berarti setiap kilo watt daya terbangkit diperlukan sekitar Rp. 56.429.450,rupiah. Estimasi pembiayaan proyek dapat dilihat pada Table 5.10 berikut:
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 30
PT.
Tabel 5.10 Estimasi Kebutuhan Biaya untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu 20 kW
No
Komponen
Jumlah
A. Biaya Langsung
1 Turbin, Tower dan Baterai
2 Panel Kontrol off-grid
3 Pemasangan tower dan turbin
4 Transmisi dan distribusi
5 Lain-lain
Sub total A
B. Biaya Tak Langsung
1
2
3
4
Biaya/unit (Rp)
1
1
1
1
-
410.964.000,00
186.167.800,00
410.964.000,00
186.167.800,00
179.139.540,00
179.139.540,00
78.100.000,00
-
78.100.000,00
48.500.000,00
902.871.340,00
Desain (5 %)
Supervisi ( 5 %)
Management ( 5 %)
Pajak (10 %)
45.143.567,00
45.143.567,00
45.143.567,00
90.287.134,00
225.717.835,00
1.128.589.175,00
Sub total B
Total A+B
Analisis kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dapat diketahui lewat perhitungan return of
investment (ROI), break even point (BEP), serta benefit cost ratio (BC ratio). Analisa ekonomi dilakukan
dengan masa konsesi atau operasional selama 50 tahun.
Parameter lainnya yang terkait dengan bunga dan eskalasi kenaikan operasional, perawatan,
perbaikan kerusakan dan bunga yang berlaku adalah seperti pada Tabel 5.11 dan hasil analisa dapat
terlihat dalam Tabel 5.12
Tabel 5.11 Parameter lain yang terkait dengan operasional
Daya terpasang
Daya / KK
Tarif / KWH
Kenaikan tariff / TH
Kenaikan om / TH
Biaya operasi dan perawatan / TH
KW
Watt
Rp
%
%
%
Rp.
Tahun
Rp.
KW
Watt
KK
-
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
20
200
450
5
2
5
1.128.589.175,1
14.752.318,20
200
68
250
V - 31
PT.
Rp
Rp
Rp
%
%
Tahun
%
Rp.
Thn ke
-
450,4.406.400,52.876.800,5
2
50
2
922.582.314,18
7,08
1,833
REKOMENDASI
Secara teknis maupun ekonomis PLT Bayu dengan potensi angin wilayah Sabang layak untuk
dikembangkan. Dengan asumsi bahwa profil kecepatan angin di wilayah Aceh bagian Barat adalah
mirip, maka disimpulkan PLT Bayu dapat dikembangkan di Pulo Aceh dengan daya sesuai
kebutuhan.
5.2
Kelayakan ekonomi pembangunan pembangkit listrik dalam studi ini ditentukan berdasarkan nilai BCR
(benefit cost ratio), IRR (internal rate of returni) dan NPV (net present value). Dari 43 desa (dalam 13
kabupaten/kota) yang memiliki potensi energi yang dapat dikembangkan, didapatkan 22 desa yang
layak secara ekonomi untuk dibangun PLTMH, dan sebanyak 7 desa layak secara ekonomi untuk
dibangun PLT Bayu. Dari tabel rekapitulasi terlihat bahwa secara keseluruhan pengembangan PLTU
biomassa, PLTD (biodiesel), dan PLT bioetanol tidak layak secara ekonomi. Hal ini dikarenakan biaya
total produksi listrik pertahun lebih besar dari biaya total hasil penjualan listrik.
Untuk lebih jelasnya rekapitulasi hasil analisa kelayakan bidang ekonomi studi pendahuluan
pengembangan pembangkit listrik untuk ketiga jenis energi ditampilkan pada Tabel 5.13
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 32
PT.
No
Kabupaten
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Aceh Besar
Aceh Jaya
Aceh Barat
Nagan Raya
Aceh Selatan
Subulussalam
Aceh Singkil
Bireuen
Bener Meriah
Aceh Tengah
Gayo Lues
Aceh
Tenggara
Aceh Utara
Aceh Timur
Simeulue
Kecamatan
Desa
Pulo Aceh
Rinon
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Jaya
Setia Bakti
Panga
Teunom
Sungai Mas
Sungai Mas
Seunagan Timur
Beutong
Beutong
Kluet Tengah
Kluet Tengah
Longkip
Sultan Daulat
Sultan Daulat
Danau Paris
Simpang Kanan
Juli
Jeumpa
Syiah Utama
Syiah Utama
Pegasing
Pining
Terangon
Putri Betung
Putri Betung
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Paya Bakong
Paya Bakong
Tanah Luas
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Indra Makmu
Teluk Dalam
Alue Raya
Meulingge
Mareu
Gampong Baroh
Gle Putoh
Alue Meuraksa
Gleng
Ramiti
Tuwi Meulusong
Karian Blang Lemah
Bumi Sar
Si Urai-Urai
Alue Keujreun
Bukit Alim
Darul Makmur
Pasir Belo
Situban Makmur
Guha
Pantee Peusangan
Cot Meugoe
Tembolon
Uwer Tingkem
Panangan Mata
Uring
Persada Tongra
Kute Lengat Sepakat
Meloak Aih Ilang
Ukhat Peseluk
Gunung Pak-pak
Naga Timbul
Sepakat
Buket Pidie
Kebun Pirak
Desa Bukit Makarti
Seulemak
Rampah
Mesir
Alue Ie Itam
Babussalam
Teluk Dalam
Muara Aman
Simeulue Barat
Sembilan
Simeulue Barat
Layabaung
Potensi
Energi
BCR
IRR
(%)
NPV (Rp.)
Kelayakan
ekonomi
Angin
3.530
8.335
2,806,102,314
Layak
Angin
Angin
Air (M1)
Air (M2)
Air (M2)
Air (M2)
Air (M3)
Air (M3)
Air (M1)
Air (M1)
Biomassa
Air (M3)
Air (M3)
Air (M3)
Air (M1)
Nabati
Nabati
Air (M3)
Air (M3)
Air (M3)
Air (M1)
Air (M1)
Air (M1)
Air (M1)
Air (M1)
Air (M1)
Air (M1)
Nabati
Nabati
Nabati
Nabati
Nabati
Nabati
Nabati
Air (M1)
Air (M1)
Air (M1)
Nabati
1.833
4.003
1.910
1.030
1.148
1.924
1.427
1.404
1.520
1.660
3.137
1.155
1.361
1.160
0.667
0.114
0.163
1.137
0.720
1.192
2.927
3.550
1.798
1.849
1.850
0.311
0.192
0.135
0.202
0.241
0.279
0.230
1.863
1.594
1.095
-
7.080
8.500
7.010
5.120
5.574
7.200
6.380
6.306
6.544
6.826
8.173
5.613
6.186
5.615
5.550
3.380
5.710
8.040
8.350
7.033
7.119
7.124
7.110
6.715
5.394
-
922,582,314
3,324,502,314
239,664,878
82,791,944
155,617,142
1,568,848,232
1,652,556,902
567,058,111
532,570,529
1,157,885,595
4,443,981,210
617,130,254
326,694,050
155,540,371
(2,075,969,293)
(4,737,832,954)
369,076,864
(303,954,701)
159,037,514
1,857,037,385
6,105,255,729
1,158,460,401
1,984,857,268
1,899,526,403
900,245,336
1,589,765,321
231,094,264
-
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Tidak layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Tidak layak
Tidak layak
Tidak layak
Tidak layak
Layak
Tidak layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Tidak layak
Tidak layak
Tidak layak
Tidak layak
Tidak layak
Tidak layak
Tidak layak
Layak
Layak
Layak
Tidak layak
Angin
3.490
8.320
525,804,324
Layak
Angin
3.990
8.493
1,325,480,954
Layak
V - 33
PT.
5.3
perlu
diupayakan agar dapat mencapai nilai ambang batas yang dapat memicu dan memacu tumbuhnya
kemandirian dalam upaya Mendukung Percepatan Diversifikasi Energi di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. Untuk mencapai tingkat itu dibutuhkan peningkatan kapasitas dan kapabilitas yang dapat
membuktikan bahwa aktivitas penguasaan dan pemberdayaan litbang bidang energi ini akan
memberikan sumbangsih bagi kehidupan masyarakat Provinsi NAD. Oleh karena itu diperlukan waktu
yang panjang (15 25 tahun) untuk melakukan investasi secara berkelanjutan sebelum teknologi
potensial dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Untuk itu ditetapkan
pembuatan peta jalan pemanfaatan Energi Air dan Angin sampai tahun 2023.
Kebutuhan
2008-2013
2013-2018
1 MW 0n-Grid,
3 MW Off-Grid
Terpasang 16 Juta US$
2 MW 0n-Grid,
4 MW Off-Grid
Terpasang 24 Juta US$
Teknologi
LITBANG
Pengembangan
Turbin Low
Head
Up-date peta
potensi
Peningkatan
Efisiensi
Turbin
Up-date peta
potensi
2018-2023
6 MW 0n-Grid,
2 MW Off-Grid
Terpasang 32 Juta US$
Dikuasainya Teknologi
PLTMH
Pengembangan
Total Sistem
Up-date peta
potensi
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 34
PT.
JANGKA MENENGAH
JANGKA PANJANG
(2008-2013)
(2014-2019)
(2020-2025)
Peran Industri
Mengusahakan pabrikasi hasil
pengembangan turbin, generator dan
sistem kendali PLTMH
Kebutuhan
Membentuk Pusat data dan
informasi terpadu pada level
provinsi sebagai bagian promosi
Mengembangkan skema
pendanaan untuk
penyebarluaskan penggunaan
PLTMH yang berkesinambungan
Peran Industri
Memberikan masukan kepada
pemerintah untuk mendorong
dikeluarkannya kebijakan sistem
dukungan finansial yang lebih
kondusif untuk usaha kelistrikan
berbasis PLTMH
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 35
PT.
Kebutuhan
2008-2013
500 kW Off-Grid
Terpasang
2 Juta US$
2013-2018
2018-2023
750 kW Off-Grid
Terpasang
3 Juta US$
950 kW Off-Grid
Terpasang
4 Juta US$
Teknologi
LITBANG
Pembuatan peta
potensi energi
angin
Pembuatan peta
potensi energi
angin
Pembuatan peta
potensi energi
angin
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 36
PT.
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2008-2013)
(2014-2019)
(2020-2025)
Mengembangkan pemanfaatan
teknologi SKEA untuk
penyediaan energi listrik
Peran Industri
Mendukung pemerintah dalam
pembiayaan risetriset komponen
SKEA
Meningkatkan penggunaan
komponen lokal untuk
pembuatan komponen SKEA
Peran Industri
Makin bertambahnya peran usaha
swasta produsen listrik (IPP) yang
berbasis SKEA dengan kapasitas besar
baik untuk off-grid maupun on grid
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 37
PT.
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
6.1
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari Laporan Akhir ini antara lain adalah:
1. Hasil survei menunjukkan bahwa terdapat 14 kabupaten dan 1 kota di Provinsi NAD yang memiliki
desa yang belum berlistrik. Total desa yang belum berlistrik seluruhnya adalah 195 desa.
2. Berdasarkan hasil survei memperlihatkan bahwa potensi sumber energi terbarukan terdapat pada
semua desa belum berlistrik dengan potensi dan jenis energi yang bervariasi. Desa-desa yang
terletak di kawasan pegunungan atau dekat dengan aliran sungai memiliki potensi energi mikro
hidro. Sebanyak 73 desa memperlihatkan adanya potensi mikro hidro yang potensial untuk dikelola
menjadi energi listrik, memiliki debit air dan head yang cukup.
3. Potensi biomassa terdapat di semua desa yang menjadi target survei yang berasal dari limbah
pertanian dan perkebunan seperti padi, jagung, kemiri, kelapa, dan lain-lain dengan jumlah yang
bervariasi dan pola ketersediaan yang bervariasi juga.
4. Diantara 195 desa yang tidak berlistrik tersebut, terdapat 34 desa yang memiliki potensi nabati
yang bersumber dari sawit, jagung dan singkong.
5. Dari hasil analisis diperoleh sebanyak 43 desa memiliki potensi energi terbarukan yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik alternatif. Sebanyak 25 desa mempunyai potensi energi
air yang layak dikembangkan untuk pembangunan PLTMH, 6 desa mempunyai potensi energi
nabati yang layak dikembangkan untuk pembangunan PLTD (biodiesel), 4 desa mempunyai
potensi energi nabati yang layak dikembangkan untuk pembangunan PLT Bioetanol, 1 desa
mempunyai potensi energi biomassa yang layak dikembangkan untuk pembangunan PLTU
(biomassa) dan 7 desa dapat memanfaatkan energi angin untuk pembangunan PLTBayu.
6. Dari hasil analisis ekonomi terdapat 22 desa yang layak untuk pengembangan PLTMH, dan 7 desa
layak untuk pengembangan PLT Bayu.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
VI - 1
PT.
6.2
REKOMENDASI
Untuk mengatasi ketidak tersediaannya listrik di desa-desa yang terpencil, maka direkomendasikan
untuk memanfaatkan potensi energi air di 22 desa yang secara teknis dan ekonomis layak untuk
dikembangkan menjadi PLTMH, dan 7 desa layak untuk pengembangan PLT Bayu.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
VI - 2
PT.
LAMPIRAN A
DOKUMENTASI SURVEI LAPANGAN (DESA BELUM
BERLISTRIK) DAN PEMBAHASAN LAPORAN
A.1
KABUPATEN SIMEULUE
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-1
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-2
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-3
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-4
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-5
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-6
PT.
A.2
KABUPATEN BIREUEN
A.3
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-7
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-8
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-9
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-10
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-11
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-12
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-13
PT.
A.4
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-14
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-15
PT.
A.5
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-16
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-17
PT.
A.6
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-18
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-19
PT.
A.7
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-20
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-21
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-22
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-23
PT.
A.8
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-24
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-25
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-26
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-27
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-28
PT.
A.9
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-29
PT.
A.10
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-30
PT.
A.11
A.12
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-31
PT.
A.13
A.14
KOTA SUBULUSSALAM
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-32
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-33
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-34
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-35
PT.
LAMPIRAN B
DATA PEMBANGUNAN LISTRIK ALTERNATIF
YANG SUDAH DI BANGUN DI PROVINSI NAD
Tabel B.1 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Besar
Lokasi
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Lhoong
- Meunasah Krueng Kala
PLTMH (1)
40 kW
Cocacola-BRR 2006
PLTS (4)
PLTS (17)
PLTS (21)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
Kec. Indrapuri
PLTS (2)
50 Wp
Kec. Lhoong
PLTS (2)
50 Wp
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Makmur
- Alue Dua
PLTS (72)
50 Wp
APBN/BRR 2006
Kec. Samalanga
PLTS (100)
50 Wp
Kec. Pandrah
PLTS (50)
50 Wp
Kec. Peusangan
PLTS (75)
50 Wp
Tabel B.3 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Gayo Lues
Lokasi
Kec. Pantan Cuaca
- Dsn. Ise-ise Desa Kenyaran
- UPT Aih Selah
Kec. Blangkejeren
- Arul Relem
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTS (28)
18,5 kW
5 kW
50 Wp
PLTM (1)
350 kW
L-36
PT.
Lokasi
- Blang Temung
Kec. Putri Betung
- Marpunge
- Telengat
- Gumpang
- Aih Jernih (Jamur Gele)
Kec. Tripe Jaya
- Rerebe
Kec. Terangon
- Kute Reje
- Persada Tongra
- Rime Jaya
Kapasitas
terpasang
18,5 kW
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTMH (1)
18,5 kW
36,27 kW
18,5 kW
14,13 kW
32 kW
PLTM (1)
250 kW
Jica/Koperasi 1997
PLTS (47)
PLTS (61)
PLTS (69)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/BRR 2007
APBN/BRR 2007
APBN/BRR 2007
Sumber dana
APBN/Kanwil DESDM 2000 (sedang
dialihkan ke turbin ulir, dana BRR)
Kec. Pining
- Gajah
- Uring
APBN/Distamben 2003
PLTS (4)
APBN/Distamben 2003
PLTS (6)
APBN/Distamben 2004
PLTS (86)
APBN/Distamben 2003
PLTS (40)
- Pepelah
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.4 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Bener Meriah
Lokasi
Kec. Syiah Utama
- Rusip
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
- Tembolon
- Wihni Durin
PLTS (26)
PLTS (30)
PLTS (9)
PLTS (9)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/Distamben 2005
APBN/Distamben 2007
APBN/Distamben 2005
APBN/Distamben 2005
PLTS (67)
PLTS (60)
PLTS (22)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/BRR 2006
APBN/Distamben 2007
APBN/Distamben 2007
PLTS (40)
50 Wp
Kec. Permata
- Rikit Musara
PLTS (75)
PLTS (86)
50 Wp
50 Wp
APBN/BRR 2006
Tabel B.5 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Tengah
Lokasi
Kec. Pegasing
- Arul Badak
Kapasitas
terpasang
32 kW
50 Wp
Sumber dana
APBN/BRR 2007
APBN/BRR 2007
Kec. Ketol
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-37
PT.
Lokasi
Kapasitas
terpasang
40 kW
30 kW
Sumber dana
APBN/BRR 2007
APBN/BRR 2007
- Bergang
- Karang Ampar
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTS (100)
PLTS (53)
50 Wp
50 Wp
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
PLTMH (1)
150 kW
APBN/BRR 2006
Kec. Bintang
PLTS (1)
50 Wp
Kec. Linge
PLTS (2)
50 Wp
Tabel B.6 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Tenggara
Lokasi
Kec. Deleng Pekhison
- Teunembak Alas
(Sepakat)
Kec. Badar
- Jongar (Lawe Sikap)
Kec. Babussalam
- Batumbulan (Lawe
Gerger)
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
PLTM (2)
1600 kW
PLN 1997
PLTMH (1)
153 kW
PLTMH (1)
56 kW
Kec. Leuser
Pembangunan tidak selesai
20 kW
PLTMH (1)
- Naga Timbul
Pembangunan tidak selesai
20 kW
PLTMH (1)
- Gaye Sendah
Pembangunan tidak selesai
20 kW
PLTMH (1)
- Sepakat
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.7 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Jaya
Lokasi
Kapasitas
terpasang
Kec. Sampoiniet
- Krueng Ayon
PLTS (9)
50 Wp
PLTS (50)
PLTS (50)
PLTS (40)
PLTS (100)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Sumber dana
L-38
PT.
- Pante Kuyun
- Gle Seubak
- Gampong Baroh
PLTS (150)
PLTS (15)
PLTS (75)
Kapasitas
terpasang
50 Wp
50 Wp
50 Wp
Kec. Panga
- Gle Putoh Raket
PLTS (15)
50 Wp
Lokasi
Sumber dana
Tabel B.8 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Selatan
Lokasi
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
PLTS (25)
PLTS (85)
PLTS (33)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/BRR 2006
PLTS (164)
50 Wp
APBN/BRR 2006
Kec. Trumon
APBN/BRR 2007
50 Wp
PLTS (104)
- Kuta Padang
APBN/BRR 2007
50 Wp
PLTS (39)
- Raket
APBN/BRR 2007
50 Wp
PLTS (21)
- Gampong Teungoh
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.9 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Barat
Lokasi
Kapasitas
terpasang
PLTS (101)
PLTS (38)
PLTS (20)
PLTS (50)
PLTS (20)
PLTS (80)
PLTS (30)
PLTS (20)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
PLTS (52)
PLTS (36)
PLTS (79)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
Sumber dana
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2007
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-39
PT.
Tabel B.10 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Nagan Raya
Lokasi
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
PLTS (15)
PLTS (10)
50 Wp
50 Wp
Kec. Seunagan
- Blang Lango
- Kila
PLTS (53)
PLTS (53)
50 Wp
50 Wp
PLTMH (1)
PLTMH (1)
15 kW
65 kW
PLTMH (1)
56 kW
APBN/BRR 2007
PLTS (5)
PLTS (5)
PLTS (1)
PLTS (2)
PLTS (2)
PLTS (2)
PLTS (1)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
PLTS (2)
PLTS (2)
PLTS (2)
PLTS (48)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/BRR 2006
Kec. Beutong
- Beutong Ateuh
- Blang Meurandeh dan
Blang Puuk (B. Ateuh 1)
- Kuta Tengah dan Babah
Suak (B. Ateuh 2)
- Karian Blang Lemah
- Bumi Sari
- Blang Lenar
- Dsn. Karyan
- Blang Mesjid
- Tuwi Bunta
- Gunong Nagan
Kec. Tadu Raya
- Gapa Garu
- Alue Labu
- Pasi Luah
- Babah Roet
APBN/BRR 2006
Kec. Longkib
- Panji
- Longkib
- Darussalam
- Bukit Alem
PLTS (67)
PLTS (85)
PLTS (66)
PLTS (53)
PLTMH (1)
Kapasitas
terpasang
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
Sumber dana
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-40
PT.
Tabel B.12 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Singkil
Lokasi
Kapasitas
terpasang
PLTS (2)
PLTS (5)
PLTS (4)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
PLTS (184)
PLTS (47)
PLTS (2)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
Sumber dana
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
APBN/Kanwil DESDM 1999/2000
Kec. Singkil
APBN/Kanwil DESDM 1999/2000
50 Wp
- Pemuka dan P. Bumbung PLTS (5)
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Alafan
- Teluk Dalam
- Lubuk Baik
- Langi
PLTS (72)
PLTS (141)
PLTS (182)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/BRR 2007
APBN/BRR 2007
APBN/BRR 2007
PLTS (50)
PLTS (50)
PLTS (98)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
PLTS (50)
50 Wp
PLTS (50)
PLTS (2)
PLTS (2)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
Tabel B.14 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Utara
PLTS (5)
Kapasitas
terpasang
50 Wp
PLTMH (1)
40 kW
PLTS (1)
50 Wp
Kec. Sawang
- Gunci
PLTS (2)
PLTS (216)
50 Wp
50 Wp
Lokasi
Sumber dana
APBN/ Kanwil DESDM 1996/1997
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-41
PT.
Lokasi
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Nisam
PLTS (1)
50 Wp
APBN/ Kanwil DESDM 1996/1997
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.15 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Timur
Lokasi
Kec. Simpang Jernih
- Tampur Bor
Kec. Serbajadi
- Sembuang
- Bunin
- Rampah
- Tampur Paloh
Kec. Indra Makmur
- Seuneubok Bayu
- Alue Patong
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
PLTMH (1)
15 kW
PLTS (4)
PLTMH (1)
PLTS (45)
PLTS (50)
PLTS (54)
.
50 Wp
25 kW
50 Wp
50 Wp
50 Wp
PLTS (127)
PLTS (142)
50 Wp
50 Wp
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
PLTS (30)
Kapasitas
terpasang
50 Wp
Kec. Geumpang
PLTS (2)
50 Wp
Lokasi
Sumber dana
APBN-BRR 2007
APBN/Kanwil DESDM 1996/1997
Tabel B.17 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Pidie Jaya
Lokasi
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
PLTMH (1)
56 kW
Kec. Meureudu
PLTS (2)
50 Wp
PLTS (2)
50 Wp
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-42
PT.
Tabel B.18 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Barat Daya
Lokasi
Kec. Babah Rot
- Ie Mirah
Kapasitas
terpasang
50 Wp
Sumber dana
APBN/BRR 2006
Tabel B.19 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Tamiang
Kapasitas
Sumber dana
terpasang
Kec. Karang Baru
PLTMH (1)
40 kW
APBN/Dirjen LPE 1995
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Lokasi
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-43
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
LAMPIRAN C
C.1
No.
Kecamatan
Aceh Jaya
Jaya
Aceh Jaya
Desa
Geografis Desa
Koordinat
Status Desa
Topografi
Wilayah
Ketinggian
dpl (m)
Letak Desa
Pola
Pemukiman
Penduduk
32
Mengelompok
Mengelompok
1-5 km
Daratan
Mengelompok
Pesisir
1 km
Daratan
Mengelompok
Bukan pesisir
Daratan
Mengelompok
Bukan pesisir
Mengelompok
Bukan pesisir
Daratan
Terpencar
Bukan pesisir
Daratan
Terpencar
Ada
Bukan pesisir
Daratan
Terpencar
Ada
Bukan pesisir
Terpencar
Bukan pesisir
26
Terpencar
Bukan pesisir
Lereng/punggung bukit
26
Terpencar
Bukan pesisir
20
Mengelompok
Bukan pesisir
Daratan
Mengelompok
LMD
Letak
Geografis
Panjang
Pantai
Pusat Desa
05o06'40,2"
095o27'12,0"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Sampoiniet
Mata Ie
Pusat Desa
05o49'26,47"
095o25'40,45"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Aceh Jaya
Sampoiniet
Babah Nipah
Pusat Desa
04o50'19,6"
095o26'09,4"
Desa Definitif
Ada
Pesisir
Aceh Jaya
Sampoiniet
Pulo Raya
Pusat Desa
04o52'50,3"
095o23'55,7"
Desa Definitif
Ada
Aceh Jaya
Sampoiniet
Krueng Ayon
Pusat Desa
04o53'18,1"
095o31'53,7"
Desa Definitif
Ada
Aceh Jaya
Setia Bakti
Padang
Pusat Desa
04o43'56.9"
095o30'50.8"
Desa Definitif
Ada
Aceh Jaya
Setia Bakti
Gunong Meunasah
Pusat Desa
04o44'25.5"
095o33'28.7"
Desa Definitif
Ada
Aceh Jaya
Setia Bakti
Paya Laot
Pusat Desa
04o45'02.1"
095o33'52.5"
Desa Definitif
Ada
Aceh Jaya
Setia Bakti
Sapek
Pusat Desa
04o46'16.4"
095o35'10.4"
Desa Definitif
10
Aceh Jaya
Setia Bakti
Pante Kuyun
Pusat Desa
04o46'10.0"
095o34'54.2"
Desa Definitif
11
Aceh Jaya
Setia Bakti
Gle Seubak
Pusat Desa
04o46'02'3"
095o35'35.4"
Desa Definitif
Ada
12
Aceh Jaya
Setia Bakti
Gampong Baroh
Pusat Desa
04o45'57,1"
095o35'45,3"
Desa Definitif
Ada
13
Aceh Jaya
Panga
Gle Putoh
Pusat Desa
04o35'50,2"
095o44'31.7"
Desa Definitif
Ada
14
Aceh Jaya
Teunom
Lhok Guci
Pusat Desa
04o31'59,05"
095o54'36.15"
Desa Definitif
Ada
15
Aceh Jaya
Teunom
Tuwi Priya
Pusat Desa
04o31'05,2"
095o54'0.2"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Daratan
Mengelompok
16
Aceh Jaya
Teunom
Bintah
Pusat Desa
04o33'26,62"
095o55'15.68"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Daratan
22
Mengelompok
17
Aceh Jaya
Teunom
Ceurace
Pusat Desa
04o35'4,4"
095o55'30.9"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
18
Mengelompok
18
Aceh Jaya
Teunom
Alue Punti
Pusat Desa
04o34'47,3"
095o55'16.4"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Daratan
18
Mengelompok
19
Aceh Jaya
Teunom
Alue Jang
Pusat Desa
04o35'35,8"
095o54'57.5"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Daratan
18
Mengelompok
20
Aceh Jaya
Teunom
Sarah Raya
Pusat Desa
04o34'55,6"
095o55'35,5"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
38
Terpencar
21
Aceh Jaya
Teunom
Kubu
Pusat Desa
04o32'00,1"
095o51'24,8"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Lereng/punggung bukit
25
Mengelompok
22
Aceh Jaya
Teunom
Alue Meuraksa
Pusat Desa
04o32'11,9"
095o51'19,0"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Daratan
19
Terpencar
23
Aceh Jaya
Teunom
Pasi Timon
Pusat Desa
04o27'01,9"
095o51'35,6"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Daratan
Terpencar
24
Aceh Jaya
Teunom
Pasi Geulima
Pusat Desa
04o26'44,9"
095o51'49,4"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Daratan
Terpencar
Mareu
PT.
L - 44
Titik
Pengamatan
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kecamatan
Aceh Jaya
Jaya
Mareu
29
Aceh Jaya
Sampoiniet
Mata Ie
115
Aceh Jaya
Sampoiniet
Babah Nipah
94
Aceh Jaya
Sampoiniet
Pulo Raya
150
90
86
20
Nelayan, Pertanian
Aceh Jaya
Sampoiniet
Krueng Ayon
120
130
53
90
Aceh Jaya
Setia Bakti
Padang
115
135
75
Aceh Jaya
Setia Bakti
Gunong Meunasah
75
160
Aceh Jaya
Setia Bakti
Paya Laot
192
99
Aceh Jaya
Setia Bakti
Sapek
137
10
Aceh Jaya
Setia Bakti
Pante Kuyun
11
Aceh Jaya
Setia Bakti
12
Aceh Jaya
13
No.
Desa
Komoditi Utama
2
Ada/tidak
Tidak
Tidak
Minyak tanah
Ada
65
Kayu bakar
Ada
40
Minyak tanah
Kelapa
Sawit
Padi
Palawija
Ada
12
Kayu bakar
90
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian
Nilam
Ada
50
72
80
Pertanian
Padi
Nilam
Ada
50
51
80
Pertanian
Padi
Nilam
Ada
40
200
110
99
Pertanian
Padi
Nilam
Ada
30
301
360
174
100
Pertanian
Padi
Nilam
Ada
30
13
Gle Seubak
57
85
32
90
Padi
Palawija
Karet
Ada
15
17
Setia Bakti
Gampong Baroh
149
133
85
100
Karet
Karet
Ada
75
14
Aceh Jaya
Panga
Gle Putoh
53
98
36
100
Padi
Nilam
Karet
Ada
15
Kayu bakar
14
Aceh Jaya
Teunom
Lhok Guci
187
183
100
50
Padi
Nilam
Karet
Ada
60
0.5
15
Aceh Jaya
Teunom
Tuwi Priya
230
251
147
75
Padi
Nilam
Karet
Ada
30
16
Aceh Jaya
Teunom
Bintah
227
194
115
100
Padi
Karet
Tidak
10
17
Aceh Jaya
Teunom
Ceurace
117
195
96
90
Padi
Karet
Ada
10
18
Aceh Jaya
Teunom
Alue Punti
89
95
50
90
Padi
Karet
Ada
19
Aceh Jaya
Teunom
Alue Jang
272
301
173
90
Padi
Ada
10
20
Aceh Jaya
Teunom
Sarah Raya
239
253
148
95
Padi
Karet
Ada
10
11
21
Aceh Jaya
Teunom
Kubu
62
55
38
95
Padi
Ada
10
10
Aceh Jaya
Teunom
Alue Meuraksa
173
177
87
90
Ada
15
12
23
Aceh Jaya
Teunom
Pasi Timon
319
322
137
65
Padi
Kelapa
sawit
Kelapa
sawit
-
22
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian
Ada
10
24
Aceh Jaya
Teunom
Pasi Geulima
178
172
112
80
Pertanian
Padi
Ada
10
1.5
Padi
Jamban
umum
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
umum
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
umum
Jamban
sendiri
Bukan jamban
Bukan jamban
Bukan jamban
Bukan jamban
Bukan jamban
Bukan jamban
Bukan jamban
Jamban
bersama
Jamban
bersama
Jamban
bersama
Jamban
bersama
L - 45
PT.
Kelapa
Sawit
-
Fasilitas
Sanitasi
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Kecamatan
Jaya
Sampoiniet
Sampoiniet
Sampoiniet
Sampoiniet
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Panga
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Desa
Mareu
Mata Ie
Babah Nipah
Pulo Raya
Krueng Ayon
Padang
Gunong Meunasah
Paya Laot
Sapek
Pante Kuyun
Gle Seubak
Gampong Baroh
Gle Putoh
Lhok Guci
Tuwi Priya
Bintah
Ceurace
Alue Punti
Alue Jang
Sarah Raya
Kubu
Alue Meuraksa
Pasi Timon
Pasi Geulima
Sungai
Ada
Tidak
Ada
Tidak
Ada
Ada
Ada
Tidak
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak
Tidak
Jumlah
TK
-
Jumlah
SD
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-
Kesehatan
Pustu
Posyandu
Lainnya
1
-
PT.
L - 46
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Agama
Mayoritas
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Jaya
Sampoiniet
Sampoiniet
Sampoiniet
Sampoiniet
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Panga
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Mareu
Mata Ie
Babah Nipah
Pulo Raya
Krueng Ayon
Padang
Gunong Meunasah
Paya Laot
Sapek
Pante Kuyun
Gle Seubak
Gampong Baroh
Gle Putoh
Lhok Guci
Tuwi Priya
Bintah
Ceurace
Alue Punti
Alue Jang
Sarah Raya
Kubu
Alue Meuraksa
Pasi Timon
Pasi Geulima
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Mesjid
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
-
Lembaga Kemasyarakatan
Tokoh
Lembaga
Masyarakat
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Posisi
Tokoh Masy.
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
PT.
L - 47
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jarak
Ke Kota Kecamatan
Waktu
Jenis Agkutan
(menit)
Umum
120
-
Jaya
Mareu
12
Aceh Jaya
Sampoiniet
Mata Ie
20
Aceh Jaya
Sampoiniet
Babah Nipah
10
Aceh Jaya
Sampoiniet
Pulo Raya
2.7
15
Aceh Jaya
Sampoiniet
Krueng Ayon
25
Aceh Jaya
Setia Bakti
Padang
15
Kendaraan
roda 4
Kendaraan
roda 4
Kendaraan
roda 4
Kendaraan
roda 4
-
Aceh Jaya
Setia Bakti
Gunong Meunasah
21
Aceh Jaya
Setia Bakti
Paya Laot
27
Aceh Jaya
Setia Bakti
Sapek
11
33
10
Aceh Jaya
Setia Bakti
Pante Kuyun
12
36
11
Aceh Jaya
Setia Bakti
Gle Seubak
14
42
12
Aceh Jaya
Setia Bakti
Gampong Baroh
17
51
13
Aceh Jaya
Panga
Gle Putoh
45
14
Aceh Jaya
Teunom
Lhok Guci
Kendaraan
roda 4
-
15
Aceh Jaya
Teunom
Tuwi Priya
16
Aceh Jaya
Teunom
Bintah
17
Aceh Jaya
Teunom
Ceurace
18
Aceh Jaya
Teunom
Alue Punti
19
Aceh Jaya
Teunom
Alue Jang
20
Aceh Jaya
Teunom
Sarah Raya
23
21
22
23
24
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Kubu
Alue Meuraksa
Pasi Timon
Pasi Geulima
21
25
-
Siaran
Televisi
Ketersediaan
Pos
Terdekat
Pos
Keliling
Tidak
Tidak
12 Km
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
5 Km
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
6 Km
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
2.7 Km
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
25 Km
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
Ada
Ada
-
L - 48
Aceh Jaya
Komunikasi
Kantor
Pos
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Kecamatan
Jaya
Sampoiniet
Sampoiniet
Sampoiniet
Sampoiniet
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Panga
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Desa
Mareu
Mata Ie
Babah Nipah
Pulo Raya
Krueng Ayon
Padang
Gunong Meunasah
Paya Laot
Sapek
Pante Kuyun
Gle Seubak
Gampong Baroh
Gle Putoh
Lhok Guci
Tuwi Priya
Bintah
Ceurace
Alue Punti
Alue Jang
Sarah Raya
Kubu
Alue Meuraksa
Pasi Timon
Pasi Geulima
Luas
Total
Desa
(Ha)
4,000
4,000
4,200
2,500
13,500
2,300
2,700
2,500
2,000
2,200
4,000
15,000
8,000
2,200
1,600
3,700
1,800
1,800
3,300
4,100
1,900
4,100
2,300
1,700
Sawah Beririgasi
Non
Tadah
Teknis
Hujan
350
150
450
580
650
300
11,000
100
380
200
320
220
240
200
500
460
320
435
280
-
Teknis
-
Tambak
-
Kebun
400
2,000
1,000
1,200
6,000
60
50
200
50
200
210
4,000
1,000
125
200
80
90
110
390
300
200
360
160
H.Rakyat
H.Lindung
HTI
Kritis
Gambut
40
100
150
50
100
550
5,500
350
570
10
815
200
-
Terlantar
2,400
1,500
2,000
650
1,020
800
1,310
1,514
622
770
1,620
2,140
1,600
5,000
930
1,310
1,420
-
Kering
Peternakan
Non
Pertanian
10
500
50
-
PT.
L - 49
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Perubahan Lahan
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Aceh Jaya
Jaya
Sampoiniet
Sampoiniet
Sampoiniet
Sampoiniet
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Panga
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Mareu
Mata Ie
Babah Nipah
Pulo Raya
Krueng Ayon
Padang
Gunong Meunasah
Paya Laot
Sapek
Pante Kuyun
Gle Seubak
Gampong Baroh
Gle Putoh
Lhok Guci
Tuwi Priya
Bintah
Ceurace
Alue Punti
Alue Jang
Sarah Raya
Kubu
Alue Meuraksa
Pasi Timon
Pasi Geulima
Kios Pertanian
X. Ekonomi
Pasar
Pertokoan
Ada/Tidak
Menjadi
Padi
Jagung
Kopi
Sawit
Karet
Lainnya
KUD
Non KUD
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
10
1
260
110
340
430
480
225
330
75
285
150
240
165
180
150
375
345
240
320
210
2
0,5
0,5
-
10
120
-
0,5
80
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
12
5
6
3
25
5
7
9
11
12
14
17
8
23
21
25
-
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
12
5
6
3
25
5
7
9
11
12
14
17
8
23
21
25
-
2,000,000
1,500,000
1,500,000
1,500,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
Pengeluaran
Energi RataRata
(Rp/org/bln)
20,000
50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
30,000
30,000
30,000
30,000
50,000
30,000
30,000
30,000
75,000
75,000
75,000
75,000
75,000
75,000
75,000
75,000
PT.
L - 50
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
C.2
No.
1
2
Kabupaten
Kecamatan
Aceh Barat
Woyla Timur
LMD
Desa Definitif
Ada
Letak
Geografis
Bukan pesisir
096o01'17,91"
Pusat Desa
04o27'55,97"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Pusat Desa
04o30'17,97"
096o01'39,06"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Pusat Desa
04o29'34,07"
096o01'42,47"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Letak Desa
Pola Pemukiman
Penduduk
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Woyla Timur
Aceh Barat
Woyla Timur
Kubu Capang
Aceh Barat
Woyla Timur
Paya Baro
Pusat Desa
04o30'18,34"
096o01'56,68"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Daratan
20
Terpencar
Aceh Barat
Woyla Timur
Seuradeuk
Pusat Desa
04o31'1,87"
096o03'53,79"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Daratan
23
Terpencar
7
8
Aceh Barat
Aceh Barat
Woyla Timur
Woyla Timur
Lubok Panyang
Teumikut Ranum
Pusat Desa
Pusat Desa
04o30'41,73"
04o29'10,61"
096o03'41,87"
096o08'53,83"
Desa Definitif
Desa Definitif
Ada
Ada
Bukan pesisir
Bukan pesisir
20
24
Terpencar
Terpencar
Aceh Barat
Karang Hampa
Pusat Desa
04o22'59,88"
095o55'41,61"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
12
Terpencar
10
Aceh Barat
Canggai
Pusat Desa
Desa Definitif
Ada
Pantai
Terpencar
11
Aceh Barat
Sikundo
Pusat Desa
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Terpencar
Aceh Barat
Jambak
Pusat Desa
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Lembah/daerah
aliran sungai
Dataran
12
Terpencar
13
Aceh Barat
Ujong Raja
Pusat Desa
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Terpencar
Aceh Barat
Pusat Desa
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Terpencar
15
Aceh Barat
Antong
Pusat Desa
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Terpencar
16
Aceh Barat
Gleng
Pusat Desa
04o30'40,70"
096o04'49,21"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
25
Terpencar
Pusat Desa
04o31'03,9"
096o03'25,6"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Lembah/daerah
aliran sungai
Lembah/daerah
aliran sungai
Lembah/daerah
aliran sungai
Lereng/punggung
bukit
Bantaran Sungai
12
14
Arongan
Lambalek
Pante
Ceureumen
Pante
Ceureumen
Pante
Ceureumen
Panton
Rheu
Panton
Rheu
Panton
Rheu
Sungai Mas
Daratan
Lembah/daerah
aliran sungai
Lereng/punggung
bukit
Dataran
22
Terpencar
096o02'23,98"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Lereng/punggung
bukit
Lereng/punggung
bukit
Lereng/punggung
bukit
Lereng/punggung
bukit
Lereng/punggung
bukit
Lereng/punggung
bukit
27
Terpencar
28
Terpencar
28
Terpencar
29
30
32
Sungai Mas
Leubok Beutong
18
Aceh Barat
Sungai Mas
Ramiti
Pusat Desa
04o31'27,85"
19
Aceh Barat
Sungai Mas
Gaseu
Pusat Desa
04o31'31,9"
096o02'04,4"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
20
Aceh Barat
Sungai Mas
Gunong Buloh
Pusat Desa
04o31'6,20"
096o31'6,20"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
21
Aceh Barat
Sungai Mas
Pungki
Pusat Desa
04o31'31,3"
096o02'17,4"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
22
Aceh Barat
Sungai Mas
Sipot
Pusat Desa
04o30'17,30"
096o01'21,98"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Pusat Desa
04o31'24.5"
096o01'33,4"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
23
Aceh Barat
Sungai Mas
Lung Baro
L - 51
Aceh Barat
PT.
Aceh Barat
Woyla Timur
Rambong
Status Desa
Gampong Baroh
WT
Pasi Ara WT
17
Aceh Barat
Desa
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kecamatan
Aceh Barat
Rambong
105
Aceh Barat
46
28
100
Pertanian
Padi
Aceh Barat
Gampong Baroh
WT
Pasi Ara WT
40
135
147
69
100
Pertanian
Aceh Barat
Kubu Capang
48
53
31
100
Aceh Barat
Paya Baro
181
194
85
Aceh Barat
Seuradeuk
109
144
Aceh Barat
Lubok Panyang
60
Aceh Barat
Teumikut Ranum
Aceh Barat
10
Aceh Barat
11
Aceh Barat
12
Aceh Barat
13
Aceh Barat
14
Aceh Barat
15
Aceh Barat
16
Aceh Barat
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Arongan
Lambalek
Pante
Ceureumen
Pante
Ceureumen
Pante
Ceureumen
Panton
Rheu
Panton
Rheu
Panton
Rheu
Sungai Mas
17
Aceh Barat
18
No.
Desa
Tidak
Tidak
Padi
Tidak
Pertanian
Padi
Tidak
100
Pertanian
Padi
Tidak
69
100
Pertanian
Padi
Tidak
65
37
100
Pertanian
Padi
Tidak
77
83
49
100
Pertanian
Padi
Tidak
Karang Hampa
193
162
80
100
Pertanian
Sawit
Palawija
Tidak
Canggai
111
110
74
100
Pertanian
Karet
Palawija
Tidak
Sikundo
71
56
50
100
Pertanian
Padi
Palawija
Ada
75
10
Kayu bakar
Jambak
140
150
86
100
Pertanian
Padi
Palawija
Tidak
Kayu bakar
Ujong Raja
106
120
100
100
Pertanian
Padi
Tidak
Kayu bakar
77
69
39
100
Pertanian
Padi
Tidak
Kayu bakar
Antong
42
52
29
100
Pertanian
Padi
Tidak
Kayu bakar
Gleng
215
300
147
100
Padi
Palawija
Karet
Ada
101
Sungai Mas
Leubok Beutong
80
75
45
100
Padi
Palawija
Karet
Ada
38
9.5
Aceh Barat
Sungai Mas
Ramiti
50
57
30
100
Padi
Palawija
Karet
Ada
20
11
19
Aceh Barat
Sungai Mas
Gaseu
94
100
65
100
Padi
Palawija
Karet
Ada
50
13
20
Aceh Barat
Sungai Mas
Gunong Buloh
42
43
25
100
Padi
Palawija
Karet
Ada
20
20
12
21
Aceh Barat
Sungai Mas
Pungki
50
98
93
100
Padi
Palawija
Karet
Ada
80
14
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Kayu bakar
22
Aceh Barat
Sungai Mas
Sipot
61
60
36
100
Padi
Palawija
Karet
Ada
25
16
Kayu bakar
23
Aceh Barat
Sungai Mas
Lung Baro
43
38
35
100
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Padi
Palawija
Karet
Ada
20
21
Kayu bakar
Fasilitas
Sanitasi
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Jamban
umum
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Ada/tidak
PT.
L - 52
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
1
2
Aceh Barat
Aceh Barat
Woyla Timur
Woyla Timur
3
4
5
6
7
8
9
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
10
Aceh Barat
11
Aceh Barat
Woyla Timur
Woyla Timur
Woyla Timur
Woyla Timur
Woyla Timur
Woyla Timur
Arongan
Lambalek
Pante
Ceureumen
Pante
Ceureumen
Pante
Ceureumen
Panton Rheu
Panton Rheu
Panton Rheu
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
12
Aceh Barat
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Desa
Sungai
Ada
Ada
Jumlah
TK
-
Jumlah
SD
-
Kesehatan
Pustu
Posyandu
Lainnya
Rambong
Gampong Baroh
WT
Pasi Ara WT
Kubu Capang
Paya Baro
Seuradeuk
Lubok Panyang
Teumikut Ranum
Karang Hampa
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak
Tidak
Mandi/cuci
Mandi/cuci
Mandi/cuci
Mandi/cuci
Mandi/cuci
-
Canggai
Ada
Mandi/cuci
Sikundo
Tidak
Jambak
Ada
Mandi/cuci
Ujong Raja
Paya Baro Meuko
Antong
Gleng
Leubok Beutong
Ramiti
Gaseu
Gunong Buloh
Pungki
Sipot
Lung Baro
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Mandi/cuci
Mandi/cuci
Mandi/cuci
Mandi/cuci
Mandi/cuci
Mandi/cuci
Mandi/cuci
Mandi/cuci
Mandi/cuci
Mandi/cuci
Mandi/cuci
15
12
15
-
15
12
15
-
1
1
-
PT.
L - 53
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
10
Aceh Barat
11
Aceh Barat
12
Aceh Barat
13
Aceh Barat
14
Aceh Barat
15
Aceh Barat
16
17
18
19
20
21
22
23
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Arongan
Lambalek
Pante
Ceureumen
Pante
Ceureumen
Pante
Ceureumen
Panton
Rheu
Panton
Rheu
Panton
Rheu
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Desa
Agama
Mayoritas
Rambong
Islam
Islam
Gampong Baroh
WT
Pasi Ara WT
Islam
Islam
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Darat
Diperkeras
Ya
Islam
Islam
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Darat
Diperkeras
Ya
Kubu Capang
Islam
Islam
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Darat
Diperkeras
Ya
Paya Baro
Islam
Islam
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Darat
Diperkeras
Ya
Seuradeuk
Islam
Islam
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Darat
Diperkeras
Ya
Lubok Panyang
Islam
Islam
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Darat
Diperkeras
Ya
Teumikut Ranum
Islam
Islam
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Darat
Diperkeras
Ya
Karang Hampa
Islam
Islam
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Darat
Diperkeras
Ya
Canggai
Islam
Islam
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Darat
Tanah
Ya
Sikundo
Islam
Islam
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Darat
Tanah
Ya
Jambak
Islam
Islam
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Darat
Tanah
Ya
Ujong Raja
Islam
Islam
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Darat
Tanah
Ya
Islam
Islam
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Darat
Tanah
Ya
Antong
Islam
Islam
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Darat
Tanah
Ya
Gleng
Leubok Beutong
Ramiti
Gaseu
Gunong Buloh
Pungki
Sipot
Lung Baro
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
1
1
-
1
1
1
-
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Diperkeras
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Mesjid
Posisi
Tokoh Masy.
Keuchik
L - 54
Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Tokoh
Lembaga
Masyarakat
Ada
Ada
PT.
Kabupaten
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jarak
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
10
Aceh Barat
11
Aceh Barat
12
Aceh Barat
13
Aceh Barat
14
Aceh Barat
15
Aceh Barat
16
17
18
19
20
21
22
23
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Arongan
Lambalek
Pante
Ceureumen
Pante
Ceureumen
Pante
Ceureumen
Panton
Rheu
Panton
Rheu
Panton
Rheu
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Siaran
Televisi
Ketersediaan
Pos
Terdekat
Pos
Keliling
Tidak
Rambong
Gampong Baroh
WT
Pasi Ara WT
Tidak
Tidak
Kubu Capang
Tidak
Paya Baro
Tidak
Seuradeuk
Tidak
Lubok Panyang
Tidak
Teumikut Ranum
Tidak
Karang Hampa
Tidak
Canggai
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Sikundo
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Jambak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ujong Raja
Tidak
Tidak
Antong
Tidak
7.00
-
72
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Gleng
Leubok Beutong
Ramiti
Gaseu
Gunong Buloh
Pungki
Sipot
Lung Baro
Tidak
Tidak
Tidak
-
L - 55
Aceh Barat
Komunikasi
Kantor
Pos
PT.
Ke Kota Kecamatan
Waktu
Jenis Agkutan
(menit)
Umum
-
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
10
Aceh Barat
11
Aceh Barat
12
Aceh Barat
13
Aceh Barat
14
Aceh Barat
15
Aceh Barat
16
17
18
19
20
21
22
23
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Arongan
Lambalek
Pante
Ceureumen
Pante
Ceureumen
Pante
Ceureumen
Panton
Rheu
Panton
Rheu
Panton
Rheu
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Rambong
Sawah Beririgasi
Non
Tadah
Teknis
Hujan
90
-
Teknis
Ladang
Tambak
Kebun
H.Rakyat
H.Lindung
HTI
Kritis
Gambut
Terlantar
Kering
Peternakan
Non
Pertanian
35
100
160
Gampong Baroh
WT
Pasi Ara WT
300
15
14
260
300
90
80
120
Kubu Capang
350
46
14
270
Paya Baro
500
90
20
20
100
Seuradeuk
500
140
80
260
Lubok Panyang
400
105
45
40
200
Teumikut Ranum
550
65
184
70
95
130
Karang Hampa
600
263
158
46
90
Canggai
340
30
15
75
210
Sikundo
380
160
30
50
30
100
Jambak
1,000
170
20
100
35
500
Ujong Raja
375
120
55
13
160
116
450
105
65
35
200
Antong
300
20
15
15
100
2,700
300
14,000
5,000
14,000
3,720
3,500
3,300
70
5,600
3,000
2,625
270
5,600
100
50
50
500
1,320
1,460
7000 ha
1500 ha
7000 ha
2,255
390
680
Gleng
Leubok Beutong
Ramiti
Gaseu
Gunong Buloh
Pungki
Sipot
Lung Baro
1,400
500
1,400
152
650
200
200
50
50
L - 56
Aceh Barat
Desa
PT.
Kecamatan
Luas
Total
Desa
(Ha)
700
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Perubahan Lahan
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
10
Aceh Barat
11
Aceh Barat
12
Aceh Barat
13
Aceh Barat
14
Aceh Barat
15
Aceh Barat
16
17
18
19
20
21
22
23
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Aceh Barat
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Woyla
Timur
Arongan
Lambalek
Pante
Ceureumen
Pante
Ceureumen
Pante
Ceureumen
Panton
Rheu
Panton
Rheu
Panton
Rheu
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
X. Ekonomi
Pasar
Ada/Tidak
Menjadi
Padi
Jagung
Kopi
Sawit
Karet
Lainnya
KUD
Non KUD
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Rambong
Tidak
70
Tidak
Tidak
1,500,000
Pengeluaran
Energi RataRata
(Rp/org/bln)
30,000
Gampong Baroh
WT
Pasi Ara WT
Tidak
10
Tidak
Tidak
1,500,000
30,000
Tidak
70
Tidak
Tidak
1,500,000
30,000
Kubu Capang
Tidak
35
Tidak
Tidak
1,500,000
30,000
Paya Baro
Tidak
65
Tidak
Tidak
1,500,000
30,000
Seuradeuk
Tidak
105
Tidak
Tidak
1,500,000
30,000
Lubok Panyang
Tidak
80
Tidak
Tidak
1,500,000
30,000
Teumikut Ranum
Tidak
50
Tidak
Tidak
1,500,000
30,000
Karang Hampa
Tidak
195
Tidak
Tidak
1,500,000
30,000
Canggai
Tidak
25
Tidak
Tidak
1,250,000
30,000
Sikundo
Tidak
120
Tidak
Tidak
1,250,000
20,000
Jambak
Tidak
130
Tidak
Tidak
1,250,000
30,000
Ujong Raja
Tidak
90
Tidak
Tidak
1,250,000
30,000
Tidak
80
Tidak
Tidak
1,250,000
30,000
Antong
Tidak
15
Tidak
Tidak
1,250,000
30,000
Gleng
Leubok Beutong
Ramiti
Gaseu
Gunong Buloh
Pungki
Sipot
Lung Baro
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
50
210
375
210
115
480
150
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
7
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
7
-
2,000,000
1,250,000
1,250,000
1,250,000
1,500,000
1,200,000
1,500,000
1,500,000
30,000
30,000
30,000
30,000
75,000
20,000
20,000
20,000
Desa
Pertokoan
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
L - 57
Kecamatan
Kios Pertanian
PT.
Kabupaten
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
C.3
No.
1
Kabupaten
Desa
Status Desa
LMD
Desa Definitif
Ada
Letak
Geografis
Bukan pesisir
Pusat Desa
04o16'37.8"
096o19'08,6"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
096o22'56,8"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Nagan Raya
Nagan Raya
Beutong
Bumi Sari
Pusat Desa
04o11'50,8"
096o26'28,5"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Nagan Raya
Tadu Raya
Gapa Garu
Pusat Desa
04o01'37,0"
096o23'13,7"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Nagan Raya
Tadu Raya
Alue Gajah
Pusat Desa
04o02'21,0"
096o23'54,3"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Nagan Raya
Tadu Raya
Alue Labu
Pusat Desa
04o00'48,9"
096o22'25,1"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
04o02'53,0"
096o23'41,2"
Nagan Raya
Blang Sango
Pusat Desa
04o19'45,8"
Seunagan
Timur
Seunagan
Timur
Beutong
Nagan Raya
Kecamatan
Tuwi Meulusong
8
9
10
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Pasi Luah
Gunong Sapek
Babah Roet
Pusat Desa
Pusat Desa
Pusat Desa
04o02'04,4"
04o01'36,6"
096o23'11,4"
096o21'24,4"
Desa Definitif
Desa Definitif
Desa Definitif
Ada
Ada
Ada
Bukan pesisir
Bukan pesisir
Bukan pesisir
11
Nagan Raya
Tadu Raya
Sarah Mantok
Pusat Desa
04o02'10,3"
096o22'22,2"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
096o22'22,2"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Lereng/
punggung bukit
Lembah/dearah
aliran sungai
Daratan
Lereng/
punggung bukit
Lereng/
punggung bukit
Lereng/
punggung bukit
Daratan
Daratan
Lembah/dearah
aliran sungai
Daratan
Letak Desa
Pola Pemukiman
Penduduk
Mengelompok
28
Mengelompok
79
Mengelompok
124
Mengelompok
34
Mengelompok
33
Terpencar
24
Terpencar
22
20
20
Terpencar
Terpencar
Terpencar
15
Terpencar
40
Terpencar
Terpencar
12
Nagan Raya
Tadu Raya
Alue Seupeng
Pusat Desa
04o03'14,4"
13
Nagan Raya
Tadu Raya
Alue Siron
Pusat Desa
04o02'13,1"
096o22'28,2"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Lereng/
punggung bukit
Daratan
14
Nagan Raya
Persiapan
Ada
Bukan pesisir
Daratan
Terpencar
Nagan Raya
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Daratan
Terpencar
16
Nagan Raya
Ds.Persiapan Kuta
Blang
Padang Sali Ujong
Lamie
Kuala Seumayam
15
Darul
Makmur
Darul
Makmur
Darul
Makmur
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Daratan
400
Terpencar
PT.
L - 58
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Nagan Raya
Nagan Raya
Kecamata
n
Desa
Blang Sango
53
Tuwi Meulusong
91
Nagan Raya
Seunagan
Timur
Seunagan
Timur
Beutong
118
Nagan Raya
Beutong
Bumi Sari
216
Nagan Raya
Tadu Raya
Gapa Garu
153
Nagan Raya
Tadu Raya
Alue Gajah
57
Nagan Raya
Tadu Raya
Alue Labu
80
Nagan Raya
Tadu Raya
Pasi Luah
78
Nagan Raya
Tadu Raya
Gunong Sapek
79
10
Nagan Raya
Tadu Raya
Babah Roet
133
11
Nagan Raya
Tadu Raya
Sarah Mantok
63
12
Nagan Raya
Tadu Raya
Alue Seupeng
124
13
Nagan Raya
Tadu Raya
Alue Siron
63
14
Nagan Raya
15
Nagan Raya
16
Nagan Raya
Darul
Makmur
Darul
Makmur
Darul
Makmur
Ds.Persiapan Kuta
Blang
Padang Sali Ujong
Lamie
Kuala Seumayam
51
Ada/tidak
Karet
Ada
Tidak
Kayu bakar
Ada
Kelapa
Sawit
Kelapa
Sawit
-
Ada
Ada
3.5
Ada
Ada
Ada
Tidak
3.5
Tidak
Tidak
4.5
Tidak
5.5
Tidak
Tidak
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Fasilitas
Sanitasi
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
bersama
Jamban
bersama
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
PT.
L - 59
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Nagan Raya
Nagan Raya
Kecamatan
Desa
Sungai
Seunagan
Timur
Seunagan
Timur
Blang Sango
Ada
Tuwi Meulusong
Ada
Nagan Raya
Beutong
Karian Blang
Lemah
Ada
Nagan Raya
Beutong
Bumi Sari
Ada
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Darul Makmur
Ada
Ada
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
15
Nagan Raya
Darul Makmur
16
Nagan Raya
Darul Makmur
Gapa Garu
Alue Gajah
Alue Labu
Pasi Luah
Gunong Sapek
Babah Roet
Sarah Mantok
Alue Seupeng
Alue Siron
Ds.Persiapan Kuta
Blang
Padang Sali Ujong
Lamie
Kuala Seumayam
Jumlah
TK
-
Jumlah
SD
-
1
1
1
1
-
Kesehatan
Pustu
Posyandu
Lainnya
1
-
1
-
Ada
Mandi/cu
ci
PT.
L - 60
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Seunagan
Timur
Seunagan
Timur
Beutong
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
15
Nagan Raya
16
Nagan Raya
Beutong
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Darul
Makmur
Darul
Makmur
Darul
Makmur
Desa
Lembaga Kemasyarakatan
Tokoh
Lembaga
Masyarakat
Ada
Ada
Agama
Mayoritas
Blang Sango
Islam
Islam
Tuwi Meulusong
Islam
Islam
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Tanah
Tidak
Karian Blang
Lemah
Bumi Sari
Gapa Garu
Alue Gajah
Alue Labu
Pasi Luah
Gunong Sapek
Babah Roet
Sarah Mantok
Alue Seupeng
Alue Siron
Ds.Persiapan Kuta
Blang
Padang Sali Ujong
Lamie
Kuala Seumayam
Islam
Islam
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Darat
Ya
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
-
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
-
3
1
1
1
1
1
1
1
1
-
3
1
1
1
1
1
1
1
1
-
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Keuchik
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Diperkeras,
tanah
Diperkeras
Diperkeras
Diperkeras
Diperkeras
Diperkeras
Diperkeras
Diperkeras
Diperkeras
Diperkeras
Diperkeras
Diperkeras
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Darat
Diperkeras
Ya
Ada
Ada
Ada
Keuchik
Darat
Diperkeras
Ya
Mesjid
Posisi
Tokoh Masy.
Keuchik
PT.
L - 61
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jarak
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
15
Nagan Raya
16
Nagan Raya
Seunagan
Timur
Seunagan
Timur
Beutong
Beutong
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Darul
Makmur
Darul
Makmur
Darul
Makmur
Ke Kota Kecamatan
Waktu
Jenis Agkutan
(menit)
Umum
-
Komunikasi
Siaran
Televisi
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling
Tidak
Tidak
Tidak
Blang Sango
Tuwi Meulusong
Tidak
Tidak
Tidak
Karian Blang
Lemah
Bumi Sari
Gapa Garu
Alue Gajah
Alue Labu
Pasi Luah
Gunong Sapek
Babah Roet
Sarah Mantok
Alue Seupeng
Alue Siron
Ds.Persiapan Kuta
Blang
Padang Sali Ujong
Lamie
Kuala Seumayam
Tidak
Tidak
Tidak
15.00
13.30
17.50
14.50
12.00
5.00
7.00
12.00
8.00
-
Ada
Ada
Ada
Ada
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
Tidak
Tidak
PT.
L - 62
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Nagan Raya
Nagan Raya
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
15
Nagan Raya
16
Nagan Raya
Kecamatan
Seunagan
Timur
Seunagan
Timur
Beutong
Beutong
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Darul
Makmur
Darul
Makmur
Darul
Makmur
Blang Sango
Luas
Total
Desa
(Ha)
4,000
Tuwi Meulusong
1,100
35
10
800
20
220
12,000
3,500
900
2,490
3,039
2,150
1,064
1,420
1,420
1,420
2,480
-
2,400
3,000
120
120
220
100
25
65
50
200
90
-
155
16
100
25
20
180
25
40
100
-
158
85
60
105
440
150
170
225
100
85
-
350
1,936
850
950
580
500
650
250
700
-
6,000
400
134
360
1,770
1,030
290
510
470
820
1,480
-
600
10
10
10
-
1,700
100
70
35
1,450
40
Desa
Sawah Beririgasi
Non
Tadah
Teknis
Hujan
1,200
-
Teknis
Ladang
Tambak
Kebun
H.Rakyat
H.Lindung
HTI
Kritis
Gambut
Terlantar
Kering
Peternakan
Non
Pertanian
600
2,000
200
PT.
L - 63
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Perubahan Lahan
Kabupaten
Kecamatan
Nagan Raya
Nagan Raya
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
15
Nagan Raya
16
Nagan Raya
Seunagan
Timur
Seunagan
Timur
Beutong
Beutong
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Darul
Makmur
Darul
Makmur
Darul
Makmur
X. Ekonomi
Pasar
Ada/Tidak
Menjadi
Padi
Jagung
Kopi
Sawit
Karet
Lainnya
KUD
Non KUD
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Blang Sango
Tidak
900
Tidak
Tidak
1,250,000
Pengeluaran
Energi RataRata
(Rp/org/bln)
75,000
Tuwi Meulusong
Tidak
25
Tidak
Tidak
1,250,000
30,000
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
360
90
90
165
75
20
50
35
150
65
-
1,920
-
48
-
1
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
15
13
18
15
12
5
7
12
8
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
15
13
18
15
12
5
7
12
8
-
1,250,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
1,250,000
75,000
75,000
75,000
30,000
75,000
75,000
30,000
30,000
30,000
30,000
30,000
30,000
Tidak
1,250,000
30,000
Tidak
75
Tidak
1,500,000
30,000
Desa
Kios Pertanian
Pertokoan
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
PT.
L - 64
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
C.4
No.
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Aceh Selatan
Si Urai-Urai
Aceh Selatan
Aceh Selatan
Aceh Selatan
Kluet
Tengah
Kluet
Tengah
Kluet
Tengah
Kluet Timur
Aceh Selatan
Trumon
Aceh Selatan
Trumon
Aceh Selatan
Trumon
Status Desa
LMD
Desa Definitif
Ada
Letak
Geografis
Bukan pesisir
Letak Desa
Pola Pemukiman
Penduduk
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Kota Indarung
Pusat Desa
03o59'40,16"
097o35'51,4"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Alue Keujreun
Pusat Desa
03o0'20,11"
097o35'16,64"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Pucuk Lembang
02o59'7,44"
097o36'43,22"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Kuta Padang
Rmh.Kepala
Desa
Pusat Desa
02o47'08,4"
097o39'06,2"
Desa Definitif
Ada
Pantai
Mengelompok
Raket
Pusat Desa
02o44'04,4"
097o40'02,0"
Desa Definitif
Ada
Pantai
Pantai
3m
Mengelompok
Gampong Tengah
Pusat Desa
02o45'45,01"
097o39'26,05"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Daratan
5m
Mengelompok
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Ada/tidak
Ada
Aceh Selatan
Kluet
Tengah
Si Urai-Urai
52
Aceh Selatan
Kluet
Tengah
Kota Indarung
276
284
134
100
Pertanian dan
perkebunan
Padi
Palawija
Nilam
Ada
Aceh Selatan
Alue Keujreun
274
264
126
100
Palawija
Nilam
Ada
Aceh Selatan
Pucuk Lembang
374
381
197
100
Padi
Palawija
Kemiri
Tak ada
100
Kayu Bakar
Aceh Selatan
Trumon
Kuta Padang
148
144
75
100
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian &
Perkebunan
Pertanian
Padi
Kluet
Tengah
Kluet Timur
Padi
Kedelai
Jagung
Tak ada
60
Kayu Bakar
Aceh Selatan
Trumon
Raket
92
74
36
100
Jagung
Tak ada
50
Kayu Bakar
Aceh Selatan
Trumon
Gampong Tengah
66
70
30
100
Perikana
n Laut
Padi
Padi
Pertanian/Perika
nan
Pertanian
Kedelai
Jagung
Tak ada
30
Kayu Bakar
Fasilitas
Sanitasi
Bukan
Jamban
Bukan
Jamban
PT.
Bukan
Jamban
Bukan
Jamban
Bukan
Jamban
Bukan
Jamban
Bukan
Jamban
L - 65
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Aceh Selatan
Kluet Tengah
Si Urai-Urai
Ada
Aceh Selatan
Kluet Tengah
Kota Indarung
Ada
Aceh Selatan
Kluet Tengah
Alue Keujreun
Ada
Aceh Selatan
Kluet Timur
Pucuk Lembang
Ada
Aceh Selatan
Trumon
Kuta Padang
Aceh Selatan
Trumon
Raket
Tdk
Ada
Ada
Aceh Selatan
Trumon
Gampong Tengah
Ada
Sungai
Jumlah
TK
-
Jumlah
SD
-
TPA (1)
1 Unit
Kesehatan
Pustu
Posyandu
Lainnya
1 Unit
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Agama
Mayoritas
Aceh Selatan
Aceh Selatan
Aceh Selatan
Aceh Selatan
Aceh Selatan
Aceh Selatan
Aceh Selatan
Kluet Tengah
Kluet Tengah
Kluet Tengah
Kluet Timur
Trumon
Trumon
Trumon
Si Urai-Urai
Kota Indarung
Alue Keujreun
Pucuk Lembang
Kuta Padang
Raket
Gampong Tengah
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Mesjid
1
1
1
1
Lembaga Kemasyarakatan
Tokoh
Lembaga
Masyarakat
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Posisi
Tokoh Masy.
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
PT.
L - 66
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jarak
Aceh Selatan
Si Urai-Urai
2.50
Kota Indarung
3.00
Aceh Selatan
Kluet
Tengah
Kluet
Tengah
Kluet
Tengah
Kluet Timur
Aceh Selatan
Aceh Selatan
Pucuk Lembang
Aceh Selatan
Trumon
Aceh Selatan
Aceh Selatan
Ke Kota Kecamatan
Waktu
Jenis Agkutan
(menit)
Umum
Perahu
Komunikasi
Siaran
Televisi
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Perahu
8.00
0.5
50
1.5
Tidak
Tidak
TVRI
30.00
1.25
125
Tidak
Tidak
Tidak
Trumon
Raket
32.00
1.25
Motor boat
127
Tidak
Tidak
Tidak
Trumon
Gampong Tengah
34.00
1.25
Motor boat
129
Kendaraan
roda 4
Kendaraan
roda 4
Kendaraan
roda 4
Kendaraan
roda 4
Kuta Padang
Kendaraan
roda 4
Motor boat
Tidak
Tidak
Tidak
Alue Keujreun
Kabupaten
Aceh Selatan
Aceh Selatan
Aceh Selatan
4
5
6
7
Aceh Selatan
Aceh Selatan
Aceh Selatan
Aceh Selatan
Kecamatan
Kluet
Tengah
Kluet
Tengah
Kluet
Tengah
Kluet Timur
Trumon
Trumon
Trumon
Si Urai-Urai
Luas
Total
Desa
(Ha)
1,800
Kota Indarung
11,300
130
130
100
200
1,300
Alue Keujreun
1,800
40
60
190
1,250
50
Pucuk Lembang
Kuta Padang
Raket
Gampong Tengah
650
9,200
9,200
10,100
80
-
15
13
35
668
8,192
9,020
570
-
Desa
Sawah Beririgasi
Non
Tadah
Teknis
Hujan
55
-
Teknis
Ladang
Tambak
Kebun
H.Rakyat
H.Lindung
HTI
Kritis
Gambut
Terlantar
Kering
Peternakan
Non
Pertanian
120
160
260
1,120
PT.
L - 67
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Perubahan Lahan
X. Ekonomi
Pasar
Ada/Tidak
Menjadi
Padi
Jagung
Kopi
Sawit
Karet
Lainnya
KUD
Non KUD
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Si Urai-Urai
Tidak
40
Nilam
(300)
Tidak
Tidak
2,000,000
Pengeluaran
Energi RataRata
(Rp/org/bln)
30,000
Kluet Tengah
Kluet Tengah
Kluet Timur
Kota Indarung
Alue Keujreun
Pucuk Lembang
Tidak
Tidak
Tidak
95
30
-
Tidak
Tidak
Ada
3
3
Tidak
3
8
2,000,000
2,000,000
1,500,000
30,000
20,000
20,000
Trumon
Trumon
Trumon
Kuta Padang
Raket
Gampong
Tengah
Tidak
Tidak
Tidak
10
10
25
0.5
0.5
0.5
30
32
34
30
32
34
1,500,000
1,500,000
1,500,000
20,000
20,000
20,000
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Aceh Selatan
Kluet Tengah
2
3
4
Aceh Selatan
Aceh Selatan
Aceh Selatan
5
6
7
Aceh Selatan
Aceh Selatan
Aceh Selatan
Pinang
(100)
Kuini (3)
Kuini(10)
Kios Pertanian
Pertokoan
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
PT.
L - 68
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
C.5
KOTA SUBULUSSALAM
I. Pengenalan Lokasi
No.
Kota
Kecamatan
Desa
Status Desa
LMD
Desa Definitif
Ada
Letak
Geografis
Bukan pesisir
Subulussalam
Longkip
Panji
Subulussalam
Longkip
Bukit Alim
Pusat Desa
02o35'16,1"
097o56'04,5"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Subulussalam
Longkip
Longkip
Pusat Desa
02o33'04,9"
097o49'19,3"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Subulussalam
Longkip
Darussalam
Pusat Desa
02o36'04,9"
097o52'10,0"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Subulussalam
Rundeng
Oboh
2037'41,7"
97050' 29,0"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Subulussalam
Rundeng
Tualang
2040'12,71"
97051' 15,67"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Subulussalam
Rundeng
Siperkas
Rmh.Kepala
Desa
Rmh.Kepala
Desa
Rmh.Kepala
Desa
2036'17,7"
97050' 05,3"
Pemekaran
Ada
Bukan pesisir
Subulussalam
Rundeng
Kuta Beringin
Pemekaran
Ada
Bukan pesisir
97052'
12,9"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Subulussalam
Rundeng
Dah
Rmh.Warga
2040'
34,7"
10
Subulussalam
Sultan Daulat
Darul Makmur
2048'15,2"
97055'18,9"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
11
Subulussalam
Sultan Daulat
Pasir Belo
Rmh.Kepala
Desa
Rmh.Kepala
Desa
2050'2,79"
97053'16,8"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Letak Desa
Pola Pemukiman
Penduduk
Mengelompok
Terpencar
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Kawasan hutan
Mengelompok
Mengelompok
Terpencar
PT.
L - 69
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kota
Kecamatan
Desa
Subulussalam
Longkip
Panji
274
Subulussalam
Longkip
Bukit Alim
115
Subulussalam
Longkip
Longkip
130
Subulussalam
Longkip
Darussalam
Subulussalam
Rundeng
Oboh
140
Subulussalam
Rundeng
Tualang
133
Subulussalam
Rundeng
Siperkas
146
Subulussalam
Rundeng
Kuta Beringin
70
Subulussalam
Rundeng
Dah
213
10
Subulussalam
Sultan Daulat
Darul Makmur
116
11
Subulussalam
Sultan Daulat
Pasir Belo
72
Ada/tidak
Karet,
Sawit
-
Ada
Ada
48
Kayu bakar
Pinang
Ada
85
Kayu bakar
Kayu bakar
Pinang
Tak ada
Kayu bakar
Nilam
Tak ada
Kayu bakar
Pinang
Tak ada
Kayu bakar
Kayu bakar
Nilam
Tak ada
Kayu bakar
Nilam
Ada
95
Kayu bakar
Kedelai
Tak ada
0.3
Kayu bakar
Fasilitas
Sanitasi
Jamban
bersama
Jamban
umum
Jamban
bersama
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
PT.
L - 70
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kota
Kecamatan
Desa
Sungai
Subulussalam
Longkip
Panji
Ada
2
3
Subulussalam
Subulussalam
Longkip
Longkip
Bukit Alim
Longkip
Ada
Ada
4
5
Subulussalam
Subulussalam
Longkip
Rundeng
Darussalam
Oboh
Ada
Subulussalam
Rundeng
Tualang
Ada
Subulussalam
Rundeng
Siperkas
Ada
8
9
Subulussalam
Subulussalam
Rundeng
Rundeng
Kuta Beringin
Dah
Ada
10
Subulussalam
Sultan Daulat
Darul Makmur
Ada
11
Subulussalam
Sultan Daulat
Pasir Belo
Ada
Jumlah
TK
-
Kesehatan
Pustu
Posyandu
Lainnya
1
-
PT.
L - 71
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kota
Kecamatan
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Longkip
Longkip
Longkip
Longkip
Rundeng
Rundeng
Rundeng
Rundeng
Rundeng
Sultan Daulat
Sultan Daulat
Desa
Panji
Bukit Alim
Longkip
Darussalam
Oboh
Tualang
Siperkas
Kuta Beringin
Dah
Darul Makmur
Pasir Belo
Agama
Mayoritas
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Mesjid
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Lembaga Kemasyarakatan
Tokoh
Lembaga
Masyarakat
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Posisi
Tokoh Masy.
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
KOta
Kecamatan
Desa
Jarak
1
2
3
4
5
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Longkip
Longkip
Longkip
Longkip
Rundeng
Panji
Bukit Alim
Longkip
Darussalam
Oboh
16
7
Subulussalam
Rundeng
Tualang
0.4
Subulussalam
Rundeng
Siperkas
8
9
10
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Rundeng
Rundeng
Sultan Daulat
Kuta Beringin
Dah
Darul Makmur
11
Subulussalam
Sultan Daulat
Pasir Belo
Ke Kota Kecamatan
Waktu
Jenis Agkutan
(menit)
Umum
Perahu
Perahu
240
Robin (perahu
bermotor)
15
Kendaraan
roda 2
180
Robin (perahu
bermotor)
60
Kendaraan
roda 4
30
Kendaraan
roda 4
Jarak
30
12
40
28
Komunikasi
Siaran
Televisi
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
Tidak
Tidak
Tidak
TVRI
Tidak
Tidak
TVRI
Tidak
Tidak
TVRI
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
TVRI
-
Tidak
Tidak
TVRI
Ketersediaan
Tidak
Tidak
Tidak
PT.
L - 72
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kota
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Kecamatan
Longkip
Longkip
Longkip
Longkip
Rundeng
Rundeng
Rundeng
Rundeng
Rundeng
Sultan Daulat
Sultan Daulat
Desa
Panji
Bukit Alim
Longkip
Darussalam
Oboh
Tualang
Siperkas
Kuta Beringin
Dah
Darul Makmur
Pasir Belo
Luas
Total
Desa
(Ha)
1,000
850
2,250
1,550
2,000
1,500
3,000
500
755
927
Sawah Beririgasi
Non
Tadah
Teknis
Hujan
10
5
35
125
330
-
Teknis
Ladang
Tambak
Kebun
H.Rakyat
H.Lindung
HTI
Kritis
Gambut
Terlantar
Kering
Peternakan
Non
Pertanian
30
10
70
10
500
100
250
280
270
800
20
100
10
80
100
120
700
50
715
50
800
150
380
150
700
450
1,970
1,790
1,400
-
10
10
10
-
Perubahan Lahan
Kota
Kecamatan
Desa
X. Ekonomi
Pasar
Ada/Tidak
Menjadi
Padi
Jagung
Kopi
Sawit
Karet
Lainnya
KUD
Non KUD
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Pinang
(6)
-
Tidak ada
Tidak ada
1,500,000
Pengeluaran
Energi RataRata
(Rp/org/bln)
20,000
Tidak ada
16
Tidak ada
16
1,500,000
20,000
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
1,500,000
1,500,000
1,500,000
20,000
30,000
30,000
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
0
6
5
4
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
0
6
5
4
1,200,000
1,800,000
1,500,000
1,500,000
1,800,000
30,000
30,000
30,000
30,000
20,000
30,000
Subulussalam
Longkip
Panji
Tidak
Subulussalam
Longkip
Bukit Alim
Tidak
600
ton
180
ton
3
4
5
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Longkip
Longkip
Rundeng
Longkip
Darussalam
Oboh
Tidak
Tidak
25
6
7
8
9
10
11
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Subulussalam
Rundeng
Rundeng
Rundeng
Rundeng
Sultan Daulat
Sultan Daulat
Tualang
Siperkas
Kuta Beringin
Dah
Darul Makmur
Pasir Belo
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
95
250
-
Pinang 6
Tak
Tentu
720
-
Pinang
Pinang
Pinang
Nilam
Nilam
(0.2)
Kios Pertanian
Pertokoan
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
PT.
L - 73
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
C.6
No.
1
2
Kabupaten
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Kecamatan
Desa
Danau Paris
Danau Pinang
Danau Paris
Situban Makmur
Status Desa
LMD
Desa Definitif
Ada
Letak
Geografis
Bukan pesisir
Pusat Desa
02o16'43,61"
098o07'35,7"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
098o07'35,7"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Aceh Singkil
Danau Paris
Sikoran
Pusat Desa
02o17'31,4"
Aceh Singkil
Kota Baharu
Muara Pea
Pusat Desa
02o28'54,9"
097o53'14,5"
Aceh Singkil
Kota Baharu
Silakar Udang
Pusat Desa
02o30'51,6"
097o51'42,3"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Aceh Singkil
Kota Baharu
Mukti Lincir
Pusat Desa
02o32'32,2"
097o50'20,9"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Aceh Singkil
Gunung Meriah
Tanjung Betik
Pusat Desa
02o26'04,2"
097o58'00,2"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Aceh Singkil
Guha
Pusat Desa
02o28'28,58"
098o04'51,15"
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
9
10
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Simpang
Kanan
Pulau Banyak
Pulau Banyak
Ujung Sialit
Suka Makmur
Pusat Desa
Pusat Desa
02o12'25,5"
02o10'15,3"
097o17'76"
097o16'47,5"
Desa Definitif
Desa Definitif
Ada
Ada
Pesisir/tepi laut
Pesisir/tepi laut
> 5 km
> 5 km
Lereng/
punggung bukit
Lembah/dearah
aliran sungai
Lembah/dearah
aliran sungai
Pesisir
Pesisir
Letak Desa
Pola Pemukiman
Penduduk
Terpencar
Terpencar
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
20
Mengelompok
60
Mengelompok
71
Mengelompok
1
1
Pesisir
Pesisir
Mengelompok
Mengelompok
Aceh Singkil
Danau Paris
Danau Pinang
Aceh Singkil
Danau Paris
Situban Makmur
Aceh Singkil
Danau Paris
Sikoran
286
Aceh Singkil
Kota Baharu
Muara Pea
142
Aceh Singkil
Kota Baharu
Silakar Udang
93
Aceh Singkil
Kota Baharu
Mukti Lincir
209
Aceh Singkil
Gunung Meriah
Tanjung Betik
80
Aceh Singkil
Simpang Kanan
Guha
57
Aceh Singkil
Pulau Banyak
Ujung Sialit
481
10
Aceh Singkil
Pulau Banyak
Suka Makmur
78
Kecamatan
Desa
L
100
1387
Ada/tidak
Ada
Ada
Ada
Tak ada
Tak ada
Kayu bakar
Tak ada
Kayu bakar
Tak ada
Kayu bakar
Tak ada
15
Kayu bakar
Ada
184
44 mil laut
Ada
47
54 mil laut
Minyak tanah/
kayu bakar
Minyak tanah/
kayu bakar
Fasilitas
Sanitasi
Jamban
bersama
Jamban
umum
Jamban
umum
Bukan
Jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Bukan
jamban
Kabupaten
PT.
L - 74
N
o.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
1
2
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Danau Paris
Danau Paris
3
4
5
6
7
8
9
10
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Danau Paris
Kota Baharu
Kota Baharu
Kota Baharu
Gunung Meriah
Simpang Kanan
Pulau Banyak
Pulau Banyak
Desa
Danau Pinang
Situban
Makmur
Sikoran
Muara Pea
Silakar Udang
Mukti Lincir
Tanjung Betik
Guha
Ujung Sialit
Suka Makmur
Ada
Ada
Ada
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Tidak
Mandi/cuci
Mandi/cuci
Mandi/cuci
Mandi/cuci
-
Sungai
Irigasi
-
80
13
-
Jumlah
TK
-
Kesehatan
Pustu
Posyandu
Lainnya
Kabupaten
Kecamatan
Desa
1
2
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Danau Paris
Danau Paris
Danau Pinang
Situban Makmur
Aceh Singkil
Danau Paris
Sikoran
4
5
6
7
8
9
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Kota Baharu
Kota Baharu
Kota Baharu
Gunung Meriah
Simpang Kanan
Pulau Banyak
Muara Pea
Silakar Udang
Mukti Lincir
Tanjung Betik
Guha
Ujung Sialit
10
Aceh Singkil
Pulau Banyak
Suka Makmur
Lembaga Kemasyarakatan
Tokoh
Lembaga
Masyarakat
Ada
Ada
Ada
Ada
Agama
Mayoritas
Islam
Islam,
Kristen
Islam,
Kristen,
Pambi
Islam
Islam
Islam,
Kristen
Islam,
Kristen
Islam
Islam
2
4
Islam,
Kristen
Ada
Ada
Ada
Petua Adat
Darat
Diperkeras
Islam
islam
Kristen
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
Petua Adat
Air
Darat
Darat
Air
Darat dan air
-
Diperkeras
Diperkeras
Tanah
-
Kristen
Ada
Ada
Ada
Petua Adat
Mesjid
Posisi
Tokoh Masy.
Petua Adat
Petua Adat
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
-
PT.
L - 75
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jarak
1
2
3
4
5
6
7
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Danau Paris
Danau Paris
Danau Paris
Kota Baharu
Kota Baharu
Kota Baharu
Gunung Meriah
Danau Pinang
Situban Makmur
Sikoran
Muara Pea
Silakar Udang
Mukti Lincir
Tanjung Betik
8
9
10
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Simpang Kanan
Pulau Banyak
Pulau Banyak
Guha
Ujung Sialit
Suka Makmur
Ke Kota Kecamatan
Waktu
Jenis Agkutan
(menit)
Umum
Perahu motor
tempel
-
Komunikasi
Siaran
Televisi
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling
Ada
Ada
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Kabupaten
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Kecamatan
Danau Paris
Danau Paris
Danau Paris
Kota Baharu
Kota Baharu
Kota Baharu
Gunung Meriah
Simpang Kanan
Pulau Banyak
Pulau Banyak
Desa
Danau Pinang
Situban Makmur
Sikoran
Muara Pea
Silakar Udang
Mukti Lincir
Tanjung Betik
Guha
Ujung Sialit
Suka Makmur
Luas
Total
Desa
(Ha)
2,200
12,000
15,000
2,500
1,500
2,200
800
4,000
1,000
1,500
Sawah Beririgasi
Non
Tadah
Teknis
Hujan
2
100
183
44
150
160
40
20
350
-
Teknis
Ladang
Tambak
Kebun
H.Rakyat
H.Lindung
HTI
Kritis
Gambut
Terlantar
Kering
Peternakan
Non
Pertanian
160
500
40
6
30
-
8,800
1,600
280
350
100
40
15
15
15
800
20
20
40
3,730
215
200
3170
3000
550
-
150
-
30
20
-
PT.
L - 76
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Perubahan Lahan
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Aceh Singkil
Danau Paris
Danau Paris
Danau Paris
Kota Baharu
Kota Baharu
Kota Baharu
Gunung Meriah
Simpang Kanan
Pulau Banyak
Pulau Banyak
Danau Pinang
Situban Makmur
Sikoran
Muara Pea
Silakar Udang
Mukti Lincir
Tanjung Betik
Guha
Ujung Sialit
Suka Makmur
Kios Pertanian
X. Ekonomi
Pasar
Pertokoan
Ada/Tidak
Menjadi
Padi
Jagung
Kopi
Sawit
Karet
Lainnya
KUD
Non KUD
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
2
75
130
30
115
120
30
15
260
750
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
9
-
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
9
-
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
2,000,000
2,000,000
Pengeluaran
Energi RataRata
(Rp/org/bln)
75,000
75,000
75,000
30,000
30,000
30,000
30,000
30,000
30,000
30,000
PT.
L - 77
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
C.7
No.
1
2
Kabupaten
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Kecamatan
Ketol
Ketol
Desa
Pantan Penyo
Bergang
04 o
51' 21,95"
LMD
Definitif
Ada
33' 2,51"
Definitif
Ada
32' 10,92"
Definitif
Ada
96o
Aceh Tengah
Ketol
Karang Ampar
Disekitar Desa
04 o
Aceh Tengah
Ketol
Pantan Reduk
Disekitar Desa
04 o 50' 11,60"
Definitif
Ada
Aceh Tengah
Ketol
Bintang Pepara
Disekitar Desa
04 o 49' 21,45"
Definitif
Ada
Aceh Tengah
Ketol
Jaluk
Disekitar Desa
04 o 40' 20,8"
Definitif
Ada
Aceh Tengah
Ketol
Cang Duri
Disekitar Desa
04 o 40' 19,0"
Definitif
Ada
Disekitar Desa
04 o
41' 30,0"
96o
44' 05,1"
Definitif
Ada
Disekitar Desa
04 o
41' 39,8"
96o
43' 01,8"
Definitif
Ada
8
9
Aceh Tengah
Ketol
10
Aceh Tengah
Ketol
Serempah
Disekitar Desa
04 o 22' 12,5"
Definitif
Ada
11
Aceh Tengah
Ketol
Burlah
Disekitar Desa
04 o 39' 20,0"
Definitif
Ada
12
Aceh Tengah
Ketol
Jalan Tengah
Disekitar Desa
04 o 41' 39,8"
Definitif
Ada
13
Aceh Tengah
Kebayakan
Mendale
Disekitar Desa
04 o 38' 40,7"
Definitif
Ada
Disekitar Desa
04 o
31' 48,5"
96o
45' 03,6"
Definitif
Ada
29' 56,95"
96o
43' 4,40"
Definitif
Ada
Aceh Tengah
Ketol
96o
Blang Mancung
Bawah
Genting Bulen
14
Aceh Tengah
52' 4,75"
Status
Desa
Pegasing
Panangan Mata
Pegasing
Arul Badak
Disekitar Desa
16
Aceh Tengah
Pegasing
Berawang Baro
Disekitar Desa
04 o 25' 29,16"
Definitif
Ada
17
Aceh Tengah
Linge
Gewat
Disekitar Desa
04 o 25' 00,9"
Definitif
Ada
18
Aceh Tengah
Jagong Jeget
Merah Said
Disekitar Desa
04 o 25' 5,90"
Definitif
Ada
19
Aceh Tengah
Jagong Jeget
Gegarang
Disekitar Desa
04 o 22' 07,7"
Definitif
Ada
Disekitar Desa
04 o
26' 30,6"
96o
45' 00,8"
Definitif
Ada
Disekitar Desa
04 o
27' 16,6"
96o
47' 34,3"
Definitif
Ada
20
21
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Atu Lintang
Atu Lintang
Kepala Akal
Bintang Kekelip
Pola Pemukiman
Penduduk
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
Terpencar
L - 78
Aceh Tengah
Letak Desa
PT.
15
04 o
Letak
Geografis
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Bukan
Pesisir
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Ketol
Pantan Penyo
110
Aceh Tengah
Ketol
Bergang
128
Aceh Tengah
Ketol
Karang Ampar
255
Aceh Tengah
Ketol
Pantan Reduk
319
Aceh Tengah
Ketol
Bintang Pepara
131
Aceh Tengah
Ketol
Jaluk
373
Aceh Tengah
Ketol
Cang Duri
246
Aceh Tengah
Ketol
274
Aceh Tengah
Ketol
Blang Mancung
Bawah
Genting Bulen
144
10
Aceh Tengah
Ketol
Serempah
133
11
Aceh Tengah
Ketol
Burlah
100
12
Aceh Tengah
Ketol
Jalan Tengah
299
13
Aceh Tengah
Kebayakan
Mendale
270
14
Aceh Tengah
Pegasing
Panangan Mata
127
15
Aceh Tengah
Pegasing
Arul Badak
410
16
Aceh Tengah
Pegasing
Berawang Baro
250
17
Aceh Tengah
Linge
Gewat
67
18
Aceh Tengah
Jagong Jeget
Merah Said
174
19
Aceh Tengah
Jagong Jeget
Gegarang
469
20
Aceh Tengah
Atu Lintang
Kepala Akal
141
21
Aceh Tengah
Atu Lintang
Bintang Kekelip
173
Fasilitas
Sanitasi
Jamban Umum
Ada
Kayu Bakar
Jamban Umum
Ada
15
Kayu Bakar
Jamban Umum
3,5
Kayu Bakar
Jamban Umum
10
Kayu Bakar
Jamban Umum
Minyak Tanah
Jamban Sendiri
Minyak Tanah
Jamban Sendiri
Minyak Tanah
Jamban Sendiri
Minyak Tanah
Jamban Sendiri
Minyak Tanah
Jamban Sendiri
Minyak Tanah
Jamban Sendiri
Minyak Tanah
Jamban Sendiri
Minyak Tanah
Jamban Sendiri
40
Kayu Bakar
Jamban Umum
Ada
Kayu Bakar
Jamban Umum
Kayu Bakar
Jamban Umum
Kayu Bakar
Jamban Umum
Ada
Kayu Bakar
Jamban Umum
Kayu Bakar
Jamban Sendiri
Kayu Bakar
Jamban Umum
Kayu Bakar
Jamban Sendiri
L - 79
Aceh Tengah
Ada/tidak
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Kebayakan
Pegasing
Pegasing
Pegasing
Linge
Jagong Jeget
Jagong Jeget
Atu Lintang
Atu Lintang
Desa
Pantan Penyo
Bergang
Karang Ampar
Pantan Reduk
Bintang Pepara
Jaluk
Cang Duri
Blang Mancung
Bawah
Genting Bulen
Serempah
Burlah
Jalan Tengah
Mendale
Panangan Mata
Arul Badak
Berawang Baro
Gewat
Merah Said
Gegarang
Kepala Akal
Bintang Kekelip
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Sungai
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
5
3
15
-
5
3
15
-
Jumlah
TK
-
Jumlah
SD
2
1
1
-
1
2
1
1
1
-
1
-
Kesehatan
Pustu
Posyandu
Lainnya
1
1
-
1
-
1
1
-
1
-
PT.
L - 80
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Agama
Mayoritas
Mesjid
Lembaga Kemasyarakatan
Tokoh
Lembaga
Masyarakat
LSM
LSM
-
1
2
3
4
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Pantan Penyo
Bergang
Karang Ampar
Pantan Reduk
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
1
1
1
1
Aceh Tengah
Ketol
Bintang Pepara
Islam
Islam
Ada
6
7
8
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Ketol
Ketol
Ketol
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
1
1
1
9
10
11
12
13
14
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Kebayakan
Pegasing
Jaluk
Cang Duri
Blang Mancung
Bawah
Genting Bulen
Serempah
Burlah
Jalan Tengah
Mendale
Panangan Mata
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
1
1
1
1
1
1
Ada
15
Aceh Tengah
Pegasing
Arul Badak
Islam
Islam
Ada
16
Aceh Tengah
Pegasing
Berawang Baro
Islam
Islam
Ada
17
Aceh Tengah
Linge
Gewat
Islam
Islam
Ada
18
Aceh Tengah
Jagong Jeget
Merah Said
Islam
Islam
Ada
19
20
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Jagong Jeget
Atu Lintang
Gegarang
Kepala Akal
Islam
Islam
Islam
Islam
1
1
Ada
21
Aceh Tengah
Atu Lintang
Bintang Kekelip
Islam
Islam
Posisi
Tokoh Masy.
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
-
Tanah
Tidak
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Tanah
Ya
Darat
Tanah
Ya
Darat
Tanah
Tidak
Darat
Tanah
Tidak
Darat
Tanah
Ya
Darat
Darat
Tanah
Ya
Darat
PT.
L - 81
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jarak
1
2
3
4
5
6
7
8
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Kebayakan
Pegasing
Pegasing
Pegasing
Linge
Jagong Jeget
Jagong Jeget
Atu Lintang
Atu Lintang
Pantan Penyo
Bergang
Karang Ampar
Pantan Reduk
Bintang Pepara
Jaluk
Cang Duri
Blang Mancung
Bawah
Genting Bulen
Serempah
Burlah
Jalan Tengah
Mendale
Panangan Mata
Arul Badak
Berawang Baro
Gewat
Merah Said
Gegarang
Kepala Akal
Bintang Kekelip
20
62
65
50
32
7
7
5
2
10
13
0,5
1,5
40
50
99
35
20
7,5
3
10
Ke Kota Kecamatan
Waktu
Jenis Agkutan
(menit)
Umum
60
Roda 2
90
Roda 4
110
Roda 4
180
Roda 2
120
Roda 2
160
120
260
150
100
30
-
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
-
Jarak
58
110
150
35
40
10
10
10
45
50
40
-
Mobil
Mobil
Mobil
Mobil
Mobil
Mobil
-
Komunikasi
Siaran
Televisi
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling
PT.
L - 82
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Kebayakan
Pegasing
Pegasing
Pegasing
Linge
Jagong Jeget
Jagong Jeget
Atu Lintang
Atu Lintang
Desa
Pantan Penyo
Bergang
Karang Ampar
Pantan Reduk
Bintang Pepara
Jaluk
Cang Duri
Blang Mancung
Bawah
Genting Bulen
Serempah
Burlah
Jalan Tengah
Mendale
Panangan Mata
Arul Badak
Berawang Baro
Gewat
Merah Said
Gegarang
Kepala Akal
Bintang Kekelip
Luas
Total
Desa
(Ha)
1000
4000
9900
600
800
300
300
180
200
2000
1200
1000
8000
135
1500
1650
5000
700
714
2000
500
Sawah Beririgasi
Non
Tadah
Teknis
Hujan
-
Teknis
Ladang
Tambak
Kebun
H.Rakyat
H.Lindung
HTI
Kritis
Gambut
Terlantar
Kering
Peternakan
Non
Pertanian
100
160
100
-
550
600
500
125
30
-
250
1800
9300
305
470
-
1500
-
100
100
100
10
100
-
400
300
400
200
500
-
75
400
300
3000
350
500
-
25
600
1000
1000
950
-
35
100
50
10
50
50
-
500
-
PT.
L - 83
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Perubahan Lahan
Kabupaten
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Aceh Tengah
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Kebayakan
Pegasing
Pegasing
Pegasing
Linge
Jagong Jeget
Jagong Jeget
Atu Lintang
Atu Lintang
Desa
Pantan Penyo
Bergang
Karang Ampar
Pantan Reduk
Bintang Pepara
Jaluk
Cang Duri
Blang Mancung
Bawah
Genting Bulen
Serempah
Burlah
Jalan Tengah
Mendale
Panangan Mata
Arul Badak
Berawang Baro
Gewat
Merah Said
Gegarang
Kepala Akal
Bintang Kekelip
Kios Pertanian
X. Ekonomi
Pasar
Pertokoan
Ada/Tidak
Menjadi
Padi
Jagung
Kopi
Sawit
Karet
Lainnya
KUD
Non KUD
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
24
44
30
11
30
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
17
55
15
3,5
20
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
20
62
20
10
32
-
1,000,000
800,000
800,000
1,000,000
1,000,000
-
Pengeluaran
Energi RataRata
(Rp/org/bln)
700,000
700,000
700,000
650,000
700,000
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
10
-
15
30
25
3
10
10
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
25
6
10
6
5
3
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
35
35
30
25
20
4
-
900,000
1,000,000
900,000
800,000
1,000,000
1,000,000
-
800,000
900,000
700,000
500,000
800,000
800,000
-
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
PT.
L - 84
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
C.8
1
2
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Rusip
Tembolon
3
4
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Uning
Gerpa
Disekitar Desa
Disekitar Desa
Definitif
Definitif
Ada
Ada
Bukan Pesisir
Bukan Pesisir
185
184
Bener Meriah
Syiah Utama
Payung
Disekitar Desa
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
185
Terpencar
Bener Meriah
Syiah Utama
Goneng
Disekitar Desa
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
184
Mengelompok
7
8
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Pasir Putih
Gunung Sayang
Disekitar Desa
Disekitar Desa
Definitif
Definitif
Ada
Ada
Bukan Pesisir
Bukan Pesisir
184
1124
Terpencar
Terpencar
9
10
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Wih Resap
Wih Ni Durin
Disekitar Desa
Disekitar Desa
Definitif
Definitif
Ada
Ada
Bukan Pesisir
Bukan Pesisir
1329
367
Terpencar
Mengelompok
11
Bener Meriah
Syiah Utama
Kerlang
Disekitar Desa
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
185
Mengelompok
12
Bener Meriah
Syiah Utama
Blang Panu
Disekitar Desa
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
184
Mengelompok
13
Bener Meriah
Syiah Utama
Disekitar Desa
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
184
Mengelompok
No.
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Status Desa
LMD
Definitif
Definitif
Ada
Ada
Letak
Geografis
Bukan Pesisir
Bukan Pesisir
Letak Desa
Pola Pemukiman
Penduduk
Mengelompok
Terpencar
Mengelompok
Mengelompok
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Pantan Kuli
Simpang Renggali
Sosial
Perumpakan
Benjadi
Disekitar Desa
Disekitar Desa
Disekitar Desa
Disekitar Desa
46' 50,1"
040 46' 48,1"
0
04 45' 04,0"
040 40' 15,6"
970
01' 20,7"
970 01' 17,7"
0
97 00' 35,1"
970 12' 10,3"
Definitif
Definitif
Definitif
Definitif
Ada
Ada
Ada
Ada
Bukan Pesisir
Bukan Pesisir
Bukan Pesisir
Bukan Pesisir
1385
1400
1125
1036
Terpencar
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
18
19
20
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Disekitar Desa
Disekitar Desa
Disekitar Desa
Definitif
Definitif
Definitif
Ada
Ada
Ada
Bukan Pesisir
Bukan Pesisir
Bukan Pesisir
902
1024
185
Terpencar
Terpencar
Mengelompok
21
22
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Geruti Jaya
Rata Mulie
Disekitar Desa
Disekitar Desa
Definitif
Definitif
Ada
Ada
Bukan Pesisir
Bukan Pesisir
185
184
Terpencar
Mengelompok
23
Bener Meriah
Syiah Utama
Simpur
Disekitar Desa
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
897
Terpencar
24
Bener Meriah
Permata
Rikit Musara
Disekitar Desa
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Mengelompok
25
Bener Meriah
Permata
Pantan Tengah
Jaya
Disekitar Desa
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Mengelompok
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Permata
Permata
Permata
Pintu Rime
Gayo
Disekitar Desa
Disekitar Desa
Disekitar Desa
Disekitar Desa
47' 39,3"
040 47' 01,2"
040 48' 28,5"
040 52' 07,9"
960
58' 09,5"
960 55' 09,5"
960 59' 28,5"
960 48' 54,4"
Definitif
Definitif
Definitif
Definitif
Ada
Ada
Ada
Ada
Bukan Pesisir
Bukan Pesisir
Bukan Pesisir
Bukan Pesisir
1514
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
30
Bener Meriah
Pintu Rime
Gayo
Pantan Sinaku
Disekitar Desa
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
1434
Mengelompok
L - 85
26
27
28
29
040
PT.
14
15
16
17
040
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
18
19
20
21
22
23
24
25
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Permata
Permata
26
27
28
29
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
30
Bener Meriah
Permata
Permata
Permata
Pintu Rime
Gayo
Pintu Rime
Gayo
Desa
Rusip
Tembolon
Uning
Gerpa
Payung
Goneng
Pasir Putih
Gunung Sayang
Wih Resap
Wih Ni Durin
Kerlang
Blang Panu
Kute Lah Lane
Pantan Kuli
Simpang Renggali
Sosial
Perumpakan
Benjadi
Hakim Peteri Pintu
Uwer Tingkem
Tempen Baru
Geruti Jaya
Rata Mulie
Simpur
Rikit Musara
Pantan Tengah
Jaya
Wih Tenang Toa
Bener Pepanyi
Timur Jaya
Uning Mas
Pantan Sinaku
101
47
24
40
41
42
105
90
130
30
45
44
60
90
100
100
105
64
95
25
29
33
100
190
206
80
115
35
30
50
105
249
195
38
29
12
14
23
41
109
83
100
100
100
100
100
100
100
100
Kopi
Kopi
Padi
Padi
Padi
Kopi
Kopi
Kopi
Palawija
Palawija
Palawija
Palawija
Palawija
Palawija
-
Aren
-
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
-
48
23
33
33
33
60
0
0
Kayu Bakar
Kayu Bakar
Kayu Bakar
Kayu Bakar
Kayu Bakar
Kayu Bakar
-
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
-
171
452
130
165
178
407
103
140
83
197
66
87
100
100
100
100
Kopi
Kopi
Kopi
Kopi
Palawija
Palawija
0
0
5
8
Kayu Bakar
Kayu Bakar
Jamban Umum
Jamban Umum
160
127
82
100
Kopi
Palawija
Ada
Kayu Bakar
Jamban Umum
Ada/tidak
Coklat
Padi
Padi
Padi
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
-
Fasilitas
Sanitasi
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
Jamban Umum
PT.
L - 86
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
30
Bener Meriah
Kecamatan
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Permata
Permata
Permata
Permata
Permata
Pintu Rime
Gayo
Pintu Rime
Gayo
Desa
Sungai
Jumlah
TK
Jumlah
SD
Kesehatan
Pustu
Posyandu
Lainnya
Rusip
Tembolon
Uning
Gerpa
Payung
Goneng
Pasir Putih
Gunung Sayang
Wih Resap
Wih Ni Durin
Kerlang
Blang Panu
Kute Lah Lane
Pantan Kuli
Simpang Renggali
Sosial
Perumpakan Benjadi
Hakim Peteri Pintu
Uwer Tingkem
Tempen Baru
Geruti Jaya
Rata Mulie
Simpur
Rikit Musara
Pantan Tengah Jaya
Wih Tenang Toa
Bener Pepanyi
Timur Jaya
Uning Mas
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Mandi
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Cuci
Minum
Minum
Minum
Minum
Minum
Minum
Minum
Minum
Minum
Minum
Minum
Minum
Minum
Minum
1
-
1
-
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-
1
-
1
-
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-
1
-
Pantan Sinaku
Ada
Mandi
Cuci
PT.
L - 87
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Agama
Mayoritas
Mesjid
Lembaga Kemasyarakatan
Tokoh
Lembaga
Masyarakat
Syiah Utama
Rusip
Islam
Islam
Ada
Bener Meriah
Syiah Utama
Tembolon
Islam
Islam
Ada
3
4
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Uning
Gerpa
Islam
Islam
Islam
Islam
1
1
Ada
5
6
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Payung
Goneng
Islam
Islam
Islam
Islam
1
1
Ada
7
8
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Pasir Putih
Gunung Sayang
Islam
Islam
Islam
Islam
1
1
Ada
Ada
Ada
-
Bener Meriah
Syiah Utama
Wih Resap
Islam
Islam
Ada
10
11
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Wih Ni Durin
Kerlang
Islam
Islam
Islam
Islam
1
1
Ada
12
Bener Meriah
Syiah Utama
Blang Panu
Islam
Islam
Ada
13
Bener Meriah
Syiah Utama
Islam
Islam
Ada
14
Bener Meriah
Syiah Utama
Pantan Kuli
Islam
Islam
Ada
15
16
17
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
1
1
1
18
Bener Meriah
Syiah Utama
Simpang Renggali
Sosial
Perumpakan
Benjadi
Hakim Peteri Pintu
Islam
Islam
Ada
19
20
21
22
23
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Uwer Tingkem
Tempen Baru
Geruti Jaya
Rata Mulie
Simpur
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
1
1
1
1
1
Ada
24
25
Bener Meriah
Bener Meriah
Permata
Permata
Islam
Islam
Islam
Islam
1
1
26
27
28
29
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
1
1
1
1
Ada
Ada
LSM
-
30
Bener Meriah
Permata
Permata
Permata
Pintu Rime
Gayo
Pintu Rime
Gayo
Rikit Musara
Pantan Tengah
Jaya
Wih Tenang Toa
Bener Pepanyi
Timur Jaya
Uning Mas
Pantan Sinaku
Islam
Islam
Ada
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
-
Darat
Tanah
Ya
Darat
Tanah
Ya
Darat
Darat
Tanah
Tanah
Ya
Ya
Darat
Darat
Tanah
Tanah
Ya
Ya
Darat
Darat
Tanah
Tanah
Ya
Ya
Darat
Tanah
Ya
Darat
Darat
Tanah
Tanah
Ya
Ya
Darat
Tanah
Ya
Darat
Tanah
Ya
Darat
Tanah
Ya
Darat
Darat
Tanah
Tanah
Ya
Ya
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
-
Darat
Tanah
Ya
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Darat
Darat
Kepala
Kampung
Kepala
Kampung
Darat
Darat
Darat
Darat
Tanah
Tanah
Ya
Ya
Darat
Tanah
Ya
L - 88
Bener Meriah
PT.
Posisi
Tokoh Masy.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jarak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
16
17
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
18
Bener Meriah
Syiah Utama
19
20
21
22
23
24
25
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Permata
Permata
26
27
28
29
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
30
Bener Meriah
Permata
Permata
Permata
Pintu Rime
Gayo
Pintu Rime
Gayo
Rusip
Tembolon
Uning
Gerpa
Payung
Goneng
Pasir Putih
Gunung Sayang
Wih Resap
Wih Ni Durin
Kerlang
Blang Panu
Kute Lah Lane
Pantan Kuli
Simpang
Renggali
Sosial
Perumpakan
Benjadi
Hakim Peteri
Pintu
Uwer Tingkem
Tempen Baru
Geruti Jaya
Rata Mulie
Simpur
Rikit Musara
Pantan Tengah
Jaya
Wih Tenang Toa
Bener Pepanyi
Timur Jaya
Uning Mas
Pantan Sinaku
Ke Kota Kecamatan
Waktu
Jenis Agkutan
(menit)
Umum
Komunikasi
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling
Siaran
Televisi
12
36
58
58
58
58
12
60
26
32
58
58
58
13
13
60
150
240
240
240
240
60
270
150
200
240
240
240
40
40
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
50
40
50
50
50
50
50
50
40
40
50
50
50
21
21
180
160
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
60
60
Mobil
Mobil
Mobil
Mobil
Mobil
Mobil
Mobil
Mobil
Mobil
Mobil
Mobil
Mobil
Mobil
Mobil
Mobil
14
32
160
Roda 4
40
180
Mobil
60
270
Roda 4
50
180
Mobil
38
58
58
58
60
19
8
180
240
240
240
270
-
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
-
40
50
50
50
50
-
160
180
180
180
180
-
Mobil
Mobil
Mobil
Mobil
Mobil
-
6,7
7
15
12
50
40
Roda 4
Roda 4
20
23
40
90
Mobil
Mobil
30
Roda 4
23
90
Mobil
PT.
L - 89
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
16
17
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
18
Bener Meriah
Syiah Utama
19
20
21
22
23
24
25
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Permata
Permata
26
27
28
29
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
30
Bener Meriah
Permata
Permata
Permata
Pintu Rime
Gayo
Pintu Rime
Gayo
Desa
Rusip
Tembolon
Uning
Gerpa
Payung
Goneng
Pasir Putih
Gunung Sayang
Wih Resap
Wih Ni Durin
Kerlang
Blang Panu
Kute Lah Lane
Pantan Kuli
Simpang
Renggali
Sosial
Perumpakan
Benjadi
Hakim Peteri
Pintu
Uwer Tingkem
Tempen Baru
Geruti Jaya
Rata Mulie
Simpur
Rikit Musara
Pantan Tengah
Jaya
Wih Tenang Toa
Bener Pepanyi
Timur Jaya
Uning Mas
Pantan Sinaku
Luas
Total
Desa
(Ha)
Sawah Beririgasi
Non
Tadah
Teknis
Hujan
Teknis
Tambak
Kebun
H.Rakyat
H.Lindung
HTI
Kritis
Gambut
Terlantar
Kering
Peternakan
Non
Pertanian
1000
5000
1500
1500
1500
1500
1000
1000
4000
8000
1500
1500
1500
1500
8700
50
100
20
100
100
100
250
100
100
100
100
100
100
100
150
125
100
220
300
200
200
130
200
200
220
300
300
250
200
750
125
250
220
200
200
220
120
200
200
220
200
200
250
200
750
450
4540
1030
850
950
950
350
470
3350
7450
850
850
850
950
7000
50
10
10
50
50
30
50
30
100
10
50
50
70
50
50
3500
1000
100
110
300
400
40
6000
200
200
400
5100
100
1000
1500
1500
1500
1000
1500
1836
100
100
100
100
100
-
210
250
250
190
200
-
210
250
250
300
400
-
450
850
850
850
180
-
30
50
50
60
120
-
1000
1400
1500
630
20
100
200
150
250
250
1000
100
20
30
640
50
230
240
100
20
PT.
L - 90
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Perubahan Lahan
Kabupaten
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
16
17
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
18
Bener Meriah
Syiah Utama
19
20
21
22
23
24
25
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Permata
Permata
26
27
28
29
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
Bener Meriah
30
Bener Meriah
Permata
Permata
Permata
Pintu Rime
Gayo
Pintu Rime
Gayo
Desa
Rusip
Tembolon
Uning
Gerpa
Payung
Goneng
Pasir Putih
Gunung Sayang
Wih Resap
Wih Ni Durin
Kerlang
Blang Panu
Kute Lah Lane
Pantan Kuli
Simpang
Renggali
Sosial
Perumpakan
Benjadi
Hakim Peteri
Pintu
Uwer Tingkem
Tempen Baru
Geruti Jaya
Rata Mulie
Simpur
Rikit Musara
Pantan Tengah
Jaya
Wih Tenang Toa
Bener Pepanyi
Timur Jaya
Uning Mas
Pantan Sinaku
Kios Pertanian
X. Ekonomi
Pasar
Pertokoan
Ada/Tidak
Menjadi
Padi
Jagung
Kopi
Sawit
Karet
Lainnya
KUD
Non KUD
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
3
3
3
3
3
3
1
3
4
3
5
2
3
15
10
8
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
50
46
50
50
50
50
50
60
26
40
50
50
50
21
21
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
50
46
50
50
50
50
50
60
26
40
50
50
50
21
21
800,000
1,000,000
700,000
650,000
600,000
700,000
1,000,000
1,000,000
700,000
600,000
600,000
600,000
600,000
800,000
1,000,000
Pengeluaran
Energi RataRata
(Rp/org/bln)
650,000
850,000
600,000
400,000
500,000
600,000
500,000
850,000
550,000
500,000
500,000
500,000
500,000
700,000
750,000
Tidak
Tidak
30
Tidak
30
700,000
450,000
Tidak
10
Tidak
60
Tidak
60
600,000
500,000
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
3
3
3
-
2
10
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
38
50
50
50
60
-
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
38
50
50
50
60
-
1,000,000
600,000
700,000
600,000
650,000
-
850,000
500,000
600,000
500,000
450,000
-
Tidak
Tidak
2
-
Tidak
Tidak
9
23
Tidak
Tidak
9
23
800,000
700,000
650,000
500,000
Tidak
10
Tidak
23
Tidak
23
800,000
600,000
PT.
L - 91
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
C.9
KABUPATEN BIREUEN
I. Pengenalan Lokasi
No.
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Bireuen
Juli
Simpang Jaya
Bireuen
Juli
Krueng Simpo
Bireuen
Juli
Pantee Peusangan
Bireuen
Jeumpa
Cot Meugoe
Bireuen
Kuta Blang
Dayah Panjoe
Bireuen
Kuta Blang
Jaromah Baroh
Status Desa
LMD
Letak
Geografis
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
96040' 10,4"
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Lereng /
Punggung Bukit
Lereng /
Punggung Bukit
Lereng /
Punggung Bukit
Lereng /
Punggung Bukit
Lereng /
Punggung Bukit
Lereng /
Punggung Bukit
Letak Desa
Pola Pemukiman
Penduduk
Mengelompok
Mengelompok
217
Mengelompok
240
Terpencar
Mengelompok
Mengelompok
Lanjutan(Kab. Bireuen)
I. Pengenalan Lokasi
No.
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Bireuen
Juli
Simpang Jaya
100
2
3
Bireuen
Bireuen
Juli
Juli
Krueng Simpo
Pantee Peusangan
115
113
47
100
100
Bireuen
Jeumpa
Cot Meugoe
255
280
85
100
Bireuen
Kuta Blang
Dayah Panjoe
100
Bireuen
Kuta Blang
Jaromah Baroh
100
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Ada/tidak
Fasilitas
Sanitasi
Kopi
Kopi
Kopi
Pinang
0
1,5
Kayu Bakar
Padi
Kelapa
Kayu Bakar
Kopi
Jamban
Umum
Jamban
Umum
-
Kopi
Lanjutan(Kab. Bireuen)
I. Pengenalan Lokasi
No.
Juli
Juli
Juli
Jeumpa
Kuta Blang
Kuta Blang
Desa
Sung
ai
Simpang Jaya
Krueng Simpo
Pantee Peusangan
Cot Meugoe
Dayah Panjoe
Jaromah Baroh
Ada
Ada
-
Mandi
Mandi
-
Cuci
Cuci
-
Jumlah
TK
-
1
-
Kesehatan
Pustu
Posyandu
Lainnya
L - 92
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Kecamatan
PT.
1
2
3
4
5
6
Kabupaten
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Lanjutan(Kab. Bireuen)
I. Pengenalan Lokasi
No.
1
2
3
4
5
6
Kabupaten
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Kecamatan
Juli
Juli
Juli
Jeumpa
Kuta Blang
Kuta Blang
Simpang Jaya
Krueng Simpo
Pantee Peusangan
Cot Meugoe
Dayah Panjoe
Jaromah Baroh
Agama
Mayoritas
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Lembaga Kemasyarakatan
Mesjid
Surau
Gereja
Lainnya
Keberadaan/
Kegiatan
Lembaga
Tokoh
Masyarakat
Posisi
Tokoh Masy.
1
1
1
1
1
1
Ada
Ada
-
Kepala Kampung
Kepala Kampung
-
Tanah
Tanah
-
Ya
Ya
-
Lanjutan(Kab. Bireuen)
I. Pengenalan Lokasi
No.
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jarak
1
2
3
4
5
6
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Juli
Juli
Juli
Jeumpa
Kuta Blang
Kuta Blang
Simpang Jaya
Krueng Simpo
Pantee Peusangan
Cot Meugoe
Dayah Panjoe
Jaromah Baroh
12
15
-
Ke Kota Kecamatan
Waktu
Jenis Agkutan
(menit)
Umum
40
50
-
Roda 2
Roda 4
-
25
15
-
Mobil
Mobil
-
Komunikasi
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling
Siaran
Televisi
-
Lanjutan(Kab. Bireuen)
I. Pengenalan Lokasi
No.
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Kecamatan
Juli
Juli
Juli
Jeumpa
Kuta Blang
Kuta Blang
Desa
Simpang Jaya
Krueng Simpo
Pantee Peusangan
Cot Meugoe
Dayah Panjoe
Jaromah Baroh
475
210
-
Sawah Beririgasi
Non
Tadah
Teknis
Hujan
Teknis
-
20
65
-
Tambak
Kebun
H.Rakyat
H.Lindung
HTI
Kritis
Gambut
Terlantar
Kering
Peternakan
Non
Pertanian
90
50
-
95
60
-
250
-
20
35
-
PT.
1
2
3
4
5
6
Kabupaten
Luas
Total
Desa
(Ha)
L - 93
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Lanjutan(Kab. Bireuen)
I. Pengenalan Lokasi
No.
1
2
3
4
5
6
Perubahan Lahan
Kabupaten
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Bireuen
Kecamatan
Juli
Juli
Juli
Jeumpa
Kuta Blang
Kuta Blang
Desa
Simpang Jaya
Krueng Simpo
Pantee Peusangan
Cot Meugoe
Dayah Panjoe
Jaromah Baroh
Kios Pertanian
X. Ekonomi
Pasar
Pertokoan
Ada/Tidak
Menjadi
Padi
Jagung
Kopi
Sawit
Kelapa
Lainnya
KUD
Non KUD
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
2
-
2
-
5
-
Tidak
Tidak
-
2
3
-
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi RataRata
(Rp/org/bln)
Tidak
Tidak
-
9
7
-
1,000,000
1,000,000
-
800,000
650,000
-
PT.
L - 94
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Aceh Utara
Paya Bakong
Aceh Utara
Paya Bakong
Aceh Utara
Paya Bakong
Aceh Utara
Baktiya Barat
Aceh Utara
Baktiya Barat
Aceh Utara
Aceh Utara
Gereudong
Pasee
Tanah Luas
Aceh Utara
Meurah Mulia
Status Desa
LMD
Letak
Geografis
Letak Desa
Pola Pemukiman
Penduduk
Mengelompok
Mengelompok
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Lereng/punggung
bukit
Dataran
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Dataran
Mengelompok
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Dataran
Mengelompok
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Dataran
Mengelompok
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Terpencar
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Mengelompok
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Lereng/punggung
bukit
Lereng/punggung
bukit
Lereng/punggung
bukit
Mengelompok
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Paya Bakong
43
35
20
85
Aceh Utara
Paya Bakong
Aceh Utara
Paya Bakong
100
87
36
100
100
200
57
100
Aceh Utara
Baktiya Barat
104
120
87
90
Aceh Utara
Baktiya Barat
250
300
134
100
Aceh Utara
Aceh Utara
Gereudong
Pasee
Tanah Luas
118
163
53
100
120
135
70
98
Aceh Utara
Meurah Mulia
33
40
35
80
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Padi
karet
tidak
Kayu bakar
Minyak Tanah/Kayu
bakar
Kayu bakar
Palawija
karet
tidak
Karet
Kelapa
tidak
Padi
kelapa
tidak
Padi
Kelapa
tidak
pinang
tidak
Sawit
tidak
20
tidak
coklat
Karet
Coklat
padi
Coklat
Sawit
Ada/tidak
Minyak Tanah/Kayu
bakar
Kayu bakar
Minyak Tanah/Kayu
bakar
Minyak Tanah/Kayu
bakar
Minyak Tanah/Kayu
bakar
Fasilitas
Sanitasi
Jamban
bersama
Bukan jamban
Jamban
sendiri
Jamban
bersama
Jamban
umum
Jamban
bersama
Jamban
umum
Jamban
bersama
L - 95
Aceh Utara
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
1
2
3
4
Aceh Utara
Aceh Utara
Aceh Utara
Aceh Utara
Paya Bakong
Paya Bakong
Paya Bakong
Baktiya Barat
5
6
Aceh Utara
Aceh Utara
Aceh Utara
Baktiya Barat
Gereudong
Pasee
Tanah Luas
Aceh Utara
Meurah Mulia
Desa
Sungai
Jumlah
TK
Kesehatan
Pustu
Posyandu
Lainnya
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
1
1
1
Tidak
Ada
Tidak
Ada
No.
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Agama
Mayoritas
Mesjid
Surau
1
Gereja
Lembaga Kemasyarakatan
Lainnya
Keberadaan/
Kegiatan
Paya Bakong
Islam
Islam
Aceh Utara
Paya Bakong
Islam
Islam
Ada
Aceh Utara
Paya Bakong
Ds. Seneubok
Aceh
Islam
Islam
Ada
Aceh Utara
Baktiya Barat
Islam
Islam
Ada
Aceh Utara
Baktiya Barat
Islam
Islam
Ada
Aceh Utara
Gereudong
Pasee
Islam
Islam
Ada
Aceh Utara
Tanah Luas
Islam
Islam
Ada
Aceh Utara
Meurah Mulia
Ds. Meunasah
Baree Blang
Islam
Islam
Ada
Ada
Majelis
taklim/kelompok
pengajian
Majelis
taklim/kelompok
pengajian
Majelis
taklim/kelompok
pengajian
Majelis
taklim/kelompok
pengajian
Majelis
taklim/kelompok
pengajian
Majelis
taklim/kelompok
pengajian
Majelis
taklim/kelompok
pengajian
Majelis
taklim/kelompok
pengajian
Posisi
Tokoh Masy.
Ada
Kades
Darat
tanah
ya
Ada
Tuha peut/Kades
Darat
tanah
ya
Ada
Tuha peut/Kades
Darat
diperkeras
ya
Ada
Tuha peut/Kades
Darat
diperkeras
ya
Ada
Tuha peut/Kades
Darat
diperkeras
ya
Ada
Tuha peut/Kades
Darat
diperkeras
ya
Ada
Tuha peut/Kades
Darat
diperkers
ya
Ada
Tuha peut
Darat
tanah
ya
L - 96
Aceh Utara
Tokoh
Masyarakat
PT.
Lembaga
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jarak
1
2
3
4
Aceh Utara
Aceh Utara
Aceh Utara
Aceh Utara
Paya Bakong
Paya Bakong
Paya Bakong
Baktiya Barat
5
6
Aceh Utara
Aceh Utara
Aceh Utara
Baktiya Barat
Gereudong
Pasee
Tanah Luas
Aceh Utara
Meurah Mulia
Ke Kota Kecamatan
Waktu
Jenis Agkutan
(menit)
Umum
Komunikasi
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling
Siaran
Televisi
11
5
3
5
15
20
15
20
sepeda motor
sepeda motor
sepeda motor
sepeda motor
50
50
18
23
2
2
1
1
roda 4
roda 4
roda 4
roda 4
50
50
18
23
2
2
1
1
roda 4
roda 4
roda 4
roda 4
tidak
tidak
tidak
tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
8km
12km
12km
7km
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
tidak
tidak
bisa
bisa
8
7
20
20
sepeda motor
sepeda motor
25
18
1
1
roda 4
roda 4
25
18
1
1
roda 4
roda 4
tidak
tidak
Tidak
Tidak
8km
18km
Tidak
Tidak
bisa
tidak
13
20
sepeda motor
24
roda 4
24
roda 4
tidak
Tidak
24km
Tidak
tidak
20
sepeda motor
22
roda 4
22
roda 4
tidak
Tidak
8km
Tidak
tidak
Kabupaten
Kecamatan
1
2
3
4
Aceh Utara
Aceh Utara
Aceh Utara
Aceh Utara
Paya Bakong
Paya Bakong
Paya Bakong
Baktiya Barat
5
6
Aceh Utara
Aceh Utara
Aceh Utara
Baktiya Barat
Gereudong
Pasee
Tanah Luas
Aceh Utara
Meurah Mulia
Desa
Luas
Total
Desa
(Ha)
365
1125
379
510
1872
260
748
11599
Sawah Beririgasi
Non
Tadah
Teknis
Hujan
Teknis
117
60
125
12
36
20
Ladang
76
600
30
205
12
102
120
Tambak
Kebun
H.Rakyat
82
100
289
30
36
150
105
480
H.Lindung
HTI
Kritis
Gambut
Terlantar
260
50
11
15
Kering
Peternakan
Non
Pertanian
41
10
10
47
228
26
4
3
127
386
1356
220
2000
1100
8124
15
PT.
L - 97
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Perubahan Lahan
Kabupaten
Kecamatan
1
2
3
Aceh Utara
Aceh Utara
Aceh Utara
Paya Bakong
Paya Bakong
Paya Bakong
Aceh Utara
Baktiya Barat
5
6
Aceh Utara
Aceh Utara
Aceh Utara
Baktiya Barat
Gereudong
Pasee
Tanah Luas
Aceh Utara
Meurah Mulia
Desa
Ada/Tidak
Menjadi
Jagung
Kios Pertanian
Kopi
Sawit
Kelapa
Karet
10
100
200
14
100
10
400
150
160
KUD
Non KUD
X. Ekonomi
Pasar
Pertokoan
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi RataRata
(Rp/org/bln)
4
12
3
Tidak
Tidak
Tidak
4
12
3
800000
750000
650000
25000
15000
30000
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
20
Tidak
200
50
Tidak
Tidak
650000
20000
Tidak
Tidak
200
40
Tidak
Tidak
8
10
Tidak
Tidak
8
10
700000
550000
30000
15000
Tidak
Tidak
13
Tidak
13
650000
15000
Tidak
Tidak
750000
25000
Tidak
50
400
25
PT.
L - 98
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Aceh Tenggara
Leuser
Bunbun Alas
Aceh Tenggara
Leuser
Bunbun Indah
Aceh Tenggara
Leuser
Ukhat Peseluk
Aceh Tenggara
Leuser
Akhih Mejile
Aceh Tenggara
Leuser
Sade Ate
Aceh Tenggara
Leuser
Tunas Mude
Aceh Tenggara
Leuser
Gayo Sendah
Aceh Tenggara
Leuser
Gunung Pak-pak
Aceh Tenggara
Leuser
Suka Damai
10
Aceh Tenggara
Leuser
Naga Timbul
11
Aceh Tenggara
Leuser
Kute Kompas
12
Aceh Tenggara
Leuser
Laut Tawar
13
Aceh Tenggara
Leuser
Sepakat
14
Aceh Tenggara
Leuser
Punce Nali
15
Aceh Tenggara
Leuser
Harapan
16
Aceh Tenggara
Leuser
Metuah Kerine
Status Desa
LMD
Letak
Geografis
Depan Rumah
Kepala Desa
Depan Rumah
Kepala Desa
Depan Sekolah
Dasar
Depan Rumah
Kepala Desa
Depan Rumah
Kepala Desa
Depan Rumah
Kepala Desa
Depan Rumah
Kepala Desa
Depan Rumah
Sekdes
Depan Rumah
Kepala Desa
Depan Rumah
Kepala Desa
Depan Rumah
Calon Penghulu
Depan Gereja
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
03o4' 27,5''
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
03o6' 38''
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
03o6' 8,4''
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
03o4' 58,4''
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
03o6' 11,1''
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
03o8' 45,1''
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
03o5' 58,6''
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
03o5' 58,6''
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
03o14' 45,4''
Ada
Bukan Pesisir
03o10' 50.6''
Desa
Pemekaran
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Depan Rumah
Kepala Desa
Depan Rumah
Kepala Desa
Depan Rumah
Kepala Desa
Depan Rumah
Kepala Desa
03 06' 14.5''
97 58' 05.2"
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
03o06' 27.4''
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
03 04' 30.7''
97 57' 07.3"
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
03 09' 09.3''
97 55' 33"
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Lembah/Daerah
Aliran Sungai
Lereng/Pinggir
Bukit
Lereng/Pinggir
Bukit
Lereng/Pinggir
Bukit
Lereng/Pinggir
Bukit
Lereng/Pinggir
Bukit
Lereng/Pinggir
Bukit
Lereng/Pinggir
Bukit
Lereng/Pinggir
Bukit
Lereng/Pinggir
Bukit
Lereng/Pinggir
Bukit
Lereng/Pinggir
Bukit
Lereng/Pinggir
Bukit
Lereng/Pinggir
Bukit
Lereng/Pinggir
Bukit
Lereng/Pinggir
Bukit
Letak Desa
Pola Pemukiman
Penduduk
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
PT.
L - 99
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Aceh Tenggara
Leuser
Bunbun Alas
72
84
56
100
Aceh Tenggara
Leuser
Bunbun Indah
150
153
70
100
Aceh Tenggara
Leuser
Ukhat Peseluk
60
240
42
100
Aceh Tenggara
Leuser
Akhih Mejile
125
100
46
100
Aceh Tenggara
Leuser
Sade Ate
185
100
45
100
Aceh Tenggara
Leuser
Tunas Mude
108
105
40
100
Aceh Tenggara
Leuser
Gayo Sendah
92
68
36
100
Aceh Tenggara
Leuser
Gunung Pak-pak
121
120
100
100
Aceh Tenggara
Leuser
Suka Damai
110
90
40
100
10
Aceh Tenggara
Leuser
Naga Timbul
402
123
46
100
11
Aceh Tenggara
Leuser
Kute Kompas
47
35
26
100
12
Aceh Tenggara
Leuser
Laut Tawar
205
182
150
100
13
Aceh Tenggara
Leuser
Sepakat
150
178
58
100
14
Aceh Tenggara
Leuser
Punce Nali
210
175
76
100
15
Aceh Tenggara
Leuser
Harapan
98
81
40
100
16
Aceh Tenggara
Leuser
Metuah Kerine
105
92
50
100
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian dan
Perkebunan
Ada/tidak
Fasilitas
Sanitasi
Kemiri
Coklat
Sawit
21
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Karet
Kemiri
18
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Kemiri
Perikana
n Darat
Jagung
42
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Kemiri
Jagung
60
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Kemiri
Jagung
Ada
64
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Kemiri
Jagung
Ada
38
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Kemiri
Jagung
Ada
80
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Kemiri
Jagung
Ada
25
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Kemiri
Jagung
Ada
85
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Kemiri
Jagung
76
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Kemiri
Jagung
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Kemiri
Jagung
Cabe
Ada
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Kemiri
Jagung
Nilam
Ada
80
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Kemiri
Jagung
83
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Kemiri
Jagung
36
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Cabe
Jagung
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Nilam
Nilam
PT.
L - 100
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Kecamatan
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Desa
Bunbun Alas
Bunbun Indah
Ukhat Peseluk
Akhih Mejile
Sade Ate
Tunas Mude
Gayo Sendah
Gunung Pak-pak
Suka Damai
Naga Timbul
Kute Kompas
Laut Tawar
Sepakat
Punce Nali
Harapan
Metuah Kerine
Sungai
Ada
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Jumlah
TK
Jumlah
SD
Kesehatan
Pustu
Posyandu
Lainnya
1
1
1
1
1
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Desa
Bunbun Alas
Bunbun Indah
Ukhat Peseluk
Akhih Mejile
Sade Ate
Tunas Mude
Gayo Sendah
Gunung Pak-pak
Suka Damai
Naga Timbul
Kute Kompas
Laut Tawar
Sepakat
Punce Nali
Harapan
Metuah Kerine
Agama
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Mayoritas
Kristen
Kristen
Kristen
Kristen
Kristen
Kristen
Kristen
Kristen
Kristen
Kristen
Kristen
Kristen
Mesjid
Islam
Islam
Kristen
Islam
Kristen
Imbang
Islam
Kristen
Islam
Islam
Kristen
Kristen
Islam
Islam
Kristen
Kristen
Ada
Ada
1
2
1
1
1
1
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
1
1
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Posisi
Tokoh Masy.
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
L - 101
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Tokoh
Lembaga
Masyarakat
PT.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Kabupaten
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jarak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Bunbun Alas
Bunbun Indah
Ukhat Peseluk
Akhih Mejile
Sade Ate
Tunas Mude
Gayo Sendah
Gunung Pak-pak
Suka Damai
Naga Timbul
Kute Kompas
Laut Tawar
Sepakat
Punce Nali
Harapan
Metuah Kerine
42
49
90
70
80
47
88
30
89
82
7
11
85
89
45
39
Ke Kota Kecamatan
Waktu
Jenis Agkutan
(menit)
Umum
120
150
240
120
120
90
180
120
180
240
60
40
180
240
90
90
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Ojek
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
240
240
260
240
240
210
250
240
250
300
120
160
270
300
210
200
Komunikasi
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling
Siaran
Televisi
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Desa
Bunbun Alas
Bunbun Indah
Ukhat Peseluk
Akhih Mejile
Sade Ate
Tunas Mude
Gayo Sendah
Gunung Pak-pak
Suka Damai
Naga Timbul
Kute Kompas
Laut Tawar
Sepakat
Punce Nali
Harapan
Metuah Kerine
Sawah Beririgasi
Non
Tadah
Teknis
Hujan
Teknis
Ladang
75
Tambak
Kebun
150
200
200
130
170
170
160
300
140
92
160
450
160
140
90
110
H.Rakyat
H.Lindung
HTI
Kritis
Gambut
Terlantar
Kering
Peternakan
Non
Pertanian
L - 102
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Kecamatan
PT.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Kabupaten
Luas
Total
Desa
(Ha)
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Perubahan Lahan
Kabupaten
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Kecamatan
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Desa
Bunbun Alas
Bunbun Indah
Ukhat Peseluk
Akhih Mejile
Sade Ate
Tunas Mude
Gayo Sendah
Gunung Pak-pak
Suka Damai
Naga Timbul
Kute Kompas
Laut Tawar
Sepakat
Punce Nali
Harapan
Metuah Kerine
Ada/Tidak
Menjadi
Jagung
700
210
300
320
130
800
150
368
30
400
600
300
120
280
Kopi
Sawit
Kemiri
50
210
25
10
9
21
14
17
15
18
30
11
18
9
12
17
Lainnya
Kios Pertanian
KUD
Non
KUD
X. Ekonomi
Pasar
Pertokoan
Ada/Tidak
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Jarak
Terdekat
42
18
50
70
80
110
88
35
89
82
13
15
85
89
45
Ada/Tidak
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Jarak
Terdekat
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi RataRata
(Rp/org/bln)
42
18
50
70
80
110
88
35
89
82
13
15
85
89
45
PT.
L - 103
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Status Desa
LMD
Letak
Geografis
Letak Desa
Pola Pemukiman
Penduduk
1
2
Aceh Besar
Aceh Besar
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Lapeng
Rinon
Desa Definitif
Desa Definitif
Ada
Ada
Pesisir/tepi pantai
Pesisir/tepi pantai
>5 km
>5 km
Dataran
Dataran
Terpencar
Terpencar
3
4
Aceh Besar
Aceh Besar
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Alue Raya
Meulingge
Desa Definitif
Desa Definitif
Ada
Ada
Pesisir/tepi pantai
Pesisir/tepi pantai
>5 km
>5 km
Dataran
Dataran
Terpencar
Terpencar
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Ada/tidak
Aceh Besar
Pulo Aceh
Lapeng
40
100
Ada
Aceh Besar
Pulo Aceh
Rinon
98
100
Tidak
6,7
Kayu Bakar
Aceh Besar
Pulo Aceh
Alue Raya
68
100
Tidak
8,1
Kayu Bakar
Aceh Besar
Pulo Aceh
Meulingge
110
100
Tidak
10,2
Kayu Bakar
Fasilitas
Sanitasi
Kabupaten
Aceh Besar
Aceh Besar
Aceh Besar
Aceh Besar
Kecamatan
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Desa
Lapeng
Rinon
Alue Raya
Meulingge
Sungai
Jumlah
TK
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Jumlah
SD
Kesehatan
Pustu
Posyandu
Lainnya
1
1
I. Pengenalan Lokasi
L - 104
1
2
3
4
Kabupaten
Aceh Besar
Aceh Besar
Aceh Besar
Aceh Besar
Kecamatan
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Desa
Lapeng
Rinon
Alue Raya
Meulingge
Agama
Mayoritas
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Mesjid
Lembaga Kemasyarakatan
Tokoh
Lembaga
Masyarakat
Posisi
Tokoh Masy.
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
No.
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jarak
1
2
3
4
Aceh Besar
Aceh Besar
Aceh Besar
Aceh Besar
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Lapeng
Rinon
Alue Raya
Meulingge
Ke Kota Kecamatan
Waktu
Jenis Agkutan
(menit)
Umum
20
60
20
60
Komunikasi
Kantor
Pos
Ketersediaan
Pos
Terdekat
Pos
Keliling
Siaran
Televisi
Kabupaten
Aceh Besar
Aceh Besar
Aceh Besar
Aceh Besar
Kecamatan
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Desa
Lapeng
Rinon
Alue Raya
Meulingge
Luas
Total
Desa
(Ha)
470
980
805
1050
Sawah Beririgasi
Non
Tadah
Teknis
Hujan
Teknis
Tambak
Kebun
H.Rakyat
H.Lindung
HTI
Kritis
Gambut
Terlantar
Kering
Peternakan
Non
Pertanian
Perubahan Lahan
Kabupaten
Aceh Besar
Aceh Besar
Aceh Besar
Aceh Besar
Kecamatan
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Pulo Aceh
Desa
Ada/Tidak
Menjadi
Jagung
Kopi
Sawit
Kemiri
Lainnya
Kios Pertanian
KUD
Non
KUD
Pertokoan
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
X. Ekonomi
Pasar
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi RataRata
(Rp/org/bln)
Lapeng
Rinon
Alue Raya
Meulingge
PT.
L - 105
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Aceh Timur
Serba Jadi
Ds. Seulemak
Aceh Timur
Serba Jadi
Ds. Rampah
Aceh Timur
Serba Jadi
Ds. Sembuang
Aceh Timur
Serba Jadi
5
6
Aceh Timur
Aceh Timur
7
8
Status Desa
LMD
Letak
Geografis
Letak Desa
Pola
Pemukiman
Penduduk
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
lembah/das
Terpencar
04 28' 18,0''
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
lembah/das
Mengelompok
04 30' 22,2''
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
lembah/das
Mengelompok
Ds. Mesir
Rumah Kepala
Desa
Rumah Kepala
Desa
Rumah Kepala
Desa
Ds. Mesir
04 29' 11,6''
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
lembah/das
Terpencar
Serba Jadi
Serba Jadi
Ds.Bunin
Ds. Sri Mulya
Dusun Ketibung
Ds. Sri Mulya
04 31' 28,5''
04 32' 50,2''
Desa Definitif
Desa Definitif
Ada
Ada
Bukan pesisir
Bukan pesisir
Terpencar
Mengelompok
Aceh Timur
Indra Makmu
Dusun SP.2
09740' 46,71''
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
Terpencar
Aceh Timur
Indra Makmu
Kantor Kepala
Desa
04 53' 31,6''
Desa Definitif
Ada
Bukan pesisir
lembah/das
Lereng/punggung
bukit
Lereng/punggung
bukit
Lereng/punggung
bukit
Terpencar
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Aceh Timur
Serba Jadi
Ds. Seulemak
150
156
53
95
Aceh Timur
Serba Jadi
Ds. Rampah
215
189
97
Aceh Timur
Serba Jadi
Ds. Sembuang
120
130
11
3
51
100
Aceh Timur
Serba Jadi
Ds. Mesir
156
195
75
100
Aceh Timur
Serba Jadi
Ds.Bunin
419
781
Aceh Timur
Serba Jadi
80
85
10
0
40
100
Aceh Timur
Indra Makmu
450
411
Aceh Timur
Indra Makmu
3699
3305
100
80
Bukan jamban
12
Minyak
tanah/kayu bakar
Minyak
tanah/kayu bakar
Kayu bakar
tidak
10
Kayu bakar
Bukan jamban
Padi
kopi
pinang
tidak
12
Padi
Coklat
pinang
tidak
Padi
Kemiri
pinang
PLTMH
Padi
pinang
Padi
Coklat
Karet
Coklat
pinang
Karet
Coklat
Sawit
karet
coklat
Sawit
51KK
Bukan jamban
Bukan jamban
tidak
13
Kayu bakar
Bukan jamban
tidak
Kayu bakar
Jamban umum
tidak
12
Kayu bakar
Kayu bakar
jamban
bersama
jamban
bersama
L - 106
19
4
12
00
100
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Fasilitas
Sanitasi
Ada/tidak
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Sungai
Aceh Timur
Serba Jadi
Ds. Seulemak
Ada
Mandi/cuci
Minum
Aceh Timur
Serba Jadi
Ds. Rampah
Ada
Mandi/cuci
Minum
Aceh Timur
Serba Jadi
Ds. Sembuang
Ada
Mandi/cuci
Minum
Aceh Timur
Serba Jadi
Ds. Mesir
Ada
Mandi/cuci
Minum
Aceh Timur
Serba Jadi
Ds.Bunin
Ada
Mandi/cuci
Minum
6
7
8
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Serba Jadi
Indra Makmu
Indra Makmu
Tidak
Tidak
Tidak
Bahan
baku air
minum
Bahan
baku air
minum
Bahan
baku air
minum
Bahan
baku air
minum
Bahan
baku air
minum
Jumlah
TK
Irigasi
Nonte
knis
Irigasi
Nonte
knis
Irigasi
Nonte
knis
Irigasi
Nonte
knis
Irigasi
Nonte
knis
Jumlah
SD
Kesehatan
Pustu
Posyandu
Lainnya
1
1
10
No.
Kabupaten
Kecamatan
Aceh Timur
Serba Jadi
Aceh Timur
Desa
Ds. Seulemak
Islam
Serba Jadi
Ds. Rampah
Aceh Timur
Serba Jadi
Ds. Sembuang
Aceh Timur
Serba Jadi
Aceh Timur
Serba Jadi
Aceh Timur
7
8
Mesjid
Surau
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Ds. Mesir
Islam
Islam
Ds.Bunin
Islam
Islam
Serba Jadi
Islam
Islam
Aceh Timur
Indra Makmu
Islam
Islam
Aceh Timur
Indra Makmu
Ds. Seneubok
Bayu
Ds. Alue Ie Itam
Islam
Islam
15
Gereja
Lembaga Kemasyarakatan
Lainnya
Keberadaan/
Kegiatan
Lembaga
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Tokoh
Masyarakat
Posisi
Tokoh
Masy.
Ada
Tuha peut
Darat
Aspal/tanah
ya
Ada
Tuha peut
Darat
Aspal/tanah
ya
Ada
Tuha peut
Darat
diperkeras
ya
Ada
Tuha peut
Darat
tanah
ya
Ada
Darat
Aspal/tanah
ya
Ada
Tuha
peut/kades
Tuha peut
Darat
tanah
ya
Ada
Tuha peut
Darat
diperkers
ya
Ada
Tuha peut
Darat
diperkers
ya
L - 107
Mayoritas
PT.
Agama
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jarak
1
2
3
4
5
6
7
8
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Indra Makmu
Indra Makmu
Ds. Seulemak
Ds. Rampah
Ds. Sembuang
Ds. Mesir
Ds.Bunin
Ds. Sri Mulya
Ds. Seneubok Bayu
Ds. Alue Ie Itam
Ke Kota Kecamatan
Waktu
Jenis Agkutan
(menit)
Umum
12
9
12
11
13
45
12
3
25
18
25
20
25
120
30
10
sepeda motor
sepeda motor
sepeda motor
sepeda motor
sepeda motor
sepeda motor
sepeda motor
sepeda motor
5
5
5
5
5
2
2
2
roda 4
roda 4
roda 4
roda 4
roda 4
roda 4
roda 4
roda 4
130
130
130
130
130
40
100
110
5
5
5
5
5
2
3
3
Komunikasi
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
30
30
30
30
30
25
20
20
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Terlantar
Kering
roda 4
roda 4
roda 4
roda 4
roda 4
roda 4
roda 4
roda 4
Siaran
Televisi
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
Kabupaten
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Kecamatan
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Indra Makmu
Indra Makmu
Desa
Ds. Seulemak
Ds. Rampah
Ds. Sembuang
Ds. Mesir
Ds.Bunin
Ds. Sri Mulya
Ds. Seneubok Bayu
Ds. Alue Ie Itam
Luas
Total
Desa
(Ha)
Sawah Beririgasi
Non
Tadah
Teknis
Hujan
Teknis
7512
17500
13500
12500
18256
731
2100
857
30
48
40
86
90
200
125
Tambak
Kebun
50
60
400
200
1287
425
50
25
H.Rakyat
H.Lindung
HTI
Kritis
Gambut
7500
17000
13000
12000
14000
250
10
20
100
1966
5
100
Peternakan
127
372
35
95
100
506
500
16
Non
Pertanian
12
10
15
20
30
5
50
5
100
Kecamatan
Desa
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Aceh Timur
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Indra Makmu
Indra Makmu
Ds. Seulemak
Ds. Rampah
Ds. Sembuang
Ds. Mesir
Ds.Bunin
Ds. Sri Mulya
Ds. Seneubok Bayu
Ds. Alue Ie Itam
Ada/Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Menjadi
Padi
Jagung
20
80
82
40
150
25
Kopi
Sawit
15
12,8
3
50
45
4000
Kios Pertanian
Kakao
Pinang
27
500
500
300
120
340
100
12
10
KUD
Non
KUD
Pertokoan
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
X. Ekonomi
Pasar
Ada/Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Ada
Jarak
Terdekat
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi RataRata
(Rp/org/bln)
700000
500000
500000
650000
700000
550000
650000
750000
30000
15000
40000
20000
30000
15000
15000
25000
L - 108
Kabupaten
PT.
1
2
3
4
5
6
7
8
Perubahan Lahan
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Putri Betung
Ramung Musara
Gayo Lues
Putri Betung
Gayo Lues
Putri Betung
Kute Lengat
Sepakat
Pungke Jaya
Gayo Lues
Putri Betung
Singah Mulo
Gayo Lues
Putri Betung
Meloak Sepakat
Gayo Lues
Putri Betung
Gayo Lues
Trangon
Persada Tongra
Gayo Lues
Trangon
Kute Reje
Gayo Lues
Trangon
Rime Jaya
10
Gayo Lues
Trangon
Pantan Lues
11
Gayo Lues
Trangon
Malelang Jaya
12
Gayo Lues
Blang Jerango
Tingkem
13
Gayo Lues
Blang Pegayon
14
Gayo Lues
Pantan Cuaca
15
Gayo Lues
Dabun Gelang
16
Gayo Lues
Dabun Gelang
17
Gayo Lues
Pining
Uning Tenesok
(Sepakat)
Blang Teumung
(Ada PLTMH)
Gajah
18
Gayo Lues
Pining
Uring
19
Gayo Lues
Pining
20
Gayo Lues
Pining
21
Gayo Lues
Pining
Pepelah
22
Gayo Lues
Pining
Lesten
Dalam Rumah
Kepala Desa
Depan Rumah
Kepala Desa
Depan Rumah
Kepala Desa
Depan Rumah
Kepala Desa
Depan Rumah
Kepala Desa
Depan Rumah
Kepala Desa
Depan Rumah
Kepala Desa
Depan Rumah
Kepala Desa
Status Desa
LMD
Definitif
Ada
Letak
Geografis
Bukan Pesisir
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Pemekaran
Ada
Bukan Pesisir
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Lereng/Pinggir Bukit
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Lereng/Pinggir Bukit
Pemekaran
Ada
Bukan Pesisir
Pemekaran
Ada
Bukan Pesisir
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Lereng/Punggung
Bukit
Lereng/Punggung
Bukit
Lereng/Punggung
Bukit
Lereng/Punggung
Bukit
Lereng/Punggung
Bukit
Lereng/Punggung
Bukit
Lereng/Punggung
Bukit
Lereng/Punggung
Bukit
Lereng/Punggung
Bukit
04o8' 14.2''
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
04o02' 32.7''
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
04o01' 32.7''
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
04o03' 38.4''
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
04o03' 4.00''
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
04o4' 11''
Definitif
04o08' 55.7''
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
04 05' 4.3''
97 32' 21.4"
Lembah/Daerah Aliran
Sungai
Definitif
Ada
Bukan Pesisir
Lereng/Punggung
Bukit
Tidak dikunjungi karena tidak dapat diakses dengan kendaraan jenis apapun
Letak Desa
Pola Pemukiman
Penduduk
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Lembah/daerah aliran
sungai
Lereng/Punggung bukit
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Lereng/Punggung Bukit
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
Mengelompok
L - 109
Gayo Lues
PT.
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
1
2
Gayo Lues
Gayo Lues
Putri Betung
Putri Betung
Gayo Lues
Putri Betung
Ramung Musara
Kute Lengat
Sepakat
Pungke Jaya
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Putri Betung
Putri Betung
Putri Betung
Trangon
Trangon
Trangon
Trangon
Trangon
Blang Jerango
Singah Mulo
Meloak Sepakat
Meloak Aih Ilang
Persada Tongra
Kute Reje
Rime Jaya
Pantan Lues
Malelang Jaya
Tingkem
13
Gayo Lues
14
Gayo Lues
Blang
Pegayon
Pantan Cuaca
15
Gayo Lues
Dabun Gelang
16
Gayo Lues
Dabun Gelang
17
Gayo Lues
18
Ada/tidak
110
278
193
199
Kopi
Tidak ada
36
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Kopi
Kopi
Padi
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
130
40
52
9
2.5
4.2
4.2
31
5
Kayu Bakar
Kayu Bakar
Kayu Bakar
Kayu Bakar
Kayu Bakar
Kayu Bakar
Kayu Bakar
Kayu Bakar
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Bukan Jamban
Bukan Jamban
Bukan Jamban
Bukan Jamban
Bukan Jamban
Bukan Jamban
Bukan Jamban
Bukan Jamban
Ada
Kayu Bakar
Jamban Sendiri
Cabe
Tidak ada
Kayu Bakar
Jamban Umum
Serai
Wangi
Serai
Wangi
Tidak ada
1.7
Kayu Bakar
Jamban Umum
87
100
Kemiri
Kemiri
Kemiri
Kemiri
Kemiri
Padi
Kemiri
Padi
Cabe
Padi
Perikanan
Darat
Kakao
Kakao
Kakao
Cabe
Nilam
Cabe
Kopi
Nilam
Tembakau
210
168
200
96
116
139
117
270
147
296
91
94
211
111
108
70
45
53
51
59
55
100
100
99
100
100
100
100
100
100
100
103
53
99
Cabe
116
108
58
100
146
180
97
100
268
251
115
100
Kopi
Kemiri
Pining
Uning Tenesok
(Sepakat)
Blang Teumung
(Ada PLTMH)
Gajah
Palawi
ja
Kemiri
Serai
Wangi
Kelapa
Sawit
Cabe
79
91
43
99
Kemiri
Gayo Lues
Pining
Uring
670
354
160
100
Gula
Aren
Serai
Wangi
Serai
Wangi
19
Gayo Lues
Pining
20
21
Gayo Lues
Gayo Lues
Pining
Pining
22
Gayo Lues
Pining
Lesten
Kakao
Nilam
Kemiri
Kemiri
Serai
Wangi
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Fasilitas
Sanitasi
Bukan Jamban
Jamban Umum
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Tidak ada
20
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Tidak ada
22
Kayu Bakar
Bukan Jamban
7
11
Kayu Bakar
Kayu Bakar
Bukan Jamban
Bukan Jamban
Ada
151
154
302
115
120
63
100
100
Padi
Kemiri
Kakao
Kemiri
Tidak ada
Perikanan
Kopi
Tidak ada
Darat
Tidak dikunjungi karena tidak dapat diakses dengan kendaraan jenis apapun
PT.
L - 110
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Sungai
Gayo Lues
Putri Betung
Ramung Musara
Ada
Mandi
Cuci
Minum
Gayo Lues
Putri Betung
Ada
Mandi
Cuci
Minum
Gayo Lues
Putri Betung
Pungke Jaya
Ada
Mandi
Cuci
Minum
Gayo Lues
Putri Betung
Singah Mulo
Ada
Mandi
Cuci
Minum
Gayo Lues
Putri Betung
Meloak Sepakat
Ada
Mandi
Cuci
Minum
Gayo Lues
Putri Betung
Ada
Mandi
Cuci
Irigasi
Gayo Lues
Trangon
Persada Tongra
Ada
Mandi
Cuci
Minum
Gayo Lues
Trangon
Kute Reje
Ada
Mandi
Cuci
Irigasi
Gayo Lues
Trangon
Rime Jaya
Ada
Mandi
Cuci
Irigasi
10
Gayo Lues
Trangon
Pantan Lues
Ada
Mandi
Cuci
Irigasi
11
12
13
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Trangon
Blang Jerango
Blang Pegayon
Ada
Ada
Mandi
Mandi
Cuci
Cuci
14
Gayo Lues
Pantan Cuaca
Malelang Jaya
Tingkem
Anak Reje (sudah
ada PLN)
UPT Aih Selah
Ada
Mandi
Cuci
Minum
15
Gayo Lues
Dabun Gelang
Ada
Mandi
Cuci
Minum
16
Gayo Lues
Dabun Gelang
17
Gayo Lues
Pining
Uning Tenesok
(Sepakat)
Blang Teumung (Ada
PLTMH)
Gajah
Ada
Mandi
Cuci
18
19
Gayo Lues
Gayo Lues
Pining
Pining
Ada
Mandi
Cuci
20
Gayo Lues
Pining
Uring
Ekan (sudah ada
PLN)
Pasir Putih
Ada
Mandi
Cuci
21
Gayo Lues
Pining
Pepelah
Ada
Mandi
Cuci
22
Gayo Lues
Pining
Lesten
Minum
Minum
Minum
Air
Baku
Air
Baku
Air
Baku
Air
Baku
Air
Baku
Air
Baku
Air
Baku
Air
Baku
Air
Baku
Air
Baku
Air
Baku
Air
Baku
Air
Baku
Air
Baku
Air
Baku
Air
Baku
Air
Baku
15
15
37
37
100
100
10
10
70
60
45
45
15
50
15
48
Jumlah
TK
Jumlah
SD
Jumlah
SMP
Kesehatan
Jumlah
SMU
Lainnya
Puskesmas
Pustu
Posyandu
Lainnya
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
97
67
43
43
160
150
120
300
63
42
1
2
Tidak dikunjungi karena tidak dapat diakses dengan kendaraan jenis apapun
PT.
L - 111
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Lembaga Kemasyarakatan
Tokoh
Lembaga
Masyarakat
Agama
Mayoritas
Islam
Islam
Islam
Islam
1
1
Ada
Ada
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Darat
Darat
Tanah
Tanah
Ya
Ya
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
1
2
1
1
1
Ada
Ada
Ada
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Memperkuat
aturan
Menyelesaikan
maslah
Lembaga Adat
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Darat
Aspal Beton
Aspal Beton
Aspal Beton
Aspal Beton
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Darat
Tanah
Ya
Darat
Tanah
Ya
Panutan
masyrakat
Panutan
masyrakat
Lembaga Adat
Darat
Tanah
Ya
Darat
Tanah
Ya
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Darat
Darat
Aspal Beton
Tanah
Ya
Ya
Menyelesaikan
masalah
Ada
Membuat
aturan
Tidak dikunjungi karena tidak dapat diakses dengan kendaraan jenis apapun
Darat
Tanah
Ya
Darat
Tanah
Ya
Mesjid
1
2
Gayo Lues
Gayo Lues
Putri Betung
Putri Betung
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Putri Betung
Putri Betung
Putri Betung
Putri Betung
Trangon
Trangon
Trangon
Trangon
Trangon
Ramung Musara
Kute Lengat
Sepakat
Pungke Jaya
Singah Mulo
Meloak Sepakat
Meloak Aih Ilang
Persada Tongra
Kute Reje
Rime Jaya
Pantan Lues
Malelang Jaya
12
Gayo Lues
Blang Jerango
Tingkem
Islam
Islam
13
Gayo Lues
Islam
Gayo Lues
Islam
14
Blang
Pegayon
Pantan Cuaca
Islam
Islam
15
Gayo Lues
Dabun Gelang
Islam
Islam
16
Gayo Lues
Dabun Gelang
Islam
Islam
17
18
19
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Pining
Pining
Pining
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Ada
Ada
20
Gayo Lues
Pining
Uning Tenesok
(Sepakat)
Blang Teumung
(Ada PLTMH)
Gajah
Uring
Ekan (sudah ada
PLN)
Pasir Putih
Islam
Islam
Ada
21
Gayo Lues
Pining
Pepelah
Islam
Islam
22
Gayo Lues
Pining
Lesten
1
1
Ada
Ada
1
1
1
Ada
Ada
Ada
Ada
1
Ada
Posisi
Tokoh Masy.
Darat
Ya
PT.
L - 112
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jarak
1
2
Gayo Lues
Gayo Lues
Putri Betung
Putri Betung
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
14
15
Gayo Lues
Gayo Lues
Putri Betung
Putri Betung
Putri Betung
Putri Betung
Trangon
Trangon
Trangon
Trangon
Trangon
Blang Jerango
Blang
Pegayon
Pantan Cuaca
Dabun Gelang
16
Gayo Lues
Dabun Gelang
17
18
19
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Pining
Pining
Pining
20
21
22
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Pining
Pining
Pining
Ramung Musara
Kute Lengat
Sepakat
Pungke Jaya
Singah Mulo
Meloak Sepakat
Meloak Aih Ilang
Persada Tongra
Kute Reje
Rime Jaya
Pantan Lues
Malelang Jaya
Tingkem
Anak Reje (sudah
ada PLN)
UPT Aih Selah
Uning Tenesok
(Sepakat)
Blang Teumung
(Ada PLTMH)
Gajah
Uring
Ekan (sudah ada
PLN)
Pasir Putih
Pepelah
Lesten
Ke Kota Kecamatan
Jenis
Waktu
Agkutan
(menit)
Umum
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Komunikasi
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling
Siaran
Televisi
9
12
20
30
Roda 4
Roda 4
35
56
90
120
Roda 4
Roda 4
Tidak ada
Tidak ada
35
56
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
12
10
5
8
34
7
8
7.5
31
10
5
30
30
15
15
120
30
30
30
90
60
25
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4/Ojek
Roda 4/Ojek
Roda 4/Ojek
Roda 4
Ojek
30
60
52
52
76
49
60
60
72
20
15
100
120
90
120
300
150
120
150
210
120
60
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Roda 4/Ojek
Roda 4/Ojek
Roda 4
Roda 4
Ojek
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
30
60
52
52
76
7
60
60
31
10
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
4
6
20
25
Ojek
Roda 4
20
7.5
60
60
Roda 4
Roda 4
Tidak ada
Tidak ada
20
7.5
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
30
22
120
120
Roda 4
Roda 4
20
22
70
120
Tidak ada
Tidak ada
30
22
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
7
11
30
60
Ojek
Roda 4
55
42
240
185
Tidak ada
Tidak ada
55
11
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Roda 4
47
150
Roda 4
80
240
Ojek
Roda 4
Roda 4
Roda 4
Ojek
Roda 4
Tidak dikunjungi karena tidak dapat diakses dengan kendaraan jenis apapun
PT.
L - 113
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
1
2
Gayo Lues
Gayo Lues
Putri Betung
Putri Betung
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Putri Betung
Putri Betung
Putri Betung
Putri Betung
Trangon
Trangon
Trangon
Trangon
Trangon
Blang Jerango
Blang Pegayon
14
15
Gayo Lues
Gayo Lues
Pantan Cuaca
Dabun Gelang
16
Gayo Lues
Dabun Gelang
17
18
19
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Pining
Pining
Pining
20
21
22
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Pining
Pining
Pining
Desa
Ramung Musara
Kute Lengat
Sepakat
Pungke Jaya
Singah Mulo
Meloak Sepakat
Meloak Aih Ilang
Persada Tongra
Kute Reje
Rime Jaya
Pantan Lues
Malelang Jaya
Tingkem
Anak Reje
(sudah ada PLN)
UPT Aih Selah
Uning Tenesok
(Sepakat)
Blang Teumung
(Ada PLTMH)
Gajah
Uring
Ekan (sudah ada
PLN)
Pasir Putih
Pepelah
Lesten
Luas
Total
Desa
(Ha)
Sawah Beririgasi
Non
Tadah
Teknis
Hujan
Teknis
Tambak
Kebun
H.Rakyat
H.Lindung
HTI
Kritis
Gambut
Terlantar
Kering
Peternakan
Non
Pertanian
20
200
170
610
1500
1500
459
143
200
50
80
60
30
50
25
10
500
800
15
25
59
35
300
80
1523
330
10
150
30
100
510
3
100
2059
961.5
20
144
5
10
30
105
2000
700
3115.5
219
2.5
50
700
800
1300
110
3000
63
100
Tidak dikunjungi karena tidak dapat diakses dengan kendaraan jenis apapun
PT.
L - 114
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Perubahan Lahan
Kabupaten
Kecamatan
1
2
Gayo Lues
Gayo Lues
Putri Betung
Putri Betung
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
14
15
Gayo Lues
Gayo Lues
Putri Betung
Putri Betung
Putri Betung
Putri Betung
Trangon
Trangon
Trangon
Trangon
Trangon
Blang Jerango
Blang
Pegayon
Pantan Cuaca
Dabun Gelang
16
Gayo Lues
Dabun Gelang
17
18
19
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Pining
Pining
Pining
20
21
22
Gayo Lues
Gayo Lues
Gayo Lues
Pining
Pining
Pining
Desa
Ramung Musara
Kute Lengat
Sepakat
Pungke Jaya
Singah Mulo
Meloak Sepakat
Meloak Aih Ilang
Persada Tongra
Kute Reje
Rime Jaya
Pantan Lues
Malelang Jaya
Tingkem
Anak Reje
(sudah ada PLN)
UPT Aih Selah
Uning Tenesok
(Sepakat)
Blang Teumung
(Ada PLTMH)
Gajah
Uring
Ekan (sudah ada
PLN)
Pasir Putih
Pepelah
Lesten
Ada/Tidak
Menjadi
Jagung
Kopi
Kakao
80
2.4
50
2
Kemiri
Kios Pertanian
Tembakau
KUD
Non KUD
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Ada/Tidak
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
12
Tidak Ada
12
17
13
16
18
2
12
11
0.6
8
34
7
8
6
31
10
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
30
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
7.5
Tidak Ada
2
10
26.2
35
15
0.2
Ada
200
0.5
0.5
0.2
0.1
0.2
1
0.5
Tidak Ada
Tidak Ada
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi RataRata
(Rp/org/bln)
8
34
7
8
6
31
10
Ada
Tidak Ada
60
Jarak
Terdekat
15
15
0.1
X. Ekonomi
Pasar
Pertokoan
7.5
Tidak Ada
30
22
1
Tidak Ada
7
31.5
Tidak Ada
11
Tidak dikunjungi karena tidak dapat diakses dengan kendaraan jenis apapun
30
22
Tidak Ada
7
11
PT.
L - 115
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Simeulue
Teupah Selatan
Lataling
Simeulue
Teupah Selatan
Pulau Bengkalak
Simeulue
Simeulue Timur
Pulau Siumat
Simeulue
Teupah Barat
Pulau Teupah
Simeulue
Teluk Dalam
Lugu Sekbahak
Simeulue
Teluk Dalam
Gunung Putih
Simeulue
Teluk Dalam
Babussalam
Simeulue
Teluk Dalam
Muara Aman
Simeulue
Simeulue Barat
Sanggiran
10
Simeulue
Simeulue Barat
Amabaan
11
Simeulue
Simeulue Barat
Miteum
12
Simeulue
Simeulue Barat
Sembilan
13
Simeulue
Simeulue Barat
Layabaung
14
Simeulue
Simeulue Barat
Lhok Makmur
15
Simeulue
Simeulue Barat
Ujung Harapan
16
Simeulue
Simeulue Barat
Lhok Bikhao
17
Simeulue
Simeulue Barat
Sinar Bahagia
18
Simeulue
Alafan
Lhok Dalam
19
Simeulue
Alafan
Lubuk Baik
20
Simeulue
Alafan
Langi
Simeulue
Alafan
Serafon
22
Simeulue
Alafan
Lhok Pauh
Status Desa
LMD
Desa Definitif
Ada
Desa Definitif
Ada
Desa Definitif
Ada
Mesjid desa
Desa Definitif
Ada
02o
96o
Depan rumah
sekretaris desa
Di tengah-tengah
desa
Depan rumah
kepala desa
Desa
pemekaran
Ada
Desa Definitif
Ada
Desa Definitif
Ada
Desa
pemekaran
Ada
Desa Definitif
Ada
Desa Definitif
Ada
Desa Definitif
Ada
02o
96o
41' 22.3''
46' 7,1''
06' 30.6''
0' 23,4''
Desa Definitif
Tidak
Desa Definitif
Ada
Desa Definitif
Ada
Desa Definitif
Ada
02o
95o
54' 47.0''
Desa Definitif
Ada
52' 00.3''
Desa Definitif
Ada
Desa Definitif
Ada
02o
48' 17''
Ada
Desa Definitif
Ada
02o
95o
46' 52.5''
Desa Definitif
Ada
Desa Definitif
Ada
95o
46' 17.7''
Desa Definitif
Ada
Desa Definitif
Ada
23
Simeulue
Alafan
Lamerem
Depan mesjid
02o
24
Simeulue
Alafan
Lewak
Depan gerbang
desa
53' 06.6''
42' 55''
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
Pesisir/tepi
pantai
1-5 km
Letak Desa
Pola Pemukiman
Penduduk
Terpencar
>5 km
Terpencar
>5 km
Lereng/punggung bukit
Mengelompok
>5 km
Terpencar
>5 km
Lembah/daerah aliran
sungai
Mengelompok
>5 km
Lereng/punggung bukit
Mengelompok
1-5 km
Lereng/punggung bukit
Mengelompok
Lembah/daerah aliran
sungai
Mengelompok
>5 km
Terpencar
>5 km
Mengelompok
>5 km
Mengelompok
>5 km
Terpencar
>5 km
Terpencar
>5 km
Terpencar
>5 km
Terpencar
1-5 km
Mengelompok
1-5 km
Mengelompok
>5 km
Mengelompok
>5 km
Mengelompok
>5 km
Mengelompok
>5 km
Mengelompok
>5 km
Mengelompok
>5 km
Terpencar
>5 km
Terpencar
L - 116
Desa Definitif
Depan rumah
sekretaris desa
Depan rumah
kepala desa
Depan rumah
kepala desa
50' 37.2''
95o
Letak
Geografis
PT.
21
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Lanjutan(Kab. Simeulue)
I. Pengenalan Lokasi
No.
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Simeulue
Teupah Selatan
Lataling
187
Simeulue
Teupah Selatan
Pulau Bengkalak
Simeulue
Simeulue Timur
Pulau Siumat
Simeulue
Teupah Barat
Pulau Teupah
Simeulue
Teluk Dalam
Lugu Sekbahak
Simeulue
Teluk Dalam
Gunung Putih
202
KK
Komoditi Utama
Persentase
Petani
196
115
90
202
198
101
80
145
203
80
50
150
252
102
99
265
208
98
70
175
93
90
Simeulue
Teluk Dalam
Babussalam
327
205
120
72
Simeulue
Teluk Dalam
Muara Aman
173
163
74
90
Simeulue
Simeulue Barat
Sanggiran
263
368
141
80
10
Simeulue
Simeulue Barat
Amabaan
504
507
206
60
11
Simeulue
Simeulue Barat
Miteum
306
291
126
90
12
Simeulue
Simeulue Barat
Sembilan
395
622
187
95
13
Simeulue
Simeulue Barat
Layabaung
559
576
252
95
14
Simeulue
Simeulue Barat
Lhok Makmur
300
500
160
90
15
Simeulue
Simeulue Barat
Ujung Harapan
325
294
132
90
16
Simeulue
Simeulue Barat
Lhok Bikhao
152
154
70
10
17
Simeulue
Simeulue Barat
Sinar Bahagia
268
18
Simeulue
Alafan
Lhok Dalam
169
19
Simeulue
Alafan
Lubuk Baik
300
20
Simeulue
Alafan
Langi
386
21
Simeulue
Alafan
Serafon
198
222
88
98
161
71
80
290
127
445
182
90
191
79
95
Alafan
Lhok Pauh
273
258
127
90
23
Simeulue
Alafan
Lamerem
216
300
110
100
24
Simeulue
Alafan
Lewak
500
397
192
40
Nelayan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Ada/tidak
Padi
Palawija
Cengkeh
0,5
Padi
Kopi
Cengkeh
<1
Kayu bakar
Kelapa
Cengkeh
Ada
17
Kayu bakar
Kayu bakar
Cengkeh
Kelapa
Pinang
Ada
15
Kayu bakar
Padi
Cengkeh
Palawija
Ada
Kayu bakar
Padi
Cengkeh
Perikanan
tangkap
Ada
Kayu bakar
Padi
Perikanan
tangkap
Ada
11
Kayu bakar
Padi
Ada
10
Kayu bakar
Padi
Kakao
Kelapa
Ada
12
Kayu bakar
Padi
Palawija
Ada
Kayu bakar
Padi
Kelapa
Pinang
Ada
Kayu bakar
Padi
Kelapa
Ada
18
Kayu bakar
Padi
Kelapa
Cengkeh
Ada
18
Kayu bakar
Padi
Perikanan
tangkap
Ada
20
Kayu bakar
Padi
Kelapa
Pala
Ada
Kayu bakar
perikanan
tangkap
Ada
Kayu bakar
Padi
Palawija
Cengkeh
Ada
Kayu bakar
Padi
Kakao
Ada
Kayu bakar
Padi
Ada
30
Kayu bakar
Padi
Kelapa
Cengkeh
Ada
23
Kayu bakar
Padi
Palawija
Ada
35
Kayu bakar
Padi
Perikanan
tangkap
Ada
35
Kayu bakar
Padi
Palawija
Kelapa
Ada
50
Kayu bakar
Padi
Ada
50
Kayu bakar
Fasilitas
Sanitasi
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Bukan
jamban
Jamban
sendiri
Bukan
jamban
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Bukan
jamban
Jamban
umum
Jamban
umum
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
Jamban
sendiri
L - 117
Simeulue
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Pertanian dan
perkebunan
Bahan
Bakar
Untuk
Memasak
PT.
22
Sumber Penghasilan
Utama
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Lanjutan(Kab. Simeulue)
I. Pengenalan Lokasi
No.
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Sungai
Jumlah
TK
TK (1)
-
Jumlah
SD
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Pendidikan
Jumlah
SMP
1
1
1
1
1
1
1
-
Kesehatan
Jumlah
SMU
1
-
Lainnya
Puskesmas
Pustu
Posyandu
Lainnya
TPA (3)
TPA (1)
TPA (1)
TPA (1)
TPA(2)
TPA (1)
TPA (3)
TPA (2)
TPA (3)
TPA (4)
TPA (3)
TPA (5)
TPA (6)
TPA (5)
TPA (3)
TPA (2)
TPA (3)
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-
Praktek
bidan
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Teupah Selatan
Teupah Selatan
Simeulue Timur
Teupah Barat
Teluk Dalam
Teluk Dalam
Teluk Dalam
Teluk Dalam
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Lataling
Pulau Bengkalak
Pulau Siumat
Pulau Teupah
Lugu Sekbahak
Gunung Putih
Babussalam
Muara Aman
Sanggiran
Amabaan
Miteum
Sembilan
Layabaung
Lhok Makmur
Ujung Harapan
Lhok Bikhao
Sinar Bahagia
Ada
Ada
Tidak
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak
Tidak
Ada
18
Simeulue
Alafan
Lhok Dalam
Ada
TPA (2)
19
20
21
22
23
24
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Lubuk Baik
Langi
Serafon
Lhok Pauh
Lamerem
Lewak
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Mandi/cuci
Mandi/cuci
Mandi/cuci
Minum
Minum
Minum
Irigasi
10
15
56
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
-
TPA (2)
TPA (3)
TPA (3)
TPA (2)
TPA (2)
TPA (2)
1
-
1
1
1
1
-
1
1
1
1
PT.
L - 118
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Lanjutan(Kab. Simeulue)
I. Pengenalan Lokasi
No.
Kabupaten
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Kecamatan
Teupah
Selatan
Teupah
Selatan
Simeulue
Timur
Desa
Lataling
Agama
Mayoritas
Islam
Islam
Mesjid
Surau
Gereja
Lainnya
Keberadaan/
Kegiatan
Pulau Bengkalak
Islam
Islam
Pulau Siumat
Islam
Islam
Teupah Barat
Pulau Teupah
Islam
Ada
Simeulue
Teluk Dalam
Lugu Sekbahak
Islam
Islam
Ada
Simeulue
Teluk Dalam
Gunung Putih
Islam
Islam
Ada
Simeulue
Teluk Dalam
Babussalam
Islam
Islam
Ada
Simeulue
Teluk Dalam
Muara Aman
Islam
Islam
Ada
Simeulue
Sanggiran
Islam
Islam
Ada
10
Simeulue
Amabaan
Islam
Islam
Ada
11
Simeulue
Miteum
Islam
Islam
Ada
12
Simeulue
Sembilan
Islam
Islam
Ada
13
Simeulue
Layabaung
Islam
Islam
Ada
14
Simeulue
Lhok Makmur
Islam
Islam
Ada
15
Simeulue
Ujung Harapan
Islam
Islam
16
Simeulue
17
Simeulue
18
Simeulue
Alafan
Lhok Dalam
19
Simeulue
Alafan
Lubuk Baik
20
Simeulue
Alafan
Langi
Islam
Islam
Ada
21
Simeulue
Alafan
Serafon
Islam
Islam
Ada
22
Simeulue
Alafan
Lhok Pauh
Islam
Islam
Ada
23
Simeulue
Alafan
Lamerem
Islam
Islam
Ada
24
Simeulue
Alafan
Lewak
Islam
Islam
Ada
Lhok Bikhao
Islam
Islam
Ada
Sinar Bahagia
Islam
Islam
Ada
Islam
Islam
Ada
Islam
Islam
Ada
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Majelis taklim/kelompok
pengajian
Tokoh
Masyarakat
Posisi
Tokoh Masy.
Jenis Jalan
Darat
Digunakan
Sepanjang Tahun
Ada
Lembaga adat
Diperkeras
Tidak
Ada
Lembaga adat
Tanah
Ya
Ada
Air
Ada
Ketua LKMD
Air
Ada
Pembina
masyarakat
Darat
Diperkeras
Ya
Ada
Tuha peut/laka
Darat
Diperkeras
Ya
Ada
Ketua BPD
Darat
Diperkeras
Ya
Ada
Tuha peut/laka
Darat
Diperkeras
Ya
Ada
Tuha adat
Diperkeras
Tidak
Ada
Tauha bano
Diperkeras
Tidak
Ada
Penasehat
Masyarakat
Diperkeras
Tidak
Ada
BPD
Diperkeras
Ya
Ada
Tokoh adat
Diperkeras
Ya
Ada
Perancang/tuha
adat
Tanah
Tidak
Ada
Tuha adat
Diperkeras
Tidak
Diperkeras
Ya
Diperkeras
Ya
Ada
Ada
Ada
Laka
Tuha peut/tuha
lapan
Tuha
peut/penasehat
Ada
Sesepuh desa
Ada
Penasehat desa
Penyelenggara
adat istiadat
Tokoh
masyarakat
-
Ada
Tuha peut
Ada
Ada
Diperkeras
Tidak
Diperkeras
Tidak
Diperkeras
Ya
Tanah
Tidak
Tanah
Tidak
Air
Tanah
Tidak
Air
Tanah
Tidak
L - 119
Simeulue
Lembaga
PT.
Islam,
Kristen
Simeulue
Barat
Simeulue
Barat
Simeulue
Barat
Simeulue
Barat
Simeulue
Barat
Simeulue
Barat
Simeulue
Barat
Simeulue
Barat
Simeulue
Barat
Lembaga Kemasyarakatan
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Lanjutan(Kab. Simeulue)
I. Pengenalan Lokasi
No.
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Jarak
(Km)
12
14
1
2
Simeulue
Simeulue
Teupah Selatan
Teupah Selatan
Lataling
Pulau Bengkalak
Simeulue
Simeulue Timur
Pulau Siumat
20
Simeulue
Teupah Barat
Pulau Teupah
15
Simeulue
Teluk Dalam
Lugu Sekbahak
6
7
Simeulue
Simeulue
Teluk Dalam
Teluk Dalam
Gunung Putih
Babussalam
6
11
Simeulue
Teluk Dalam
Muara Aman
10
Simeulue
Simeulue Barat
Sanggiran
12
3
Ke Kota Kecamatan
Waktu
Jenis Agkutan
(menit)
Umum
30
60
Perahu
120
bermotor/kapal
motor
Perahu layar dan
60
sampan
Kendaraan
15
bermotor roda 4
30
30
Kendaraan
90
bermotor roda 4
60
30
Perahu
bermotor/kapal
motor
Perahu tidak
bermotor
Perahu
bermotor/kapal
motor
Jarak
(Km)
15
7
20
120
37
90
64
210
80
128
300
180
75
180
90
240
98
210
120
1440
92
121
120
180
240
420
100
300
Simeulue Barat
Amabaan
11
Simeulue
Simeulue Barat
Miteum
15
12
13
14
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Sembilan
Layabaung
Lhok Makmur
18
18
20
40
90
30
15
Simeulue
Simeulue Barat
Ujung Harapan
30
16
Simeulue
Simeulue Barat
Lhok Bikhao
15
90
240
17
18
Simeulue
Simeulue
Simeulue Barat
Alafan
Sinar Bahagia
Lhok Dalam
10
30
100
300
19
Simeulue
Alafan
Lubuk Baik
13
10
80
1440
20
Simeulue
Alafan
Langi
15
100
1440
21
Simeulue
Alafan
Serafon
132
300
152
720
140
1440
140
150
600
540
22
Simeulue
Alafan
Lhok Pauh
30
23
Simeulue
Alafan
Lamerem
17
45
24
Simeulue
Simeulue
Alafan
Alafan
Lewak
Lewak
30
40
120
120
Perahu
bermotor/kapal
motor
Perahu
bermotor/kapal
motor
-
Ada
-
Tidak
Tidak
Pos
Terdekat
(Km)
1
7
Pos
Keliling
Siaran
Televisi
Tidak
Tidak
Dapat
Dapat
Tidak
20
Tidak
Dapat
Tidak
Dapat
Tidak
Tidak
64
tidak
Dapat
Tidak
-
Tidak
Tidak
80
128
tidak
tidak
Dapat
Dapat
Tidak
75
tidak
Dapat
Dapat
Dapat
Tidak
Ada
-
92
-
Tidak
-
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
Perahu
bermotor/kapal
motor
Perahu
bermotor/kapal
motor
Perahu
bermotor/kapal
motor
Perahu
bermotor/kapal
motor
Tidak
Tidak
80
Tidak
Dapat
Dapat
Tidak
Tidak
132
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
L - 120
Simeulue
Ketersediaan
PT.
10
Komunikasi
Kantor
Pos
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Lanjutan(Kab. Simeulue)
I. Pengenalan Lokasi
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Kabupaten
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Kecamatan
Teupah Selatan
Teupah Selatan
Simeulue Timur
Teupah Barat
Teluk Dalam
Teluk Dalam
Teluk Dalam
Teluk Dalam
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Desa
Lataling
Pulau Bengkalak
Pulau Siumat
Pulau Teupah
Lugu Sekbahak
Gunung Putih
Babussalam
Muara Aman
Sanggiran
Amabaan
Miteum
Sembilan
Layabaung
Lhok Makmur
Ujung Harapan
Lhok Bikhao
Sinar Bahagia
Lhok Dalam
Lubuk Baik
Langi
Serafon
Lhok Pauh
Lamerem
Lewak
Luas
Total
Desa
(Ha)
9001
1430
975
4800
900
640
450
2400
825
3650
4890
810
5250
1500
3100
1500
1200
1500
2400
2200
3000
3000
1400
2700
Teknis
8
-
Sawah Beririgasi
Non
Tadah
Teknis
Hujan
125
18
19
220
680
80
27
600
10
150
450
5000
49
590
20
16
40
300
200
76
90
50
150
-
Tambak
Kebun
H.Rakyat
H.Lindung
HTI
Kritis
Gambut
Terlantar
Kering
Peternakan
Non
Pertanian
5
487.5
10
200
200
412
10000
1
6
10
10
30
40
-
5
50
70
200
193
800
300
50
2500
15
500
40
100
366
20
100
100
500
100
30
300
200
20
100
300
110
2400
800
50
100
50
3500
10
50
60
2400
-
15
-
22
127
100
20
100
100
7.5
2
-
PT.
L - 121
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Lanjutan(Kab. Simeulue)
I. Pengenalan Lokasi
Perubahan Lahan
No.
Kabupaten
Kecamatan
Desa
1
2
Simeulue
Simeulue
Teupah Selatan
Teupah Selatan
Lataling
Pulau Bengkalak
Simeulue
Simeulue Timur
Pulau Siumat
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Simeulue
Teupah Barat
Teluk Dalam
Teluk Dalam
Teluk Dalam
Teluk Dalam
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Pulau Teupah
Lugu Sekbahak
Gunung Putih
Babussalam
Muara Aman
Sanggiran
Amabaan
Miteum
Sembilan
Layabaung
Lhok Makmur
Ujung Harapan
Lhok Bikhao
Sinar Bahagia
Lhok Dalam
Lubuk Baik
Langi
Serafon
Lhok Pauh
Lamerem
Lewak
Kios Pertanian
X. Ekonomi
Pasar
Pertokoan
Pengeluaran
Energi RataRata
(Rp/org/bln)
30,000
15,000
Ada/Tidak
Menjadi
Padi
Jagung
Kedeelai
Ubi
Kakao
Kelapa
KUD
Non KUD
Ada/Tidak
Tidak
1.8
2.5
Karet
Cengkeh
1,500
Ada
Ada
500,000
40,000
Ada
Ada
Tidak
-
Perkebunan
-
35
55.8
24
33.3
21
2
1
10.5
112.5
1
5
Cengkeh
(100)
-
1
-
1
1
2
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
-
64
80
128
3
80
-
Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
15
64
80
128
75
3
18
80
-
500,000
500,000
500,000
400,000
450,000
1,000,000
450,000
300,000
500,000
700,000
500,000
200,000
300,000
700,000
300,000
350,000
700,000
250,000
500,000
500,000
40,000
45,000
50,000
100,000
40,000
50,000
50,000
50,000
100,000
80,000
150,000
35,000
50,000
50,000
30,000
30,000
25,000
70,000
40,000
50,000
24
10.5
45
10
11.25
15
7.5
-
204
0.5
0.5
-
240
1
4
16
-
Ada/Tidak
Tidak
Tidak
Jarak
Terdekat
(Km)
14
7
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Jarak
Terdekat
(Km)
-
700,000
500,000
PT.
L - 122
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
LAMPIRAN D
POTENSI ENERGI DALAM SATUAN ASLI
D.1
No
Desa
Angin
m/dt
1
2
3
4
D.2
Air
Q
(m3/dt)
-
H
(m)
-
KABUPATEN BIREUEN
Kecamatan
Juli
Jeumpa
Desa
Pantee Peusangan
Cot Meugoe
Nabati
Produksi (L/th)
Sawit
Jagung
-
Potensi Energi
Biomassa
Produksi limbah (ton/th)
Padi
Kelapa
Pinang
0.56
1.5
-
Air
Q
(m3/dt)
37.41
0.81
H
(m)
1.1
12.2
L - 123
1
2
8.27
Potensi Energi
Biomassa
Produksi limbah (ton/th)
Padi
Kelapa
Pinang
3.36
1.50
2.94
2.52
0.75
6.30
30.00
-
PT.
No
Pulo Aceh
Lapeng
Rinon
Alue Raya
Meulingge
Nabati
Produksi (L/th)
Sawit
Jagung
15000
5000
-
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
D.3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Permata
Pintu Rime Gayo
Pintu Rime Gayo
Desa
Tembolon
Gunung Sayang
Wih Resap
Rusip
Uning
Gerpa
Payung
Goneng
Pasir Putih
Wih Ni Durin
Kerlang
Blang Panu
Kute Lah Lane
Tempen Baru
Geruti Jaya
Rata Mulie
Pantan Kuli
Simpang Renggali
Perumpakan Benjadi
Hakim Peteri Pintu
Uwer Tingkem
Simpur
Timur Jaya
Uning Mas
Pantan Sinaku
Air
Q
(m3/dt)
0.21
2.07
1.32
H
(m)
7
2.35
1.2
0.84
18.93
1.5
33
1.4
0.28
0.56
-
0.45
-
2.42
2.42
2.07
1.32
0.25
1.32
0.39
1.37
2.07
1.25
1.25
2.35
1.2
8
1.2
1.25
2.35
2.25
23
20
16
48
23
60
5
8
3
L - 124
Kecamatan
Potensi Energi
Biomassa
Produksi limbah (ton/th)
Padi
Kelapa
Pinang
0.3
-
PT.
No
Nabati
Produksi (L/th)
Sawit
Jagung
-
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
D.4
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
D.5
No
Kecamatan
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Pegasing
Pegasing
Pegasing
Linge
Jagong Jeget
Atu Lintang
Desa
Pantan Penyo
Bergang
Karang Ampar
Pantan Reduk
Bintang Pepara
Panangan Mata
Arul Badak
Berawang Baro
Gewat
Merah Said
Kepala Akal
Nabati
Produksi (L/th)
Sawit
Jagung
-
Potensi Energi
Biomassa
Produksi limbah (ton/th)
Padi
Kelapa
Pinang
2.8
-
Air
Q
H
(m3/dt)
(m)
0.4
15
4.65
3
0.63
2
0.63
2
0.47
7
0.47
5
21.89
15
1.58
1.25
21.89
15
21.89
15
Seulemak
Rampah
Mesir
Bunin
Sri Mulya
Seneubok Bayu
Alue Ie Itam
Nabati
Produksi (L/th)
Sawit Jagung
8600
7740
20000
688000
4688
Padi
5.60
22.40
11.20
42.00
0.00
0.00
7.00
Air
Pinang
75.00
75.00
18.00
51.00
0.90
-
Q
(m3/dt)
0.11
5.60
0.75
-
H
(m)
20.00
5.00
10.00
-
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Indra Makmu
Indra Makmu
Desa
Potensi Energi
Biomassa
Produksi limbah (ton/th)
Jagung Sawit Kelapa
17.50
5.12
15.75
1.20
1400.00
0.40
PT.
L - 125
1
2
3
4
5
6
7
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
D.6
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Desa
UPT Aih Selah
Uning Sepakat
Tingkem
Gajah
Uring
Pasir Putih
Pepelah
Lesten
Persada Tongra
Kute Reje
Rime Jaya
Pantan Lues
Malelang Jaya
Ramung Musara
Kute Lengat Sepakat
Pungke Jaya
Singah Mulo
Meloak Sepakat
Meloak Aih Ilang
Nabati
Produksi (L/th)
Sawit
Jagung
-
125000
-
Potensi Energi
Biomassa
Air
Jarak dengan jaringan PLN terdekat (kM)
Produksi limbah (ton/th)
Q
H
(m3/dt)
(m)
Padi
Jagung
Lainnya
4.20
0.432
61
1.00
56.00
1.00
1.660
18
1.70
7.34
1.450
15
3.00
16.80
0.168
11
20
0.50
3.200
8
22
0.14
1.50
0.765
10
7
16.00
1.610
4
11
Tidak dikunjungi karena tdk dapat diakses dengan kendaraan jenis apapun
0.67
1.00
2.937
5
9
14.00
0.25
2.5
5.50
4.2
0.56
0.0306
7
4.2
5.00
2.51
3
31
32.00
2.50
0.0590
20
25
7.50
3.0240
18
30
8.50
0.0540
13
36
6.50
1.3190
7
30
8.00
1.3440
3
40
9.00
1.5500
4
52
PT.
L - 126
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
D.7
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Desa
Bunbun Alas
Bunbun Indah
Ukhat Peseluk
Akhih Mejile
Sade Ate
Tunas Mude
Gayo Sendah
Gunung Pak-pak
Suka Damai
Naga Timbul
Kute Kompas
Laut Tawar
Sepakat
Punce Nali
Harapan
Metuah Kerine
Nabati
Produksi (L/th)
Sawit
Jagung
1093750
328125
468750
500000
203125
1250000
234375
575000
46875
625000
937500
468750
187500
437500
Potensi Energi
Biomassa
Produksi limbah (ton/th)
Padi
Jagung
Lainnya
25.0
105.0
280.0
12.5
84.0
5.0
120.0
4.5
128.0
11.5
52.0
7.0
320.0
8.5
60.0
7.5
147.2
9.0
12.0
15.0
160.0
5.5
240.0
9.0
120.0
4.5
48.0
6.0
112.0
8.5
Air
Q
(m3/dt)
0.172
0.247
-
H
(m)
4
3
-
PT.
L - 127
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
D.8
No.
Kecamatan
Mareu
Mata Ie
Babah Nipah
Pulo Raya
Krueng Ayon
Padang
Gunong Meunasah
Paya Laot
Sapek
Pante Kuyun
Gle Seubak
Gampong Baroh
Gle Putoh
Lhok Guci
Tuwi Priya
Bintah
Ceurace
Alue Punti
Alue Jang
Sarah Raya
Kubu
Alue Meuraksa
Pasi Timon
Pasi Geulima
Padi
2.8
0.28
1050
28
79.8
42
67.2
46.2
50.4
42
105
96.6
67.2
91.35
58.8
Air
Q
(m3/dt)
2
32
20
40
20
-
H
(m)
0.35
0.35
0.12
1.85
0.125
-
L - 128
Jaya
Sampoiniet
Sampoiniet
Sampoiniet
Sampoiniet
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Panga
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Desa
Potensi Energi
Biomassa
Produksi limbah (ton/th)
Jagung
Sawit
Pinang
0.8
0.2
3.5
0.075
0.2
0
12
35
0
-
PT.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
D.9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Woyla Timur
Woyla Timur
Woyla Timur
Woyla Timur
Woyla Timur
Woyla Timur
Woyla Timur
Woyla Timur
Arongan Lambalek
Pante Ceureumen
Pante Ceureumen
Pante Ceureumen
Panton Rheu
Panton Rheu
Panton Rheu
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Desa
Rambong
Gampong Baroh WT
Pasi Ara WT
Kubu Capang
Paya Baro
Seuradeuk
Lubok Panyang
Teumikut Ranum
Karang Hampa
Canggai
Sikundo
Jambak
Ujong Raja
Paya Baro Meuko
Antong
Gleng
Leubok Beutong
Ramiti
Gaseu
Gunong Buloh
Pungki
Sipot
Lung Baro
Air
Q
(m3/dt)
40
17
-
H
(m)
0.4
0.25
-
L - 129
Kecamatan
PT.
No.
Potensi Energi
Biomassa
Produksi limbah (ton/th)
Padi
Jagung
Sawit
Pinang
55.23
25.2
4.2
294
315
420
31.92
136.5
42
-
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Seunagan Timur
Seunagan Timur
Beutong
Beutong
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Darul Makmur
Darul Makmur
Darul Makmur
Desa
Blang Sango
Tuwi Meulusong
Karian Blang Lemah
Bumi Sari
Gapa Garu
Alue Gajah
Alue Labu
Pasi Luah
Gunong Sapek
Babah Roet
Sarah Mantok
Alue Seupeng
Alue Siron
Ds.Persiapan Kuta Blang
Padang Sali Ujong Lamie
Kuala Seumayam
Potensi Energi
Biomassa
Produksi limbah (ton/th)
Padi
Jagung
Sawit
Pinang
0.504
0.504
1.26
672
7.2
12.6
21
-
Air
Q
(m3/dt)
5
25
-
H
(m)
0.65
0.35
-
PT.
L - 130
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kecamatan
Kluet Tengah
Kluet Tengah
Kluet Tengah
Kluet Timur
Trumon
Trumon
Trumon
Desa
Si Urai-Urai
Kota Indarung
Alue Keujreun
Pucuk Lembang
Kuta Padang
Raket
Gampong Tengah
Padi
8.12
2.80
8.40
84.00
0.84
0.84
1.68
Potensi Energi
Biomassa
Produksi limbah (ton/th)
Jagung
Sawit
Pinang
15.00
0.20
0.20
0.45
0.20
1.50
Air
Q
(m3/dt)
20.00
40.00
-
H
(m)
0.25
1.65
-
Panji
Bukit Alim
Longkip
Darussalam
Oboh
Tualang
Siperkas
Kuta Beringin
Dah
Darul Makmur
Pasir Belo
Air
Q
(m3/dt)
9.00
4.00
-
H
(m)
0.20
0.40
-
L - 131
Longkip
Longkip
Longkip
Longkip
Rundeng
Rundeng
Rundeng
Rundeng
Rundeng
Sultan Daulat
Sultan Daulat
Desa
PT.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kecamatan
Potensi Energi
Biomassa
Produksi limbah (ton/th)
Padi
Jagung
Sawit
Pinang
1.40
0.90
210.00
27.00
0.90
1.40
105.00
1.20
1.40
1.05
140.00
252.00
42.00
40.00
0.03
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kecamatan
Danau Paris
Danau Paris
Danau Paris
Kota Baharu
Kota Baharu
Kota Baharu
Gunung Meriah
Simpang Kanan
Pulau Banyak
Pulau Banyak
Desa
Danau Pinang
Situban Makmur
Sikoran
Muara Pea
Silakar Udang
Mukti Lincir
Tanjung Betik
Guha
Ujung Sialit
Suka Makmur
Padi
0.42
37.80
31.50
44.80
8.40
4.20
73.50
Potensi Energi
Biomassa
Produksi limbah (ton/th)
Jagung
Sawit
Pinang
262.50
-
Air
Q
(m3/dt)
25.00
-
H
(m)
0.45
-
Buket Pidie
Kebun Pirak
Seneubok Aceh
Matang Raya Blang Sialet
Cot kepok
Lubok Kliet
Desa Bukit Makarti
Meunasah Baree Blang
17200
34400
2408
68800
Air
Pinang
6
30
82
15
13
Q
(m3/dt)
H
(m)
L - 132
Paya Bakong
Paya Bakong
Paya Bakong
Baktiya Barat
Baktiya Barat
Gereudong Pasee
Tanah Luas
Meurah Mulia
Desa
PT.
1
2
3
4
5
6
7
8
Kecamatan
Potensi Energi
Biomassa
Produksi limbah (ton/th)
Padi
Jagung
Sawit
Kelapa
6
35
78125
20
70
30
5
3
56
15
56
140
Tidak ada data produksi pertanian
Nabati
Produksi (L/th)
Sawit
Jagung
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kecamatan
Desa
Angin
m/dt
Lataling
Pulau Bngkalak
Pulau Siumat
Pulau Teupah
Lugu Sekbahak
Gunung Putih
Babussalam
Muara Aman
Sanggiran
Amabaan
Miteum
Sembilan
Layabaung
Lhok Makmur
Ujung Harapan
Lhok Bikhao
Sinar Bahagia
Lhok Dalam
Lubuk Baik
Langi
Serafon
Lhok Pauh
Lamerem
Lewak
7.00
H
(m)
15.00
5.00
10.00
4.00
-
L - 133
Teupah Selatan
Teupah Selatan
Simeulue Timur
Teupah Barat
Teluk Dalam
Teluk Dalam
Teluk Dalam
Teluk Dalam
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Air
Q
(m3/dt)
0.11
0.15
0.18
0.28
-
PT.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Potensi Energi
Biomassa
Produksi limbah (ton/th)
Padi
Kelapa
Pinang
63.00
25.90
61.20
72.00
3.00
45.36
44.80
15.12
30.74
75.60
0.30
25.20
25.20
24.70
31.50
10.08
1.40
1.20
6.72
2.94
12.60
2.80
3.36
4.20
2.10
4.80
21.00
-
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
LAMPIRAN E
POTENSI ENERGI DALAM SATUAN DAYA
E.1
No
1
2
3
4
E.2
Kecamatan
Pulo Aceh
Desa
Lapeng
Rinon
Alue Raya
Meulingge
Angin
Nabati
10.000
20.000
20.000
25.000
Biomassa
Jarak Ke Jaringan
Listrik Terdekat
Air
172
40
85
330
1,5
6,7
8,1
10,2
kelebihan/kekeurangan
(Watt)
2.000
400
6.400
3.000
Kecamatan
Pantee Peusangan
Cot Meugoe
Nabati
Biomassa
Air
Jarak Ke
Jaringan Listrik
Terdekat
16
411.510
98.820
2
3
Kebutuhan Listrik
Jumlah
KK
47
85
daya
( Watt)
9.400
17.000
kelebihan/kekeurangan
(Watt)
402.110
81.820
L - 134
Juli
Jeumpa
Desa
PT.
1
2
daya
( Watt)
8.000
19.600
13.600
22.000
KABUPATEN BIREUEN
Energi Potensi (Watt)
No
Kebutuhan Listrik
Jumlah
KK
40
98
68
110
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
E.3
No
Kecamatan
19
Syiah Utama
20
21
22
23
24
25
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Permata
Pintu Rime Gayo
Pintu Rime Gayo
Tembolon
Gunung Sayang
Wih Resap
Rusip
Uning
Gerpa
Payung
Goneng
Pasir Putih
Wih Ni Durin
Kerlang
Blang Panu
Kute Lah Lane
Tempen Baru
Geruti Jaya
Rata Mulie
Pantan Kuli
Simpang Renggali
Perumpakan
Benjadi
Hakim Peteri Pintu
Uwer Tingkem
Simpur
Timur Jaya
Uning Mas
Pantan Sinaku
Biomassa
Air
5,96
-
14421
47721
15539
16
45
33
Jumlah
KK
27
40
88
5,96
278555
33
325
65.000
213.555
29675
29675
23
20
50
57
10.000
11.400
19.675
18.275
47721
16
60
12.000
35.721
15539
19620
15539
4782
31583
45690
48
23
60
5
8
3
38
29
41
66
87
82
7.600
5.800
8.200
13.200
17.400
16.400
7.939
13.820
7.339
(8.418)
14.183
29.290
L - 135
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Syiah Utama
Nabati
Kebutuhan Listrik
daya
kelebihan/kekeurangan
( Watt)
(Watt)
5.400
9.021
8.000
39.721
17.600
(2.061)
Jarak Ke
Jaringan Listrik
Terdekat
PT.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Desa
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
E.4
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Ketol
Pegasing
Pegasing
Pegasing
Linge
Jagong Jeget
Atu Lintang
E.5
Desa
Nabati
Biomassa
Air
58.860
Pantan Penyo
Bergang
Karang Ampar
Pantan Reduk
Bintang Pepara
Panangan Mata
Arul Badak
Berawang Baro
Gewat
Merah Said
Kepala Akal
20
19.375
Jumlah
KK
54
71
141
171
77
73
135
99
32
79
60
Kebutuhan Listrik
daya
kelebihan/kekeurangan
( Watt)
(Watt)
10.800
48.060
14.200
(14.200)
28.200
108.650
34.200
(21.839)
15.400
(3.039)
14.600
17.675
27.000
(3.947)
19.800
(19.800)
6.400
12.975
15.800
(15.800)
12.000
(12.000)
Seulemak
Rampah
Mesir
Bunin
Sri Mulya
Seneubok Bayu
Alue Ie Itam
Nabati
Biomassa
Air
22.000
280.000
75.000
13.740
14.080
1.099.810
562
681
205
653
122
141
9.803
Kebutuhan Listrik
Jumlah
KK
daya
( Watt)
kelebihan/kekeurangan
(Watt)
53
113
75
100
40
194
1200
10.600
22.600
15.000
20.000
8.000
38.800
240.000
11.400
257.400
60.000
(19.347)
(7.878)
(38.659)
859.810
L - 136
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Serba Jadi
Indra Makmu
Indra Makmu
Desa
Jarak Ke
Jaringan
Listrik
Terdekat
PT.
1
2
3
4
5
6
7
12
5
15
3,5
10
40
6
5
6
3
3
136.850
12.361
12.361
32.275
23.054
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
E.6
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Jumlah KK
263.520
58
11.600
251.920
Uning Sepakat
298.800
1,7
97
19.400
279.400
Tingkem
217.500
55
11.000
206.500
Gajah
Uring
Pasir Putih
Pepelah
Lesten
Persada Tongra
Kute Reje
Rime Jaya
Pantan Lues
Malelang Jaya
18.480
256.000
150.000
64.400
146.850
2.142
75.300
20
22
7
11
9
2,5
4,2
4,2
31
43
160
120
63
0
70
45
53
51
59
8.600
32.000
24.000
12.600
14.000
9.000
10.600
10.200
11.800
9.880
224.000
126.000
51.800
132.850
(9.000)
(10.600)
(8.058)
63.500
Ramung Musara
6.048.000
25
40
8.000
6.040.000
5.443.200
30
115
23.000
5.420.200
Pungke Jaya
7.020
36
87
17.400
(10.380)
Singah Mulo
923.300
30
923.300
Meloak Sepakat
403.200
40
403.200
640.000
52
108
21.600
618.400
Nabati
Biomassa
L - 137
19
Air
daya
( Watt)
Desa
PT.
18
Pantan
Cuaca
Dabun
Gelang
Blang
Jerango
Pining
Pining
Pining
Pining
Pining
Terangon
Terangon
Terangon
Terangon
Terangon
Putri
Betung
Putri
Betung
Putri
Betung
Putri
Betung
Putri
Betung
Putri
Betung
Kebutuhan Listrik
kelebihan/kekeurangan
(Watt)
Jarak Ke Jaringan
Listrik Terdekat
Kecamatan
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
E.7
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Leuser
Desa
Bunbun Alas
Bunbun Indah
Ukhat Peseluk
Akhih Mejile
Sade Ate
Tunas Mude
Gayo Sendah
Gunung Pak-pak
Suka Damai
Naga Timbul
Kute Kompas
Laut Tawar
Sepakat
Punce Nali
Harapan
Metuah Kerine
Nabati
Biomassa
Air
Jarak Ke Jaringan
Listrik Terdekat
93.310
27.990
39.990
42.660
17.330
106.640
20.000
49.050
4.000
53.320
79.980
39.990
16.000
37.320
269
1.130
1.493
461
631
745
328
1.644
372
811
220
835
1.261
631
297
635
6.880
7.410
-
21
18
42
0
64
38
80
25
85
76
4
4
80
83
36
60
Jumlah
KK
56
70
42
46
45
40
36
100
40
46
26
150
58
76
40
50
daya
( Watt)
11.200
14.000
8.400
9.200
9.000
8.000
7.200
20.000
8.000
9.200
5.200
30.000
11.600
15.200
8.000
10.000
Kebutuhan Listrik
kelebihan/kekeurangan
(Watt)
(10.931)
(12.870)
84.910
18.790
30.990
34.660
10.130
86.640
12.000
39.850
(1.200)
23.320
68.380
24.790
8.000
27.320
PT.
L - 138
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
E.8
No
Mareu
Mata Ie
Babah Nipah
Pulo Raya
Krueng Ayon
Padang
Gunong Meunasah
Paya Laot
Sapek
Pante Kuyun
Gle Seubak
Gampong Baroh
Gle Putoh
Lhok Guci
Tuwi Priya
Bintah
Alue Punti
Ceurace
Alue Jang
Sarah Raya
Kubu
Alue Meuraksa
Pasi Timon
Pasi Geulima
Nabati
Biomassa
Air
Jarak Ke Jaringan
Listrik Terdekat
93
56
1
454
517
219
676
855
954
447
656
149
566
298
477
328
358
298
745
686
477
636
417
3.500
56.000
12.000
370.000
21.000
-
12
5
6
2,7
25
5
7
9
11
12
14
17
8
15
16
18
18
19
21
23
21
25
8
6
Jumlah KK
16
74
70
86
53
75
72
51
110
174
32
85
36
100
147
115
96
50
173
148
38
87
137
112
Kebutuhan Listrik
daya
kelebihan/kekeurangan
( Watt)
(Watt)
3.200
300
14.800
(14.744)
14.000
(14.000)
17.200
(17.199)
10.600
(10.146)
15.000
(14.483)
14.400
(14.181)
10.200
(9.524)
22.000
(21.145)
34.800
(33.846)
6.400
(5.953)
17.000
39.000
7.200
4.800
20.000
(19.434)
29.400
(29.102)
23.000
(22.523)
19.200
(18.872)
10.000
(9.642)
34.600
(34.302)
29.600
340.400
7.600
(6.914)
17.400
3.600
27.400
(26.764)
22.400
(21.983)
L - 139
Jaya
Sampoiniet
Sampoiniet
Sampoiniet
Sampoiniet
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Setia Bakti
Panga
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Teunom
Desa
PT.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Kecamatan
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
E.9
No
Rambong
Gampong Baroh WT
Pasi Ara WT
Kubu Capang
Paya Baro
Seuradeuk
Lubok Panyang
Teumikut Ranum
Karang Hampa
Canggai
Sikundo
Jambak
Ujong Raja
Paya Baro Meuko
Antong
Gleng
Leubok Beutong
Ramiti
Gaseu
Gunong Buloh
Pungki
Sipot
Lung Baro
Nabati
Biomassa
139
20
139
69
129
209
159
99
388
50
238
258
179
159
30
99
106
417
745
417
229
954
298
Air
160.000
42.500
Jarak Ke
Jaringan Listrik
Terdekat
8
10
12
15
8
9
10
11
5
8
10
7
8
5
8
9
9,5
11
13
12
14
16
21
Jumlah
KK
52
28
69
31
85
69
37
49
80
74
50
86
100
39
29
147
45
30
65
25
93
36
35
daya
( Watt)
10.400
5.600
13.800
6.200
17.000
13.800
7.400
9.800
16.000
14.800
10.000
17.200
20.000
7.800
5.800
29.400
9.000
6.000
13.000
5.000
18.600
7.200
7.000
Kebutuhan Listrik
kelebihan/kekeurangan
(Watt)
(10.260,88)
(5.580,13)
(13.660,88)
(6.131,44)
(16.870,82)
(13.591,33)
(7.241,01)
(9.700,63)
(15.612,47)
(14.750,32)
(9.761,52)
(16.941,64)
(19.821,14)
(7.641,01)
(5.770,19)
130.600
(8.893,53)
36.500
(12.254,74)
(4.582,65)
(18.371,45)
(6.246,07)
(6.701,90)
L - 140
Woyla Timur
Woyla Timur
Woyla Timur
Woyla Timur
Woyla Timur
Woyla Timur
Woyla Timur
Woyla Timur
Arongan Lambalek
Pante Ceureumen
Pante Ceureumen
Pante Ceureumen
Panton Rheu
Panton Rheu
Panton Rheu
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Sungai Mas
Desa
PT.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Kecamatan
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Seunagan Timur
Seunagan Timur
Beutong
Beutong
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
Tadu Raya
14
Darul Makmur
15
Darul Makmur
16
Darul Makmur
Desa
Blang Sango
Tuwi Meulusong
Karian Blang Lemah
Bumi Sari
Gapa Garu
Alue Gajah
Alue Labu
Pasi Luah
Gunong Sapek
Babah Roet
Sarah Mantok
Alue Seupeng
Alue Siron
Ds.Persiapan
Kuta Blang
Padang Sali Ujong
Lamie
Kuala Seumayam
Nabati
Biomassa
1.789
50
715
13.364
179
179
328
149
40
99
70
298
129
Air
32.500
87.500
Jarak Ke
Jaringan Listrik
Terdekat
4
5
7
7
3,5
2
6
2
3,5
7
4,5
5,5
3
12
12
149
12
Jumlah
KK
30
44
78
138
72
33
44
46
37
64
32
79
60
daya
( Watt)
6.000
8.800
15.600
27.600
14.400
6.600
8.800
9.200
7.400
12.800
6.400
15.800
12.000
27
5.400
Kebutuhan Listrik
kelebihan/kekeurangan
(Watt)
(4.211)
23.700
71.900
(14.236)
(14.221)
(6.421)
(8.472)
(9.051)
(7.360)
(12.701)
(6.330)
(15.502)
(11.871)
(5.251)
PT.
L - 141
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kecamatan
Kluet
Tengah
Kluet
Tengah
Kluet
Tengah
Kluet Timur
Trumon
Trumon
Trumon
Desa
Nabati
Si Urai-Urai
Air
79
50.000
29
5.800
44.200
134
26.800
(26.611,20)
29
126
25.200
634.800
5
5
8
6
197
75
36
30
39.400
15.000
7.200
6.000
(39.277,12)
(14.930)
(7.130)
(5.930)
60
Alue Keujreun
Pucuk Lembang
Kuta Padang
Raket
Gampong Tengah
Biomassa
189
Kota Indarung
660.000
123
21
24
63
70
70
70
Kebutuhan Listrik
kelebihan/kekeurangan
(Watt)
Jarak Ke
Jaringan Listrik
Terdekat
Jumlah KK
daya
( Watt)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Longkip
Longkip
Longkip
Longkip
Rundeng
Rundeng
Rundeng
Rundeng
Rundeng
Sultan Daulat
Sultan Daulat
Desa
Panji
Bukit Alim
Longkip
Darussalam
Oboh
Tualang
Siperkas
Kuta Beringin
Dah
Darul Makmur
Pasir Belo
Nabati
Biomassa
197.890
13.330
21
2.054
6
24
189
5
497
5
1.905
195
Air
18.000
16.000
Jarak Ke Jaringan
Listrik Terdekat
5
4
5
3
5
8
5
3
5
4
0,3
Jumlah KK
112
60
85
70
76
60
40
225
56
40
daya
( Watt)
22.400
12.000
17.000
14.000
15.200
12.000
8.000
45.000
11.200
8.000
Kebutuhan Listrik
kelebihan/kekeurangan
(Watt)
(22.379)
6.000
(16.994)
(13.976)
(15.011)
(11.995)
(7.503)
(44.995)
4.800
5.330
Kecamatan
PT.
L - 142
No
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
Kecamatan
Desa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Danau Paris
Danau Paris
Danau Paris
Kota Baharu
Kota Baharu
Kota Baharu
Gunung Meriah
Simpang Kanan
Pulau Banyak
Pulau Banyak
Danau Pinang
Situban Makmur
Sikoran
Muara Pea
Silakar Udang
Mukti Lincir
Tanjung Betik
Guha
Ujung Sialit
Suka Makmur
Nabati
Biomassa
206.140
3
1.827
149
258
60
229
238
60
30
517
Kebutuhan Listrik
Air
112.500
Jumlah KK
daya
( Watt)
kelebihan/kekeurangan
(Watt)
5
5
3,5
4
2
7
1
15
44 mil laut
54 mil laut
86
672
89
88
50
103
36
24
202
55
17.200
134.400
17.800
17.600
10.000
20.600
7.200
4.800
40.400
11.000
(17.197)
71.740
(17.651)
(17.342)
(9.940)
(20.371)
(6.962)
107.700
(40.370)
(10.483)
Jumlah
KK
20
36
57
87
134
53
70
35
Kebutuhan Listrik
daya
kelebihan/kekeurangan
( Watt)
(Watt)
4.000
23.490
7.200
54.440
11.400
(7.550)
17.400
(16.796,13)
26.800
(26.178,94)
10.600
(10.495,60)
14.000
95.940
7.000
(7.000,00)
Buket Pidie
Kebun Pirak
Seneubok Aceh
Matang Raya Blang Sialet
Cot kepok
Lubok Kliet
Desa Bukit Makarti
Meunasah Baree Blang
Nabati
Biomassa
Air
27.490
61.640
3.850
328
1.039
630
604
621
104
1.065
-
4
3
5
6
5
7
20
2
109.940
L - 143
Paya Bakong
Paya Bakong
Paya Bakong
Baktiya Barat
Baktiya Barat
Gereudong Pasee
Tanah Luas
Meurah Mulia
Desa
PT.
1
2
3
4
5
6
7
8
Kecamatan
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Teupah Selatan
Teupah Selatan
Simeulue Timur
Teupah Barat
Teluk Dalam
Teluk Dalam
Teluk Dalam
Teluk Dalam
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Simeulue Barat
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Alafan
Desa
Lataling
Pulau Bngkalak
Pulau Siumat
Pulau Teupah
Lugu Sekbahak
Gunung Putih
Babussalam
Muara Aman
Sanggiran
Amabaan
Miteum
Sembilan
Layabaung
Lhok Makmur
Ujung Harapan
Lhok Bikhao
Sinar Bahagia
Lhok Dalam
Lubuk Baik
Langi
Serafon
Lhok Pauh
Lamerem
Lewak
Angin
(kW/m2)
0,08
Nabati
Biomassa
447
184
501
611
322
318
107
218
539
179
179
175
224
72
10
10
48
21
89
20
24
30
15
149
Air
16.500
7.500
18.000
11.200
Jarak Ke Jaringan
Listrik Terdekat
Jumlah KK
0,5
0,8
17
15
4
7
11
10
12
3
1
18
18
20
8
5
5
7
30
23
35
35
50
50
115
101
80
102
98
93
120
74
141
206
126
187
252
160
132
70
88
71
127
182
79
127
110
192
Kebutuhan Listrik
daya
kelebihan/kekeurangan
( Watt)
(Watt)
23.000
20.200
16.000
20.400
19.600
18.600
24.000
14.800
28.200
41.200
25.200
37.400
50.400
32.000
26.400
14.000
17.600
14.200
25.400
36.400
15.800
25.400
22.000
38.400
(22.553)
(3.700)
(15.499)
(19.789)
(19.278)
(18.282)
(23.893)
(7.300)
(27.661)
(41.021)
(25.021)
(19.400)
(50.176)
(31.928)
(26.390)
(13.990)
(17.552)
(14.179)
(14.200)
(36.380)
(15.776)
(25.370)
(21.985)
(38.251)
L - 144
Kecamatan
PT.
No